Salah satu teori yang menjelaskan proses terjadinya reaksi adalah teori
tumbukan. Menurut teori tumbukan, reaksi kimia terjadi karena adanya partikel-
partikel yang saling bertumbukan. Tumbukan terjadi jika dua molekul atau lebih
permukaannya saling bersentuhan pada satu titik. Pengertian satu titik disini adalah
jika dianggap bentuk molekul bulat seperti bola, maka pada pertemuan tersebut
jarak antar pusat inti sama dengan diameternya untuk jenis molekul yang mempunyai
ukuran sama. Tetapi, tidak semua tumbukan akan menghasilkan reaksi kimia.
Gambar 1. (a) Tumbukan yang efektif karena posisi tumbukan tepat, (b) tumbukan tidak efektif
karena molekul yang bertabrakan sama dan (c) tumbukan tidak efektif karena posisinya tidak
tepat
Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi kimia dikenal dengan istilah
tumbukan efektif. Agar terjadi tumbukan yang efektif diperlukan syarat, yaitu
orientasi tumbukan molekul harus tepat. Orientasi merupakan arah atau posisi
begitu penting, karena semua posisi akan mengakibatkan tumbukan dengan orientasi
sesuai. Tetapi, untuk molekul yang berbentuk dua bola terpilin orientasi sangatlah
penting.
Gambar 2. (a) energi tidak cukup tidak menghasilkan reaksi (b) energi cukup menghasilkan
reaksi
Selain orientasi, agar dapat terjadi reaksi kimia, maka energi tumbukan harus
melewati energi penghalang yang dikenal dengan energi aktivasi. Energi aktivasi
(Ea) merupakan energi minimal agar terjadi suatu reaksi. Semua proses reaksi kimia
harus melalui tahap ini, jika energi aktivasi tidak terlampaui, maka reaksi kimia