Anda di halaman 1dari 9

MODUL

TANAMAN OBAT
KELUARGA

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHAP 3

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TAHUN 2021
BAB
KONSEP TANAMAN OBAT
1 KELUARGA

A. Konsep Dasar Tanaman Obat Keluarga


1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga
Tanaman Obat Keluarga atau TOGA yaitu sebidang tanah baik di
halaman, pekarangan, atau di kebun yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan
tanaman yang berkhasiat obat dalam upaya memenuhi kebutuhan obat keluarga.
TOGA dimaksudkan agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dengan
cara yang murah, mudah, aman dan nyaman. TOGA selain menjaga kesehatan
masyarakat, juga diharapkan dengan TOGA keindahan lingkungan rumah tangga
dapat tercipta, termasuk mengurangi pengeluaran kebutuhan rumah tangga sehari-
hari. Karena kebutuhan obat, sayur-sayuran dan bumbu masak telah tersedia di
dalam TOGA. Oleh karena itu, TOGA diharapkan dapat menunjang kesehatan,
kesejahteraan, keindahan lingkungan, pelestarian tanaman dan budaya,
mengurangi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dan dapat juga sebagai sumber
penyedia bahan baku obat tradisional.

2. Fungsi Tanaman Obat Keluarga


a. Sebagai sarana mendekatkan tanaman obat kepada masyarakat untuk
upaya kesehatan mandiri.
b. Sebagai pendayagunaan tanaman obat yang dapat diarahkan untuk
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif).
c. Melestarikan budaya pengobatan tradisional sebagai warisan leluhur
dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat.

3. Manfaat Tanaman Obat Keluarga


a. TOGA mempunyai manfaat sebagai upaya kesehatan preventif
(pencegahan penyakit), promotif (peningkatan derajat kesehatan),
kuratif (penyembuhan penyakit), dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan).
b. TOGA mempunyai manfaat sebagai mendukung menciptakan
kesehatan dan kesejahteraan  keluarga antara lain sebagai sarana untuk
(1) memperbaiki status gizi keluarga, (2) menambah penghasilan
keluarga, (3) meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, (4)
melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa.

4. Sasaran dan Lokasi TOGA


a. Sasaran, Perorangan, keluarga, dan kelompok masyarakat, contohnya:
lingkungan sekolah, pramuka, karang taruna, asosiasi pengobat
tradisional, TP-PKK, desa siaga.
b. Lokasi, Sesuai namanya TOGA dapat dimulai dari halaman rumah
kebun, ladang, selain itu dapat dilakukan di halaman sarana umum
seperti: sekolah, puskesmas / rumah sakit, gedung balai desa / kantor
kelurahan, gedung pertemuan dan lahan lain yang dapat dimanfaatkan.
Untuk daerah perkotaan, dimana sulit untuk memiliki rumah dengan
halaman atau pekarangan yang memadai, TOGA dapat dibuat dengan
menggunakan pot, poli bag, ember dan bahan lain yang cocok untuk
pot.

B. Pengenalan Tanaman Obat Keluarga


1. Jenis-jenis Tanaman Obat
Jenis tanaman obat yang banyak ditanam di dalam TOGA secara
umum sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Penamaan jenis tanaman
obat dengan menyertakan nama ilmiah (latin) selain nama nasional dan nama
lokal dimaksudkan agar antara tanaman obat yang satu dengan lainya tidak
tertukar.
Nama latin tanaman terdiri dari 2 kata, yaitu kata pertama yang
merupakan nama genus dan kata kedua yang merupakan petunjuk spesies.
Misalnya, nama latin temulawak adalah Curcuma xanthorrhiza. Curcuma
adalah nama genusnya, sedangkan xanthorrhizza adalah petunjuk spesiesnya.
Dalam ketentuan umum farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama
simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau spesies
tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan.

2. Kandungan dari Tanaman Obat


Kandungan tanaman obat berkhasiat obat diharapkan dapat sebagai pedoman
pemanfaatan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Kandungan bahan
kimia di dalam tanaman obat adalah banyak macamnya.

3. Zat berkhasiat dari tanaman obat dan manfaatnya


Di dalam simplisia terdapat zat-zat berkhasiat, seperti golongan alkaloid,
glikosid, flavonoid, steroid, antibiotic, minyak atsiri, tannin, vitamin, dan
lain-lain. Zat-zat tersebut merupakan zat aktif yang memberikan efek
farmakologis tertentu.

Nama latin Nama Daerah Zat Berkhasiat Khasiat


tanaman obat
Curcuma Kunyit Kurkumin Antiradang,
domestica antitumor,
hepatoprotektor,
antioksidan
Cephaelis Ipeka, Emetin Emetika
ipecacuanha ipecacuanha
Parameria Kayu rapat, Tannin Astringensia
laevigata pegatsih
Atropa belladona Belladonna Hiosin Antispasmodik
Mentha piperita Papermint, Mentol Antipruritus,
mint, menta antiiritan,
antiseptik
Eugenia Cengkeh Eugenol Analgetika gigi
caryophyllata
Myristica fragrans Pala MiristisinSedatif
Pimpinella anisum Adas manis Anetol Karminatif,
pewangi
Cola nitida Kola Kafeina Stimulan
Aloe barbadensis Lidah buaya Barbaloin Laksatif
Tabel 1.1 Zat Berkhasiat dalam Tanaman Obat Keluarga

C. Budidaya Tanaman Obat Keluarga


Pengolahan Tanah, sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering.
Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh
yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan
kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang
diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut.
Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang
menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin
aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman.  

Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan


kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan
tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi
pertumbuhan tanaman. Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula
menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan
meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya, 
saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh
tanaman.

Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses


fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik
bagi pertumbuhan tanaman.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman
obat antara lain :
1. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi umumnya
dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25 – 40 cm),
struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat
berkembang dengan  baik;
2. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah
pekarangan tanaman. Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk
memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses
oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah  yang menjamin
pertumbuhan akar. 
BAB
PEMANFAATAN TANAMAN
2 OBAT KELUARGA

A. Tumbuhan Herbal
Tumbuhan herbal adalah tumbuhan atau tanaman obat yang dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional terhadap penyakit. Sejak zaman
dahulu, tumbuhan herbal berkhasiat obat sudah dimanfaatkan oleh masyarakat
Jawa. Pengobatan tradisional terhadap penyakit tersebut menggunakan ramuan-
ramuan dengan bahan dasar dari tumbuh-tumbuhan dan segala sesuatu yang
berada di alam. Sampai sekarang hal itu banyak diminati oleh masyarakat karen
biasanya bahan-bahanya dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar
(Suparnmi & Wulandari, 2012 : 1). Masyarakat Jawa merupakan masyarakat
yang menjadi penjaga tradisi yang sangat kuat. Namun demikian, pemakai obat
tradisional diharapkan sabar dalam melakukan terapi, baik pada saat memilih
ramuan maupun menggunakannya (Rahimsyah & Hartatik, 2006:2). Sampai
sekarang, pengobatan tradisional terhadap penyakit dengan penggunaan obat
tradisional yang lebih dikenal dengan jamu terus dilestarikan oleh masyarakat
modern.
B. Contoh Pemanfaatan Tanaman Herbal

1. Rimpang Jahe

Rimpang jahe berkhasiat sebagai karminatif, yakni untuk peluruh kentut,


mengeluarkan angin. Rimpang jahe berkhasiat sebagai stomatik, yakni
menambah nafsu makan dan menguatkan lambung. Juga sebagai perangsang
dan sebagai diaforetik, yakni sebagai peluruh keringat. Rimpang jahe
memiliki efek herbal dan dapay untuk mengobati batuk, sakit kepala, dan
salesma (influenza), mulas, gatal (obat luar), luka (obat luar), sakit kepala
(obat luar) dan membangkitkan nafsu makan (Tim Pengobatan Alternatif,
2011 : 46-47; Tim
Penyusun, 2012 :556).
2. Rimpang Temulawak

Rimpang temulawak (curcuma- xanthorrhiza) termasuk dalam


fitofarmaka artinya, keamanan konsumen akan terjamin karena sudah
teruji klinis (Tim Penyusun, 2012:98). Rimpang temulawak memiliki
kandungan antimikroba, antibakteri, agen antidioksidan, karsinogen,
antiproliferasi, agen antioksidan, karsinogen, antiproliferasi
(penghambatan siklus sel). Juga terdapat kandungan antiplasmodial,
yakni dapat menekan serangan malaria temulawak berkhasiat untuk
menjaga kesegaran badan, mengobati gangguan pencernaan dan
menambah nafsu makan, mengobati diare, dan sebagainya.

3. Rimpang Kunyit

Rimpang kunyit berkhasiat untuk antikoagulan, antidemik, menurunkan


tekanan darah, obat malaria, obat cacing, obat sakit perut, memperbanyak
ASI, stimulan, mengobati keseleo, memar, dan rematik. Kurkuminoid
pada kunyit berkhasiat sebagai antihepatotoksik (Kiso et al., 1983)
enthelmintik, antidemik, analgesic. Selain kurkumin juga dapat berfungsi
sebagai antiflamasi dan antioksidan (masuda et al., 1993). Menurut
Supriadi, kurkumin juga berkhasiat mematikan kuman dan menghilankan
rasa kembung karena dinding empedu dirangsang lebih giat untuk
mengeluarkan cairan peecah lemak. Selain itu juga bisa digunakan untuk
meredakan batuk dan anti kejang.

4. Daun Serai (sereh)

Daun serai mengandung senyawa anti peradangan asam klorogenik,


isoorientin, dan swertijaponin. Manfaat daun serai dapat mengatasi dan
mencegah berbagai gangguan kesehatan. Daun serai berkhasiat untuk
antioksidan, antimikroba, anti peradangan, mengurangi resiko kanker,
detoksifikasi tubuh, dukung pencernaan sehat menurunkan berat badan,
meningkatkan kadar sel darah merah, mengatasi tekanan darah tinggi,
meningkatkan kesehatan kulit.

C. Resep Pembuatan Jamu Rimpang-Rimpang


1. Bahan :
 Kunyit kuning
 Kunyit putih
 Jahe
 Sereh
 Temulawak

2. Cara Membuat
 Siapkan semua bahan dengan perbandingan 1:1:1:1
 Cuci hingga bersih dan kupas semua bahan
 Rajang atau iris tipis semua bahan
 Siapkan panci dan masukkan air secukupnya
 Rebus air sampai mendidih dengan api kecil
 Matikan air setelah mendidih, masukan semua bahan yang sudah
diiris tipis. Kemudian aduk, diamkan hingga hangat. Selamat
menikmati
DAFTAR PUSTAKA

Rahimsyah, M.B, & Hartatik, A.S. 2006. Aneka Resep Obat Kuno Yang
Mujarab. Surabaya : Penerbit Karya Gemilang.

Suparmi, & Wulandari, A. 2012. Herbal Nusantara 1001 Ramuan Tradisional


Asli Indonesia. Yogyakarta : Andi Offset.

Sutana, I. G., & Dwipayana, A. P. (2020). Perilaku Konsumsi Jamu Covid-


19. COVID-19: Perspektif Agama dan Kesehatan, 41.

Tim Pengobatan Alternatif. 2011. Obat Herbal Luar Biasa!. Surabaya : Cv.
Pustaka Agung Harapan

Anda mungkin juga menyukai