Anda di halaman 1dari 65

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar merupakan hal yang sangat mendasar, yang tidak bisa lepas dari kehidupan

semua orang. Karena bealajar merupakan suatu hal yang pasti manusia lakukan,

dimana manusia yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Seiring dengan perkembangan

masyarakat dan kebutuhan yang

meningkat. (Mansyur Muslich (2007: 3).

Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu

komeptensi yang harus dicapai dalam usaha pendidikan.bagaimanpun bagus dan

idialnya rumusan kompetensi, pada akhirnya keberhasilannya sangat tergantung pada

pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru. Peran guru dalam mengajar

berpengaruh dalam interaksinya dengan peserta didik untuk diarahkan pada pencapaian

tujuan pendidikan.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah suatu mata pelajaran yang wajib diberikan

kepada peserta didik terutama di jenjang pendidikan dasar, karena mata pelajaran ini dapat

dijadikan sebagai media bagi peserta didik untuk belajar berinteraksi dengan sesama baik

dilingkungan sekitar ataupun dilingkungan sekolah dalam penggunaan bahasa yang baik dan

benar sesuai dengan Ejaan Yang di Sempurnakan. Maka dari itu sejak dini peserta didik

harus diajarkan dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan EYD.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia.

Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia maka diperlukan berbagai upaya.

Contoh upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan

kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan

berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik komunikasi secara

langsung maupun tidak langsung.

Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat berdiri sendiri pada setiap

aspeknya. Dalam pembelajaran di sekolah ke empat keterampilan berbahasa yang telah

dikemukakan di atas, masing-masing aspek saling berhubungan dan berkaitan. Oleh karena

itu, masing-masing aspek keterampilan berbahasa tidak dapat dipisahkan akan tetapi dapat

dibedakan. Dengan demikian dalam pembelajaran guru dapat memfokuskan pada salah satu

aspek keterampilan tanpa mengabaikan komponen aspek yang lainnya.

Pembelajaran membaca permulaan di sekolah dasar memiliki peranan yang sangat

penting. Membaca merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh suatu informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan membaca, seseorang

dapatmemperoleh pengetahuan atau maksud dari suatu bacaan. Selain itu seiring

denganperkembangan zaman sekarang ini, ilmu pengetahuan terbanyak diperoleh melalui

membaca. Oleh karena itu, membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus

dimiliki oleh setiap orang sejak dini, karena melalui membaca, seseorang dapat belajar

banyak tentang berbagai bidang.

Keterampilan membaca permulaan merupakan bekal atau kunci keberhasilan peserta

didik dalam pendidikan di sekolah. Membaca permulaan diberikan kepada peserta didik di

kelas rendah, yaitu untuk peserta didik kelas I dan II sekolah dasar. Dalam hal ini peserta

didik mampu mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi yang bermakna. Jika

peserta didik kesulitan dalam membaca permulaan, maka peserta didik akan mengalami

kesulitan juga dalam mata pelajaran yang lain. Dengan kata lain, keterampilan membaca

permulaan akan berpengaruh terhadap mata pelajaran yang lain, karena membaca permulaan
sebagai awal atau dasar peserta didik untuk menguasai berbagai bidang study serta

keterampilan membaca permulaan pada tingkat selanjutnya.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 22 april 2021 dengan guru kelas IA SDN 9

Simpang Pematang diketahui bahwa 58,62% peserta didik kelas I masih mengalami kesulitan

dalam membaca permulaan terutama dalam aspek ketepatan, lafal, dan kelancaran.

Menurut guru kelas IA keterampilan membaca permulaan peserta didik perlu ditingkatkan

dibandingkan dengan aspek keterampilan berbahasa yang lain seperti berbicara, menulis, dan

menyimak. Peserta didik lebih mudah dalam menjawab pertanyaan dari guru secara lisan

dari pada dalam bentuk tulisan. Hal ini dikarenakan peserta didik masih kesulitan dalam

membaca soal.

Tabel 1.
Rekapitulasi Data awal Hasil Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan
Kelas 1A SDN 9 Simpang Pematang

No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan


1. Abid Febriansyah 20 Tidak tuntas
2. Aillen Boby Sudarwanto 82 Tuntas
3. Arkan Aldiano 48 Tidak tuntas
4. Dio Prayoga 18 Tidak tuntas
5. Doni Yoga Pratama 29 Tidak tuntas
6. I Wayan Rafa Aditya 20 Tidak tuntas
7. Muhamad Vicky Aditia 40 Tidak tuntas
8. Radit Aldiansyah 40 Tidak tuntas
9. Rafka Ahmad Bukhori 42 Tidak tuntas
10. Abrah Saputra 30 Tidak tuntas
11. Yuna Fradiska 67 Tidak tuntas
12. Desi Erna Safitri 84 Tuntas
13. Elia Nur Kholifah 80 Tuntas
14. Ni Kadek Amelia 67 Tidak tuntas
15. Ni Luh Anggun Saputri 80 Tuntas
16. Nur Ayu Kholifah 50 Tidak tuntas
17. Sheril Ratu Imarsya 68 Tidak tuntas
18. Resa Kurniasari 88 Tuntas
19. Velisa Yuniar 65 Tidak tuntas
20. Wahyu Setiawati 46 Tidak tuntas
Jumlah 1.104
Rata-rata 55,20
Ketuntasan Belajar 7,00%
Nilai tertinggi 88
Nilai terendah 18

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa yang nilainya tuntas hanya ada 5 peserta
didik. Dan yang lain nilai belum tuntas. Dan diperoleh nilai rata-rata 55,20 dengan
ketuntasan belajar 7,00.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran sangat

kurang optimal. Pembelajaran pagi hari diawali dengan guru membuka sesi tanya jawab

dengan peserta didik. Pada pembelajaran pertama, peserta didik belajar melafalkan kata

berdasarkan gambar yang terdapat di papan tulis. Peserta didik melafalkan dan menyebutkan

kata yang berada dibawah gambar. Pada pembelajaran kedua, guru membacakan sebuah

bacaan yang ada di buku.

Guru membacakan sebuah bacaan lalu peserta didik menirukannya. Dari hal ini terlihat

bahwa beberapa peserta didik menirukan guru dalam membaca tanpa melihat bacaan tesebut

ataupun mengejanya. Ketika guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membaca secara

bergantian, para peserta didik tersebut terlihat kebingungan. Peserta didik yang sudah

membaca terlihat ramai dan sibuk bermain, serta ada peserta didik yang tidak mau untuk

membaca.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas IA, terlihat bahwa keterampilan membaca

permulaan peserta didik perlu ditingkatkan. Hal ini dibuktikan dari tes unjuk kerja

keterampilan membaca permulaan peserta didik. Beberapa peserta didik masih kesulitan

dalam membaca permulaan, seperti peserta didik bisa menghafal huruf tetapi ketika

dalam bentuk kata peserta didik masih bingung dalam melafalkannya, peserta didik masih

mengeja huruf satu per satu, peserta didik kurang tepat dalam menyebutkan huruf, ada kata

yang terlewat ketika membaca, ada beberapa kata yang diganti atau tidak sesuai dengan
bacaan, serta peserta didik kurang lancar dalam membaca kalimat sederhana.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam pembelajaran membaca permulaan perlu

diadakan upaya perbaikan dengan penggunaan media yang efektif. Media tersebut harus

kartu gambar yang dapat menarik perhatian dan minat peserta didik, serta dapat

mengaktifkan peserta didik agar peserta didik lebih fokus dalam pembelajaran. Maka dari

situlah, penelitian ini mengupayakan perbaikan pembelajaran membaca permulaan dengan

penggunaan media kartu gambar. Dengan penggunaan media kartu gambar ini dapat

memudahkan peserta didik dalam belajar membaca permulaan. Selain itu peserta didik dapat

lebih aktif dan konsentrasi dalam belajar membaca permulaan. Media merupakan media

visual yang berisi serangkaian huruf, kata, atau kalimat yang dilengkapi dengan gambar

dimana dalam penggunaannya ditunjukkan kepada peserta didik dalam waktu yang relatif

singkat. Dengan penggunaan media kartu gambar dapat membantu guru dan peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, dapat diidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

a) Masih rendahnya peserta didik pada pengenalan huruf-huruf Abjad.

b) Penggunaan model atau media pembelajaran yang kurang tepat.

2. Analisis Masalah

Setelah dilakukan identifikasi masalah, penulis mendiskusikan masalah tersebut dengan

teman sejawat dan supervisor 2, dan ditemukan analisis masalahnya, adalah:

a) Guru hanya menggunakan metode ceramah


b) Guru tidak menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang menarik.

3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah

Penggunaan Alat Peraga media kartu gambar dalam perbaikan pembelajaran Bahasa

Indonesia untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan peserta didik di SD Negeri

9 Simpang Pematang merupakan alternatif dan prioritas pemecahan masalah pembelajaran

saat itu. Media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan

isi materi pengajaran yang terdiri dari foto, gambar, tape rocorder, buku, dll. (Gagne dan

Briggs(1975).

Maka penulis ingin melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran dengan judul :

“ Meningkatkan   Keterampilan Membaca Permulaan pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia Peserta didik  Kelas 1 Dengan Menggunakan Media Kartu Gambar di SDN 9

Simpang Pematang Tahun Ajaran 2020/2021”

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah dengan Menggunakan Media Kartu Gambar dapat meningkatkan Keterampilan

Membaca Permulaan Peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1A SDN 9

Simpang Pematang?

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk Meningkatkan keterampilan membaca permulaan peserta didik pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas 1A SDN 9 Simpang Pematang dengan menggunakan Media

Kartu gambar.

D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat bagi peserta didik

 Meningkatkan perhatian peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

 Meningkatkan keterampilan membaca peserta didik.

b. Manfaat bagi Guru

 Dapat di jadikan sebagai acuan bagi pendidik, umumnya dalam kegiatan pembelajaran

di kelas dalam meningkatkan keterampilan membaca peserta didik.

c. Manfaat bagi Sekolah

 Penelitian ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap meningkatnya keterampilam

membaca peserta didik mata pelajaran bahasa indonesia kelas 1A dengan menggunakan media

kartu gambar di SDN 9 Simpang Pematang.

 Memperbaiki Model Pembelajaran yang ada.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. ) Keterampilan Membaca

Pengertian Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan


oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan. Pesan atau

makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi timbal balik,

interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki

pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta, dan informasi yang tertuang dalam teks

bacaan. Kematangan anak untuk belajar membaca tercemin pada beberapa

kemampuan tertentu pada anak. diantaranya kemampuan melihat, kemampuan

mendengar, kemampuan memahami, dan besarnya perhatian. (Winihasih, ( 2005:

123).

Membaca adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya

melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berfikir. Sebagai

prosesvisual membaca merupakan proses menterjemahkan simbol (tulis) ke dalam

kata-kata lisan (Farida Rahim, 2006: 2).

Pembelajaran bahasa di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting.

Pembelajaran bahasa membentuk kemampuan dasar yang diperlukan untuk

perkembangan selanjutnya. Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat

aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik di sekolah dasar

diantaranya:

1. keterampilan menyimak,

2. keterampilan berbicara,

3. keterampilan membaca dan

4. keterampilan menulis.

Pengertian keterampilan menurut para ahli. Menurut (Subana, 2000: 36)

keterampilan adalah kemampuan menggunakan pikiran atau nalar, sedangkan


perbuatan yang efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk

kreativitas. Keterampilan memiliki beberapa unsur kemampuan, diantaranya:

kemampuan olah pikir (psikis) dan kemampuan olah perbuatan (fisik). Keterampilan

bahasa diartikan sebagai kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam

menulis, membaca, menyimak, dan berbicara.

.
a. Tujuan Membaca

Menurut (Farida Rahim (2008:10) tujuan membaca mencakup:

a. kesenangan,

b. menyempurnakan membaca nyaring,

c. menggunakan strategi tertentu,

d. mengetahui pengetahuan tentang suatu topik,

e. mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah di ketahui,

f. memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis.

Sedangkan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih ( 2001: 24 ) tujuan

membaca:

1) mendapatkan Informasi yaitu mencakup informasi tentang fakta dan kejadian

sehari-hari,

2) membaca untuk meningkatkan citra diri

3) submilasi atau penyaluran yang positif

4) rekreatif yaitu untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan

5) membaca hanya karena iseng, dan

6) untuk mencari nilai-nilai keindahan dan nilai kehidupan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Membaca

Menurut Lamb dan Arnold (dalam Farida Rahim (2011:16) faktor yang

mempengaruhi keterampilan membaca adalah:

 Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan

jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan


bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.

 Faktor Intelektual

Faktor Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi

berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode

mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut mepengaruhi

kemampuan membaca permulaan pada anak.

 Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca

peserta didik. Faktor lingkungan itu diantaranya:

a. Latar belakang dan pengalaman peserta didik di rumah;

b. Sosial ekonomi keluarga Peserta didik

 Faktor Psikologis

Faktor lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak

adalah faktor psikologis. Faktor ini diantaranya:

a. Motivasi

b. Minat, dan

c. Kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.

Sedangkan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih ( 2001 : 25) ada 3 faktor

yang dapat mempengaruhi memampuan dalam membaca sebagai berikut:

a. Motivasi

b. Lingkungan Keluarga

c. Bahan Bacaan.
2. ) Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran disebut juga dengan proses belajar. Menurut Wingkel (

Muchlisoh, dkk, 1992: 43), proses belajar merupakan aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan, yaitu perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan ini relatif tetap atau berbekas. Lebih

lanjut Wingkel mengatakan bahwa setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu

perubahan dalam diri peserta didik, perubahan ini akan tampak dalam tingkah laku

peserta didik atau prestasi peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran

merupakan suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik yang saling bertukar

informasi dimana guru membantu peserta didik agar dapat memperoleh ilmu

pengetahuan yang maksimal.

Bahasa merupakan kunci utama dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa,

manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya. Fungsi bahasa selain dibutuhkan

untuk berkomunikasi dengan dunia luar, bahasa juga memiliki fungsi sebagai tanda

atau ciri dari identitas kebudayaan manusia.

Dengan demikian pembelajaran bahasa merupakan proses pengubahan perilaku

berbahasa peserta didik. Dalam berbahasa, untuk menyusun kata menjadi kalimat

terdapat aturan atau kaidah. Oleh karena itu, setiap orang dalam kehidupannya perlu

untuk belajar bahasa agar dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan baik dan

benar.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar


Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai

dari kelas I hingga kelas VI sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia

merupkan proses pengubahan perilaku berbahasa peserta didik Dimana guru

mengajarkan bahasa kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran

bahasa. Tujuan pembelajaran bahasa menurut H. G. Tarigan (1986: 22) adalah

untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa peserta didik.

Selanjutnya, ( H. G. Sabarti Akhadiyah, dkk. ), Mengungkapkan bahwa untuk

mencapai kemampuan berkomunikasi, melalui pengajaran diberikan pengetahuan

dan keterampilan berbahasa Indonesia, antara lain:

(1) Unsur-unsur bahasa yang mencangkup lafal, ejaan, struktur, dan kosakata

dalam berbagai berbagai ranah kebahasaan yang diperoleh untuk dapat

berkomunikasi dengan lancar

(2) Kegiatan bahasa yang meliputi membaca, menulis atau mengarang, berbicara,

dan pragmatik.

Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik kemampuan

menyimak, berbicara, membaca, dan juga menulis. Untuk itu dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di sekolah dasar, peserta didik mampu menggunakan simbol-

simbol bunyi, huruf, kata, frasa, atau kalimat secara efektif, baik secara lisan

maupun dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa

merupakan suatu proses pengubahan perilaku berbahasa peserta didik, dimana

fungsi dari bahasa adalah agar manusia dapat berkomunikasi atau berinteraksi

dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan


untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa peserta didik.

Keterampilan berbahasa peserta didik meliputi: keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dengan

adanya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dapat mengembangkan

peserta didik untuk bernalar dan berfikir.

3.) Pembelajaran Membaca Permulaan

1. Pengertian Membaca Permulaan.

Membaca permulaan diajarkan pada peserta didik kelas rendah yaitu pada

peserta didik kelas I dan 2 sekolah dasar. Membaca pada tingkat ini merupakan

kegiatan belajar mengenal bahasa tulis, seperti belajar menguasai dan melafalkan

huruf-huruf baik huruf konsonan maupun huruf vokal. Melalui tulisan tersebut

peserta didik diharapkan dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa

untuk memperoleh keterampilan membacanya.

Keterampilan membaca permulaan pada kelas I, diartikan sebagai

keterampilan mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi atau

suara-suara yang bermakna (Supriyadi, dkk, 1992: 117). Senada dengan

Supriyadi, dkk, Risah Arijani (2013: 321), mengatakan bahwasanya membaca

permulaan merupakan aktivitas yang kompleks, dalam hal ini mencangkup

kegiatan fisik dan mental yang mengacu pada kecakapan, yaitu peserta didik

sanggup membaca dengan lafal, intonasi yang jelas dan benar. Untuk dapat

belajar membaca permulaan secara optimal, peserta didik diharapkan memiliki

pengalaman-pengalaman berbahasanya terlebih dahulu.


2. Tujuan Membaca Permulaan

Adapun tujuan membaca permulaan yang disebutkan oleh Suparman Herusantosa

(Saleh Abbas, 2006: 123) adalah sebagai berikut:

a.Untuk membina dan membimbing dasar-dasar mekanisme dalam membaca.

Agar peserta didik dapat membaca dengan dengan benar dan dengan intonasi

yang jelas.

b. Peserta didik dapat melafalkan kata-kata dan membaca kalimat sederhana

dengan lancar, tepat, dan dalam waktu yang singkat.

c. Peserta didik dapat melafalkan kata-kata dan membaca kalimat sederhana,

dengan lancar, tepat, dan dalam waktu yang singkat.

Berdasarkan pendapat diatas, tujuan membaca permulaan yaitu agar peserta

didik dapat memiliki keterampilan menyuarakan kalimat sederhana dengan

baik dan benar sehingga peserta didik dapat membaca pada tingkat selanjutnya.

Oleh karena itu dalam hal ini, guru membimbing dan memberikan bekal kepada

peserta didik keterampilan membaca tulisan dengan intonasi yang jelas dan

wajar, tekanan yang baik, dan lafal yang benar.

Sedangkan Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1997: 50-52) berpendapat bahwa

membaca permulaan di sekolah dasar diberikan secara bertahap.

a. Tahap Pramembaca

Pada tahap pramembaca, kepada peserta didik diajarkan: (1) sikap duduk yang

baik, (2) cara meletakkan/menempatkan buku di meja, (3) cara memegang

buku, (4) cara membalik halaman buku yang tepat, dan (5) melihat atau

memperlihatkan gambar atau tulisan.

b. Tahap Membaca
Setelah pramembaca, materi yang terdapat dalam tahap membaca, seperti

berikut.

1) Lafal dan intonasi, peserta didik dapat melafalkan huruf dan kata, serta dapat

membaca kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat.

2) Huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata dan kalimat sederhana,

huruf yang sudah dikenal peserta didik yaitu a, i, m, n, u, l, b, e, t, p, o, d, k,

dan s.

3) Kata-kata baru yang bermakna, peserta didik dikenalkan kata-kata yang baru

atau belum dikenal sebelumnya.

4) Lafal dan intonasi kata yang sudah dikenal dan kata baru.

5) Puisi yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan usia peserta didik, peserta

didik dapat membaca puisi sederhana.

6) Bacaan lebih kurang 10 kalimat, peserta didik membaca dengan lafal

dan intonasi yang wajar.

7) Kalimat-kalimat sederhana untuk dipahami isinya, dan

8) Huruf kapital pada awal kata atau kalimat, seperti nama orang,

Tuhan,dan agama.

Dengan demikian membaca permulaan difokuskan pada keterampilan dan strategi

untuk mengembangkan kelancaran peserta didik dalam membaca. Dalam hal ini

aspek yang dikembangkan adalah bahasa lisan, konsep bahasa tulis, melafalkan dan

menyuarakan huruf, serta kosakata.

3. Penilaian Membaca Permulaan

Penilaian hasil belajar pada keterampilan membaca permulaan merupakan salah

satu komponen yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya


penilaian kepada peserta didik, guru dapat mengetahui keberhasilan dari suatu

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Djemari Mardapi (Eko Putro Widyoko,

2014: 29) mengatakan “kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya.”

Artinya jika hasil penilaiannya baik, maka kualitas pembelajarannya pun baik.

Untuk mengetahui atau mendapatkan informasi tentang keberhasilan peserta didik

dalam pembelajaran, maka diperlukan alat yang dapat mengukur keberhasilan

peserta didik

Dalam pembelajaran bahasa, penilaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif, sedangkan

non tes digunakan untuk mengukur kemampuan afektif dan psikomotor.

Berdasarkan aspek dalam pembelajaran membaca permulaan, untuk mengetahui

hasil dari belajar membaca peserta didik maka diperlukan suatu penilaian. Sabarti

Akhadiyah, dkk, (1993b: 146) menyebutkan bahwa untuk memberikan nilai

membaca permulaan kepada peserta didik dapat menggunakan pedoman penilaian

dimana aspek-aspek yang dinilai meliputi: lafal, frasing, kelancaran, perhatian

terhadap tanda baca, dan intonasi.


Sejalan dengan pendapat Sabarti Akhadiyah, dkk, Darmiyati Zuchdi dan

Budiasih (1997: 123) memaparkan evaluasi keterampilan membaca haruslah dilihat

dari keseluruhan keterampilan membaca dari peserta didik yang perlu diperhatikan

dalam evaluasi antara lain: (1) ketepatan menyuarakan tulisan, (2) kewajaran lafal,

(3) kewajaran intonasi, (4) kelancaran, (5) kejelasan suara, dan (6) pemahaman isi

atau makna.

Dengan demikian, penilaian dalam membaca permulaan bertujuan untuk

mengetahui dan mendapatkan informasi tentang sejauh mana keterampilan peserta

didik kelas I sekolah dasar dalam membaca. Penilaian yang dilakukan dalam

membaca permulaan yaitu dengan memperhatikan aspek- aspek dalam membaca

permulaan, antara lain: ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan kejelasan suara.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasannya keterampilan

membaca permulaan adalah keterampilan peserta didik mengubah lambang-

lambang tertulis menjadi bunyi dengan memperhatikan beberapa aspek meliputi

ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan kejelasan suara. Hal ini bertujuan agar

peserta didik kelas rendah dapat menyuarakan tulisan dengan benar dan tepat

sebagai dasar untuk dapat membaca pada tingkat selanjutnya. Aspek pembelajaran

membaca permulaan di kelas I sekolah dasar yaitu mengembangkan bahasa lisan

dan bahasa tulis. Peserta didik dapat menyuarakan dan melafalkan huruf, suku kata,

kata, dan dapat membaca kalimat sederhana yang disajikan dalam bentuk tulisan ke

dalam bentuk lisan.


4.) Media Kertu Gambar

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti ”tengah‟, perantara‟, atau, pengantar‟.

Menurut Gerlach & Ely (dalam Azhar Arsyad, 2006: 2), media apabila di

pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Media pembelajaran di artikan semua

benda yang menjadi perantara dalam terjadinya proses pembelajaran.

Pengertian Media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari foto, gambar, tape rocorder,

buku, dll. Gagne dan Briggs(1975).

Kemudian pengertian media menurut Atwi Suparman (2001:187) adalah alat

yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim

kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat

berbentukorang atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-

alat elektronik, gambar, buku, dan sebagainya.

Dari beberapa pendapat dan paparan para ahli diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk

menyalurkanpesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan,

kemudian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan

guru untuk menyalurkan pesan kepada peserta didik sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik dan


mempunyai pengalaman yang nyata sehingga dapat meningkatkan proses

dan hasil belajar peserta didik.

 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Arief S. Sadiman (2009:17) secara umum media pendidikan

mempunyai fungsi diantaranya:

1. Menimbulkan persepsi yang sama diantara pemberi dan penerima pesan.

2. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat fariabelistis dalam

bentuk tertulis atau lisan belaka.

3. Mengatasi keterbatasan ruang, ruang dan daya indera seperti:

 objek yang terlalu besar

 objek yang kecil

 gerak yang terlalu lambat

 kejadian di masa lalu

 objek yang terlalu kompleks

 konsep yang terlalu luas.

Sementara menurut Azhar Arsyad, terdapat tiga fungsi media dalam proses

pembelajaran diantaranya:

 Fungsi afektif

Media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika

belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau

lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik

contohnya informasi menyangkut masalah sosial.

 Fungsi kognitif
Media dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan

mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalamgambar

tersebut.

 Fungsi kompensatoris

Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media yang

memberikan konteks untuk memahami.

Menurut Uemar Hamalik (1994: 15) merincikan manfaat dari media

pendidikan adalah:

a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir oleh karena itu

mengurangi verbalisme.

b. Memperbesar perhatian peserta didik

c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar

a. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri dikalangan peserta didik.

Dari uraian tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah perantara dari pengirim kepada penerima pesan.

Selanjutnya media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan

dalam pembelajaran yang dapat membangkitkan keinginan dan minat baru

terhadap peserta didik, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, dan berpengaruhsecara psikologis kepada peserta didik

sehinggadalam proses belajar mengajar lebih efektif dan evisien.


2. Pengertian Kartu Gambar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) kartu adalah kertas tebal

berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan kata.

Kartu yang dalam aplikasinya memiliki berbagai variasi dan ukuran merupakan alat

bantu ajar yang praktis. Selembar kartu dapat dibuat dari kertas biasa (HVS), karton

manila, atau kertas cover. Helyantini Suetopo (2009).

Dari paparan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kartu gambar

adalah sebuah media pembelajaran berbentuk segi empat pipih yang memuat

perpaduan antara kata dan gambar contoh gambar buah-buahan, hewan dll.

a) Kegunaan dan kelebihan kartu gambar

Menurut Maimanah Hasan (2011) Adapun kegunaan dari kartu gambar

adalah:

 Dapat membaca pada usia dini.

 Mengembangkan daya ingat otak kanan.

 Melatih kemampuan konsentrasi balita.

 Memperbanyak perbendaharaan kata dari balita.

Adapun kelebihan dari kartu gambar adalah:

 Mudah dibawa ke mana-mana.

 Praktis dalam membuat dan menggunakannya

 Gampang diingat karena kartu ini bergambar yang sangat menarik

perhatian peserta didik.

 Menyenangkan sebagai media pembelajaran

Dengan adanya kegunaan dan kelebihan yang telah disebutkan diatas

diharapkan peserta didik menjadi pintar dalam memahami huruf alphabet


sehingga dapat dijadikan sebagai metode cara belajar membaca permulaan

yang tepat dan gampang untuk dipahami.

3. Karakteristik Media Kartu Gambar

Menurut Rahadi Ansto (2003) menyebutkan ada beberapa karakteristik media

kartu gambar diantaranya:

a. Harus Autentik, maksudnya dapat menggambarkan objek atau peristiwa

contohnya misal menjelaskan tentang peristiwa gunung meletus

b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian pokok gambar.

c. Ukuran gambar harus proposional, sehingga peserta didik mudah

membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.

d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

e. Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media

yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut

seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai.

4. Penggunaan Media Kartu Gambar dalam Pembelajaran Membaca Permulaan.

Media kartu gambar dapat digunakan peserta didik untuk berlatih

membaca permulaan. “Flash cards are useful for drilling new letters, syllables,

words, and other information” (Mohammadreza Khodareza (2012: 137). Dengan

penggunaan kartu gambar ini peserta didik lebih dapat berlatih membaca huruf,

suku kata, kata, dan kalimat sederhana dengan lafal yang tepat. Pemilihan media

kartu gambar untuk pembelajaran membaca permulaan disesuaikan dengan

perkembangan peserta didik kelas I dimana menurut Piaget termasuk dalam fase

operasional konkret.
Menurut Suyatinah (2006: 250), pada taraf operasional konkret ini anak mampu

melakukan aktivitas-aktivitas yang logis tertentu hanya dalam situasi yang konkret.

Selanjutnya, Suyatinah menjelaskan bahwa gambar sangat menarik bagi anak dan

sebagai rangsangan dalam pembelajaran membaca siswa sekolah dasar pada tahap

awal. Dengan demikian, penggunaan media kartu gambar dimana memuat gambar

yang bersifat konkret dapat mempermudah peserta didik dalam mengenal dan

mengingat kata atau kalimat. Selain itu, dapat menarik perhatian dan minat peserta

didik dalam membaca.

Media kartu gambar merupakan media pembelajaran yang memungkinkan anak

mampu untuk belajar membaca dengan mengingat gambar dan bentuk dengan

cepat. Selain itu media kartu gambar dapat mengembangkan perkembangan otak

kanan dimana ciri dari otak kanan adalah cepat dan tidak mengulang-ulang

(Garin Diah Palupi, 2013). Hal ini sejalan dengan pendapat Teguh Prasetyo (2014)

yang menyebutkan beberapa manfaat media kartu gambar adalah sebagai berikut:

(1) Anak dapat membaca pada usia sedini mungkin

(2) Mengembangkan daya ingat otak kanan

(3) Melatih kemampuan konsentrasi anak

(4) Memperbanyak perbendaharaan kata.

Budi Istanto (2014 :6) menambahkan bahwa dalam kartu dengan penulisan

pemenggalan yang sesuai dapat memudahkan peserta didik dalam membaca

dengan lafal dan intonasi yang tepat. Oleh karena itu, peserta didik dapat belajar

membaca permulaan dengan lafal dan intonasi yang wajar. Selain itu dalam

penelitian Budi Rahman Haryanto (2014 :136) yang menyatakan bahwa media

kartu gambar dimana dalam penggunaannya yang cepat dapat meningkatkan aspek
ketepatan, kelancaran, dan kejelasan suara dalam keterampilan membaca

permulaan pada peserta didik kelas IA.

Dalam penggunaan media kartu gambar di kelas, Dina Indriana (2011: 138)

menjelaskan langkah-langkah penggunaan media kartu gambar diantaranya:

a. Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap

ke peserta didik.

b. Cabutlah satu per satu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan.

c. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada peserta didik yang

duduk di dekat guru. Mintalah peserta didik untuk mengamati kartu tersebut,

lalu teruskan kepada peserta didik yang lain hingga semua peserta didik bisa

kebagian.

d. Jika sajian menggunakan jenis atau cara permainan, letakkan kartu- kartu

tersebut di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun. Siapkan

peserta didik yang akan berlomba, misalnya tiga orang untuk berdiri sejajar di

ujung sini. Sedangkan kotak yang berisi kartu tersebut berada di ujung sana.

Selanjutnya guru memberikan perintah untuk mencari suatu benda, misalnya

komputer. Anak berlomba lari menuju kotak untuk mencari gambar komputer.

Setelah mendapatkannya, anak harus kembali ke tempat start. Peserta didik

yang paling cepat larinya dan mendapatkan bendanya harus menyebutkan nama

benda tersebut.

Berdasarkan langkah-langkah penggunaan media kartu gambar di atas, maka

dalam pembelajaran membaca permulaan langkah-langkah pembelajarannya,

diantaranya:

a. Guru berdiri di depan kelas dan menghadap peserta didik dimana


seluruh peserta didik dapat memperhatikan guru.

b. Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang guru setinggi dada dan

menghadap ke peserta didik.

c. Cabutlah satu per satu kartu tersebut dengan waktu yang relatif singkat.

Guru menunjukkan halaman kartu yang berisi gambar dan kata-kata dengan

cara mengambil kartu yang paling depan dan meletakannya di urutan paling

belakang sambil mengucapkan kata- kata yang terdapat pada kartu gambar

tersebut.

d. Peserta didik diminta untuk mengikuti ucapan guru dan berlatih membaca

dengan memperhatikan kartu dalam waktu yang relatif singkat.

e. Lakukan sampai kartu terahir.

f. Peserta didik diminta untuk membaca tanpa bantuan dari guru.

Dengan demikian, cara penggunaan media kartu gambar dalam membaca

permulaan ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Manfaat penggunaan

media kartu gambar dalam membaca permulaan sebagai berikut:

1. Dapat menarik perhatian dan minat peserta didik karena dilengkapi dengan

gambar

2. Dapat merangsang perkembangan otak kanan dimana baik untuk

peningkatan kemampuan daya ingatnya

3. Melatih kemampuan konsentrasi anak dalam membaca, dan menambah

kosa kata baru. Oleh karena itu, media kartu gambar sesuai untuk

pembelajaran membaca permulaan peserta didik kelas I sekolah dasar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran


adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk membantu dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik agar pelajaran dapat diserap

dengan baik oleh peserta didik. Adapun Manfaat dari penggunaan media adalah

sebagai berikut:

a. dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera peserta didik

b. dapat menjadikan peserta didik lebih aktif,

c. serta pembelajaran akan lebih bermakna.

Jenis-jenis dari media pembelajaran antara lain media audio, media visual, dan

media audiovisual.

4. Macam-macam Kartu Gambar

Menurut Maimunah Hasan (2011) kartu gambar yang biasa digunakan sebagai

media pembelajaran baca tulis banyak macam jenisnya. Diantaranya:

a. Kartu gambar Benda.

Kita perkenalkan gambar-gambar benda, mulai dari yang ada di sekitar anak, seperti hewan,

buah-buahan, dan sebagainya, sehingga perbendaharaan benda yang dilihat semakin banyak.

Gambar 2.1 Kartu gambar


b. Kartu gambar Abjad

Pada bagian ini, peserta didik diperkenalkan dengan 26 huruf sejak dini atau sejak

kecil.

Gambar 2.2 Flash

Card menyusun dua kata

B. KERANGKA BERFIKIR

Meningkatkan keterampilan membaca permulaan ini menggunakan media kartu

gambar karena media ini sederhana selain mudah dalam pembuatanya media kartu

gambar juga mudah di operasikan oleh guru maupun langsung digunakan oleh

peserta didik sehingga sangat tepat jika digunakan untuk peserta didik Sekolah

Dasar tingkat 1. Dengan potongan kartu guru dapat dengan mudah mengganti kata

dengan ejaan- ejaan yang belum dikuasai oleh peserta didik.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk dapat menarik perhatian peserta didik
dalam membaca permulaan adalah dengan penggunaan media kartu gambar. Dengan

media kartu gambar peserta didik dapat berlatih membaca permulaan dengan bantuan

gambar dan peserta didik dapat lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran. Kelebihan media kartu gambar antara lain dapat menarik perhatian dan

minat peserta didik karena dilengkapi dengan gambar, dapat menjadikan peserta didik

lebih aktif, dapat merangsang perkembangan otak kanan dimana baik untuk

peningkatan kemampuan daya ingatnya, dapat melatih kemampuan konsentrasi anak,

dan dapat menambah kosa kata baru. Berdasarkan uraian di atas, dapat divisualkan

dalam sebuah bagan dibawah ini:

Keterampilan membaca permulaan rendah dikarenakan pembelajaran masih


berpusat pada guru, peserta didik kurang tepat dalam membedakan huruf
dan melafalkan kata, serta membaca kalimat sederhana.

Kelebihan media kartu gambar dalam pembelajaran membaca permulaan adalah


sebagai berikut:
1. dapat menarik perhatian dan minat peserta didik karena dilengkapi dengan
gambar,
2. menjadikan peserta didik aktif,
3. merangsang perkembangan otak kanan dimana baik untuk peningkatan
kemampuan daya ingatnya
4. melatih kemampuan konsentrasi anak dalam membaca permulaan,
5. menambah kosa kata baru.

keterampilan membaca permulaan meliputi aspek ketepatan, lafal, intonasi,


kelancaran, dan kejelasan suara dapat meningkat.
Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berfikir

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir diatas maka peneliti

mengajukan hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah. Meningkatkan

Keterampilan Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas 1

dengan Menggunakan Media Kartu Gambar di SDN 9 Simpang Pematang Tahun

Ajaran 2020/2021.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penilitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

membaca permulaan melalui penggunaan media Kartu gambar pada peserta didik

kelas IA SDN 9 Simpang Pematang. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk. (2007: 3),

“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersama.”

B. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas mengacu model dari

Kemmis dan Mc.Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 93). Model penelitian ini

menggunakan siklus spiral dimana hasil belajarnya semakin lama semakin meningkat

dan bisa mengatasi masalah yang terjadi secara berulang. Model Kemmis dan

Mc.Taggart terdapat tiga langkah dalam pelaksanaannya diantaranya adalah: ada

perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi.


Untuk lebih jelasnya, kegiatan ketiga langkah di atas dapat digambarkan:

Keterangan:
1. Perencanaan

2. Perlakuan dan pengamatan

3. Refleksi

Gambar 2.4.
Skema Siklus Model Kemmis & Mc.Taggart (Suharsimi
Arikunto, 2006: 93)
Masing-masing komponen di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Rencana tindakan apa dan bagaimana yang dilakukan untuk memperbaiki,

meningkatkan proses belajar, dan meningkatkan hasil belajar di kelas.

2. Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya memperbaiki dan

meningkatkan kondisi pembelajaran yang ada sehingga kondisi yang diharapkan

dapat tercapai. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung

yaitu dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran.

3. Refleksi

Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas dampak dari

tindakannya dengan menggunakan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi

tersebut peneliti menggunakan modifikasi terhadap rencana tindakan selanjutnya.


Secara rinci langkah-langkah setiap siklus dalam penelitian ini dijabarkan sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan dilakukan dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan pembelajaran membaca permulaan diantaranya:

a. Menetapkan materi dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang digunakan guru sebagai acuan dalam penyampaian

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Menyiapkan media kartu gambar yang digunakan dalam penelitian.

c. Merancang instrumen sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk

setiap pertemuan yaitu berupa penilaian unjuk kerja dan lembar observasi.

2. Tindakan dan Pengamatan

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru mengajar berdasarkan RPP yang telah

disusun. Tindakan yang dilakukan bersifat fleksibel terhadap perubahan-

perubahan yang sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

Pengamatan terhadap peserta didik dilakukan selama kegiatan berlangsung.

Pengumpulan data ini menggunakan lembar observasi yang telah disusun serta

dilengkapi dengan dokumentasi berupa foto. Segala aktivitas dicatat secara rinci

yang dilakukan mulai dari awal sampai akhir kegiatan. Dari hasil dari observasi

ini dapat dijadikan refleksi untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca

permulaan melalui media kartu gambar di kelas IA SDN 9 Simpang pematang

3. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi, peneliti mengumpulkan data serta menganalisis data

yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi. Guru dan peneliti melakukan
diskusi mengenai hal-hal yang dirasa masih perlu untuk diperbaiki. Kegiatan ini

bertujuan untuk mengetahui

efektifitas pembelajaran dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Hal ini

akan memberikan gambaran hasil kegiatan dari siklus I, yaitu akan terlihat

keterampilan membaca permulaan peserta didik sudah memenuhi kriteria

keberhasilan atau belum.

Apabila hasil dari siklus I belum sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka

penelitian dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan melakukan perbaikan

berdasarkan refleksi yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini dikatakan selesai

apabila penggunaan media kartu gambar dinyatakan dapat meningkatkan

keterampilan membaca permulaan peserta didik sesuai indikator keberhasilan yang

telah ditentukan.

C. SETTING PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SDN 9 Simpang Pematang,

Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji Lampung. Tempat yang

dijadikan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah ruangan kelas 1 karena kami

menggunakan peserta didik kelas 1A.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada April s.d Mei tahun ajaran 2020/2021.

D. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Peserta didik kelas 1A SDN 9 Simpang Pematang
berjumlah 20 peserta didik. Dengan jumlah 10 peserta didik laki-laki dan 10 peserta

didik perempuan. Usia peserta didik kelas 1A ini tidak sama akan tetapi secara

umum mereka berusia 7 sampai dengan 7,5 tahun dan memiliki kemampuan

yangberbeda.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan

pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia peserta didik Kelas 1A dengan

Menggunakan Media Kartu Gambar di SD Negeri 9 Simpang Pematang.

E. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka variabel-variabel

penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut.

1. Keterampilan membaca permulaan adalah keterampilan peserta didik mengubah

lambang-lambang tertulis menjadi bunyi melalui proses pengamatan dengan

memperhatikan beberapa aspek diantaranya:

a. Ketepatan

b. Lafal

c. Intonasi

d. Kelancaran

e. dan kejelasan suara.

Hal ini bertujuan agar peserta didik kelas rendah dapat menyuarakan tulisan

dengan benar dan tepat sebagai dasar untuk dapat membaca pada tingkat

selanjutnya. Aspek pembelajaran membaca permulaan di kelas IA sekolah dasar

yaitu mengembangkan bahasa lisan dan bahasa tulis. Peserta didik dapat
menyuarakan dan melafalkan huruf, suku kata, kata, dan dapat membaca kalimat

sederhana yang disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan.

Media kartu gambar merupakan kartu yang berisi gambar dan dilengkapi

dengan kata-kata atau kalimat dimana kartu gambar ini diperlihatkan kepada

peserta didik dalam waktu yang relatif singkat. Media kartu gambar berukuran 8

cm x 12 cm tetapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan p e s e r t a d i d i k . Oleh

karena itu manfaat dari media kartu gambar itu sendiri adalah:

1. dapat menarik perhatian dan peserta didik karena dilengkapi dengan gambar,

2. dapat menjadikan peserta didik lebih aktif, dapat merangsang perkembangan

otak kanan dimana baik untuk peningkatan kemampuan daya ingatnya,

3. melatih kemampuan konsentrasi anak dalam membaca,

4. dan menambah kosa kata baru.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik pengumpulan data kami menggunakan

observasi dan tes.

1. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana dalam penelitian

tindakan ini digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik dalam

pembelajaran membaca permulaan pada saat penelitian berlangsung. Pelaksanaan

observasi ini dilaksanakan berdasarkan pedoman observasi yang telah disusun.

Aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu aktivitas peserta didik dalam proses

pembelajaran membaca permulaan.


2. Tes

Tes merupakan salah satu cara untuk mengadakan evaluasi, evaluasi ini

berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik baik individu ataupun

kelompok, sehingga dapat menghasilkan skor tentang prestasi atau tingkah laku

peserta didik yang dibandingkan dengan nilai standar yang telah ditetapkan (Sri

Wahyuni dan Abd. Syukur Ibrahim, 2012: 11). Dari skor inilah yang akan menjadi

patokan berhasil atau tidaknya suatu tindakan yang telah dilakukan.

Tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur meningkatnya keterampilan

membaca permulaan pada peserta didik kelas IA SDN 9 Simpang Pematang.

Bentuk tes yang digunakan yaitu tes unjuk kerja membaca kalimat sederhana.

Dengan demikian data yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui

kemampuan membaca permulaan peserta didik.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan penjelasan dari teknik yang digunakan dalam

mengumpulkan data di lapangan. Dalam hal ini instrumen merupakan alat yang dipilih

oleh peneliti untuk mengumpulkan data sesuai dengan variabel yang telah ditetapkan.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan selama pembelajaran membaca permulaan

berlangsung yaitu dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Lembar observasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel lembar observasi untuk mencatat

beberapa aspek. Aspek-aspek yang diamati antara lain perhatian peserta didik,

keaktifan peserta didik, aktivitas peserta didik dalam penggunaan media kartu

gambar, serta aktivitas keterampilan membaca permulaan. Di bawah ini adalah


kisi-kisi instrumen observasi dalam pembelajaran membaca permulaan dengan

penggunaan media kartu gambar.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Pedoman Observasi Pembelajaran Keterampilan Membaca

Permulaan dengan Penggunaan Media kartu gambar.

No Indikator Nomor Jumlah Butir

Butir
1. Perhatian peserta didik 1, 2, 3, 4 4
2. Keaktifan peserta didik 5, 6, 7 3
3. Aktivitas peserta didik dalam
8, 9 2
penggunaan media kartu gambar
4. Aktivitas keterampilan Membaca

permulaan (ketepatan, lafal, intonasi,

kelancaran, dan kejelasan suara) 10, 11, 3

12
Jumlah 12
2. Soal Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan

Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini berdasarkan indikator yang

merujuk pada kriteria keterampilan membaca permulaan. Tes unjuk kerja

membaca permulaan berupa membaca kalimat sederhana menggunakan kartu

gambar. Tes unjuk kerja dilakukan sebelum dan sesudah penggunaan media

kartu gambar.Dalam penelitian ini, kisi-kisi instrumen yang digunakan seperti

berikut:

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca
Permulaan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Jumlah Jumlah
Kalimat Jumlah Kalimat Jumlah Kalimat Jumlah
No Indikator
dalam Soal dalam Soal dalam Soal
Soal Soal Soal
P1 P2 P3
1. Ketepatan
2. Lafal
3. Intonasi
4. Kelancaran 10 10 10
5. Kejelasan
suara
Jumlah 1 1 1

Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan

No Indikator Keterangan Skor


Peserta didik dapat menyuarakan kata dan
16-20
kalimat dengan sangat tepat.
Peserta didik dapat menyuarakan kata dan
11-15
kalimat dengan tepat
1 Ketepatan Peserta didik menyuarakan kata dan
6-10
kalimat

dengan kurang tepat


Peserta didik menyuarakan kata dan
1-5
kalimat

dengan tidak tepat


Peserta didik melafalkan kata dan kalimat
16-20
dengan sangat tepat
Peserta didik melafalkan kata dalam
11-15
kalimat dengan tepat
2 Lafal Peserta didik melafalkan kata dan kalimat
6-10
dengan kurang tepat
Peserta didik melafalkan kata dan kalimat
1-5
dengan tidak tepat
Peserta didik membaca kata dan kalimat
16-20
dengan

intonasi sangat tepat


Peserta didik membaca kata dan kalimat
11-15
3. Intonasi
dengan intonasi tepat
Peserta didik membaca kata dan kalimat
6-10
dengan intonasi kurang tepat
Peserta didikmembaca kata dan kalimat 1-5

dengan intonasi yang tidak tepat


Peserta didik membaca kata dan kalimat 16-20

dengan

sangat lancar
Peserta didik membaca kata dan kalimat 11-15
4 Kelancaran
dengan lancar
Peserta didik membaca kata dan kalimat 6-10

dengan kurang lancar


Peserta didik membaca kata dan kalimat 1-5

dengan tidak lancar


Peserta didikmembaca kata dan kalimat 16-20

dengan sangat jelas


Peserta didik membaca kata dan kalimat 11-15

dengan jelas
5 Kejelasan Peserta didik membaca kata dan kalimat 6-10

Suara dengan kurang jelas


Peserta didik membaca kata dan kalimat 1-5

dengan tidak jelas

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk menjelaskan cara menganalisis data yaitu

dengan menentukan statistik mana yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian

ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dimana analisis data diperoleh

dari hasil nilai yang diukur menggunakan tes unjuk kerja. Nilai peserta didik dari

masing-masing siklus dibandingkan dengan teknik deskriptif kuantitatif. Selain itu,

teknik dalam penelitian ini juga menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang

digunakan untuk mendeskripsikan hasil dari observasi.

Pemerolehan skor peserta didik akan dijumlahkan untuk mengetahui skor total

peserta didik, dimana skor total tersebut merupakan nilai akhir yang didapat peserta
didik. Untuk mengetahui nilai rata-rata kalas dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Σx
Mean=
N

Keterangan:

Mean = nilai rata-rata

Σx = jumlah nilai seluruh peserta didik

N = jumlah peserta didik

Berdasarkan nilai yang telah diperoleh peserta didik, kemudian dihitung jumlah

peserta didik yang telah mencapai rerata untuk mengetahui persentase ketuntasan

belajar. Anas Sudijono (2010: 10) mengatakan bahwa untuk memperoleh

frekuensi relatif (angka persenan) menggunakan persamaan atau rumus. Untuk

mengetahui persentase ketuntasan belajar menggunakan rumus dibawah ini:

f
P= x 100 %
N

Keterangan:

P = angka persentase

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

Dari hasil skor unjuk kerja keterampilan membaca permulaan yang telah diperoleh

peserta didik, selanjutnya diklasifikasikan ke dalam 5 tingkatan. Tingkatan

klasifikasi menurut Eko Putro Widoyoko (2014: 242) diantaranya:


Tabel 3.4
Klasifikasi Pemerolehan Skor Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan.

Angka Klasifikasi
81-100 Sangat Baik
61-70 Baik
41-59 Cukup
21-40 Kurang
0 - 20 Sangat Kurang

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini mengacu pada kebijakan yang

ditetapkan oleh sekolah. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditandai dengan

meningkatnya keterampilan membaca permulaan peserta didik di kelas IA SDN 9

Simpang Pematang. Kriteria keberhasilannya yaitu apabila 75% peserta didik dari

jumlah seluruhnya tuntas mencapai nilai ≥ 80. Hal ini didasarkan atau ditentukan

oleh guru kelas I dimana nilai rata-rata minimal dari mata pelajaran bahasa Indonesia

yaitu 75. Selain itu, berdasarkan kelebihan-kelebihan dari media kartu gambar dimana

dapat meningkatkan dan mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran membaca

permulaan.

BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi data dalam penelitian ini merupakan perbandingan skor yang diperoleh

Peserta didik dalam kemampuan membaca permulaan pada saat pratindakan dengan

skor yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu pada siklus I dan siklus II . Penelitian

akan dikatakan berhasil apabila dari data tersebut terjadi peningkatan yaitu 75% siswa
memiliki nilai di atas 80.

1. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IA SDN 9 Simpang Pematang yang

beralamat di desa Bangun Mulyo Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten

Mesuji Peserta didik kelas IA berjumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 10

peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki. Penelitian ini berlangsung

pada April sampai dengan Mei yaitu mulai tanggal 29 April 2021 sampai dengan

6 Mei 2021.

Tabel 4.
NAMA-NAMA PARA PENDIDIK/GURU SDN 9 Simpang Pematang

GOL/
NO NAMA DAN NIP JABATAN JENIS GURU
RUANG

1. IMALA,S.Pd.SD IV/a Kepala Kep Sek


NIP:196909101996021001 Sekolah

2. SITI PATOYAH,S.PdI III/c Guru Guru PAI


NIP:196709122005012003

3. EPI YANTI,S.PdI II/d Guru Guru Kelas


NIP:198308082010012023

4. SRI MARTINI,S.Pd II/c Guru Guru Kelas


NIP:196703302007012003

5. AMIN SUTINAH,S.Pd - Guru Guru Kelas


NUPTK.784476266430002
2

6. SRI WAHYUNI - Guru Guru Kelas


NUPTK.344276166530000
2

7. MARTINEM,A.Ma - Guru Guru Kelas


NUPTK.175074665230000
2

8. HERU SANTOSO,S.Pd - Guru Guru Kelas


NUPTK..48417666682000
02

9. UMI ROHMAWATI,S.Pd
NUPTK..07607706711300
- Guru Guru Kelas
52

EKA SUSANTI
10. - Guru Guru Kelas
NUPTK.-

a) Adapun Visi SDN 9 Simpang Pematang adalah:

Terwujudnya sekolah yang unggul dalam prestasi berakhlak Mulia, Mandiri,

Nasionalis dan Berperan aktif dalam melestarikan lingkungan.

b) Adapun Misi SDN 9 Simpang Pematang adalah:


1. Mengembangkan proses pemebelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.

2. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

3. Meningkatkan pelayanan sekolah melalui kemitraan dengan komite, dan instasi

terkait dalam upaya pelestarian lingkungan.

4. Meningkatkan warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan.

2. Deskripsi Data Awal Peserta Didik

Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

observasi. Observasi dilaksanakan pada tanggal 22 April 2021 di ruang kelas IA.

Dalam kegiatan observasi tersebut dilakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran Bahasa Indonesia pada peserta didik kelas IA.

a. Hasil Observasi

Observasi dilakukan selama dua hari yaitu pada tanggal 22 April 2021

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui kegiatan pembelajaran di kelas IA

SDN 9 Simpang Pematang kurang optimal. Dalam pembelajaran di kelas

masih didominasi oleh guru karena guru lebih banyak menggunakan metode

ceramah. Pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia peserta didik terlihat

kurang antusias dan kurang aktif, karena guru hanya terpaku pada

buku.Selain itu guru juga belum menggunakan media pembelajaran yang

dapat menarik perhatian peserta didik. Sehingga dalam pembelajaran peserta

didik terlihat bosan dan ramai berbicara dengan teman sebelahnya. Pada saat

pembelajaran membaca permulaan, peserta didik terlihat kebingungan. Guru

membacakan bacaan di buku lalu peserta didik menirukannya. Dari hal

tersebut terlihat, bahwa peserta didik hanya menirukan guru tanpa

melihatbacaan, beberapa peserta didik masih mengeja huruf satu per satu,
serta peserta didik kurang tepat dalam melafalkan huruf.

b. Hasil Keterampilan Membaca Permulaan

Pada saat observasi tanggal 22 April 2021, guru melakukan tes unjuk kerja

keterampilan membaca permulaan kepada peserta didik kelas IA SDN 9 Simpang

Pematang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan membaca

permulaan peserta didik. Peserta didik maju satu persatu untuk praktik membaca

teks sederhana di depan kelas. Dari hasil tes pratindakan tersebut dapat diketahui

bahwa hanya ada 5 peserta didik yang nilai tuntas sedangkan yang 15 belum tuntas.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari proses penelitian yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan dan observasi, serta refleksi. Untuk mengetahui tingkat keterampilan

membaca permulaan peserta didik kelas IA SDN 9 Simpang Pematang dengan

menggunakan tes unjuk kerja keterampilan membaca permulaan. Refleksi dilakukan

setelah kegiatan observasi dalam pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk

memperbaiki pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

1. Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I dilaksanakan dengan satu kali pertemuan, yaitu dilaksanakan pada

tanggal 29 April 2021. Pertemuan dilaksanakan 2 x 35 menit jam pelajaran. Tahap-

tahap pelaksanaannya, diantaranya sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian merupakan segala proses yang dilakukan sebelum

dilaksanakannya penelitian. Proses yang dilakukan dalam perencanaan seperti

berikut:
1) Berdiskusi dengan guru mengenai materi pelajaran dan media kartu gambar

yang akan digunakan dalam penelitian.

2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan saat penelitian yang mengacu pada langkah-langkah

penggunaan media kartu gambar.

3) Mempersiapkan instrumen pengamatan berupa lembar observasi sesuai

dengan kajian teori yang diujikan kepada Tutor Pembimbing.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dan pengamatan menjadi satu kesatuan. Dengan kata

lain, pelaksanaan tindakan dan pengamatan tidak dapat dipisahkan karena

dilakukan pada waktu secara bersamaan.

1) Pelaksanaan Tindakan

Dalam penelitian ini pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti.

Pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan

penelitian yang telah dibuat. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan RPP yang telah disusun.

a) Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 29 April 2021. Pelajaran dimulai pada pukul 07.00-09.20 WIB.

Tema yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah Kesehatan yaitu

tentang kebersihan rumah. Pada pertemuan kali ini terdiri dari mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS. Media yang yang digunakan dalam

pembelajaran yaitu media kartu gambar.


Kegiatan Awal.

Setiap pagi semua pesetta didik berbaris di halaman sekolah dengan mematuhi protokol

kesehatan dengan tetap jaga jarak . Peserta didik berbaris masuk ke ruang kelas dengan rapi.

Semua peserta didik kemudian memberikan salam kepada guru dilanjutkan dengan ketua

kelas memimpin untuk berdoa. Guru memberikan salam pembuka untuk memulai kegiatan

pembelajaran. Peserta didik kemudian mengkomunikasikan kehadirannya kepada guru.

Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “Si Nyamuk Nakal”. Peserta didik

bersama-sama guru menyanyikan lagu tersebut. Guru bertanya kepada peserta didik“Anak-

anak apa isi dari lagu tersebut?” peserta didik menjawab secara beragam “Ada banyak

nyamuk, ada tikus, tidak suka bersih-bersih rumah”. Guru kemudian memberikan

pertanyaan lagi “Anak-anak bagaimana jika kalian tinggal di rumah yang kotor?” peserta

didik dan guru kemudian membahas jawaban yang beragam dari peserta didik. guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan Inti.

Guru menyiapkan media kartu gambar dengan menyusunnya sesuai dengan urutan.

Peserta didik mengamati media kartu gambar dan bertanya tentang nama media dan cara

menggunakan media tersebut. Guru kemudian memberikan penejelasan kepada peserta

didik tentang media kartu gambar dan cara menggunakan kartu gambar dalam

pembelajaran kali ini.

Peserta didik mengamati kartu gambar yang telah dipegang guru setinggi dada. Peserta

didik mengamati guru dengan seksama saat guru mencontohkan cara membaca

menggunakan kartu gambar dengan ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan kejelasan

suara yang baik. Peserta didik kemudian diminta menirukan kata-kata yang dibaca oleh

guru dengan waktu yang relatif singkat. Peserta didik diminta untuk mengamati setiap
gambar yang terdapat dalam kartu gambar untuk memudahkan peserta didik dalam

mengingat kata-kata tersebut.

Peserta didik membaca kartu gambar secara bersama-sama sesuai dengan barisan tempat

duduknya. Kemampuan setiap kelompok barisan berbeda-beda. Ada yang membaca dengan

suara keras dan kompak serta ada barisan yang membaca dengan suara yang pelan dan

kurang kompak. Dalam membaca Peserta didik masih kurang memperhatikan lafal dan

intonasi. Ada beberapa Peserta didik yang hanya ikut bersuara tanpa memperhatikan kartu

gambar yang ditunjukkan oleh guru. Untuk peserta didik yang kurang memperhatikan,

guru menunjuk peserta didik tersebut secara individu untuk membaca ulang kalimat pada

kartu gambar. Kenyataannya peserta didik tersebut masih kurang lancar dan kurang tepat

dalam membaca karena peserta didik masih kebingungan dalam mengeja huruf dan

menggabungkan huruf menjadi kata ataupun kalimat. Kemudian guru memberikan

penjelasan bahwa semua peserta didik akan maju satu per satu untuk tes unjuk kerja

membaca menggunakan media kartu gambar.

Peserta didik diminta oleh guru untuk maju membaca kartu gambar. Peserta didik yang

aktif kemudian mengangkat jarinya kemudian maju membaca. Begitu seterusnya sampai

tidak ada lagi yang mengacungkan jarinya untuk maju. Ketika peserta didik tidak mau

mengajukan diri, guru kemudian memanggil satu per satu peserta didik tersebut untuk

praktik membaca di depan. Bahkan ada 4 peserta didik yang tidak mau maju untuk

membaca di depan kelas, namun guru terus membujuknya sampai peserta didik tersebut

bersedia membaca di depan.

Ketika 12 peserta didik sudah mulai praktik membaca di depan kelas, peserta didik yang

lain mulai ramai dan tidak memperhatikan temannya yang sedang membaca di depan. Lalu

guru mengkondisikan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran dapat dilanjutkan


kembali.

Pada pembelajaran pada siklus 1 mengalami kemajuan, peserta didik sudah membaca

dengan lancar tetapi peserta didik masih kurang jelas dalam membaca serta masih kurang

memperhatikan lafal dan intonasi. Bagi peserta didik yang belum lancar dalam membaca,

pesera didik tersebut selalu dibimbing oleh guru karena lama dalam mengingat nama huruf,

masih mengeja, kesulitan dalam menggabungkan suku kata menjadi kata, dan siswa kurang

tepat dalam membaca.

Setelah semua peserta didik selesai membaca, peserta didik dan guru kemudian bertanya

jawab tentang isi kartu gambar yang telah dibacanya. Terlihat hanya beberapa peserta didik

saja yang menjawab pertanyaan dari guru. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru

mengenai menjaga rumah sehat dan cara menjaga rumah sehat.

Kegiatan Akhir.

Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari pada hari ini. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik. Setelah

itu, peserta didik mengungkapan perasaaannya terkait pembelajaran hari ini. Pembelajaran

ditutup dengan berdoa dan salam.

2) Observasi Tindakan Siklus I

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peserta didik dalam proses

pembelajaran membaca permulaan menggunakan media kartu gambar pada saat

penelitian berlangsung. Observasi ini dilaksanakan menggunakan lembar observasi

yang telah disusun. Data yang didapat dari hasil observasi yaitu proses

pembelajaran peserta didik menggunakan media kartu gambar.


a) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran dilihat dari kegiatan guru dan peserta didik selama proses

pembelajaran membaca permulaan melalui penggunaan media kartu gambar di

kelas IA SDN 9 Simpang Pematang. Observasi kepada guru yaitu dengan

mengamati guru dalam menyampaikan materi serta membimbing peserta didik

selama pembelajaran, sedangkan observasi kepada siswa difokuskan pada kegiatan

Peserta didik dalam membaca permulaan melalui media kartu gambar.

Pada siklus I pertemuan pertama peserta didik terlihat antusias dan senang

selama mengikuti pembelajaran membaca permulaan menggunakan media kartu

gambar. Peserta didik mengamati kartu gambaryang dipegang guru dengan baik.

Peserta didik berlatih membaca dengan memperhatikan guru dalam membaca

menggunakan kartu gambar, tetapi peserta didik kurang memperhatikan

penggunaan media kartu gambar. Jadi awalnya peserta didik masih bingung dalam

menggunakan kartu gambar lama kelamaan mereka akan terbiasa dengan

menggunakan media kartu gambar ini. Oleh karena itu, ketika peserta didik praktik

membaca permulaan menggunakan kartu gambar, awalnya peserta didik membaca

dengan pelan, setelah itu mereka bisa beradaptasi dengan media kartu gambar ini.

Ketika peserta didik diminta untuk melakukan praktik membaca permulaan secara

individu menggunakan kartu gambar awalnya hanya peserta didik yang aktif yang

bersedia maju untuk membaca tanpa ditunjuk oleh guru. Selebihnya guru yang

menunjuk peserta didik secara acak untuk maju ke depan. Hal ini dikarenakan

peserta didik masih malu-malu dan tidak percaya diri untuk mengajukan diri ke

depan kelas. Pada saat siswa praktik membaca permulaan menggunakan kartu

gambar secara individu peserta didik yang lain mulai ramai. Awalnya peserta didik
memperhatikan dan memberikan tepuk tangan kepada peserta didik yang telah

praktik membaca menggunakan kartu gambar. Setelah 12 anak maju, suasana kelas

mulai ramai. Peserta didik ramai dan tidak memperhatikan temannya yang sedang

praktik membaca permulaan menggunakan kartu gambar Guru selalu

mengkondisikan peserta didik agar pembelajaran dapat dilanjutkan.

Setelah semua peserta di praktik membaca permulaan menggunakan kartu

gambar, selanjutnya guru menjelaskan materi mengenai rumah sehat sambil

bertanya jawab dengan peserta didik. Ada 5 peserta didik yang bertanya kepada

guru. Peserta didik yang lain terlihat kurang percaya diri untuk mengajukan

pertanyaan kepada guru. Namun, peserta didik terlihat aktif ketika menjawab

pertanyaan dari guru. Peserta didik lancar dalam membaca dan mulai memperhatikan

lafal dan intonasi. Hanya beberapa peserta didik saja yang kurang tepat dalam

melafalkan kata. membaca permulaan, peserta didik membaca permulaan dengan suara

yang kurang jelas dan belum terdengar oleh seluruh peserta didik.

Hasil observasi terhadap siswa pada siklus I dalam pembelajaran membaca

permulaan melalui penggunaan media Kartu gambar dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 5.
Hasil Observasi Aktivitas peserta didik dalam Pembelajaran Membaca Permulaan
dengan Penggunaan Media Kartu Gambar peserta didik kelas 1A SDN 9 Simpang
Pematang Siklus I

Skor Hasil Observasi peserta didik dalam


No Aspek Pembelajaran Membaca Permulaan
Pertemuan 1
1 3
2 2
3 3
4 2
5 1
6 2
7 3
8 2
9 2
10 1
11 2
12 2
Jumlah Skor 25
Presentase (%) 52,08

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

keterampilan membaca permulaan melalui penggunaan media flash card selama siklus I

mengalami peningkatan. Rata-rata dari hasil aktivitas siswa siklus I pada pembelajaran

membaca permulaan melalui flash card adalah 59,38%.


Peningkatan hasil tes unjuk kerja keterampilan membaca permulaan siklus I dapat

dilihat pada tebel berikut:


Tabel 6

Rekapitulasi Data awal Hasil Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan
Kelas 1A SDN 9 Simpang Pematang pada Siklus 1

No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan


Nilai
Awal Siklus 1
1. Abid Febriansyah 30 45 Tidak tuntas

2. Aillen Boby Sudarwanto 82 95 Tuntas


3. Arkan Aldiano 48 50 Tidak tuntas
4. Dio Prayoga 18 30 Tidak tuntas
5. Doni Yoga Pratama 29 50 Tidak tuntas
6. I Wayan Rafa Aditya 20 60 Tidak tuntas
7. Muhamad Vicky Aditia 40 80 Tuntas
8. Radit Aldiansyah 40 85 Tuntas
9. Rafka Ahmad Bukhori 42 55 Tidak tuntas
10. Abrah Saputra 30 81 Tuntas
11. Yuna Fradiska 67 88 Tuntas
12. Desi Erna Safitri 84 89 Tuntas
13. Elia Nur Kholifah 80 86 Tuntas
14. Ni Kadek Amelia 67 80 Tuntas
15. Ni Luh Anggun Saputri 80 90 Tuntas
16. Nur Ayu Kholifah 50 81 Tuntas
17. Sheril Ratu Imarsya 68 84 Tuntas
18. Resa Kurniasari 88 92 Tuntas
19. Velisa Yuniar 65 81 Tuntas
20. Wahyu Setiawati 46 80 Tuntas

Anda mungkin juga menyukai