Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

MATA KULIAH: KIMIA ANALITIK KUALITATIF


DOSEN PENGAMPU: Dra. Anna junia M.Si

DISUSUN OLEH :
REZWAN MULYA SIPAHUTAR (41925100080
KELAS: KIMIA NON KEPENDIDIKAN A

PROGRAM STUDI S1 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS


NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya Critical Book Review ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Penulis
juga berterimakasih kepada Ibu Dra. Anna junia M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Kimia analitik yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam mewujudkan
makalah ini.
CBR ini dibuat sebagai pemenuhan enam tugas dalam mata kuliah kimia analitik. Penulis
berharap CBR ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca bilamana hendak
membandingkan isi buku analitik

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan CBR ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
membuat kami lebih baik dalam tugas berikutnya.

Medan, 24 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
1.2 TUJUAN......................................................................................................................................4
1.3 IDENTITAS BUKU........................................................................................................................5
BAB 2...................................................................................................................................................6
RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................................................................6
TEKNIK DASAR DALAM ANALISIS KUALITTATIF................................................................................6
BUKU PEMBANDING......................................................................................................................10
BAB 3.................................................................................................................................................15
KEUNGGULAN BUKU.........................................................................................................................15
3.1 Kedalaman dan kelengkapan uraian materinya.......................................................................15
3,2 Keterkaitan antar konsepnya...................................................................................................15
3.3 Kemutahiran uraian materi dan referensinya..........................................................................15
BAB 4.................................................................................................................................................16
KELEMAHAN BUKU............................................................................................................................16
4.1 Kedalaman kelengkapan uraian materinya.............................................................................16
4.2 Keterkaitan antar konsep..................................................................................................16
4.3 Kemutakhiran uraian materi dan referensi........................................................................16
BAB 5.................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
5.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................17
5.2 SARAN................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
p ahami. Terkadang kita memi lih s atu buku,namun kurang memuaskan hati
kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang teknik dasar analisis
kualitatif, oleh karena itu, penulis membuat CBR i n i u n t u k m e m p e r m u d a h
p e m b a c a d a l a m m e m i l i h referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang teknik dasar
analisis kualitatif

1.2 TUJUAN
.Tujuan penulisan CBR Mengulas isi sebuah buku, Mencari dan mengetahui informasi yang
ada dalam buku , Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan
oleh setiap uraian materi dari pembahasan teknik dasar analisa kualitatif dari buku pertama
dan buku kedua., Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua, dan Mengkritisi satu
topik materi kuliah Kimia analitik kualitatif dalam dua buku yang berbeda

4
1.3 IDENTITAS BUKU
IDENTITAS BUKU I

 Judul Buku: kimia analisis kualitatif


 Nama Pengarang: Dra. Anna juniar M.Si
 Nama Penerbit: penerbit UNIMED
 Tahun Terbit: 2020
 Tempat Terbit : Medan

IDENTITAS BUKU II

 Judul Buku: Kimia analisa dasar untuk analisis kualitatif


 Nama Pengarang: Hermin sulistyarti
 Nama Penerbit: UB press
 Tahun Terbit: 2017

 Tempat Terbit : Malang

5
BAB 2
RINGKASAN ISI BUKU
TEKNIK DASAR DALAM ANALISIS KUALITTATIF
A. Pendahuluan

Berbagai teknik yang harus dikuasai oleh seorang analisis maupun kimiawan
diantaranya adalah melakukan suatu bahan atau sampel padat, menguapkan dan
mengkristalisasi suatu sampel, mendestilasi, mengendapkan, menyaring serta mendeklarasi
Suatu bahan atau sampel mengadministrasikan dan memelihara alat alat dan sarana
laboratorium kimia menggunakan alat-alat kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar,
melakukan pengelolaan limbah laboratorium kimia menganalisis bahan makanan bahan
Farmasi bahan alam dan lain-lain.

Skala percobaan dalam analisis kualitatif dapat dilakukan dalam analisis mikro makro
dan semimikro bahan yang digunakan untuk analisis sampel makro biasanya adalah berkisar
0,5 sampai 1,0 gram dan volume larutan adalah 20 ml dalam analisis mikro bahan yang
digunakan berkisar 0,01 mg dan volume larutan adalah ul untuk analisis semimikro senyawa
yang digunakan adalah berkisar 0,05 sampai 0,1 mg dan volume sekitar 1 ml dalam analisis
kualitatif dianjurkan untuk menggunakan micro analisis dan semimikro analisis Hal ini
disebabkan efisiensi pemisahan waktu dan biaya serta limbah yang dibuang dapat lebih
mudah dikontrol dan ditangani

B. Teori dasar kimia dalam pembuatan larutan

Agar mampu membuat larutan dengan benar ada 3 hal pokok yang mesti diperhatikan
yaitu memahami teori dasar kimia yang meliputi klasifikasi larutan sifat larutan indikator
konsentrasi larutan pengenceran pembuatan larutan dan penetapan konsentrasi larutan dalam
PPM dan persen kemudian perlu memahami teknik-teknik dasar pembuatan larutan seperti
mencuci alat gelas mengeringkan alat gelas membilas alat gelas mengambil dan
menuangkan zat mengetahui bahwa zat melarutkan atau mengocok menyaring memanaskan
zat cair mengendapkan dengan pemanas menimbang mengukur volume mengencerkan
pemeriksaan pH dan sebagainya.

Dilihat dari wujudnya zat-zat kimia ada yang berwujud padat cair dan gas zat kimia
padatan yang disediakan di laboratorium ada yang berupa lempengan seperti aluminium
butiran seperti timah dan serbuk seperti aluminium penting untuk diingat ada beberapa zat

6
kimia padatan yang mudah menguap zat kimia cair ada yang larut dalam air seperti asam
klorida dan ada yang tidak dalam air seperti aseton perlu berhati-hati karena beberapa zat
kimia cair mudah menguap zat kimia berupa zat gas misalnya gas nitrogen gas butane
persediaan zat kimia di laboratorium lebih banyak berwujud padat dan cair daripada
berwujud gas

C. Reaksi pengujian dalam analisis kualitatif

Pengujian dalam analisis kualitatif dapat dilakukan dengan analisis kering dan analisis
bahasa dalam analisis kering dapat dilakukan dengan tes pemanasan tes pembakaran melalui
pipa tiup tes nyala teks boraks dan tes fosfat pemanasan dilakukan dengan menempelkan
sampel pada wadah pembakaran yang terbuat dari tabung gelas Jena atau Pyrex kemudian
dipanaskan dengan pemanas bunsen dengan menggunakan nyala rendah sampai nyala tinggi
sehingga senyawa-senyawa yang dianalisis akan mengalami pelelehan atau terurai yang
disertai adanya perubahan warna sampel atau menggunakan Gas sebagai hasil reaksi
pengamatan perubahan ini dilakukan dengan melihat sifat-sifat fisis atau sifat kimia
senyawa yang dianalisis.

D. Pekerjaan laboratorium umumnya

Pada analisis di laboratorium prosedur yang mudah dan sederhana dapat dilakukan
oleh pembelajar yang berpraktik umum Hal ini penting sekali diketahui dan dilakukan untuk
analisis kualitatif dan hal-hal berikut ini harus dipahami.

 Sentrifugasi

Sentrifugasi adalah Metode pemisahan yang didasarkan pada perilaku partikel-partikel


yang biasanya termasuk ke dalam medium cair spesifik di bawah pengaruh Medan Centre
sentrifugal pada prinsipnya partikel-partikel yang berada dalam kerapatan bentuk dan
ukurannya akan tersedimentasi dengan kecepatan yang berbeda pada suatu Medan
sentrifugal.

 pengendapan suatu padatan

Salah satu dari begitu banyak reaksi-reaksi dalam analisis kualitatif adalah pengendapan
senyawa-senyawa dari larutan khususnya untuk mengenalkan penambahan sejumlah
reagensia pengendapan larutan sampel dan diaduk dengan baik memakai batang pengaduk
Panaskan larutan di dalam penangas air beberapa endapan terbentuk dengan lambat

7
memerlukan waktu agar terbentuk endapan yang sempurna bila yakin bahwa endapan telah
sempurna sentrifus padatan dan sebelum dekantasi cairan tambahkan 2 tetes reagensia
pengendap untuk lebih meyakinkan bahwa penambahan reagen pengendap telah cukup.

 Pencucian suatu padatan

Cairan di dekantasi dari tabung reaksi telah selesai disentrifus dan padatan ini mungkin
dapat digunakan secara langsung pada tahap berikutnya akan tetapi endapan yang terdapat
pada tabung reaksi masih ada residu cairan disekitarnya boleh jadi cairan mengandung ion-
ion yang dapat mengganggu tes dari padatan tersebut jadi harus diulangi Hal ini dapat
dilakukan dengan mengeluarkan cairan dengan larutan pencuci kadang-kadang air hal ini
tidak mengganggu analisis larutan padatan atau endapan senyawa-senyawa dari larutan.

 Pemanasan suatu campuran

Banyak reaksi-reaksi yang berhasil baik bila dipanaskan kita selalu memanaskan tabung
reaksi langsung dengan nyala bunsen yang lainnya lagi dipanaskan dengan penangas air
beker gelas 250 mili atau 150 mili dapat dipakai untuk penangas air .

 Penguapan suatu cairan

Dalam beberapa hal perlu mendidihkan cairan sehingga volume menjadi sedikit hal ini
menjadikan sampel lebih pekat menghilangkan reagen yang mudah menguap atau mungkin
reaksi akan cepat hanya dalam larutan mendidih volume Biasanya tinggal 3 atau 1 ml.

 Mengukur pH suatu larutan

Salah satu dari begitu banyak variabel penting untuk mengontrol reaksi-reaksi kimia
adalah pH larutan seringkali Hal ini penting sewaktu membuat larutan asam atau basa.

E. Uji nyala

Tes nyala merupakan pemeriksaan pendahuluan untuk analisis kation dalam keadaan
kering didasarkan pada pembentukan warna senyawa saat dibakar pada nyala bunsen nyala
bunsen nyala bunsen memiliki berapa zona 1 zona oksidasi oksidasi atas gas terbakar
dengan sempurna tetapi kelebihan udara sehingga temperatur tidak begitu Tinggi 2
temperatur yang tinggi adalah zona oksidasi bawah dalam daerah ini yang terbaik untuk
melebur berbeda-beda zona reduksi 3 zona reduksi atas di bagian ini terdapat gas gas yang

8
terbakar tidak sempurna karena itu sangat baik untuk mereduksi zat-zat 4 tetapi pada zona
reduksi bawah sudah tercampur dengan udara dan kekuatan untuk mereduksi kurang kuat.

F. Tes boraks

Boraks didasarkan pada pembentukan warna senyawa yang dibakar di dalam nyala
bunsen yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam senyawa boraks cara membuat mutiara
boraks batang kawat platina mula-mula dipanaskan kemudian lubang dari kawat platina itu
diberi boraks dipanasi perlahan-lahan sehingga menjadi mutiara yang jernih setelah itu
mutiara panas dimasukkan dalam garam yang dibuat halus kemudian dipanasi satu dalam
api oksidasi lihat warna mutiara dalam keadaan panas dan dalam keadaan dingin 2 dalam
api reduksi lihat warna dari mutiara dalam keadaan panas dan dalam keadaan dingin

G. Tes fosfat

Fosfat didasarkan pada pembentukan warna senyawa yang dibakar dalam nyala bunsen
yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam senyawa na dalam kurung nh4 hpo4. 4 H2O
sebagai media. menang reaksi analisis basah reaksi analisis basah dilakukan terhadap
senyawa di dalam larutan perubahan yang dapat diamati berupa terjadi endapan gas yang
dikeluarkan dan berubah warna reaksi analisis basah dapat dilakukan dengan menggunakan
tabung reaksi beker gelas Erlenmeyer dan Spot plate menggunakan Spot plate cukup dengan
menggunakan sampel dalam jumlah kecil atau mikro

H. Reaksi analisis basah

Pada analisis dan identifikasi Kation dan anion perlu diketahui reaksi identifikasi
spesifik masing-masing kation maupun anion sehingga Regency yang di gunakan
seperlunya saja dan waktu analisis menjadi lebih efektif dan efisien Selain itu perlu juga
dipahami hubungan konstanta hasil dan kelarutan dengan bentuknya dengan terbentuknya
endapan dalam suatu reaksi kimia kemudian warna-warna endapan yang terbentuk dari
suatu hasil reaksi kimia harus dibedakan satu sama lain dengan jelas.

9
BUKU PEMBANDING
Analsis kualitatif dapat dilakukan dengan skala makro dengan kuantitas sampel
yang diamati 0.5- 1 gr dan volume 20 ml. Semimikro dengan sampel 0,05-0,1 gr. Teknik
semimikro sering kali di pilih untuk efisiensi bahan kimia, kecepatan analisis, dan
ketajaman pengamatan yang memadai.

Analisi kualitatif disini dimaksudkan untuk pemeriksaan senyawa anorganik baik


melalui uji reaksi kering maupun uji reaksi basah. Reaksi kering dilakukan melalui
pemanasan untuk melihat perubahan dari sifat analit yang ingin diketahui melalui proses
sublimasi, pelelehan, penguraian dan disertai dengan perubahan warna atau pembebasan
gas,

Dalam analisis kualitaif senyawa organik dilakukan dengan tahapan pemeriksaan


pendahuluan melalui reaksi kering dan basah, pelarutan sampel, pemeriksaan kation dan
pemeriksaan anion.

5.1 Pemeriksaan Pendahuluan

Langkah ini penting karena kadang zat yang akan di analisis dapat ditemkan saat
proses ini.

1. Bentuk warna zat


Senyawa anorganik berada sebagai bentuk larutan atau padatandan beberapa senyawa
anorganik dengan beberapa senyawa anorganik memberikan warna warna yang khas
sebagaimana tercantum pada tabel.

10
2. Bau zat
Beberapa senyawa atau ion memiliki bau yang spesifik. Pengenalan zat melalui bau tidak
diperbolehkan dengan cara mendekatka hidung. Tetapi dengan mengipaskan uap dari zat
dengan tangan. Zat yang dikenali baunya antara lain amoniak dan garam NH4+, garam garam
sulfida. Halogen dan garam asetat.
3. Sifat higroskopis
Sifat higroskopis adalah kemudahn suatu zat dalam menyerap uap air. Beberapa zat yang
mudah dikenali dengan sifatnya yaitu: CaCl2, FeCl3, MgCl2, NaCl. Cirinya jika padatan itu
terbuka maka akan mudah berair ataupun mencair.

Reaksi dengan H2SO4 encer

Uji ini dilakukan dengan mengambil sedikit zat yang akan diselidiki direaksikan dengan
H2SO4 1 M , apabila perlu dipanasakan . gas yang dihasilkan beserta fenomena spesifik yang
dapat diamati untuk mengenali kandungan analit tercantum pada tabel . bila dihasilkan gas
berbau yang jika dikenakan pada kertas saring yang dikasih pereaksi bikromat suasana asam
berubah menjadi hijau. Maka kemungkinan analit mengandung ion sulfit. Namun jika
diikuti dengan endapan kuning belereng (S), maka kemungkinan mengandung ion tiosulfat.
Apabila menghasilkan bau telur busuk (H2S) yang bila dikenakan kertas saring dan dibasahi
dengan Pb(OAc)2 menjadi hitam, kemungkinan analit mengandung ion sulfida, penjelasan

11
yang sama bisa diterapkan untuk ion lainnya.

Reaksi dengan larutan NaOH 4N

12
Reaksi ini spesifik untuk ion ammonium . garam ammonium bila direaksikan dengan
NaOH 4N. Maka terbentuk ammonium hidroksida yang akan terurai menjadi gas ammonia
dan air.

NH4+ + OH- NH3 + H2O

Timbulnya gas NH3 ini dapat diidentifikasi dengan beberapa cara berikut:

 Bau amoniak yang spesifik


 Berubahnya kertas lakmus merah yang basah menjadi biru bila kena uapnya.
 Timbulnya kabut putih apabila batang pengaduk yang telah dibasahi dengan HCl pekat
dikenakan uap nya
 Berubahnya kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan merkuro nitrat menjadi hitam.
 Timbulnya endapan kuning kecoklatan pada batang pengaduk yang telah dibasahi dengan
reagen nesler yang dicelupkan pada larutan ammoniak

5.2 PELARUTAN ZAT


Zat zat yang tidak bisa diketahui dari analisis pendahuluan dilakukan dengan cara
melarutkan zat tersebut sesuai urutan berikut,
Dimana zat yang akan dilarutkan dalam pelarut 1-6 dalam keadaan dingin dulu dan apabila
tidak larut dicoba dengan pemanasan.
1. Air
2. HCL 2N
3. HCL pekat
4. HNO3, 2N
5. HNO3, pekat
6. Aqua regia
Aqua regia atau air raja adalah campuran HNO3 pekat dan HCL pekat dengan
perbandingan 1: 3. Kelarutan zat dalam pelarut juga bisa digunakan untuk mengarahkan
kelompok zat yang akan dianalisis. Jenis pelarut bisa digunakan untuk menunjukkan
kelompok suatu zat. Senyawa yang tidak larut dalam air dan HCl merupakan senyawa yang
mengandung kation golongan 1.

5.3 PENYELIDIKAN KATION

13
Untuk penyelidikan kation, maka zat yang akan diselidiki harus dalam bentuk larutan. Bila
sampel berupa padatan, maka harus dilarutkan dahulu dengan cara seperti pada sub bab di
atas kation- kation dikelompokkan dalam golongan I-V berdasarkan perbedaan kelarutan
dan suasana
dalam pereaksi
tertentu seperti
pada tabel 5.5 dan
gambar 5.1
dimana golongan
1 disebut juga
golongan PERAK,
yang berisi kation Ag(I), Hg(I), dan Pb yaitu kation yang mengendap dengan asam klorida,
golongan II A disebut sebagai golongan TEMBAGA, yang terdiri dari Cu, Cd, Hg(II), Bi
dan Pb, mengendap dengan sulfida suasana asam. Nama lain dari golongan lainnya dapat
dilihat pada tabel berikut

Bila filtrat sisa pengendapan kation golongan I dialiri gas H2S suasana asam terjadi endapan,
maka filtrat tersebut mengandung kation golongan II yang mengendap sebagai garam
sulfidanya, endapan sulfida kation golongan II bisa dipisahkan menjadi golongan IIA dan
IIB, dengan cara menambahkan pereaksi ammonium polisulfida, dimana endapan sulfida
yang larut membentuk ion kompleks yang mengandung kation golongan IIB yaitu sebagai
AsS43+, SbS43+, dan SnS32+, sedangkan kation yang tetap menjadi golongan IIA yaitu yang
masih menjadi endapan sulfida.

Filtrat setelah proses pengendapan kation golongan II. Mengandung kation golongan
berikutnya (III-V) apabila filtrat ini ditambahkan pereaksi ammonium hidroksida dan

14
ammonium klorida terjadi endapan hidroksida kation golongan III A yaitu, Cr(OH)3,
Fe(OH)3, Al(OH)3, kation golongan IIIB akan ditemukan bila filtrat setelah proses
pengendapan kation golongan IIIA ditambahkan pereaksi ammonium sulfide (sulfida
suasana basa) bentuk endapan MnS, CoS, NiS, ZnS. Sedangkan kation golongan IV akan
ditemukan apabila filtrat setelah proses pengendapan kation golongan IIIB ditambah
pereaksi ammonium karbonat membentuk endapan karbonat BaCO3, CaCO3, SrCO3. Filtrat
setelah proses pengendapan kation golongan IV mengandung kation golongan V, yaitu
kation- kation yang tidak mengendap dengan penambahan pereaksi golongan I-IV.

15
BAB 3
KEUNGGULAN BUKU
3.1 Kedalaman dan kelengkapan uraian materinya
 Pada buku 1 diuraikan teknik dasar dari seorang analis kimiawan, bagaimana seorang
kimiawan melarutkan padatan, teknik teknik apa saja yang bisa dilakukan. Dan pada buku
ini dijelaskan teori dasar dalam pembuatan larutan. Serta diuraikan juga hal- hal yang perlu
diperhatikan dan dilakukan saat melakukan analisis kualitatif
 Pada buku 2 diuraikan tahap tahap dalam melakukan analisis kualitatif yang pertama yang
harus dilakukan adalah pemeriksaan pendahuluan melalui reaksi kering dan reaksi basah,
selanjutnya dilakukan pelarutan zat. Lalu pemeriksaan kation dan anion. Pada buku ini

3,2 Keterkaitan antar konsepnya


Kedua buah buku sama- sama membahasnya tentang teknik dasar dalam analisis
kualitaif
 Pada buku 1 keterkaitan konsepnya dilihat berdasarkan pembahasan tentang reaksi reaksi
yang pertama harus dilakukan dalam analisis kualitatif dan juga jenis- jenis tes yang bisa
kita lakukan semisal , uji fosfat, uji boraks dan lainnya
 Pada buku 2 keterkaitan antar konsepnya dilihat berdasarkan pembahasan tahapan- tahapan
yang diberikan dalam analisis kualitatif dimulai dengan pemeriksaan pendahuluan, pelarutan
zat, dan pemeriksaan kation dan anion

3.3 Kemutahiran uraian materi dan referensinya


 Pada buku 1 kemutahiran uraian materi dan referensinya ditunjukkan pada setiap
pembahasan yang sudah padu dan juga, menggunakan bahasa yang baik. Serta terdapat
daftar pustakanya sebagai bukti referensi dari buku tersebut. Buku 1 memiliki isi yang sudah
pasti bagus untuk menjadi bahan materi pembelajaran mahasiswa karena sudah sesuai
dengan RPS.
 Pada buku 2 kemutakhiran uraian materi dan referensinya ditunjukkan dengan adanya daftar
pustaka dari buku tersebut. Uraian materi nya padat dan lengkap serta ditunjang dengan
gambar dan tabel informasi.

16
BAB 4
KELEMAHAN BUKU

4.1 Kedalaman kelengkapan uraian materinya


 Pada buku 1 kedalaman dan kelengkapan uraian sudah baik namun, kekurangannya
dilengkapi dengan gambar dan tabel yang lebih memudahkan mencerna informasi walaupun
begitu informasi yang kita butuhakan sudah dijelaskan dalam uraian materinya
 Pada buku 2 kedalaman dan kelengkapan uraian materinya baik, untuk jenis- jenis uji dan
reaksi tidak dijelaskan pada buku 2 semisal uji nyala, tes boraks , dan tes fosfat yang
dijelaskan pada buku 1 tetapi tidak pada buku 2, padahal tes tersebut salah satu langkah
awal dalam pemeriksaan pendahuluan

4.2 Keterkaitan antar konsep


 Pada buku 1 keterkaitan antar konsepnya dilihat berdasarkan metode- metode yang
dilakukan dalam analisis, contohnya adalah metode dalam pemisahan zat, kita bisa
menggunakan metode sentrigugasi
 Pada buku 2 keterkaitan antar konsepnya dilihat berdasarkan penjelasan teknis awal
sebelum melakukan analisis kualitatif

4.3 Kemutakhiran uraian materi dan referensi


 Pada buku 1 kemutakhiran uraian dan refensi nya dilihat pada pembahasan reaksi analisis
basah dan reaksi analisis kering
 Pada buku 2 kemutakhiran uraian materi dan referensinya dilihat pada Apabila
menghasilkan bau telur busuk (H2S) yang bila dikenakan kertas saring dan dibasahi dengan
Pb(OAc)2 menjadi hitam, kemungkinan analit mengandung ion sulfida, karena hanya
berdasar kemungkinan.

17
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari kedua buku kita bisa mengerahui berbagai informasi dan ilmu baru sebagai kimiawan
pada buku 1 kita dapat mengetahui langka kerja dalam menganalisis analit, apa saja yang
harus kita persiakan dan harus kita lakukan pada buku 2 kita dapat mengetahui
penggolongan kation kation dari golongan I sampai V dan proses penggolongannya.

5.2 SARAN
Kedua buku sangat bagus untuk menjadi referensi bagi mahasiswa mengenai teknik dasar
menganalisa kualitatif, saya sebagai mahasiswa berharap lebih dimudahkan dalam
mengakses berbagai buku khususnya di bidang analitik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Juniar, anna, 2020, KIMIA ANALISIS KUALITATIF, Medan, penerbit UNIMED

Sulistyarti, hermin, 2017, KIMIA ANALISA DASAR UNTUK ANALISIS KUALITATIF,


Malang, penerbit UB Press

19

Anda mungkin juga menyukai