Anda di halaman 1dari 6

Gambar 11.46.

Spektra elektronik dari trans-[Cr(en)2F2]+; frekuensi transisinya


terdapat di tabel 11.20. [Dimodifikasi dari Dubicki, L.; Hitchman, M. A.; Day, P.
Inorg. Chem. 1970,9, 188-290, digunakan dengan perijinan]

11.46 Pita kelima muncul sebagai pembawa bagian transfer muatan dan pita
keenam telah dihitung pada tabel 11.20.

Tabel 11.20 Data spektra untuk trans-[Cr(en)2F2]+ pada 4K

Distorsi tetragonal dari simetri oktahedral sering terjadi ketika semua enam
ligan dari sebuah kompleks sama jenisnya. Dua kelompok ligan tersebut yang
saling membentuk trans dengan ligan lain ditemukan saling berdekatan atau saling
berjauhan dari ion logam daripada keempat ligan lainnya. Distorsi jenis ini
sebenarnya disukai dalam kondisi tertentu seperti yang telah dijelaskan oleh teori
Jahn-Teller. Teori ini menyatakan bahwa untuk sebuah molekul tidak linear dalam
sebuah keadaan degeneralisasi elektronik, distorsi dapat terjadi pada simetri lebih
rendah, menghilangkan degenerasi, dan energi lebih rendah. Kita dapat menentukan
senyawa kompleks bentuk oktahedral yang akan menjadi subjek dalam distorsi
Jahn-Teller berdasarkan degerasi keadaan dasar. Diagram Tanabe-Sugano dalam
lampiran G mengungkapkan bahwa konfigurasi yang hanya mempunyai keadaan
dasar nondegeneralisasi adalah d3(4A2g), spin tinggi d5(6A1g), spin rendah d6(1A1g),
dan d8(3A1g). Oleh sebab itu, distorsi Jahn-Teller spontan diprediksi untuk semua
konfigurasi : d1, d2, d4, spin rendah d5, spin tinggi d6, d7, dan d9 lainnya (Tabel
11.21).

Tabel 11.21 Prediksi konfigurasi distorsi Jahn-Teller pada kompleks ML4

Dasar pengetahuan dari sifat asli pengaruh Jahn-Teller dapat diperoleh


dengan melihat kembali ke gambar orbital. Berdasarkan gambar 11.47a yang mana
dua ligan pada sumbu z dari sebuah kompleks ML6 berpindah jauh dari logam pusat.
Gambar 11.47 Pilihan energi
orbital oktahedral (pusat)
dibawah distorsi tetragonal: a)
ligan luar z; b) ligan dalam z.
Gambar tidak dengan skala:
Δn ≫ 𝛿1 > 𝛿2 .

Dalam kenyataannya, ligan-ligan tersebut mengurangi interaksinya dengan orbital


d pada logam yang mempunya komponen a z, termasuk dz2, dxz, dan dyz. Sebagai
hasilnya, orbital-orbital tersebut stabil. Akibat adanya hukum “pusat gravitasi”,
orbital tanpa komponen a z, dx2-y2 dan dxy, akan dinaikkan perhitungan beberapa
korespondingnya. Tidak mungkin dapat memprediksi pergerakan dari spliting
karena distorsi yang luas tidak dapat diprediksi. Walaupun demikian, kita dapat
menyebutkan bahwa spliting pada orbital 𝜎 antibonding e*g (𝛿1 ) yang kuat akan
menjadi lebih besar secara signifikan dari pada orbital t2g (𝛿2 ) karena semakin lama
orbital nonbonding atau orbital yang termasuk dalam orbital 𝜋 lemah berinteraksi
dengan ligan. Kedua orbital 𝛿1 dan 𝛿2 juga akan menjadi relatif kecil dengan
mematuhi Δ0, jadi kita membenarkan dalam menganggap distorsi sebagai
penganggu dari sebuah geometri oktahedral.

Teori Jahn-Teller tidak memprediksi tipe distorsi mana yang akan terjadi
sekali lagi dari pada pusat simetri yang akan tersisa. Ligan z dapat berpindah keluar
seperti pada contoh yang didiskusikan di atas atau dapat berpindah ke dalam. Untuk
distorsi “orbital z dalam”, bentuk spliting serupa dengan pengamatan pada “orbital
z luar”, tetapi tingkat energi transmisi dari kedua orbital eg dan t2g dibalikkan (lihat
gambar 11.47b).

Berdasarkan sebuah kompleks menyatakan bahwa subjek distorsi dari Jahn-


Teller, [TiCl6]-3. Ion Ti3+ adalah sebuah orbital jenis dt dan bentuk 2D, yang mana
meningkat dari kondisi tersebut dalam sebuah bidang oktahedral, dibagi dalam pola
2
T2g dan 2Eg. Bentuk 2T2g adalah dalam keadaan dasar dan karena hal tersebut
dengan tiga kali pengulangan [TiCl6]-3 menunjukkan tekanan tipis dari ligan sumbu
pada suhu rendah, tetapi hal ini seharusnya dipikirkan sebagai gaya masukan dari
pada akibat teori Jahn-Teller. Bukti untuk distorsi Jahn-Teller dilihat, sebagaimana
dalam spektra elektronik pada senyawa kompleks. ada dua macam absorpsi
tertinggi dipisahkan oleh sekitar 1400/cm, salah satu hasil dari eksitasi sebuah
elektron pada keadaan dasar (2B2g) ke eksitasi keadaan 2B1g dan yang lain ke
keadaan 2Atg. Keadaan ini didukung oleh hasil EPR, yang mana berisi dengan
sebuah kompresi tetragonal. Untuk beberapa kompleks dt, spliting Jahn-Teller tidak
cukup pergerakan untuk menghasilkan pita pemisahan dengan baik dalam spektra
elektronik. Sebuah kasus pada senyawa [Ti(H2O)6]+3, yang mana dua absorpsi
terjadi sebagai satu luas dan tinggi dengan membutuhkan energi rendah (Gambar
11.48).
Gambar 11.48 spektra elektronik dari Rb2Na[TiCl6] (I), Cs2K[TiCl6] (II), dan
Rb3[TiCl6] (III)

Sebagaimana kita lihat pada tabel 11.21 semua kompleks dari ML6 yang
mudah terpengaruh oleh distorsi Jahn-Teller mempunyai konfigurasi oktahedral
yang termasuk penempatan elektron asimetri dari orbital e*g atau t2g. Umumnya
dikatakan, pembentukan berperan didasarkan dari lebih nyatanya distorsi dari pada
yang lain. Hal ini dapat terjadi karena tingkat orbital e*g lebih banyak melibatkan 𝜎
bonding dari pada t2g. Oleh karena itu, kompleks dengan konfigurasi eg*t atau eg*3
(dari spin tinggi d4 dan d6, spin rendah d7, atau d9) sering ditunjukkan substansi
distorsi. Hal tersebut tidak umum untuk senyawa kompleks untuk mempunyai
panjang ikatan berbeda (dua lebih panjang dan empat lebih pendek atau sebaliknya)
bahwa dapat diketahui bentuk kristalnya pada suhu ruang. Akibatnya beberapa
bukti lebih kuat untuk akibat dari Jahn-Teller dalam senyawa logam transisi didapat
dari materi struktur padatan berisi d9 ion Cu2+. Distorsi oleh pemanjangan atau
pengurangan akan bertujuan untuk menstabilkan senyawa kompleks Cu(II).
Sebagaimana, penentuan percobaan menunjukkan bahwa distorsi umumnya
memanjang sepanjang sumbu z (Gambar 11.49) tabel 11.22 daftar beberapa pita
jarak ditemukan pada kristal berisi heksakoordinat ion Cu(II). Senyawa lainnya
mempunyai keduanya, pita lebih pendek atau lebih panjang. Hal ini menarik karena
pita “pendek” merupakan sebuah kosntanta radius dari ion Cu(II) dengan dekat.
Sedangkan pita “panjang” menunjukkan konstanta tidak tentu. kepercayaan bahwa
pita pendek merupakan batas rendah atau titik mulai dari beberapa derajat dari
distorsi dalam bentuk pita memanjang dapat terjadi.

Kita mempunyai sedikit data untuk mendukung distorsi dalam Jahn-Teller


dalam kompleks spin tinggi d4 atau spin rendah d7. Ion Kromium (II) dan Mangan
(III) yaitu d4, dan keduanya telah ditemukan sebagai distorsi dalam beberapa
senyawa kompleks (lihat tabel 11.22). Selanjutnya, penelitian lebih lanjut dari
koordinat enam senyawa Mangan (III) telah disajikan bahwa spektranya siap
diterpretasikan pada pola-pola dari pemanjangan sepanjang sumbu z. Konfigurasi
d7 pada spin rendah Cu2+ kurang lurus. Dengan ligan-ligan yang memiliki bidang
cukupkuat untuk membentuk gabungan, ionnya cenderung membentuk lima atau
empat lebih dari enam koordinat senyawa kompleks. Contohnya, prediksi kompleks
heksiano, [Co(CN)6]-4, tidak ditemukan, tapi sebaliknya prinsip jenis dalam larutan
sianat dari dugaan ion [Co(CN)6]-4. Enam koordinat kompleks Co2+ diamati untuk
ligan bis[salisilat]etilendiamin (H2salen) dan nitrat. Spektra untuk jenis ini sedikit
rumit, tetapi konsisten dengan sumbu pemanjangan struktur.

Gambar 11.49 diagram tingkat energi orbital untuk konfigurasi d9 dalam


oktahedral Oh dan tetragonal z luar bidang D4h.

Anda mungkin juga menyukai