Anda di halaman 1dari 11

Model Pembelajaran CBSA

Posted on 21/11/2011 by eli-h Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) merupakan salah satu penerapan dari modelpendekatan ini secara harfiah CBSA dapat diartikan sebagai suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional. Tujuannya adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk peraduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotori (Raka Joni, dalam Tachir, 1988, hal. 37-38) Berikut akan dijelaskan ciri/kadar Cara Belajar Siswa Aktif, dalam proses belajar dan sebagai hasil belajar. CBSA sebagai proses belajar. 1. SIswa aktif mencari atau memberikan inrormasi, bertanya bahkan dalam membuat kesimpulan. 2. Adanya interaksi aktif secara instruktur dengan siswa. 3. Adanya kesempatan bagi siswa untuk menilai hasilkerjanya sendiri. 4. Adanya pemanfaatan sumber belajar secara optimal. CBSA sebagai hasil belajar. 1. Siswa dapat mentransfer kemampuannya kembali (kognitif, afektif dan psikomotorik). 2. Adanya tindak lanjut berupa keinginan mencari bahan yang telah dan akan dipelajari. 3. tercapainya tujuan belajar minimal 80%.

Salah satu indikator penting yang harus diperhatikan didalam gerakan meningkatkan kadar CBSA dalam proses belajar pembelajaran adalah kadar keterlibatan peserta didik setinggi mungkin. Prinsip-Prinsip CBSA Dalam penerapan cara belajar siswa aktif terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar dalam penerapan di lapangan dapat dihindarkan hal-hal yang akan mengganggu sfektifitas dan efisiensi dari upaya pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Prinsipprinsip tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. Prinsip utama CBSA

1. Mendesain pengajaran yangdapat membuat siswa aktif sepenuhnya dalam proses belajar. Keaktifan fisik, mental, dan emosional dapat diupayakan dengan melibatkan sebanyak mungki indera siswa. Makin banyak ketrelibatan indera itu dalam proses belajar, semakin maksimal keaktifan siswa. 2. Membebaskan siswa dari ketergantungan yang berlebihan pada guru. Cara belajar DDCH (duduk, dengar, catat, hapal) mengakibatkan sikap siswa dalam belajar selalu dibawah arahan guru, maksudnya bila tanpa guru murid tidak punya inisiatif sendiri. Ciri-ciri murid yang aktif antara lain adalah. 1. Siswa akan terbiasa belajar teratur walaupun tidak ada ulangan/ujian. 2. Siswa mahir/memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada. 3. Siswa terbiasa melakukan sendiri kegiatan belajar baik di laboratorium, bengkel, dan lain-lain. 4. Siswa mengerti bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar. 3. Menilai hasil belajar degan cara berikut, yaitu bahwa setiap hasil pengajaran sarat dengan berbagai macam kegiatan belajar, maka prestasi murid yang tergambar pada kegiatan belajar itu perlu diadakan penilaian dengan ujian lisan, ujian tertulis, tes buku terbuka, tes yang dikerjakan di rumah dan lain-lainnya. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam pelaksanaan pembelajaran hendaknya diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran dan prinsip belajar sehingga pada waktu proses pembelajaran berlangsung peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal. Ada beberapa prinsip belajar yang menunjang tumbuh-kembangnya belajar siswa aktif, yaitu. 1. Stimulus belajar Stimulus hendaknya benar-benar mengkomunikasikan informasi atau pesan ynang hendak disampaikan oleh guru kepada siswa. Adapun cara yang dapat membantu siswa memperkuat pemahamannya adalah melalui cara (a) mengulang dan pengulangan dan (b) menyebutkan kembali pesan yang disampaikan oleh guru. 2. Perhatian dan motivasi Stimulus belajar yang diberikan oleh guru bukan berarti perhatian dan motivasi dari siswa tidak diperlukan lagi. Beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Menggunakan cara belajar yang bervariasi. Mengadakan pengulangan informsi. Memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Memberikan kesematan kepada siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya. Menyediakan media dan alat Bantu yang menarik perhatian siswa..

Kebutuhan peserta didik untuk belajar akan mendorong timbulnya motivasi dalam diri masingmasing peserta didik. Untuk itu sangatlah diperlukan kreatifitas guru dalam membuat inovasiinovasi baru dalam kegiatan pembelajaran.

3. Respon yang dipelajari Respon siswa terhadap stimulus guru dapat berupa perhatian, proses internal terhadap informasi, ataupun tindakan nyata dalam bentukpartisipasi dan minat siswa saat mengikuti kegiatan belajar. 4. Penguatan Setiap tingkah laku yang diikuti perasaan kepuasaan terhadap kebutuhan siswa cenderung untuk diulang kembali. Sumber penguat belajar untuk pemuasaan kebutuhan berasal dari luar dan dalam dirinya. Dari luar seperti nilai, ganjaran, hadiah dan lain-lain dari dalam diri bisa terjadi apabila respon yang dilakukan oleh siswa betul-betul memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya. 5. Pemakaian dan pemindahan Dalam penyimpanan informasi (yang jumlahnya tidak terbatas) penting sekali dilakukan pengaturan dalam penempatan informasi sehingga dapat digunakan apabila diperlukan kembali. Pengingatan kembali atau informasi yang telah diperolehcenderungterjadi apabila digunakan dalam situasi serupa. Prinsip-prinsip CBSA dalam Dimensi Program Pembelajaran Prinsip-prinsip yang perlu ada pada dimesi program pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Penentuan tujuan dan isi pelajaran Prinsip ini menuntut agar dalam mengembangkan program pembelajaran hendaknya dilakukan penyesuaian antara tujuan dari isi pembelajaran dengan karakteristik siswa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. 2. Pengembangan konsep dan aktifitas siswa. Prinsip ini mengisyaratkan agar program mampu menyajikan alternative kegiatan yang mengarah pada pengembangan konsep aktifitas belajar siswa. 3. Pemilihan dan penggunaan berbagai metode dan media Prinsio ini menuntut agar guru mampu memilih dan sekaligus mampu menggunakan berbagai strategi dan metode belajar-mengajar, sehingga dapat menciptakan kondisi belajar yang dapat membelajarkan siswa secara aktif dan penuh makna. 4. Penentuan metode dan media Prinsip ini mempersyaratkan agar dalam program pembelajaran diberikan alternative metode dan media yang dapat dipilih secara luwes, maksudnya pengembangan program hendaknya mampu memilih metode atau media sebagai alternatif memilih kesetaraan.

Prinsip CBSA Pada Dimensi Situasi Belajar Mengajar 1. Komunikasi yang bersahabat antara guru dan siswa. Prinsip ini mempersyaratkan agar dalam situasi belajar-mengajar dapat dibangun hubungan dan personal yang setara. Komunikasi yang bersahabat antara guru dan siswa akan memperlancar jalannya proses belajar mengajar sehingga akan meingkatkan keaktifan siswa. 2. Kegairahan dan kegembiraan dalam belajar. Prinsip ini mempersyaratkan berkembangnya situasi belajar-mengajar yang dapat meningkatkan kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini akan terjadi apabila aktifitas belajar dan isi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa. Berikut ini akan diuraikan salah satu pendekatan yang berciri khas CBSA, yaitu pendekatan keterampilan proses, pengembangan keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber pada kemampuan peserta didik. Semua cara belajar pada dasarnya mengandung unsur keaktifan dalam diri siswa meskipun keaktifan siswa yang tinggi dan ada pula yang rendah. Anak menghafalnfakta sejarah sekalipun telah menunjukkan keaktifannya sendiri. Sebenarnya keaktifan belajar tersebut dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya mendengarkan seorang guru yang sedang memberikan ceramah, mendiskusikan sesuatu dengan guru atau teman sekelas, atau memikitka cara untuk memecahkan soal matematika. Banyak keaktifan siswa yang sangat sulit untuk diamati, seperti kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah baru adalah merupaka keaktifan siswa yang tidak dapat diamati sebagai suatu bentuk keaktifan. Mungkin siswa yang bersangkutan hanya diam bahkan kelihatan mengantuk padahal dia sedang mengarahkan sedang mengarahka segala kemampuan yang dimiliknya untuk memecahkan masalah. Guru baru dapat mengamatinya apabila siswa itu telah bertindak. Dengan perkataan lain, keaktifan dalam rangka CBSA menunjuk kepada keaktifan mental meskipun untuk mencapai maksud ini dipersyaratkan keterlibatan langsung berbagai bentuk keaktifan fisik. Pendekatan Keterampilan Proses Tugas utama guru adalah menciptakan suasan kelas sedemikian rupa agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. CBSA akan berjalan sebagaimana diharapkan apabila dalam prakteknya CBSA mampu mengembangkan keterampilan memproses perolehan. Tanpa keterampilan memprose perolehan, CBSA tidak akan bergerak, karena keterampilan-keterampilan itu merupakan roda penggerak

penemuan dan pengembaangan fakta dan konsep serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai pada siri siswa. Jika seluruh kegiatan CBSA dalam proses belajar-mengajar itu adalah gerak dan tindakan untuk menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangakan sikap dan nilai, maka peristiwa tersebut dinamakan keterampilan proses. Belajar keterampilan proses menekankan ikhwal bagaimana bahan pelajaran itu iajarkan dan di pelajari. Jadi apabila keterampilan proses dikaitkan dengan CBSA, maka akan tampak keduanya mempunyai ciri sebagai beriut:

Menekankanpentingnya keberartian belajar utuk mencapai hasil belajar yang memadai; Menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam proses belajar; Menekankan bahwa belajar adalah proses dua arah yang menekankan hasil belajar secara tuntas.

Mengapa keterampilan proses diperlukan? Perkembangan IPTEK begitu cepat menyebabkan seorang guru tidak mungkin mampu menyampaikan informasi atau menguasai semua fakta dan konsep dari berbagai caban ilmu walaupun hal tersebut telah digelutinya selama bertahun-tahun. Wawasan siswa harus dapat dikembangkan agar dapat menemukan sendiri fakta dan konsep yang sedang dipelajari setelah peserta didik mendapat informasi awal, dorongan, semangat dan penambahan dari guru. Contoh konkret dan praktk langsung akan memdahkan konsep abstrak yang sangat rumit sekalipun. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contohcontoh kongkrit yang jelasdan sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi. Contoh: mempraktekan sendiri penemuan konsep atau penanganan benda-benda yang benar-benar nyata. Hal ini disebabkan adanya motivasi dari dalam diri anak yang menimbulkan rasa ingin tahu. Tugas guru adalah menyiapakan situasi untuk membawa siswa berpikir kritis, bertanya, mengamati, melakukan eksperimen, serta menemukan fakta-fakta dan konsep sendiri.ilmu pengetahuan selalu berkembang begit juga penemuan ilniah. Untuk itu anak didik perlu dipersiapkan agar berpikir kritis, selalu bertanya dan selalu berupaya memperoleh jawaban atas masalah yang ingin dipecahkan. Dalam proses belajar-mengajar, pengembangan konsep harus dipadukan dengan pengembangan nilai dalam diri anak didik. Tujuannya adalah menghasilkan manusia yang ahli sekaligus manusiawi. Artinya, lulusan yang diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas, manusiawi dan keduanya menyatu dalam pribadi yang serasi, selaras dan seimbang. Kemampuan DasarYang Perlu Dikembangkan Mengamati (observasi) Siswa diajak belajar mengenal fenomena alam yang ada di sekitar kita dengan seksama menggunakan alat indera. Tujuannya adalah agar hal-hal yang diamati itu bermakna.

Pancaindera siswa akan menyerap berbagai hal-hal yang terjadi di sekitar dengan cara merekam, mencatat dan mengingat. Menghitung Kemampuan dasar menghitung perlu dikembangkan sedini mungkin pada siswa, yaitu melalui pelajaran matematika. Mengukur Keterampilan dasar mengukur berfungsi sebagai pambanding melalui hal-hal yang berkaitan dengan konsep luas, cepat, tinggi-rendah, volume, berat dan panjang. Keterampilan dasar tersebut adalah bagaimana caranya menggunakan ukuran panjang, ukuran berat, ukuran isi dan ukuran suhu dengan benar. Mengklasifikasi Kemampuan mengklasifikasi adalah kemampuan atau keterampilan menggolong-golongkan sesuatu menurut ciri-ciri khusus, tujuan atau kepentingan tertentu, dan kemudian mengelompokannya ke dalam bentuk, zat dan fungsinya. Dalam kegiatan klasifikasi ini sangat dituntut kecermatan siswa dalam mengamati. Contoh: bagaimana mengklasifikasikan jenis burung.

Menarik hubungan antara ruang dan waktu Hubungan ruang dan waktu adalah mencocokan benda-benda sesuai dengan fungsinya, menggambarkan arah dan jarak, dan membuat urut-urutan kejadian dari suatu gerakan benda. Misalnya peserta didik dapat mengukur berapa lama wakti yang dibuthkan untuk berjalan mengelilingi halaman sekolah. Merumuskan hipotesis Merumuskan hipotesis merupakan keterampilan membuat perkiraan (prediksi) berdasarkan alasan logis atas suatu kejadian (fenomena) atau pengamatan. Hasilnya kemudian diuji kebenarannya melalui eksperimen. Rumusan hipotesis yang baik meupakan kunci bagi penemuan hal baru.

Merencanakan penelitian atau melakukan eksperimen Merencanakan penelitian atau melakukan eksperimen adalah menguji atau mengetes gagasangagasan melalui pennyelidikan praktis dalam rangka menguji hipotesis.

Mengendalikan variabel Dalam setiap penelitian sering dijumpai factor-faktor yang berpengaruh yang selalu harus dikontrol. Dalam kegiatan megendalikan variable ini hendaknya dipilih topikatau objek yang nyata (dapat diukur), berubah, baik dalam waktu singkat maupun dalam jangka waktu yang lama. Menafsirkan data Keterampilan menafsirkan atau menginterpretasikan data sangat penting dalam merumuskan manfaat selanjutnya. Hasil observasi, perhitungan, pengukuran dan eksperimen kemudian dirangkum dalam bentuk table, grafik dan diagram. Melalui rangkuman tersebut siswa akan dapat menafsirkan data tersebut, Membuat kesimpulan sementara (inferensi) Inferensi adalah keterampilan untuk memberikan kata sepakat yang sifatnya sementara. Kesimpulan dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dan berlaku sampai batas waktu tertentu. Membuat prediksi (perkiraan) Keterampilan ini dibutuhkan untuk menggunakan hasil belaar ke dalam situasiyang baru. Keterampilan ini dapat juga digunakan untuk memecahkan masalah dan menjelaskan suatu informasi atau peristiwa baru. Menerapkan (aplikasi) Keterampilan ini adalah kemampuan untuk mengimplementasikan hasil belajar ke dalam situasi yang baru. Keterampilan ini juga digunakan untuk memecahkan masalah pada situasi yang berbeda, menjelaskan suatu informasi atau peristiwa baru. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan adalah cara untuk menyampaikan hasil penemuan pada oranglain. Cara mengkomunikasikan tersebut dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Sebaga esimpulan, diyakini bahwa berbagai strategi pembelajaran yag disampaikan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi proses belajar mandiri dalam diri siswa. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan pembelajaran yang baik pula. Karena itu faktor pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Mensitir sebuah ungkapan (pada umumnya guru tidak dilahirkan tetapi dibentuk terlebih dahulu (most teacher are not born, but are built !). Sangat menarik, memang !!! LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini! 1) Jelaskan apa yang anda pahami tentang pendekatan inovatif dalam pemilihan strategi pembelajaran! 2) Lakukan kegiatan uji coba satu strategi pembelajaran yang dimungkinkannya keterlibatan peserta didik secara aktif. Petunjuk Jawaban Latihan Untuk dapat menjelaskan pendekatan inovatif dalam strategi pembelajaran dengan baik dan benar, hendaknya Anda membaca, menyimak dan mempelajari materi dan istilah-istilah dalam Kegiatan Belajar ini dengan cermat dan tuntas. Materi Kegiatan Belajar 3 meliputi topik-topik yang membahas tentang proses pembelajaran mandiri, yaitu proses pembelajaran yang berorientasi pada prinsip penemuan (discovery) dan (inquiry). Anda juga wajib ubtuk mendalami istilah-istilah yang relevean dengan prinsip belajar tersebut seperti makna dan hakikat pembelajaran inkuari. Salah satu penerapan pendekatan ini adalah CBSA. Karena itu, Anda juga wajib memahami CBSA dengan tuntas. Untuk itu Anda dituntut untuk mempelajari topic-topik yangmembahas konsep CBSA seperti (a) hakikat/definisi prinsip-prinsip CBSA, (b) prinsip-prinsip belajar yang menunjang berkembangnya belajar siswa aktif, (c) prinsip-prinsip CBSA dalam dimensi program pembelajaran di kelas, (d) prinsip CBSA dalam dimensi situasi belajar-mengajar, (e) hubunga antara CBSA dengan keterampilan proses dan (kemampuan dasar yang perlu dikembangkan dalam penerapan konsep belajar CBSA atau discovery/inquiry. Diskusikan topik-topik diatas dalam diskusi kelompok dengan rekan-rekan sejawat di lingkungan kerja Anda atau kelompok belajar Anda. Selamat berdiskusi!

Jawaban latihan ini di kirim melalui email: yuprielihulu@yahoo.com atau yuprieli.hulu@uki.ac.id


RANGKUMAN

Pendekatan inovatif dalam strategi pembelajaran diperlukan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa secara mandiri dalam proses pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada proses penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry). Terdapat berbagai pendekatan inovatif yang dapat dilaksanakan oleh guru di kelas, salah satu diantaranya adalah pendekatan keterampilan proses. Pada pendekatanini siswa hany diberi kail dan cara mengailny (teknologinya) untuk kemudian diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh siswa itu sendiri (inovasi baru yang terus bergulir)

Daftar Pustaka Degeng, I. Nyoman. (1997). Strategi Pembelajaran (Mengorganisasikan Isi dngan Model Elabirasi). IKIP-Malang. Malang & Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia. Malang Ivancevuch, John M. Szilagyi, Andrew, D. (1997). Organitazional Behavior and Performancei. Goodyear Publishing Company, Inc. Sata Monica-California. Schmidth, William D. (1987). Learning Resources Programs That Make A difference. AECT. Whasington DC.

TES FORMATIF Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternative jawaban yang disediakan! 1) Pendekatan inovatif dalam strategi pembelajarn diperlukan untuk .

A. mengaktifkan partisipasi peserta B. merangsang kegiatan penemuan dan pencarian C. memandirikan peserta D. benar semua 2) Dalam proses pembelajaran mandiri, kegiatan pembelajaran haruslah berorientasipada proses berikut, kecuali . A. penemuan B. problem solving C. pencarian pengetahuan D. diskusi terpimpin 3) Pada pendekatan inkuari yang dipentingkan adalah perolehan motivasi .

A. ekstrinsik B. futuristik C. numerik D. instrinsik 4) Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses yang harus berpusat pada.

A. diri guru B. peserta didik C. materi pelajaran D. instruktur profesional 5) Salah satu kelemahan pendekatan pembelajaran ekspositori adalah kecenderungan menjadikan pesera didik bersifat . A. verbalistik B. acuh tak acuh (pasif) C. aktif produktif D. semua benar 6) Dalam cara belajar siswa aktif (CBSA), perolehan hasil belajar lebih ditekankan pada aspek . A. kognitif B. psikomotorik C. afektif D. perpaduan ketiganya 7) Adanya tindak lanjut berupa keinginan mencari bahan yang telah dan akan dipelajari, merupakan ciri CBSA dari segi . A. hasil belajar B. nilai C. proses belajar D. prinsip Sesuaikanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rrumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = 7

X 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai :

90 100% = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum anda kuasai.

Cocokkanlah jawaban saudara pada jawaban berikut ini 1) D, Semua benar, cukup jelas. 2) D, Diskusi erpimpin, karena pada metode diskusi terpimpin kegiatan belajar yang terjadi lebih bersifat teacher oriented dimana guru yang mengatur jalannya diskusi. 3) D, Intrinsik, taitu dorongan belajar yang berasal dari dalam diri individu yang muncul akibat adanya keinginan yang kuat untuk mengetahui atau menguasai sesuatu. 4) B, Peserta didik, karena dialah yang membutuhkansuatu perubahan dalam proses pembelajaran, dia yang harus melakukan karena pada hakikatnya proses belajar tidak dapat diwakilkan pada orang lain. 5) D, Semua benar, karen penggunaan pendekatan ekspositori pabila guru kurang menarik dalam menyajikan materi akan menimbelkan kebosanan pada peserta didik yang belajar. 6) D, Perpaduan ketiganya, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik karena dalam CBSA peserta didik tidak hanya pandai secara kognitif saja tetapi juga harus dapat menerapkan ilmunya dan memiliki sikap, nilai dan bertanggung jawab terhadap ilmu yang dimilikinya. 7) A, Hasil belajar, karena tindak lanjut berupa keinginan untuk mencari tahu lebih banyak merupakan wujud dari keterlibatan peserta didik dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai