Anda di halaman 1dari 7

MATERI SKK TANAMAN OBAT KELUARGA

PRAMUKA PENGGALANG

Pengertian TOGA : Tanaman obat keluarga disebut demikian karena Toga adalah singkatan
dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman
yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat ,
khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

Pemanfaatan TOGA : untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan
untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara tradisional (obat). Kenyataan
menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah
memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.

Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga


menurut gejala umum :

Demam panas
Batuk
Sakit perut
Gatal-gatal

Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis
tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Jenis tanaman yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat . Jenis
tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman baik
dengan tabulapot (tanaman budi daya pot) atau tabulakar(tanaman budi daya
pekarangan).
Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan
dan bumbu masak (apotek hidup dan warung hidup)
Jenis tanaman yang hampir punah
Jenis tanaman yang masih liar
Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah
tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah
pemukiman.

Di zaman serba canggih dan modern ini, tanaman obat masih cukup populer dan digemari
oleh masyarakat, terutama oleh lapisan masyarakat menengah ke bawah dan juga kelompok
masyarakat yang menyadari dengan benar beragam fungsi dibalik macam-macam tanaman
obat yang ada dan tunbuh dengan baik di lahan Indonesia.

Tanaman obat tidak memberikan efek negatif atau efek samping yang lebih banyak daripada
obat-obatan modern yang diolah dari berbagai macam bahan kimia. Di Indonesia, ada begitu
banyak tanaman obat yang berkualitas tinggi dan bermanfaat sebagai obat herbal alami.
Macam Macam Tanaman Obat Keluarga

Macam-macam tanaman obat keluarga atau lebih dikenal sebagai TOGA (Tanaman Obat
Keluarga) merupakan tanaman yang diperoleh dari hasil budidaya rumahan yang cukup
berkhasiat sebagai obat. Tanaman obat sengaja ditanam di atas sepetak tanah, baik di
halaman rumah, di kebun maupun ladang yang nantinya akan dimanfaatkan secara pribadi
sebagai tanaman obat keluarga.

Sejarah TOGA telah berkembang sejak lama, berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, Cina,
Inggris hingga ke Indonesia. Ada cukup banyak jenis tanaman obat yang masih digunakan
hingga saat ini, diantaranya adalah:

1. Daun dewa biasa dimanfaatkan untuk mengobati muntah darah bahkan


pembengkakan yang terjadi pada payudara
2. Seledri dan belimbing merupakan tanaman obat yang biasa digunakan untuk
mengobati hipertensi
3. Kelor merupakan jenis tanaman obat yang baik untuk mengobati demam serta panas
dalam
4. Daun bayam duri bisa menjadi obat alternatif untuk mengatasi anemia
5. Kangkung dapat mengatasi masalah sulit tidur yang kerapkali mengganggu waktu
istirahat
6. Pacar cina dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kelamin sedangkan Saga
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi sariawan serta mengobati batuk

Semua TOGA di atas, cukup Anda ambil dedaunannya saja. Selain berbagai jenis tanaman
obat keluarga, kenalilah macam-macam tanaman obat dan manfaatnya di bawah ini:

1. Temulawak

Temulawak merupakan tanaman obat asli khas Indonesia yang telah dimanfaatkan sejak lama
oleh leluhur kita, secara turun temurun, temulawak dimanfaatkan untuk mengobati sakit
kuning, perut kembung, maag dan membantu menstabilkan tekanan darah, dan juga baik
untuk meningkatkan sistem kekebalan atau imunitas tubuh.

1. Jahe

Sejak zaman dahulu, rimpang jahe dimanfaatkan untuk mengatasi keluhan masuk angin,
mabuk kendaraan serta sakit kepala dan pusing. Kandungan antioksidan yang terdapat di
dalam rimpang jahe bermanfaat untuk memperlambat proses penuaan, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh serta menghambat oksidasi kolesterol.

1. Bawang Putih

Memiliki manfaat yang sangat beragam, dapat dimanfaatkan untuk mengobati flu, batuk, dan
mampu membunuh bakteri serta virus jahat yang menyebabkan penyakit. Penelitian
menunjukkan jika konsumsi bawang putih dapat membantu menurunkan kolesterol tinggi
yang mana dapat mengurangi risiki hipertensi dan penyakit jantung.

1. Sambilito
Hasil dari penelitian mengatakan jika kandungan Andrigrapholide, senyawa lakton
diterpenoid bisiklik yang terdapat di dalam sambilito bersifat melindungi hati serta terbukti
efektif menjaga kesehatan hati dari berbagai efek negatif parasetamol maupun galaktosamin,
sambiloto juga mampu memperlambat pertumbuhan serta perkembangan sel kanker.

1. Cengkeh

Bermanfaat untuk mengatasi berbagai keluhan seputar kesehatan, seperti sakit kepala, sakit
gigi, mual dan muntah, masuk angin, perut kembung dan gangguan pada pencernaan, kolera,
asma serta membantu memperlancar sirkulasi darah dan senantiasa selalu mengatur suhu
tubuh.

Macam-macam tanaman obat, dari tanaman obat keluarga yang memang sengaja ditanam
untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan keluarga hingga beberapa jenis tanaman obat yang
populer dan sampai saat ini masih dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
khususnya obat-obatan.

Fungsi TOGA :

Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada
upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

1. Upaya preventif (pencegahan)


2. Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) selain itu juga berfungsi untuk

Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal
sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya
dan lain-lain.

1. Sarana untuk pelestarian alam.


2. Pelestarian tanaman bermanfaat, Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti
dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu
terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
3. Penghijauan.
4. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat
dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon
misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
5. Sarana untuk pemerataan pendapatan.
6. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi
keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
7. Sarana keindahan.

Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan
bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan
perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian masih diperoleh
dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedangkan
pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis tertentu. Penambangan
simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi kesetimbangan alam, akan
dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru
atau pengabaian lingkungan tumbuh, dapat menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan
bagi kelestarian suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan suatu tindakan
pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang sekaligus dapat
merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan
usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.

Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti pendayagunaan


lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya
simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini umumnya karena kurang
intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering
penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh
yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.

Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu
tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika
tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, antara lain pada kesuburan tanah
sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.

Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :

Pengelolaan Tanah

Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan
tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan
tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah
dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur
bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang
menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas
akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi
sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman.
Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi
pertumbuhan tanaman.

Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan
saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta
pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti
dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya
proses fisik, kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain :
Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber) umumnya dikehendaki
pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25 40 cm), struktur gembur sehingga
pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan baik.

Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah


pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan
terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan
tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang
tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia
caryophyllata), Kola (Cola nitida).

Pembuatan teras teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil, misal dalam
penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).

Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk
tanaman obat berhabitur perdu seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol
(Mentha piperita), Timi (Thymus vulgaris)

Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama bagi
tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti Cabe (Capsicum annuum ).

Penanaman

Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman (benih atau stek )
secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan
tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya persemaian diadakan
terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif.
Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu
persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman
sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.

Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat) waktu musim
tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah
mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang
ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian
belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.

Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain :

Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas
maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan.

Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi
tanaman pemeliharaan dan estetika.

Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya
matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan ataupun untuk
pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya
Kemukus (Piper cubeba). Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena
dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain: memperluas areal tanam (pada satu tempat dan
waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan,
memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang
berbatang merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan
tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.

Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya
persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.

Pemeliharaan Tanaman

Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus ditekan
sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik dan kimia, seperti
kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu
dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada
tanaman tembakau (Nicotiana tobacum). Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan
bentuk pemeliharaan lain.

Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah:

Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak mendapat
sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya
dilakukan pada sore hari dan diberi naungan sementara.

Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat mengurangi
kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu kebersihan hasil pada saat panen
( misal pada tanaman Mentha arvensis)

Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah tempat tumbuh.

Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban tanah dapat tetap
sesuai, dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe (Zingiber officinale)
pemberian mulsa jerami dapat menaikkan hasil sebesar 35% .

Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke generatif yang
banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan berkhasiat sebagai sumber energi
tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glikosida diosgenin dapat
bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.

Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat menambah


jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar bertambah. Misalnya pada
tanaman Kumiskucing (Orthosiphon stamineus).
Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar Pule pandak
(Rauwolfia serpentina).

Pemungutan Hasil (Panen)

Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kwantitas dan
kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak selalu
konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya, tetapi selalu berubah
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman Kelembak (Rheum officinale)
tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim dingin, melainkan antranol, yang dirubah
menjadi antrakinon pada musim panas. Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor
penting dalam akumulasi bahan yang diinginkan.

Beberapa penentuan (pedoman) saat panen:

Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan umumya pada saat
bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada musim kering,dan
jika yang diambil akarnya. Misalnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan


buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius).
Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh
(Eugenia caryophyllata).
Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum
graveolens) dipetik setelah masak benar.
Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
Kulit diambil sewaktu bertunas

Anda mungkin juga menyukai