Anda di halaman 1dari 25

A.

PENDAHULUAN

Empat alternatif yang mungkin terjadi dalam


proses belajar mengajar IPA

PANDANGAN PANDANGAN
PERTAMA KEDUA
Didasari perspektif Guru mengetahui
Piaget dan Inhelder adanya kemampuan awal
yang memandang anak siswa, namun belum bisa
“blank minded”, seperti mengidentifikasi secara
kertas putih benar
PANDANGAN PANDANGAN
KETIGA KEEMPAT
Guru mengetahui adanya Guru menyadari adanya
kemampuan awal siswa dan pengetahuan awal siswa
menyadari esensinya dan mampu melakukan
dalam PBM IPA, identifikasi secara cermat
namun identifikasi belum dan benar, sehingga guru
tuntas sehingga belum mengetahui konsep awal
terjadi perubahan konsep yang dimiliki siswa sudah
secara tuntas benar atau belum.
B. STRATEGI BELAJAR- MENGAJAR &
KONSTRUKTIVISME

1. Pemikiran Konstruktivisme

Para ahli aliran konstruktivisme memandang bahwa


pengetahuan itu dibangun di dalam pemikiran anak, dan
setiap anak harus membangun sendiri pemikirannya dan
merekonstruksinya dengan berbagai macam cara.

Apabila anak diberi suatu konsep baru baik secara


asimilasi maupun akomodasi, akan menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan. Kemudian akan berproses
membentuk keseimbangan dimana konsep baru sudah
bergabung dengan konsep lama. Inilah yang disebut
dengan rekonstruksi.
2. Perspektif
Konstruktivistik

Perspektif epistemologi para penganut aliran


konstruktivisme berpandangan bahwa umat manusia pada umunya
memahami fenomena alam secara perlahan pembangunan dalam
struktur kognitif seseorang. Dengan kata lain mereka mecoba
membuat interpretasi kemudian mengkonstruksi model- model
mental tentang lingkungan dan pengalaman baru yang mereka
alami. Saat mereka mengkontruksi model- model mental ini,
mereka menerima dunia sebagaimana mereka memandang dan
menafsirkannya.
3. Anak sebagai “arsitek”
belajarnya

Dalam konteks ini timbul asumsi bahwa anak yang


belajar sebenarnya merupakan perancang/ pembangun
(srchitect) dari pengetahuannya sendiri. Mereka memilih
bahan- bahan yang mereka perlukan. Dengan kata lain
mereka hanya akan menyerap materi yang mereka butuhkan
saja.
4. Belajar Sebagai
“ Perubahan Konsep”

West dan Pines memandang bahwa belajar sebagai suatu


proses rekonseptualisasi dan perubahan konsep. Sebelum PBM
berlangsung dalam diri anak sudah ada konsep, namun konsep ini
belum tentu benar. Jika konsep yang ada merupakan konsep yang
naif (tidak benar) maka dibutuhkannya perubahan konsep dan
diikuti dengan rekonseptualisasi. Namun jika konsep yang ada
sudah benar, yang perlu dilakukan hanyalah rekonseptualisasi.
Melalui perubahan konsep seorang anak mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya.

Siswa mengerti dan menerima konsep IPA


secara ilmiah.

Memiliki pengertian yang jelas tentang “Scientific


Content”.

Mampu melakukan penjelasan ilmiah tentang


fenomena yang dihadapi.
5. Analisis Pra- Konsepsi Anak

Sebelum melakukan perubahan konsep perlu diketahui


bagaimana pra- konsepsi yang sudah dimiliki anak mengenai materi
yang akan diajarkannya, sehingga diketahui apakah konsep awal
sang anak sudah benar atau belum. Dari hasil analisis pra-
konsepsi anak guru dapat mengidentifikasi situasi model mental pada
struktur kognitif anak sehingga dapat dirancang suatu sistem yang
diterapakan untuk memberikan treatment yang tepat pada anak.
Pre- konsepsi tersebut bersifat priadi

Pre- konsepsi anak mungkin terlihat agak


kacau dan membingungkan

Pra- konsepsi anak bersifat stabil

Pra- konsepsi sangat mempengaruhi


proses belajar
6. Konsep- Konsep Alternatif

Alternatif yang terdapat dalam diri anak


dinamakan konsepsi alternatif. Konsepsi alternatif yang
paling sesuai, paling bermakna dan diyakini anak paling
bermanfaat dan logis dalam menjelaskan suatu fenomena
alam tertentu, akan dipegang dan ini akan menjadi “
konsep anak”.
1. Apakah konsep itu memiliki arti/ makna
(intelligible) untuk anak yang mempelajarinya?

2. Apakah anak merasa yakin bahwa konsep


yang diterimnya itu benar?

3. Apakah konsep itu memberikan buah


(fruitful) dalam diri anak?
8. Konsep Baru dan
Kemungkinan yang Terjadi

1. Konsep tersebut ditolak

2. Konsep tersebut disimpan hanya


bersifat hafalan mati

3. Konsep itu dapat berpadu langsung


dengan konsep yang suddah ada.

4. Konsep yang ada menghalangi konsep


yang akan masuk
C. PERUBAHAN KONSEP DALAM PENGAJARAN
IPA

Orientasi
Pemerolehan ide-
ide
Restrukturisasi ide- ide
Klarifikasi dan Pertukaran
Dibandingkan Menyingkapkan situasi
dengan ide
sebelumnya
konflik
Konstruksi ide- ide baru
Evaluasi
Pemerolehan ide-
ide
1. Model Perubahan Konsep

Dalam melakukan perubahan konsep, salah satu


model yang cukup menarik yaitu Model Membangkitkan
Konflik Kognitif. Jika seorang anak dihadapkan dengan
konsep yang bertentangan dengan konsep yang ada dalam
kognitifnya maka akan terbentuk ketidakseimbangan dala
dirinya yang mendorong anak untuk melakukan kontaksi
kognitif mengarah pada tercapainya keseimbangan. Peran
guru dalam hal ini adalah merendahkan konsep yang keliru
sehingga dalam diri siswa ada rasa tidak puas yang akan
mendorong siswa melakukan perubahan konsep sebagaimana
yang diaharapakn.
2. Realisasi Praktis dari
Perubahan Konsep

Implementasi dan aplikasi strategi perubahan konsep pada dasarnya


dipengaruhi oleh peranan dan persepsi guru terhadap profesinya. Guru
diharapkan dapat mneyusun metode yang tepat sehingga ia dapat
menjalankan tugasnya secara efisien. Untuk merealisasikan tujuan ini
guru IPA seyogianya memiliki visi dan persepsi yang jelas tentang
tugas dan profesinya.
3. Beberapa Persepsi tentang
“Anak” dalam PBM IPA

Terdapat kekeliruan dalam pandangan Piaget dan Inhelder


yang menyatakan bahwa sebelum anak berusia 13- 15 tahun
mereka belum bisa membangun persepsi. Padal sebenarnya anak
sudah memiliki persepsi masing- masing dari usi yang sangat dini,
dimana persepsi awal ini sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar mereka. Pengetahuan awal ini mungkin :

a) Bersifat intiuitif atau naif


b) Formal dan belum ilmiah
c) Formal dan bersift ilmiah
4. Karakteristik Guru IPA

A. Karakteristik Internal
Guru harus mengetahui materi yang
diajarkan

Guru mampu menyeleksi topik yang


mewakili topik lain

Guru mengetahui & mempertimbangkan


pengetahuan awal siswa

Guru mampu mendesain strategi pengajaran


untuk pengoptimalan hasil belajar
B. Karakteristik Eksternal

Guru menyadari pengetahuan awal siswa dalam


mengajarkan materi baru

Melakukan perubahan konsep strategi mengajar


ketika murid megalami permasalahan dengan konsep
yang ada

Merencanakan strategi pembelajaran yang dapat


memengaruhi kemampuan belajar siswa
D. IMPLEMENTASI DAN KONTRIBUSI

Setiap anak bahkan kecilpun sudah memiliki


konsep

Dalam PBM seharusnya guru mengetahui pra-


konsepsi anak

Kesamaan pola pandang siswa dan guru


merupakan hal yang penting

Melakukan perubahan konsep dan


rekonseptualisasi
Merupakan model pembelajaran berlandaskan prinsip
konstruktivisme dipadu dengan konsep pembelajaran
bermakna dari Ausubel dan konsep belajar penemuan.

Konsep ini memeiliki keunggulan, diantaranya :


a) Sangat mudah diterapkan
b) Sangat besar pengaruhnya bagi pembelajaran siswa
c) Model ini memberikan hasil yang sangat memuaskan.
Capaian hasil hampir selalu diatas 80%
1) Seorang anak mampu memecahkan masalah
yang diadapi
2) Mengerti dan menerima konsep secara ilmiah
3) Memiliki pengertian yang jelas tentang konsep
yang dipelajari
4) Mampu membangun penjelasan ilmiah tentang
fenomena yang dihadapi
Guru menyadari adanya pengetahuan awal siswa dan
mampu mengidentifikasi dengan cermat dan benar

Guru menciptakan konsep pembelajaran sendiri

Guru melakukan identifikasi pengetahuan awal siswa


melalui test awal.

Melakukan perubahan konsep berbasis 3K:


Kebermaknaan, Kebenaran dan Keberbuahan
1) Repetisi
2) Menjelaskan sesuai pertanyaan
siswa
3) Melakukan pendekatan 25 : 50 : 25

Anda mungkin juga menyukai