Anda di halaman 1dari 5

TEORI STRUKTUR KEKULE

Teori struktur kekule adalah teori paling khalasik yang didasarkan pada teori
valensi dari frankland (1825-1899). Berdasarkan keterampilan memurnikan zat dan analisis
baik kualitatif maupun kuantitatif frankland mengamati hal seperti tabel dibawah ini :

Nama Senyawa Rumus Molekul


Metana CH4
Air H2O
Asam Klorida HCl
Ammoniak NH3

Frankland berpendapat bahwa suatu atom tidak hanya dibedakan oleh berat tetapi juga
dibedakan oleh daya ikatnya yang disebut valensi. Konsep valensi pada saat itu didefinisikan
sebagai kemampuan suatu atom unsur untuk mengikat atom hidrogen. Atom hidrogen dapat
mengikat suatu (H) dan membentuk molekul H2 maka H bervalensi satu. Selanjutnya atom
oksigen dapat mengikat dua atom H membentuk molekul H2O maka O bervalensi dua dan
sebagainya

Berdasarkan gabungan teori frankland dan kekule maka beberapa unsur mempunyai
valensi dan notasi sperti dibawah ini,

Atom (lambang) Valensi Notasi


Hidrogen (H) 1 -H
Oksigen (O) 2 -O-
Nitroge (N) 3 -N-

Karbon (K) 4

-C-

Klor (Cl) 1 -Cl

Selanjutnya menurut kekule, apabila garis valensi tersebut bergabung satu sama lain
menjadi garis ikatan diperolehlah suatu model molekul yang disebut struktur kekule sperti
contoh dibawah ini

Senyawa Struktur Kekule


H2 H-H
H2O H-O-H
NH3 H

H-N-H

CH4 H-C-H
H

Pada awalnya para pakar sains mentertawakan struktur kekule ini. Namun ternyata
teori kekule dapat menjelaskan bahwa molekul C2H6O hanya ada dua dengan struktur.

H H H H

H-C–O–C–H Atau H–C–C–O-H

H H H H

Pakar sains akan dapat menerima suatu hipotesis apabila suatu hipotesis (imajinasi)
tersebut dapat meramalkan sesuatu yang dibuktikan dengan fakta yang diperoleh dari
percobaan (eksperimen). Sampai sekarang pakar organik tidak dapat membuat senyawa
dengan rumus molekul C2H6O lebih dari dua struktur sehingga pakar sains dapat menerima
teori struktur kekule. Fenomena diatas adalah merupakan salah satu jenis isomer yang
selanjutnya dikenal sebagai isomer fungsional.

TEORI STRUKTUR LEWIS

Teori struktur kekule memandang bahwa setiap unsur sudah jenuh artinya
tidak dapat lagi mengikat tambahan atom. Dengan demikian ammoniak (NH3) sudah jenuh
padahal pada kenyataanya terdapat molekul NH4+. Pada waktu itu belum ditemukan konsep
koordinasi
Menurut Bohr atom terdiri dari inti yang kecil dan padat dan elektron.
Elektron-elektron mengelilingi inti sedangkan inti terdiri dari proton (bermuatan positif dan
netron (netral), menurut Bohr banyaknya elektron maksimum pada suatu kulit (lintasan)
adalah sesuai dengan rumus : 2n2(N = 1, 2, 3...), maksium elektron pada tiap kulit adalah 2,
8, 18 dan seterusnya. Susunan elektron pada tiap kulit disebut konfigurasi elektron dengan
contoh konfigurasi elektron beberapa atom seperti dibawah ini :

Atom unsur Jumlah elektron Konfigurasi Bohr


(Nomor atom)
H 1 1
Be 2 2
N 7 2 5
O 8 2 6
F 9 2 7
Ne 10 2 8
Cl 17 2 8 7
K 19 2 8 8 1

Lewis dan pakar kimia berpendapat bahwa elektronlah yang bertanggung


jawab dalam daya ikat dan daya ikat tergantung pada energi elektron . dengan menggunakan
konsep elektron valensi maka lewis memodifikasi notasi ke kekule dengan konsep bulir,
dengan beberapa contoh notasi atom unsur seperti dibawah ini :

Atom unsur Jumlah Elektron Valensi Notasi Lewis


H 1 .H
C 4 .
.C.
.

N 5
.. N ..
.

O 6 .
.. O ..
.

Cl 7 .
.. Cl ..
..

Ne 8 ..
.. Ne ..
..

Menurut konsep lewis ikatan antara atom dalam molekul terjadi karena
penggunaan bersama pasangan elektron (sharingof electron). Penggunaan secara bersama
pasangan elektron terjadi agar terpenuhi kaedah oktet (yang mengelilingi elektron 8 elektron
kecuali hidrogern 2 elektron). Beberapa molekul dengan penggambaran menggunakan teori
struktur lewis adalah seperti dibawah ini :

Molekul Struktur Lewis


H2 H:H
NH3
H
..
H .. N .. H

CH4 H
..
H .. C .. H
..
H
HCL ..
H .. C..
..

H2O ..
H .. O .. H
..
Dengan demikian konsep garis (-) ikatan pada teori kekule adalah pasangan
elektron (:) pada teori lewis. Dengan demikian secara fundamentral tidak ada perbedaan antar
struktur kekule dan lewis, karena garis ikatan pada struktur kekule sama maknanya dengan
pasangan elektron pada struktur lewis.

TEORI STRUKTUR LINUS PAULING

Fenomena adanya ikatan tunggal, rangkap dan tripel, dapat dijelaskan baik
dengan teori kekule maupun dengan teori lewis, misalkan untuk molekul sederhana C2H4
(etena) digambarkan sebagai berikut :

Struktur kekule Struktur Lewis

Pada struktur kekule dan lewis kedua ikatan pada ikatan rangkap adalah sama,
padahal pada kenyataannya kedua ikatan tersebut adalah berbeda yang dibuktikan, bahwa bila
dilakukan reaksi adisi (penambahan) hanya salah satunya yang bereaksi dan hal inilah yang
merupakan dasar teori struktur linus pauling.
linus pauling mendasarkan teori atomnya pada mekanika gelombang yang
mengemukakan konsep orbital. Orbital adalah daerah paling boleh jadi (paling mungkin)
menemukan elektron karena elektron mempunyai sifat dualisme (de broglie) yaitu elektron
memiliki sifat gelombang karena mempunyai massa yang snagat kecil (foton) posisi elktron
pada mekanika gelombang ditentukan berdasarkan empat bilangan kuantum

Bilangan kuantum utama (n) menentukan tingkat energi atau besar orbital atau
dalam bahasa umum adalah menentukan nomor kulit (lintasan)
Bilanagan kuantum azimut (l) menentukan bentuk orbital s, p, d, atau f
Bilangan kuantum magnetik (m) menentukan arah dan jumlah orbital
Bilangan kuantum spin(s) menentukan maksimum elektron dalam suatu
orbital yaitu 2 elektron dengan spin (+1/2) dan (-1/2).

(1) Azas aufbau (pengisian elektron dimulai dari energi terendah )


(2) Aturan hund (konfigurasi stabil akan membentuk elektron tidak berpasangan
sebanyak mungkin )
(3) Larangan (eksklusi) pauli (tiap orbital maksimum dihuni 2 elektron dengan
contoh sebgai berikut :

Bentuk orbital s adalah bola silindris (tidak ada simpul), sedangkan bentuk
orbital p dan d adalah balon terpilin/terputar (mempunyai simpul). Jumlah orbital s
adalah satu sedangkan jumlah orbital p adalah 3 (px, py, dan pz, jumlah orbital d
adalah 5, sedangkan jumlah orbital f adalah 7 yang disebut orbital degenerasi
(mempunyai energi yang sama ).

Ikatan pada struktur linus pauling adalah menggunakan konsep hibridasi yaitu
peleburan (perkawinan) antara orbital atom (OA) menjadi orbital molekul (OM)
yang didasarkan pada hukum kekekalan orbital yaitu bila sebanyak n orbital atom
bergabung akan menghasilkan n orbital molekul yang degenerasi. Berdasarkan
konsep hibridasi maka muncul orbital molekul (OM) sp3, sp2 dan sp dengan
bentuk molekul dan sudut ikat berturut-turut adalah :

 Hibridasi sp3 (tetrahedral, 109, 50)


 Hubridasi sp2 (planar = datar, 1200)
 Hubridasi sp2(linier, 1800)

Atom unsur penyusun senyawa organik yang dapat mengalami hibrisasi seperti diatas
adalah C, O dan N.

Berdasarkan struktur linus pauling maka dapat dijelaskan perbedaan ikatan


antara ó dan π, sedangkan ikatan ó. Secara umum ikatan ó lebih kuat dari ikatan π,
Sedangkan ikatan ó paling kuat adalah ikatan hibrida (s-s) pada H2 dan paling lemah
adalah hibrid (p-p) pada halogen (X2). Sedangkan urutan kekuatan hibrid s dan p
adalah: sp > sp2 >sp3 akibat penurunan karakter s kearah sp3. Pasangan elektron bebas
pada hakekatnya juga adalah suatu ikatan yang disimbolkan dengan n (non bonding
electron) yang lebih lemah dibanding dengan ó dan π. Maka bila dilakukan reaksi
penambahan (adisi) pada alkena maka yang bereaksi (putus) adalah ikatan π.

Anda mungkin juga menyukai