Anda di halaman 1dari 27

SUMBER BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL

KELOMPOK 3
YULIANA LIGHA
CAHYA OCTAVIANI
DARTO
SUKAINA.T.S.NAYA
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
OBAT bahan mineral, sediaan sari atau galenik atau campuran
dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah
TRADISIONAL digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
(Wasito, 2011:1).
Tanaman obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan alam yang berasal dari tumbuhan yang secara
turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (Nursiyah, 2013:9)
Tanaman atau bahan baku yang dipergunakan dalam
pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif
Bahan alam dapat berupa :
Bahan mentah atau simplisia yang dapat berupa
sebagai bahan segar, serbuk kering atau diformulasi.
sumber sumber pemanfaatan bahan baku herbal yang
digunakan dalam pembuatan obat tradisional dapat
bahan baku berasal dari tumbuh- tumbuhan, hewan, bahan – bahan
obat mineral ataupun dalam bentuk campuran dari bahan –
bahan tersebut.
tradisional
Bahan mentah atau simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga. Simplisia dapat berupa bahan segar atau serbik kering yang sesuai
dengan standar farmakope. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia pelikan atau mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman.
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Tanaman liar Banyak tumbuhan yang tumbuh liar disekira kita . Dan banyak dari kita
sebagai mengangap tumbuhan tersebut sebagai tumbuhan pengganggu,
gulma dan bahkan tidak mengacuhkannya dan menginjak- injaknya.
sumber obar Padahal tanaman ini mengandung banyak zat berkhasiata.
tumbuhan obat mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai
tradisional penyakit dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembutan obat
tradisional maupun modern.
tumbuhan liar memiliki khasiat dapat digunakan sebagai obat
dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Bagian dari
tumbuh tumbuhan yang dijadikan obat adalah akar, batang, daun,
buah, biji, bunga, kulit, dan paling sering dijadikan obat adalah daun,
akar yang digunakan dalam pembuatan obat herbal dan obat
tradisional.
1. putri malu ( Mimosa pudica L)
2. Meniran ( Phylanthus urinaria )
3. Patikan kebo ( Euphorbia hirta L)
Contoh
4. Pegagang ( Centella asiatica L)
tanaman liar 5. Urang aring ( Eclipta alba Hassk)
sumber obat Dan masi banyak lagi.
tradisional
Tanaman Putri malu atau tanaman yang memiliki nama latin
Mimosa Pudica Linn merupakan tanaman yang tumbuh liar dan
melimpah di negara Indonesia. tanaman putri malu juga memiliki
sinonim nama latin yaitu Mimosa Asperata Blanco. Karena habitat
tanaman yang dapat tumbuh di berbagai tempat maka terdapat
PUTRI MALU nama-nama berbeda di masing-masing daerah tumbuh.
Tanaman putri malu (Mimosa Pudica Linn) memiliki beberapa
kandungan yang berkhasiat untuk dijadikan sebagai sumber obat-
obatan. Kandungan tersebut di antaranya yaitu alkaloid, glikosida,
flavonoid, dan tanin (Kumaresan R et al, 2015)
Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis
yang tumbuh liar di tempat yang lembab dan berbatu, serta tumbuh
di hutan, ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman
Meniran rumah, pada umumnya tanaman ini tidak dipelihara kerena
dianggap tumbuhan rumput biasa.
Meniran (Phyllanthus niruri, L.) banyak mengandung beberapa
Senyawa yaitu: Flavonoid, Tanin, Alkaloid, Lignan, Saponin
 Patikan kebo (Euphorbia hirta L) merupakan tanaman herba
merambat yang hidup di permukaan tanah, terutama pada daerah
PATIKAN yang beriklim tropis. Patikan kebo (Euphorbia hirta L) termasuk
tanaman liar yang biasa tumbuh di permukaan tanah yang tidak
KEPO terlalu lembab dan ditemukan secara terpencar satu sama lain
(Heyne, 1987 dalam Hamdiyati, dkk. 2008).
Khasiat pada tanaman patikan kebo (Euphorbia hirta L)
telah dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati
berbagai penyakit. Berikut merupakan khasiat dari daun
patikan kebo, diantaranya mengobati radang
tenggorokan, bronkhitis, asma, radang perut, diare,
disentri, kencing darah, radang kelenjar susu dan payu
dara, bengkak, penyakit eksim dan berak darah. Tanaman
ini memiliki rasa agak pahit, asam, sejuk, dan sedikit
beracun. Tanaman patikan kebo (Euphorbia hirta L)
LANJUTAN mempunyai zat-zat kimia yang dapat berkhasiat antara
lain yaitu mempunyai efek farmakologis antiinflamasi,
peluruh air seni dan menghilangkan gatal dan seluruh
bagian tanaman patikan kebo dapat digunakan untuk
mengobati beberapa penyakit antara lain abses paru,
bronchitis kronis, asma, disentri, melancarkan kencing,
radang kelenjar susu atau payudara dan tipus abdominalis
(Hariana, 2006).
 Pegagan mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti
asiatikosida berupa glikosida, yang banyak digunakan dalam
ramuan obat tradisional atau jamu, baik dalam bentuk ramuan
maupun sebagai bahan tunggal. Asiatikosida berkhasiat
meningkatkan vitalitas dan daya ingat serta mengatasi pikun yang
berkaitan erat dengan asam nukleat. Glikosida dan triterpenoid
adalah triterpenoid asiatikosida turunan -amirin (Brotosisworo
PEGAGANG 1979).
 Beberapa khasiat tanaman pegagan adalah sebagai obat lemah
syaraf, demam, bronkhitis, kencing manis, psikoneurosis, wasir,
dan tekanan darah tinggi, penambah nafsu makan, dan untuk
menjaga vitalitas (Soerahso et al. 1992). Di samping asiatikosida,
tanaman pegagan juga mengandung resin, tanin, minyak atsiri,
sitosterol yang terdiri atas gliserida,
 asam oleat, linoleat, palmitat, stearat, sentoat dan sentelat yang
berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Tanaman
pegagan mengandung senyawa glikosida madekosida pada
bagian daun dan tangkai daun dan senyawa tersebut memiliki
LANJUTAN efek antiinflamasi dan antikeloid. Senyawa vallerin terdapat
dalam daun dan resin ditemukan dalam akar. Kedua senyawa
tersebut memberikan rasa pahit atau mengandung asam pekat
(Pramono 1992).
Tanaman obat dapat menghasilkan keuntungan besar apabila
Tanaman di budidayakan dengan baik, salah satunya sebagai penyedia bahan
budidaya baku obat tradisional untuk masyarakat dan untuk memenuhi
kebutuhan industry. ( hargono. 1993).
sebagai secara turun temurun masyarakat khususnya yang mempunyai
sumber obat pekarangan baik sempit maupun luas memanfaatkan pekarngannya
untuk ditanami berbagai macam tanaman yang dapat dikunsumsi
tradisional maupun digunakan sebagai sumber tanaman obat keluarga
( TOGA).
Tanaman obat sangat popular digunakan sebagai bahan baku
obat tradisional dan jamu, yang jika dikonsumsi akan meningkatkan
system kekebalan tubuh, karena tanaman ini mempunyai sifat
spesifik sebagai tanaman obat yang bersifat pencegahan dan
Tanaman obat promotive.
Tanaman obat sangat bermanfaat dalam dunia farmasi
khususnya sebagai bahan baku obat tradisional.
Contoh tanaman budidaya
1.Kunyit
CONTOH 2. Kencur
TANAMAN 3. Jahe

BUDIDAYA 4. Lengkuas
5.Kapulaga
Dan masi banyak lagi.
Kunyit merupakan tanaman yang tergolong
dalam kelompok jahejahean dengan warna yang
khas yaitu kuning.13 Tanaman ini berbatang
basah dengan batang berwarna hijau atau
keunguan, tinggi batangnya sampai 0,75 m,
kunyit berdaun 4 sampai 8 helai dan berbentuk lonjong,
bunga majemuk berwarna merah atau merah
muda.7 ’ 13 Bunga kunyit berwarna cokelat dan
di tengahnya berwarna kemerah-merahan dan
kuning.
Kunyit mengandung protein (6,3%), lemak (5,1%),
mineral (3,5%), karbohidrat (69,4%), dan moisture
(13,1%). Terdapat minyak esensial (5,8%) yang diperoleh
melalui distilasi uap dari rhizome/rimpang tanaman
kunyit yang mendandung phellandrene (1%), sabinene
(0.6%), cineol (1%), borneol (0.5%), zingiberene (25%)
Lanjutan dan sesquiterpenes (53%). Curcumin (diferuloylmethane)
(3– 4%) membuat warna rhizoma kunyit menjadi kuning
dan terdiri dari curcumin I (94%), curcumin II (6%) dan
curcumin III (0.3%). Derivat dari curcumin berupa
demethoxy, bisdemethoxy, dan curcumenol juga
diperoleh melalui distilasi uap rhizomania.

Kencur merupakan terna tahunan, berbatang basal tidak begitu
tinggi, lebih kurang 20 cm dan tumbuh dalam rumpun. Daun
tunggal, berwarna hijau dengan pinggir merah kecoklatan
bergelombang. Bentuk daun jorong lebar sampai bundar, panjang 7-
15 cm, lebar 2-8 cm, ujung runcing, pangkai berlekuk, dan tepinya
rata. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu, sedangkan bagian
kencur bawah berbulu halus. Tangkai daun pendek, berukuran 3-10 cm,
pelepah terbenam dalam tanah, panjang 1,5-3,5 cm, berwarna
putih. Jumlah daun tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan
berhadapan (Damayanti, 2008)
Rimpang kencur paling banyak mengandung alkaloid dan
minyak atsiri, yang terdiri atas sineol, asam sinamat, etil ester,
kamphene, paraeumarin dan asam anisat (Gendrowati, 2013).
Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai
bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri
kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan
campuran saus, rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik
kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri,
obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit
LANJUTAN perut (Pujiharti, 2012). Kencur juga juga memiliki bermacam-
macam kegunaan lain, diantaranya sebagai antibakteri, antifungi,
analgesik, anti-inflamasi, antioksidan, antivirus, antihipertensi,
antikarsinogenik, antinosiseptif, antituberkulosis dan larvasida.
Minyak atsiri rimpang kencur juga digunakan sebagai bahan
parfum, obat-obatan, dan untuk aromaterapi inhalan dan pijat
untuk mengurangi kecemasan, stres, dan depresi (Kumar, 2014).
Menurut para ahli, jahe (Zingiber officinale Rosc.) berasal dari
Asia Tropik, yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu,
kedua bangsa itu disebutsebut sebagai bangsa yang pertama kali
memanfaatkan jahe, terutama sebagai bahan minuman, bumbu
JAHE masakan, dan obat-obatan tradisional. Belum diketahui secara pasti
sejak kapan mereka mulai memanfaatkan jahe, tetapi mereka
sudah mengenal dan memahami bahwa minuman jahe cukup
memberikan keuntungan bagi hidupnya (Santoso, 1994).
Jahe banyak mengandung berbagai fitokimia dan fitonutrien.
Beberapa zat yang terkandung dalam jahe adalah minyak atsiri 2-
3%, pati 20-60%, oleoresin, damar, asam organik, asam malat, asam
oksalat, gingerin, gingeron, minyak damar, flavonoid, polifenol,
alkaloid, dan musilago. Minyak atsiri jahe mengandung zingiberol,
LANJUTAN linaloal, kavikol, dan geraniol. Rimpang jahe kering per 100 gram
bagian yang dapat dimakan mengandung 10 gram air, 10-20 gram
protein, 10 gram lemak, 40-60 gram karbohidrat, 2-10 gram serat,
dan 6 gram abu. Rimpang keringnya mengandung 1-2% gingerol
(Suranto, 2004)
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri
berwarna kuning kehijauan yang terdiri atas metil sinamat 48%,
sineol 20-30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, d-pinen,
galangin, dan lain-lain. Selain itu, rimpang juga mengandung resin
yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut
kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat,
LENGKUAS kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain
(Azwar, 2010). Minyak atsiri berwarna kehijauan yang mengandung
methyl cinamate 48%, cineol 2-30%, kamfer, d-pinen, galangin, dan
eugenol (yang membuat pedas). Selain itu juga mengandung
sesquiterpene, camphor, galangol, cadinine, hydrate hexahydro
cadalene, dan kristal kuning (Fauzi, 2009).
Tanaman kapulaga (Amomum cardamomum
L.) adalah sejenis buah yang sering digunakan
sebagai rempah (bumbu) untuk masakan
tertentu dan juga untuk campuran jamu. Jenis
tanaman ini cukup banyak digunakan oleh
KAPULAGA masyarakat karena fungsi dari tanaman ini
sebagai obat - obatan seperti bahan aromatik,
karminatif (mengurangi gas dalam perut atau
mengurangi perut kembung), mengobati batuk,
mulut berbau dan sebagainya (Budi, 2006)
1. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari atau
galenik atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman (Wasito, 2011:1).
2. sumber pemanfaatan bahan baku herbal yang digunakan dalam
pembuatan obat tradisional dapat berasal dari tumbuh- tumbuhan,
KESIMPULAN hewan, bahan – bahan mineral ataupun dalam bentuk campuran
dari bahan – bahan tersebut.
3. tumbuhan liar memiliki khasiat dapat digunakan sebagai obat
dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Bagian dari
tumbuh tumbuhan yang dijadikan obat adalah akar, batang, daun,
buah, biji, bunga, kulit, dan paling sering dijadikan obat adalah
daun, akar yang digunakan dalam pembuatan obat herbal dan obat
tradisional.
4. Tanaman obat dapat menghasilkan keuntungan besar apabila di
budidayakan dengan baik, salah satunya sebagai penyedia bahan
baku obat tradisional untuk masyarakat dan untuk memenuhi
kebutuhan industry.
LANJUTAN 5. Tanaman obat sangat popular digunakan sebagai bahan baku
obat tradisional dan jamu, yang jika dikonsumsi akan meningkatkan
system kekebalan tubuh, karena tanaman ini mempunyai sifat
spesifik sebagai tanaman obat yang bersifat pencegahan dan
promotive.
Daftar pustaka
made oka adi parwata .2016. obat tradisional . jurusan kimia laboratorium kimia
organik fmipa universitas udayana.
Zamroni,zalim. 2017. tanaman obat. Badan pengkajian dan pengembangan
perdagangan.
Tukiman. 2014. pemanfaatan tanaman obat keluarga ( TOGA) untuk kesehatan
keluarga. Bagian Pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku FKM. Universitas Sumatra
utara.
Sutardi. 2016. kandungan bahan aktif tanaman pegagan dan khasiatnya untuk
meningkatkan sistem imun tubuh.
TERIM
A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai