Anda di halaman 1dari 14

PRAMUKA PENGGALANG

 
Pengertian TOGA : Tanaman obat keluarga disebut demikian karena Toga adalah
singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya
sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan
untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan
obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan
Pemanfaatan TOGA : untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk
keperluan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara tradisional (obat).
Kenyataan menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami
khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan
upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan
keluarga menurut gejala umum :

 Demam panas
 Batuk
 Sakit perut
 Gatal-gatal

Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah
jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Jenis tanaman yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat . Jenis tanaman
yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
 Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman baik
dengan tabulapot (tanaman budi daya pot) atau tabulakar(tanaman budi daya
pekarangan).
 Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan
bumbu masak (apotek hidup dan warung hidup)
 Jenis tanaman yang hampir punah
 Jenis tanaman yang masih liar
 Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman
yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.

Di zaman serba canggih dan modern ini, tanaman obat masih cukup populer dan
digemari oleh masyarakat, terutama oleh lapisan masyarakat menengah ke bawah
dan juga kelompok masyarakat yang menyadari dengan benar beragam fungsi
dibalik macam-macam tanaman obat yang ada dan tunbuh dengan baik di lahan
Indonesia.
Tanaman obat tidak memberikan efek negatif atau efek samping yang lebih banyak
daripada obat-obatan modern yang diolah dari berbagai macam bahan kimia. Di
Indonesia, ada begitu banyak tanaman obat yang berkualitas tinggi dan bermanfaat
sebagai obat herbal alami.

Macam – Macam Tanaman Obat Keluarga


Macam-macam tanaman obat keluarga atau lebih dikenal sebagai TOGA (Tanaman
Obat Keluarga) merupakan tanaman yang diperoleh dari hasil budidaya rumahan
yang cukup berkhasiat sebagai obat. Tanaman obat sengaja ditanam di atas
sepetak tanah, baik di halaman rumah, di kebun maupun ladang yang nantinya akan
dimanfaatkan secara pribadi sebagai tanaman obat keluarga.
Sejarah TOGA telah berkembang sejak lama, berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno,
Cina, Inggris hingga ke Indonesia. Ada cukup banyak jenis tanaman obat yang
masih digunakan hingga saat ini, diantaranya adalah:

1. Daun dewa biasa dimanfaatkan untuk mengobati muntah darah bahkan pembengkakan
yang terjadi pada payudara
2. Seledri dan belimbing merupakan tanaman obat yang biasa digunakan untuk mengobati
hipertensi
3. Kelor merupakan jenis tanaman obat yang baik untuk mengobati demam serta panas
dalam
4. Daun bayam duri bisa menjadi obat alternatif untuk mengatasi anemia
5. Kangkung dapat mengatasi masalah sulit tidur yang kerapkali mengganggu waktu
istirahat
6. Pacar cina dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kelamin sedangkan Saga dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi sariawan serta mengobati batuk

Semua TOGA di atas, cukup Anda ambil dedaunannya saja. Selain berbagai jenis
tanaman obat keluarga, kenalilah macam-macam tanaman obat dan manfaatnya di
bawah ini:

1. Temulawak

Temulawak merupakan tanaman obat asli khas Indonesia yang telah dimanfaatkan
sejak lama oleh leluhur kita, secara turun temurun, temulawak dimanfaatkan untuk
mengobati sakit kuning, perut kembung, maag dan membantu menstabilkan tekanan
darah, dan juga baik untuk meningkatkan sistem kekebalan atau imunitas tubuh.
1. Jahe

Sejak zaman dahulu, rimpang jahe dimanfaatkan untuk mengatasi keluhan masuk
angin, mabuk kendaraan serta sakit kepala dan pusing. Kandungan antioksidan
yang terdapat di dalam rimpang jahe bermanfaat untuk memperlambat proses
penuaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta menghambat oksidasi
kolesterol.

1. Bawang Putih

Memiliki manfaat yang sangat beragam, dapat dimanfaatkan untuk mengobati flu,
batuk, dan mampu membunuh bakteri serta virus jahat yang menyebabkan penyakit.
Penelitian menunjukkan jika konsumsi bawang putih dapat membantu menurunkan
kolesterol tinggi yang mana dapat mengurangi risiki hipertensi dan penyakit jantung.

1. Sambilito

Hasil dari penelitian mengatakan jika kandungan Andrigrapholide, senyawa lakton


diterpenoid bisiklik yang terdapat di dalam sambilito bersifat melindungi hati serta
terbukti efektif menjaga kesehatan hati dari berbagai efek negatif parasetamol
maupun galaktosamin, sambiloto juga mampu memperlambat pertumbuhan serta
perkembangan sel kanker.

1. Cengkeh

Bermanfaat untuk mengatasi berbagai keluhan seputar kesehatan, seperti sakit


kepala, sakit gigi, mual dan muntah, masuk angin, perut kembung dan gangguan
pada pencernaan, kolera, asma serta membantu memperlancar sirkulasi darah dan
senantiasa selalu mengatur suhu tubuh.

Macam-macam tanaman obat, dari tanaman obat keluarga yang memang sengaja
ditanam untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan keluarga hingga beberapa jenis
tanaman obat yang populer dan sampai saat ini masih dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya obat-obatan.
 
Fungsi TOGA :
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat
kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

1. Upaya preventif (pencegahan)


2. Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) selain itu juga berfungsi untuk
Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat
yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya
lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.

1. Sarana untuk pelestarian alam.


2. Pelestarian tanaman bermanfaat, Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti
dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu
terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
3. Penghijauan.
4. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat
dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon
misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
5. Sarana untuk pemerataan pendapatan.
6. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga
dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
7. Sarana keindahan.

Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan
keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan
keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang
ditanam di pekarangan rumah.

Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian masih


diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami.
Sedangkan pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis tertentu.
Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi
kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering terjadi,
dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan tumbuh, dapat
menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu species.
Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan suatu tindakan pengadaan atau
penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang sekaligus dapat merupakan
suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan
usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.

            Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti


pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan
kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal
ini umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam,
pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak
berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya
dengan tingginya hasil dan kualitas.

           Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan
sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik.
Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai,
antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat
guna.

Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :


 
Pengelolaan Tanah
            Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya
pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi
bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika
kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan.,
maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik
sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan
butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam
mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi sangat
erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi
tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat
kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.
Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang
merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang
penting bagi tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah
terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah
memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik, kimia dan biologis dalam tanah
sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat
antara lain :

Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber) umumnya
dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25 – 40 cm), struktur
gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan baik.
Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah
pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi
kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga
akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting
yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat
berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).

Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil,
misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).

Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu
untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus),
Mentol (Mentha piperita), Timi (Thymus vulgaris)

Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama
bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti Cabe (Capsicum
annuum ).

 
Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman (benih
atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan.
Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih
kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan
mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan
apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan
perkembangan teknologi tepat guna.

Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat) waktu
musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim
tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak
(Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang
lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam
di lahan.

Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara
lain :
Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca
cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan.

Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi
fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.

Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan
cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).

Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan   naungan


ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak
langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba). Tanaman yang dapat saling
bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara
lain: memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam
lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko
kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang
merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti
dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.

Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh
terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.

Pemeliharaan Tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus
ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik
dan kimia, seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya
diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen
pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau (Nicotiana tobacum). Demikian
pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.

Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah:

Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak
mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus
arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan sementara.

Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat


mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu
kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)
Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah tempat
tumbuh.

Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban tanah


dapat tetap sesuai, dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe
(Zingiber officinale) pemberian mulsa   jerami dapat menaikkan hasil sebesar 35% .

Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke generatif


yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan berkhasiat sebagai
sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan
glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.

Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat


menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar
bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing (Orthosiphon stamineus).

Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar Pule


pandak (Rauwolfia serpentina).

 Pemungutan Hasil (Panen)


Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kwantitas
dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak
selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya, tetapi selalu
berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman Kelembak
(Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim dingin,
melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim panas. Umur
tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam akumulasi bahan yang
diinginkan.

Beberapa penentuan (pedoman) saat panen:

Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan umumya


pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi
pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya. Misalnya temulawak (Curcuma
xanthorrhiza)
 Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah.
Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius).
 Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh    
(Eugenia caryophyllata).
 Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum
graveolens) dipetik setelah masak benar.
 Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
 Kulit diambil sewaktu bertunas

PRAMUKA PENEGAK

PENGERTIAN TAMAN OBAT KELUARGA taman Obat Keluarga disingkat TOGA


adalah sebidang tanah, baik dihalaman rumah, kebun ataupun yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat . bagi Rumah
yang tidak memiliki halaman yang luas TOGA dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan pot atau bahan bekas seperti ember, kaleng bekas cat dan lain
sebagainya.

FUNGSI TAMAN OBAT KELUARGATOGA dapat digunakan untuk mengobati


beberapa macam penyakit. Sebagai penurun panas, obat cacing, obat mencret dan
sebagainya. Apabila setelah diobati dengan TOGA, penyakitnya belum berkurang,
maka pelu segera dibawa ke Puskesmas yang terdekat. Selain untuk mengobati
penyakit, TOGA dapat pula dipergunakan untuk pencegahan penyakit maupun
peningkatan derajat kesehatan.Fungsi Taman Obat Keluarga antara lain
untuk :1.Memelihara kesehatanRamuan obat tradisional yang sering dimanfaatkan
untuk memelihara kesehatan antara lain :

cabe lempuyang, beras kencur, madu telur dan lain sebagainya.2.Mengobati


penyakitBanyak tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan
penyakit antara lain : kina untuk malaria, temu hitam untuk obat cacing, jeruk nipis
untuk obat batuk dan lain sebagainya.3.Mencegah penyakitOrang dulu sering
menggunakan minyak sereh untuk menghalau nyamuk terutama di daerah malaria,
rebusan daun kumis kucing untuk mencegah batu ginjal, kunyit untuk mencegah
maagdan lain sebagainya.4.Memulihkan kesehatanBiasanya sehabis menderita
penyakit nafsu makan perlu diusahakan agar menjadi normal seperti sebelu
menderitasakit. Tanaman obat banyak memberikanpertolongan untuk meningkatkan
nafsu makan seperti ramuan yang bahan bakunya mengandung temu hitam. Untuk
menambah darah perlu dipacu dengan banyak makan sayur seperti bayam dan zat
putih telur seperti telur ayam.5.Memperbaiki gizi keluargaBeberapa tanaman obat
adalah tanaman penghasil buah-buahan atau sayuran, seperti papaya, pisang, buah
pare, daun katuk, dan lain sebagainya. Bagian tanaman tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki gizi keluarga.6.Pelestarian alamDengan menanam
tanaman obat, terutama tanaman yang dinyatakan hamper punah seperti : temu
putih, pulasari, gaharu dan lain sebagainya, maka upaya ini dapat diartikan upaya
untuk melestarikan tanaman obat. Di samping itu menanam tanaman yang banyak
digunakan untuk pembuatan obat, merupakan upaya untuk mencegahpunahnya
beberapa tanaman Indonesia.MACAM TANAMAN OBAT

1.Jenis tanaman obat sering digunakan antara lain: kumis kucing, pegagan, jahe,
kunyit, jeruk nipis, jambu biji, daun wungu, beluntas, asam, lidah buaya, saga, temu
lawak, pare, papaya, pisang, sembung, sirih, temu kunci, ubi jalar dan lain
sebagainya.

2.Bagian tanaman yang digunakan

Toga atau kependekan dari Taman Obat Keluarga, merupakan lahan atau tempat
yang digunakan untuk budidaya tanaman yang berkhasiat obat untuk memenuhi
kebutuhan obat keluarga.

Tanaman berkhasiat obat sudah digunakan sejak jaman nenek moyang sebelum
adanya obat dari bahan kimiawi. Banyak orang mengenal tanaman obat sebagai
jamu (jawa). Pemanfaatan tanaman toga tidak mempunyai efek samping seperti
halnya mengkonsumsi obat kimiawi.
 Fungsi Toga
Taman Obat Keluarga (TOGA) selain berfungsi sebagai pelestari tanaman
berkhasiat obat juga berfungsi sebagai taman rumah tangga yang mampu
menghasilkan oksigen (O2).
Tanaman toga selain sebagai media penyembuh juga dapat dipergunakan sebagai
media untuk terapi, perawatan tubuh dan penghangat badan. Dalam mengenal toga
yang harus diperhatikan adalah cara memperlakukan bahan sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai obat atau sesuai kebutuhan kita. Dalam dunia pengobatan
ada pengobat alternatif yang menggunakan tanaman toga sebagai media
pengobatan, dalam hal ini perlu adanya keterampilan dan pemahaman dalam
meracik/meramu tanaman berkhasiat obat.

 Budi Daya Toga


Dalam pembudidayaannya tanaman toga tidak memerlukan lahan yang luas, cukup
dengan sebidang tanah pekarangan rumah atau dengan pot seperti halnya tanaman
hias. Struktur tanah tidak berpengaruh banyak terhadap pembudidayaan toga, yang
terpenting adalah perawatan dan pemupukan yang teratur sehingga nutrisi dari
tanaman dapat terpenuhi.

Budi daya toga di lingkup rumah tangga dapat dimulai dari tanaman yang dapat
dimafaatkan sehari-hari baik sebagai bumbu masak atau sekedar bahan minuman
penghangat badan.

Beberapa contoh tanaman yang biasa di tanam/dipergunakan untuk bumbu masak


di lingungan rumah tangga : jahe, lengkuas (laos), sere, jeruk nipis, lidah buaya,
pepaya, jambu biji dll. Walaupun hanya dilihat sebagai tanaman buah, pepaya dan
jambu biji adalah salah satu sumber tanaman berkhasiat obat.

Budi daya toga dalam ruang lingkup usaha dapat menghasilkan peluang usaha yang
dapat meraup keuntungan yang tidak sedikit.

Hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya tanaman toga sesuai standar yang
diberlakukan Departemen Kesehatan adalah :

1. Lahan dan iklim yang cukup baik


2. Bibit
3. Cara budi daya
4. Cara pengawetan
5. Cara penyimpanan
 Cara Panen
Pada saat panen (kalangan usaha) atau pemanfaatan toga (dalam lingkup keluarga)
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Buah           : diambil yang sudah masak


2. Daun           : yang sudah membuka sempurna, terletak pada cabang/batang yang
langsung terkena sinar matahai.
3. Daun Muda : diambil di ujung cabang/ranting, warnanya lain dari daun yang tua
(warnanya lebih muda/cerah dari daun yang lain)
4. Rimpang      : diambil di musim kering dengan tanda-tanda mengeringnya bagian atas
tanaman.
5. Kulit kayu   : diambil pada saat tanaman cukup umur dan dilakukan pada musim kering.
6. Biji              : dari buah yang sudah tua mengering/yang telah pecah
 Pembuatan simplisia
Simplisia adalah bahan baku obat tradisional.

Adapun cara perlakuan hasil toga adalah sebagai berikut :

1. Pencucian

Tujuan pencucian adalah untuk memisahkan debu dan kotoran terutama tanah

1. Pembentukan
1. Rimpang/buah : diiris tipis, dijemur
2. Kayu, kulit : dipotong sesuai ukuran lazim
3. Daun, biji, bunga dll : langsung dikeringkan
1. Pengeringan
 Daun, bunga, irisan rimpang, irisan buah, bahan lain yang mudah dikeringkan dengan
cara dianginkan atau di jemur langsung.
 Untuk tanaman yang bergetah disarankan untuk dikeringanginkan terlebih dahulu agar
kandungan alami dalam tanaman tidak menguap atau hilang.
 Penjemuran tidak boleh langsung bersentuhan langsung dengan tanah dan logam, harus
diberi alas anyaman bambu atau sejenisnya.
 Bagian tanaman yang berupa kulit, batang, akar dan sejenisnya dikeringkan langsung di
bawah sinar matahari atau dalam oven
1. Pengemasan

Pengemasan dapat dilakukan dengan karung plastik/goni. Yang perlu diperhatikan


adalah apabila menggunakan bahan yang tidak dapat dilewati air harus ditambahkan
bahan yang mampu menyerap uap air, contoh untuk kantong plastik di dalamnya
ditambah kertas untuk menyerap uap air. Hal itu dimaksudkan agar embun/uap air
yang dikeluarkan dari simplisia tidak menempel di simplisia lagi karena akan
menyebabkan tumbuhnya jamur.

Setelah dikemas karung simplisia baiknya diberi label untuk memudahkan


pembedaan dengan simplisia lainnya.

 Contoh Toga dan Manfaatnya


No Tanaman Fungsi Cara Pemanfaatan
Air perasan buah di tambah kecap
Jeruk Nipis Obat Batuk manis diminum
Pare diparut, diambil airnya
Kencing manis, penambah diminum 1-3 kali sehari (± ¼ gelas
Pare nafsu makan belimbing)
Pencahar Buah matang dimakan langsung
Penambah nafsu makan dan Daun papaya ditumbuk halus,
Pepaya perbaikan pencernaan diambil airnya, diminum.
Daun jambu muda dimakan
bersama dengan garam
sedikit.Atau daun jambu biji
ditumbuk, tambah air matang dan
garam sedikit, diperas dan
Jambu Biji Diare diminum airnya.
Lidah Ambil getah daun lidah buaya
buaya Luka bakar oleskan pada luka bakar/melepuh
Ambil daun, gulung, potong
ujungnya masukkan ke dalam
Mimisan hidung
Daun sirih direbus/diseduh air
panas, minum dalam keadaan
Anti biotik/septik hangat
Ambil daun sirih, hancurkan dan
tempelkan pada luka. (tidak untuk
Sirih Penghenti pendarahan luka yang dalam)
Bawang merah diparut, air jeruk
nipis, garam dan minyak kelapa
Bawang dicampur, kompreskan pada ubun-
Merah Demam pada anak ubun
Daun ubi muda digilas dengan
kedua telapak tangan sampai
Ubi Jalar Bisul hancur, tempelkan pada bisul
Jahe ditumbuk, tempelkan pada
Jahe Memar memar
Jahe ditumbuk, tempelkan pada
Memar memar
Bila suka dikunyah mentah/ ambil
Kencur Obat Batuk airnya tambah air, diminum
Kunyit Sakit perut Parut empu kunyit, ambil airnya
tambah garam sedikit, minum
Kunyit diparut, tambah air dan
peras tambahkan gula merah,
Sakit perut saat datang bulan minum
Ambil getah pohon pisang oleskan
Luka pada luka
Daun pisang muda digunakan
untuk penutup luka bakar akan
Pisang Penutup luka bakar meberikan efek dingin
Air kelapa hijau/muda apabila
diminumkan pada penderita
keracunan akan menimbulkan rasa
mual dan memuntahkan racun yang
Keracunan tertelan
Kulit ari batang daun kelapa
(emput: jawa) dikerok ditempelkan
Kelapa Luka pada luka
Ambil getah pohon jarak
tambahkan garam sedikit
Jarak pagar Sakit pada gigi berlubang tempelkan pada gigi berlubang
Makan daging jambu biji merah
Jambu biji akan menambah kandungan Hb
merah Peningkat Hb bagi penderita DBD
Materi Taman Obat Keluarga

Pendidikan Dasar Satuan Karya Bakti Husada

Kwartir Cabang 1205 Kota Yogyakarta Th. 2007

Oleh : Arip Pamungkas

Anda mungkin juga menyukai