Anda di halaman 1dari 8

Nama : Yuni Verawati

NIM : 857330641
Kode/Nama Mata kuliah : PDGK 4202 / Pembelajaran IPA di SD
Dosen Pengajar : Bapak Tommy Eka Miharja, S.Si., M.Pd.

1. Jelaskan Teori Piaget dan Model Burner dengan benar!


Jawaban :
A. Teori Paiget
Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat tahapan secara ringkas dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tahap Perkiraan Usia Ciri-ciri Khusus
Sensori motor 0 sampai 2 tahun kecerdasan motorik atau gerak dunia benda
yang ada adalah yang tampak tidak ada bahasa
pada tahap awal

Pre-operasional 2 sampai 7 tahun berpikir secara egosentris alasan-alasan


didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi
daripada pemikiran logis belum cepat
melakukan konservasi

Konkret 7-11 atau 12 tahun dapat melakukan konservasi logika tentang


Operasional kelas dan hubungan pengetahuan tentang
angka berpikir terkait dengan yang nyata

Formal 7 - 11 atau 12 tahun pemikiran yang sudah lengkap pemikiran yang


Operasional 14 tahun atau 15 proporsional kemampuan untuk mengatasi
tahun hipotesis perkembangan idealisme yang

Menurut Piaget ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang
pembelajaran di kelas terutama dalam pembelajaran IPA ketiga hal tersebut adalah :
1. seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan.
2. anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian.
3. apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan pada anak tidaklah cukup untuk menjamin
perkembangan intelektual anak.

B. Model Burner
- Bruner merupakan salah seorang ahli belajar kognitif, beliau beranggapan bahwa belajar
merupakan kegiatan pengolahan informas. Dimana kegiatan pengolahan inforamsi
tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori.
- Diantara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut
sebagai coding.
- Teori belajar ini disebut sebagai teori belajar penemuan. Dalam penerapannya dalam
proses pembelajaran di kelas Bruner mengembangkan model pembelajaran penemuan.
- Model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh.
informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan barang yang nyata.
- Peranan guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi
melainkan seorang penonton untuk mendapatkan Informasi.
- Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh siswa.
- Manfaatnya antara lain bahwa pembelajar atau siswa akan mudah mengingatnya apabila
informasi tersebut didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan.
- Manfaat lainnya adalah apabila pembelajar telah memperoleh informasi maka dia akan
mengingat lebih lama dan masih banyak lagi manfaat yang lainnya
- Dalam penerapan model ini guru mungkin terganggu dengan kebisingan dan keributan
siswa.

2. Bandingkan dasar-dasar teori Piaget dari Model Burner!


Jawaban :
Keterangan Teori Piaget Model Bruner
Teori Belajar Cognitive Development Menta Discovery Learning
Perbedaan Skema sensory motorik, pra operasional, enaktif, iconik, simbolik
operasional konkret, operasional
formal. Tahapan tersebut merupakan
sebuah siklus, yang sifatnya terus
Hal tersebut merupakan hanya berulang pada saat menemukan
sebuah tahapan proses mental pengetahuan yang baru. Maka
berdasarkan usia, yang hanya untuk tahapan tersebut mengalami
usia tertentu pada setiap sebuah siklus dalam proses
tahapannya dan tidak perlu untuk di pembelajarannya.
ulang lagi ke tahap yang
sebelumnya. Jadi, apabila seseorang
telah melewati tahapan sensori
motorik maka sudah tuntas dan
tidak perlu untuk mengulangi ke
tahapn itu lagi.

Pembelajaran siklus belajar : eksplorasi, discovery learning : eksplorasi,


pengenalan konsep dan aplikasi elaborasi dan di temukan
konsep

Implikasi teori guru mengajar dengan Menghadapkan anak pada suatu


dalam menggunakan bahasa yang sesuai situasi yang membingungkan atau
pembelajaran dengan cara berfikir anak; Anak-anak suatu masalah; anak akan
akan belajar lebih baik apabila dapat berusaha membandingkan realita
menghadapi lingkungan dengan di luar dirinya dengan model
baik. Guru harus membantu anak
agar dapat berinteraksi dengan mental yang telah dimilikinya;
lingkungan sebaik-baiknya; Bahan dan dengan pengalamannya anak
yang harus dipelajari anak akan mencoba menyesuaikan
hendaknya dirasakan baru tetapi atau mengorganisasikan kembali
tidak asing; Berikan peluang agar struktur-struktur idenya dalam
anak belajar sesuai tahap rangka untuk mencapai
perkembangannya. Di dalam kelas, keseimbangan di dadalam
anak-anak hendaknya diberi peluang benaknya.
untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.

Kategori dalam 1. Skema/skemata adalah struktur Pendekatan Bruner terhadap


proses kognitif yang dengannya belajar didasarkan pada dua
pembelajaran seseorang beradaptasi dan terus asumsi. Asumsi pertama adalah
mengalami perkembangan bahwa perolehan pengetahuan
mental dalam interaksinya merupakan suatu proses
dengan lingkungan. Skema juga interaktif. Asumsi kedua adalah
berfungsi sebagai kategori- bahwa orang mengkontruksi
kategori utnuk pengetahuannya dengan
mengidentifikasikan rangsangan menghubungkan informasi yang
yang datang, dan terus masuk dengan informasi yang
berkembang. disimpan yang diperoleh
2. Asimilasi adalah proses kognitif sebelumnya, suatu model alam
perubahan skema yang tetap (model of the world).
mempertahankan konsep
awalnya, hanya menambah atau
merinci.
3. Akomodasi adalah proses
pembentukan skema atau karena
konsep awal sudah tidak cocok
lagi.
4. Equilibrasi adalah keseimbangan
antara asimilasi dan akomodasi
sehingga seseorang dapat
menyatukan pengalaman luar
dengan struktur dalamya
(skemata). Proses perkembangan
intelek seseorang berjalan dari
disequilibrium menuju
equilibrium melalui asimilasi dan
akomodasi.

Proses asimilasi dan akomodasi persepsi dan pembentukan


pembangunan konsep (penanggapan).
pengetahuan

Persamaan sama – sama dalam hal pekembangan intelekual seseorang

3. Berikan contoh penerapan teori Piaget dan Model Burner dalam pembelajaran IPA di Sekolah
Anda Masing-masing!
Jawaban :
A. Contoh penerapan teori belajar Piaget dalam Pembelajaran IPA di SDIT BINA CENDEKIA :
Kelas/Semester : IV/II
Materi : Gaya dapat merubah gerak dan atau bentuk suatu benda
Alat dan Bahan : Papan kayu, kelereng, balok kayu dan pasir
Cara Kerja :
1. Siapkan papan kayu yang akan digunakan sebagai lintasan kelereng.
2. Letakkan balok kayu diujung lintasan sebagai landasan, sehingga
membentukbidang miring kemudian gelindingkan kelereng.
3. Amati gerak kelereng dan catat waktu yang dibutuhkan kelereng untuk sampai ke ujung
lintasan dengan menggunakan stopwath.
4. Taburkan pasir diatas lintasan yang berupa papan.
5. Ulangi langkah 2 dan 3.
Apakah terjadi perbedaan waktu yang dibutuhkan kelereng untuk sampai keujung
lintasan? Berikan alasanmu!

B. Contoh penerapan model belajar Brunner dalam Pembelajaran IPA di SDIT BINA CENDEKIA :
Kelas : III
Materi : Bagian-bagian tumbuhan
Alat dan bahan : Tanaman
Cara Kerja :
1. Ambillah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga.
2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah pertanyaan
seperti berikut :
- Menurut kalian, bagaimana akar dapat berfungsi bagi tumbuhan?
3. Terima seluruh ide atau tanggapan siswa. Berilah kesempatan kepada siswa mengajukan
dan menguji idenya sendiri.
4. Berilah pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian tumbuhan yang lainnya. 

4. Sebutkan dan jelaskan jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA!


Jawaban :
Pendekatan dalam pembelajaran IPA antara lain :
1. Pendekatan Lingkungkan
- Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa
mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara
bijaksana dengan memahami factor politis, ekonomi, sosial-budaya, ekologis yang
mempengaruhi manusia dalam dan memperlakukan lingkungan tersebut dibangun
melalui pemahaman siswa terhadap lingkungan itu sendiri.
- Pada pendekatan ini, pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar, untuk mengembangkan sikap dan perilaku peduli dan mencintai
lingkungan, dan mengembangkan keterampilan meneliti lingkungan.
2. PendekatanSain-Lingkungkan-Teknologi-Masyarakat
- IPA merumuskan penjelasan untuk mengamati lingkungan, Teknologi yang merupakan
penerapan dari pengetahuan, merumuskan pemecahan permasalahan yang terkait
dengan adaptasi manusia terhadap lingkungan. Masyarakat merupakan lingkungan
manusia tempat terjadinya kegiatan IPA, kegiatan ilmiah, dan kegiatan teknologi.
- Pengembangan yang dikembangkan melalui IPA memberi sumbangan terhadap
perkembangan teknologi baru. Teknologi baru tersebut akan mempengaruhi kegiatan
ilmiah dan penentuan permasalahan yang diteliti serta cara yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan. Pengetahuan yang dihasilkan IPA dan proses yang
digunakan ilmuwan mempengaruhi pandangan hidup manusia, cara berfikir manusia, dan
lingkungan hidup secara umum.
- Pendekatan sain-lingkungan-teknologi-masyarakat merupakan cara pandang bahwa
siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui interaksi pribadi antara pengalaman
dengan skemat pengetahuannya. Pemerolehan pengetahuan dilakuakan oleh skemata
siswa yang tepat dan bermanfaat baginya. Dalam pendidikan IPA ini, siswa mampu
memperoleh pengalaman secara fisik dan memperoleh pengalaman mengenai konsep
dan model dalam IPA.
- Secara umum tujuan penggunaan pendekatan ini adalah agar siswa memiliki pemahaman
tentang aspeksains, teknologi, lingkungan-lingkungan, dan masyarakat yang pergunakan
bagi perkembangan kognitif, menggunakan pemahaman sains dan teknologi untuk
diterpkan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial (masyarakat) siswa.
- Pada pendekatan ini, pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan
keragansiswa. Langkah dasar yang dapat diterapkan adalah (1) Curah pendapat tentang
suatu/topic, (2) mendifinisikan pertanyaan/fenomena tertentu, (3) curapen dapat
tentang sumberi informasi, (4) menggunakan sumber untuk mendapatkan informasi, (5)
melakukan analisis, sintesis, evaluasi, dan menciptakan sesuatu, dan (6) melakukan
tindakan nyata (Lutz, 1996 dalam HerawatiSusilo, 1998).
3. Pendekatan factual
- Pendekatan faktual adalah merupakan suatu cara menjabarkan IPA dengan menyiapakan
hasil-hasil penemuan IPA kepada siswa. Dimana pada akhir suatu instruksional siswa akan
memperoleh informasi tentang hal-hal penting tentang IPA.
- Metode yang paling efisien untuk menindak lanjuti pendekatan ini adalah dengan
membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi, latihan(drill), dan
memberikan tes.
- Kadang-kadang pendekatan ini menarik bagi siswa, namun kurang merefleksikan
gambaran tentang sifat IPA sendiri. Fakta yang disampaikan mewailih hasil atau produk
IPA dan meminimalkan gambaran tentang pentingnya proses IPA dalam menghasilkan
produk IPA tersebut.
- Biasanya siswa tidak mengingat tentang fakta dalam waktu yang lama. Apabila hanya
memberikan pelajaran tentang fakta maka siswa akan medapat kesan bahwa IPA hanya
berupa katalog dari sekumpulan informasi.
- Siswa tidak mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh tentang sifat IPA yang
sebenarnya lebih menarik dan menyenangkan.
4. Pendekatan Konseptual
- Konsep adalah suatu pendapat yang merupakan rangkaian dari fakta-fakta. Agar dapat
memahami suatu konsep, suatu pembelajaran memerlukan objek yang kontkret,
eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan manipulasi atau- pemrosesan pendapat
secara mental.
- Pendekatan konseptual memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan fakta kedalam
suatu model atau penjelaan tentang sifat alam semesta. Pendakatan ini menekankan
pada penyampaian produk atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses bagaimana
produk tersebut dihasilkan.
- Seorang guru terlebih dahulu akan memikirkan tentang materi IPA apa yang akan
diajarkan sebelum ia memutuskan tentang bagaimana cara mengajarkannya. Bagaimana
mengorganisasikan konsep seorang siswa melakukan observasi dan menyimpan
pengetahuannya banyak tingkatan konseptual. Siswa akan mengidentifikasikan suatu
objek, mempertimbangkannya berdasarkan pembuktian, mengenali,
menkonseptualisasikan ( misalkan berdasarkan proses atau karateristik objek).
- Konsep-konsep sederhana yang diobservasi secara berulang kali kemudian diterima
sebagai fakta. Begitu siswa memanipulasi dan menggeneralisasi berdasarkan pengamatan
dan fakta maka konseptualisasiyang lebih rumit akan terjadi padanya.
- Suatu generalisasi ilmiah yang lebih kompleks disebut skema konsep. Konsep IPA sendiri
masih bersifat agak umum, terdiri dari beberapa subkonsep. Subkonsep merupakan
tingkat konseptual terbaik yang cocock untuk membangun pengalaman belajar siswa,
yang dapat digunakan untuk menjelaskan banyak pengamatan dan fakta, namun
mempersentasikan suatu konseptualisasi yang cukup sempit untuk diuji. Tingkatakan
konsep yang lebih tinggi dan skema konsep yang yang diterima secara universal dikenal
sebagai prinsip atau hukum IPA.
- Pada umumya, para ahli mengembangkan kurikulum berdasarkan ide besar, berupa
skema konseptual, konsep, subkonsep. Hal tersebut disebabkan oleh karena
pengetahuan IPA berkembang secara cepat. Tidak ada siswa yang diharapkan dapat
mempelajari semua fakta IPA.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
- Pendekatan pemecahan masalah (farce field approach) merupakan suatu pendekatan
yang penting. Setiap masalah memiliki suatu daya positif atau daya pendorong yang
cenderung menuju kearah perubahan yang positif untuk memperbaiki suatu kondisi atau
keadaan. Namun dilain pihak terdapat pula daya pikir negatif atau penghambat yang
berupa untuk mempetahankan permaslahan tersebut. Dalam pemecahan masalah perlu
dilakukan indentifkasi daya pendorong positif yang dapat digunakan dan indentifikasi
daya penghambat untuk diminimal pengaruhnya.
- Penggunaan pendekatan pemecahan masalah dapat diterapkan berbagai metode yang
bertolak dari suatu permasalahan. Guru dapat merumuskan dan mendemonstrasikan
penyelesaian suatu masalah, kemudian meminta siswa menerapkan prinsip pemecahan
masalah tersebut untuk memecahkan permasalahan yang serupa.
- Alternatif lainnya adalah guru hanya dapat membimbing siswa merumuskan dan
memecahkan- permasalahan yang diajuhkan kepadanya. Seorang guru dapat pula
mengkombinasikan kedua cara yang telah disebutkan.
- Permasalahan dapat berupa permasalah konvergen, yaitu permasalahan dengan memiliki
satu cara pemecahan, atau permasalah divergen, yaitu permasalahan dengan memiliki
beberapa kemungkinan cara pemecahan.
- Keterampilan memecahkan masalah merupakan keterampilan dasar yang dikembangkan
melalui serangkaian latihan. Latihan memecahkan permasalahan tersebut juga melatih
siswa untuk bertanggung jawab, memiliki kemampuan tinggi, tangap terhadap berbagai
kondisi dan situasi yang dihadapinya, dan memiliki kreatifitas.
- Salah satu cara untuk melatih siswa adalah mengupayakan agar siswa beraksi secara
aktif, mengumpulkan data, menanggapi pertanyaan, dan mengorgaisasikan informasi
yang diperolehnya.
6. Pendekatan Nilai
- Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu
nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan
kepercayaan/agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara
atau daerah.
- Pada akhir instuksional siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan prilaku
tentang nilai yang menyangkut keselarasan, keserasian, dan keseimbangan lingkungan
dan alam semesta: ideal atau kesempurnaan yang dicita-cita yang terkait hidup dan
kehidupan: baik dan buruk bagi kehidupan dan alam: keuntungan/ manfaat dan kerugian
bagi manusia, lingkungan dan alam semesta: negatif dan positif bagi manusia secara
jasmani dan rohani serta sosial dan piritual: dan sebagainya.
- Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk atau hasil IPA dan penjelasan
tentang proses IPA serta prilaku yang diharapkan yang terkait produk dan proses
tersebut, namun tidak mengajarkan secara langsung tentang proses bagaimana produk
tersebut dihasilkan.
7. Pendekatan inkuiri
- Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serankaian kegiatan
intelektual.
- Secara umum kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mendiskusikan,
membuat,hipotesis menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum
yang dipelajari.
- Dengan demikian, disusun teori atau prngertian untuk diuji melalui analisis rasional
panggilan sehingga mendapatkan suatu penemuan atau, dengan eksperimen .
pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan sifat ingin tahu, imajinasi,
kemammpuan berpikir sikap dan keterampilan proses. Siswa perlu dimotivasi untuk
menemukan kemungkinan atau cara baru dalam menghadapi permasalahan yang harus
dipecahkan.
- Suatu pembelajaran dapat dikategorikan menggunkan pendekatan inkuiri apabila sisiwa
perlu menggali lebih dalam tentang informasi yang disampaikan guru untuk
mendapatkan pemahaman baru dan pemecahan masalah dimaksudkan untuk mencari
jawaban atau generelisai yang original bagi siswa.
- Alasan menggunakan pendekatan inkuiri adalah membangkitkan rasa ingin tahu sisiwa,
melibatkan siswa dalam kegiatan yang memerlukaan keterrampilan kognitif tingkat
tinggi, memberikan pengalaman konkret bagi siswa, membantu siwa mengembangkan
keterampilan proses (keterampilan penting dalam melakukan kegiatan IPA.
- Tidak semua guru yang menggunakan pendekatan inkuiri tersebut dapat berhasil baik
dalam melaksanakan pembelajaran, oleh sebab itu pendekatan ini tidak benar-benar
diterima secara umu namun sebenarnya ketidaksuksesan dapat dihindari apabila
memperhatikan hal berikut :
(1) guru harus benar-benar memahami materi,
(2) guru dapat menerima peran guru dari pemimpin tidak langsung dan terintergrasi,
(3) guru harus menguasai keterampilan baru dan sukar ( guru harus belajar membuat
pertanyaan yang baik dan secara selektif memberi penguatan terhadap jawaban
siswa),
(4) guru harus memahami dan mengatasi permasalahan siswa yang tidak tahu harus
bebrbuat apa terhadap lingkungan inkuiri baru dan asing.
- Selanjutnya disebutkan bahwa terdapt tiga kategori pada pendekatan inkuri,yaitu,
rasional, discovey dan eksperimental.
8. Pendekatan keterampilan proses
- Pendekatan keterampilan proses adalah cara mengajrkan IPA dengan mengarjakan
berbagi keterampilan prose yang biasa digunakan pada ilmuan dalam mendapatkan atau
memformulasikan hasil IPA.
- Pendekatan ini lebih melibatkan siswa dengan materi konkret dan bekerja ilmiah.
Keterampilan proses yang umum diajarkan adalah mengorvasi, menyampaikan hasil
pengamatan, dan menyimpulkan serta melakukan percobaan/penelitian. Pendekatan
keterampilan proses dibahas pada model tersendiri.
9. Pendekatan sejarah
- Pendekatan sejarah adalah cara mengarjakan IPA dengan menyajikan berbagai
penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA dan tentang perkembangan
temuan- temuan tersebut dikaitkan dengan ilmu IPA sendiri.
- Metode yang yang umum digunakan untuk pendekatan ini adalah dengan membaca buku
teks atau menjelaskan.
- Siswa diajak untuk membaca atau mendengarkan informasi temuan-temuan IPA bukan
untuk melakukan suatu kegiatan.
- Seperti halnya pendekatan faktuan dan pendekatan koseptual, pendekatan ini lebih
menenkankan penyampaian produk atau hasil IPA, sedikit menjelaskan proses
mendapatkan temuan tersebut, namun tidak banyak-banyak melibatkan siswa dengan
bagaiman prose konkret yang dilaluinya.

5. Jelaskan bagaimana Anda menerapkan pendekatan pembelajaran IPA di sekolah Anda!


Jawaban :
- Saya menganalisa terlebih dahulu materi yang akan dilakukan dengan tidak lupa
mempertimbangkan dengan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan, kemampuan siswa,
psikologi belajar, bahan pengajaran, alokasi waktu, dan sarana prasarana yang tersedia,
sehingga saya akan mampu menentukan pendekatan-pendekatan yang akan digunakan.
- Jika telah dianalisa, ternyata mampu dan bisa menggunakan beberapa pendekatan dalam
suatu pembelajaran IPA, maka saya akan menggunakan beberapa pendekatan. Misalnya
Ketika membahas materi sifat-sifat benda. Saya menggunakan pendekatan lingkungan untuk
menambah cakrawala pengetahuan peserta didik banhwa dilingkungan sekitar kita ada
macam-macam zat (padat, cair dan gas), mereka juga bisa menemukan perubahan zat-zat
(pendekatan sain-lingkungan-teknologi-masyarakat) tersebut dilingkungan mereka.
Pendekatan factual dan inkuiri, dimana oksigen yang ada di sekitar kita, yang kita hirup
termasuk benda gas dan mereka melakukan serangkaian kegiatan percobaan untuk
membuktikan hal tersebut. Untuk pendekatan pemecahan masalah seperti apakah zat yang
dibutuhkan untuk melakukan sebuah pembakaran?. Pendekatan nilai seperti bahwa
pemanasan global mengakibatkan es yang ada kutub utara mencair --- permukaan air jadi
naik. Pendekatan ketrampilan proses dimana peserta didik mengerjakan LKPD yang isinya
serangkaian kegiatan dari mempersiapan alat percobaan-melakukan percobaan-
memformulasi hipotesis, mencatat dan mempresentasikan hasil percobaan dan
menyimpulkan.

Anda mungkin juga menyukai