Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS

ETNOSAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NU 01


KENDAL PADA MATERI TERMOKIMIA

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kimia

Dosen Pengampu : Ulya Lathifah, M. Pd.

Disusun :

Hikmatul Ummah 1503076053

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017

1
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS
ETNOSAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NU 01
KENDAL PADA MATERI TERMOKIMIA

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk


mendewasakan dan menanamkan nilai-nilai yang terbaik bagi manusia yang
dilaksanakan dan dikembangkan secara sistematis melalui proses pembelajaran yang
terencana dengan baik. Proses pendidikan dilaksanakan sedemikian rupa agar manusia
dapat memahami dan menghayati makna pendidikan tersebut sehingga mampu
bertanggung jawab, mampu untuk menata prilaku pribadi, bersikap bijaksana, berfikir
secara logika, rasional, dan ilmiah sehinga dapat bermanfaat untuk membantu dirinya
dalam menghadapi perkembangan dan pengetahuan. (Farida dalam Mashuri, 2014).
Proses pembelajaran di lembaga pendidikan formal pada umumnya bersifat
konvensional. Pembelajaran konvensional kurang memperhatikan perbedaan
individual. Materi yang dipelajarai siswa di persiapkan sama. Setiap siswa dituntut
untuk belajar dengan kecepatan yang sama. Kelas yang sesungguhnya bersifat
heterogen diperlukan sebagaimana kelas yang homogen. Perlakuan ini akan
mengakibatkan kesulitan sebagai siswa dalam memngikuti proses pembelajaran, yang
selanjutnya dapat mengakibatkan kegagalan belajar siswa, sehingga hasil dan prestasi
belajar rendah. (Johnstone dalam Herawati, dkk, 2013: 39).
Pemerintah Indonesia juga telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya yaitu dengan adanya perubahan-
perubahan kurikulum yang terjadi secara bertahap, tiap jangka waktu tertentu.
Pelaksanaan kurikulum KTSP didasarkan pada potensi dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik
harus mendapatkan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan. (Jahro, 2009).

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat,
perubahan materi, serta energi yang menyertainya (Depdiknas, 2004). Lingkup

2
pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan ataupun penurunan rumus
saja, melainkan merupakan produk dari sekumpulan fakta, teori, prinsip, dan hukum
yang diperoleh yang dikembangkan berdasarkan serangkaian kegiatan (proses) yang
mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana. Secara garis besar kimia
mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai produk. Kimia
sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedangkan kimia sebagai proses
meliputi keteampilan-keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk
memperoleh dan mengembangkan produk kimia. Hal tersebut berarti dalam
pembelajaran kimia tidak cukup hanya melalui aspek kognitifnya saja, aspek afektif
(sikap ilmiah) dan psikomotorik (unjuk kerja) mutlak dilibatkan. Salah satu materi
dalam kimia adalah Termokimia. Materi ini membutuhkan pemahaman konsep yang
tepat disertai latihan penyelesain soal operasi dasar perhitungan kimia yang cukup
untuk membangun konsep dan pemahaman pada siswa. (Farida dalam Mashuri, 2014:
73).
Kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan
pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru.
Jika seorang siswa memiliki minat pada pelajaran tertentu dia akan
memperhatikannya. Namun sebaliknya, jika siswa tidak berminat pada mata pelajaran
yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk belajar. Demikian juga dengan siswa
yang tidak menaruh perhatian pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah.
Diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Maka dari itu stategi yang digunakan untuk
meningkatkan minat belajar siswa adalah pembelajaran yang berbasis etnosains.
Etnosains merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan
pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses
pembelajaran IPA. Etnosains diimplementasikan dalam pembelajaran IPA dengan
cara memasukkan budaya yang berkembang di masyarakat ke dalam pembelajaran
IPA. Keterlibatan aktif dalam mereka belajar akan memunculkan nilai-nilai yang di
tanamkan melalui pengalaman hidup dan rasa empati terhadap lingkungan dengan
demkian guru tidak hanya menyampaikan secara teori, namun juga dapat
mentransferkan nilai-nilai apa yang diambil dari kegiatan pembelajaran melalui
pendidikan karakter. Pembentukan karakter muncul ketika guru mengkaitkan materi
pembelajaran dengan lingkungan kehidupan sehari-hari siswa.

3
Pembelajaran Etnosains sangat relevan dengan landasan filosofi
pengembangan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan
menggunakan filosofi yakni, 1) pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk
membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. 2) Siswa adalah
pewaris budaya bangsa yang kreatif. 3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan
kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Keberhasilan proses pembelajaran
di sekolah sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang dimiliki oleh siswa
atau masyarakat dimana sekolah itu berada.
Tuntutan kurikulum 2013 mengharuskan strategi dan media pembelajaran
yang digunakan guru dapat merangsang siswa melakukan kerja ilmiah (pendekatan
saintifik) (Kurniasih, dkk, 2014: 141). Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
strategi dan metode pembelajaran kimia yang digunakan oleh guru masih dominan
menggunakan metode ceramah dengan berbantuan media papan tulis, seperti yang
terjadi di SMK NU 01 Kendal. Pembelajaran dengan menggunakan media papan tulis
menyebabkan siswa kurang memahami materi kimia yang bersifat abstrak
(mikroskopik), sehingga materi besifat abstrak harus menggunakan media yang tepat
dalam pembelajaran. Sebagaimana hakekat teknologi pendidikan yang merupakan
proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan,
dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi.
Dalam membuat media pembelajaran sebaiknya guru juga memperhatikan
perbedaan gaya belajar, kebutuhan dan karakteristik yang ada dalam pada siswa.
(Kunandar, 2009) Berdasarkan teori konstruktivisme pembelajaran merupakan
pengembangan kemampuan peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuan baru
melalui proses berfikir dengan menggabungkan pengetahuan dan pengalaman lama
dan baru. Kemampuan berfikir secara bebas untuk membangun pengetahuan
merupakan hal yang penting dalam meningkatkan daya cipta, kreativitas dan
menghasilkan sesuatu yang baru bagi peserta didik maupun orang lain, sehingga
diharapkan dapat melahirkan pengatahuan baru yang asli atau orisinil dari peserta
didik tersebut. (Rusyan, Tabrani., Kusdinar, Atang., & Arifin Zainal, 1989).

4
Media pembelajaran adalah suatu alat atau bahan yang mengandung informasi
atau pesan pembelajaran. Sehingga media pembelajaran dapat diartikan sebagai
penyampaian suatu pesan atau informasi kepada siswa dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, sebaiknya guru dapat memanfaatkan media pembelajaran secara
maksimal dalam proses belajar dan mengajar, dimana guru sebagai pemberi perhatian
dan bimbingan kepada siswa, sedangkan media sebagai alat bantu penyampai
informasi yang jelas dan menarik. (Talib, Matthews & Secombe, dalam Nurcahyani,
2012: 21).
Menurut Hofstetter, multimedia interaktif adalah pemanfaatan komputer untuk
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (animasi dan video) menjadi
satu kesatuan dengan link dan tool yang tepat sehingga memungkinkan pemakainya
melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Sebagai upaya dalam
peningkatan hasil belajar, peneliti melakukan observasi dan wawancara pada salah
satu sekolah di Kota Kendal yaitu SMKNU 01. Observasi di lakukan pada kelas X
TKR dan XI RPL, hal ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat permasalahan pada
proses pembelajaran (hasil belajar) dan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran menyebabkan proses
pembelajaran tidak efektif, siswa akan kesulitan dalam memahami materi yang
diajarkan oleh guru. Proses belajar mengajar dengan menggunakan media
pembelajaran sangat mendukung seorang guru dalam menjelaskan konsep kimia
sehingga pembelajaran lebih baik dan meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar
di sekolah. Salah satu faktor penentu keberhasilan belajar adalah penggunaan strategi
dan metode pembelajaran yang tepat. (Some, 2013: 2).
Berdasarkan data arsip prestasi belajar tahun 2016 dan hasil wawancara pada
bulan April 2017 dengan salah satu guru kimia di SMK NU 01 Kendal, maka dapat
diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di SMK NU 01 Kendal,
diantaranya adalah kesulitan siswa dalam pemahaman konsep dasar dan operasi dasar
perhitungan kimia serta pengadaan eksperimen, khususnya dalam bab Termokimia.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti pada tahun 2016,
didapatkan beberapa hasil antara lain: (1) terdapat perbedaan gaya belajar pada siswa.
Gaya belajar pada siswa dibedakan menjadi empat yaitu: visual, audio, reading dan
kinestetik. Selain empat gaya belajar tadi terdapat pula gaya belajar siswa yang
merupakan gabungan dari beberapa gaya belajar yang ada disebut dengan multimodel.

5
Multimodel disini merupakan gaya belajar siswa yang merupakan perpaduan dari
beberapa atau semua gaya belajar. Hasil dari observasi yang telah dilakukan dengan
menyebar angket VARK (Visual, Audio, Reading, Kinestetik) di SMK NU 01 Kendal
khususnya kelas X RPL dan Kelas XI TKR, diketahui bahwa sebagian besar siswa
mempunyai gaya belajar multimodel sebanyak 62,73%, visual 3,64%, aural 6,36%,
reading 24,54% dan kinestetik 2,73%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam pembelajaran diperlukan suatu media yang dapat mendukung atau
membantu siswa yang dengan perbedaan gaya belajar yang dimiliki. (2) Berdasarkan
hasil wawancara peneliti yang dilakukan pada bulan April 2017 dengan beberapa
orang guru di SMK NU 01 Kendal, didapatkan kesimpulan bahwa pelajaran kimia
SMK yang masuk dalam kelompok pelajaran adaptif terdapat beberapa hambatan
diantaranya: waktu untuk menyampaikan pelajaran dalam seminggu hanya terdapat 2
jam pelajaran saja sehingga tidak cukup untuk melakuakan praktikum di
laboratorium. Karena keterbatasan waktu tersebut terkadang tidak semua materi yang
dapat tersampaikan. Sumber belajar yang digunakan di SMK biasanya hanya
menggunakan LKS dan penjelasan dari guru. Maka diperlukan pengembangan suatu
media yang mampu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar di mana
saja dan kapan saja dan sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing yang dapat
memotivasi mereka untuk mempelajari kimia. Salah satunya dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi berbasis CAI (Computer Assisted Instruction).
Media Pembelajaran Multimedia Interaktif dapat dikembangkan sebagai solusi
untuk menghadirkan kemudahan untuk melaksanakan proses belajar dan mengajar
sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai media pembalajaran yang aktif, interaktif, dan
menyenangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Cairneross,
S & Mannion, M. (2001) di napier University dan Glasgow Caledonian University,
UK. Menyimpulkan bahwa menggunakan multimedia dapat memberikan suatu
keuntungan dalam belajar, karena dapat mengontrol kelebihan penyampaian informasi
dan interaktif dapat membantu siswa untuk lebih mengerti.
Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi komputer saat ini telah
dapat disusun sebuah software pembelajaran yang mampu mengakomodir modalitas
utama yaitu visual, audio, dan kinestetik. Software multimedia interaktif adalah
sotware yang memiliki kelebihan dapat mengakomodir hal tersebut. Secara sederhana,
multimedia dapat diartikan sebagai lebih dari satu media.

6
Pada penelitian kali ini peneliti mengambil materi tentang termokimia karena
pada materi termokimia terdapat beberapa praktikum yang seharusnya dilakukan
namun karena keterbatasan waktu sehingga praktikum tidak dapat dilakukan.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis multimedia sehingga siswa diharapkan dapat lebih paham dengan adanya
media pembelajaran tersebut. Dalam multimedia ini terdapat materi termokimia yang
dijelaskan secara singkat dan terdapat animasi yang menjelaskan tentang reaksi
endoterm dan reaksi eksoterm yang bersifat abstrak serta terdapat pula video
praktikum yang dapat diamati oleh siswa sehingga diharapkan siswa dapat lebih
paham. Untuk menguji kepahaman siswa dalam multimedia terdapat soal evaluasi
yang dapat diketahui secara langsung hasil dari pengerjaan siswa tersebut. Pada
penelitian kali ini peneliti memilih di SMK NU 01 Kendal dikarenakan masih jarang
digunakannya media pembelajaran berbasis multimedia karena biasanya
menggunakan slide dalam bentuk power point. Multimedia ini digunakan di SMK NU
01 Kendal dimaksudkan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terdapat di SMK
NU 01 Kendal seperti yang diuraikan di atas.
Melihat kenyataan tersebut, perlu adanya pengembangan media pembelajaran
interaktif untuk mata pelajaran Kimia SMA. Dengan pengembangan media interaktif
ini diharapkan dapat membantu guru dalam menjelaskan berbagai bahasan materi
pelajaran, sehingga guru tidak lagi hanya bergantung pada buku pelajaran yang ada.
Para siswa sebagai penerima materi pelajaran, akan lebih mudah dalam memahami
materi yang disampaikan. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan
multimedia interaktif untuk mata pelajaran Kimia di SMK NU 01 Kendal berbasis
etnosains.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan judul penelitian:
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS
ETNOSAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NU 01
KENDAL PADA MATERI TERMOKIMIA

7
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan yang telah diuraikan, maka diajukan pertanyaan penelitian yaitu:
1. Bagaimana pengaruh penggunaan multimedia interaktif berbasis Etnosains
terhadap prestasi belajar siswa?
2. Bagaimanakah efektifitas media pembelajaran multimedia interaktif yang
dikembangkan pada mata pelajaran Kimia?

Anda mungkin juga menyukai