Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

BUDIDAYA TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

Disusun oleh:
RIDUANSYAH
1801010002

Dosen Pembimbing Lapangan:


SAID MIRZA PRATAMA,S.Pt.,M,Si
NIDN. 1328019401

KULIAHKERJA MAHASISWA TEMATIK


(KKMT)
FAKULTAS PERTANIAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ALMUSLIM
TAHUN 2021

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kaya dengan keanekaragaman hayati (A


Mega Biodiversity Country) dimana terdapat lebih kurang 30.000 jenis tanaman
yang tersebar diseluruh tanah air, sekitar 9.600 spesies berkhasiat obat dan kurang
lebih 300 spesies digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional oleh industri
obat tradisional. Oleh karena itu keanekaragaman  hayati yang ada di Indonesia
merupakan aset dan sumber daya yang harus dipelihara dan dikelola untuk dapat
menjadi warisan leluhur dan bermanfaat bagi masyarakat untuk pemeliharaan
kesehatan.

Toga merupakan singkatan dari Tanaman Obat Keluarga. Yaitu, tanaman


yang berkhasiat sebagai obat dan dibudidayakan di pekarangan rumah, kebun,
ataupun ladang. Tanaman tersebut dapat memenuhi keperluan keluarga akan obat-
obatan, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Zaman dahulu, Toga menjadi pilihan pertama untuk menyembuhkan penyakit. Di
era modern, tanaman obat seringkali dianggap sebelah mata. Namun jangan
mudah menganggapnya remeh, ada jenis obat herbal yang tergabung dalam
jenis tanaman toga atau Tanaman Obat Keluarga.

Tanaman ini banyak jenisnya, mulai dari yang tumbuh liar, maupun yang
sengaja ditanam, hingga yang hampir punah. Ada belimbing wuluh, daun bluntas,
lidah buaya, daun pacar cina, sambiloto, dan lain-lain. Ada yang berfungsi
sebagai pencegahan, meningkatkan derajat kesehatan, penyembuhan, bahkan bisa
menjadi penghasilan tambahan.

1.2. Tujuan

Sebagai sarana memperkenalkan tanaman obat keluarga kepada


masyarakat di desa Cot Jrat untuk upaya kesehatan mandiri masyarakat.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

TOGA yaitu sebidang tanah baik di halaman, pekarangan, atau di kebun


yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman yang berkhasiat obat dalam
upaya memenuhi kebutuhan obat keluarga. TOGA dimaksudkan agar masyarakat
memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara yang murah, mudah, aman dan
nyaman. TOGA selain menjaga kesehatan masyarakat, juga diharapkan dengan
TOGA keindahan lingkungan rumah tangga dapat tercipta, termasuk mengurangi
pengeluaran kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Karena kebutuhan obat, sayur-
sayuran dan bumbu masak telah tersedia di dalam TOGA. Oleh karena itu, TOGA
diharapkan dapat menunjang kesehatan, kesejahteraan, keindahan lingkungan,
pelestarian tanaman dan budaya, mengurangi kebutuhan rumah tangga sehari-
hari, dan dapat juga sebagai sumber penyedia bahan baku obat tradisional.

2.2. manfaat tanaman toga

a. TOGA mempunyai manfaat sebagai upaya kesehatan preventif (pencegahan


penyakit), promotif (peningkatan derajat kesehatan), kuratif (penyembuhan
penyakit), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

b. TOGA mempunyai manfaat sebagai mendukung menciptakan kesehatan dan


kesejahteraan  keluarga antara lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki
status gizi keluarga, (2) menambah penghasilan keluarga, (3) meningkatkan
kesehatan lingkungan pemukiman, (4) melestarikan tanaman obat dan budaya
bangsa.

2
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilakukan di desa Cot Jrat, Kec. Kota Juang Kab. Bireuen
lebih tepatnya di halaman kantor desa Cot jrat pada tanggal 4-5 desember 2021.

3.2. Alat dan Bahan

a. alat
- cangkul
- gembor
- pisau
b. bahan
- bibit
- pupuk kandang
- kompos

3.3. Mekanisme Pelaksanaan

a. pengolahan tanah
- pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul hingga tanah
gembur,
- selanjutnya diberikan kompos dan pupuk kandang,
- setelah itu di ratakan dan bentuk bedengan.
b. Penanaman
- Bibit dipotong sesuai selera
- Buat lubang tanam sebesar bibit
- Selanjutnya bibit ditanam secara rebah ke dalam lubang tanam
- Selanjutnya tutup dengan tanah dan siram secukupnya.
c. Perawatan
- TOGA yang telah di tanam di siram pada pagi atau sore hari

3
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1. Hasil Kegiatan

Budidaya TOGA yang dilakukan kini sudah mulai tumbuh dan akan terus
berkembang sejalan dengan waktu. TOGA sedikitnya membutuhkan waktu
hingga 4 bulan untuk menghasilkan rimpang yang biasa digunakan untuk obat
tradisional. Akan tetapi selama waktu menunggu TOGA tersebut untuk
menghasilkan produksinya, TOGA juga bisa digunakan untuk penghias
pekarangan dan halaman rumah.

Beberapa jenis tanaman obat yang di tanam juga memiliki daya jual yang
tinggi seperti jahe merah yang kini dapat dijual seharga Rp. 30.000 – Rp. 50.000
per kilogramnya. Tentunya ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar
yang ingin membudidayakan tanaman-tanaman obat ini.

4.2. Dampak

Dampak yang diharapkan adalah agar masyarakat menyadari betapa


pentingnya menanam tanaman obat keluarga, karena manfaat yang dapat diambil
sangatlah besar, selain untuk kesahatan toga juga bermanfaat untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat karena daya jual hasil dari tanaman obat ini sangat tinggi,
selain itu juga toga dapat digunakan untuk menghias pekarangan rumah.

4
BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Budidaya tanaman obat sangat banyak memberikan manfaat bagi


masyarkat, salah satunya yaitu sebagai obat tradisional. Tetapi jika budidaya
dilakukan secara besar-besaran maka akan mampu meningkatkan ekonomi
masyarakat.

5.2. Saran

Pembudidayaan tanaman obat ini memerluka perhatian lebih karena


kurangnya minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman obat.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://disperta.madiunkota.go.id/2020/03/04/budidaya-toga-tanaman-obat-
keluarga/ (dikutip pada 7 januari 2022)

LAMPIRAN
Link video kegiatan budidaya TOGA

https://www.instagram.com/p/CWpOPgzpNXd/

Anda mungkin juga menyukai