PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar, yang tidak bisa lepas dari kehidupan
semua orang. Karena bealajar merupakan suatu hal yang pasti manusia lakukan,
dimana manusia yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Seiring dengan perkembangan
Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru. Peran guru dalam mengajar
berpengaruh dalam interaksinya dengan peserta didik untuk diarahkan pada pencapaian
tujuan pendidikan.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah suatu mata pelajaran yang wajib diberikan
kepada peserta didik terutama di jenjang pendidikan dasar, karena mata pelajaran ini dapat
dijadikan sebagai media bagi peserta didik untuk belajar berinteraksi dengan sesama baik
dilingkungan sekitar ataupun dilingkungan sekolah dalam penggunaan bahasa yang baik dan
benar sesuai dengan Ejaan Yang di Sempurnakan. Maka dari itu sejak dini peserta didik
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia.
Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia maka diperlukan berbagai upaya.
Contoh upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan
kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan
Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat berdiri sendiri pada setiap
dikemukakan di atas, masing-masing aspek saling berhubungan dan berkaitan. Oleh karena
itu, masing-masing aspek keterampilan berbahasa tidak dapat dipisahkan akan tetapi dapat
dibedakan. Dengan demikian dalam pembelajaran guru dapat memfokuskan pada salah satu
penting. Membaca merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
dapatmemperoleh pengetahuan atau maksud dari suatu bacaan. Selain itu seiring
membaca. Oleh karena itu, membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh setiap orang sejak dini, karena melalui membaca, seseorang dapat belajar
didik dalam pendidikan di sekolah. Membaca permulaan diberikan kepada peserta didik di
kelas rendah, yaitu untuk peserta didik kelas I dan II sekolah dasar. Dalam hal ini peserta
didik mampu mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi yang bermakna. Jika
peserta didik kesulitan dalam membaca permulaan, maka peserta didik akan mengalami
kesulitan juga dalam mata pelajaran yang lain. Dengan kata lain, keterampilan membaca
permulaan akan berpengaruh terhadap mata pelajaran yang lain, karena membaca permulaan
sebagai awal atau dasar peserta didik untuk menguasai berbagai bidang study serta
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 22 april 2021 dengan guru kelas IA SDN 9
Simpang Pematang diketahui bahwa 58,62% peserta didik kelas I masih mengalami kesulitan
dalam membaca permulaan terutama dalam aspek ketepatan, lafal, dan kelancaran.
Menurut guru kelas IA keterampilan membaca permulaan peserta didik perlu ditingkatkan
dibandingkan dengan aspek keterampilan berbahasa yang lain seperti berbicara, menulis, dan
menyimak. Peserta didik lebih mudah dalam menjawab pertanyaan dari guru secara lisan
dari pada dalam bentuk tulisan. Hal ini dikarenakan peserta didik masih kesulitan dalam
membaca soal.
Tabel 1.
Rekapitulasi Data awal Hasil Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan
Kelas 1A SDN 9 Simpang Pematang
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa yang nilainya tuntas hanya ada 5 peserta
didik. Dan yang lain nilai belum tuntas. Dan diperoleh nilai rata-rata 55,20 dengan
ketuntasan belajar 7,00.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran sangat
kurang optimal. Pembelajaran pagi hari diawali dengan guru membuka sesi tanya jawab
dengan peserta didik. Pada pembelajaran pertama, peserta didik belajar melafalkan kata
berdasarkan gambar yang terdapat di papan tulis. Peserta didik melafalkan dan menyebutkan
kata yang berada dibawah gambar. Pada pembelajaran kedua, guru membacakan sebuah
Guru membacakan sebuah bacaan lalu peserta didik menirukannya. Dari hal ini terlihat
bahwa beberapa peserta didik menirukan guru dalam membaca tanpa melihat bacaan tesebut
ataupun mengejanya. Ketika guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membaca secara
bergantian, para peserta didik tersebut terlihat kebingungan. Peserta didik yang sudah
membaca terlihat ramai dan sibuk bermain, serta ada peserta didik yang tidak mau untuk
membaca.
permulaan peserta didik perlu ditingkatkan. Hal ini dibuktikan dari tes unjuk kerja
keterampilan membaca permulaan peserta didik. Beberapa peserta didik masih kesulitan
dalam membaca permulaan, seperti peserta didik bisa menghafal huruf tetapi ketika
dalam bentuk kata peserta didik masih bingung dalam melafalkannya, peserta didik masih
mengeja huruf satu per satu, peserta didik kurang tepat dalam menyebutkan huruf, ada kata
yang terlewat ketika membaca, ada beberapa kata yang diganti atau tidak sesuai dengan
bacaan, serta peserta didik kurang lancar dalam membaca kalimat sederhana.
diadakan upaya perbaikan dengan penggunaan media yang efektif. Media tersebut harus
kartu gambar yang dapat menarik perhatian dan minat peserta didik, serta dapat
mengaktifkan peserta didik agar peserta didik lebih fokus dalam pembelajaran. Maka dari
penggunaan media kartu gambar. Dengan penggunaan media kartu gambar ini dapat
memudahkan peserta didik dalam belajar membaca permulaan. Selain itu peserta didik dapat
lebih aktif dan konsentrasi dalam belajar membaca permulaan. Media merupakan media
visual yang berisi serangkaian huruf, kata, atau kalimat yang dilengkapi dengan gambar
dimana dalam penggunaannya ditunjukkan kepada peserta didik dalam waktu yang relatif
singkat. Dengan penggunaan media kartu gambar dapat membantu guru dan peserta didik
1. Identifikasi Masalah
2. Analisis Masalah
Penggunaan Alat Peraga media kartu gambar dalam perbaikan pembelajaran Bahasa
saat itu. Media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan
isi materi pengajaran yang terdiri dari foto, gambar, tape rocorder, buku, dll. (Gagne dan
Briggs(1975).
B. RUMUSAN MASALAH
Membaca Permulaan Peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1A SDN 9
Simpang Pematang?
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk Meningkatkan keterampilan membaca permulaan peserta didik pada mata pelajaran
Kartu gambar.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat bagi peserta didik
Dapat di jadikan sebagai acuan bagi pendidik, umumnya dalam kegiatan pembelajaran
membaca peserta didik mata pelajaran bahasa indonesia kelas 1A dengan menggunakan media
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. ) Keterampilan Membaca
makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi timbal balik,
interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki
pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta, dan informasi yang tertuang dalam teks
123).
Membaca adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik di sekolah dasar
diantaranya:
1. keterampilan menyimak,
2. keterampilan berbicara,
4. keterampilan menulis.
kemampuan olah pikir (psikis) dan kemampuan olah perbuatan (fisik). Keterampilan
.
a. Tujuan Membaca
a. kesenangan,
membaca:
sehari-hari,
Menurut Lamb dan Arnold (dalam Farida Rahim (2011:16) faktor yang
Faktor Fisiologis
Faktor Intelektual
Faktor Lingkungan
Faktor Psikologis
a. Motivasi
b. Minat, dan
Sedangkan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih ( 2001 : 25) ada 3 faktor
a. Motivasi
b. Lingkungan Keluarga
c. Bahan Bacaan.
2. ) Pembelajaran Bahasa Indonesia
Muchlisoh, dkk, 1992: 43), proses belajar merupakan aktivitas mental/psikis yang
keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan ini relatif tetap atau berbekas. Lebih
lanjut Wingkel mengatakan bahwa setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu
perubahan dalam diri peserta didik, perubahan ini akan tampak dalam tingkah laku
merupakan suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik yang saling bertukar
informasi dimana guru membantu peserta didik agar dapat memperoleh ilmu
untuk berkomunikasi dengan dunia luar, bahasa juga memiliki fungsi sebagai tanda
berbahasa peserta didik. Dalam berbahasa, untuk menyusun kata menjadi kalimat
terdapat aturan atau kaidah. Oleh karena itu, setiap orang dalam kehidupannya perlu
untuk belajar bahasa agar dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan baik dan
benar.
(1) Unsur-unsur bahasa yang mencangkup lafal, ejaan, struktur, dan kosakata
(2) Kegiatan bahasa yang meliputi membaca, menulis atau mengarang, berbicara,
dan pragmatik.
menyimak, berbicara, membaca, dan juga menulis. Untuk itu dalam pembelajaran
simbol bunyi, huruf, kata, frasa, atau kalimat secara efektif, baik secara lisan
fungsi dari bahasa adalah agar manusia dapat berkomunikasi atau berinteraksi
Membaca permulaan diajarkan pada peserta didik kelas rendah yaitu pada
peserta didik kelas I dan 2 sekolah dasar. Membaca pada tingkat ini merupakan
kegiatan belajar mengenal bahasa tulis, seperti belajar menguasai dan melafalkan
huruf-huruf baik huruf konsonan maupun huruf vokal. Melalui tulisan tersebut
kegiatan fisik dan mental yang mengacu pada kecakapan, yaitu peserta didik
sanggup membaca dengan lafal, intonasi yang jelas dan benar. Untuk dapat
Agar peserta didik dapat membaca dengan dengan benar dan dengan intonasi
yang jelas.
baik dan benar sehingga peserta didik dapat membaca pada tingkat selanjutnya.
Oleh karena itu dalam hal ini, guru membimbing dan memberikan bekal kepada
peserta didik keterampilan membaca tulisan dengan intonasi yang jelas dan
a. Tahap Pramembaca
Pada tahap pramembaca, kepada peserta didik diajarkan: (1) sikap duduk yang
buku, (4) cara membalik halaman buku yang tepat, dan (5) melihat atau
b. Tahap Membaca
Setelah pramembaca, materi yang terdapat dalam tahap membaca, seperti
berikut.
1) Lafal dan intonasi, peserta didik dapat melafalkan huruf dan kata, serta dapat
dan s.
3) Kata-kata baru yang bermakna, peserta didik dikenalkan kata-kata yang baru
4) Lafal dan intonasi kata yang sudah dikenal dan kata baru.
5) Puisi yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan usia peserta didik, peserta
8) Huruf kapital pada awal kata atau kalimat, seperti nama orang,
Tuhan,dan agama.
untuk mengembangkan kelancaran peserta didik dalam membaca. Dalam hal ini
aspek yang dikembangkan adalah bahasa lisan, konsep bahasa tulis, melafalkan dan
2014: 29) mengatakan “kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya.”
Artinya jika hasil penilaiannya baik, maka kualitas pembelajarannya pun baik.
peserta didik
Dalam pembelajaran bahasa, penilaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif, sedangkan
hasil dari belajar membaca peserta didik maka diperlukan suatu penilaian. Sabarti
dari keseluruhan keterampilan membaca dari peserta didik yang perlu diperhatikan
dalam evaluasi antara lain: (1) ketepatan menyuarakan tulisan, (2) kewajaran lafal,
(3) kewajaran intonasi, (4) kelancaran, (5) kejelasan suara, dan (6) pemahaman isi
atau makna.
didik kelas I sekolah dasar dalam membaca. Penilaian yang dilakukan dalam
permulaan, antara lain: ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan kejelasan suara.
ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan kejelasan suara. Hal ini bertujuan agar
peserta didik kelas rendah dapat menyuarakan tulisan dengan benar dan tepat
sebagai dasar untuk dapat membaca pada tingkat selanjutnya. Aspek pembelajaran
dan bahasa tulis. Peserta didik dapat menyuarakan dan melafalkan huruf, suku kata,
kata, dan dapat membaca kalimat sederhana yang disajikan dalam bentuk tulisan ke
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
Menurut Gerlach & Ely (dalam Azhar Arsyad, 2006: 2), media apabila di
pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
Pengertian Media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari foto, gambar, tape rocorder,
Sementara menurut Azhar Arsyad, terdapat tiga fungsi media dalam proses
pembelajaran diantaranya:
Fungsi afektif
Fungsi kognitif
Media dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
tersebut.
Fungsi kompensatoris
pendidikan adalah:
mengurangi verbalisme.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) kartu adalah kertas tebal
berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan kata.
Kartu yang dalam aplikasinya memiliki berbagai variasi dan ukuran merupakan alat
bantu ajar yang praktis. Selembar kartu dapat dibuat dari kertas biasa (HVS), karton
Dari paparan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kartu gambar
adalah sebuah media pembelajaran berbentuk segi empat pipih yang memuat
perpaduan antara kata dan gambar contoh gambar buah-buahan, hewan dll.
adalah:
pembelajaran.
e. Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media
yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut
seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak akan dicapai.
membaca permulaan. “Flash cards are useful for drilling new letters, syllables,
penggunaan kartu gambar ini peserta didik lebih dapat berlatih membaca huruf,
suku kata, kata, dan kalimat sederhana dengan lafal yang tepat. Pemilihan media
perkembangan peserta didik kelas I dimana menurut Piaget termasuk dalam fase
operasional konkret.
Menurut Suyatinah (2006: 250), pada taraf operasional konkret ini anak mampu
melakukan aktivitas-aktivitas yang logis tertentu hanya dalam situasi yang konkret.
Selanjutnya, Suyatinah menjelaskan bahwa gambar sangat menarik bagi anak dan
sebagai rangsangan dalam pembelajaran membaca siswa sekolah dasar pada tahap
awal. Dengan demikian, penggunaan media kartu gambar dimana memuat gambar
yang bersifat konkret dapat mempermudah peserta didik dalam mengenal dan
mengingat kata atau kalimat. Selain itu, dapat menarik perhatian dan minat peserta
mampu untuk belajar membaca dengan mengingat gambar dan bentuk dengan
cepat. Selain itu media kartu gambar dapat mengembangkan perkembangan otak
kanan dimana ciri dari otak kanan adalah cepat dan tidak mengulang-ulang
(Garin Diah Palupi, 2013). Hal ini sejalan dengan pendapat Teguh Prasetyo (2014)
yang menyebutkan beberapa manfaat media kartu gambar adalah sebagai berikut:
Budi Istanto (2014 :6) menambahkan bahwa dalam kartu dengan penulisan
dengan lafal dan intonasi yang tepat. Oleh karena itu, peserta didik dapat belajar
membaca permulaan dengan lafal dan intonasi yang wajar. Selain itu dalam
penelitian Budi Rahman Haryanto (2014 :136) yang menyatakan bahwa media
kartu gambar dimana dalam penggunaannya yang cepat dapat meningkatkan aspek
ketepatan, kelancaran, dan kejelasan suara dalam keterampilan membaca
Dalam penggunaan media kartu gambar di kelas, Dina Indriana (2011: 138)
ke peserta didik.
b. Cabutlah satu per satu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan.
duduk di dekat guru. Mintalah peserta didik untuk mengamati kartu tersebut,
lalu teruskan kepada peserta didik yang lain hingga semua peserta didik bisa
kebagian.
d. Jika sajian menggunakan jenis atau cara permainan, letakkan kartu- kartu
tersebut di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun. Siapkan
peserta didik yang akan berlomba, misalnya tiga orang untuk berdiri sejajar di
ujung sini. Sedangkan kotak yang berisi kartu tersebut berada di ujung sana.
komputer. Anak berlomba lari menuju kotak untuk mencari gambar komputer.
yang paling cepat larinya dan mendapatkan bendanya harus menyebutkan nama
benda tersebut.
diantaranya:
c. Cabutlah satu per satu kartu tersebut dengan waktu yang relatif singkat.
Guru menunjukkan halaman kartu yang berisi gambar dan kata-kata dengan
cara mengambil kartu yang paling depan dan meletakannya di urutan paling
belakang sambil mengucapkan kata- kata yang terdapat pada kartu gambar
tersebut.
d. Peserta didik diminta untuk mengikuti ucapan guru dan berlatih membaca
permulaan ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Manfaat penggunaan
1. Dapat menarik perhatian dan minat peserta didik karena dilengkapi dengan
gambar
kosa kata baru. Oleh karena itu, media kartu gambar sesuai untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik agar pelajaran dapat diserap
dengan baik oleh peserta didik. Adapun Manfaat dari penggunaan media adalah
sebagai berikut:
a. dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera peserta didik
Jenis-jenis dari media pembelajaran antara lain media audio, media visual, dan
media audiovisual.
Menurut Maimunah Hasan (2011) kartu gambar yang biasa digunakan sebagai
Kita perkenalkan gambar-gambar benda, mulai dari yang ada di sekitar anak, seperti hewan,
buah-buahan, dan sebagainya, sehingga perbendaharaan benda yang dilihat semakin banyak.
Pada bagian ini, peserta didik diperkenalkan dengan 26 huruf sejak dini atau sejak
kecil.
B. KERANGKA BERFIKIR
gambar karena media ini sederhana selain mudah dalam pembuatanya media kartu
gambar juga mudah di operasikan oleh guru maupun langsung digunakan oleh
peserta didik sehingga sangat tepat jika digunakan untuk peserta didik Sekolah
Dasar tingkat 1. Dengan potongan kartu guru dapat dengan mudah mengganti kata
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk dapat menarik perhatian peserta didik
dalam membaca permulaan adalah dengan penggunaan media kartu gambar. Dengan
media kartu gambar peserta didik dapat berlatih membaca permulaan dengan bantuan
gambar dan peserta didik dapat lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Kelebihan media kartu gambar antara lain dapat menarik perhatian dan
minat peserta didik karena dilengkapi dengan gambar, dapat menjadikan peserta didik
lebih aktif, dapat merangsang perkembangan otak kanan dimana baik untuk
dan dapat menambah kosa kata baru. Berdasarkan uraian di atas, dapat divisualkan
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Ajaran 2020/2021.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
membaca permulaan melalui penggunaan media Kartu gambar pada peserta didik
kelas IA SDN 9 Simpang Pematang. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk. (2007: 3),
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama.”
B. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas mengacu model dari
Kemmis dan Mc.Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 93). Model penelitian ini
menggunakan siklus spiral dimana hasil belajarnya semakin lama semakin meningkat
dan bisa mengatasi masalah yang terjadi secara berulang. Model Kemmis dan
Keterangan:
1. Perencanaan
3. Refleksi
Gambar 2.4.
Skema Siklus Model Kemmis & Mc.Taggart (Suharsimi
Arikunto, 2006: 93)
Masing-masing komponen di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Perencanaan
3. Refleksi
berikut:
1. Perencanaan
setiap pertemuan yaitu berupa penilaian unjuk kerja dan lembar observasi.
Pengumpulan data ini menggunakan lembar observasi yang telah disusun serta
dilengkapi dengan dokumentasi berupa foto. Segala aktivitas dicatat secara rinci
yang dilakukan mulai dari awal sampai akhir kegiatan. Dari hasil dari observasi
3. Refleksi
yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi. Guru dan peneliti melakukan
diskusi mengenai hal-hal yang dirasa masih perlu untuk diperbaiki. Kegiatan ini
akan memberikan gambaran hasil kegiatan dari siklus I, yaitu akan terlihat
Apabila hasil dari siklus I belum sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka
berdasarkan refleksi yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini dikatakan selesai
telah ditentukan.
C. SETTING PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
dijadikan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah ruangan kelas 1 karena kami
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada April s.d Mei tahun ajaran 2020/2021.
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Peserta didik kelas 1A SDN 9 Simpang Pematang
berjumlah 20 peserta didik. Dengan jumlah 10 peserta didik laki-laki dan 10 peserta
didik perempuan. Usia peserta didik kelas 1A ini tidak sama akan tetapi secara
umum mereka berusia 7 sampai dengan 7,5 tahun dan memiliki kemampuan
yangberbeda.
2. Objek Penelitian
a. Ketepatan
b. Lafal
c. Intonasi
d. Kelancaran
Hal ini bertujuan agar peserta didik kelas rendah dapat menyuarakan tulisan
dengan benar dan tepat sebagai dasar untuk dapat membaca pada tingkat
yaitu mengembangkan bahasa lisan dan bahasa tulis. Peserta didik dapat
menyuarakan dan melafalkan huruf, suku kata, kata, dan dapat membaca kalimat
Media kartu gambar merupakan kartu yang berisi gambar dan dilengkapi
dengan kata-kata atau kalimat dimana kartu gambar ini diperlihatkan kepada
peserta didik dalam waktu yang relatif singkat. Media kartu gambar berukuran 8
karena itu manfaat dari media kartu gambar itu sendiri adalah:
1. dapat menarik perhatian dan peserta didik karena dilengkapi dengan gambar,
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik pengumpulan data kami menggunakan
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana dalam penelitian
Aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu aktivitas peserta didik dalam proses
Tes merupakan salah satu cara untuk mengadakan evaluasi, evaluasi ini
berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik baik individu ataupun
kelompok, sehingga dapat menghasilkan skor tentang prestasi atau tingkah laku
peserta didik yang dibandingkan dengan nilai standar yang telah ditetapkan (Sri
Wahyuni dan Abd. Syukur Ibrahim, 2012: 11). Dari skor inilah yang akan menjadi
Bentuk tes yang digunakan yaitu tes unjuk kerja membaca kalimat sederhana.
G. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data di lapangan. Dalam hal ini instrumen merupakan alat yang dipilih
oleh peneliti untuk mengumpulkan data sesuai dengan variabel yang telah ditetapkan.
1. Lembar Observasi
berlangsung yaitu dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Lembar observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel lembar observasi untuk mencatat
beberapa aspek. Aspek-aspek yang diamati antara lain perhatian peserta didik,
keaktifan peserta didik, aktivitas peserta didik dalam penggunaan media kartu
Tabel 3.1
Butir
1. Perhatian peserta didik 1, 2, 3, 4 4
2. Keaktifan peserta didik 5, 6, 7 3
3. Aktivitas peserta didik dalam
8, 9 2
penggunaan media kartu gambar
4. Aktivitas keterampilan Membaca
12
Jumlah 12
2. Soal Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan
gambar. Tes unjuk kerja dilakukan sebelum dan sesudah penggunaan media
berikut:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca
Permulaan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Jumlah Jumlah
Kalimat Jumlah Kalimat Jumlah Kalimat Jumlah
No Indikator
dalam Soal dalam Soal dalam Soal
Soal Soal Soal
P1 P2 P3
1. Ketepatan
2. Lafal
3. Intonasi
4. Kelancaran 10 10 10
5. Kejelasan
suara
Jumlah 1 1 1
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan
dengan
sangat lancar
Peserta didik membaca kata dan kalimat 11-15
4 Kelancaran
dengan lancar
Peserta didik membaca kata dan kalimat 6-10
dengan jelas
5 Kejelasan Peserta didik membaca kata dan kalimat 6-10
Teknik analisis data digunakan untuk menjelaskan cara menganalisis data yaitu
dengan menentukan statistik mana yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian
ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dimana analisis data diperoleh
dari hasil nilai yang diukur menggunakan tes unjuk kerja. Nilai peserta didik dari
teknik dalam penelitian ini juga menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang
Pemerolehan skor peserta didik akan dijumlahkan untuk mengetahui skor total
peserta didik, dimana skor total tersebut merupakan nilai akhir yang didapat peserta
didik. Untuk mengetahui nilai rata-rata kalas dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Σx
Mean=
N
Keterangan:
Berdasarkan nilai yang telah diperoleh peserta didik, kemudian dihitung jumlah
peserta didik yang telah mencapai rerata untuk mengetahui persentase ketuntasan
f
P= x 100 %
N
Keterangan:
P = angka persentase
Dari hasil skor unjuk kerja keterampilan membaca permulaan yang telah diperoleh
Angka Klasifikasi
81-100 Sangat Baik
61-70 Baik
41-59 Cukup
21-40 Kurang
0 - 20 Sangat Kurang
I. Indikator Keberhasilan
ditetapkan oleh sekolah. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditandai dengan
Simpang Pematang. Kriteria keberhasilannya yaitu apabila 75% peserta didik dari
jumlah seluruhnya tuntas mencapai nilai ≥ 80. Hal ini didasarkan atau ditentukan
oleh guru kelas I dimana nilai rata-rata minimal dari mata pelajaran bahasa Indonesia
yaitu 75. Selain itu, berdasarkan kelebihan-kelebihan dari media kartu gambar dimana
permulaan.
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data dalam penelitian ini merupakan perbandingan skor yang diperoleh
Peserta didik dalam kemampuan membaca permulaan pada saat pratindakan dengan
skor yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu pada siklus I dan siklus II . Penelitian
akan dikatakan berhasil apabila dari data tersebut terjadi peningkatan yaitu 75% siswa
memiliki nilai di atas 80.
Mesuji Peserta didik kelas IA berjumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 10
peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki. Penelitian ini berlangsung
pada April sampai dengan Mei yaitu mulai tanggal 29 April 2021 sampai dengan
6 Mei 2021.
Tabel 4.
NAMA-NAMA PARA PENDIDIK/GURU SDN 9 Simpang Pematang
GOL/
NO NAMA DAN NIP JABATAN JENIS GURU
RUANG
9. UMI ROHMAWATI,S.Pd
NUPTK..07607706711300
- Guru Guru Kelas
52
EKA SUSANTI
10. - Guru Guru Kelas
NUPTK.-
observasi. Observasi dilaksanakan pada tanggal 22 April 2021 di ruang kelas IA.
a. Hasil Observasi
Observasi dilakukan selama dua hari yaitu pada tanggal 22 April 2021
masih didominasi oleh guru karena guru lebih banyak menggunakan metode
kurang antusias dan kurang aktif, karena guru hanya terpaku pada
didik terlihat bosan dan ramai berbicara dengan teman sebelahnya. Pada saat
melihatbacaan, beberapa peserta didik masih mengeja huruf satu per satu,
serta peserta didik kurang tepat dalam melafalkan huruf.
Pada saat observasi tanggal 22 April 2021, guru melakukan tes unjuk kerja
Pematang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan membaca
permulaan peserta didik. Peserta didik maju satu persatu untuk praktik membaca
teks sederhana di depan kelas. Dari hasil tes pratindakan tersebut dapat diketahui
bahwa hanya ada 5 peserta didik yang nilai tuntas sedangkan yang 15 belum tuntas.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari proses penelitian yang meliputi perencanaan,
a. Perencanaan
berikut:
1) Berdiskusi dengan guru mengenai materi pelajaran dan media kartu gambar
1) Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan 1
tentang kebersihan rumah. Pada pertemuan kali ini terdiri dari mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS. Media yang yang digunakan dalam
Setiap pagi semua pesetta didik berbaris di halaman sekolah dengan mematuhi protokol
kesehatan dengan tetap jaga jarak . Peserta didik berbaris masuk ke ruang kelas dengan rapi.
Semua peserta didik kemudian memberikan salam kepada guru dilanjutkan dengan ketua
kelas memimpin untuk berdoa. Guru memberikan salam pembuka untuk memulai kegiatan
Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “Si Nyamuk Nakal”. Peserta didik
bersama-sama guru menyanyikan lagu tersebut. Guru bertanya kepada peserta didik“Anak-
anak apa isi dari lagu tersebut?” peserta didik menjawab secara beragam “Ada banyak
nyamuk, ada tikus, tidak suka bersih-bersih rumah”. Guru kemudian memberikan
pertanyaan lagi “Anak-anak bagaimana jika kalian tinggal di rumah yang kotor?” peserta
didik dan guru kemudian membahas jawaban yang beragam dari peserta didik. guru
Kegiatan Inti.
Guru menyiapkan media kartu gambar dengan menyusunnya sesuai dengan urutan.
Peserta didik mengamati media kartu gambar dan bertanya tentang nama media dan cara
didik tentang media kartu gambar dan cara menggunakan kartu gambar dalam
Peserta didik mengamati kartu gambar yang telah dipegang guru setinggi dada. Peserta
didik mengamati guru dengan seksama saat guru mencontohkan cara membaca
menggunakan kartu gambar dengan ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, dan kejelasan
suara yang baik. Peserta didik kemudian diminta menirukan kata-kata yang dibaca oleh
guru dengan waktu yang relatif singkat. Peserta didik diminta untuk mengamati setiap
gambar yang terdapat dalam kartu gambar untuk memudahkan peserta didik dalam
Peserta didik membaca kartu gambar secara bersama-sama sesuai dengan barisan tempat
duduknya. Kemampuan setiap kelompok barisan berbeda-beda. Ada yang membaca dengan
suara keras dan kompak serta ada barisan yang membaca dengan suara yang pelan dan
kurang kompak. Dalam membaca Peserta didik masih kurang memperhatikan lafal dan
intonasi. Ada beberapa Peserta didik yang hanya ikut bersuara tanpa memperhatikan kartu
gambar yang ditunjukkan oleh guru. Untuk peserta didik yang kurang memperhatikan,
guru menunjuk peserta didik tersebut secara individu untuk membaca ulang kalimat pada
kartu gambar. Kenyataannya peserta didik tersebut masih kurang lancar dan kurang tepat
dalam membaca karena peserta didik masih kebingungan dalam mengeja huruf dan
penjelasan bahwa semua peserta didik akan maju satu per satu untuk tes unjuk kerja
Peserta didik diminta oleh guru untuk maju membaca kartu gambar. Peserta didik yang
aktif kemudian mengangkat jarinya kemudian maju membaca. Begitu seterusnya sampai
tidak ada lagi yang mengacungkan jarinya untuk maju. Ketika peserta didik tidak mau
mengajukan diri, guru kemudian memanggil satu per satu peserta didik tersebut untuk
praktik membaca di depan. Bahkan ada 4 peserta didik yang tidak mau maju untuk
membaca di depan kelas, namun guru terus membujuknya sampai peserta didik tersebut
Ketika 12 peserta didik sudah mulai praktik membaca di depan kelas, peserta didik yang
lain mulai ramai dan tidak memperhatikan temannya yang sedang membaca di depan. Lalu
Pada pembelajaran pada siklus 1 mengalami kemajuan, peserta didik sudah membaca
dengan lancar tetapi peserta didik masih kurang jelas dalam membaca serta masih kurang
memperhatikan lafal dan intonasi. Bagi peserta didik yang belum lancar dalam membaca,
pesera didik tersebut selalu dibimbing oleh guru karena lama dalam mengingat nama huruf,
masih mengeja, kesulitan dalam menggabungkan suku kata menjadi kata, dan siswa kurang
Setelah semua peserta didik selesai membaca, peserta didik dan guru kemudian bertanya
jawab tentang isi kartu gambar yang telah dibacanya. Terlihat hanya beberapa peserta didik
saja yang menjawab pertanyaan dari guru. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
Kegiatan Akhir.
Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah
dipelajari pada hari ini. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik. Setelah
itu, peserta didik mengungkapan perasaaannya terkait pembelajaran hari ini. Pembelajaran
yang telah disusun. Data yang didapat dari hasil observasi yaitu proses
Proses pembelajaran dilihat dari kegiatan guru dan peserta didik selama proses
Pada siklus I pertemuan pertama peserta didik terlihat antusias dan senang
gambar. Peserta didik mengamati kartu gambaryang dipegang guru dengan baik.
penggunaan media kartu gambar. Jadi awalnya peserta didik masih bingung dalam
menggunakan media kartu gambar ini. Oleh karena itu, ketika peserta didik praktik
dengan pelan, setelah itu mereka bisa beradaptasi dengan media kartu gambar ini.
Ketika peserta didik diminta untuk melakukan praktik membaca permulaan secara
individu menggunakan kartu gambar awalnya hanya peserta didik yang aktif yang
bersedia maju untuk membaca tanpa ditunjuk oleh guru. Selebihnya guru yang
menunjuk peserta didik secara acak untuk maju ke depan. Hal ini dikarenakan
peserta didik masih malu-malu dan tidak percaya diri untuk mengajukan diri ke
depan kelas. Pada saat siswa praktik membaca permulaan menggunakan kartu
gambar secara individu peserta didik yang lain mulai ramai. Awalnya peserta didik
memperhatikan dan memberikan tepuk tangan kepada peserta didik yang telah
praktik membaca menggunakan kartu gambar. Setelah 12 anak maju, suasana kelas
mulai ramai. Peserta didik ramai dan tidak memperhatikan temannya yang sedang
bertanya jawab dengan peserta didik. Ada 5 peserta didik yang bertanya kepada
guru. Peserta didik yang lain terlihat kurang percaya diri untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru. Namun, peserta didik terlihat aktif ketika menjawab
pertanyaan dari guru. Peserta didik lancar dalam membaca dan mulai memperhatikan
lafal dan intonasi. Hanya beberapa peserta didik saja yang kurang tepat dalam
melafalkan kata. membaca permulaan, peserta didik membaca permulaan dengan suara
yang kurang jelas dan belum terdengar oleh seluruh peserta didik.
permulaan melalui penggunaan media Kartu gambar dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 5.
Hasil Observasi Aktivitas peserta didik dalam Pembelajaran Membaca Permulaan
dengan Penggunaan Media Kartu Gambar peserta didik kelas 1A SDN 9 Simpang
Pematang Siklus I
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
keterampilan membaca permulaan melalui penggunaan media flash card selama siklus I
mengalami peningkatan. Rata-rata dari hasil aktivitas siswa siklus I pada pembelajaran
Rekapitulasi Data awal Hasil Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Permulaan
Kelas 1A SDN 9 Simpang Pematang pada Siklus 1