Anda di halaman 1dari 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) – No.

Sekolah : SMA Negeri 26 Bandung


Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan (Pengolahan)
Kelas / Semester : XII / 2
Materi Pokok : sistem konsinyasi dan proses konsinyasi
Alokasi Waktu : 1 pertemuan ( 2 X 45 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
No KD Pengetahuan KD Keterampilan
3.5 Menganalisis sistem konsinyasi 4.5 Memasarkan kerajinan yang
produk usaha pengolahan makanan berdasarkan pada kebutuhan dan
khas daerah yang dimodifikasi dari keinginan lingkungan sekitar/pasar
bahan pangan nabati dan hewani lokal dengan sistem konsinyasi
Indikator : Indikator :
3.5.1 Menjelaskan System konsinyasi 4.5. Memasarkan pengolahan makanan
3.5.2 Menjelaskan cara dan proses 1 khas daerah yang dimodifikasi dari
konsinyasi bahan pangan nabati

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model kegiatan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan system konsinyasi
menjelaskan cara dan proses konsinyasi, serta memasarkan pengolahan makanan khas daerah
yang dimodifikasi dari bahan pangan nabati

D. Materi Pembelajaran
1. Sistem konsinyasi
2. Cara dan proses

E. Metode Pembelajaran
Model : Problem based learning
Metode : Tanya Jawab dan Diskusi

F. Media Pembelajaran
Seperangkat komputer/laptop, Jaringan Komputer, video kisah-kisah keberhasilan
wirausahawan

G. Sumber Belajar
Buku pelajaran, buku referensi yang relevan, majalah, koran, hasil penelitian, audio visual,
media maya (internet).
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah-langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan 10’
a. Mengucapkan salam
b. Memeriksa kehadiran peserta didik
c. Apersepsi : review materi mengenai harga jual
d. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik

2. Kegiatan Inti 70’


1. Guru menugaskan siswa untuk membaca literatur atau buku teks
Harga jual produk kerajinan
2. Mengumpulkan data/informasi tentang sistem konsinyasi untuk
memperoleh jawaban dari berbagai pertanyaan yang dikembangkan
3. Siswa membuat pertanyaan yang belum dipahami
4. Siswa menyimak penjelasan guru
5. Siswa membahas system konsinyasi sesuai kasus yang diberikan
6. guru dan siswa mengevaluasi hasil diskusi

3. Penutup 10’
a. Peserta didik ditanya apakah sudah memahami cara dan proses sistem
konsinyasi
b. Peserta didik diberi informasi pertemuan berikutnya.
c. Menutup pertemuan dengan motivasi agar melakukan yang terbaik dan
mengucapkan salam

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap : observasi/pengamatan
b. Penilaian pengetahuan : tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan : portofolio
2. Bentuk Penilaian
a. observasi : jurnal guru
b. Penilaian pengetahuan : ulangan harian /diskusi dan tanya jawab
c. Penilaian keterampilan : portofolio

3. Remidial
Peserta didik yang belum mencapai KKM belajar bersama tutor sebaya (teman yang telah
mencapai KKM) untuk mempelajari indikator yang belum dikuasai
4. Pengayaan
Menjadi tutor sebaya kepada teman yang belum mencapai KKM pada indikatornya

Bandung, Agustus 2017


Diketahui, Guru Mata Prakarya dan Keewirausahaan
Kepala SMAN 26 Bandung

Drs. H. Solihin Resti Luvitawati, S.Pd.


NIP 19690214 198801 1 001
LAMPIRAN

A. MATERI PEMBELAJARAN

Sistem Pemasaran Titip Jual (Konsinyasi)

Menjadi seorang pengusaha adalah impian banyak orang. Ada yang hanya memimpikannya tanpa
mau berjuang, ada pula yang berani mengambil tindakan nyata untuk mewujudkan impian tersebut.
Memulai sebuah bisnis memang bukan pekerjaan yang bisa dianggap enteng. Perlunya persiapan
matang baik itu dari segi materi maupun mental menjadi syarat wajib bagi calon pengusaha. Dalam
sebuah usaha menerapkan strategi pemasaran yang tepat tentu merupakan hal pertama yang
dikuasai oleh calon pengusaha.

Konsinyasi
Ada 2 pilihan yang harus diketahui untuk calon pembuka usaha, yaitu: memproduksi sekaligus
menjual dan memasarkan, atau menjual hasil produksi orang lain di toko milik sendiri. Ada metode
ampuh yang banyak ditempuh oleh pebisnis pemula maupun kelas kakap yaitu dengan menggunakan
sistem pemasaran titip jual atau biasa dikenal dengan sistem konsinyasi. Beberapa alasan mengapa
pemasaran titip jual dinilai ampuh dan masih banyak dipakai hingga sekarang adalah:
a. Sistem yang saling menguntungkan
Dengan menggunakan cara pemasaran titip jual, baik itu pemilik usaha maupun pemilik toko sama-
sama bisa mendapat keuntungan. Pemilik toko bisa mendapatkan untung dengan menjual barang
produksi tanpa harus mengeluarkan modal, sedangkan pengusaha dapat memanfaatkannya sebagai
marketing untuk menawarkan produknya.
b. Pemilik toko terhindar dari resiko kerugian
Karena sistem ini merupakan sistem numpang tempat, maka pemilik toko tidak akan
mengkhawatirkan kerugian apabila barang dagangan yang dititipkan tidak laku. Penitip barang
produksi hanya akan mengganti dagangannya secara berkala tanpa meminta ganti rugi apabila
barang yang dititipkan masih ada yang tersisa.
c. Memperlancar pemasaran pemilik usaha
Hal yang harus diperhatikan sebelum menentukan toko mana yang akan dititipi barang dagangan
yaitu tempat yang strategis dan pengunjung yang aktif. Toko yang ramai akan pembeli memberi
kemungkinan laku yang lebih besar.
Keuntungan penjual dalam memasarkan produknya dengan sistem ini memang sangat banyak, tetapi
bukan berarti sistem ini tidak memiliki kendala yang harus dihadapi. Pemilik toko biasanya tidak
akan mudah percaya begitu saja dengan produk yang akan dititipkan, apalagi jika produk tersebut
masih terkesan baru. Alasan lain toko menolak menerima barang yang akan dititipkan karena produk
tersebut sudah banyak dijual atau kemungkinan laku sangat sedikit. Maka dari itu penjual harus
pandai-pandai memberi pengertian kepada pemilik toko agar yakin terhadap barang yang akan
dititipkan.
Sebagai penjual hal lain yang harus diperhatikan sebelum menentukan tempat yang tepat untuk
mempercayakan barang dagangan adalah sifat pemilik toko. Jika pemilik toko memiliki sifat yang
suka menunda-nunda pembayaran barang dagangan padahal produk tersebut telah habis, maka
sebaiknya segeralah menghentikan kerjasama dengan toko tersebut. Selain itu, pedagang juga harus
waspada kepada pemilik toko yang suka lupa terhadap barang titipan, atau bahkan ada pemilik toko
yang nakal dengan mengurangi rupiah yang seharuskan menjadi hak penjual. Maka dari itu membuat
nota yang jelas dapat mengurangi resiko yang tidak diinginkan.

Cara untuk menjalanan sistem pemasaran konsinyasi bisa dibilang sangat gampang.
1. Syarat pertama yaitu adanya produk yang akan dijual. Sistem ini paling banyak digunakan oleh
pedagang roti, kerupuk, dan makanan ringan.
2. Cari toko, warung, kantin, atau tempat lain yang tepat dan strategis untuk memasarkan produk.
3. Utarakan niat untuk menjalin kerjasama dengan pemilik toko dengan memberikan penjelasan laba
yang jelas. Laba yang wajar didapat oleh pemilik toko antara Rp.200 hingga Rp. 9000 per produk.
4. Lihatlah secara berkala produk dagangan. Jika memiliki usaha roti atau makanan, tengoklah barang
dagangan 3-7 hari karena makanan memiliki sifat mudah basi. Usahakan selalu menitipkan barang
yang masih fresh.
B. Instrumen Penilaian
1. Instrument Penilaian Sikap

a. Format Jurnal Guru


Instrumen Penilaian Sikap (Jurnal Guru)
Kelas : X .................
TANGGAL & CATATAN PENTING SISWA
No. NAMA
WAKTU (Bisa positif atau negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst

2. Instrumen Penilaian Pengetahuan

a. Penilaian tes tulis


1. Jelaskan yang dimaksud dengan system konsinyasi
2. Jelaskan keuntungan dengan proses konsinyasi!
3. Jelaskan cara menjalankan system konsinyasi!
Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian :
No. Kunci Jawaban Skor
1. Konsinyasi adalah sebuah bentuk kerjasama penjualan yang dilakukan oleh pemilik 3
barang/produk dengan penyalur (toko). Dimana pemilik produk nanti menitipkan
barangnya kepada penyalur untuk dijual di tokonya. Untuk pembagian keuntungan,
biasanya penyalur (pemilik toko) akan menjual dengan nilai jual di atas harga yang telah
ditetapkan oleh pemilik produk. Sehingga nantinya penyalur tinggal membayarkan
sejumlah netto dari barang yang terjual. Bentuk pembagian keuntungan bervariatif,
sesuai dengan kesepakatan kedua pihak. Strategi penjualan dengan sistem konsinyasi
seperti ini sangat efektif bagi pemilik produk. Karena bisa terbantu dalam proses
penjualan. Yang terpenting adalah tepat memilih penyalur (toko) yang akan dititipinya.
Sehingga target pasar tepat dan tidak siasia.
2. a. Konsinyasi merupakan satu-satunya produsen atau distributor memperoleh daerah 3
pemasaran yang lebih luas.
b. Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjualan.
c. Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang
masih menjadi pemilik barang ini. Pihak konsinyor menetapkan perjanjian
mengenai penyerahan hak atas barang dan juga hasil penjualan barang-barang
konsinyasi. Konsinyi bertanggung jawab terhadap barang-barang yang diserahkan
kepadanya sampai barangbarang tersebut terjual kepada pihak ketiga. Hak Konsinyi
berhak memperoleh penggantian biaya dan imbalan penjualan dan berhak
menawarkan garansi atas barang tersebut.
3. 1. Syarat pertama yaitu adanya produk yang akan dijual. Sistem ini paling banyak 4
digunakan oleh pedagang roti, kerupuk, dan makanan ringan.
2. Cari toko, warung, kantin, atau tempat lain yang tepat dan strategis untuk
memasarkan produk.
3. Utarakan niat untuk menjalin kerjasama dengan pemilik toko dengan memberikan
penjelasan laba yang jelas. Laba yang wajar didapat oleh pemilik toko antara Rp.200
hingga Rp. 9000 per produk.
a) 4. Lihatlah secara berkala produk dagangan. Jika memiliki usaha roti atau
makanan, tengoklah barang dagangan 3-7 hari karena makanan memiliki sifat
mudah basi. Usahakan selalu menitipkan barang yang masih fresh
Skor Maksimal 10
Penilaian :
N = (Jumlah Skor yang diperoleh : 10) X 100

3. Instrumen Penilaian Keterampilan


a. Penilaian Portofolio
Petunjuk

Lembar ini diisi oleh guru pada saat pengumpulan tugas. Lembar ini mencatat kelngkapan tugas yang
harus dikumpulkan peserta didik. Dengan memberi tanda ceklis pada tugas yang sudah dikumpulkan.
Pada kolom Aspek yang dinilai yang terdiri dari kreatifitas, ketepatan antara penugasan dan pelaksanaan,
sistematika, dan kelengkapan tuliskan skor angka 0 - 100 Pada kolom Penilaian.

Anda mungkin juga menyukai