Anda di halaman 1dari 10

JURNAL REVIEW: POTENSI CINCAU HITAM (Mesona palustris Bl.

), DAUN PANDAN

(Pandanus amaryllifolius) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI

BAHAN BAKU MINUMAN HERBAL FUNGSIONAL

PENDAHULUAN

Aktivitas dan tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat membuat masyarakat

Indonesia, terutama yang tinggal di perkotaan sulit menjalani hidup sehat, ditambah dengan

meningkatnya konsumsi makanan cepat saji, waktu olahraga yang terbatas, dan stres akibat

pekerjaan tidak dapat dihindari [1]. Selain itu, ancaman penyakit degeneratif seperti tekanan

darah tinggi (hipertensi), penyakit kencing manis (diabetes mellitus), kadar trigliserida tinggi

(hipertrigliseridemia), kadar kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) dan kanker membuat

Potensi Cincau Hitam Sebagai Minuman Herbal Fungsional - Tasia, dkk

Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 4 p.128-136, Oktober 2014

129

masyarakat sangat membutuhkan tanaman obat yang dapat meningkatkan daya tahan

tubuh (imunitas), meningkatkan vitalitas tubuh, pengobatan penyakit infeksi, maupun

pengobatan penyakit degeneratif [2].

Salah satu bentuk produk yang diyakini manfaat kesehatannya bagi tubuh selain dari

karakteristiknya yang menarik adalah minuman herbal [3]. Minuman herbal terdiri dari

tanaman herbal yang sering dikonsumsi dalam bentuk minuman “teh”, contohnya rebusan

dari bagian-bagian tanamannya (daun, bunga, biji, akar dan kulit kayu) yang diseduh

dengan air mendidih. Minuman herbal menjadi terkenal karena aromanya, kandungan
antioksidannya dan aplikasinya dalam bidang kesehatan [4].

Tren pemanfaatan keanekaragaman tanaman hayati untuk pengobatan herbal

secara alami berdasarkan praktek empiris di Indonesia semakin meningkat [5]. Beberapa

jenis tanaman herbal yang berpotensi sebagai bahan baku minuman herbal diantaranya

adalah cincau hitam (Mesona palustris Bl), daun pandan (Pandanus amaryllifolius) dan kayu

manis (Cinnamomum burmannii), karena selain ketersediaannya di Indonesia yang tinggi,

ketiga jenis bahan ini juga telah diteliti memiliki beberapa senyawa bioaktif yang bermanfaat

bagi tubuh diantaranya adalah senyawa polifenol, alkaloid, sinamaldehid, dan lain-lain. Oleh

karena itu kombinasi dari ketiga bahan tersebut menjadi bahan baku minuman herbal dapat

menjadi alternatif minuman fungsional yang diharapkan dapat membantu mengatasi

penyakit degeneratif.

1. Cincau Hitam

Cincau hitam (Mesona palustris Bl.) yang sering dikenal sebagai janggelan

merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam suku Labiate. Tanaman ini berbentuk

perdu tingginya antara 30 – 60 cm dan tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian

75 – 2300 m di atas permukaan laut, serta dapat tumbuh baik pada musim kemarau maupun

penghujan. Tanaman cincau hitam banyak terdapat di Indonesia, diantaranya Sumatera

Utara, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa dan Sulawesi [6].

Ciri-ciri tanaman ini adalah berbatang kecil dan ramping, pada ujung batang tumbuh

batang-batang kecil, ada yang tumbuh menjalar ke tanah dan ada pula yang tegak.

Tanaman ini memiliki bentuk daun yang lonjong dan berujung runcing. Bentuk bunganya

mirip dengan kembang kemangi berwarna merah muda atau putih keunguan. Berasal dari

daun dan batang inilah yang kemudian menghasilkan gelatin hijau kehitaman [7].

Bagian tanaman cincau hitam yang mempunyai kegunaan adalah bagian daun dan

bagian batangnya yang dapat menghasilkan ekstrak gel cincau yang lebih banyak [6].
Pembudidayaan tanaman ini sangat mudah karena tidak memerlukan pemeliharaan secara

khusus, karena setelah berumur 3 – 4 bulan tanaman bisa dilakukan pemanenan pertama

dengan cara memotong sebagian tanaman menggunakan sabit sehingga bagian yang

tertinggal dapat tumbuh kembali. Tanaman cincau hitam yang telah dipanen selanjutnya

dikeringkan dengan cara menghamparkannya di atas permukaan tanah, sehingga warnanya

berubah menjadi coklat tua. Tanaman yang telah kering ini merupakan bahan baku utama

pembuatan cincau hitam atau dapat disebut dengan simplisia cincau hitam [8].

Secara umum, kandungan zat gizi daun cincau hitam setiap 100 g bahan dapat

dilihat pada Tabel 1:

Potensi Cincau Hitam Sebagai Minuman Herbal Fungsional - Tasia, dkk

Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 4 p.128-136, Oktober

2. Pandan Wangi

Tanaman pandan wangi atau pandan saja (Pandanus amaryllifolius) termasuk famili

Pandanaceae, genus Pandanus. Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan merupakan

tanaman perdu tahunan dengan tinggi 1 – 2 m. Khasiat tanaman ini adalah sebagai rempah-

rempah, bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan dan bahan

baku pembuatan minyak wangi. Selain itu pandan juga digunakan sebagai obat tradisional

untuk mencegah rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe, mengobati

lemah saraf (neurastenia), tidak nafsu makan, rematik, sakit disertai gelisah. Daun pandan

mempunyai kandungan kimia antara lain alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan

zat warna. Pandan wangi merupakan salah satu tanaman yang potensial untuk

menghasilkan minyak atsiri [12].


Pandan

wangi banyak digunakan sebagai pemberi cita rasa dan zat pewarna pada

makanan dan minuman tradisional. Komponen penyusun aroma pandan wangi berwarna

kuning sebagai hasil oksidasi pigmen karotenoid [13]. Masyarakat India menggunakan

ekstrak daunnya sebagai perasa makanan sementara ekstrak akarnya digunakan untuk

menyembuhkan masalah tiroid. Sehingga, orang Taiwan selalu menggunakan tanaman ini

untuk menghilangkan demam. Terlebih itu, Geneva-based International Standards

Organization (ISO) telah memasukkan spesies P. amaryllifolius dalam daftar spesies 109

tanaman herbal dan bumbu yang berguna sebagai bahan makanan [14]. Komposisi kimia

daun pandan dapat dilihat pada Tabel 2.

3. Kayu Manis

Kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia Tenggara dan daratan

Cina, Indonesia termasuk didalamnya. Tumbuhan ini termasuk famili Lauraceae yang

memiliki nilai ekonomi dan merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama

untuk diambil hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang dan dahan, sedang hasil

samping adalah ranting dan daun. Komoditas ini selain digunakan sebagai rempah, hasil

olahannya seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan dalam industri-industri

farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dan lain-lain [19]. Kayu manis mengandung

minyak atsiri, eugenol, safrole, sinamaldehid, tanin, kalsium oksalat, damar dan zat

penyamak, dimana sinamaldehid merupakan komponen yang terbesar yaitu sekitar 70 %

[20]. Komposisi kimia kayu manis disajikan pada Tabel 3.

4. Pangan Fungsional

Istilah pangan fungsional menjadi sangat populer setelah hasil-hasil penelitian

menunjukkan adanya peranan dari senyawa-senyawa kelompok non-gizi dalam bahan

pangan yang mempunyai fungsi tertentu bagi kesehatan, seperti senyawa fenol dan turunan
isopren yang mempunyai aktivitas antioksidan, dapat membunuh sel kanker, menurunkan

kadar kolesterol, dan sebagainya [24]. Pangan fungsional merupakan pangan yang karena

kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat

yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung didalamnya. Para ilmuwan Jepang

menekankan pada tiga fungsi dasar pangan fungsional yaitu sensori (warna dan penampilan

menarik serta citarasa yang enak), nutrisional (bergizi tinggi) dan fisiologikal (memberi

pengaruh fungsi fisiologis bagi tubuh). Beberapa fungsi fisiologis yang diharapkan antara

lain pencegah dari timbulnya penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, regulasi kondisi

ritme fisik tubuh, memperlambat proses penuaan dan penyehatan kembali (recovery) [25].

Pangan fungsional adalah segolongan makanan atau minuman yang mengandung

bahan-bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah

penyakit tertentu. Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat

dikatakan sebagai pangan fungsional adalah [26]:

 harus merupakan produk pangan (bukan bentuk kapsul, tablet atau puyer) yang berasal

dari bahan alami,

 dapat dan layak dikonsumsi sebagai diet atau menu sehari-hari,

 mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam

proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah

penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu,

menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan,

 jelas fisik dan kimianya serta mutu dan jumlahnya dan aman untuk dikonsumsi, dan

 kandungannya tidak boleh menurunkan nilai gizinya.

5. Minuman Herbal

Tanaman herbal telah digunakan untuk mengobati infeksi dan berbagai penyakit.

Tanaman-tanaman tersebut sering dikonsumsi dalam bentuk minuman “teh”, contohnya


rebusan dari bagian-bagian tanamannya (daun, bunga, biji, akar dan kulit kayu) yang

diseduh dengan air mendidih. Minuman herbal semakin terkenal dalam beberapa tahun ini

dan banyak jenisnya telah dijual di beberapa toko pangan dan kesehatan. Minuman herbal

menjadi terkenal karena aroma, kandungan antioksidan dan aplikasinya dalam bidang

kesehatan [4].

Pangan Fungsional

Istilah pangan fungsional menjadi sangat populer setelah hasil-hasil penelitian

menunjukkan adanya peranan dari senyawa-senyawa kelompok non-gizi dalam bahan

pangan yang mempunyai fungsi tertentu bagi kesehatan, seperti senyawa fenol dan turunan

isopren yang mempunyai aktivitas antioksidan, dapat membunuh sel kanker, menurunkan

kadar kolesterol, dan sebagainya [24]. Pangan fungsional merupakan pangan yang karena

kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat

yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung didalamnya. Para ilmuwan Jepang

menekankan pada tiga fungsi dasar pangan fungsional yaitu sensori (warna dan penampilan

menarik serta citarasa yang enak), nutrisional (bergizi tinggi) dan fisiologikal (memberi

pengaruh fungsi fisiologis bagi tubuh). Beberapa fungsi fisiologis yang diharapkan antara

lain pencegah dari timbulnya penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, regulasi kondisi

ritme fisik tubuh, memperlambat proses penuaan dan penyehatan kembali (recovery) [25].

Pangan fungsional adalah segolongan makanan atau minuman yang mengandung

bahan-bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah

penyakit tertentu. Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat

dikatakan sebagai pangan fungsional adalah [26]:

 harus merupakan produk pangan (bukan bentuk kapsul, tablet atau puyer) yang berasal

dari bahan alami,


 dapat dan layak dikonsumsi sebagai diet atau menu sehari-hari,

 mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam

proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah

penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu,

menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan,

 jelas fisik dan kimianya serta mutu dan jumlahnya dan aman untuk dikonsumsi, dan

 kandungannya tidak boleh menurunkan nilai gizinya

Minuman Herbal

Tanaman herbal telah digunakan untuk mengobati infeksi dan berbagai penyakit.

Tanaman-tanaman tersebut sering dikonsumsi dalam bentuk minuman “teh”, contohnya

rebusan dari bagian-bagian tanamannya (daun, bunga, biji, akar dan kulit kayu) yang

diseduh dengan air mendidih. Minuman herbal semakin terkenal dalam beberapa tahun ini

dan banyak jenisnya telah dijual di beberapa toko pangan dan kesehatan. Minuman herbal

menjadi terkenal karena aroma, kandungan antioksidan dan aplikasinya dalam bidang

kesehatan [4].

Potensi Cincau Hitam, Daun Pandan dan Kayu Manis sebagai Bahan Baku

Minuman Herbal

Konsumen di negara-negara berkembang seperti Cina, India, Indonesia, Malaysia,

Filipina, Thailand dan Vietnam mulai mencari minuman fungsional, baik untuk kesehatan

maupun kecantikan. Apalagi dengan adanya urbanisasi yang juga menjadi faktor pendorong

meningkatnya permintaan terhadap pangan fungsional [37], yang salah satunya adalah
minuman herbal yang terbuat dari berbagai jenis tanaman herbal ataupun rempah-rempah.

Cincau hitam, daun pandan dan kayu manis disamping kandungan bioaktif dan khasiatnya,

ketiga bahan tersebut merupakan tanaman herbal yang mudah didapat, karena tersebar

hampir di seluruh bagian Indonesia [6,38,39]. Selain itu, karena proses pembuatan minuman

herbal yang sederhana [35,36], maka dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk

membuat atau memproduksi minuman herbal sendiri.

KESIMPULAN

Tanaman cincau hitam, daun pandan dan kayu manis telah terbukti memiliki

beberapa senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh diantaranya adalah senyawa

polifenol, alkaloid, sinamaldehid, dan lain-lain, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan

tubuh. Ada cara yang lebih mudah untuk menikmati kelebihan tanaman-tanaman herbal

tersebut, yakni dengan mengkonsumsi dalam bentuk minuman herbal. Minuman herbal

adalah minuman yang dibuat dari bahan-bahan herbal yang diinginkan dalam bentuk daun,

bunga, biji, akar dan kulit kayu, yang dicampur dengan air mendidih (diseduh). Kelebihan

dari mengkonsumsi minuman ini adalah efek kesehatan yang lebih banyak terkandung

dikarenakan banyaknya jumlah herbal yang digunakan, antara lain mampu menurunkan

tingkat kolesterol, menghambat hipertensi serta mutagenesis, melawan tumorigenesis dan

kerusakan DNA, mencegah kanker, dan membantu mengatasi berbagai macam penyakit

degeneratif lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
1) Virdhani M.H. 2012. Penyakit Degeneratif Rentan Dialami Masyarakat Kota.

http://health.okezone.com/read/2012/09/14/482/689776/penyakit-degeneratif-rentan-

dialami-masyarakat-kota. Tanggal akses: 02/08/2013

2) Wibowo. 2013. Tanaman Herbal Indonesia. http://penebar-swadaya.com/691/. Tanggal

akses: 02/08/2013

3) Siah W.M., Azman M.A., Jeeven K., Noor H.M.D., and Mohd T.S. 2011. Effect of Infusion

Conditions on Total Phenolic Content and Antioxidant Activity in Centella asiaticaTea. J.

Trop. Agric. and Fd. Sc. 39(2)(2011):149–156

4) Chiang C.E.W., Ying E.S., Tan Y.P., Wong Z.C., Lye P.Y., and Tan L.N. 2012.

Antioxidant and Sensory Properties of Thai Herbal Teas with Emphasis on Thunbergia

laurifolia Lindl. Chiang Mai J. Sci.: 39(4): 599-609

5) Susanto A. 2013. Meningkat, Tren Pengobatan Herbal di Indonesia.

http://health.liputan6.com/read/627062/meningkat-tren-pengobatan-herbal-di-indonesia.

Tanggal akses: 02/08/2013

6) Widyaningsih T.D. 2007. Olahan Cincau Hitam. Trubus Agrisarana. Surabaya

7) Supriharso H. 1991. Identifikasi Mineral Abu Qi yang Berperan dalam Pembentukan Gel

Cincau Hitam dari Tanaman Cincau Hitam (Mesona palustris Bl.). Dalam Setyorini A.

2012. Efek Antihipertensi Tablet Effervescent Herbal Cincau Hitam (Mesona palustris

Bl.) Secara In Vivo pada Tikus Putih (Rattus norwegicus). Skripsi. Universitas Brawijaya.

Malang

8) Setyorini A. 2012. Efek Antihipertensi Tablet Effervescent Herbal Cincau Hitam (Mesona

palustris Bl.) Secara In Vivo pada Tikus Putih (Rattus norwegicus). Skripsi. Universitas
Brawijaya. Malang

9) Hung C.Y. and Yen G.C. 2002. Antioxidant Activity of Phenolic Compounds Isolated from

Mesona procumbens Hemsl. J. Agric. Food Chem. 50:2993-2997

10) Lai L.S., Chou S.T., and Chao W.W., 2001. Studies on the Antioxidative Activities of

Hsian-tsao (Mesona procumbens Hemsl) Leaf Gum. Journal Agriculture Food Chemistry..

Anda mungkin juga menyukai