Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KANDUNGAN N-TOTAL PADA PUPUK KANDANG

KOTORAN WALET

A. Tujuan
Mengetahui konsentrasi N-total di dalam pupuk kandang kotoran wallet dengan metode
Kjeldhal.

B. Landasan Teori
Peternakan burung walet yang semakin berkembang di Indonesia. Bukan hanya di
daerah Jawa, namun sekarang sudah merabah ke pulau Lombok, salah satunya pada daerah
Lombok Timur. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan adanya dampak negatif yaitu
kotoran burung walet yang banyak dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sehingga
dibuang begitu. Kotoran burung walet mengandung C-Organik 50.46%, N/total 11.24%, dan
C/N Rasio 4.49 dengan pH 7.97%, Fosfor 1.59%, Kalium 2.17%, Kalsium 0.30%,
Magnesium 0.01% (Talino, 2013). Salah satu cara untuk meminimalisir limbah kotoran
burung walet yaitu mengolah kotoran burung walet menjadi pupuk organik karena kandungan
yang ada di dalam kotoran burung walet terdapat banyak bahan organik yang dapat
menambah nutrisi tanaman.
Diantara berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman nitrogen merupakan
salah satu diantara unsur hara makro tersebut yang sangat besar peranannya bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Nitrogen memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
pertumbuhan. Diantara tiga unsur yang biasa mengandung pupuk buatan yaitu kalium, fosfat,
dan nitrogen, rupanya nitrogen mempunyai efek paling menonjol. Sebagian besar nitrogen
dalam tanah didapatkan dalam bentuk organik. Secara relatif hanya sebagian kecil dari
nitrogen tanah terdapat dalam bentuk amonium dan nitrat yang merupakan bentuk nitrogen
yang tersedia bagi tanaman (Dewi, dkk. 2013).

Metode Kjeldahl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar nitrogen
dalam senyawa organik maupun senyawa anorganik. Metode Kjeldahl atau Kjeldahl digestion
dalam analisi kimia berarti sebuah metode yang dipakai dalam melihat nilai kuantitaif
determinasi dari nitrogen yang dikembangkan oleh Jhon Kjeldahl pada tahun 1883. Metode
ini terdiri dari tiga cara yaitu proses destruksi, destilasi dan titrasi. Dalam metode kjeldahl
nitrogen dalam diubah menjadi ammonium melalui proses digestion dengan asam sulfat pekat
yang berisi bahan-bahan lain yang membantu perubahan tersebut. Amonium yang terbentuk
didestilasi dengan menambahkan alkali dan NH3 yang terdestilasi ditangkap oleh asam dan
ditentukan jumlahnya melalui titrasi. Bahan-bahan yang membantu perubahan N menjadi
NH4+ adalah garam-garam biasanya K2SO4, NaSO4, atau H2SO4 yang bertujuan untuk
meningkatkan suhu. Selain itu beberapa katalisator seperti selenium, air raksa, paraffin cair
digunakan untuk merangsang dan mempercepat oksidasi bahan organik (Ginting, dkk. 2013).

C. Alat dan Bahan


1. Alat-alat yang dibutuhkan:
a. Erlenmeyer i. Gelas piala
b. Rangkaian alat kjeldahl j. Mesin destilasi
c. Labu kjeldahl k. Statif
d. Pilius l. Eksikator
e. Pipet tetes m. Mesin destruksi
f. Timbangan
g. Buret
h. Statif
2. Bahan-bahan yang dibutuhkan:
a. Sampel pupuk kandang e. Indikator metil merah
b. H2SO4 pekat f. Bromokresol green
c. Selenium g. Aquades
d. H3BO3 4% h. NaOH 30%

D. Langkah Kerja
1. DItimbang sampel pupuk kandang seberat 1 gram dan dituangkan kedalam labu kjeldahl
2. Ditambahkan 2 gram selenium dan 5 ml larutan H2SO4
3. Labu kjeldahl di destruksi ke dalam mesin destruksi selama 30 menit pada suhu 420°C
4. Setelah didestruksi labu kjeldahl didinginkan selama ± 20 menit
5. Ditambahkan 50 ml larutan akuades dan 15 ml larutan NaOH 30%
6. Labu kjeldahl didestilasikan ke dalam mesin destilasi selama 2 menit
7. Hasil dari mesin destilasi ditampung pada erlenmeyer
8. Ditambahkan 10 ml larutan H3BO3 4%, ditambah indikator campuran metil merah 4 tetes
dan green bromokresol 4 tetes
9. Elenmeyer di titrasi dengan larutan H2SO4 0,05 N sampai warna menjadi merah

Anda mungkin juga menyukai