Anda di halaman 1dari 14

 Manfaat Tumbuh-Tumbuhan

Euphorbiaceae

Pemanfaatan bahan alami yang berasal dari


tumbuhan sebagai obat tradisional telah lama dilakukan
oleh masyarakat Indonesia untuk menangani berbagai
masalah kesehatan. Obat tradisional pada umumnya
diperoleh dari senyawa bioaktif yang terdapat pada
tumbuhan. Tumbuhan dari kelompok Angiospermae
yaitu suku Euphorbiaceae merupakan tumbuhan yang
telah diketahui mengandung senyawa fitokimia (Chew et
al., 2011 dan Mughal et al., 2010).

Euphorbiaceae merupakan salah satu family


tumbuhan yang memiliki jumlah genus yang banyak di
Indonesia. Beberapa tumbuhan dari family Euporbiacea
ini telah diteliti secara ilmiah memiliki efek menurunkan
glukosa darah (Soumyanath, 2006) antara lain
Phyllantus sellowianus (Hnatyszyn,2002), Euphorbia
hirta (Kumar,2010), Croton cajucara dan Ricinus
communis (Soumyanath, 2006). Diantara 250.000
spesies tumbuhan obat diseluruh dunia diperkirakan
masih banyak yang mengandung senyawa obat yang
belum ditemukan (Suharmiati,2003).

Fitokimia pada tanaman berasal dari senyawa


yang disebut dengan metabolit sekunder yang bersifat
toksik dan dapat digunakan untuk mengobati berbagai
jenis penyakit pada manusia. Golongan senyawa
metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin, steroid dan triterpenoid (Harborne, 1987).
Berdasarkan teori kekerabatan melalui pendekatan
sistematika tumbuhan menunjukkan kandungan kimia
yang terdapat pada tumbuhan dalam family yang sama
akan mempunyai senyawa yang mirip atau saling
berhubungan (De Padua, Bunyapraphatsara, 1999).
Yang membedakan antara satu dengan yang lainnya
adalah kuantitas kandungan kimianya (Wahyuono,
2004).
Berikut ini beberapa contoh Tanaman
Euphorbiaceae beserta manfaatnya:

1. Meniran (Phyllantus niruri)

Gambar 1. Tumbuhan Meniran (Phyllantus niruri).

Meniran memiliki khasiat sebagai obat antivirus


dan antihepatotoksik yang dapat menyembuhkan DBD.
Phyllantus niruri, termasuk family Euphorbiaceae.
Tanaman ini juga dikenal dengan nama: dukung anak
(Malaka), meniran ijo, atau meniran (Jawa, Sunda), dan
gossau ma dugi (Ternate). Di India tanaman ini dijuluki
dengan chanca-piedra, sementara di Amerika Selatan
disebut sebagai stone breaker. Meniran dikenal sebagai
tumbuhan liar yang banyak ditemukan di hutan, ladang,
kebun, maupun di halaman rumah. Tanaman ini berasal
dari Asia dan kini telah tersebar ke benua Afrika,
Amerika, dan Australia. Pemanfaatan meniran untuk
pengobatan begitu luas, terutama untuk penyakit infeksi
seperti demam berdarah dengue.
Meniran memiliki khasiat sebagai obat antivirus.
Senyawa immune modulator meniran dapat
meningkatkan sistem imun seluler maupun humoral
dalam tubuh. Kandungan yang terdapat dalam meniran
yaitu senyawa flavanoid sebagai antioksidan yang lebih
kuat dibandingkan dengan vitamin E senyawa ini
mampu (merangsang) kekebalan tubuh. Meniran
mengandung falvanoid yang menempel di sel imun dan
memberikan sinyal intraseluler atau rangsangan untuk
mengaktifkan kerja sel imun agar lebih baik. Aplikasi
falvanoid sangat luas yaitu untuk mengobati penyakit
infeksi bakteri dan infeksi virus. Penelitian menunjukkan
bahwa meniran berfungsi menghambat DNA polimerase
dari virus, menghambat enzim reverse transcriptase dari
retrovirus, sebagai antibakteri, antifungi, antidiare, dan
penyakit gastrointestinal lainnya. Selain falvanoid,
meniran juga memunyai yaitu filatin dan hepofilatin
yang merupakan komponen utama yang berkhasiat
melindungi hati dari zat toksik, baik berupa parasit, obat-
obatan, virus, maupun bakteri. Karena itu meniran
memiliki efek antihepatoksik. Perbaikan sel hati
dimungkinkan oleh kandungan zat aktif yait filatin dan
hepofilatin yang mengaktifkan sel kupffer dalam
menghasilkan interleukin untuk proses regenerasi sel
hati.
- Cara Penggunaan Meniran
Secara tradisional, rebusan daun meniran sering
dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati penyakit
hati, sebagai diuretik untuk hati dan ginjal, kolik,
penyakit kelamin, obat batuk, ekspektoran, antidiare,
sariawan, dan sebagai tonik lambung. 3 Bagian dari
tanaman ini yang digunakan untuk pengobatan adalah
akar, batang, daun, dan buah (biji). Penggunan bisa
dalam bentuk segar, simplasia (kering), atau sudah
diekstrak. Untuk pengobatan dalam bentuk segar,
tanaman direbus lalu diminum airnya.

2. Singkong (Manihot utilissima)


Gambar 2. Tumbuhan singkong (Manihot utilissima)

Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot


utilissima) sendiri adalah perdu tahunan tropika dan
subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal
luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan
daunnya sebagai sayuran. Akarnya akar tunggang
dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar
menjadi umbi akar yang dapat dimakan.
Beberapa manfaat ketela pohon ataum singkong
antara lain:
a) Pucuk serta daunnya yang masih muda dan lunak
mengandung protein, lemak,
karbohidrat, vitamin A dan B1, dapat dipergunakan
sebagai makanan ternak (kambing, sapi, ulat sutera dan
lain-lain) setelah layu. Jika telah direbus dan diurap akan
menjadi sayuran yang lezat dan nikmat. Daun ketela
pohon/singkong yang baru dipetik mengandung banyak
Asam Hidrocyan (HCN) sehingga beracun. Karena itu,
sebelum dikonsumsi daun ketela pohon atau singkong
harus dilayukan terlebih dahulu atau direndam untuk
mengurangi kadar racun HCN-nya.
b) Batangnya dapat digunakan untuk bibit atau kalau
sudah kering bisa digunakan sebagai kayu bakar.
c) Bonggolnya (pangkal pokok batang) baik pula untuk
kayu bakar.
d) Akarnya dapat tumbuh menjadi umbi yang dapat
diolah menjadi gaplek atau berbagai makanan olahan
lainnya.
Dengan segala manfaat yang dikandungnya,
singkong pun sering diolah menjadi olahan lain yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Singkong biasa diolah
menjadi berbagai jenis produk industri. Bukan hanya
pangan, melainkan juga kosmetik, obat-obatan, bahan
baku kertas, dan energi.

3. Pohon Sig-Sag Atau Penawar Lilin (Euphorbia


tithymaloides L.)
Gambar 3. Tumbuhan Sig-Sag (Euphorbia tithymaloides
L.)

Sig-sag memiliki rasa asam dan agak beracun


dengan kandungan epifriedelanol acetate serta beta-
sitosterol sehingga dapat digunakan untuk
menghilangkan bengkak, menghentikan pendarahan
(hemostatik), serta membersihkan panas dan racun.
Dalam pengobatan, sig-sag banyak digunakan sebagai
obat luar untuk menyembuhkan luka borok, bisul,
koreng, gigitan lipan, sertamata merah bengkak.

4. Pohon Patah Tulang (Euphorbia Tirucalli Linn)


Gambar 4. Tumbuhan Patah Tulang (Euphorbia
Tirucalli Linn)

Pohon patah tulang (Euphorbia tirucalli Linn)


sudah dimanfaatkan sebagai tanaman tradisional karena
terbukti bahwa akar, batang, ranting, maupun getahnya
dapat dimanfaatkan sebagai terapi untuk beberapa
penyakit. Berikut beberapa manfaatnya :

1. Daun patah tulang menyembuhkan diuretik (peluruh


air seni).

2. Tanaman patah tulang dapat menyembuhkan penyakit


sakit gigi.
3. Pohon patah tulang dan khasiatnya batang atau
kulitnya dapat dipergunakan untuk menyembuhkan
patah tulang.

4. Khasiat getah tanaman patah tulang mengeluarkan


bisa ular.

5. Manfaat getah tanaman patah tulang membuat


insektisida, dan mengusir nyamuk

6. kegunaan tanaman obat patah tulang

7. Pohon patah tulang untuk mengobati penyakit kulit


seperti kutil.

8. Pohon patah tulang sebagai obat kanker

- Cara Mengolah dan Menggunakan Tanaman


Patah Tulang

1. Cabang muda bisa dipanggang lalu dikunyah untuk


meringankan sakit tenggorokan.

2. Abu dari cabang dan batang yang terbakar digunakan


untuk mengobati batuk rejan.
3. Ranting yang diolah dioleskan secara eksternal untuk
mengobati edema pada kaki.

4. Ramuan akar dan tunas diminum sebagai obat


pencahar, dan untuk mengobati batuk dan nyeri dada.

5. Jus akar direbus bertindak sebagai emetik dalam kasus


gigitan ular, dan juga digunakan untuk kemandulan pada
wanita.

6. Ramuan akar, dikombinasikan dengan tanaman obat


lain, diambil dalam pengobatan schistosomiasis dan
gonore.

7. Getah diambil sedikit dalam pengobatan impotensi


seksual dan kemandulan di Afrika Timur, dan di tempat
lain sebagai stimulan seksual.

8. Dua atau tiga tetes getah pada satu waktu diberikan


kepada orang dewasa dengan makanan mereka,
sementara dosis 3 - 4 tetes digunakan sebagai pembersih
untuk mengobati asites dan edema generalisata.

5. Pohon Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)


Gambar 5. Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Daun jarak pagar mempunyai daya memecahkan


pembengkakan (anti inflamasi) dan dapat digunakan
sebagai obat batuk. Air getah dan daun jarak yang
digiling dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus, Bacillus dan Micrococcus (Staubmann
et al., 1997). Komponen bioaktif daun jarak juga dapat
`berfungsi sebagai antiplasmodial pada larva nyamuk
malaria Plasmodium falciparum (Kohler et al., 2002).
Daun jarak sering digunakan untuk fumigasi pada
kandang untuk memberantas hama atau serangga (Syah,
2006). Secara tradisional, daun jarak yang direbus sering
digunakan untuk menyembuhkan penyakit diare pada
bayi dan anak-anak (Duke, 1983).
6. Euphorbia milii Ch.des Moulins

Gambar 6. Tanaman Euphorbia milii Ch.des Moulins

Berikut ini beberapa manfaat dari tanaman


Euphorbia milii Ch.des Moulins:

Diare akut, malaria, demam, membunuh serangga


(insecticide), radang anak telinga, sakit gigi, hepatitis,
bisul, pendarahan pada menstruasi, luka bakar, sesak
napas (asmatis), rematik, sembelit, gigitan ular
(akarnya).

Anda mungkin juga menyukai