Anda di halaman 1dari 11

BAB1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peningkatan jumlah manusia sebagai salah satu penduduk bumi yang sangat berpengaruh, baik
dalam hal positif maupun negatif, sangat memberikan pengaruh bagi keselamatan alam. Karena
tidak bisa dipungkiri lagi manusia selalu membutuhkan setidaknya sandang,pangan dan papan.
Tapa pemenuhan minimal 3 aspek ini,manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Semua aspek
kebutuhan manusia itu diperoleh dari alam. Oleh karena semakin sempitnya lahan akibatnya
peningkatan populasi manusia, maka pemanfaatan rang kecil di sekitar rumah
sebagai lahan untuk menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
sudah seharusnya dilakukan. Seiring dengan meningkatya kesadaran Akan alam dalam masyarakat,
maka dewasa ini diupayakan kegiatan untuk kembali ke alam (Back to nature) dengan peanfaatan
tanaman sayur dan obat-obatan yang ada dipekarangan rumah atau disebut apotek hidup.
Banyak tanaman obat yang ada di sekitar kita dan mudah untuk ditanam sendiri, sehingga mudah
untuk memperoleh dan menggunakannya. Kalau penggunanya secara tepat tentunya tidak
menimbulkan efek samping, dibanding dengan obat-obatan dari bahan sintetis dan kimia.
Pemanfaatan tanaman obat tersebut dimaksudkan untuk menjaga kesehatan ataupun mencegah
penyakit dengan biaya yang murah, mudah diperoleh, aman dan praktis serta ekonomis.
Jenis-jenis tanaman in akrab dalam kehidupan kita sehari-hari serta memiliki banyak sekali manfaat.
Apalagi Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang berlimpah.
1.2 Rumusan Masalah
Apa defenisi pekarangan ?
Apa defenisi apotek hidup?
Apa svarat membuat suatu apotek hidup?
Bagaimana membuat pekarangan menjadi sebuah apotek hidup?
Apa mantaat dari apotek hidup?
1.3 Tujuan
Tujuan pemanfaatan lahan pekarangan adalah untuk memotivasi masyarakat untuk memantaatkan
lahan pekarangannya sebagai sumber gizi dan obat-obatan yang mudah dan ekonomis.
1 .4 Manfaat
Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman obat-obatan, misalnya lengkuas, Ketumbar,
kunyit, kencur, jahe, paria, kapulaga dan sebagainya. Tanaman tersebut dapat digunakan untuk
obat-obatan tradisional yang tidak kalah Khasiatnya dengan obat-obatan yang diproduksi secara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman


hortikultura (tanaman buah-buahan. savur-sayuran dan tanaman hias). rempah-
rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan
yang berlipat ganda. Pada tahun 1980an terutama di DKI Jakarta, pemanfaatan
pekarangan dengan tanaman produktif dalam bentuk apotik hidup sudah merupakan
program pemerintah, sampai pada saat impor hasil hortikultura, obat-obatan,
membanjiri negara kita. Pada saat buah-buahan atau sayuran segar di impor dari luar
negeri, telah menyebabkan orang sudah kurang memperhatikan pemanfaatan
pekarangan dengan tanaman produktif. Hal ini tidak mengherankan karena siapa saja
dapat membelinya dengan muda dan murah di mana saja, dengan kualitas yang lebih
bagus. termasuk dipasar tradisional.
Prinsip utama apotik hidup adalah pemanfaatan pekarangan dengan tanaman
produktif. Tanaman produktif itu adalah tanaman yang menghasilkan baik buah,
bunga, biji dan daun yang berguna untuk dimakan, maupun untuk obat yang dapat
memenuhi kebutuhan jasmaniah. Apotik hidup, sebenarnya bermakna tanaman obat-
obatan yang ditanam di pekarangan. Dalam hal ini apotik hidup d juga mempunyai
fungsi sosial, yaitu jika tetangga memerlukan obat, dapat kita berikan. Jenis tanaman
untuk apotik hidup sangat banyak dan perlu dikembangkan.
Apotik hidup ditanam dipekarangan, jika pekarangannya memadai, jika
pekarangannya kecil dapat ditanam di dalam pot. Teknologinya dapat secara
tradisional. hidrovonik atau aeroponik. maubun melalui media lainva. Sedangkan
budidaya
secara hidroponik, kita dapat menanamnya dalam pot, plastik, bambu.
maupun menggunakan bekas-bekas apa saja yang dapat menampung air, atau krikil
dan bahan nutrisi yang kita berikan. Bila pemanfaatan pekarangan semakin
berkembang, dengan kreatifitas ibu dan anggota keluarga lainnya pada suatu saat
dapat menjadi industri pekarangan, sehingga dapat menjadi usaha tersendiri. Sudah dapat menjadi
industri pekarangan, sehingga dapat menjadi usaha tersendiri. Sudah
banyak contohnya ibu-ibu yang berhasil dimulai dari pemanfaatan pekarangan.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Apotek Hidup
Pernahkah anda mendengar istilah apotek hidup? Mungkin jarang, tapi pada kenyataan sudah
sangat banyak masyarakat khususnya di Indonesia yang memanfaatkan pekarangannya sebagai
apotek hidup. Kata apotek pasti menjadi pacuan berpikir kita dimana yang berhubungan dengan
obat-obatan. Namun, apotek hidup bukanlah tempt penjualan obat. Apotek hidup adalah
obat-obatan alami yang diambil dari tanaman obat.
Disebut tanaman obat karena tanaman in mengandung berbagai manfaat dan khasiat yang berguna
bagi pengobatan suatu penyakit.Pengobatan yang
mempergunakan bahan alami seperti apotek hidup in rata-rata terhindar dari unsur kimia.Ole
karena itu, kebanyakan orang ingin memanfaatkannya untuk kesembuhan penyakit mereka. Selain
biayanya lebih murah, tanamn obat (apotek hidup) mudah dicari di lingkungan sekitar kita.
Sebenarnya, tanaman obat sangat beragam jumlahnya. Apalagi, di wilayah
Indonesia yang terkenal dengan kesuburan tanahnya. Di Indonesia, jenis tanaman obat mudah
diolah dan dikembangbiakkan. Kurang lebih 7.000 jenis tanaman dapat dibuat dan dimanfaatkan
untuk penyembuhan suatu penyakit. Hanya saja, banyak orangyang tidak mengetahui manfaat dan
khasiatnya.Padahal, tanaman tersebut berada di rumah dan biasa dilihat sehari-hari.
3.2 Penanaman Tanaman Obat
Sebelum membahas khasiat dan manfaat tanaman obat, ada baiknya untuk mengenal cara
penanaman tanaman bat tersebut. Dengan demikian, jika suatu saat anda ingin menanamnya, and
dapat membudidayakan tanaman tersebut.
3.2.1 Persiapan
Persiapan awal yang perlu dilakukan, yaitu penentuan jenis tanaman.
penyesuaian 1enis lanaman, serla persiapan dan pengolahan lanahnya
3.2.1.1 Penentuan Jenis Tanaman
Sebelum memulai penanaman, sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu penentuan jenis tanaman
yang dilakukan. Beberapa hal yang perlu dilakukan antara
a. Tanaman obat apa yang dapat menyembuhkan penyakit utama, seperti kanker, hipertensi,
diabetes, atau stroke.
b. Tanaman obat apa yang mudah dimanfaatkan.
c. Tanaman obat apa yang sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.
3.2.1.2 Penyesuaian Jenis Tanaman
Berdasarkan kondisi lingkungan yang dibutuhkan, tanaman obat dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu jenis tanaman obat dataran tinggi dan dataran rendah.
a. Jenis Tanaman Obat Dataran Tinggi
Tanaman obat dataran tinggi yaitu tanamn yang dapat tumbuh di ketinggian
600-200 m di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini, curah hujan sedang sampai tinggi. Beberapa
contoh tanaman yang tumbuh pada ketinggian in, yaitu adas, bawang putih, belimbing wuluh,
beluntas, daun ungu, jeruk nipis, kapulaga, kayu putih, pegagan, pulosari, dan sembung.

b.Jenis Thaman Obat Dataran Rendah


Tanaman obat dataran rendah yaitu tanaman yang dapat tumbuh baik sampai ketinggian 600 m di
atas permukaan laut.Jenis tanaman pada ketinggian in biasanya memiliki kandungan kimia yang
lebih tinggi. Hal in terjadi karena cahaya yang diterima untuk membantu proses pembentukannya
lebih lama dibandingkan dengan dataran tinggi.
Jenis tanaman obat yang baik di dataran rendah ini, yaitu alang-alang, asam, bawang merah,
brotowali, cabe jawa, delima putih, jahe, kunyit, kencur, jinten, kelapa hijau, ketepeng cina,
lempuyang, lengkuas, lidah buasya, meniran, mengkudu, patikan kebo, patikan cina, salam sirih,
tapak dara, dan daun dewa.
3.2.1.3 Persiapan dan Pengolahan Tanah
Setelah ditentukan lokasi penanaman dan jenis tanah yang sesuai untuk budidayatanaman bat
selanjutnya dapat dilakukan kegiatan persiapan dan pengolahan tanah. Persiapan dan pengolahan
tanah bertujuan untuk :
a. Membuat kondisi fisik tanah menjadi lebih gembur, meningkatkan porositas tanah, memperbaiki
aerase dan drainase tanah.
b. Membersihkan lahan dari gulma, semak, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.
c. Pada areal penanaman yang terletak di lereng bukit atau pegunungan sebaiknya dibuat teras
untuk mencegah erosi dan mempermudah pemeliharaan tanaman.
Teknik persiapan dan pengolahan tanah ditentukan oleh jenis tanaman obat yang akan
dibudidayakan dan kondisi awal lahan tersebut. Secara umum tahapan pengolahan tanah adalah
a. Pembersihan lahan dari gulma, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan.
b. Pembajakan yaitu membalik tanah dengan menggunakan bajak atau traktor
c. Penggaruan
Pada penggaruan menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan
merata. Pada partikel tanah yang lebih kecil maka hubungan antara partikel tanah dengan akar
tanaman akan lebih luas dan akar akan lebih mudah mendapatkan zat hara yang dibutuhkan.
d. Pembuatan bedengan
Bedengan dibentuk dengan cara menimbun tanah atau meninggikan permukaan tanah dari hasil
galian parit sebagai batas bedengan. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dengan arah timur -
barat. Panjang dan lebar bedengan dibuat sesuai dengan kebutuhan. Beberapa jenis tanaman obat
sebaiknya dibudidayakan pada bedengan-bedengan terutama untuk jenis tanaman semusim atau
tanaman berbentuk perdu dan memiliki habitus kecil yang relatif tidak than air yang tergenang
seperti pegagan, memiran, daun dewa, temu temuan. Sedangkan untuk tanaman obat tahunan
seperti kayu manis, mahkota dewa, kina, dan pala tidak membutuhkan bedengan untuk tempat
tumbuhnya
3.2.2 Persiapan Bibit dan Penanaman
Selama ini teknik pembibitan tanaman obat dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu pembibitan secara vegetatif dan secara generatif. Pembibitan tanaman yang dilakukan
secara vegetatif biasanya ada unsur campur tangan manusia dalam proses pembibitan tanaman
tersebut. Jadi pembibitan in tidak terjadi secara alamiah.
Adapun pembibitan tanaman secara generatif yaitu pembibitan tanaman yang menggunakan bibit
sebagai bahan perkembangbiakannya.
Tujuan pembibitan adalah untuk memperoleh bahan tanaman yang pertumbuhannya baik, seragam,
dan untuk mempersiapkan bahan tanam untuk penyulaman. Bila bibit tanaman yang ditanam di
lapangan merupakan bibit yang telah terseleksi maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pada masa vegetatif dan generatif akan lebih baik.
Contoh pembibitan secara generatif dan vegetatif,antara lain
3.2.2.1 Pembibitan Generatif
Beberapa jenis tanaman obat yang pembibitannya dilakukan dengan menggunakan biji adalah
meniran, sambiloto, mahkota dewa, dan pala. Pembibitan tanaman obat in dilakukan dengan
beberapa tahapan sebelum bibit siap untuk dipindahkan ke lahan. Jumlah bibit yang harus
disiapkan dihitung berdasarkan jumlah
populasi tanaman yang akan ditanam di lahan ditambah bahan tanaman untuk penyulaman untuk
mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik.
Biji tanaman yang sebaiknya diperoleh dari tanaman induk yang pertumbuhannya sehat. Biji
tersebut berasal dari buah yang benar-benar matang fisiologis, tidak cacat,tidak terdapat bekas
serangan hama dan penyakit.
3.2.2.2 Pembibitan Vegetatif
Pebanyakan vegetatif bertujuan untuk mendapatkan bahan tanaman yang
memiliki sifat-sifat yang sama dengan induknya dan mempercepat masa produksi tanaman.
Perbanyakan vegetatif juga memiliki beberapa kelemahan yaitu perakarannya lebih lemah sehingga
tanaman kurang kokoh dan umur tana man relatit lebih pendek dibandingkan tanaman yang
diperbanyak dengan biji.
Contoh pembibitan secara vegetatif, antara lain
a. Rimpang
Pembibitan dengan cara rimpang biasanya dilakukan untuk jenis-jenis tanaman yang termasuk
kelompok temu-temuan. Jenis tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan cara rimpang yaitu
jahe, kunyit, kencur, dan temulawak.
b. Setek
Tanaman yang dapat dikembangbiakkan secara seek, di antaranya daun dewa, daun ungu, dan
brotowali. Perbanyakan tanaman tersebut dilakukan dengan cara memotong sebagian kecil dari
tanaman induk. Kemudian potongan tersebut ditanam langsung ke dalam media tanam. Tanaman
itu bisa langsung ditanam di tanah atau dimasukkan ke dalam polibag
Pembibitan dengan vara in merupakan cara perkembangbiakkan yang paling sederhana dan tidak
perl pengetahuan khusus untuk mempelajarinya. Selain itu melalui perkembangbiakkan in tanaman
yang dihasilkan relatif akan cepat tumbuh
c. Tunas
Pembibitan melalui cara tunas biasanya dilakukan pada tanaman yang berumpun. Rimpun pada
tanaman yang akan dijadikan bibit dipecah. Dengan demikian nantinya akan didapatkan tunas yang
siap untuk disemai. Tanaman yang biasa dikembangbiakkan dengan cara in, yaitu kapulaga dan sere
wangi
d. Okulasi
Okulasi adalah penggabungan dua sifat tanaman yang berbeda untuk menghasilkan tanaman baru
yang dinginkan. Namun tanaman yang digabung ini haruslah tanaman yang sejenis. Hasil dari
penggabungan in akan menghasilkan jenis tanaman yang berkualitas yang berbeda dari tanaman
induknya. Mengapa demikian?
Karena tanaman yang digabungkan dengan cara ditempel in akan menghasilkan tanaman yang
kualitanya melenihi tanaman induknya.
Tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan cara okulasi, antara lain pala. ketepeng cina,
mahkota dewa, dan daun ungu.
e. Sambung
Cara pembiakan in hampir sama dengan okulasi. Perbedaannya pembiakan dengan cara sambung
dilakukan dengan menyambung batang pohon atau tanaman dari dua jenis tanaman yang berbeda,
bukan dari mata tunasnya. Namun ketika akan menyambung batang in harus diperhatikan
penempatan kambiumnya. Kedua batang yang akan disambung, baik dari ukuran maupun besarya
lingkaran batang haruslah
Setelah kita mempersiapkan bibit dan sudah tahu cara-cara
memperbanyak bibit, maka marilah menanam bibit tersebut. Bibit yang akan ditanam di areal
budidaya tanaman obat adalah bibit yang sudah diseleksi vaitu bibit yang seat dan pertumbuhannya
baik. Bibit yang disemaikan dengan menggunakan polibag dipindahkan ke lubang tanam dengan
cara menyobek satu sisi polibeg, kemudian bibit dimasukkan ke lubang tanam yang telah disiapkan.
Harus diusahakan agar media tanam yang melekat pada bibit tidak terpisah. Selanjutnya tanah
galian lubang tanam dimasukkan kembali dan dipadatkan agar bibit dapat tumbuh dengan kokoh.
Bibit yang baru ditanam disiram dengan air secukupnya. Sebaiknya pemindahan bibit ke lapangan
dilakukan pada pagi atau sore hari.
3.3 Pemeliharaan Tanaman Obat
Setelah kita menanam tanaman bat tenty kita harus memeliaharg tanaman
tersebut agar mendapal hasil yang maksimal. Remeliharaan lanaman melipull
pemupukan, penyiraman, penyiangan dan pembumbunan.
3.3.1 Pemupukan
Pupuk yang diberikan pada tanaman bat dapat berupa pupuk organik maupun anorganik. Sebaiknya
pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman obat adalah pupuk organik, penggunaan pupuk
anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik bag
kandungan/senyawa-senyawa berkhasiat obat yang ada pada tamanaman
3.3.2 Penyiraman
Pada awal penanaman dan musim kemarau penyiraman harus dilakukan dengan teratur.
Kelembaban tanah harus selalu dijaga, sebaiknya penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi
dan sore hari.
3.3.3 Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan gulma harus dilakukan secara intensif untuk menghindarkar
kompetisi antara gulma dengan tanaman obat yang dibudidayakan, yaitu persaingan dalam
penyerapan unsur hara dan air, penerimaan cahaya matahari, dan gulma juga dapat menjadi
tanaman inang bag hama yang dapat menyerang tanaman obat yang dibudidayakan. Penurunan
produksi akibat gulma cukup besar bisa lebih dari 50%.
3.4 Hama yang Dapat Meyerang Tanaman Obat dan Cara Menanggulanginya
Dalam suatu pemeliharaan sering sekali hama-hama dapat menyerang tanaman obat tersebut,
terkadang kita tidak tahu hama apa yang menyerang dan gejala-gejala yang ditimbulkannya apalagi
menanggulanginya. Untuk itu berikut ini merupakan contoh hama-hama yang dapat menyerang
tanaman obat dan cara menanggulanginya.
3.4.1 Kutu Daun
Gejala: Serangan hama ini menghambat pembungaan dan bila berbuah mengakibatkan
buah-buahan mudah gugur atau menurunkan kualitas buah. Pada serangan hebat mengakibatkan
tanaman tersebut tidak akan mengalami pembuahan
Cara Pengendaliannya:
a.Secara biologis, menggunakan mush alami seperti Coccinelliade dan Lycosa.
b.Secara kultur teknis dengan sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanan.
c. Secara kimia, dengan insektisida seperti pegasaus 500 Ec atau Supracide 40 Ec
sebanyak 2 kali seminggu bila terdapat 5 ekor per daun
3.4.2 Tungau atau Spidermite atau Cabuk Merah
Gejala : Serangan pada buah yang mengakibatkan bercak coklat
Cara Pengendaliannya :
a.Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Cocconellidae dan
Lycosa
b.Secara kimia, dengan menggunakan pestisida seperti Omite 570 Ec sebanyak 2 cc
per liter air setiap 2 minggu sekali pada awal peningkatan jumlah hama, yaitu apabila
ditemukan 8 ekor kutu per daun
3.4.3 Thrips
Gejala : Serangan pada buah yang masih sangat mudah dan timbul bekas luka
bewarna coklatkeabu-abuan.
Cara Pengendalian
a.secara biologis, dengan menggunakan musun alami seperti coccinellidae dan
Lycosa
b.Secara kimia, dengan menggunakan insektisida kontak seperti Lannate 25 WP.
Dosisnya 2 cc per liter air. Selain itu dapat juga Lebacyd 550 Ec, ukuran 2 cc per liter
air pada saat tanaman berbunga atau apabila ditemukan 10 ekor kutu per daun
3.4.4 Ulat Daun (Spodoptera Litura)
Gejala : Serangan pada buah maupun daun dan timbul bekas luka pada kulit buah dan
daun
Cara Pengendaliannya :
a. Secara kultur teknis, dengan membuang kelompok telur ular sebelum menetas
b. Secara kimia, dengan menggunakan insektisida, apabila ditemukan 2 larva ulat per
daun dengan insektisida seperti Tamaron 200 LC, Nuvacron 20 SCW, Matador 25 EC dengan
ukuran 2 cc per liter air.
3.4.5 Serangga Penghisa Daun (He
Gejala : Serangan pada buah dengan menghisap cairan sel dan timbul bereak-bercak coklat
Cara Pengendaliannya:
a.Secara kultur
teknis, dengan
membungkus buah dengan plastik
b. Secara kimia, dengan menyemprotkan insektisida seperti Lannate 25 WP, Baycarp
500 EC dengan ukuran 2 cc per liter air
3.4.6Lalat Buah (Rhagoletis Pomonella)
Gejala : Larva memakan daging buah yang mengakibatkan buah menjadi benjol-benjol, timbul
lubang-lubang dan akhirnya membusuk
Cara Pengendaliannya :
a.Secara
kultur
teknis,
dengan
membungkus
buah
b. Secara kimia, dengan menyemprotkan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC dengan ukuran
2 cc per liter air. Penyemprotan dilakukan apabila telah ditemukan lalat buah dalam kebun. Selain
itu dapat juga digunakan.
3.5 Tanaman Obat dan Manfaatnya
a. Lidah Buaya; Lidah buaya atau aloe vera sudah lama dikenal sebagai tanaman penyubur rambut.
Manfaat lainnya adalah dapat meredakan batuk.
b. Sirih; Dikenal karena memiliki kandungan antiseptik yang baik. Anda juga dapat
menggunakannya untuk meredakan batuk
c. Lengkuas ; Selain sebagai bumbu dapur, lengkuas dapat menyembuhkan panu pada
Kunit.
d. Temulawak ; Bermanfaat mengatasi penyakit kuning.
e. Jinten; Bila ada anggota keluarga yang panas, gunakan daun jinten untuk menurunkan panas.
Bermanfaat juga untuk melancarkan ASI bagi ibu yang sedang menyusui.
f. Jahe ; Dapat digunakan untuk menyembuhkan batuk dan rematik karena menghasilkan rasa
hangat.
g. Bawang Merah; Bumbu dapur yang terkenal in juga bermanfaat untuk mengobati masuk angin.
h. Mahkota dewa; Tanaman yang telah terkenal sebagai tanaman obat. Dapat menyembuhkan
penyakit darah tinggi.
1. Kumis kucing ; Dapat digunakan untuk meredakan sakit pinggang.
J. Sambiloto; Rasanya yang pahit dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit.
Anda dapat menggunakan daunnya untuk menyembuhkan penyakit tifus dan penurun
Danas
k. Mengkudu (pace) ; Buah yang bermanfaat banyak untuk tubuh. Dengan mengkonsumsi buahnya
dapat meredakan osteoporosis.
1. Jerk nipis ; Buah yang asam dapat dimanfaatkan untuk meredakan batuk.
m. Begonia; Merupakan tanaman hias, tetapi juga memiliki mantaat untuk mengatasi nyeri haid.
n. Puring; Juga merupakan tanaman hias yang umum ditanam di taman karena daunnya yang
berwarna-warni. Dapat dimanfaatkan daunnya yang berwarna kuning
hijau untuk menghangatkan perut
o. Melati: Bunga indah vang keharumannya sering dimanfaatkan sebagai bahan baku
vartum. ternvata termasuk tanaman obat. Khasiat daunnva davat menvembunkan
sesak natas dan sakit kepala.Bunganya dapat digunakan untuk mengatasi radang i
p. Daun Salam; Air rebusan daun salam mampu mengatasi penyakit maag dan juga mampu
menurunkan kadar gula dalam darah dengan cepat sehingga bagus untuk penderita diabetes.
q. Jambu Biji; Jambu biji juga memiliki khasiat. Daunnya dapat digunakan untuk mengatasi
penyakit buang air atau diare. Fungsi daunnya mampu membuat keras feses sehingga mengurangi
buang air besar. Jus buahnya juga baik untuk kesehatan karena mengandung banyak vitamin C serta
baik untuk penderita demam seperti DBD.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah dalam bentuk
kegiatan apotik hidup yaitu untuk obat obatan. Tetapi tak seluruhnya
masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman
obat obatan karena adanya gangguan dari binatang dan juga banyak
hambatan yang dialami oleh masyarakat, dimana perawatannya juga
sangat mudah, perawatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga
tersebut yaitu membersihkan lahan pekarangannya, dan juga terdapat
berbagai macam jenis tanaman bumbu masak. Sehingga dengan
mananam tanaman obat obatan ini dapat membantu keluarga atau
masyarakat yang membutuhkannya.
2. Masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah dalam bentuk
kegiatan apotik hidup yaitu untuk bumbu masa yang dikonsumsi
untuk menambah cita rasa sehari-hari seperti rempah-rempah ( kunyit,
jahe, lengkuas, serai, dan kencur). Lahan pekarangan yang
diman faatkan umumnya dibagian samping rumah. Bibit yang diperoleh
sangatlah mudah tidak mengeluarkan biaya yang banyak dengan
memanfaatkan lahan pekarangan rumah maka akan menghemat pengeluaran ibu rumah tangga
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa
saran sabagai berikut:
1. Masyarakat menanam lebih banyak tanaman untuk bumbu masak sehingga dapat menilai
secara ekonomi dan sosial
2. Para tokoh masyarakat untuk lebih menekankan kepada masyarakat
tentane pemanidalan lanan pekarangan rumah
Majunya teknologi dan informasi yang begitu pesat di era globalisasi ini dapat dimanfaatkan
dengan sangat baik. Media-media memudahkan publik dalam pencarian informasi yang bermanfaat
dan maksimal. Media buku menjadi sarana menambah wawasan yang informatif dan mendidik
sehingga diharapkan setelah membaca buku ini pembaca dapat mempelajari lebih tentang tanaman
apotek hidup. Karya buku ensiklopedia ini tentu jauh dari kata sempurna, penulis merasa lebih baik
jika mendalami ilmu tentang apotek hidup lagi maka buku yang tersampaikan akan lebih informatif
dan variatif
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, 2002. Homme Garden: Sebagai Salah Satu Sistem Agroforestry Lokal. 2002
digitized by USU digital library
Aliadi, A dan W.A. Djatmiko. 1999. Pengetahuan Lokal dan Konservasi : Menuju
Konservasi Yang Bertumpu Pada Masyarakat. <http//www.latin.or.id>. Oktober
1999.
Danoesastro, Haryono : "Tanaman Pekarangan dalam Usaha Meningkatkan Ketahanan
Rakat Pedesaan*. Agro - Ekonomi. Maret 1978.
Djuwadi. 1998. Workshop on Tropical Rain Forest and Rehabilitation. Fakultas Kehutanan
UGM. Yogyakarta.
Karyono. 1980. Pengalaman dengan Agroforestry di Jawa Indonesia. Fakultas Kehutanan
UGM. Yogyakarta.
Kristanti. 2012. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Menjadi Taman Yang Produktif.
Uripsantosowordpress.com diakses tanggal 28 Desember 2012.
Mahendra, F. 2008. Sistem Agroforestri dan Aplikasinya. Graha Ilmu.
Rahayu, M dan Prawiroatmojo, 2005. Keanekaragaman Tanaman Pekarangan dan
Pemanfaatannya di desa Lampeapi, Pulau Wawoni, Sulawesi Selatan. Jurnal
Teknologi Lingkungan P3TL-BPPT 6 (2) : 360-364.
Soemarwoto, O. 1981. Sistem Kebun-Talun : Suatau Sistem Pertanian Hutan Tradisional.
Proseding Seminar Agroforestry dan Pengendalian Perladangan. 19-21 November
1981. Jakarta
Sumarnie, Priyono, Harahap dan Komarudin. 1993. Peningkatan produktivitas Pekarangan
di desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, Kab Wonogiri Jawa Tengah.
Prosiding Seminar Hasil Litbang SDM 14 Juni 1993.
Wurianingsih, Mega. 2011. Studi karakteristik dan fungsi pekarangan di Desa Pasir Eurih

Anda mungkin juga menyukai