Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PROYEK

STRUKTUR DAN SIFAT-SIFAT ZAT

ANALISIS SENYAWA IONIK RUBIDIUM OKSIDA (Rb2O)

Dosen Pengampu:

Husni Wahyu Wijaya, S.Si, S.Pd., M.Si., Ph.D.

Disusun oleh :

Natasya Anggi Saharani Y 210332626410

Pramesti Rahayu Dewi L 210332626455

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022
BAB 1

Pendahuluan 

Rb2O merupakan senyawa yang mengadopsi model kristal antiflourit dan terbentuk
dari dua unsur Rubidium (Rb) dan satu unsur Oksigen (O). Pada temperatur dan tekanan
standar, Rb2O jarang ditemukan dalam fase padat karena sangat reaktif dengan air.

Gambar 1.1 Senyawa Rb2O

Rb disebut rubidium merupakan unsur logam  berwarna abu-abu keputihan. Unsur ini
terletak pada golongan IA atau 37 dan periode 5 dalam sistem periodik unsur dengan
konfigurasi elektron (Kr) 5s1. Sedangkan pasangannya-oksigen-merupakan unsur non-logam
yang terkadang disebut juga sebagai zat pembakar. Oksigen tidak memiliki warna, tidak
berasa, dan tidak berbau. Sedangkan dalam keadaan cair berwarna biru langit. Dalam tabel
periodik, oksigen berada pada golongan VIA atau 16 dan periode 2 dengan konfigurasi
elektron (He) 2s2 2p4. Unsur ini dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur
lainnya. 

Setiap unsur memiliki sifat keperiodikan yang khas. Nilai keelektronegatifan, energi
ionisasi, dan afinitas elektron unsur Rb berturut-turut adalah 0,8 skala pauling; 403,0 kJ/mol;
140,984 kJ/mol. Lain halnya dengan unsur O dengan keelektronegatifan dalam skala pauling
sebesar 3,5; energi ionisasi 1,316 kJ/mol; dan afinitas elektron sebesar -141 kJ/mol.
Sedemikian untuk energi yang menyertai pembentukan senyawa Rb2O pada fasa gas dari
unsur-unsurnya (Rb dan O) dalam keadaan gas, dapat dinyatakan dalam daur termodinamika
yang diuraikan sebagai berikut :
Energi yang menyertai pembentukan senyawa Rb2O pada fasa gas dari unsur-unsur
fasa gas adalah energi kisi, yang merupakan energi yang dibebaskan apabila sejumlah mol
kation dan anion dalam fase gas didekatkan dari jarak tak berhingga sampai kedudukan
setimbang dalam suatu kisi kristal 1 mol senyawa ionik pada suhu 0 K (Effendy, 2020:43).
Energi kisi dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan Kapustinskii (U o), yang mana
pada senyawa Rb2O didapatkan energi kisinya sebesar - 2216,6 kJ/mol. Adanya interaksi
geometrik atau gaya tolak menolak dan gaya tarik menarik antara kation-anion, kation-kation,
maupun anion-anion disekitar kristal Rb2O juga menyebabkan adanya energi elektrostatik
(Ecoul). 
BAB 2 

Struktur dan Sifat Senyawa Rb2O

     

Gambar 1.1 Senyawa Rb2O

Rb2O disebut Rubidium oksida secara sistematik, memiliki nama lain Rubidium (I)
oksida atau Dirubidium oksida. Senyawa Rubidium oksida eksis dengan warna kuning
kecokelatan pada fasa padatnya. Senyawa ini  memiliki massa molar senilai 186,94 g/mol dan
terdiri dari dua atom rubidium (Rb) dan satu atom oksigen (O) dengan kekhasan sifat fisika
masing-masing unsur. Rb memiliki titik lebur pada 39,3˚C dan 688,0 ˚C merupakan titik
didihnya. Untuk pasangannya, titik lebur berada pada -218,9˚C dan mendidih pada suhu
-182,9˚C.

Telah disinggung dalam bab sebelumnya bahwa Rb2O mengadopsi struktur kristal
antiflourit. Dalam kisinya, ion O2- dikelilingi oleh 8 ion Rb+ seharga dengan geometri kubus
sederhana. Pasangannya Rb+ seharga geometri tetrahedral dan dikelilingi 4 ion O2-.
Sedemikian bilangan koordinasi ion O2- adalah 8 dan 4 untuk bilangan koordinasi Rb+.
Berikut ilustrasinya: 

Gambar 1.2 Struktur kristal antiflourit  Rb2O   

Keterangan: Kuning = Rb+ & Abu-abu = O2-


Uraian diatas merupakan struktur kristal hasil eksperimen. Selain menggunakan hasil
eksperimen, struktur kristal senyawa ionik juga dapat diramalkan menggunakan konsep rasio
radius. Tabel berikut merupakan relasi antara rasio radius dengan probabilitas struktur
senyawa ioniknya:

r+ / r - r- / r+ BK kation Geometri sekitar kation Kemungkinan struktur

<0,155 >6,452 2 Linear

0,155-0,225 4,444-6,452 3 Segitiga planar

0,225-0,414 2,415-4,444 4 Tetrahedral Wurtzit, zink blende

0,414-0,732 1,366-2,415 4 Bujur sangkar

0,414-0,732 1,366-2,415 6 Oktahedral Natrium klorida, rutil

0,732-0,999 1,001-1,366 8 Kubus Flourit

>1 <1 12 Dodekahedral

Jari-jari ion Rb+ : 158 pm


Jari-jari ion O2- : 128 pm
Rasio radius:
r+ / r - = 158 pm/128 pm

= 1,23
Apabila menghitung menggunakan persamaan sebaliknya, diperoleh:
r-/r+ = 128 pm/ 165 pm
= 0,810

Dari kedua perhitungan diatas diperoleh BK kation maupun anion adalah 12. Bilangan
koordinasi pada O2-O2- melebihi harga yang diperbolehkan, karena BK maksimum O2-O2-
adalah 8, sama halnya pada Rb++. Sehingga bilangan koordinasi yang dipilih untuk setiap
ion Rb++ adalah 4. Perbandingan bilangan koordinasi antara Rb ++ dan O2-O2- adalah 1 : 2,
dimana sama halnya dengan perbandingan jumlah kation dan anion dalam struktur flourit,
dan diprediksi Rb22O mengadopsi struktur antiflourit. Sedemikian setelah penghitungan
dilakukan, didapati hasil sesuai dengan eksperimen Rb2O2 mengadopsi struktur antiflourit. 

BAB 3: 

Energetik Pembentukan Senyawa Rb2O

Energi kisi kristal senyawa ionik yang belum diketahui struktur kristalnya dapat
diperkirakan dengan persamaan Kapuntinskii. Kapustinskii menyatakan ketetapan Madelung
(A), jarak antara kation dengan anion dan rumus empirik dari senyawa ionik adalah
berhubungan. Dibawah ini merupakan uraian dari senyawa Rb2O2 dengan persamaan
Kapustinskii.

❑ ❑
❑ ❑ ❑
UU = ❑ ( ❑ )120.200 v Z+ Z- / ro (1- 34,5/ro)
❑ ❑

dengan ro ro = r+ r+ + r- r-

Jari-jari ion Rb+ : 158 pm


Jari-jari ion O2- : 128 pm
r+ : 158 pm 
v : 3;  Z++ = +1;  Z-- = -2

r- : 128 pm 
ro = r+ + r- ro : r+ + r- = 286 pm
v : 3;  Z+ = +1;  Z- = -2

❑❑ ❑❑ ❑
U= ( )
❑❑ ❑❑
❑ ❑
U = ❑ (❑ )

U = 120,200 x v x Z+ x Z- / ro (1- 34,5/ro )


U = 120,200 x 3 x +1 x -2 / 286 (1- 34,5/286) 
U = - 2216,6 kJ/mol 
     Dalam pembentukan kristal senyawa ionik dan perubahan entalpi yang menyertai
tiap tahapannya yang disebut Daur Born-Haber. Daur ini menerapkan hukum Hess untuk
menghitung entalpi pembentukannya, dimana perubahan entalpi tidak bergantung pada
tahapan keberlangsungan suatu reaksi, oleh karenanya perubahan entalpi suatu reaksi selalu
sama. Aspek energetik pembentukan senyawa Rb2O Rb2O dengan Daur Born-Haber
diuraikan sebagai berikut: 

Dari Daur Born-Haber diatas dapat diperoleh entalpi pembentukan sebagaimana diuraikan
dibawah ini:

∆Hf = ∆HA (Rb) + 2IE + ½∆H D (O2O ) + EA1 EA + EA2 EA + Uo + U


A 1 D 2 1 2 o

        ∆Hf = 61 kJ/mol + 2(403,0 kJ/mol) +  ½ (494 kJ/mol) + 140,984 kJ/mol + 744

kJ/mol

+ (-2216,6 kJ/mol) 

∆Hf =  -217,616 kJ/mol

Nilai entalpi reaksi yang terlibat dalam peruraian dapat diperkirakan menggunakan
daur termodinamika sebagai berikut;
Dari daur termodinamika diatas dapat diperoleh entalpi reaksi (∆Hr) seperti dibawah ini;

∆Hr = -Uo (Rb2O) – EI2 + Uo (RbO) – AE - ½ ∆HD (Rb2)

∆Hr = -(-2216,6) – 403,0 + Uo (RbO) – 140,984 - ½ ∆HD (Rb2)

∆Hr = 1672,616 kJ/mol + Uo (RbO) - ½ ∆HD (Rb2)*

*tidak dapat ditemukan nilai dari Uo (RbO) dan ½ ∆HD (Rb2)

Dari penghitungan entalpi reaksi diatas, dapat diramalkan kestabilan senyawa dari
nilai energi bebasnya seperti sebagai berikut:

∆Gr = ∆Hr -T∆Sr

dikarenakan hasil reaksi merupaan fasa gas maka T∆Sr diabaikan, sehingga:

∆Gr = ∆Hr

∆Gr = 1672,616 kJ/mol + Uo (RbO) - ½ ∆HD (Rb2)*

*tidak dapat ditemukan nilai dari Uo (RbO) dan ½ ∆HD (Rb2)

Hasil sementara positif sehingga penguraian Rb2O menjadi RbO(s) dan ½Rb2 berlangsung
tidak spontan.
BAB 4 : 

Reaksi atau Pelarutan Senyawa Rb2O Rb O dalam air


2

Seperti yang kita tahu, senyawa ionik dapat larut dan dapat tidak larut dalam air
bergantung kepada energi kisi dan entalpi solvasi senyawa ionik itu sendiri. Kelarutan
senyawa ionik dalam pelarut air terjadi secara eksotermik maupun endotermik, secara
spontan maupun tidak spontan. Senyawa ionik cenderung semakin mudah larut dalam air
apabila perbedaan jari-jari anion dan kationnya semakin besar, pun berlaku sebaliknya. Untuk
kasus Rb2ORb2O, senyawa ini amat reaktif dengan air atau bisa disebut higroskopik. Sifatnya
yang sangat tereduksi dengan baik sehingga reaksinya dengan air berjalan spontan. Skema
sederhana reaksi  Rb2O Rb2O dengan air ditunjukkan sebagai berikut: 

Rb22O + H22O → 2 RbOH

Persamaan reaksi menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan dari interaksi Rb2O
Rb2O dengan pelarut air berupa Rubidium hidroksidaydroxide, padatan tanpa warna yang
tersedia dalam bentuk larutan air. Seperti basa kuat lainnya, Rubidium hidroksidaydroxide
merupakan korosif kuat. Detail reaksi pelarutan senyawa Rb2O Rb2O dalam pelarut air
adalah sebagai berikut: 
       

 Ion O2- O2-


yang tersolvasi oleh 8 molekul air                Ion Rb++ yang tersolvaasi oleh
4 molekul air

J    Jika senyawa ionik dilarutkan dalam air, maka akan terjadi solvasi ion-ion yang
telah terdisosiasi sebelumnya.

Rb2O(s) ∆𝐻larutan = -4160 kj/mol 2Rb(H20)+4 + O(H2O)2-8

-U = 2219 kj/mol ∆𝐻solvasi 2Rb+ = -(2) 286,008 kj/mol ∆𝐻 solvasi O2- = -1369,5 kj/mol

2Rb+ (g) + O2- (g)

Terdapat beberapa macam energi yang menyertai pelarutan Rb2O dalam air,
diantaranya adalah energi kisi yang dapat diperoleh melalui persamaan Kapustinskii,
entalpi solvasi serta entalpi pelarutan.Terdapat beberapa macam energi yang menyertai
pelarutan Rb2O dalam air, diantaranya

adalah energi kisi yang dapat diperoleh melalui persamaan Kapustinskii, entalpi
solvasi,

serta entalpi pelarutan. 

1. Persamaan Kapustinskii
❑ ❑

U = ❑❑❑ ( ❑ )
❑ ❑

dengan ro = r+ + r-
Jari-jari ion Rb+ : 158 pm
Jari-jari ion O2- : 128 pm
v : 3;  Z+= +1;  Z- = -2

ro = r+ + r- = 286 pm

❑ ❑
❑ ❑ ❑
U= ❑ (❑ )
❑ ❑

❑ ❑
U = ❑ (❑ )

U = 216,6 kJ/mol 
U = 120.200 v Z+ Z- / ro (1- 34,5/ro)
dengan ro = r+ + r-
r+ : 158 pm 
r- : 128 pm 
ro : r+ + r- = 286 pm
v : 3;  Z+ = +1;  Z- = -2

U = 120,200 x v x Z+ x Z- / ro (1- 34,5/ro)


U = 120,200 x 3 x +1 x -2 / 286 (1- 34,5/286) 
U = - 2219 kJ/mol 

2. Entalpi Solvasi

( )

∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = −69.500 ( ❑ 𝑍2/𝑟𝑒𝑓)

Z merupakan muatan ion dan ref merupakan jari-jari ion ditambah suatu tetapan yaitu
85 pm.

Perubahan entalpi pelarutan kation (Rb++)

∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = −69.500 ( 1❑x 1 )( 1>2 /158  + 85)


∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = −69.500 ❑ ( )
❑ ( 1/243)

∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = −69.500 x 0,0041


∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = - 286,008 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙

Perubahan entalpi pelarutan anion (O2-2-)

∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = −69.500 ( ❑x )( 2>2/128 + 85)


∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = −69.500 ❑ ( )
❑ ( 4/203)

∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = −69.500 x 0,0197

∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 = -1369,5 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙

3. Entalpi Pelarutan

Perhitungan entalpi pelarutan senyawa Rb22O, sebagai berikut:

∆𝐻𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡an𝑎𝑛 = -𝑈 + ∆𝐻𝑠𝑜𝑙𝑣𝑎𝑠𝑖 (Rb++) + ∆𝐻𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛(𝑂2-2−)

∆𝐻𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = -2219)  +  - (2) 286,008  + -1369,5 

∆𝐻𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = -4160 kj/mol

Sedemikian ∆𝐻 larutan < 0 maka ∆G larutan < 0, berarti pelarutan


senyawa ionik berlangsung secara spontan, dalam kata lain mudah larut. Selaras
dengan yang telah disinggung pada bab awal, bahwa Rb2O sangat larut dalam air
dan jarang ditemui dalam keadaan solid.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Effendy, Ph.D. 2020. Prospektif Baru Ikatan Ionik Edisi 4. Malang : Indonesian
Academic Publishing.
Seran, Emel. 2011. Struktur Kristal Beberapa Senyawa Ionik. Diakses dari
https://wanibesak.wordpress.com/tag/fluorite-caf2/, pada tanggal 13 April 2022.
Kriesna. 2019. Atom dan Sistem Periodik Unsur. Diakses dari
http://repository.billfath.ac.id/kriesna/2019/10/kriesna_materi_4___atom_dan_sistem_periodi
k_unsur.pdf, pada tanggal 13 April 2022.
Cerritos.edu. Worksheet Born Harber Cycle. Diakses dari
https://www.cerritos.edu/chemistry/_includes/docs/Chem_111/Others/Worksheets/
Answers/Worksheet%20Born Haber%20Cycle%20Answer%20Key%20PDF.pdf, pada
tanggal 19 April 2022.
Chegg.com. Calculate The Lattice Energy Of RbF(s) Using The Following
Thermodynamic Data. Diakses dari https://www.chegg.com/homework-help/questions-and-
answers/calculate-lattice-energy-rbf-s-using-following-thermodynamic-data-data-kj-mol--
note-data-g-q63147663, pada 19 April 2022.
Americaelements.com. 2022. Rubidium Oxide. Diakses dari
https://www.chegg.com/homework-help/questions-and-answers/calculate-lattice-energy-rbf-
s-using-following-thermodynamic-data-data-kj-mol--note-data-g-q63147663, pada 19 April
2022

Anda mungkin juga menyukai