A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Menjaga kesehatan adalah hal yang paling penting didalam kehidupan.
Kesehatan memang sangat penting dalam setiap aktifitas manusia, gaya hidup
atau asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari sangat berperan penting untuk
menjaga agar kondisi kesehatan benar-benar baik. Bagi tubuh, sehat adalah
faktor utama untuk memperoleh dan menikmati hidup. Oleh karena itu banyak
sekali usaha yang dapat dilakukan agar kesehatan tubuh terjaga dan selalu fit
didalam keadaan apapun.
Untuk menjaga kesehatan, hal yang perlu dilakukan yaitu memperhatikan
pola makan yang baik dan teratur. Apabila pola makan tersebut tidak terjaga
akan berakibat untuk kesehatan seperti contohnya kolesterol. Kolesterol adalah
lemak yang sebagian besar di bentuk oleh tubuh sendiri terutama dalam hati.
Kolesterol mempunyai beberapa fungsi untuk tubuh, diantaranya adalah untuk
pembentuk hormon seperti hormon estrogen dan progesteron serta sebagai
pembentuk asam empedu dan garam empedu .Walaupun kolesterol ini penting
untuk pembentuk hormon dan garam empedu, namun jika kadarnya berlebihan
di dalam tubuh dapat menimbulkan penyakit-penyakit kardiovaskuler dan
penyakit metabolik lainnya (Murray, 2009).
Contoh lain dari pola makan tidak teratur yaitu seperti obesitas, obesitas
adalah salah satu akibat daripada pola hidup yang tidak sehat seperti
mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung lemak tinggi tanpa
diimbangi dengan aktifitas fisik yang sebanding. Bagi beberapa kalangan
masyarakat, obesitas merupakan gangguan bagi penampilan mereka.
Penampilan menjadi tidak ideal karena bentuk tubuh tidak terlihat sempurna.
Untuk itu, berbagai macam cara untuk menurunkan kadar lemak telah
dilakukan, salah satunya dengan pengaturan pola makan, merubah gaya hidup,
pemberian obat penurun berat badan, dan yang paling ekstrim adalah dengan
melakukan sedot lemak.
Ada banyak cara untuk menghindari kolesterol, salah satunya dengan
mengkonsumsi jeruk nipis. Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu
yang menghasilkan buah dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan
buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter
3-6 cm, umumnya mengandung daging buah masam, agak serupa rasanya
dengan lemon.Tanpa kita sadari tumbuhan ini sudah menjadi keperluan kita
sehari-hari. Misalnya saja pada saat kita sedang memasak, karena salah satu
manfaat jeruk nipis adalah bisa menghilangkan bau amis, biasanya bau amis
pada ikan. Selain itu jeruk nipis juga bisa digunakan sebagai obat dan
kosmetik. Jeruk nipis adalah salah satu tanaman herbal yang banyak
mengandung vitamin C. Diantara jeruk-jeruk yang lainnya, jeruk nipislah yang
mempunyai banyak manfaat. Dari dulu hingga sampai sekarang pun masih ada
orang yang menggunakan jeruk nipis sebagai obat.
Jeruk nipis selain digunakan untuk makanan, atau pengobatan juga sebagai
minuman yang menyegarkan bahkan mengandung zat bioflavonoid yang
berguna untuk mencegah terjadinya pendarahan pada pembuluh nadi,
kemunduran mental dan fisik, serta mengurangi luka memar. Sari buah jeruk
nipis mengandung asam sitrat (Sarwono, 2000). Asam sitrat merupakan asam
organik lemah yang banyak ditemukan dalam genus Citrus (jeruk – jerukan)
terutama banyak terkandung pada jeruk nipis. Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami. Asam sitrat tersebut biasa digunakan oleh
banyak industri di dunia sebagai bahan baku produksi seperti industri makanan,
minuman, farmasi, kosmetik, dan lain-lain. Selain itu, asam sitrat ini juga
digunakan sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan efek dari antioksidan
lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah tanaman jeruk nipis itu ?
2. Apa saja khasiat dari tanaman jeruk nipis ?
3. Apakah ada kandungan kimia yang terdapat dalam jeruk nipis?
C. TUJUAN
1. Dapat mengenal tanaman jeruk nipis
2. Mengetahui khasiat serta manfaat jeruk nipis
C. MANFAAT
Dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat lain
dari jeruk nipis dan menjadi sumber pengetahuan serta dapat mengetahui
kandungan di dalam jeruk nipis.
PEMBAHASAN
Pengertian tanaman jeruk nipis
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.Hampir
semua jenis tumbuhan dapattumbuh di Indonesia. Sebagian besartumbuhan
tersebut sudah dimanfaatkanuntuk mengobati berbagai penyakit olehnenek
moyang kita, dimana tumbuhan inidikenal sebagai obat herbal. Perkembangan dan
popularitas obat herbal semakin meningkat seiring dengan tingginya harga obat
non herbal dan resistensi dari obat kimia. Tanaman obat herbal menjadi salah satu
alternatif untuk menghindari munculnya resistensi tersebut. Salah satu tumbuhan
herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobataan
tradisional adalah jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.)( Aibinu, 2007).
Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle dikenal di pulau Sumatra
dengan nama Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis
(Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di pulau Kalimantan dikenal dengan nama lemau
nepi, di pulau Sulawesi dengan nama lemo ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo
kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman puhat em nepi (Buru), ahusi hisni,
aupfisis (Seram), inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu
(Halmahera) sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo
(Bali), dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan delomakii
(Rote). Sinonim : Limonia aurantifolia Christm., Limon spinosum Mill., Citrus
limonia Osbeck, Citrus lima Luman, Citrus spinosissima G.F.W. Meyer, Citrus
acida Roxb., Citrus aurantium.
Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis telah dikenal sejak
lama sebagai tanaman yang kaya manfaat. Daun dari jeruk nipis mengandung banyak
komponen yang terdapat di dalam daun jeruk nipis setelah diambil minyak yang
terkandung di dalamnya adalah acetaldehyde, a penen, sabinen, myrcene, octano,
talhinen, limonoida, T trans-2 hex1 ol, terpinen, trans ocimen, cymeno, terpinolene,
cis-2 pent-1 ol. Senyawa organik yang terdapat di dalamnya antara lain vitamin, asam
amino, protein, steroid, alkaloid, senyawa larut lemak, senyawa tak larut lemak.
Senyawa yang khas adalah senyawa golongan terpenoid yaitu senyawa limonoida.
Senyawa ini yang berfungsi sebagai larvasida (Ferguson,2002). Jeruk nipis termasuk
jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting.
Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras.
Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk,
berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit.
Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di
ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti
mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan
tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk
bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm
berwarna putih. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah.
Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm
berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan.Citrus aurantifolia dikenal
dengan nama jeruk nipis. Klasifikasi tanaman ini adalah sebagai berikut :
- Kingdom : Plantae
- Divisio : Spermatophyta
- Subdivisio : Angiospermae
- Klas : Dicotyledonae
- Bangsa : Rutales
- Famili : Rutaceae
- Genus : Citrus
- Species : Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia, Swingle) merupakan salah satu tanaman yang
memiliki efek terapeutik untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Bagian tanaman jeruk nipis yang banyak dimanfaatkan saat ini adalah buahnya.
Buah jeruk nipis telah banyak digunakan sebagai obat batuk, peluruh dahak,
influenza, obat jerawat, penurun panas (antipireutik), diare, antiinflamasi,
antireumatik, antikoagulan, antiinfeksi, dan antibakteri (Lauma dkk., 2015; Razak
dkk., 2013; Taiwo dkk., 2007).
Buah jeruk nipis memiliki rasa yang sangat asam, berbentuk bulat sampai bulat
telur, dan berkulit tipis. Diameter buahnya sekitar 3 sampai 6 cm dan permukaannya
memiliki banyak kelenjar. Buah jeruk nipis memerlukan waktu 5-6 bulan untuk
berkembang. Buah yang masak pohon akan berubah warna dari hijau menjadi
kuning dan jeruk akan jatuh ke tanah setelah mencapai tahap masak penuh
(Sarwono, 2001).
b. Saran
Harap judul ini dapat dikembangkan sebagai produk untuk menambah
pengetahuan sendiri dan disosialisasikan kepada masyarakat luas yang di
sahkan oleh BPPOM.
DAFTAR PUSTAKA
Aibinu I, Adenipekun T, Adelowotan T, Ogunsanya T, Odugbemi T. Evaluation
of the antimicrobial properties of different parts of Citrus aurantifolia
(lime fruit) as used locally. Afr. J. Trad. Complem. Alter. Med. 2007:
4(2): 185-195.21.
Andrianto, Arief .2006.Uji Efektifitas Sari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Dalam Menurunkan Suhu Tubuh Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang
Diinduksi Dengan Vaksin Polio. Skripsi.UMM: Malang.
Fajarwati, N. 2013. Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) dengan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2
picrylhydrazyl). Naskah Skripsi S-1. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Ferguson. 2002. Medicinal Use of Citrus Scienses departmenr.Cooperative
extension services Institute of Food Agricultural Science, University of
Florida, Gainesville
Guo, X.M., Lu, Q., Liu, Z.J., Wang, L.F., Feng, B. A. (2006). ‘Effects of D-limonene on
leukimia cells HL-60 and K562 in vitro’, Zhongguo Shi Yan Xue Ye Xue Za Zhi.
14(4):692-5.
Kharismayanti, A. 2015. Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.) Swingle) terhadap Porphyromonas
gingivalis ATCC 33277 secara in vitro. Naskah Skripsi S-1. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jember.
Lauma, S.W., Pangemanan, D.H.C., dan Hutagalung, B.S.P. 2015. Uji efektifitas
perasan air jeruk nipis (Citrus aurantifolia S) terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus secara in vitro. Jurnal Ilmiah Farmasi 4 (4): 9-15.
Miftahendarwati. 2014. Efek antibakteri ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix)
terhadap bakteri Streptococcus mutans. Naskah Skripsi S-1. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Makassar.
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper. Jakarta :EGC
Ngajow, M., Abidjulu, J., dan Kamu, V.S. 2013. Pengaruh antibakteri ekstrak
kulit batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus secara in vitro. Jurnal MIPA UNSRAT Online 2 (2): 128-132.
Nuraini, A.D. 2007. Ekstraksi komponen antibakteri dan antioksidan dari biji
teratai (Nymphaea pubescens Willd). Naskah Skripsi S-1. Fakultas
Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press,
Jakarta. Halaman 132-133.
Pradipta, A. 2011. Pengaruh metode ekstraksi terhadap aktivitas antibakteri
ekstrak etanol daun Sansevieria trifasciata Prain terhadap Staphylococcus
aureus IFO 13276 dan Pseudomonas aeruginosa IFO 12689. Naskah
Skripsi S-1. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta.
Ramadani. 2016. Senyawa kimia bahan alam terpenoid. Jurnal Tarbawi 1 (1): 1-9.
Razak, A. Djamal, A., dan Revilla, G. 2013. Uji daya hambat air perasan buah
jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus secara in vitro. Jurnal Kesehatan Andalas 2 (1): 5-8.
Sarwono B., 2000. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Jakarta : Agromedia
Pustaka, hal 1-5.
Sarwono, B. 2001. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. AgroMedia, Jakarta.
Halaman 2-3.
Taiwo, Oyekanmi, Adesiji, Opaleye, dan Adeyeba. 2007. In vitro antimicrobial
activity of crude extracts of Citrus aurantifolia Linn and Tithonia
diversifolia Poaceae on clinical bacterial isolates. International Journal of
Tropical Medicine 2 (4): 113-117.