Anda di halaman 1dari 61

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

KELAS XI PADA MATERI KOLOID DENGAN


MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE
Disusun sebagai syarat lulus mata kuliah Seminar Pra Skripsi

Oleh:
Nastiti Cahyaning
3315101420
Program Studi Pendidikan Kimia

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar pra skripsi yang
berjudul Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Kelas XI pada
Materi Koloid dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran PDEODE.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah seminar
pra skripsi.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis sampaikan kepada :
1. Ibu tersayang, Ibu Dra. Tritiyatma H., M.Si sebagai Dosen Pembimbing

I yang senantiasa membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah


ini.
2. Bapak Irwan Saputra, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang
senantiasa memberikan saran dan dukungan
3. Ibu Dr. Muktiningsih N., M.Si. sebagai Ketua Jurusan Kimia FMIPA
UNJ
4. Ibu Dra. Maria Paristiowati, M.Si. sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dan proses pembelajaran yang lebih baik.

ii

Jakarta, April 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................

iii

DAFTAR TABEL............................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................

A. Latar Belakang....................................................................

B. Identifikasi Masalah............................................................

C. Pembatasan Masalah.........................................................

D. Perumusan Masalah...........................................................

E. Tujuan Penelitian................................................................

F. Manfaat Penelitian..............................................................

BAB II KAJIAN TEORI...................................................................

A. Hakikat Pembelajaran.........................................................

B. Kemampuan Berpikir Kritis..................................................

10

C. Strategi Pembelajaran PDEODE.........................................

14

D. Karakteristik Materi Koloid...................................................

16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................

18

A. Tujuan Operasional Penelitian..............................................

18

B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................

18

C. Metode Penelitian..................................................................

18

D. Teknik Pengambilan Sampel.................................................

19

E. Teknik Pengambilan Data.....................................................

20

F. Instrumen Penelitian.............................................................

21

G. Teknik Pengumpulan Data....................................................

22

H. Teknik Analisis Data...............................................................

24

I. Desain Penelitian..................................................................

28

DAFTAR PUSTAKA........................................................................

29

iv

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis...........................

12

Tabel 3.1 Skala Pengukuran........................................................

26

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Analisis Karakteristik Materi Koloid..............................

31

Lampiran 2 Analisis Materi Pelajaran..............................................

32

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...............

35

Lampiran 4 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Siswa...............

42

Lampiran 5 Analisis Rubrik Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis


Siswa............................................................................

43

Lampiran 6 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis................

45

Lampiran 7 Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Kinerja Siswa........................

49

Lampiran 8 Rubrik Penilaian Kinerja Siswa....................................... 50

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus melaju
pesat di era globalisasi seperti sekarang ini. Kecanggihan alat
komunikasi juga semakin berkembang dalam kurun waktu singkat. Hal
ini memudahkan berbagai informasi datang dengan cepat dan mudah
dari berbagai sumber. Banyaknya informasi menuntut setiap individu
untuk bersikap bijak dalam menerima informasi tersebut. Berpikir kritis
atas informasi yang diterima menjadi salah satu faktor penting untuk
menghadapi tantangan di era globalisasi. Setiap orang diharapkan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atas kebenaran suatu informasi,
memilah, menanggapi dengan landasan ilmu serta sumber terpercaya,
hingga akhirnya memiliki kesimpulan dari informasi tersebut.
Pendidikan merupakan sebuah proses untuk mengembangkan
potensi individu dalam hal kecerdasan berpikir, emosional, dan
spiritual sehingga siap untuk bersaing di era globalisasi. Salah satu
kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam proses pendidikan
adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis menjadi
perhatian penting di dunia pendidikan modern. Setiap orang
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
dengan kemampuan ini. Berpikir kritis berarti berpikir yang benar

dalam pencarian pengetahuan yang relevan dan reliabel dengan


realita. Seseorang yang berpikir kritis mampu mengajukan pertanyaan
yang sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, bertindak secara
efisien dan kreatif berdasarkan informasi, mengemukakan argumen
yang logis berdasarkan pengetahuan dan informasi, dan memberikan
kesimpulan yang dapat dipercaya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu bidang ilmu
yang dalam proses penemuannya menggunakan metode ilmiah.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga bisa
membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar (Sumantoro,dkk, dalam Sitiatava 2013). Tujuan
dan hasil yang diharapkan dari pendidikan IPA tertera dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan pada kelompok mata
pelajaran

Ilmu

Pengetahuan

dan

Teknologi

adalah

untuk

mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta


didik.
Salah satu rumpun IPA adalah kimia. Kimia merupakan ilmu
yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan (induktif), pada perkembangannya selanjutnya kimia juga

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia


adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana,
dan mengapa gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,
struktur sifat, perubahan dinamika, dan energetika zat. Mata pelajaran
kimia SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika
yang melibatkan kemampuan dan penalaran. Dalam Standar Isi mata
pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik mampu
memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
dapat bekerja sama dengan orang lain. Salah satu tujuan dan fungsi
mata pelajaran kimia di SMA/MA yang tercantum di dalam Standar Isi
adalah untuk memupuk sikap ilmiah, yang mencakup bersikap kritis
terhadap pertanyaan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa ada
dukungan hasil observasi empiris, memahami konsep-konsep kimia
dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari dan teknologi.
Tujuan yang tertera di atas dapat terwujud dengan upayaupaya dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses pendidikan.
Salah satunya yang berada dalam lingkup kecil, ruang kelas, yaitu
guru.

Guru

berperan

penting

dalam

keberhasilan

proses

pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan dari


strategi pembelajaran yang digunakan. Namun, fenomena yang terjadi
saat ini adalah mayoritas guru di Indonesia menggunakan metode

ceramah dalam pembelajaran. Pelajaran kimia yang seharusnya


menarik dan menyenangkan karena dekat dengan kejadian dalam
kehidupan sehari-hari menjadi membosankan dan dianggap sulit. Hal
ini dikarenakan guru hanya menanamkan aspek ingatan dan
pemahaman. Sementara, kemampuan berpikir kritis siswa yang
diharapkan dapat berkembang tidak menjadi perhatian penting. Siswa
cenderung pasif di dalam kelas, menerima saja informasi yang
diterima, tidak tertarik untuk berdiskusi sehingga kemampuan berpikir
kritis

siswa

tidak

berkembang

dengan

baik

dalam

proses

pembelajaran kimia.
Permasalahan tersebut menuntut

guru untuk mencari

alternatif strategi pembelajaran yang tepat agar kemampuan berpikir


kritis siswa dapat berkembang. Salah satu metode yang dapat
dijadikan pilihan adalah strategi PDEODE (Predict-Discuss-ExplainObserve-Discuss-Explain).
pengembangan

dari

Strategi

strategi

POE

PDEODE

merupakan

(Predict-Observe-Explain).

PDEODE adalah sebuah strategi pembelajaran yang penting karena


di dalamnya terdapat sebuah atmosfer yang mendukung siswa untuk
berdiskusi dan perbedaan pendapat. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran PDEODE diharapkan dapat menjadi sarana untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Pada penelitian ini, materi yang dipilih oleh peneliti adalah
materi koloid. Berdasarkan analisis materi pelajaran, materi koloid,

pada umumnya, berada pada ranah C2 dan C3 yaitu memahami dan


menerapkan. Ranah tersebut belum bisa meningkatkan kemampuan
berpikir

kritis

siswa

secara

menyeluruh

untuk

mencari

dan

mengembangkan informasi yang berkaitan dengan koloid. Siswa


cenderung menghapalkan ciri, sifat, dan contoh koloid. Kondisi ini
tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang kurang memberikan
kesempatan pada siswa untuk menggali informasi dan menguasai
konsep lebih dalam mengenai koloid. Padahal, materi koloid bersifat
kontekstual sehingga siswa dapat mendiskusikan contoh dan
fenomena

koloid

di

dalam

kelas.

Oleh

karena

itu,

strategi

pembelajaran PDEODE dipilih sebagai strategi yang digunakan untuk


proses pembelajaran koloid sehingga siswa dapat mengaitkan antara
teori dengan fenomena yang ada di lingkungan sekitar serta
mendiskusikannya dengan teman sebaya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah-masalah yang
ada dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran kimia yang ada sudah melatih kemampuan
berpikir kritis siswa?
2. Bagaimana kondisi siswa saat pembelajaran kimia di kelas?
3. Bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan guru kimia
pada umumnya?

4. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran


kimia?

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas,
maka masalah pada penelitian ini dibatasi pada analisis kemampuan
berpikir kritis siswa SMA kelas XI pada materi koloid dengan
menggunakan strategi pembelajaran PDEODE.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah, dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah kemampuan
berpikir kritis siswa SMA kelas XI pada materi sistem koloid dengan
menggunakan strategi pembelajaran PDEODE?.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran sistem koloid
melalui strategi pembelajaran PDEODE dan secara tidak langsung
sebagai

bahan

refleksi

guru

untuk

mengembangkan

strategi

pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak terutama yang terlibat dalam bidang pendidikan.
1. Untuk guru, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi
kemampuan

berpikir

kritis

siswa

dan

alternatif

strategi

pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa.


2. Untuk siswa, penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pembelajaran yang
diberikan dan memotivasi siswa untuk memperbaiki cara belajar.
3. Untuk

sekolah,

hasil

penelitian

dapat

dijadikan

bahan

pertimbangan untuk memperbarui sarana dan prasarana sekolah


sebagai salah satu penunjang untuk meningkatkan kualitas belajar
siswa.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh individu. Sedangkan, pembelajaran
dapat dikatakan sebagai proses belajar mengajar yang berarti
dilakukan oleh lebih dari satu orang. Sebelum memahami hakikat
pembelajaran, maka perlu diperhatikan pengertian belajar yang
merupakan akar kata dari pembelajaran.
Menurut Idri (2009), belajar diartikan sebagai suatu proses
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dikenal di masyarakat,
atau nilai-nilai moral yang berkembang di lingkungan sekitar, atau
bentuk nilai-nilai kemampuan khusus yang diraih seseorang atau
sekelompok

orang dalam pencapaian tingkat

tertentu.

Dalam

Dictionary of Psychology, dikutip oleh Muhibbin Syah (dalam Idri,


2009), terdapat dua definisi belajar. Pertama, belajar adalah process
of acquiring knowledge. Menurut definisi ini, belajar adalah proses
memperoleh pengetahuan. Pengertian ini lebih menekankan pada
perolehan kognitif. Kedua, belajar adalah a relatively permanent
change in response potentially which occurs as a result of reinforced
practices. Menurut definisi ini, belajar adalah perubahan kemampuan
bereaksi yang realtif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tentang pengertian belajar, dapat


disimpulkan bahwa belajar terdiri dari dua kata penting yaitu
perubahan dan pengalaman. Perubahan yang terjadi karena hasil
pengalaman dalam hal pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilaisikap.
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu proses
belajar

adalah

perubahan

tingkah

laku,

maka

pembelajaran

merupakan suatu kegiatan yang melibatkan peran guru untuk


mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Knowles
(dalam Sitiatava, 2013) mengatakan bahwa pembelajaran adalah cara
pengorganisasian siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut
Corey (dalam Sitiatava, 2013), pembelajaran sebagai suatu proses
yang menunjukkan bahwa lingkungan seseorang sengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus. Oemar Hamalik (dalam Sitiatava, 2013)
mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun
dari unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi pembelajaran menurut para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bukan hanya
menyampaikan materi sesuai dengan target kurikulum tetapi juga
memperhatikan kondisi siswa, fasilitas, prosedur, dan berbagai
macam pendukung demi mencapai tujuan pembelajaran.

10

B. Kemampuan Berpikir Kritis


Salah

satu

mengembangkan

tujuan

pendidikan

kemampuan

nasional

adalah

pada

umumnya

berpikir

untuk
dan

mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada khususnya. Menurut


Ennis (dalam Nitko & Brookhart, 2011:232), cara berpikir reflektif yang
masuk

akal

atau

berdasarkan

nalar

yang

difokuskan

untuk

menentukan apa yang harus diyakini atau dilakukan. Definisi ini


dijabarkan dengan lima ciri berikut :
a. Berpikir masuk akal : menggunakan alasan yang baik
b. Berpikir

reflektif

bersemangat

untuk

mencari

dan

menggunakan alasan yang baik


c. Berpikir fokus : berpikir dengan tujuan tertentu
d. Menentukan
mengevaluasi

apa

yang

diyakini

pernyataan

(apa

atau
yang

dilakukan

diyakini)

dan

kognitif

dan

perbuatan (apa yang dilakukan)


e. Kemampuan

dan

sifat

kemampuan

kecenderungan untuk menggunakan kemampuan tersebut


Dalam artikel jurnal A Family Resemblance in Conceptions, M
Akshir mengutip, Facione (1984:259) memandang berpikir kritis
sebagai pengembangan dan evaluasi argumen. Sementara, Lipman
(1988:39)

berpendapat

bahwa

berpikir

kritis

adalah

terampil,

bertanggung jawab, berpikir yang mempermudah pengambilan

11

keputusan. Menurut Sapriya dan Winataputra (2004: 196), berpikir


kritis adalah suatu proses berpikir dengan mengemukakan penilaian
dengan menetapkan norma dan standar yang tetap. Wingkel dalam
buku Psikologi Pengajaran menyatakan bahwa kemampuan berpikir
kritis adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan merumuskan
suatu problem, yang mencakup menentukan intinya, menemukan
kesamaan dan perbedaan, menggali informasi serta data yang
relevan, kemampuan untuk mempertimbangkan dan menilai, yang
meliputi membedakan antara fakta dan pendapat, menemukan asumsi
atau pengandaian, memisahkan prasangka dan pengaruh sosial,
menimbang konsistensi dalam berpikir, dan menarik kesimpulan yang
dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data yang relevan serta
memperkirakan akibat yang dapat timbul. Seseorang dapat dikatakan
berpikir kritis dilihat dari beberapa indikator. Ennis (2007) membagi
indikator kemampuan berpikir kritis menjadi lima kelompok, yaitu : 1)
memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification); 2)
membangun kemampuan dasar (basic support); 3) menyimpulkan
(inferring); 4) membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification);
5) mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics).

12

Tabel 2.1
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
No
1

Kategori Berpikir Kritis

Strategi

Elementary Clarification

a. Memfokuskan

(memberikan penjelasan

pertanyaan

sederhana)
b. Menganalisis argumen
c. Bertanya dan menjawab
pertanyaan
2

Basic Support (membangun


kemampuan dasar)

a. Mempertimbangkan
kredibilitas suatu sumber
b. Mempertimbangkan hasil
observasi

Inferences (menyimpulkan)

a. Mendeduksi

dan

mempertimbangkan hasil
deduksi
b. Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
c. Membuat keputusan
4

Advanced Clarification
(penjelasan lebih lanjut)

a. Mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan

13

definisi
b. Mengidentifikasi asumsi
5

Strategies and Tactics (strategi

a. Menentukan tindakan

dan taktik)
b. Berinteraksi dengan
orang lain

M Akshir (2007) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis


sebenarnya merupakan suatu kemampuan yang dapat dipelajari dan
diajarkan,

baik

di

sekolah

maupun

melalui

belajar

mandiri.

Kemampuan berpikir kritis sebenarnya suatu kemampuan yang dapat


dipelajari dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan sebuah
proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental
seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis
dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper,
pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk
menggugah

berpikir

kritis

dan

ujian

yang

dirancang

untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis.


Berdasarkan karakteristik dari materi koloid, kemampuan
berpikir kritis yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah :
1. Memberikan penjelasan sederhana, meliputi:
a. Siswa fokus terhadap pertanyaan

14

b. Siswa mampu menganalisis argumen


c. Siswa mampu bertanya dan menjawab pertanyaan
2. Membangun keterampilan dasar, meliputi:
a. Siswa mampu menilai kredibilitas sumber
b. Siswa mampu mempertimbangkan laporan observasi
3. Menarik kesimpulan, meliputi:
a. Siswa mampu mendeduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi
b. Siswa mampu menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi
c. Siswa mampu membuat keputusan

C. Strategi Pembelajaran Predict-Discuss-Explain-Observe-DiscussExplain (PDEODE)


Berdasarkan artikel jurnal Learning Science through the
PDEODE Teaching Strategy: Helping Students Make Sense of
Everyday Situation, strategi PDEODE diusulkan oleh Savander
Ranne & Kolari dan pertama kali digunakan oleh Kolari et al. dalam
pendidikan teknik. Strategi yang tepat dalam pembelajaran sangat
penting agar tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal. Salah satu
strategi pembelajaran yang telah dikembangkan adalah strategi
pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-

15

Explain) yang merupakan modifikasi dari strategi pembelajaran POE


(Predict-Observe-Explain).
Menurut Costu, strategi pembelajaran PDEODE terdiri dari
enam tahap. Tahap pertama (P: Prediction), guru menjelaskan
fenomena sains yang berkaitan dengan koloid kepada siswa sehingga
siswa dapat memprediksikan hasil dari fenomena tersebut secara
individu dan memberikan alasan hasil prediksi tersebut. Tahap kedua
(D: Discuss), pada proses ini, siswa diharapkan dapat mendiskusikan
hasil pemikiran mereka dalam sebuah kelompok, menyampaikan
pendapat dan memikirkan solusinya bersama-sama. Tahap ketiga (E:
Explain), siswa dari setiap kelompok diminta untuk memberikan solusi
bersama tentang fenomena tersebut dan menyampaikan hasil diskusi
mereka ke kelompok lain melalui diskusi kelas. Setelah itu, siswa
bekerja dalam kelompok menampilkan percobaan dan mencatat hasil
pengamatan mereka secara individu. Pada tahap ini (O: Observe),
siswa mengamati perubahan dalam sebuah fenomena dan guru harus
membimbing mereka sehingga memiliki pengamatan yang relevan
dengan konsep yang diharapkan. Pada tahap kelima (D: Discuss),
siswa diminta untuk mencocokan prediksi mereka dengan fakta dari
hasil pengamatan yang diperoleh dari tahap sebelumnya. Di tahap ini
siswa

juga

diminta

untuk

menganalisis,

membandingkan,

mempertentangkan, dan mengkritisi pendapat teman di dalam


kelompok. Pada tahap terakhir (E: Explain), siswa mengemukakan

16

semua ketidaksesuaian antara pengamatan dengan prediksi. Dengan


melakukan ini, siswa memulai untuk menyelesaikan perbedaan yang
mungkin terjadi di antara mereka.

D. Karakteristik Materi Koloid


Koloid merupakan salah satu materi yang dipelajari oleh siswa
kelas XI di semester genap sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Sub pokok materi yang dipelajari adalah sistem
koloid, sifat koloid, dan pembuatan koloid. Pembahasan koloid
bertujuan agar siswa mengetahu komponen dan pengelompokkan
sistem koloid, sifat koloid, dan cara pembuatan koloid. Standar
kompetensi pada materi koloid adalah menjelaskan sistem dan sifat
koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan,
kompetensi dasar dari materi koloid adalah mengelompokkan sifatsifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan
membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di
sekitarnya.
Standar Kompetensi, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi
Dasar, dan indikator pembelajaran dianalisis karakteristik materinya
berdasarkan taksonomi Bloom berdasarkan dimensi pengetahuan dan
dimensi

kognitifnya.

Berdasarkan

analisis

pada

dimensi

pengetahuannya, materi koloid bersifat faktual, konseptual dan


prosedural, sedangkan berdasarkan dimensi kognitifnya, materi koloid

17

mencapai ranah C2, C3, C4, dan C6 ( memahami, menerapkan,


menganalisis, dan menciptakan). Analisis karakteristik materi koloid
berdasarkan taksonomi Bloom (revisi Anderson dan Krathwohl) secara
lebih lengkap terdapat dalam lampiran 1.
Pokok materi koloid sangat penting karena berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari yang dapat diamati secara langsung. Oleh
karena itu, proses pembelajaran dengan mengamati contoh dalam
kehidupan sehari-hari dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa.

18

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian


Penelitian ini bertujuan:
1. Mendapatkan informasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa
SMA kelas XI pada materi koloid melalui strategi pembelajaran
PDEODE.
2. Mendapatkan bahan refleksi guna memperbaiki cara mengajar guru
dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 36 Jakarta kelas XI
pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Tahapan Penelitian

Waktu

Perencanaan penelitian

Januari-Februari 2014

Pelaksanaan penelitian

Maret-Juni 2014

Pengolahan data

Mei-Juni 2014

Laporan penelitian

Juni 2014

C. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.
Menurut L.R. Gay (dalam Suprapto, 2013), penelitian deskriptif

19

merupakan penelitian terhadap status, sikap, pendapat kelompok


individu, perangkat kondisi dan prosedur, suatu sistem pemikiran atau
peristiwa dalam rangka membuat deskripsi atau gambaran secara
sistemik dan analitik yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu
masalah aktual pada masa kini.
Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh Nazir adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple
random sampling untuk menentukan sekolah dan kelas penelitian.
Prinsip pemilihan atau penentuan sampel secara random adalah
bahwa setiap individu atau unit tertentu mempunyai kesempatan atau
peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Suprapto,2013:65).
1. Populasi Target
Seluruh siswa SMAN 36 Jakarta semester genap tahun 2013/2014
yang mendapat pelajaran kimia.
2. Populasi Terjangkau
Seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 36 Jakarta semester genap
tahun 2013/2014.

20

3. Sampel
Sampel

diambil

secara

acak

dengan

menggunakan

teknik

pengambilan simple random sampling karena seluruh siswa kelas


XI IPA memiliki karakteristik yang sama. Kelas yang diambil
sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 SMAN 36
Jakarta.

E. Teknik Pengambilan Data


Pada penelitian ini penilaian yang dilakukan mengacu kepada
penilian berbasis kelas, sehingga penilaian yang dilakukan tidak
hanya pada hasil, tetapi juga proses pembelajaran. Oleh karena itu,
pengumpulan

data

pada

penelitian

ini

menggunakan

teknik

penugasan dan observasi.


1. Teknik Penugasan
Teknik penugasan dilakukan dengan memberikan tugas soal
kemampuan berpikir kritis pada siswa yang dikerjakan secara
individu. Selanjutnya pengambilan data dilakukan dengan menilai
jawaban soal yang diberikan oleh siswa dengan menggunakan
rubrik penilaian.
2. Teknik Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui aspek kinerja apa saja
yang dapat muncul atau berkembang pada siswa saat proses
pembelajaran

dengan

strategi

PDEODE.

Pengambilan

data

21

dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian kinerja saat


proses pembelajaran yang didasari oleh kriteria penilaian diskusi
kelompok.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan
data-data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Instrumen kemampuan berpikir kritis siswa sebagai penunjang
untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa secara tertulis,
berisi pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan kriteriakriteria

kemampuan

berpikir

kritis

yang

telah

ditetapkan

berdasarkan indikator berpikir kritis menurut Ennis, yaitu fokus


terhadap pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan
menjawab

pertanyaan,

mempertimbangkan

laporan

mempertimbangkan

hasil

menilai

kredibilitas

observasi,
deduksi,

sumber,

mendeduksi
menginduksi

dan
dan

mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat keputusan. Data


ini digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan
berpikir kritis siswa.

22

2. Lembar Observasi Kinerja Siswa


Instrumen ini sebagai penunjang untuk mengukur penilaian kinerja
siswa saat proses pembelajaran berdasarkan kriteria penilaian
proses diskusi kelompok.

G. Teknik Pengumpulan Data


Tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) pada standar isi mata pelajaran kimia kelas XI sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta
menganalisis materi pada buku teks atau paket untuk
menentukan

konsep

yang

pembelajarannya

dapat

menggunakan metode PDEODE dan pendekatan kemampuan


berpikir kritis siswa.
b. Membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
c. Menganalisis kemampuan berpikir kritis dan menentukan
kemampuan berpikir kritis yang akan dikembangkan.
d. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.
e. Meminta pendapat para ahli terhadap instrumen yang telah
dibuat
f. Melakukan revisi instrumen

23

g. Membuat

rencana

pembelajaran

untuk

digunakan

saat

perlakuan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Penelitian.
Tahap 1 :
a. Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Penyajian materi tanpa strategi pembelajaran PDEODE
1) Melakukan pembelajaran pada pokok bahasan koloid.
2) Menugaskan siswa untuk mengisi lembar diskusi secara
berkelompok. Pengerjaan tugas diberi batas waktu selama
satu jam pelajaran.
3) Menugaskan siswa untuk mengerjakan soal kemampuan
berpikir kritis.
4) Menilai hasil jawaban soal kemampuan berpikir kritis siswa
berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis.

Tahap 2 :
a. Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Penyajian materi dengan strategi pembelajaran PDEODE
1) Melakukan pembelajaran pada pokok bahasan koloid

24

2) Menugaskan siswa untuk mengisi lembar diskusi secara


berkelompok. Pengerjaan tugas diberi batas waktu selama
satu jam pelajaran.
3) Menugaskan siswa untuk mengerjakan soal kemampuan
berpikir kritis.
4) Menilai kinerja siswa pada proses pembelajaran PDEODE
dengan menggunakan rubrik kinerja siswa.
5) Menilai hasil jawaban soal kemampuan berpikir kritis siswa
berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis.

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kuantitatif terhadap hasil penilaian kemampuan berpikir kritis siswa
dalam jawaban soal dan saat proses pembelajaran. Analisis deskriptif
kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan

cara

mencari

jumlah

frekuensi

dan

mencari

jumlah

presentasenya (Suharsimi, 2007:262). Selanjutnya, data dianalisis


dan diverifikasi keabsahannya, diberi kode, diklasifikasi, diberi skor
dengan analisis deskriptif.
Instrumen yang terdiri dari instrumen kemampuan berpikir kritis
siswa dan lembar observasi kinerja siswa saat proses pembelajaran
diuji validitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan. Validitas

25

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan


alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Instrumen diuji validitasnya menggunakan validitas konstruk.
Validitas konstruk biasanya digunakan untuk mengukur variabelveriabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti
instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, motivasi
berprestasi, dan lain-lain. Validitas konstruk adalah validitas yang
mempermasalahkan seberapa jauh item tes dapat mengukur apa
yang

benar-benar dimaksudkan hendak diukur sesuai dengan

konstruk atau konsep khusus atau definisi konseptual yang telah


ditetapkan (Djaali dan Pudji, 2008).
Data yang diperoleh dari instrumen kemampuan berpikir kritis
dianalisis dengan cara:
1. Memberi tanda () pada rubrik penilaian sesuai dengan kriteria
yang ada pada setiap aspek indikator kemampuan berpikir kritis
siswa.
2. Menjumlahkan skor pada setiap kolom yang terdapat pada rubrik
penilaian tiap siswa dari tiap-tiap aspek indikator kemampuan
berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria,
sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

26

3. Perhitungan Skala Pengukuran


Tabel 3.1 Skala Pengukuran
Skala

Keterangan

Sangat baik

Baik

Kurang baik

Sangat kurang baik

Jumlah skor kriterium


(bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 40 = 160
Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan jumlah
responden 40. Sedangkan, bila setiap butir mendapat skor
terendah = 1 x 1 x 40 = 40. Dengan demikian, dapat dibuat
kategori sebagai berikut:
40

80
70

SKB

KB

120
100

Jika dibuat presentasenya menjadi:

SKB (Sangat kurang baik) :

KB (Kurang baik) : 43,76% - 62,50%

B (Baik)

: 62,51% - 81,25%

160
130

SB

27

SB (Sangat baik) : 81,26% - 100%

4. Kemudian dicari presentase masing-masing kriteria berdasarkan


rumus berikut:

Xi = jumlah skor siswa ke-i pada tiap indikator dengan i=1,2,3,...,


n
5. Menginterpretasi secara deskriptif dan persentase tiap-tiap
aspek indikator kemampuan berpikir kritis siswa yang muncul.
Data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis seperti
instrumen kemampuan berpikir kritis.

28

I. Desain Penelitian
Analisis
Kemampuan
Berpikir Kritis
Siswa

Analisis
Standar Isi
Mata Pelajaran
Kimia SMA

Analisis
SK dan KD

Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
Analisis Materi Pelajaran

Menyusun Instrumen

Instrumen
Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa

Lembar observasi
penilaian kinerja
Tahap Persiapan

Validasi instrumen

Revisi
Tidak valid

Valid

Proses Pembelajaran
tahap 1

Proses Pembelajaran
tahap 2
Pengolahan Data

Pembahasan

Kesimpulan

Tahap pelaksanaan

29

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Brookhart, Susan M dan Nitko, Anthony J. 2011. Educational Assessment
of Students. Boston: Pearson Education, Inc.
Costu, Bayram. 2008. Learning Science the PDEODE Teaching Strategy:
Helping Students Make Sense of Everyday Situations. Turki:
Eurasia Journal of Mathematics, Science, & Technology Education.
Costu, Bayram, A. Ayas, dan M. Niaz. 2011. Investigating the
Effectiveness of a POE-based Teaching Activity on Students
Understanding of Condensation. Turki: Springer.
Djaali dan Muljono P. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta : Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Ennis, H. R. 1991. Critical Thinking: A Streamlined Conception. Jurnal
Teaching Phylosophy, 14:1, March 1991.
Kadir, M Akshir Ab. 2007. Critical Thinking: A family resemblance in
conceptions Jurnal of Education and Human Development.
Volume 1 Issue 2.
Nazir,Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Patmawati, Herti. 2011. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada
Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan
Metode Praktikum. UIN Syarif Hidayatullah. tidak diterbitkan
Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis
Sains. Jogjakarta: Diva Press.
Sanjaway, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.
Shaffat,

Idri.2009.Optimized Learning
PustakaO Publishing.

Strategy.

Jakarta:

Prestasi

30

Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprapto. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: CAPS.
Wingkel.

2007.

Psikologi

Pengajaran.

Yogyakarta:

Media

Abadi.

31

ANALISIS KARAKTERISTIK MATERI KOLOID


Standar Kompetensi :

Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan yang tersedia.


2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator

1) Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan.
2) Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.
3) Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan
koagulasi).
4) Menjelaskan koloid liofil dan liofob.
5) Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi.
6) Menjelaskan proses pembuatan koloid.

PENGETAHUAN

DIMENSI

DIMENSI KOGNITIF
Mengingat

Memahami

Menerapkan

(C1)

(C2)

(C3)

Faktual
Konseptual
Prosedural
Metakognitif

Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan


(C4)

(C5)

(C6)

I5
I2, I3, I4

I1
I6

32

ANALISIS MATERI PELAJARAN


Materi Pelajaran

Koloid

Kelas / Semester

XI / 2

Tahun Pelajaran

2013 / 2014

Kurikulum Acuan

KTSP

Standar Kompetensi

Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan yang tersedia.


2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Alokasi Waktu

9 jam pelajaran
Klasifikasi / Tipe Materi

Indikator

Mengklasifikasikan

Materi Pokok

Fakta

Konsep

Prinsip

Metode/

Prosedur

Pendekatan/

Penilaian

Media
Diskusi

Lembar

suspensi kasar,

kelompok/ alat-

diskusi

larutan sejati, dan

alat demonstrasi

Sistem koloid

Sumber

LKS

Setiyana.
2009.

My

Dream

in

koloid berdasarkan

Chemistry

data hasil

Part

pengamatan.

Jakarta:

Four.

33

Mengelompokkan

Sistem koloid

jenis koloid

Diskusi

Lembar

kelompok/ video

diskusi

Tinta Emas
Publishing.

LKS

berdasarkan fase
terdispersi dan fase
pendispersi.

Purba,
Menjelaskan koloid

Koloid liofil dan

liofil dan liofob.

liofob

Mendeskripsikan

Sifat koloid

Lembar

diskusi

sifat-sifat koloid (efek

Diskusi

Lembar

kelompok/video

diskusi
LKS

Tyndall, gerak Brown,

Michael.
2012. Kimia
untuk
SMA/MA
Kelas

XI.

dialisis, elektroforesis,

Jakarta:

emulsi, dan

Erlangga.

koagulasi).
Mendeskripsikan

Peran koloid

peranan koloid di

dalam

industri kosmetik,

kehidupan

makanan, dan

Diskusi

Lembar

kelompok/internet

diskusi
LKS

34

farmasi.

Retnowati,

Menjelaskan proses

Pembuatan

pembuatan koloid

koloid

Diskusi

Lembar

kelompok/internet

diskusi
LKS

Priscilla.
2008.
SeribuPena
Kimia kelas
XI. Jakarta:
Erlangga.

35

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah

: SMA N 36 Jakarta

Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: XI/2

Materi Pembelajaran

: Koloid

Waktu

: 2 x 45 menit (2JP)

Pertemuan

:3

STANDAR KOMPETENSI
5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
KOMPETENSI DASAR
5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR
a. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis,
elektroforesis, emulsi, dan koagulasi).
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :
a. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis,
elektroforesis, emulsi, dan koagulasi) dengan jelas.
METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Metode : diskusi kelompok
Strategi : PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain)
SUMBER, BAHAN, DAN MEDIA PEMBELAJARAN
a. Sumber Pembelajaran:
1. Setiyana. 2009. My Dream in Chemistry Part Four. Bandung: Tinta
Emas Publishing
2. Purba, Michael. 2012. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.Alat Pembelajaran:

36

b. Alat Pembelajaran :
1. Spidol + papan tulis
2. Lembar diskusi

37

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN (SKENARIO PEMBELAJARAN)

No.

Tahap

Kegiatan Guru

PDEODE
Guru

mengucapkan

menyapa,

dan

Indikator Berpikir Kritis

Kegiatan Siswa

yang Dilatih

Waktu

salam, Siswa menjawab salam

memeriksa

kehadiran siswa
Predict

Kegiatan Pendahuluan :

Siswa

Guru menyampaikan materi

memperhatikan guru

menyimak

yang akan dipelajari dan tujuan

Siswa

pembelajaran.

mengingat pengalaman yang

Guru mengajukan pertanyaan

berpikir,

dan

siswa
10

pernah dilakukan

awal untuk mengecek

Siswa mengangkat tangan

pengetahuan awal siswa:

Salah satu siswa menjawab pertanyaan

Fokus

mengapa langit pada siang hari pertanyaaan


berwarna
ketika

biru,
matahari

sedangkan Siswa

menyimak

terbenam memperhatikan guru

berwarna jingga atau merah?.


Guru menunjuk satu siswa,

dan

terhadap

38

selanjutnya meminta siswa lain


mengemukakan pendapatnya
juga.
Guru memberi penguatan
terhadap jawaban siswa.
Discuss

Kegiatan inti :

Siswa duduk berkelompok

Guru membagikan lembar

Siswa

melakukan

Fokus terhadap

diskusi

siswa Mempertimbangkan

diskusi siswa dan meminta

kelompok.

siswa untuk mendiskusikan

berusaha membahas lembar

perintah/soal-soal yang terdapat

diskusi

dalam lembar diskusi tersebut

bersama,

dan mencatat hasil diskusi.

penyelesaian dari pertanyaan

Guru membimbing siswa dalam


diskusi
Guru mengumumkan bahwa
setiap kelompok siswa harus
berdiskusi karena akan dipilih
secara acak kelompok siswa

pada

Semua

dengan
serta

lembar

berbagai sumber.

pertanyaan

kredibilitas sumber

bekerja Mempertimbangkan
mencari

diskusi

dari

laporan observasi
60

39

untuk menyampaikan hasil


diskusi.
Explain

Observe

Discuss

Guru memilih kelompok siswa

Kelompok siswa yang terpilih

secara acak untuk

menyampaikan hasil diskusi.

menyampaikan hasil diskusi.

Semua siswa menyampaikan

Guru meminta siswa yang lain

pendapat,

sanggahan,

memperhatikan kelompok yang

pertanyaan

dalam

menyampaikan hasil diskusi,

tersebut.

serta siswa yang lain

Kelompok

diperbolehkan menyampaikan

menjawab

pendapat dan pertanyaan

teman-temannya

argumen

dan

diskusi

pertanyaan

berusaha

pertanyaan

Guru mendengarkan semua

Menilai
kredibilitas

dari

sumber

setelah kelompok siswa selesai


menyampaikan hasil diskusi.

Bertanya dan
menjawab

penyaji

Menganalisis

Membuat
keputusan

Mendeduksi,
menginduksi,

pertanyaan dan pendapat dari

dan menilai

siswa

hasil deduksi

Guru menyampaikan hal-hal


yang belum dipahami siswa dan

dan induksi

40

memberi penguatan pada setiap


pertanyaan dan jawaban yang
diberikan siswa.
Guru memperhatikan semua
siswa dan memberi penilaian
siswa dalam diskusi kelompok
pada lembar penilaian yang
telah disediakan.
Guru memberikan contoh
penerapan sifat koloid.
Explain

Guru meminta siswa untuk

Siswa

mengaitkan

konsep

yang

dipelajari

dengan

kehidupan sehari-hari sebagai

mengaitkan materi yang telah

gambaran

dipelajari dalam kehidupan

nyata.

aplikasi

konsep

sehari-hari.
Guru memberikan soal yang
berkaitan dengan hasil diskusi
serta mengarahkan siswa untuk
menyelesaikan soal tersebut.

Siswa

mengerjakan

secara mandiri

soal

Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Membuat keputusan

15

41

Kegiatan Penutup :

Siswa

Guru meminta siswa

memperhatikan.

memberikan kesimpulan
Guru memberi tugas untuk
membaca penerapan koloid
dalam industri kosmetik,
makanan, dll.

menyimak

dan

Siswa memberikan kesimpulan


5

44

42

Lampiran 4
INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
1. Susu merupakan emulsi cair, dimana lemak terdispersi dalam air.
Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi cair merupakan campuran cairan
polar dan cairan non polar. Air bersifat polar dan lemak bersifat non
polar. Cairan yang berbeda kepolarannya tidak akan bisa menyatu.
Namun, air dan lemak dalam susu dapat menyatu. Hal ini dikarenakan di
dalam susu terkandung suatu protein kasein yang berfungsi sebagai zat
pengemulsi atau emulgator. Protein kasein memiliki gugus polar di satu
sisi yang berikatan dengan air dan gugus non polar di sisi lain yang
berikatan dengan lemak. Maka, terjadilah emulsi yang menyebabkan
keduanya terlihat seperti bercampur.
Apa topik utama yang dibahas dalam wacana di atas? Jelaskan!

2. Asap adalah zat padat yang terdapat di dalam gas atau disebut juga
aerosol padat. Salah satu contohnya adalah asap rokok. Asap rokok
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dalam waktu jangka panjang.
Bila kita berada di ruang yang penuh asap rokok, kita akan batuk dan
sesak napas.
Apakah bukti yang diberikan dalam pernyataan di atas benar-benar
mendukung pendapat bahwa asap rokok berbahaya bagi kesehatan
manusia dalam waktu jangka panjang? Jelaskan!

43

Lampiran 5
Analisis Rubrik Instrumen Berpikir Kritis Siswa
1.
Uraian Jawaban

Keterangan Rubrik

Topik utama yang dibahas dalam Siswa

dapat

mengidentifikasi

wacana adalah Mengapa air dan permasalahan


lemak dalam susu dapat bercampur?
Hal ini karena inti dari wacana di atas Siswa fokus pada topik
menjelaskan penyebab air dan lemak
dalam susu bercampur
Air dan lemak dalam susu dapat Siswa dapat mengidentifikasi jawaban
menyatu. Hal ini dikarenakan di dalam yang benar
susu terkandung suatu protein kasein Siswa dapat memberikan alasan yang
yang

berfungsi

sebagai

zat tepat

pengemulsi atau emulgator. Protein


kasein memiliki gugus polar di satu
sisi yang berikatan dengan air dan
gugus non polar di sisi lain yang
berikatan dengan lemak.

2.
Uraian Jawaban

Keterangan Rubrik

Tidak mendukung pendapat bahwa Siswa

dapat

mengidentifikasi

asap rokok berbahaya bagi kesehatan kesimpulan


manusia dalam waktu jangka panjang
Hal

ini

dikarenakan

alasan

yang Siswa dapat mengidentifikasi alasan

diuraikan belum didukung bukti-bukti


ilmiah yang menguatkan

44

Kesimpulan

tersebut

benar

jika

disebutkan senyawa yang terkandung


pada

asap

membahayakan

rokok

yang

dapat

kesehatan

dalam

waktu jangka panjang

a. Siswa dapat membuat asumsi


sederhana
b. Siswa dapat memberikan alasan
yang tepat

45

Lampiran 6

RUBRIK KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


Kategori
Berpikir Kritis

SKOR

Indikator

1. Memberikan

1. Memfokuskan

a) Mengidentifikasi

penjelasan

pertanyaan

permasalahan

sederhana

3
Tiga
terpenuhi

2
kriteria Dua
terpenuhi

b) Mengidentifikasi jawaban

1
kriteria Satu/tidak
ada

kriteria

yang

yang benar

terpenuhi

c) Fokus pada topik


d) Memberikan alasan yang
tepat
2. Menganalisis
argumen

a) Mengidentifikasi
kesimpulan

Tiga
terpenuhi

kriteria Dua
terpenuhi

kriteria Satu/tidak
ada

kriteria

b) Mengidentifikasi alasan

yang

c) Membuat asumsi

terpenuhi

sederhana
d) Mengidentifikasi dan
mencari solusi terhadap
ketidakrelevanan

46

3. Bertanya dan

a) Menggunakan

menjawab

pertanyaan yang

pertanyaan

meminta penjelasan

Tiga
terpenuhi

kriteria Dua
terpenuhi

kriteria Satu/tidak
ada

kriteria

yang

b) Menanyakan maksud

terpenuhi

dari argumen yang


diberikan
c) Menjelaskan argumen
yang diberikan
d) Menanyakan bagaimana
cara mengaplikasikan
argumen atau ide
2. Membangun
keterampilan
dasar

4. Menilai kredibilitas
sumber

a) Menentukan sumber
yang dapat dipercaya
b) Memberikan alasanalasan mengapa sumber
dapat dipercaya
c) Menjelaskan kenapa
sumber dapat dipercaya
d) Membandingkan sumber
yang dipercaya dengan
yang tidak dipercaya

Tiga
terpenuhi

kriteria Dua
terpenuhi

kriteria Satu/tidak
ada

kriteria

yang
terpenuhi

47

5. Mempertimbangkan
laporan observasi

a) Menginterpretasi alasan
dengan benar

Tiga
terpenuhi

kriteria Dua
terpenuhi

b) Menyebutkan poin

kriteria Satu/tidak
ada

kriteria

yang

penting dari laporan

terpenuhi

pengamatan
c) Memiliki bukti yang kuat
dalam menilai
d) Mengacu kepada sumber
3. Menarik
kesimpulan

6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi

a) Menetapkan kesimpulan Tiga


yang benar

terpenuhi

kriteria Dua
terpenuhi

b) Kondisi yang disebutkan

ada

kriteria

yang

tetap fokus pada topik


c) Membuat

kriteria Satu/tidak

terpenuhi

kesimpulan

dengan
mempertimbangkan
kriteria data
d) Alasan dalam membuat
deduksi masuk akal
7. Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi

a) Menetapkan kesimpulan
yang benar
b) Kondisi yang disebutkan

Tiga
terpenuhi

kriteria Dua
terpenuhi

kriteria Satu/tidak
ada
yang

kriteria

48

tetap fokus pada topik

terpenuhi

c) Membuat kesimpulan
dengan
mempertimbangkan
kriteria data
d) Membuat hipotesis
8. Membuat
keputusan

a) Menetapkan keputusan
yang benar
b) Menyertakan alasan
dalam membuat suatu
keputusan
c) Mencantumkan akibat
positif dan negatif dari
keputusan yang dibuat
d) Menyesuaikan dan
mempertimbangkan
keputusan

Tiga
terpenuhi

kriteria Dua
terpenuhi

kriteria Satu/tidak
ada

kriteria

yang
terpenuhi

49

Lampiran 7
Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Kinerja

No

Indikator

Jumlah
butir

Siswa mampu
1

bekerjasama didalam

Pernyataan

- Kontribusi dalam
kelompok

kelompok

No
item

Siswa mampu
2

mengendalikan diri

selama pengerjaan

- Manajemen diri

tugas

Siswa mampu

memecahkan masalah

Siswa mampu
4

menghargai pendapat

- Analisis pertanyaan

- Pemecahan masalah

- Kompetensi individu

- Mendengarkan dan
menerima pendapat

orang lain

Siswa mampu
5

menampilkan

- Menyatakan pendapat

- Manajemen waktu

- Sikap positif terhadap

kepercayaan diri selama


proses diskusi
Siswa memiliki

kedisplinan dalam
mengerjakan tugas
Siswa mampu

menampilkan sikap
positif terhadap tugas

tugas

50

Lampiram 8

RUBRIK PENILAIAN KINERJA SISWA PADA SAAT PROSES PEMBELAJARAN


No

Kriteria

Skor
1

Managemen

Tidak fokus dalam

Cukup fokus, sering

Fokus, terkadang

Sangat fokus dan tidak

individu

mengerjakan tugas

mengerjakan hal lain

mengerjakan hal lain

mengerjakan hal lain

(sebanyak 4x)

(sebanyak 2x)

Kerjasama

Tidak memberikan

Memberikan kontribusi,

Memberikan kontribusi

Selalu memberikan

(kontribusi)

kontribusi maupun

tapi tidak memberikan

dan terkadang

kontribusi dan ide

ide

ide

memberikan ide
(sebanyak 2x)

Mendengarkan dan

Tidak pernah

menerima

mendengarkan dan

pendapat

menerima pendapat
temannya

Jarang
mendengarkan Kadang mendengarkan
dan menerima pendapat dan
menerima
temannya (1x)
pendapat
temannya
(2x)

Selalu
mendengarkan
dan menerima pendapat
temannya (>2x)

51

Managemen waktu

Mengumpulkan tugas

Mengumpulkan tugas 10

Mengumpulkan tugas

Mengumpulkan tugas

20 menit setelah

menit setelah waktu yang

tepat pada waktu yang

sebelum waktu yang

waktu yang

ditentukan

ditentukan

ditentukan

ditentukan
5

Pemecahan

Tidak menyarankan

Tidak menyarankan

Mencari dan

Mencari dan

masalah

solusi untuk

solusi untuk masalah tapi

menyarankan

menyarankan

pemecahan masalah

berusaha mencari solusi

pemecahan masalah

pemecahan masalah

dan tidak berusaha

melalui literatur

berdasarkan

berdasarkan

pendapatnya saja

pendapatnya yang

mencari solusi
melalui literatur
6

didukung dengan literatur

Menganalisis

Tidak detil dalam

Kurang detil dalam

Cukup detil dalam

Detil dalam menganalisis

pertanyaan

menganalisis

menganalisis

menganalisis

pertanyaan dan berusaha

pertanyaan sehingga

pertanyaan, sehingga

pertanyaan dan cukup

menemukan solusi dari

tidak mengerti

untuk memahaminya

berusaha untuk

pertanyaan berdasarkan

maksud pertanyaan

sering bertanya kepada

menemukan solusi dari

diskusi dan literatur

tersebut

guru (lebih dari 2x)

pertanyaan
berdasarkan diskusi
kelompok & bertanya
kepada guru (sebanyak
2x)

Menyatakan

Siswa belum bisa

Siswa hanya sekali

siswa terkadang

Siswa sering

50

pendapat

mengutarakan

mengutarakan

mengutarakan

mengutarakan

pendapatnya

pendapatnya

pendapatnya (sebanyak

pendapatnya (lebih dari

2x)

2x)

Sikap positif

Sering mengejek

Kadang-kadang

Memiliki sikap positif

Selalu memiliki sikap

terhadap tugas

pekerjaan orang lain

mengejek tugas atau

terhadap pekerjaan

positif tentang tugas

dan memiliki sikap

pekerjaan anggota

orang lain dan

sendiri dan pekerjaan

negatif terhadap

kelompok lain

terkadang memiliki

orang lain

tugas sendiri

sikap negatif terhadap


tugas sendiri

9.

Kompetensi

Tidak tahu apa yang

Tahu apa yang akan

Tahu apa yang akan

Tahu apa yang akan

individu

akan dikerjakan dari

segera dikerjakan dari

segera dikerjakan dari

segera dikerjakan

tugas yang diberikan

tugas yang diberikan

tugas yang diberikan

langkah demi langkah

dan mengambil

namun membutuhkan

tindakan yang salah

bantuan guru

dari tugas yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai