Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PTK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE STUDENT


TEAMS-ACHIEVEMENTDIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR
BAGIAN TUMBUHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JELATENG

Oleh:

NAMA : BUDIHARJA
NO. PESERTA : 19230202710085

PADA KEGIATAN LOKAKARYA


PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN TAHAP III
PRODI GURU KELAS SD
FKIP UNRAM
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lajunya arus globalisasi sekarang ini, yang pengaruhnya semakin meluas ke


seluruh penjuru dunia, memberikan respon bagi kita untuk lebih meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut harus
dilakukan melalui jalur pendidikan, baik informal, formal, maupun nonformal. Oleh
karena itu pemerintah berupaya mengubah paradigma baru di bidang pendidikan. Upaya
tersebut dilakukan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1. Target Kurikulum
Berdasarkan kurikulum 2013, kompetensi yang harus dicapai siswa adalah
Kompetensi Inti ” Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah, Kompetensi Dasar Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian
tubuh pada hewan dan tumbuhan, sedangkan indikator yang akan dicapai adalah struktur
bagian tubuh tumbuhan
2. Kondisi Nyata
Berdasarkan pengalaman mengajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas diperoleh
informasi bahwa hasil belajar tentang struktur bagian tumbuhan pada siswa kelas IV
masih rendah. Hal ini terbukti dengan masih sedikitnya jumlah siswa yang tuntas
(mencapai KKM 70), yakni baru berjumlah 5 orang (sekitar 15%) dari 36 siswa. Sisanya,
sebanyak 31 orang (85%) belum tuntas (Asyari, 2007).
3. Penyebab Kondisi Nyata
Dari hasil refleksi terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya
hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri Jelateng dalam mata pelajaran IPA pada
pembelajaran Struktur bagian tumbuhan dan fungsinya antara lain :
1. Cara yang ditempuh guru untuk membelajarkan Struktur bagian tumbuhan dan
fungsinya masih sangat sedikit.
2. Kurang variatifnya guru menggunakan model pembelajaran. Hal ini tidak lepas dari
pentingnya model pembelajaran.
3. Siswa tidak fokus pada pelajaran karena bentuknya mandiri.
4. Alternatif Solusi
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru bersama peneliti merancang
pembelajaran dengan model kooperatif type Student Teams-Achievementdivisions
(STAD). Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode
atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru
yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga
merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
5. Alasan Pemilihan Alternatif Solusi
Berdasarkan penyebab kondisi nyata di atas, solusi yang ditawarkan untuk
mengatasi masalah rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran IPA tentang struktur
bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV adalah melalui penerapan
pembelajaran kooperatif type Student Teams-Achievementdivisions (STAD).
Berpijak pada uraian di atas, peneliti beranggapan bahwa efektivitas
pembelajaran IPA tentang struktur bagian tumbuhan dan fungsinya akan dapat
ditingkatkan melalui model kooperatif type Student Teams-Achievementdivisions
(STAD). Atas dasar itulah PTK berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Type Student Teams-Achievementdivisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Struktur Bagian Tumbuhan Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Jelateng ”
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah


penelitian sebagai berikut : “Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Type Student Teams-Achievementdivisions (STAD) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Struktur Bagian Tumbuhan Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Jelateng?”
C. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, pemecahan masalah dapat


dilakukan dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif type student teams-
achievementdivision (STAD) yakni :

1. Memberikan orentasi pada siswa, yaitu melakukan apersepsi, menyampaikan


tujuan, dan memotivasi siswa dalam belajar
2. Mempresentasikan materi yang akan dijadikan topik diskusi oleh siswa.
3. Siswa belajar dan berdiskusi dalam bentuk kelompok kecil
4. Siswa mengerjakan kuis individual.
5. Guru memberikan skor peningkatan individual.
6. Guru memberikan penghargaan atas kelompok.
7. Guru menutup dan menyampaikan review dan tindak lanjut

D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Type Student Teams-Achievementdivisions (STAD) dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Struktur Bagian Tumbuhan Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Jelateng.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian perbaikan pembelajaran
dapat diuraikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Hasil belajar siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
b. Dapat memotivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa tentang
struktur bagian tumbuhan.
2. Bagi Guru / Peneliti
a. Dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran IPA, terutama pada
peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Student
Teams-Achievement Divisions (STAD).
b. Dapat dijadikan sebagai masukan untuk menggunakan model pembelajaran
Student Teams-Achievement Divisions (STAD), dalam mata pelajaran IPA dan
mata pelajaran yang lain.
3. Bagi Instansi / Sekolah
a. Akan memberikan kontribusi positif pada sekolah dalam rangka perbaikan kualitas
proses dan hasil pembelajaran.
b. Dapat menambah profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HEPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teoritis
1. Model Pembelajaran STAD
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik
untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas,
STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor
pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari
siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Lima komponen utama pembelajaran
kooperatif tipe STAD yaitu:

a. Penyajian kelas.

b. Belajar kelompok.

c. Kuis.

d. Skor Perkembangan.

e. Penghargaan kelompok.

Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe


StudentTeams Achievement Division (STAD).

1. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi


pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran
kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian
tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari
keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
2. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai


materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk
menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat
digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk
mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif,
guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah,
mereview konsep atau menjawab pertanyaan.

3. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk


menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam
kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan
disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah


menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi
sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan
kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam
kelompoknya.
b. Langkah-Langkah
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif
metode STAD adalah sebagai berikut:
a. Persiapan STAD
1. Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang
sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum
menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi)
yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar
kegiatan tersebut.
2. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen.
Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus
diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh
membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung
memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan
kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):
a. Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di
dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk
melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah
skor tes.
b. Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk
menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah
banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat,
misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang
beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan
lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan
dibentuk.
c. Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok
yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar
rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking.
Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok
dalam kelas kurang lebih sama.
d. Mengisi lembar rangkuman kelompok
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar
rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk
pembelajaran kooperatif metode STAD).
3. Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan guru
sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes
paling akhir yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil
dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya.
4. Kerja sama kelompok
Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan
latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi
setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling
mengenal antar anggota kelompok.
5. Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu
penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan
kelompok dan laporan berkala kelas.
b. Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas,
yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas
kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Pendahuluan
2. Pengembangan
3. Praktek terkendali
c. Kegiatan Kelompok
1. Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan
2. Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan- peraturan
lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan
guru adalah:
3. Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa
bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk
mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
d. Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali
penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima
satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah
sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan
disumbangkan sebagai skor kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
Menghitung skor individu dan kelompok, Setelah diadakan kuis, guru
menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok berdasarkan
rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan
berdasarkan skor awal siswa.
f. Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor
kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan
tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut
yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini
tergantung dari kreativitas guru.
g. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
c. Kelebihan dan Kelemahan
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu
juga dengancooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati
(1997:21)cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
a. Kelebihan
1. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru
maupun tes baku.
2. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.
3. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada
hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran
kooperatif menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.
4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
6. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa.
7. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.
8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif.
10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik.
11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama,
dan orientasi tugas.
Sedangkan keuntungan model pembelajaran kooperatif metode STAD
untuk jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi
pelajaran yang sedang dibahas.
2. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa
mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota
kelompoknya.
3. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat,
belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang
bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
4. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang
tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan
teman sebaya.
5. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi
siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
6. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu
pengetahuan.
7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk
memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
b. Kelemahan
Sampai saat ini model pembelajaran kooperatif metode STAD belum
banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar enggan
untuk menerapkan sistem ini karena beberapa alasan. Menurut Lie (2002:22)
bahwa alasan pengajar enggan menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas
yaitu:
1. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak
belajar jika mereka diterapkan dalam grup.
2. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama
atau belajar dalam kelompok.
3. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.
4. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam
grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
5. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya
menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.
Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning STAD
mempunyai kekurangan sebagai berikut:
a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan
keterampilan keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika
kelompok akan tampak macet
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat,
misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan
kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka
kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya
membonceng dalam penyelesaian tugas.
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang
timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.
Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi
menurut Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah
obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam
kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang
lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga pembelajaran
kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum
tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat,
serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah
menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif metode STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok ditugaskan
untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat berkumpul dan
bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai
seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai
tujuan dengan baik.
d. Implementasi
Penerapan penggunaan media specimen disertai model pembelajaran
kooperatif metode STAD pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan diharapkan dapat
tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling berkomunikasi, saling mendengar,
saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain
dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi
sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Winkel (Purwanto 2009: 45-46), Hasil belajar adalah perubahan
yan mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya yang
mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran. Pemberian tekanan penguasaan
terhadap materi akibat perubahan dalam diri siswa setelah belajar diberikan yang
merupakan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan.
Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang disebabkan pencapaian atau penguasaan atas materi
yang diberikan dalam proses pembelajaran, dan pencapaian itu didasarkan atas
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan, hasil itu dapat berupa perubahan aspek
kognitif, apektif, maupun psikomotorik. Selain itu, dengan hasil belajar siswa,
guru dapat menentukan kategori siswa apakah ia pandai, sedang, atau kurang.
Jadi hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan siswa
terhadap kompetensi yang sudah di tentukan dalam mencapai tujuan kurikulum
SD, pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Jelateng, dalam pokok bahasan
bagian tumbuhan.
b. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
Menurut Slameto (2010: 54), ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu:
1) Faktor internal (diri sendiri) seperti :
a. Jasmaniah meliputi: Faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b. Psikologi meliputi: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan, dan kesiapan.
2) Faktor Eksternal
a. Keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian keluarga, latar belakang
budaya.
b. Sekolah meliputi: metode pembelajaran, kurikulum, relsi guru dengan
guru, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
c. Masyarakat meliputi: Kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
3. Bagiaan Tumbuhan dan Fungsinya
1. Akar

Tumbuhan biji memiliki akar. Akar ini memiliki peranan penting untuk
kelangsungan hidup tumbuhan. Akar terdiri atas rambut atau bulu akar dan tudung
akar. Bulu akar berfungsi untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah ke
tumbuhan. Tudung akar berguna untuk melindungi akar pada saat menembus
tanah. Ada dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar serabut
adalah akar yang berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal batang. Akar
seperti ini dimiliki oleh tumbuhan, seperti rumput, padi, jagung, tebu, dan bambu.
Akar tunggang merupakan akar utama kelanjutan dari batang yang tumbuh lurus
ke bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya merupakan cabang dari akar
tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar tunggang, yaitu mangga, jeruk,
tomat, durian. Akar tunggang maupun akar serabut ada yang digunakan sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan, contoh pada tanaman ketela pohon,
wortel, ubi jalar, dan lain-lain. Dari uraian ini, fungsi akar adalah sebagai berikut.

a. Menunjang berdirinya tumbuhan.


b. Menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
c. Menyimpan cadangan makanan.
d. Bernapas.
2. Batang

Tumbuhan selain memiliki akar juga memiliki batang. Pada umumnya


batang tumbuh menuju cahaya matahari sehingga batang tumbuhnya berlawanan
dengan akar. Air dari tanah akan masuk ke dalam tanaman melalui akar, kemudian
air akan diangkut dari akar ke daun melalui batang sehingga daun tanaman akan
segar. Batang berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke
daun dan tunas. Pada batang, tumbuh tunas-tunas cabang dan ranting. Daun,
bunga, dan buah tumbuh di cabang dan ranting batang tersebut. Ada juga daun,
bunga, dan buah yang tumbuh pada batang. Batang dapat dikelompokkan menjadi
batang berkayu, batang rumput, dan batang basah. Batang tumbuhan dapat pula
dikelompokkan menjadi batang bercabang, lurus, dan berongga. Kegunaan batang
adalah sebagai berikut.

a. Pengangkut air dan mineral dari akar ke daun, buah, dan bunga.
b. Pengangkut zat makanan dari daun ke akar.
c. Tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah.
d. Tempat menyimpan cadangan makanan (seperti pada kentang dan tebu).
3. Daun

Daun tumbuhan umumnya berwarna hijau karena di dalamnya terdapat zat


warna hijau daun atau klorofil. Zat warna hijau daun ini yang menyebabkan daun
dapat mengabsorpsi energi cahaya dan menghasilkan gula dalam proses
fotosintesis. Jadi, tumbuhan yang mengandung zat hijau daun dapat membuat
makanan sendiri.
4. Bunga

Tumbuhan berbiji selain memiliki akar, batang, dan daun juga memiliki
bunga. Alam ini sangat indah dan nyaman jika tanaman sedang berbunga. Bunga
merupakan bagian yang penting bagi pembuahan. Bunga memiliki warna yang
beraneka ragam. Bunga juga ada yang berbau dan tidak berbau. Bunga yang
lengkap terdiri atas beberapa bagian, yaitu: tangkai bunga, kelopak, mahkota,
putik, dan benang sari.
Fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut.
a. Tangkai bunga merupakan penghubung batang dengan bunga. Air dan mineral
dari akar sampai ke bunga melalui batang dan tangkai bunga.
b. Kelopak bunga, berfungsi untuk membungkus mahkota bunga ketika bunga
masih kuncup.
c. Mahkota bunga merupakan perhiasan bunga yang berwarna indah berfungsi
untuk menarik serangga.
d. Putik dan benang sari terletak pada mahkota bunga. Putih merupakan alat
kelamin betina, sedangkan benang sari alat kelamin jantan. Fungsi utama
bunga adalah untuk membentuk biji agar tanaman dapat ditanam kembali
sehingga keturunannya jadi bertambah banyak.
B. Kerangka Berpikir
Melalui analisis proses dan hasil belajar IPA SD Negeri Jelateng ditemukan rendahnya
hasil belajar pada struktur bagian tumbuhan. Hal ini ditandai jumlah siswa yang tidak tuntas pada KD
struktur tumbuhan masih tinggi, yaitu 31 orang dari 36 siswa ( 85%). Diketahui bahwa penyebab
utamanya adalah Kurang variatifnya guru menggunakan model pembelajaran, oleh karena
itu dipilihlah model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mengatasi masalah
tersebut. Model kooperatif tipe STAD ini akan dilakukan dalam 5 langkah, yaitu :

a. Penyajian kelas.

b. Belajar kelompok.

c. Kuis.

d. Skor Perkembangan.

e. Penghargaan kelompok.
C. Hepotesis Tindakan

Jika model pembelajaran kooperatif type Student Teams-Achievementdivisions


(STAD) diterapkan, maka hasil belajar pada mata pelajaran IPA tentang struktur bagian
tumbuhan pada siswa kelas IV SD Negeri Jelateng akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Lokasi / Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jelateng, Desa Tumpak, Kecamatan
Pujut
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember
tahun 2019.
B. Subjek dan Observer Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV SD
Negeri Jelateng, Desa Tumpak, Kecamatan Pujut, sebanyak 36 siswa yang terdiri dari
22 orang perempuan dan 14 orang laki-laki.
2. Observer Penelitian.
Dalam penelitian ini, observer penelitiannya adalah guru kelas V dan kepala

sekolah, yang membantu peneliti sekaligus bekerja sama (kolaborasi) dalam

pelaksanaan pembelajaran sehingga diperoleh kesepakatan dan pemahaman yang

sama terhadap permasalahan yang dialami. Berdasarkan kepentingan ini maka guru

sebagai pengamat mengisi lembar observasi, merekam, dan mendokumentasikan

interaksi belajar mengajar.

3. Faktor Penelitian.
a. Guru
Dalam penelitian ini, faktor guru yang diteliti adakah aktivitas penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division

( STAD ), berhasil dengan baik adalah sebagai berikut:

1. Penyajian kelas.

2. Belajar kelompok.

3. Kuis.

4. Skor Perkembangan.

5. Penghargaan kelompok.
b. Siswa
Dalam penelitian ini, faktor siswa yang diteliti adakah aktivitas pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan Hasil belajar siswa berupa.

1. Belajar Kelompok
2. Menjawab Kuis
3. Kekompakan dalam kelopok
4. Variabel Penelitian
a. Variabel Tindakan dalam Penlitian ini adalah Penerapan Model Kooperatif
tipe STAD.
b. Variabel Harapan dalam Penelitian ini adalah Meningkatkan Hasil belajar
Siswa.
C. Rancangan dan Langkah-langkah Penelitian.
1. Rancangan Penelitian.
Berdasarkan setting penelitian di atas maka pelaksanaan penelitian yang akan
dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang bertujuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi guru pada pelajaran IPA kelas IV SD Negeri
Jelateng, Desa Tumpak, Kecamatan Pujut.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap
siklus dilakukan melalui empat tahapan penting dalam penelitian tindakan yaitu:
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Obsesrvasi dan
d. Refleksi.
2. Langkah-langkah Penelitian.
Sebelum melaksanakan langkah – langkah dalam penelitian diadakan pretes tahapan
tiap siklus
1. Perencanaan.
Pada tahap ini yang akan di lakukan adalah:
 Menyusun sekenario pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
 Membuat alat evaluasi
 Membuat lembar kerja siswa (LKS).
 Menyusun instrumen penilaian.
 Menyusun pedoman observasi
2. Pelaksanaan.
Pada tahap ini pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan adalah
pelaksanaan sekenario pembelajaran yang telah di rancang dengan penerapan
medel pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Pendahuluan.
 Seting kelas
 Melakukan apersepsi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti.
 Penyajian materi

 Belajar kelompok.

 Kuis.

 Skor Perkembangan.

 Penghargaan kelompok.

c. Penutup.
 Penguatan, Diskusi, Tanya Jawab.
 Membuat kesimpulan

3. Observasi dan Evaluasi


a. Observasi.
Pada tahap ini Observasi dilakukan oleh observer penelitian
(observasi guru dilakukan oleh kepala sekolah dan observasi siswa
dilakukan oleh guru kelas V) yang bekerja sama dengan peneliti untuk
mengamati aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Evaluasi.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan tes evaluasi yang sudah di
siapkan pada tahap perencanaan dan dilakukan oleh peneliti diakhir
pembelajaran.
4. Refleksi.

Pada tahap ini peneliti bersama observer mencermati, mengkaji, dan


menganalisis secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Kemudian
data-data dari observasi dan evaluasi dikumpulkan, sebagai bahan kajian
bersama guru,kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya untuk
mengetahui kekurangan dari sekenario pembelajaran pada siklus ini. Hasil
yang diperoleh akan dicatat sebagai acuan untuk merevisi merencanakan
perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.

D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data


1. Jenis Data.
Dalam penelitian ini data yang dipergunakan adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif adalah data tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru
selama proses pembelajaran. Data kuantitatif adalah data tentang hasil balajar siswa
yang diperoleh melalui tes.
2. Sumber Data.
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar
observasi aktivitas guru yang dilakukan selama proses pembelajaran. Sedangkan data
kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar siswa yang dilakukan setiap akhir siklus.
3. Cara Mengumpulkan Data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh dari tes hasil evaluasi
pembelajaran yang berbentuk tes obyektif dan dilakukan pada akhir siklus.
Observasi adalah teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam
penelitian ini observasi dilakukan oleh observer dengan berpedoman lembar observasi
yang sudah dibuat, observer melihat secara langsung aktivitas siswa dan cara
mengajar guru atau peneliti selama proses pembelajaran berlangsung yang
disesuaikan dengan skenario pembelajaran.
E. Instrumen Pengumpulan Data.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa
instrument yaitu tes hasil belajar dan lembar observasi guru dan siswa sebagai berikut:
1. Tes Hasil Belajar
Pengambilan data berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat dan
lainnya dapat dilakukan dengan tes hasil belajar. Tesnya berbentuk obyektif yang
terdiri dari 15 soal. Instrumen ini disusun guna mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswa dalam menguasai materi yang telah disampaikan.
2. Lembar Observasi
Instrumen ini dirancang oleh peneliti untuk mengempulkan data mengenai
aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal
yang diobservasi adalah :
a. Aktivitas guru:
 Persiapan pelaksanaan pembelajaran.
 Apersepsi
 Pengelolaan kelas
 Kelengkapan alat/bahan
 Pelaksanaan eksperimen
 Membimbing siswa selama kegiatan diskusi
 Memberi penguatan
 Menyimpulkan materi
 Menutup pembelajaran
b. Aktivitas siswa:
 Kesiapan belajar siswa.
 Interaksi siswa dengan guru.
 Kerjasama dalam kelompok.
 Interaksi siswa dengan siswa.
 Aktivitas siswa dalam diskusi.
 Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

F. Metode Analisis Data.

Dalam penelitian ini, data yang akan dianalisis adalah aktivitas guru, aktivitas
belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Setelah data terkumpul dari hasil penelitian maka
peneliti akan menganalisis data tersebut dengan menggunakan deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.

1. Data Hasil Tes


a. Ketuntasan Individual
Setelah memperoleh tes hasil belajar, setiap siswa dalam proses belajar
mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan
70 sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan untuk mata pelajaran IPA SD
Negeri Jelateng pada materi struktur bagian tumbuhan.
Rumus yang digunakan adalah:

NA = x 100

Keterangan :

NA = Nilai akhir

SA = Skor aktual

SMI = Skor maksimal ideal (Nurkencana, 1990)


b. Rata-Rata Hasil Evaluasi
Untuk menghitung skor rata-rata hasil tes siswa setiap siklus, dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

M=
Keterangan:
M = Rata-rata (mean)
∑x = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya subyek (Sudjana, 2009: 125)
c. Ketuntasan Klasikal

Menentukan hasil belajar siswa dilakukan secara klasikal yang ditentukan

dengan rumus sebagai berikut:

KB = x 100%

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

P = banyak siswa yang memperoleh nilai 70 keatas

n = banyak seluruh siswa yang mengikuti tes (Nurkancana, 1990)

Jika KB 80% maka belajarsiswa dikatakan tuntas secara klasikal dan jika KB

80% maka belajar dikatakan tidak tuntas.

2. Data Hasil Observasi


a. Data Aktivitas Guru
1. Menentukan skor aktivitas guru
Data aktivitas guru diperoleh dengan mengisi lembar observasi dan
dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut:
Setiap indikator kegiatan guru pada penelitian ini penilaiannya
mengikuti aturan rubrik berikut:
 Skor 3 diberikan jika guru melakukan semua deskriptor yang diamati.
 Skor 2 diberikan jika guru melakukan 2 deskriptor yang diamati.
 Skor 1 diberikan jika guru hanya melakukan 1 deskriptor yang diamati.
 Skor 0 diberikan jika guru tidak melakukan deskriptor yang diamati.
2. Menentukan mean ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDi)
Untuk menentukan Mi dan SDi maka harus ditentukan hal-hal sebagai
berikut:
Banyaknya indikator = 6
Skor maksimal setiap indikator = 3
Skor minimal setiap indikator = 0
Skor Minimal Ideal (SMi) = 6 x 0 = 0
Skor Maksimal Ideal (SMi) = 6 x 3 = 18
Mi dan SDi dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Mi = x (S mak I + S min I)

= x ( 18 + 0 )

=9

SDi = x (S mak I - S min I)

= x (18 – 0)

=3
3. Menentukan kriteria aktivitas guru
Untuk menentukan aktivitas guru digunakan skor standar seperti yang
tertera pada tabel berikut ini (Nurkencana, 1990 : 103).

Tabel 3.1

G. Pedoman Kriteria Aktivitas Guru

INTERVAL SKOR KATEGORI

MI + 2 SDi s/d MI + 3 SDi 15 s/d 18 Sangat baik

MI + 1 SDi s/d MI + 2 SDi 12 s/d 15 Baik

MI – 1 SDi s/d MI + 1 SDi 6 s/d 12 Cukup baik

MI – 2 SDi s/d MI – 1 SDi 3 s/d 6 Kurang baik


MI – 3 SDi s/d MI – 2 SDi 0 s/d 3 Sangat kurang baik

b. Data aktivitas siswa


1. Menentukan skor aktivitas siswa

 Skor 4 diberikan jika 76 – 100% siswa melakukan deskriptor yang diamati.

 Skor 3 diberikan jika 51 – 75% siswamelakukan deskriptor yang diamati.

 Skor 2 diberikan jika 26 – 50% siswa melakukan deskriptor yang diamati.

 Skor 1 diberikan jika 0 -25% siswa melakukan deskriptor yang diamati.

2. Menentukan Mi (Mean Ideal) dan SDi (Standar Deviasi Ideal)

Untuk menentukan Mi (Mean Ideal) dan SDi (Standar Deviasi Ideal)

dengan rumus sebagai berikut :

Banyaknya indikator = 16

Skor maksimal setiap indikator = 4

Skor minimal setiap indikator = 1

Skor Minimal Ideal (SMi) = 16 x 1 = 16

Skor Maksimal Ideal (SMi) = 16 x 4 = 64

Mi dan SDi dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

• Mi = ½ (S Max i + S min i)

= ½ (64 + 16)

= 40

• SD i = 1/6 ( S Max i - S min i)

= 1/6 (64 – 16)

= 8,333

3. Menentukan kriteria aktivitas siswa

Tabel 3.2
Pedoman kriteria aktivitas siswa

INTERVAL SKOR KATEGORI

MI + 2 SDI s/d MI + 3 SDI 56 s/d 64 Sangat aktif

MI + 1 SDI s/d MI + 2 SDI 48 s/d 55 aktif

MI – 1 SDI s/d MI + 1 SDI 32 s/d 47 Cukup aktif

MI – 2 SDI s/d MI – 1 SDI 24 s/d 31 Kurang aktif

MI – 3 SDI s/d MI – 2 SDI 16 s/d 23 Sangat kurang aktif

H. Indikator Kinerja.

Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan dari tiap siklus
dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80% peserta mencapai

KKM yang ditetapkan yaitu 70 (KKM yang sudah ditentukan di SD Negeri

Jelateng untuk mata pelajaran IPA).


2. Aktivitas guru dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan skor aktivitas guru
pada setiap siklusnya dan minimal aktivitas guru berkategori baik.
3. Aktivitas siswa dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan skor aktivitas siswa
pada setiap siklusnya dan minimal aktivitas siswa berkategori aktif.

I. Jadwal Penelitian.

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Bulan
Oktober November Desember
No Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pengamatan Awal
1
Membuat Rancangan
Penelitian
2

Membuat RPP,
3 instrument, dll

4 Pelaksanaan Siklus

J. Daftar Pustaka dan Lampiran.

1. Daftar Pustaka.
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses


Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online),
(Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan FakuLearning


Togetheras Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria
Dearcin University Press.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri


Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung.


Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2. Lampiran.

RPP, Lembar Observasi Guru, Lembar Observasi Siswa.


LAMPIRAN-LAMPIRAN PROPOSAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD NEGERI JELATENG

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 4 : Peduli Terhadap Mahluk Hidup

Sub Tema 3 : Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku

Muatan Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Materi Pokok : Bagian Tumbun

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 2x35 Menit


A. KOMPETENSI INTI

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,


membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

IPA

INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR (KD)
KOMPETENSI
3.1 Memahami hubungan antara bentuk dan 3.1.1 Menjelaskan bagian-bagian
fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan.
tumbuhan
3.6.2 Menguraikan bagian-bagian
tumbuhan
4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan 4.1.1 Membuat rangkaian bagian
tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh
tumbuhan
hewan dan tumbuhan.
4.1.2 Menjelaskan bagian-bagian
dan fungsi tumbuhan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

 Dengan pengamatan siswa dapat menjelaskan bagian-bagian tumbuhan dan


fungsinya.

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Bagian Tumbuhan dan fungsinya.
E. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi, Tanya jawab, dan Penugasan
 Model/ Strategi : kooperatif tipe Student Teams Achievement Devision (STSD)

F. MEDIA PEMBELAJARAN
 Softwer computer media PPT
 Video tentang Bagian-bagian tumbuhan diakses di link https:
https://www.youtube.com/watch?v=3TIYHzPf1tw

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak siswa berdo’a 10 menit

menurut agama dan keyakinan masing – masing.


Religius.
 Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.
Nasionalis
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran, memeriksa kerapian pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
 Guru mengkaitkan materi pembelajaran sebelumnya
dan melakukan apersepsi sesuai dengan materi
pelajaran dengan bertanya.
 Menginformasikan materi yang akan disampaikan.
 Menyampaikan cakupan materi (KD) dan tujuan
pembelajaran dengan seksama.
Inti Tahap 1 Memberikan tes awal 45 Menit
 Guru memberikan soal untuk mengetahui
kemampuan awal siswa pada materi yang akan
diajarkan.
Tahap 2 Membagi kelompok secara heterogen
 Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa dengan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
karakteristik yang berbeda (prestasi, jenis kelamin)
Tahap 3 Menyampaikan tujuan
 Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa pada
kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan mampu
menjelaskan bagian-bagian tumbuhan yang ada di
lingkungan kemudian menyajikan laporan hasil
pengamatan dengan penuh percaya diri.
 Pada kegiatan pembelajaran, siswa diminta untuk
menjelaskan bagian-bagian tumbuhan yang ada di
lingkungan
Tahap 4 Menyajikan bahan pembelajaran
 Siswa mengamati tayangan video bagian tumbuhan
yang ditampilkan guru melalui tayangan LCD
Proyektor.
 Masing-masing kelompok menyiapkan alat yang
digunakan.
Tahap 5 Membimbing peserta didik (Diskusi)
 Siswa memperagakan tayangan pada video pada
kelompok masing-masing.
 Masing-masing kelompok mengambil LKPD 1.
 Siswa dapat berkeliling lingkungan untuk
menemukan bagian tumbuhan (mengumpulkan data)
 Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari
kegiatan yang telah dilakukan. (mengasosiasi)
 Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok
lain.
 Masing-masing kelompok mempresentasikan laporan
hasil kerjanya. Communication
 Siswa diminta untuk mempersiapkan diri dengan
baik dan memotivasi untuk mempresentasikan
laporan dengan percaya diri dan dengan suara yang
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
jelas terdengar.
 Kelompok lain diberikan kebebasan untuk bertanya
ataupun memberi masukan. (menanya)
 Bagi siswa yang menyimak diingatkan untuk
mencatat informasi penting selama presentasi
berlangsung.
Kegiatan Belajar 2
 Siswa masih dalam kelompok yang sama
Tahap 1 Memberikan tes awal
 Guru memberikan soal untuk mengetahui
kemampuan awal siswa pada materi yang akan
diajarkan.
Tahap 3 Menyampaikan tujuan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
siswa mampu mengidentifikasi dan menyajikan hasil
pengamatan tentang bagian tumbuhan dan fungsinya.
Tahap 4 Menyajikan bahan pembelajaran
 Masing – masing kelompok mengamati contoh
bagian tumbuhan yang ditampilkan guru.
 Siswa mengamati kembali bagian tumbuhan yang
telah dikerjakan pada pertemuan sebelumnya.
 Siswa mengambil LKPD 2 yang telah dipersiapkan
guru.
Tahap 5 Membimbing peserta didik (Diskusi)
 Masing-masing kelompok mendiskusikan soal pada
LKPD 2
 Masing-masing kelompok memepresentasikan hasil
kerja kelompoknya ke depan kelas.
Mengkomunikasikan
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 15 menit
rangkuman hasil belajar selama sehari Integritas
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran) Religius

H. SUMBER BELAJAR

 Buku Pedoman Guru Tema 3 : Peduli Terhadap Mahluk Hidup Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).

 Video link : https://www.youtube.com/watch?v=3TIYHzPf1tw

I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian pengetahuan : Tes
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Sikap : Lembar Observasi Sikap
b. Pengetahuan : tes tulis (PG)
J. RENCANA TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN
1. Pengayaan
Siswa dapat ditugaskan untuk mencari informasi tambahan tentang contoh-contoh
sikap sikap ‘Berpikir global, bertindak lokal’, dari berbagai sumber.
2. Remedial
Siswa yang belum mampu memilah informasi dari teks eksplanasi akan mendapatkan
latihan tambahan yang dapat berupa tugas rumah. Komunikasikan pada orang tua
untuk ikut membimbing siswa mengulang tugasnya di rumah.

Mengetahui : …………, ………….2019


Kepala Sekolah Guru Kelas,

H. SUHAIMI, S.Pd BUDIHARJA, S.Pd


NIP. 19690905 199307 1 002 NIP. 19840928 201407 1 002

FORMAT PENGAMATAN KEPADA SISWA

Mata pelajaran : ………………………………………….


Guru yang mengajarkan : ………………………………………….
Topik yang diajarkan : ………………………………………….
Waktu : ............................................................
No. Ciri Perilaku Siswa Dalam Kegiatan Hasil Pengamatan
Komentar
Belajar Mengajar Ada Tidak
Ada
1 Mencari dan memberikan informasi
2 Bertanya kepada guru atau siswa
lain
3 Mengajukan pendapat atau
komentar kepada guru atau kepada
siswa
4 Diskusi atau memecahkan masalah
5 Mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
6 Memanfaatkan sumber belajar yang ada
7 Menilai dan memperbaiki
pekerjaannya
8 Membuat simpulan sendiri tentang
pembelajaran yang diterimanya
9 Dapat menjawab pertanyaan guru dengan
tepat saat berlangsung
KBM
10 Memberikan contoh dengan benar
11 Dapat memecahkan masalah
dengan tepat
12 Ada usaha dan motivasi untuk
mempelajari bahan pelajaran atau
stimulus yang diberikan oleh guru
13 Dapat bekerja sama dan
berhubungan dengan siswa lain
14 Menyenangkan dalam KBM
15 Dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru pada akhir
pelajaran
Keterangan : No. 1 - 8 adalah ciri proses, sedangkan no. 9- 15 adalah ciri hasil belajar.
.............., ………………..
Penyaji,
Pengamat,
1. ………………..
2. ………………..
3. ……………….. ……………………….

FORMAT PENGAMATAN PEMBELAJARAN


Mata pelajaran : ………………………………………….
Guru yang mengajarkan : ………………………………………….
Topik yang diajarkan : ………………………………………….
Waktu : ............................................................

Bagian Pengamatan Apakah guru Komentar


melaksanakan
Ya Tidak
Skenario pembelajaran/ perencanaan
PERSIAPAN pembelajaran
Penyiapan alat/media pembelajaran
Penampilan penyaji
PENYAJIAN PENDAHULUAN
Pemeriksaan kehadiran siswa
Pelaksanaan apersepsi
Pengungkapan tujuan pembelajaran
Pemberian motivasi pembelajaran yang
menarik dan berkaitan dengan tujuan
pembelajaran
Penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran
(pengelompokan dsb. )
POKOK
Penerapan strategi pembelajaran
Pemanduan sajianm ateri pembelajaran
(keterpaduan bahan)
Penggunaan alat/media pembelajaran
Penerapan teknik bertanya
Pemberian pengalaman berbahasa kepada
siswa
Pembahasan hasil kerja melibatkan
keaktifan siswa
Pemberian bimbingan siswa
Penggunaan bahasa penyaji
PENUTUP
Penggunaan sistem penilaian
(tetulis/lisan)
Pemberian tindak lanjut
(perbaikan/pengayaan)
Pemahaman wawasan siswa (Tugas ke Perpus
takaan dsb.)
JUMLAH
Simpulan : ………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
Saran–saran : ………………………........................…………………………………………………..
Pengamat, Penyaji,
1. ……………………………….
2. …………………………….....
3. ……………………………….. ……………………….

Anda mungkin juga menyukai