DISUSUN OLEH :
REZWAN MULYA SIPAHUTAR (41925100080
KELAS: KIMIA NON KEPENDIDIKAN A
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya Critical Book Review ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Penulis
juga berterimakasih kepada Ibu Dra. Anna junia M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Kimia analitik yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam mewujudkan
makalah ini.
CBR ini dibuat sebagai pemenuhan enam tugas dalam mata kuliah kimia analitik. Penulis
berharap CBR ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca bilamana hendak
membandingkan isi buku analitik
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan CBR ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
membuat kami lebih baik dalam tugas berikutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
1.2 TUJUAN......................................................................................................................................4
1.3 IDENTITAS BUKU........................................................................................................................5
BAB 2...................................................................................................................................................6
RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................................................................6
TEKNIK DASAR DALAM ANALISIS KUALITTATIF................................................................................6
BUKU PEMBANDING......................................................................................................................10
BAB 3.................................................................................................................................................15
KEUNGGULAN BUKU.........................................................................................................................15
3.1 Kedalaman dan kelengkapan uraian materinya.......................................................................15
3,2 Keterkaitan antar konsepnya...................................................................................................15
3.3 Kemutahiran uraian materi dan referensinya..........................................................................15
BAB 4.................................................................................................................................................16
KELEMAHAN BUKU............................................................................................................................16
4.1 Kedalaman kelengkapan uraian materinya.............................................................................16
4.2 Keterkaitan antar konsep..................................................................................................16
4.3 Kemutakhiran uraian materi dan referensi........................................................................16
BAB 5.................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
5.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................17
5.2 SARAN................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
.Tujuan penulisan CBR Mengulas isi sebuah buku, Mencari dan mengetahui informasi yang
ada dalam buku , Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan
oleh setiap uraian materi dari pembahasan teknik dasar analisa kualitatif dari buku pertama
dan buku kedua., Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua, dan Mengkritisi satu
topik materi kuliah Kimia analitik kualitatif dalam dua buku yang berbeda
4
1.3 IDENTITAS BUKU
IDENTITAS BUKU I
IDENTITAS BUKU II
5
BAB 2
RINGKASAN ISI BUKU
TEKNIK DASAR DALAM ANALISIS KUALITTATIF
A. Pendahuluan
Berbagai teknik yang harus dikuasai oleh seorang analisis maupun kimiawan
diantaranya adalah melakukan suatu bahan atau sampel padat, menguapkan dan
mengkristalisasi suatu sampel, mendestilasi, mengendapkan, menyaring serta mendeklarasi
Suatu bahan atau sampel mengadministrasikan dan memelihara alat alat dan sarana
laboratorium kimia menggunakan alat-alat kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar,
melakukan pengelolaan limbah laboratorium kimia menganalisis bahan makanan bahan
Farmasi bahan alam dan lain-lain.
Skala percobaan dalam analisis kualitatif dapat dilakukan dalam analisis mikro makro
dan semimikro bahan yang digunakan untuk analisis sampel makro biasanya adalah berkisar
0,5 sampai 1,0 gram dan volume larutan adalah 20 ml dalam analisis mikro bahan yang
digunakan berkisar 0,01 mg dan volume larutan adalah ul untuk analisis semimikro senyawa
yang digunakan adalah berkisar 0,05 sampai 0,1 mg dan volume sekitar 1 ml dalam analisis
kualitatif dianjurkan untuk menggunakan micro analisis dan semimikro analisis Hal ini
disebabkan efisiensi pemisahan waktu dan biaya serta limbah yang dibuang dapat lebih
mudah dikontrol dan ditangani
Agar mampu membuat larutan dengan benar ada 3 hal pokok yang mesti diperhatikan
yaitu memahami teori dasar kimia yang meliputi klasifikasi larutan sifat larutan indikator
konsentrasi larutan pengenceran pembuatan larutan dan penetapan konsentrasi larutan dalam
PPM dan persen kemudian perlu memahami teknik-teknik dasar pembuatan larutan seperti
mencuci alat gelas mengeringkan alat gelas membilas alat gelas mengambil dan
menuangkan zat mengetahui bahwa zat melarutkan atau mengocok menyaring memanaskan
zat cair mengendapkan dengan pemanas menimbang mengukur volume mengencerkan
pemeriksaan pH dan sebagainya.
Dilihat dari wujudnya zat-zat kimia ada yang berwujud padat cair dan gas zat kimia
padatan yang disediakan di laboratorium ada yang berupa lempengan seperti aluminium
butiran seperti timah dan serbuk seperti aluminium penting untuk diingat ada beberapa zat
6
kimia padatan yang mudah menguap zat kimia cair ada yang larut dalam air seperti asam
klorida dan ada yang tidak dalam air seperti aseton perlu berhati-hati karena beberapa zat
kimia cair mudah menguap zat kimia berupa zat gas misalnya gas nitrogen gas butane
persediaan zat kimia di laboratorium lebih banyak berwujud padat dan cair daripada
berwujud gas
Pengujian dalam analisis kualitatif dapat dilakukan dengan analisis kering dan analisis
bahasa dalam analisis kering dapat dilakukan dengan tes pemanasan tes pembakaran melalui
pipa tiup tes nyala teks boraks dan tes fosfat pemanasan dilakukan dengan menempelkan
sampel pada wadah pembakaran yang terbuat dari tabung gelas Jena atau Pyrex kemudian
dipanaskan dengan pemanas bunsen dengan menggunakan nyala rendah sampai nyala tinggi
sehingga senyawa-senyawa yang dianalisis akan mengalami pelelehan atau terurai yang
disertai adanya perubahan warna sampel atau menggunakan Gas sebagai hasil reaksi
pengamatan perubahan ini dilakukan dengan melihat sifat-sifat fisis atau sifat kimia
senyawa yang dianalisis.
Pada analisis di laboratorium prosedur yang mudah dan sederhana dapat dilakukan
oleh pembelajar yang berpraktik umum Hal ini penting sekali diketahui dan dilakukan untuk
analisis kualitatif dan hal-hal berikut ini harus dipahami.
Sentrifugasi
Salah satu dari begitu banyak reaksi-reaksi dalam analisis kualitatif adalah pengendapan
senyawa-senyawa dari larutan khususnya untuk mengenalkan penambahan sejumlah
reagensia pengendapan larutan sampel dan diaduk dengan baik memakai batang pengaduk
Panaskan larutan di dalam penangas air beberapa endapan terbentuk dengan lambat
7
memerlukan waktu agar terbentuk endapan yang sempurna bila yakin bahwa endapan telah
sempurna sentrifus padatan dan sebelum dekantasi cairan tambahkan 2 tetes reagensia
pengendap untuk lebih meyakinkan bahwa penambahan reagen pengendap telah cukup.
Cairan di dekantasi dari tabung reaksi telah selesai disentrifus dan padatan ini mungkin
dapat digunakan secara langsung pada tahap berikutnya akan tetapi endapan yang terdapat
pada tabung reaksi masih ada residu cairan disekitarnya boleh jadi cairan mengandung ion-
ion yang dapat mengganggu tes dari padatan tersebut jadi harus diulangi Hal ini dapat
dilakukan dengan mengeluarkan cairan dengan larutan pencuci kadang-kadang air hal ini
tidak mengganggu analisis larutan padatan atau endapan senyawa-senyawa dari larutan.
Banyak reaksi-reaksi yang berhasil baik bila dipanaskan kita selalu memanaskan tabung
reaksi langsung dengan nyala bunsen yang lainnya lagi dipanaskan dengan penangas air
beker gelas 250 mili atau 150 mili dapat dipakai untuk penangas air .
Dalam beberapa hal perlu mendidihkan cairan sehingga volume menjadi sedikit hal ini
menjadikan sampel lebih pekat menghilangkan reagen yang mudah menguap atau mungkin
reaksi akan cepat hanya dalam larutan mendidih volume Biasanya tinggal 3 atau 1 ml.
Salah satu dari begitu banyak variabel penting untuk mengontrol reaksi-reaksi kimia
adalah pH larutan seringkali Hal ini penting sewaktu membuat larutan asam atau basa.
E. Uji nyala
Tes nyala merupakan pemeriksaan pendahuluan untuk analisis kation dalam keadaan
kering didasarkan pada pembentukan warna senyawa saat dibakar pada nyala bunsen nyala
bunsen nyala bunsen memiliki berapa zona 1 zona oksidasi oksidasi atas gas terbakar
dengan sempurna tetapi kelebihan udara sehingga temperatur tidak begitu Tinggi 2
temperatur yang tinggi adalah zona oksidasi bawah dalam daerah ini yang terbaik untuk
melebur berbeda-beda zona reduksi 3 zona reduksi atas di bagian ini terdapat gas gas yang
8
terbakar tidak sempurna karena itu sangat baik untuk mereduksi zat-zat 4 tetapi pada zona
reduksi bawah sudah tercampur dengan udara dan kekuatan untuk mereduksi kurang kuat.
F. Tes boraks
Boraks didasarkan pada pembentukan warna senyawa yang dibakar di dalam nyala
bunsen yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam senyawa boraks cara membuat mutiara
boraks batang kawat platina mula-mula dipanaskan kemudian lubang dari kawat platina itu
diberi boraks dipanasi perlahan-lahan sehingga menjadi mutiara yang jernih setelah itu
mutiara panas dimasukkan dalam garam yang dibuat halus kemudian dipanasi satu dalam
api oksidasi lihat warna mutiara dalam keadaan panas dan dalam keadaan dingin 2 dalam
api reduksi lihat warna dari mutiara dalam keadaan panas dan dalam keadaan dingin
G. Tes fosfat
Fosfat didasarkan pada pembentukan warna senyawa yang dibakar dalam nyala bunsen
yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam senyawa na dalam kurung nh4 hpo4. 4 H2O
sebagai media. menang reaksi analisis basah reaksi analisis basah dilakukan terhadap
senyawa di dalam larutan perubahan yang dapat diamati berupa terjadi endapan gas yang
dikeluarkan dan berubah warna reaksi analisis basah dapat dilakukan dengan menggunakan
tabung reaksi beker gelas Erlenmeyer dan Spot plate menggunakan Spot plate cukup dengan
menggunakan sampel dalam jumlah kecil atau mikro
Pada analisis dan identifikasi Kation dan anion perlu diketahui reaksi identifikasi
spesifik masing-masing kation maupun anion sehingga Regency yang di gunakan
seperlunya saja dan waktu analisis menjadi lebih efektif dan efisien Selain itu perlu juga
dipahami hubungan konstanta hasil dan kelarutan dengan bentuknya dengan terbentuknya
endapan dalam suatu reaksi kimia kemudian warna-warna endapan yang terbentuk dari
suatu hasil reaksi kimia harus dibedakan satu sama lain dengan jelas.
9
BUKU PEMBANDING
Analsis kualitatif dapat dilakukan dengan skala makro dengan kuantitas sampel
yang diamati 0.5- 1 gr dan volume 20 ml. Semimikro dengan sampel 0,05-0,1 gr. Teknik
semimikro sering kali di pilih untuk efisiensi bahan kimia, kecepatan analisis, dan
ketajaman pengamatan yang memadai.
Langkah ini penting karena kadang zat yang akan di analisis dapat ditemkan saat
proses ini.
10
2. Bau zat
Beberapa senyawa atau ion memiliki bau yang spesifik. Pengenalan zat melalui bau tidak
diperbolehkan dengan cara mendekatka hidung. Tetapi dengan mengipaskan uap dari zat
dengan tangan. Zat yang dikenali baunya antara lain amoniak dan garam NH4+, garam garam
sulfida. Halogen dan garam asetat.
3. Sifat higroskopis
Sifat higroskopis adalah kemudahn suatu zat dalam menyerap uap air. Beberapa zat yang
mudah dikenali dengan sifatnya yaitu: CaCl2, FeCl3, MgCl2, NaCl. Cirinya jika padatan itu
terbuka maka akan mudah berair ataupun mencair.
Uji ini dilakukan dengan mengambil sedikit zat yang akan diselidiki direaksikan dengan
H2SO4 1 M , apabila perlu dipanasakan . gas yang dihasilkan beserta fenomena spesifik yang
dapat diamati untuk mengenali kandungan analit tercantum pada tabel . bila dihasilkan gas
berbau yang jika dikenakan pada kertas saring yang dikasih pereaksi bikromat suasana asam
berubah menjadi hijau. Maka kemungkinan analit mengandung ion sulfit. Namun jika
diikuti dengan endapan kuning belereng (S), maka kemungkinan mengandung ion tiosulfat.
Apabila menghasilkan bau telur busuk (H2S) yang bila dikenakan kertas saring dan dibasahi
dengan Pb(OAc)2 menjadi hitam, kemungkinan analit mengandung ion sulfida, penjelasan
11
yang sama bisa diterapkan untuk ion lainnya.
12
Reaksi ini spesifik untuk ion ammonium . garam ammonium bila direaksikan dengan
NaOH 4N. Maka terbentuk ammonium hidroksida yang akan terurai menjadi gas ammonia
dan air.
Timbulnya gas NH3 ini dapat diidentifikasi dengan beberapa cara berikut:
13
Untuk penyelidikan kation, maka zat yang akan diselidiki harus dalam bentuk larutan. Bila
sampel berupa padatan, maka harus dilarutkan dahulu dengan cara seperti pada sub bab di
atas kation- kation dikelompokkan dalam golongan I-V berdasarkan perbedaan kelarutan
dan suasana
dalam pereaksi
tertentu seperti
pada tabel 5.5 dan
gambar 5.1
dimana golongan
1 disebut juga
golongan PERAK,
yang berisi kation Ag(I), Hg(I), dan Pb yaitu kation yang mengendap dengan asam klorida,
golongan II A disebut sebagai golongan TEMBAGA, yang terdiri dari Cu, Cd, Hg(II), Bi
dan Pb, mengendap dengan sulfida suasana asam. Nama lain dari golongan lainnya dapat
dilihat pada tabel berikut
Bila filtrat sisa pengendapan kation golongan I dialiri gas H2S suasana asam terjadi endapan,
maka filtrat tersebut mengandung kation golongan II yang mengendap sebagai garam
sulfidanya, endapan sulfida kation golongan II bisa dipisahkan menjadi golongan IIA dan
IIB, dengan cara menambahkan pereaksi ammonium polisulfida, dimana endapan sulfida
yang larut membentuk ion kompleks yang mengandung kation golongan IIB yaitu sebagai
AsS43+, SbS43+, dan SnS32+, sedangkan kation yang tetap menjadi golongan IIA yaitu yang
masih menjadi endapan sulfida.
Filtrat setelah proses pengendapan kation golongan II. Mengandung kation golongan
berikutnya (III-V) apabila filtrat ini ditambahkan pereaksi ammonium hidroksida dan
14
ammonium klorida terjadi endapan hidroksida kation golongan III A yaitu, Cr(OH)3,
Fe(OH)3, Al(OH)3, kation golongan IIIB akan ditemukan bila filtrat setelah proses
pengendapan kation golongan IIIA ditambahkan pereaksi ammonium sulfide (sulfida
suasana basa) bentuk endapan MnS, CoS, NiS, ZnS. Sedangkan kation golongan IV akan
ditemukan apabila filtrat setelah proses pengendapan kation golongan IIIB ditambah
pereaksi ammonium karbonat membentuk endapan karbonat BaCO3, CaCO3, SrCO3. Filtrat
setelah proses pengendapan kation golongan IV mengandung kation golongan V, yaitu
kation- kation yang tidak mengendap dengan penambahan pereaksi golongan I-IV.
15
BAB 3
KEUNGGULAN BUKU
3.1 Kedalaman dan kelengkapan uraian materinya
Pada buku 1 diuraikan teknik dasar dari seorang analis kimiawan, bagaimana seorang
kimiawan melarutkan padatan, teknik teknik apa saja yang bisa dilakukan. Dan pada buku
ini dijelaskan teori dasar dalam pembuatan larutan. Serta diuraikan juga hal- hal yang perlu
diperhatikan dan dilakukan saat melakukan analisis kualitatif
Pada buku 2 diuraikan tahap tahap dalam melakukan analisis kualitatif yang pertama yang
harus dilakukan adalah pemeriksaan pendahuluan melalui reaksi kering dan reaksi basah,
selanjutnya dilakukan pelarutan zat. Lalu pemeriksaan kation dan anion. Pada buku ini
16
BAB 4
KELEMAHAN BUKU
17
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari kedua buku kita bisa mengerahui berbagai informasi dan ilmu baru sebagai kimiawan
pada buku 1 kita dapat mengetahui langka kerja dalam menganalisis analit, apa saja yang
harus kita persiakan dan harus kita lakukan pada buku 2 kita dapat mengetahui
penggolongan kation kation dari golongan I sampai V dan proses penggolongannya.
5.2 SARAN
Kedua buku sangat bagus untuk menjadi referensi bagi mahasiswa mengenai teknik dasar
menganalisa kualitatif, saya sebagai mahasiswa berharap lebih dimudahkan dalam
mengakses berbagai buku khususnya di bidang analitik.
18
DAFTAR PUSTAKA
19