Anda di halaman 1dari 13

DAUN SALAM OBAT ASAM URAT

Pramesti Rahayu Dewi Larasati, Saidatul Kholidia, Wahyu Aziz Siregar.

Jurusan Kimia, OFF J, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Malang

ABSTRAK

Sakit asam urat umumnya dikeluhkan oleh masyarakat usia lanjut. Sementara itu,
konsumsi obat kimia menimbulkan efek samping yang tidak bisa dianggap sepele, apalagi di
usia lanjut kerja ginjal akan semakin diperberat dengan konsumsi obat kimia yang berulang.
Beruntungnya kita tinggal di negeri yang kaya akan floranya. Flora yang beraneka ragam ini
sungguh dapat dimanfaatkan untuk obat herbal berbagai penyakit. Walaupun waktu yang
diperlukan untuk merasakan khasiatnya cenderung lebih lama daripada obat kimia, tetapi efek
sampingnya relative lebih kecil bahkan tidak menimbulkan efek samping apapun. Baik secara
tradisional, ataupun diextrak menggunakan teknologi modern sehingga jauh lebih manjur.
Bukan tidak mungkin dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan kedepan, obat
herbal akan jauh lebih baik daripada obat kimia.

ABSTRACK

Gout is generally complained of by the elderly. Meanwhile, the consumption of chemical


drugs causes side effects that cannot be taken lightly, especially in the elderly, the work of
the kidneys will be exacerbated by repeated consumption of chemical drugs. Luckily we live
in a country that is rich in flora. This diverse flora can really be used for herbal medicine for
various diseases. Although the time needed to feel the efficacy tends to be longer than
chemical drugs, the side effects are relatively smaller and do not even cause any side effects.
Either traditionally, or extracted using modern technology so that it is much more effective.
It is not impossible that with the development of technology and science in the future, herbal
medicine will be much better than chemical medicine.

Kata Kunci : Daun Salam; Asam Urat; Syzygium polyanthum; Obat Herbal

I. PENDAHULUAN

Tanaman herbal merupakan tanaman yang sudah diidentifikasi berdasarkan pengamatan


manusia senyawa yang bermanfaat untuk mencegah, menyembuhkan penyakit, dan
melakukan fungsi biologis tertentu. Setidaknya ada 12 ribu senyawa telah diisolasi dari
berbagai tanaman herbal, tetapi diyakini masih banyak senyawa yang bisa diekstraksi dari
seluruh tanaman herbal.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Jumlah


spesies tumbuhan yang tumbuh di hutan tropis Indonesia sekitar 30.000 sepies atau 25% dari
jumlah spesies tumbuhan yang ada di dunia. Dari banyaknya spesies tumbuhan di Indonesia
hanya 9.600 spesies yang diketahui memiliki khasiat obat. Sayangnya belum semuanya
dimanfaatkan sebagai obat herbal. Baru 200 spesies yang digunakan untuk bahan baku obat
herbal. Beberapa contoh tanaman herbal yang sudah dikenal di kalangan masyarakat yaitu
tanaman sambiloto, habbatussauda, daun alpukat, brotowali, daun kumis kucing, daun sereh,
dan daun salam.

Tanaman herbal bisa mengobati dan mengurangi gejala beberapa penyakit yang dialami
oleh seseorang, misalnya saja penyakit asam urat. Asam urat disebabkan oleh tingginya kadar
asam urat dalam tubuh, kadar asam urat normal pada wanita adalah 2,4-6,0 mg/dL dan pada
pria adalah 3,1-7,0 mg/dL, bila lebih dari itu maka seseorang didiagnosis terkena asam urat.
Berdasarkan survey yang dilakukan World Health Organization (WHO), Indonesia
merupakan negara terbesar ke empat di dunia yang penduduknya menderita asam urat dan
berdasarkan sumber dari Buletin Natural, penyakit asam urat di Indonesia 355 terjadi pada
pria dibawah usia 34 tahun.

Pada artikel ini akan dibahas mengenai cara pengobatan asam urat menggunakan tanaman
herbal yakni daun salam, selain itu akan dibahas pula mengenai senyawa apa saja yang
terkandung dalam daun salam sehingga bisa mengobati penyakit asam urat.

II. METODE PENELITIAN


Saat menganalisis pokok bahasan mengenai Daun Salam sebagai Asam Urat, metode
yang kami gunakan ialah metode literatur. Kami menggunakan berbagai sumber pustaka
berupa jurnal-jurnal dan website ilmiah untuk menjelaskan dan menggambarkan manfaat dan
kandungan bahan aktif senyawa yang terkandung dalam daun salam. Data-data yang kami
ambil dari berbagai jurnal maupun website tersebut kemudian kami jadikan bahan untuk
membuat artikel.

III. TUJUAN
Artikel ini memiliki tujuan untuk menjelaskan dan memperkenalkan tentang
kandungan senyawa aktif pada Daun Salam yang berkhasiat untuk asam urat beserta sifat-
sifat molekul senyawa didalamnya. Pada tahun-tahun belakangan ini telah banyak dijumpai
bentuk ekstrak dari berbagai bahan herbal sebagai obat, termasuk daun salam.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tumbuhan Salam

Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan
Nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel.
Tumbuhan ini termasuk keluarga Myrtacea, dalam genus Syzygium, spesies S. Polyanthum,
dan nama ilmiahnya Syzygium polyanthum. Morfologi batang pohon berukuran sedang,
dengan tinggi 30 meter. Warna kulit batang atau pepangan coklat abu-abu dengan tekstur
pecah-pecah atau bersisik. Sedang ciri fisik daunnya sendiri memiliki tulang daun sejajar
dengan sekitar 6-11 urat daun sekunder, memiliki Intramarginal nerve, juga memiliki bitnik
kelenjar minyak yang sangat halus.
Bagian Tanaman Salam yang Digunakan untuk Obat Asam Urat
Salam lumrahnya dimanfaatkan daunnya untuk bumbu masakan . Selain untuk bumbu masakan
tanaman salam juga bisa dimanfaatkan untuk ramuan obat tradisional. Tanaman yang memiliki nama
latin Syzygium polyanthum ini setiap bagiannya bisa digunakan untuk pengobatan. Daun salam efektif
menurunkan kadar gula, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolestrol darah, menurunkan
kadar asam urat, mengobati sakit maag, gatal-gatal, kudis, dan eskim. Selain daun, kulit batang dan
buah salam juga bisa digunakan sebagai obat diare. Buah salam juga dapat meredakan efek mabuk
karena mengonsumsi alkohol. Namun, kali ini kita akan berfokus pada manfaat daun salam sebagai
obat asam urat. Bagian daun dari tanaman ini menurut beberapa penelitian mengandung bahan aktif,
antara lain flavonoid, tanin, dan minyak atsiri 0,05 % yang terdiri dari eugenol dan sitrat
(Winarto, 2004). Dalam hal ini flavonoid merupakan bahan anti-oksidan yang dapat
menghambat kerja enzim xantin oksidase. Enzim ini merupakan enzim yang membantu
metabolisme purin menghasilkan asam urat. Asam urat dibentuk di hepar yang kemudian
dilepaskan ke dalam peredaran darah. Daun salam juga bersifat deuretik, yaitu membuat
tubuh memperbanyak jumlah urine, sehingga jumlah garam urat dapat lebih banyak
dikeluarkan melalui urine, karena garam asama larut dalam air. Jangan lupakan daun salam
juga bersifat analgetic; penghilang nyeri. Sehingga dapat mengurangi nyeri saat berjalan.
Kandungan kimia; aktif dalam daun salam ini akan dibahas lebih lanjut pada sub bab
pembahasan Komponen Kimia yang Terkandung dalam Daun Salam.

Cara Pengolahan Daun Salam sebagai Obat Asam Urat


Masyarakat awam mengolah daun salam sebagai obat asam urat masih dengan cara yang
sangat sederhana, yaitu merebusnya dengan air, kemudian air rebusan daun salam diminum.
Selain karena resep turun-temurun, itu serupa dengan yang kami temukan di laman internet
kebanyakan. Artikel-artikel yang muncul meresepkan untuk merebus 10 sampai 15 lembar
daun salam dengan setidaknya tiga gelas belimbing air. Namun, ekstrak daun salam yang
lebih efektif dibandingkan merebusnya saja dnegan air. Hal ini dikarenakan proses ekstraksi
secara modern dapat mengeliminasi kandungan senyawa yang tidak diinginkan. Sedangkan
rebusan daunnya sangat mungkin banyak senyawa atau zat-zat yang tidak diinginkan ikut
larut (Riansari, 2008).
Proses ekstraksi daun salam dilakukan dengan maserasi atau dilunakkan dengan
pelarut alcohol 70% selama 3-5 hari. Selanjutnya, disaring menggunakan kertas saring.
Setelah itu dipekatkan me nggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstraknya.

Cara Pengolahan Daun Salam sebagai Obat Asam Urat


Masyarakat awam mengolah daun salam sebagai obat asam urat masih dengan cara yang
sangat sederhana, yaitu merebusnya dengan air, kemudian air rebusan daun salam diminum.
Selain karena resep turun-temurun, itu serupa dengan yang kami temukan di laman internet
kebanyakan. Artikel-artikel yang muncul meresepkan untuk merebus 10 sampai 15 lembar
daun salam dengan setidaknya tiga gelas belimbing air. Namun, ekstrak daun salam yang
lebih efektif dibandingkan merebusnya saja Dengan air. Hal ini dikarenakan proses ekstraksi
secara modern dapat mengeliminasi kandungan senyawa yang tidak diinginkan. Sedangkan
rebusan daunnya sangat mungkin banyak senyawa atau zat-zat yang tidak diinginkan ikut
larut (Riansari, 2008).

Komponen Kimia yang Terkandung dalam Daun Salam


Dalam penjabaran pada sub bab sebelumnya telah disebutkan secara singkat bahawa daun
salam mengandung komponen alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid, terpenoid, minyak
atsiri (0,05%), sitral, dan eugenol. Setiap senyawa memiliki fungsi dan sifatnya masing
masing Antara lain:
1. Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat dalam pertumbuhan tanaman, pada
dasarnya bersifat basa, dan memiliki sistem heterosiklik yang mengandung nitrogen
sebagai heteroatom struktur kimianya. Komponen alkaloid adalah karbon, hidrogen,
nitrogen dan oksigen. Namun, beberapa alkaloid tidak mengandung oksigen.
Kehadiran cincin nitrogen dalam struktur kimia alkaloid membuatnya basa. Alkaloid
dari tumbuhan dapat dipisahkan menggunakan metode ekstraksi. Alkaloid sedikit
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik umum seperti kloroform, alkohol,
benzena dan eter. Tanaman yang mengandung alkaloid memiliki rasa pahit, bau yang
kuat, dan memiliki efek antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah menghancurkan
komponen peptidoglikan sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
sempurna. Fungsi alkaloid selain untuk tumbuhan juga berfungsi untuk manusia
seperti untuk memacu system saraf, menurunkan tekanan darah dan melawan infeksi
mikroba

2. Flavonoid

Flavonoid adalah pigmen tumbuhan yang menyebabkan warna bunga, buah, dan
terkadang daun. Flavonoid sering juga berfungsi sebagai pigmen CO2. Misalnya,
pewarna tak berwarna flavon dan flavonol melindungi jaringan tanaman dan
senyawa seperti anti-sianin dari kerusakan akibat sinar UV. Flavonoid mewakili
semua tanaman dengan kerangka C6C3C6 seperti flavon, yaitu, dua cincin benzena
terdistribusi yang dihubungkan oleh rantai 3-karbon. Flavonoid adalah sekelompok
fenol. Kelompok senyawa flavonoid tidak tahan panas, selain itu senyawa flavonoid
mudah teroksidasi pada suhu tinggi. Salah satu fungsi flavonoid adalah antibakteri
dan bakteriostatik. Senyawa fenolik, yang dikenal sebagai pengawet, dapat
membunuh berbagai bakteri. Sifat senyawa fenolik adalah larut dalam air, cepat
membentuk kompleks dengan protein, dan sangat sensitif terhadap oksidasi. Fenol
juga memiliki kemampuan untuk mendenaturasi protein dan merusak dinding sel
bakteri. Pada konsentrasi rendah, fenol bekerja dengan merusak membran sel dan
menyebabkan kebocoran isi sel, sedangkan pada konsentrasi tinggi fenol
menggumpal dengan protein seluler. Aktivitas ini sangat efektif ketika bakteri dalam
fase mitosis, ketika lapisan fosfolipid dikelilingi oleh sel yang sangat tipis, dan fenol
dengan mudah menyerang dan merusak isi sel. Ada kemungkinan. Mekanisme lain
yang digunakan oleh flavonoid adalah untuk memblokir penyebaran makanan ke
dalam sel dan menghentikan atau membunuh pertumbuhan bakteri. Selain itu
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan yang memiliki beragam menfaat bagi tubuh
seperti dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas. Suplemen flavonoid
juga diduga bisa mengurangi risiko kanker, hipertensi, dan diabetes dan flavonoid
juga akan menyerang asam urat dengan Fitonutrien, ini akan Melindungi antioksidan
menuju aliran darah sekaligus menyerang asam urat berlebihan di dalam tubuh.

3. Saponin

Saponin adalah kelompok glikosida tumbuhan yang larut dalam air dan dapat
berikatan dengan steroid lipofilik (C27) atau triterpenoid (C30). Karena senyawa ini
memiliki struktur asimetris hidrofobik hidrofilik, ia mengurangi tegangan permukaan
dan bekerja dengan baik. Saponin terdapat di semua tanaman dan ditemukan dalam
konsentrasi tinggi di daerah tertentu yang dipengaruhi oleh keanekaragaman dan
pertumbuhan tanaman. Saponin yang termasuk dalam steroid aglikon terdiri dari satu
atau lebih gugus glikosil yang terikat pada aglikon atau sapogenin, yang membentuk
kristal kuning dan amorf serta mengeluarkan bau yang menyengat. Rasa saponin
sangat ekstrim, dari sangat pahit hingga sangat manis. Saponin biasa dikenal sebagai
senyawa nonvolatile dan sangat larut dalam air (dingin maupun panas) dan alkohol,
namun membentuk busa koloidal dalam air dan memiliki sifat detergen yang baik.
Aktivitas antibakteri senyawa saponin yaitu dengan mengubah tegangan permukaan
dan mengikat lipid pada sel bakteri yang menyebabkan lipid terekskresi dari dinding
sel sehingga permeabilitas membran bakteri terganggu. Terganggunya stabilitas
membran sel bakteri ini menyebabkan sel bakteri lisis. Mekanisme kerja antibakteri
saponin termasuk kedalam kelompok zat antibakteri yang mengganggu permeabilitas
membran sel bakteri, yang mengakibatkan kerusakan membran sel dan menyebabkan
keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam
nukleat dan nukleotida yang akhirnya mengakibatkan sel bakteri mengalami.
Saponin memiliki manfaat yaitu membersihkan kolestrol di usus besar sebelum
terserap kedalam aliran darwah, dan saponin juga dapat mengikat kolestrol dalam
tubuh karena itu saponin bermanfaat mengurangi kolestrol dan dan juga bida
menurunkan kadar asam urat di dalam tubuh

4. Tanin

Tanin adalah senyawa polifenol (C6-C3-C6) yang mengendapkan protein dan


membentuk kompleks dengan polisakarida, dan terdiri dari kelompok oligomer dan
polimer yang sangat beragam. Tanaman yang mengandung tanin memiliki rasa pahit,
bau yang kuat, dan efek toksik . Mekanisme antimikroba tanin berkaitan dengan
kemampuan tanin membentuk kompleks dengan protein polipeptida dinding sel
bakteri sehingga terjadi gangguan pada dinding bakteri dan bakteri lisis. Tanin juga
memiliki sifat dapat menginaktifkan adhesin sehingga bakteri tidak dapat melekat
pada sel inang 15 dan menginaktifkan enzim protease. Selain itu, tanin juga dapat
mendestruksi materi genetik pada bakteri sehingga dapat menambah toksisitasnya
pada bakteri. Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang diketahui mempunyai
bebersapa manfaat sepeeti antioksidan, anti diare, anti bakteri dan juga penuruann
kadar dari asam urat

5. Steroid

merupakan senyawa yang struktur kimianya mengandung cincin atau lingkar


siklopentane perhidrofenantrena. Lingkar siklopentano perhidrofenantrena
merupakan kombinasi antara lingkar siklopentana dan lingkar perhidrofenantrena
(fenantrena jenuh). Menurut Madduluri dan Ahmed dalam Sudarmi, Darmayasa dan
Muksin, mekanisme kerja steroid sebagai antibakteri yaitu dengan merusak membran
lipid, sehingga liposom mengalami kebocoran. Steroid juga diketahui dapat
berinteraksi dengan membran fosfolipid. Karena sifatnya yang permeabel terhadap
senyawa-senyawa lipofilik menyebabkan integritas membran menurun dan morfologi
membran sel terganggu yang mengakibatkan sel mengalami lisis dan rapuh. Hormon
steroid berfungsi untuk membantu tubuh agar lebih maksimal. Hormon steroid
terbagi menjadi dua, yaitu hormon kortisol dan aldosteron. Hormon kortisol berfungsi
agar tubuh bereaksi ketika sedang stres, sedangkan hormon aldosteron berfungsi
untuk mengatur regulasi natrium dan potasium dalam tubuh.

6. Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada umumnya mengandung gugus
fungsi hidroksil (-OH) dan karbonil. Sebagai antibakteri minyak atsiri menganggu
proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk. Minyak
atsiri termasuk kedalam turunan fenol. Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah
terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
penguraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta
denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan 16 koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis.minyak atsiri ini biasanya digunakan untuk meredakan
stres, meningkatkan mood, menghilangkan rasa sakit akibat sakit kepala dan migrain,
mendapatkan tidur malam yang lebih nyenyak, meredakan mual, dan bahkan
mengusir serangga. Sebagian besar minyak esensial juga memiliki sifat antiseptic.

7. Terpenoid Terpena

Terpenoid terpena merupakan persenyawaan hidrokarbon alifatik atau hidrokarbon


siklik yang memiliki rumus perbandingan (C5H8). Terpena dapat dianggap sebagai
hasil kondensasi 2-m etil-1,3 butadiena atau isoprene. Terpenoid merupakan turunan
terpena atau senyawa-senyawa yang strukturnya mirip terpena. Molekul terpenoid
dapat mengandung gugus karboksil, hidrosil, formil, atau gugus yang lain. Terpena
dan turunannya dikenal sebagai terpenoid yang merupakan komponen dari minyak
yang terdapat didalam bunga-bunga, daun-daun, dan akar-akar berbagai jenis
tanaman. Senyawa terpena dan turunannya juga terdapat didalam kayu, misalnya
dalam kayu kapur barus, dan kayu cendana atau dalam getah dammar pohon pinus.
Berbagai cara telah dipakai untuk mengektraksi minyak-minyak esensial dari jaringan
tanaman, seperti cara distilasi uap, digesti dengan pelarut, adsorbsi dengan bahan
kimia, atau dengan cara penekanan. Diantara cara tersebut, cara distiasi uap yang
sering digunakan. Minyak-minyak esensial yang diperoleh dengan cara-cara tersebut
mengandung beberapa jenis komponen. Komponen-komponen tersebut dipisahkan
dengan cara distilasi fraksional atau dengan cara kromatografi. Didalam tubuh searah
biologis, beberapa terpena atau turunannya mempunyai peranan penting. Tanaman
yang mengandung terpen memiliki rasa pahit, bau yang kuat, dan efek toksik .
Menurut Ngajow dalam Kuspradini, Pasedan dan Kusuma, (2016) aktivitas
antibakteri terpenoid diduga melibatkan pemecahan membran oleh komponen –
komponen lipofilik. Selain itu, senyawa fenolik dan 17 terpenoid memiliki target
utama yaitu membran sitoplasma yang mengacu pada sifat alamnya yang hidrofobik.

8. Sitral

Sitral merupakan bahan pembuat ion yan dimana jika kadarnya tinggi akan memiliki
bau seperti bsu leom dan sitral memiliki rumus senyawa yaitu (C10H16O) atau 3,7-
dimetil-2,6-okadienal atau leomonal yaitu pasangan atau campuran terpenoid dengan
rumus molekul C10H16O. kedua senyawa isomer ikatan ganda
Sitral yang berfungsi untuk membunuh sal rusak dan sebagai anti kanker.

9. Eugenol (C10H12O2),

eugenol merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan r rantai alil, dikenal
dengan nama IUPAC 2-metoksi-4- (2-propenil)fenol. Ia dapat dikelompokkan dalam
keluarga alilbenzena dari senyawa-senyawa fenol. Yang berfungsi untuk mencegah
kanker,meredahkan gula darah dan mengurangi nyeri otot

Struktur komponen yang terkandung dalam daun salam


Dari beberapa komponen yang terkandung dalam daun salam tersebut diambil
2 komponen atau senyawa yaitu flavonoid dan eugenol yang akan dijabarkan secara
rincin mengenai strukturnya mulai dari bentuk molekul, hibridisasi, panjang ikatan,
kepolaran ikatan, gugus fungsi, pusat elektrofilik dan nukleofilik, gaya antar molekul,
sifat fisika, isomer dan sifat asam basanya.
1. Bentuk Molekul
Bentuk molekul merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu molekul yang
ditentukan oleh jumlah ikatan dan besarnya sudut-sudut ikatan yang ada di sekitar
atom (Prof Effendy.2017). besarnya sudut-sudut ikatan disekitar atom disebabkan
oleh banyaknya gugus yang diikat. Suatu molekul atau senyawa akan mencapai
kestabilan bila semua gugus yang diikat berada pada posisi terjauh atau memiliki
sudut terbesar.
a. Eugenol
Molekul dengan atom pusat C pada nomor 1 mengikat 4 gugus yaitu 3 atom
H dan 1 atom O, maka bentuk molekulnya tetrahedral dengan sudut ikatan H-
C-O dan 2 H-C-H adalah 109,5⁰.
Molekul dengan atom pusat O pada nomor 2 dan 3, mengikat 4 gugus yaitu
1 atom H, 1 atom C, dan 2 PEB maka bentuk molekulnya adalah huruf V
dengan sudut ikatan C-O-C <109,5⁰.
Molekul dengan atom pusat C pada nomor 4 dan 5, mengikat 3 gugus yaitu
2 atom C lainnya dan 1 atom O, maka bentuk molekunya segitiga planar
dengan sudut O-C=C, C-C-O, dan C-C=C 120⁰.
Molekul dengan atom pusat C pada nomor 6,7, dan 8 mengikat 3 gugus
fungsi yaitu 2 atom C lainnya dan 1 atom H, maka bentuk molekulnya segitiga
planar dengan sudut H-C=C,C-C-H, dan C-C=C 120⁰.
Molekul dengan atom pusat C pada nomor 9 mengikat 3 gugus fungsi yaitu
3 atom C lainnya, maka bentuk molekulnya segitiga planar dengan sudut C-
C=C dan C-C-C 120⁰.
Molekul dengan atom pusat C pada nomor 10 mengikat 4 gugus yaitu 2
atom C dan 2 atom H, maka bentuk molekulnya tetrahedral dengan sudut C-C-
H dan C-C-C 109,5⁰.
Molekul dengan atom pusat c pada nomor 11 mengikat 3 gugus yaitu 1
atom C dan 2 atom H, maka bentuk molekulnya segitiga planar dengan sudut
C=C-H dan H-C-C 120⁰.
b. Flavonoid
Berikut merupakan bentuk molekul dari ikatan-ikatan yang terbentuk pada
senyawa flavonoid:

 Atom C bernomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,dan 17


berbentuk segitiga planar dengan sudut kurang lebih 120⁰ karena
mengikat 3 atom lainnya tanpa PEB.
 Atom O bernomor 8 membentuk linear dengan 2 PEB dan hanya
mengikat 1 gugus atom lain.
 Atom O dengan nomor 11 pun merupakan bentuk linear, bedanya
dengan 3 PEB dan 2 PEI.
2. Hibridisasi
Hibridisasi adalah penggabungan dua atau lebih orbital-orbital atom
membentuk orbital-orbital hibrida dalam jumlah yang sama dan memiliki bentuk
serta tingkat energi yang sama (Siti Marfu’ah.2020). untuk menentukan jenis dan
berapa banyak orbital-orbital hibridisasi dapat digunakan cara seperti menentukan
bentuk molekul, yakni menentukan banyak gugus yang diikat dan jumlah orbital
yang digunakan.
a. Eugenol
semua atom H pada senyawa eugenol memiliki orbital hibrida 1s, karena
hidrogen hanya memiliki satu elektron dan pastinya berada pada orbital yang
pertama yaitu 1s.
semua atom C yang berikatan tunggal pada senyawa eugenol memiliki
orbital hibrida sp3, karena karbon memiliki 4 elektron valensi dan terletak pada
orbital 2s sebanyak 2 dan 2p juga sebanyak 2. 2 elektron pada orbital 2s akan
tereksitasi, hingga terbentuk 4 orbital tidak berpasangan dan orbital hibridanya
adalah sp3.
Semua atom C yang berikatan rangkap dua pada senyawa eugenol memiliki
orbital hibrida sp2. Terdapat 1 orbital 2p yang akan membentuk ikatan phi atau
ikatan rangkap dua.
Dua atom O pada senyawa eugenol memiliki orbital hibrida sp3, karena
terdapat 4 gugus disekitar atom O.

b. Flavonoid
Hibridisasi Flavonoid adalah sebagai berikut:

1s : Semua atom hydrogen pada flavonoid


sp2 : atom C1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17, dan atom O nomor 10
sp3 : atom O nomor 11

3. Panjang Ikatan
Panjang ikatan suatu senyawa didefinisikan sebagai jarak antara dua inti atom
yang berikatan. Jika dilihat dari orbital hibridanya, semakin besar karakter s yang
dimiliki maka semakin pendek ikatannya. Urutan karakter s pada orbital hibrida
dari yang terbesar yaitu sp>sp2>sp3. Sedangkan urutan panjang ikatan dari yang
terbesar adalah sp3>sp2>sp.
a. Eugenol

Nomor Ikatan Panjan ikatan (pm)


1 H1s− Osp3 97
2 Osp3− Csp2 120
3 Csp3− H1s 111
4 Csp3− Osp3 140
5 Csp2 = Csp2 134
6 Csp3− Csp2 152

Panjang ikatan nomor 4 > nomor 2, karena karakter s atom C lebih kecil
pada nomor 4 sedangkan karakter s atom O sama besarnya.
Panjang ikatan nomor 6 > nomor 5, karena karakter s salah satu atom C
lebih kecil pada nomor 6, sedangkan karakter s atom C yang lain besarnya
sama.
b. Flavonoid

4. Kepolaran Ikatan
Kepolaran suatu ikatan ditentukan oleh perbedaan keelektronegatifan antara dua
atom yang saling berikatan. Bila perbedaan keelektronegatifan ≤ 0,4 ikatan akan
bersifat non polar. Sedangkan jika perbedaan keelektronegatifan 0,4> x > 1,9 dan
≥1,9 berturut-turut akan bersifat polar dan ionik.
a. Eugenol
Dalam senyawa eugenol terdapat ikatan antara H−O, C−H, C−C, C=C, O−C.
bila dicari perbedaan keelektronegatifannya akan didapat bahwa ikatan yang
bersifat polar adalah O−H dan O−C. sedangkan yang ikatan bersifat nonpolar
adalah C−H, C−C, dan C=C. tidak terdapat ikatan ionik pada senyawa
eugenol. Berikut pembuktiannya
 O−H, keelektronegatifan O dan H adalah 3,4 dan 2,2. Perbedaan
keelektronegatifan 1,2
 O−C, keelektronegatifan O dan C adalah 3,4 dan 2,5. Perbedaan
keelektronegatifan 0,9
 C−H, keelektronegatifan C dan H adalah 2,5 dan 2,2. Perbedaan
keelektronegatifan 0,3
 C−C dan C=C, keelektronegatifan C adalah 2,5. Perbedaan
keelektronegatifan 0
b. Flavonoid

1. Ikatan C-C = 2,5 – 2,5 = 0 ; sehingga termasuk ke dalam ikatan


kovalen nonpolar.
2. Ikatan C=C = 2,5 – 2,5 = 0 ; sehingga termasuk ke dalam ikatan
kovalen nonpolar.
3. Ikatan C-H = 2,5 – 2.1 = 0,4 ; sehingga termasuk ke dalam
ikatan kovalen polar.
4. Ikatan C-O = 2,5 – 3,5 = 1,0 ; sehingga termasuk ke dalam
ikatan kovalen polar.

5. Gugus Fungsi
Gugus fungsi adalah atom atau gugus atom yang yang reaktif dan menentukan
sifat kimia dan sifat fisika suatu senyawa organic. Gugus fungsi pada senyawa
organic dibedakan menjadi 3 yang pertama hidrokarbon, yang kedua senyawa
yang mengandung ikatan sigma C dengan atom elektronegatif, yang ketiga
senyawa yang mengandung ikatan gugus C=O.
a. Eugenol

senyawa eugenol memiliki 3 gugus fungsi yaitu gugus alkoksil (R−O−R)


atau lebih tepatnya gugus metoksil (CH3−O−R), yang kedua gugud hidroksil
(−OH) dan yang ketiga adalah gugus fungsi fenil (hidrokarbon rantai
aromatik).
b. Flavonoid

senyawa flavonoid memiliki 2 gugus fungsi yaitu gugus fenil (Hidrokarbon


aromatic) yang kedua alkoksil (eter) berikut adalah gambar dari kedua gugus
flavonoid :

gugus fenil (hidrokarbom aromatik)


Gugus alkoksil (Eter)

Kesimpulan
Asam urat merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyaknya kadar asam
urat di dalam tubuh. Gejala asam urat dapat diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan
herbal salah satu contohnya adalah daun salam. Untuk membuat obat herbal dari daun
salam dapat dilakukan dengan mengambil ekstraknya.
Daun salam mengandung beberapa komponen kimia, beberapa diantaranya
adalah minyak atsiri (0,05%), alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, stereoid,
terpenoid, sitral, dan eugenol. Dari komponen-komponen tersebut diambil dua yaitu
flavonoid dan eugenol yang dijabarkan secara rinci mengenai bentuk molekul,
hibridisasi, panjang ikatan, kepolaran ikatan, dan gugus fungsi.

Anda mungkin juga menyukai