Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ASESMEN PEMBELAJARAN KIMIA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PADA MATERI


ELEKTROLISIS

Disusun oleh : Kelompok 2

Wiwik Kartika Sari 1605594


Muharani Amzar 1605704

Prodi : Pendidikan Kimia


Kelas : Reguler 1B

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga Makalah Metodologi Penelitian dengan Tema Penelitian Kuantitatif ini
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini ini ditulis sebagai salah satu tugas Metodologi Penelitian. Makalah ini
diharapkan dapat memudahkan kita semua dalam belajar materi metodologi penelitian
khususnya tentang penelitian kuantitatif. Penyusun menyakini bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................... i


Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
Bab I
1. Pengantar ............................................................................................................ 1
2. Tujuan ................................................................................................................. 2
3. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
4. Elektrokimia ....................................................................................................... 2
5. Instrumen Tes ..................................................................................................... 3
Bab 2
1. Selected Respon Assessment
A. Tahap – Tahap Pengembangan ..................................................................... 8
B. Jenis – Jenis Selected Respon Assessment................................................... 10
2. Tahap Pengembangan Essay Assessment .......................................................... 11
Bab 3
1. Kesimpulan ......................................................................................................... 15
2. Lampiran ............................................................................................................ 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 23

iii
BAB 1

1. PENGANTAR
Dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Standar
Kompetensi Guru dinyatakan bahwa salah satu kompetensi inti guru adalah
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Kompetensi inti
tersebut dijabarkan dalam tujuh kompetensi, yaitu: 1) memahami prinsip-prinsip penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu, 2) menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, 3) menentukan
prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, 4) mengembangkan instrumen
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, 5) mengadministrasikan penilaian proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen, 6)
menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, dan 7)
melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Memperhatikan tuntutan kompetensi guru
pada Permendiknas di atas, dapat diketahui bahwa salah satu kompetensi yang harus
dimiliki guru adalah mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar. Kompetensi ini tidak terpisah dengan kompetensi lainnya (Ekawati, E &
Sumaryanta, 2011)
Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrumen atau alat evaluasi yang dapat
dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan. Instrumen
penilaian dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes dan non tes. Tes ialah kumpulan
pertanyaan atau soal yang harus dijawab siswa dengan menggunakan pengetahuan-
pengetahuan serta kemampuan penalarannya. Arikunto (2012) berpendapat bahwa tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Menurut Sudijono (2011) tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan
dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang termasuk dalam kelompok tes adalah tes
prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes keterampilan. Sedangkan yang termasuk
dalam kelompok non-tes ialah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman
wawancara, angket, pemeriksaan dokumen, dan sebagainya
Arikunto (2012) mengemukakan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesutau dalam suasana, dengan cara aturan – aturan yang
sudah ditentukan. Dari teori tersebut maka dalam pembuatan tes sebaiknya memperhatikan

1
aturan-aturan yang sudah ditentukan agar tes dapat bermanfaat secara maksimal dalam
mengukur kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran. Instrumen penilaian yang akan
dikembangkan adalah instrumen tes pada materi elektrokimia.
2. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui prosedur pengembangan
instrumen tes.
3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
Bagaimana prosedur pengembangan instrumen tes?
4. ELEKTROKIMIA
Materi elektrokimia ada di kelas XII sekolah menengah atas dan dituliskan pada
kompetensi dasar (3.4) menganalisis proses yang terjadi dan melakukan perhitungan zat
atau listrik yang terlibat pada suatu sel Volta serta penerapannya dalam kehidupan, (3.5)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan cara mengatasinya,
(3.6) menerapkan stoikiometri reaksi redoks dan hukum Faraday untuk menghitung
besaran-besaran yang terkait sel elektrolisis (4.4) merancang sel Volta dengan
mengunakan bahan di sekitar, (4.5) mengajukan gagasan untuk mencegah dan mengatasi
terjadinya korosi, (4.6) merancang dan melakukan penyepuhan benda dari logam dengan
ketebalan lapisan dan luas tertentu.
Elektrokimia mempelajari reaksi-reaksi yang disertai perpindahan elektron (reaksi
redoks). Pada proses ini, energi kimia diubah menjadi energy listrik atau sebaliknya.
Reaksi reduksi oksidasi tertentu dapat menghasilkan arus listrik. Adapun pada kondisi
lainnya, arus listrik dialirkan ke dalam larutan atau cairan zat kemudian akan terjadi
perpindahan elektron yang menghasilkan reaksi kimia. Sel elektrokimia dibedakan
menjadi sel volta/sel galvani dan sel elektrolisis.
Persamaannya sel volta/sel gGalvani dan sel elektrolisis antara lain :
1. Pada sel elektrokimia, baik sel Volta maupun sel elektrolisis digunakan elektrode, yaitu
katode, anode, dan larutan elektrolit.
2. Reaksi yang terjadi pada sel elektrokimia adalah reaksi redoks, pada katode terjadi
reduksi, sedangkan pada anode terjadi oksidasi.
Perbedaannya dapat Anda lihat pada tabel berikut.
Perbedaan Sel Volta dan Sel Elektrolisi
Sel Volta Sel Elektrolisis

2
Energi kimia diubah menjadi energi listrik Energi listrik diubah menjadi energi kimia
Katode adalah kutub positif Katode adalah kutub negatif
Anode kutub negatif Anode kutub positif

5. INSTRUMEN TES
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematik dan obyektif untuk memperoleh
data atau keterangan tentang seseorang, dengan cara tepat dan cepat. Tes matematika
adalah alat pengumpul informasi tentang hasil belajar matematika. Teknik tes atau cara
melaksanakan tes dapat digolongkan ke dalam 2 cara, yaitu tes tertulis dan tes lisan.
perbedaannya dititikberatkan pada segi cara menjawabnya, bukan dari cara menyajikan
atau memberikan tes itu. Dalam tes tertulis siswa menjawab tes tersebut secara tertulis
pada lembar jawaban. Tes tertulis sangat bermanfaat untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam teknik menulis yang benar, menyusun kalimat menurut kaidah bahasa yang baik dan
benar secar efisien, mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulisan dengan kata-kata
sendiri.
Dalam tes lisan, siswa menjawab dalam bentuk ungkapan lisan. Instrumen yang
digunakan bisa saja disajikan dalam bentuk tulisan bisa pula dalam bentuk lisan. Pada
umumnya tes lisan berbentuk tanya jawab langsung secara lisan antara tester dengan testi.
Tes lisan ini sangat berguna bagi siswa untuk melatih diri dalam mengungkapkan pendapat
atau buah pikirannya secara lisan dan mengembangkan kemampuan berbicara.
 Tipe dan Bentuk Tes
a. Tes Tertulis
Menurut tipenya dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu tes tipe uraian dan tes tipe
objektif.
1. Tes Tipe Uraian
Bentuk soal tes tipe uraian menuntut siswa untuk menyusun jawaban secara terurai.
Jawaban tidak cukup hanya dengan satu atau dua kata saja, tetapi memerlukan uraian
yang lengkap dan jelas. Selain harus menguasai materi tes, siswa dituntut untuk bisa
mengungkapkannya dalam bahasa tulisan dengan baik. Penyajian soal tipe uraian
mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
a. Pembuatan soal bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam waktu
yang tidak terlalu lama. Hal ini disebabkan karena jumlah soalnya tidak terlalu
banyak.

3
b. Karena dalam menjawab soal bentuk uraian siswa dituntut untuk menjawabnya
secara rinci, maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan dapat
dievaluasi.
c. Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa,
karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara sistematik, menyampaikan
pendapat dan argumentasi, mengaitkan fakta-fakta yang relevan.
Di samping kelebihan yang dimiliki soal bentuk uraian, ia tidak luput dari
kelemahan. Kelemahan soal bentuk uraian antara lain:
a. Ruang lingkup materi yang disajikan dalam bentuk uraian kurang menyeluruh. Hal
ini disebabkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap butir soal cukup
banyak, sehingga butir soal yang disajikan sedikit.
b. Soal tipe uraian, dalam pemeriksaan dan pemberian nilai akhir seringkali
dipengaruhi faktor subyektifitas dari pemeriksa, sehingga nilai akhir ada
kemungkinan bias, kurang mencerminkan kemampuan sebenarnya.
c. Pemeriksaan jawaban soal bentuk uraian ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang
orang, tetapi harus diperiksa oleh orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya.
Bila pemeriksa kurang mengetahui pokok persoalan yang diujikan, akan
mengakibatkan hasil pemeriksaan dapat merugikan siswa.
d. Pemeriksa jawaban tes bentuk uraian cukup rumit sehingga memerlukan waktu
yang cukup banyak. Tiap siswa akan memberikan uraian yang berlainan dan
bermacam-macam, apalagi jika persoalannya divergen.
2. Tes Tipe Objektif
Istilah objektif adalah tidak adanya faktor lain yang mempengaruhi proses
pemeriksaan, jadi benar-benar murni hasil pekerjaan siswa. Istilah lain dari tes tipe
objektif adalah tes dengan jawaban singkat (short answer test). Tes tipe objektif dewasa
ini seringkali digunakan karena memiliki banyak kelebihan. Kelebihan atau keunggulan
disajikan soal tipe objektif antara lain:
a. Proses dan hasil pemeriksaan bersifat objektif sehingga hasilnya sesuai dengan
kenyataan sebenarnya.
b. Ruang lingkup materi yang diujikan lebih menyeluruh sehingga cukup representatif
mewakili materi yang telah dipelajari siswa.
c. Pemeriksaan tidak harus oleh penyusun soal itu, namun dapat dilakukan oleh orang
lain asalkan sudah memahami patokan dalam hal pedoman pemeriksaannya.

4
Komputer pun dapat dimanfaatkan untuk proses pemeriksaan dan pengolahan
nilainya.
d. Jawaban yang benar sudah tertentu dan pasti. Siswa yakin akan jawabannya apabila
ia sudah mempelajari bahan yang diujikan, sehingga tidak timbul keraguan pada
dirinya dalam hal menentukan jawaban yang tepat.
e. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
f. Ketidakmampuan testi dalam bagian-bagian tertentu pada sebuah konsep atau topik
lebih mudah dikenali secara langsung dari jawaban butir soal yang salah.
Tes tipe objektif memiliki kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah:
a. Proses berpikir siswa tidak dapat dievaluasi. Kita tidak tahu apakah siswa bekerja
dengan benar, sesuai dengan yang diperintahkan.
b. Kesempatan testi untuk menerka-nerka cukup besar, sehingga siswa yang tidak
belajar pun atau tidak menguasai materi dengan baik, mungkin saja dapat
menjawab dengan tepat.
c. Tes tipe objektif kurang mampu memberikan gambaran sampai sejauhmana daya
analisis siswa dan mengemukakan pikiran serta gagasannya.
d. Pembuatan tes tipe objektif bukan saja sulit namun membutuhkan waktu yang tidak
sedikit pula.
Menurut bentuknya tes tipe objektif terdiri dari 4 macam, yaitu:
1. Bentuk Benar-Salah (True-False)
Tes bentuk Benar-Salah soalnya disajikan dalam bentuk pernyataan. Pernyataan
tersebut mengandung nilai kebenaran Benar (B) atau Salah (S), tetapi tidak keduanya
sekaligus.
2. Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Soal tipe objektif bentuk pilihan ganda pada saat ini mendapat perhatian dan
seringkali digunakan dalam penilaian pendidikan. Hal ini dilakukan mengingat bentuk
ini lebih banyak keunggulannya jika dibandingkan dengan soal tipe obyektif yang
lainnya.
3. Soal True/False
Membuat butir soal yang sepenuhnya benar atau salah sebagai suatu pernyataan.
4. Matching Exercises
Matching Exercises sesungguhnya menyajikan butir soal multiple choice yang rumit
dengan sejumlah pernyataan soal dan sejumlah pilihan jawaban

5
Untuk mempertinggi ketetapan penilaian perlu diperhatikan kaidah-kaidah sebagai
berikut.
1. Pokok soal (stem) yang merupakan permasahan harus dirumuskan secara jelas.
2. Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
3. Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
4. Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat
negatif.
5. Alternatif jawaban (option) sebaiknya logis dan pengecoh harus berfungsi.
6. Diusahakan agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang benar.
7. Diusahakan untuk mencegah penggunaan option terakhir yang berbunyi “Semua
alternatif jawaban di atas benar” atau “Semua pilihan jawaban di atas salah”.
8. Diusahakan agar alternatif jawaban homogen, baik dari segi isi atau materi maupun
panjang-pendeknya kalimat (pernyataan).
9. Apabila alternatif jawaban berbentuk angka (bilangan), susunlah secara berurutan
mulai angka terkecil di atas dan yang terbesar di bawah.
10. Di dalam pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau katakata yang
bersifat tidak tentu, seperti kebanyakan, seringkali, kadangkadang, dan sejenisnya.
11. Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir
soal yang lain.
12. Dalam merakit soal harus diusahakan agar jawaban yang benar (kunci jawaban)
tidak terpola, tetapi letaknya tersebar dan ditentukan secara random.
13. Penulisan alternatif jawaban diusahakan tersusun dari atas ke bawah, tidak ke
samping

6
BAB II
1. SELECTED RESPON ASSESSMENT
Selected response assessment digunakan untuk melihat kemampuan siswa mengenali
atau memilih produk yang berkualitas dari beberapa pilihan yang diberikan, atau
pengetahuan siswa mengenai aspek-aspek penting dalam menciptakan produk berkualitas
Bagaimana membuat format tes yang berkualitas.
A. Tahap Pengembangan Metode Selected Response Assessment
1. Menyiapkan suatu rencana tes
Membuat tes tanpa rencana seperti mebuat rumah tanpa sketsa, hasil keduanya sama
sama buruk. Pertama, proses pembuatan akan memakan waktu yang lama bila
dibandingkan jika kita punya rencana. Kedua, hasil yang diperoleh tidak akan sesuai
dengan yang kita harapkan. Dalam memilih tes, rencana dikembangkan dengan hati hati,
seolah-olah kita bisa melihat dan membayangkan sesuatu (jawaban dari tes), sehingga
dengan perencanaan yang baik maka otomatis tes akan berkembang dengan sendirinya.
Fungsi perencanaan tes :
 Membuat proses pengembangan tes lebih mudah dan lebih efisien
 Memberi kesempatan guru untuk menjelaskan harapan yang ingin dicapai kepada
siswa
 Mempertajam bayangan siswa supaya berhasil dalam tes
Proses perencanaan tes harus menggali lebih dalam materi yang akan dipelajari,
sehingga untuk memahaminya kita harus menguasai kedalaman dari struktur pengetahuan
kimia dan menyempurnakannya dengan pemahaman. Tanpa bayangan yang mendalam dan
jelas, tidak akan mungkin bisa mengembangkan tes yang baik.
Ada dua jenis rencana tes. Pertama a table of test specifications. Yang kedua
bergantung pada daftar dari instructional objectives untuk membimbing tes. Masing-
masing memberikan dasar untuk tes yang baik dan membantu integrasi respon assesmen
dalam proses belajar dan pembelajaran. Pilihlah salah satu yang sesuai dengan kebutuhan
kita, karena keduanya sama bagusnya, pada dasarnya sama-sama efektif sebagai perangkat
rencana tes.
The table of specifications. Untuk menjelaskan bagaimana tabel dari test specifications
berfungsi, kita harus mulai dengan dasar skor tes objektif- item tes individu.
a. Tabel spesifikasi tes (table of test specifications)
Setiap tes pada dasarnya meminta responden untuk melakukan dua hal, yaitu:
mengakses bagian informasi (baik dari memory atau dari bahan referensi), dan
7
menggunakan pengetahuan informasi untuk melakukan operasi kognitif ( contoh,
menyelesaikan beberapa masalah). Sebagai contoh, saya mungkin membuat sebuah item
tes berdasarkan pengetahuan metodologi asesmen dan meminta responden untuk
mengingatnya.
List the critical attributes of a sound assessment.
Atau saya mungkin meminta responden untuk mengingat dua unsur dari content
knowledge tentang assessment dan menghubungkannya satu sama lain, seperti dalam
perbandingan ini:
Apakah persamaan antara multiple choice dan fill dalam item tes?
Dalam kasus ini, responden harus mempelajari pengetahuan tentang metode
assessment (prasyarat pengetahuan), menganalisis setiap komponen, dan menemukan
unsur yang sama (membandingkan pemikiran). Sehingga dalam kasus ini semua item tes
seperti: unsur-unsur pengetahuan dibawa ke dalam proses berpikir.
b. Daftar tujuan pembelajaran (list of instructional objectives)
Tujuan pembelajaran di sekolah merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya, dari tujuan pembelajaran dijabarkan kembali
dalam indikator-indikator yang mencerminkan berbagai keterampilan yang menjadi
harapan ketercapaian dalam suatu materi bahan ajar.
2. Menentukan unsur yang akan diuji
Setelah table of specifications atau list of objectives dikembangkan, tantangan
selanjutnya adalah memilih unsur/materi yang akan diuji. Langkah kedua dalam memilih
pengembang respon tes,meninjau kembali materi yang akan diuji. dengan sketsa ditangan,
sebagai dasar kita dalam mencari, mengetahui, dan menalar pelajaran yang penting dan
layak untuk diuji. Selanjutnya rencana tersebut ditranskip ke dalam item tes yang
sebenarnya, yang akan dibahas pada langkah tiga, di bawah ini.
3. Menyusun soal tes dari rencana
Tips penulisan soal
Setelah mengidentifikasi rencana format yang akan digunakan, sedikit petunjuk
sederhana akan membantu dalam mengembangkan soal tes yang baik. Beberapa panduan
ini berlaku untuk semua format, tapi ada juga yang hanya berlaku untuk format tertentu
 Panduan secara umum
1. Menulis soal tes dengan focus yang jelas. Mengikuti aturan kalimat EYD.
Tujuan soalnya adalah untuk menguji penguasaan materi siswa, bukan menguji
kemampuan siswa untuk mencari tahu apa yang kita minta.
8
Contohnya bukan seperti ini:
Ketika para ilmuan menggunakan magnet, mereka harus mengetahui tentang kutub
magnet, yang mana?
Tetapi yang ini:
Kutub-kutub apakah yang ada pada magnet?
a. Anoda dan katoda
b. Utara dan selatan
c. Kuat dan lemah
d. Menarik dan menolak
2. Menanyakan sesuatu.
Dalam soal multiple choice dan fill-in, minimalisir penggunaan kalimat yang tidak
lengkap. Ketika kita ingin menanyakan sesuatu, kita mengekspresikan sebuah
pemikiran yang lengkap yang bisa dipahami dengan jelas oleh responden pada
butir soal.
3. Membuat kalimat yang lebih efisien
Minimalisir kalimat yang panjang, dan menghilangkan kosa kata sulit yang tidak
perlu
4. Menghilangkan petunjuk untuk jawaban yang benar baik dalam butir soal tsb atau
dalam butir soal yang lain.
Bukan seperti ini:
Semua contoh di sini adalah burung yang bisa terbang, kecuali
a. Ostrich
b. Falcon
c. Cormorant
d. Robin
Atau yang ini:
Yang manakah berdasarkan contoh-contoh dari burung yang tidak bisa terbang?
a. Falcon
b. Ostrich dan penguin
c. Cormorant
d. Robin
5. Jika kita menulis butir soal, mintalah mereka (teman sejawat) membaca setidaknya
sekali
6. Cek ulang skor dan kunci jawaban
9
B. Jenis - Jenis Selected Response Assessment
1. Soal Multiple-choice.
a. Membuat kalimat petunjuk soal yang lengkap di awal butir soal.
b. Jika kita mengulang kata kata yang sama di awal setiap pilihan jawaban,
pindahkan kata-kata yang berulang tersebut ke butir soal.
c. Pastikan hanya ada satu jawaban yang tepat dan benar
d. Kata-kata di pilihan jawaban sesingkat mungkin dan pastikan tata bahasanya
pararel.
Tujuannya membuat butir soal menjadi lebih mudah dibaca dan menghilangkan
petunjuk gramatikal terhadap jawaban yang benar
e. Bervariasi jumlah pilihan jawaban sesuai dengan butir soal yang diinginkan
1. Membuat 2 sampai 5 pilihan jawaban atau lebih bisa menghasilkan soal yang
menarik perhatian
2. Variasi jumlah pilihan jawaban pada butir soal yang berbeda dalam tes yang
sama
3. Batasi penggunaan dari “semua yang diatas” atau “bukan dari salah satu yang
di atas” yang berarti mengisi sesuatu hanya karena kita tidak memikirkan
jawaban yang tidak benar
4. Melibatkan lebih dari satu jawaban yang benar dan meminta siswa untuk
menemukan semua jawaban yang benar, ketika cocok. Memberi kredit untuk
semua jawaban yang benar
 Tips menulis butir soal multiple-choice
Jika kita menyusun sebuah soal multiple-choice dan menemukan bahwa kita tidak bisa
memikirkan jawaban yang tidak benar dan cukup masuk akal, masukkan butir soal fill-
in pertama kali dalam tes.
2. Soal True/False
Membuat butir soal yang sepenuhnya benar atau salah sebagai suatu pernyataan.
3. Matching Exercises
Matching Exercises sesungguhnya menyajikan butir soal multiple choice yang
rumit dengan sejumlah pernyataan soal dan sejumlah pilihan jawaban. Oleh karena itu
panduan multiple choice juga diterapkan disini, dan sebagai tambahannya:
1. pernyataan yang ringkas dan jelas dengan mencocokkan ke arah yang sesuai

10
2. Menjaga jumlah yang dicocokkan lebih pendek, maksimum jumlah pilihan adalah
10. Lebih pendek lebih baik. Minimalisir proses informasi dan factor pengecoh
harus dilakukan supaya sukses
3. Menjaga hal-hal yang dicocokkan homogen. Jangan mencampur peristiwa dengan
tanggal atau dengan nama
4. Jaga daftar agar pilihan jawaban singkat dan parallel dalam konstruksinya,
merupakan bahasa yang mudah dan jelas.
5. Melebihkan pilihan jawaban dari yang dibutuhkan dan membolehkan pilihan
jawaban digunakan lebih dari sekali. Ini bisa membuat siswa sampai pada jawaban
yang benar dengan melalui sebuah proses eliminasi. Jika seorang siswa memilih
jawaban dengan benar menggunakan metode eliminasi, dan kita menganggap
bahwa siswa tersebut telah menguasai materi, maka kita salah
4. Soal Fill-in.
ada tiga panduan sederhana dalam mebuat soal Fill-in
1. Menanyakan sesuatu dan menyediakan space untuk jawaban.
2. Mencoba untuk menyisipkan satu tempat yang kosong per butir soal
3. Jangan membuat garis yang panjang untuk diisi menjadi sebuah petunjuk sebagai
seberapa panjang jawabannya.
Pengembangan tes yang kreatif bisa menghasilkan beberapa asesmen yang menarik
dengan mencampur bermacam format
1. Mengombinasikan format True/False dan multiple-choice untuk membuat latihan
yang meminta siswa memberi label pernyataan true atau false dan memilih option
jawaban yang memberikan alasan “kenapa”
2. Mengombinasikan format multiple-choice atau matching dan Fill-in yang meminta
siswa untuk memilih jawaban yang benar dan mengisi alasan kenapa itu benar

2. TAHAPAN TAHAPAN PENGEMBANGAN ESSAY ASSESSMENT


Desain dan proses pengembangan untuk soal essay meliputi tiga langkah :
1. Perencanaan penilaian
Prestasi siswa sampling dengan esai. Sama seperti dengan item selected respon, soal
esai merupakan contoh dari dua elemen kunci: pengetahuan akan diuji (baik dari memori
atau referensi) dan beberapa jenis tindakan kognitif harus dilakukan dengan menggunakan
pengetahuan itu. Dalam kasus soal esai, pengetahuan yang akan digunakan lebih luas,
entitas lebih inklusif daripada yang mungkin membentuk dasar item tes pilihan ganda.
11
Sama seperti rencana selected response tes, masing-masing tujuan instruksional
menetapkan kerangka sampling. Artinya, komponen pengetahuan dan contoh penerapan
jenis pemikiran dimuat masing-masing. Misalnya, untuk tujuan pertama di atas, kita
mungkin bertanya tentang beberapa jenis format tes. Untuk tujuan kedua, berbagai
kemungkinan kesimpulan dan konteks di mana untuk menilai prestasi jenisnya tak
terbatas. Untuk tujuan ketiga, kami memiliki sejumlah besar penilaian kinerja sampel yang
mungkin disajikan untuk evaluasi.
Metode yang disukai adalah untuk sampel dari semua kemungkinan tersebut, memilih
sampel yang representatif dari contoh yang paling penting untuk disajikan sebagai soal dan
kemudian berdasarkan kinerja siswa pada sampel ini, kita menggeneralisasi ke domain dari
semua soal yang mungkin. Jika siswa mengerjakan dengan baik saat sampling, siswa
mungkin akan melakukannya dengan baik pada setiap set tes lain dari soal serupa. Dengan
demikian, dalam arti pengambilan sampel tes esai adalah seperti selected response test.
2. Pengembangan soal latihan
Salah satu keuntungan relatif tes esai terhadap format tes lainnya adalah bahwa soal
esai jauh lebih mudah dan mengambil sedikit waktu untuk mengembagkannya. Saya
menyampaikan bahwa banyak pengguna mengubah keuntungan yang menjadi kewajiban
dengan mengasumsikan bahwa lebih mudah untuk mengembangkan berarti anda tidak
perlu menaruh banyak pemikiran ke dalamnya. kesalahan umum guru lain adalah mencoba
untuk mengubah soal esai dalam demonstrasi kreativitas mereka. Seorang teman ilmuwan
menawarkan contoh dari pengalamannya sebagai seorang mahasiswa: Berjalan-jalan
melalui hutan Mesozoikum akhir dan katakan apa yang Anda lihat. "Ini lebih baik
daripada" Diskusikan Spanyol". Namun, bahkan lebih spesifikasi yang dibutuhkan untuk
mengatur responden untuk sukses.
Kesuksesan dalam penggunaan format penilaian ini, kita harus memiliki waktu
persiapan dalam menulis soal yang menantang responden dengan mendeskripsikan tugas
bercerita. Soal yang bagus disusun dengan 3 hal berikut
a. Mengidentifikasi materi yang akan diujikan.
Mereka menentukan pengetahuan siswa berdasarkan perintah dalam mempersiapkan
tanggapan.
b. Menentukan jenis penalaran atau pemecahan masalah yang akan dilakukan oleh
responden.
Soal yang layak menentukan apa yang responden ingin tuliskan.
c. Menunjuk arah untuk respon yang tepat.
12
Soal yang baik merupakan elemen kunci dari respon yang baik tanpa isyarat terperiksa
tidak siap untuk bagaimana untuk berhasil.
3. Pengembangan prosedur peyusunan esai
Banyak guru menyusun esai dengan menerapkan apa yang saya sebut "standar
mengambang" di mana kamu menunggu untuk melihat respon apa yang kamu dapatkan
untuk memutuskan apa yang kamu inginkan. Metode penyusunan ini menyesuaikan
standar yang diselenggarakan secara internal dan kecenderungan skala skor invisibel
selama proses penyusunan untuk menghasilkan skor yang menunjukkan tingkat tinggi
prestasi terlepas dari apakah level tersebut yang dicapai. Manfaat yang dirasakan dari
metode ini, saya takut bahwa siswa selalu tampaknya dapat mencapai dan atau sebaliknya
- tidak ada yang akan dapat mendeteksi manipulasi yang mendasari yang terjadi.
Standar-standar mengambang yang bekerja sangat baik bagi kita kembali ke era lama
penyortiran, ketika kita ingin urutan peringkat siswa dari prestasi tertinggi ke terendah,
sekarang menjadi antitesis terhadap performance berbasis ruang kelas dan sekolah .
Mereka adalah sebagai kontraproduktif hari ini karena mereka nyaman saat itu. Pada
kenyataannya, penyusunan esai adalah contoh klasik dari evaluatif atau berpikir kritis.
Dalam pemikiran evaluatif, kami menyatakan pendapat tentang sesuatu dan
mempertahankannya melalui aplikasi logis dari kriteria tertentu. Teater kritikus
mengevaluasi drama menurut kriteria tertentu (jarang disepakati) dan mempublikasikan
ulasan mereka di koran. kritikus film memberi jempol atas atau bawah (sebuah penilaian
evaluasi) dan menggunakan kriteria mereka untuk menjelaskan mengapa seperti itu.
Pilihan teknik penskoran. Biasanya, kami sampaikan penilaian evaluatif dalam hal
pencapaian jumlah poin pada latihan. Berikut adalah dua cara yang dapat diterima untuk
melakukan hal ini:
 Pilihan checklist - menetapkan pilihan untuk unsur tertentu dalam jawaban dan titik
penghargaan ketika responden melibatkan unsur-unsur aktif tersebut.
 rating pilihan skala - mendefinisikan prestasi dalam hal salah satu atau lebih kontinum
kinerja dalam bentuk skala penilaian. misalnya, skala lima poin mendefinisikan lima
tingkat kinerja dan penilai subyektif menempatkan tanggapan sepanjang skala itu.
Dengan skala penilaian seperti ini, itu bisa diterima untuk meninggalkan poin 2 dan 4
untuk evaluator untuk interpolasi jika respon jatuh di antara dua nilai yang diberikan. Ide
untuk mengembangkan skala sebanyak mungkin merupakan hal yang masuk akal untuk
mengevaluasi materi tertentu yang akan dinilai. Kriteria lain untuk peringkat. misalnya
mungkin termasuk faktor-faktor ini:
13
1. menunjukkan penguasaan konten
2. organisasi ide
3. penalaran yang logis
Rating pilihan skala lebih subjektif dari pilihan checklist untuk pemberian poin.
Namun, jika kamu telah melakukan tiga hal berikut, skala penilaian kamu dapat berfungsi
sebagai alat yang sangat baik untuk mengevaluasi respon esai:
1. Tentukan arti keberhasilan siswa dalam hal skala seperti sebelum penilaian
2. Memberikan contoh kepada siswa tentang perbedaan antara kinerja bagus dan tidak
bagus
3. Memberikan praktek kinerja yang sukses sesuai dengan standar-standar.

14
BAB III
1. KESIMPULAN
a. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan
penilaian yang disusun berdasarkan aturan – aturan yang ada.
b. Jenis – jenis tes yaitu tes esai dan tes selected response assessment.
c. Tahap pengembangan selected response assessment antara lain menyiapkan suatu
rencana tes, menentukan unsur yang akan diuji, dan menyusun soal tes dari
rencana.
d. Tahap pengembangan essay assessment antara lain : perencanaan penilaian,
pengembangan soal latihan dan pengembangan prosedur soal esai.
2. LAMPIRAN
Lampiran 1 Indikator Soal
Jenjang Indikator No Soal
C1 Menentukan jenis-jenis elektroda 1
Mengerti nilai potensial reduksi setiap logam 2
Memahami bagin-bagian dalam sel volta 3
C3 Menghitung besarnya potensial sel reaksi tertentu 4
C2 Memahami faktor-faktor yang menyebabkan perkaratan besi 7
C2 Memahami teknik-teknik pencegahan korosi 11
C1 Menjelaskan pengertian sel volta 9
C3 Menghitung waktu yang diperlukan dalam proses elektrolisi 10
C3 Menghitung banyaknya endapan yang terbentuk selama proses 5
elektrolisi

Lampiran 2 Soal – soal


SOAL ULANGAN HARIAN ELEKTROKIMIA

1. Contoh elektroda inert adalah . . . .


a. C dan Pt d. Cu dan Ni
b. Fe dan Mn e. Fe dan Zn
c. Cu dan Zn

15
2. Perhatikan gambar berikut :

Besi paling cepat berkarat pada percobaan nomor ….


a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
3. Reaksi reduksi pada sel elektrolisis terjadi di ….
a. Jembatan garam
b. Katoda
c. Anoda
4. Perhatikan data berikut :
Ag+ + e-  Ag E0 = +0,80 V
Cu2+ + 2e-  Cu E0 = +0,34 V
Maka untuk reaksi : Cu + 2Ag+  Cu2+ + 2Ag E0sel = . . . V
a. 0,06 d. 1,14
b. 0,46 e. 1,26
c. 0,50
5. Elektrolisis larutan AgNO3 selama 1 jam dengan kuat arus 2 ampere akan
mengendapkan perak sebanyak . . . . (Ar Ag = 108)
a. 7,9 gram d. 108 gram
b. 8,06 gram e. 819 gram
c. 81,9 gram
6. Muatan listrik sebesar 3860 coulomb ke dalam 2 liter larutan KCl dengan elektroda
grafit.Besarnya pH larutan setelah elektrolisis adalah..... ( 1 F = 96.500 C/mol )
a. 5 + log 2 d. 13 + log 2
b. 12 + log 2 e.. 13 + log 4
c. 12 + log 4
7. Berikut adalah eksperimen korosi besi (paku) yang dilapisi logam lain!

16
Besi yang mengalami perkaratan paling lambat adalah…
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
8. Dalam peristiwa elektrolisis larutan CuSO4 dengan electrode inert Pt, telah terbentuk
endapan logam Cu sebanyak 2,375 g (Ar Cu = 63,3) pada katode. Volum gas yang
terjadi pada anode jika diukur pada keadaan di mana 3 dm3 gas N2 (P,T) massanya 5
g, adalah . . . .
a. 0,4 dm3 d. 0,15 dm3
b. 0,3 dm3 e. 0,1 dm3
c. 0,2 dm3
9. Pernyataan yang benar tentang sel volta adalah ….
a. Reaksi redoks yang terjadi bersifat tidak spontan
b. Arus listrik dalam larutan dibawa oleh elektron
c. Reaksi oksidasi terjadi di anode dan reaksi reduksi di katode
d. Anode bermuatan positif sedangkan katode bermuatan negatif
e. Mengubah energi listrik menjadi energi kimia
10. Arus listrik yang sama besarnya dialirkan ke dalam larutan CuCl2(Ar Cu = 63,5) dan
ke dalam larutan CrCl3 (Ar Cr = 52). Bila dalam jangka waktu tertentu diperoleh
0,635 g Cu, maka massa Cr yang terendapkan adalah ....
a. 0,17 g
b. 0,35 g
c. 0,42 g
d. 0,52 g
e. 0,70 g

11. Berbagai cara penceganah korosi besi:

17
(1).pengecatan
(2).ditempeli plat logam tembaga
(3).ditempeli plat logam zink
(4).dibungkus dengan plastik
Cara yang digunakan untuk mencegah perkaratan pada badan kapal yang terendalm
dalam air laut adalah ….
a. (1), (2) dan (3) d. (1) dan (3)
b. (2) dan (4) e. (4) saja
c. (1), (2), (3) dan (4)
12. Data potensial sel beberapa logam:
Fe2+(aq) + 2e-  Fe(s) E0 = -0,44 V
Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s) E0 = +0,34 V
Pb2+(aq) + 2e-  Pb(s) E0 = -0,13 V
Mg2+(aq) + 2e-  Mg(s) E0 = -2,34 V
Berdasarkan data, reaksi di bawah ini yang dapat berlangsung adalah . . . .
a. Cu2+(aq) + Pb(s)  Cu(s) + Pb2+(aq)
b. Cu(s) + Mg2+(aq)  Cu2+(aq) + Mg(s)
c. Pb2+(aq) + Cu(s)  Pb(s) + Cu2+(aq)
d. Cu(s) + Fe2+(aq)  Cu2+(aq) + Fe(s)
e. Pb(s) + Mg2+(aq)  Pb2+(aq) + Mg(s)
13. Reaksi yang terjadi di anoda , pada reaksi elektrolisis larutan NaOH adalah....
a. 4 OH-  2H2O + O2 + 4e
b. 2H2O  4H+ + O2 + 4e
c. 2H2O + 2e  2OH- + H2
d. Na+ + e  Na
e. 2H+ + 2e  H2
14. Diketahui reaksi pendesakan logam sebagai berikut
A2+ + B  A + B2+ Eo = +1,10 V
C2+ + B  C + B2+ Eo = +0,63 V
A2+ + C  A + C2+ Eo = +0,47 V
A2+ + D  A + D2+ Eo = -0,51 V
Urutkan logam-logam tersebut dari pereduksi yang paling lemah….
a. D, B, C, A

18
b. A, B, C, D
c. D, A, C, B
d. B, C, A, D
e. C, A, B, D
15. Pelapisan dengan plastik merupakan salah satu proses pencegahan korosi yang paling
tepat digunakan untuk ... .
a. lampu lalu lintas
b. dalam kilang minyak
c. kerangka mobil
d. kemasan makanan
e. rak piring
16. Nilai potensi reduksi beberapa ion diberikan di bawah ini.
Cu2+ (aq) + 2e  Cu(s) Eo = +0, 34 V
2H2+ (aq) + 2e  H2(g) Eo = +0, 00 V
Pb2+ (aq) + 2e  Pb(s) Eo = -0,126 V
Fe2+ (aq) + 2e  Fe(s) Eo = -0, 44 V
2H2O (l) + 2e  H2(g) + 2OH- (aq) Eo = -0,83V
Arus listrik sebesar 10 mA dialirkan pada sel elektrolisis. Pada sel elektrolisis ini
katoda dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion dengan konsentrasi
masing-masing 0,1 M. Spesi yang pertama kali terbentuk pada katoda adalah ....
a. H2 d. Pb
b. OH- e. Fe
c. Cu
17. Pernyataan di bawah ini yang tepat, jika lelehan AlCl3 dielektrolisis dengan elektroda
Zn , adalah
a. Pada katode dihasilkan gas hidrogen
b. pada anode dihasilkan gas oksigen
c. Reaksi katode :Al2+ + 2e  Al
d. Reaksi anode : 2Cl-  Cl2 + 2e
e. pada anode di hasilkan Zn2+
18. Pada sel bahan bakar, arus listrik dihasilkan dari reaksi
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g)
Untuk menghasilkan arus tetap sebesar 0,193 A (F= 96500 C/ mol e), sel bahan bakar
tersebut menghabiskan H2 dengan laju...
19
a. 1 x 10-6 g/s
b. 2 x 10-6 g/s
c. 3 x 10-6 g/s
d. 4 x 10-6 g/s
e. 5 x 10-6 g/s
19. Seorang siswa melakukan proses elektroplating sebuah sendok besi dengan beberapa
logam berikut:
(1). Perak (Ar = 108) (2). Timah (Ar= 119)
(3). Krom (Ar = 52) (4). Tembaga (Ar = 63,5)
(5). Emas (Ar = 197)
Waktu dan besarnya arus yang digunakan untuk masing–masing proses elektrolisis
sama, maka lapisan paling tebal/banyak diperoleh bila menggunakan logam ....
a. Perak d. Tembaga
b. Emas e. Krom
c. Timah
20. Elektrolisis air pada STP menghasilkan 5,6 L gas oksigen (1F = 96500 C/mol
elektron). Muatan listrik yang dialirkan pada proses tersebut adalah ….
a. 193000 C
b. 96500 C
c. 72375 C
d. 48250 C
e. 24125 C

Soal Essay.

1. Perhatikan gambar sel volta berikut

Berdasarkan gambar diatas,

20
a. Tentukan anoda dan katoda dalam reaksi tersebut!
b. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda!
c. Tuliskan reaksi keseluruhan percobaan diatas!
d. Tuliskan notasi sel reaksi tersebut!
e. Hitung potensial sel yang dihasilkan!
2. Perhatikan proses elektrolisis berikut

Jika larutan yang dielektrolisis adalah larutan CuSO4 0,1M sebanyak 100 mL dengan
menggunakan elektroda platina maka,
a. Tuliskan reaksi yang terjadi di anoda!
b. Tuliskan reaksi yang terjadi di katoda!
c. Jika elektrolisis dilakukan selama 1 jam dengan arus sebesar 0,5A. Hitunglah
volume gas yang dihasilkan di katoda dan pH larutan tersebut!
3. Tuliskan reaksi elektrolisis dari larutan-larutan berikut :
a. larutan K2SO4 dengan electrode karbon
b. larutan Cu(NO3)2 dengan electrode platina
c. larutan CaCl2 menggunakan electrode besi
d. larutan PbSO4 dengan katode karbon dan anode nikel
e. larutan HNO3 dengan elektrode perak
4. Sebuah lampu motor atau mobil dapat menyala karena keberadaan akumulator dalam
kendaraan tersebut. Mengapa accumulator dapat membuat lampu mobil atau motor
menyala? Bagaimana reaksi yang terjadi pada akumulator sehingga dapat membuat
lampu mobil atau motor menyala?
5. Ibu nina memiliki sebuah persiapan yang terbuat dari perak, namun warna berhiasan itu
sudah tidak mengkilap lagi. Ibu nina bermaksut melapisi perhiasannya dengan logam

21
lain supaya kembali mengkilap sehingga bu nina pergi ke tempat penyepuhan
perhiasan. Berdasarkan ilustrasi diatas,
a. Tentukan jenis logam yang dapat digunakan untuk melapisi perhiasan bu nina!
b. Tuliskan reaksi yang terjadi selama proses penyepuhan! (berdasarkan logam pada
jawaban soal nomer 1).

22
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Ekawati, E dan Sumaryanta. 2011. Pengembangan instrumen penilaian pembelajaran
matematika SD/SMP. Jakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika
Stiggins, R. J. 1994. Student-centered classroom assessment. New York : Macmillan
College Publishing Company.
Sudijono, A. 2011. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta : Rajawali Pres.

23

Anda mungkin juga menyukai