Anda di halaman 1dari 31

ANALISA WILAYAH

KECAMATAN KETOL

DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 2

NAMA : 1. ZIAURRAHMI (1902070011)


2. HUSNUL KHATIMAH (1902070003)
3. RAHMAWATI (1902070002)
MK : ANALISA WILAYAH
DOSEN : Dr. SUMANTI, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Bireuen, 16 Maret 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan .........................................................................2

BAB 1I PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 Analisa Fungsi Kawasan dan Kemampuan Lahan...........................3
2.1.1 Letak Geografis dan Luas Lahan............................................3
2.1.2 Analisis Fisik...........................................................................4
2.1.2.1 Fungsi Kawasan .........................................................5
2.1.2.2 Kemampuan Lahan.....................................................7
2.1.2.3 Kesesuaian Lahan.......................................................7
2.1.2.4 Kawasan Penyangga Sungai.......................................12
2.1.2.5 Penggunaan Lahan Di Kecamatan Ketol....................14
2.2 Keadaan Penduduk...........................................................................15
2.3 Seks Ratio.........................................................................................16
2.4 Tingkat Pendidikan..........................................................................17
2.5 Mata Pencaharian Masyarakat.........................................................19
2.6 Daerah Aliran Sungai Kecamatan Ketol...........................................20

BAB III PENUTUP...........................................................................................26


3.1 Kesimpulan........................................................................................26
3.2 Saran..................................................................................................26
Daftar Pustaka

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang


Nama salah satu Kecamatan di Aceh Tengah sangat mudah di ingat
bernama “Ketol” yang dalam bahasa Gayo berarti cacing. Ketol sangat dikenal
dunia bukan saja karena goncangan Gempa 2 Juli 2013 silam, tapi juga karena
sejarah kedatangan Batak Dua Tujuh, sejarah kehebatan Pang-Pang Gayo
melawan Belanda, juga karena tempat asal ditemukannya varietas kopi Ateng
serta hasil perkebunan tebu yang mendunia.
Ada sejumlah kampung yang tercatat dalam wilayah Ketol, diantaranya
Bah, Belang Mancung, Bintang Pepara, Burlah, Buter, Cang Duri, Gelumpang
Payung, Jaluk, Kala Ketol, Karang Ampar, Kekuyang, Kute Gelime, Pantan
Penyo, Pantan Reduk, Ponok Balik, Rejewali dan Serempah. Banyak yang
bertanya-tanya kenapa diberi nama Ketol, asal muasalnya kenapa diberinama
kawasan tersebut dengan nama “cacing” hewan mitra petani menyuburkan tanah.
Seorang warga Kampung Bukit Kecamatan Kebayakan yang mengaku
berasal dari Ketol, bernama Umar Dani dalam sebuah kesempatan berkisah
tentang asal muasal kampung asalnya itu diberinama Ketol yang kisahnya turun
temurun. Saat nenek moyang Batak Dua Tujuh datang ke Tanah Gayo, awalnya
berkemah di hamparan yang sekarang disebut Ketol, persisnya di Kute Gelime
saat ini. Kala itu rombongan mengalami krisis perbekalan. Persediaan logistik
menipis. Keadaan betul-betul sudah mengkhawatirkan. Disaat-saat genting
tersebut, suatu malam salah seorang dari rombongan bermimpi. Dalam mimpinya
seseorang berkata kepadanya agar memasang Wau (sejenis bubu) di sungai
Peusangan. ”Lang taman ko wau, ike sanah pe kona ayon ko kowan kuren roa
are, renye ijerangen serlo sara ingi,” ucap sosok dalam mimpi tersebut. “Besok,
kamu pasang bubu di sungai Peusangan, apapun yang masuk ke bubu tersebut
harus kamu masukkan kedalam periuk berukuran dua bamboo, masaklah dan
biarkan selama satu hari satu malam”.
Karena sudah kehabisan akal menghadapi kondisi genting tersebut. Saat
pagi orang yang bermimpi ini langsung menuruti perintah yang diucapkan sosok

1
dalam mimpinya. Bubu ditaruh di sungai Peusangan selama sehari satu malam
dan keesokan harinya orang ini sangat terkejut. Bubunya dipenuhi ribuan ekor
cacing dengan warna yang mengkilap. Tanpa pikir panjang, orang ini langsung
memasukkan cacing-cacing tersebut kedalam periuk. Dan ternyata cacing yang
masuk kedalam perangkap bubunya setara dengan 2 bambu. Orang ini lalu
memasukkan cacing-caing tersebut kedalam periuk dan membiarkannya selama
sehari semalam di tungku api. Dan ternyata saat dibuka cacing-caing itu berubah
jadi emas.

1.2.  Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya yaitu
bagaimanakah yang dimaksud dengan analisa fungsi kawasan dan kemampuan
lahan di Kecamatan Ketol?

1.3.  Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan
pembahasannya yaitu untuk mengetahui analisa fungsi kawasan dan kemampuan
lahan di Kecamatan Ketol.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisa Fungsi Kawasan dan Kemampuan Lahan


2.1.1 Letak Geografis dan Luas Lahan
Kecamatan Ketol merupakan salah satu kecamatan dari 14 Kecamatan
yang berada di kabupaten Aceh Tengah, Ibukota Kecamatan Ketol adalah
Kampung Rejewali. Kecamatan Ketol terdiri dari 25 kampung yaitu: Pantan
Penyo, Jaluk, Cang Duri, Bah, Serempah, Burlah, Kute Gelime, Blang Mancung,
Gelumpang Payung, Rejewali, Kala Ketol, Kekuyang, Buter, Pondok Balik,
Bintang Pepara, Pantan Reduk, Karang Ampar, Jalan tengah, Selun, Blang
Mancung, Genting Bulen, Jerata, Buge Ara, Bergang, Simpang Juli dan Dusun di
Kecamatan Ketol terdiri dari 72 dusun. Kecamatan Ketol memiliki luas sebesar
404,53 km2. Secara geografis kecamatan Ketol berbatasan dengan:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bener Meriah
2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kute Panang
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bireun
4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Silih Nara

Sumber : BPS Kecamatan Ketol, 2020

3
Pengembangan wilayah ini dimaksudkan untuk memberikan arah
pembangunan kawasan yang berpotensi seperti Kawasan Terpadu Mandiri (KTM)
yang direncanakan di Kecamatan Linge, salah satu kawasan perkebunan di
Kecamatan Ketol, kawasan transmigrasi lokal dan umum di Pamar Kecamatan
Rusip Antara, pengembangan areal sawah seluas 600 Ha di Kecamatan Ketol dan
Linge. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah terus berupaya untuk meningkatkan
infrastruktur jalan sentra produksi tebu di Kecamatan Ketol. Hal tersebut di
katakan oleh Bupati Aceh Tengah, di sela lawatan Safari Ramadhan di Kampung
Selun Kecamatan Ketol, dimana untuk dianggarkan lanjutan pembangunan
infrastruktur jalan di wilayah Kecamatan Ketol sebesar Rp 15,5 miliar. Anggaran
tersebut, menurutnya, sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah dalam
memperlancar akses produksi tebu melalui peningkatan jalan dari Simpang 4 ke
Buter, Kekuyang, Jaluk, Pantan Lenyu hingga ke perbatasan dengan Kecamata
Silih Nara di Kampung Terang Ulen. Infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk
memperlancar produksi dan pengolahan bahan baku tebu yang akan dimanfaatkan
oleh pabrik gula.
Besarnya potensi gula tebu di Kabupaten Aceh Tengah, menurut Bupati
Aceh Tengah mengundang minat investor untuk berinvestasi mendirikan pabrik
gula, termasuk yang terakhir ketertarikan untuk berinvestasi juga ditunjukkan oleh
Humpuss Group. Bahkan pihak Humpuss Group sudah mengirimkan konsultan
dan menilai kualitas tebu Aceh Tengah sangat baik serta kompetitif sehingga
sangat layak untuk pendirian pabrik. Berdirinya pabrik gula tentu memberi
banyak manfaat bagi masyarakat petani tebu sebagai mitra utama, disamping itu
juga menambah lapangan kerja bagi warga lokal. Operasional satu pabrik gula
dapat membutuhkan bahan baku tebu 3.000 hingga 4.000 ton per hari untuk
menghasilkan 250-300 ton gula putih. Berdasarkan data statistik luas tanaman
tebu di Kecamatan Ketol saat ini mencapai 8 ribu hektare dengan kapasitas
produksi rata-rata 90-120 ton per hektare. 

2.1.2 Analisis Fisik


Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian Lingkungan Hidup yang mencakup sumber alam, sumber
daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan

4
Pembangunan berkelanjutan. Untuk kawasan lindung sendiri pada Kecamatan
Ketol Kabupaten Aceh Tengah Terbagi dalam Kawasan hutan produksi tetap,
hutan produksi terbatas, peruntukan pertanian, peruntukan perkebunan,
pemukiman perkotaan, dan kawasan pemukiman perdesaan. Sedangkan kawasan
budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau diambil manfaatnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Dalam praktek lapangan kawasan lindung dan
kawasan budaya sering kali sulit ditentukan karena melihat pengertian bahwa
lindung ditujuakn pada kelestarian sementara kawasan budidaya ditujukan pada
pemanfaatan.
Tabel 1. Kawasan Lindung dan Budidaya di Kecamatan Ketol Kabupaten
Aceh Tengah
Kawasan Luas (Ha)
1. Kawasan Lindung
a. Kawasan hutan lindung 19.680,87
b. Kawasan perlindungan setempat dan Sungai
1.188,53
2. Kawasan Budidaya
a. Kawasan hutan produksi tetap 15.949,94
b. Kawasan hutan produksi terbatas 6.090,11
c. Kawasan peruntukan pertanian 353,65
d. Kawasan peruntukan perkebunan 14.914,77
e. Kawasan pemukiman perkotaan 16,74
f. Kawasan pemukiman perdesaan 567,93
Sumber: Qanun Kabupaten Aceh Tengah, 2020

2.1.2.1 Fungsi Kawasan


Fungsi kawasan terdiri dari dua yaitu :
1. Kawasan Lindung
a. Kawasan hutan lindung : yang luasnya 19.680,87 Ha, meliputi kampung :
kekuyang, Buge ara, Pantan reduk, Burlah, Serempah, Pantan penyo, dan
Bintang pepara.
b. Kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai) seluas 1.188,53 Ha,
meliputi kampung Bah, Serempah, Burlah, Buter balik, Pantan penyo,
Jerata, Kekunyang, Buge ara, Buter, Pondok balik, Bintang pepara,
Bergang, Karang ampar, dan kampung Pantan reduk.

5
Kawasan-kawasan lindung yang tidak terdapat pada Kecamatan Ketol
yaitu kawasan yang memberikan perlindungan (gambut atau resapan), kawasan
perlindungan setempat (pantai,waduk, dan mata air), kawasan suaka alam atau
cagar budaya, kawasan rawan bencana, kawasan geologi (perlindungan tanah dan
air).

2. Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya
a. Kawasan Hutan produksi
 Hutan produksi tetap(HP), seluas 16.232,63 Ha. Meliputi Karang
ampar, Bergang, Bintang pepara, dan kampung Pantan reduk.
 Hutan produksi terbatas (HPT), seluas 6.222,88 Ha di kampung
Karang ampar.
b. Kawasan Peruntukan Pertanian
Seluas 353,65 Ha. Meliputi Kampung Bergang, Buge ara, Burlah,
Kekunyang, Serempah, Bah, Berawang gajah, dan kampung Pondok balik.
c. Kawasan Peruntukan Perkebunan
Seluas 14.914,77 Ha. Meliputi kampung Blang mancung, Blang mancung
atas, Genting bulen, Pantan penyo, Serempah, Bah, Buter, Pondok balik,
Burlah, Kekunyang, Buge ara, Bintang pepara, Ayun, Karang ampar, dan
kampung Bergang.
d. Kawasan Peruntukan Industri Kecil dan Mikro
Di kampung Blang mancung.
e. Kawasan Pemukiman Perkotaan
Seluas 16,74 Ha.
f. Kawasan Pemukiman Pedesaan
Seluas 567,93 Ha.
Kawasan-Kawasan Budidaya yang tidak terdapat pada Kecamatan Ketol
yaitu kawasan hutan rakyat, kawasan lahan kering, basah, dan holticultural,
kawasan pariwisata, kawasan pembangkit listrik.

6
2.1.2.2 Kemampuan Lahan
Kecamatan Ketol termasuk kedalam kelas kemampuan lahan I dan IV,
sesuai dengan karakteristiknya terletak pada topografi datar (kemiringan lereng
<3%) dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman pertanian pada
umumnya, tanaman rumput, padang rumput, dan hutan produksi. Kecamatan
Ketol mayoritas penghasil gula merah terbesar di daratan tinggi Gayo.
Jenis Tanah yang ada di kecamatan Ketol yaitu: Aluvial, Andosol,
Grumusol, Latosol dan Podzolik.

Sumber : BPS Kecamatan Ketol, 2020

2.1.2.3 Kesesuaian Lahan


Kesesuaian lahan di Kecamatan ketol dimana Kawasan pertanian lahan
basah kurang lebih seluas 353,65 Ha di Kecamatan Ketol meliputi Kampung
Bergang, Buge Ara, Bur Lah, Kekuyang, Serempah, Bah, Ketol, Berawang Gajah
dan Kampung Pondok Balik. Kawasan Hutan Lindung seluas 19.680,87 Ha di
Kecamatan Ketol meliputi Kampung Kekuyang, Buge Ara, Bintang Pepara,
Serempah, Pantan Penyo dan Kampung Pantan Reduk.
A. Perkebunan
1. Tebu
Kabupaten Aceh Tengah juga terkenal sebagai penghasil tebu dengan rasa
yang sangat manis. Sebagian besar tebu itu berada di Kecamatan Ketol. Inilah
yang membuat Ketol dikenal sebagai daerah paling “manis” di Kabupaten Aceh
Tengah. Sejak lama, Ketol memainkan peran sebagai penghasil gula merah

7
terbesar di Dataran Tinggi Gayo (DTG). Hamparan kebun tebu yang luasnya
mencapai 8.000 hektare, merupakan bahan baku utama untuk pembuatan gula
merah. Aroma gula serasa menggelitik hidung ketika melintas di hamparan kebun
tebu di daerah itu. Riuh mesin penggiling tebu, terdengar saling sahut-sahutan di
sepanjang jalan ketika memasuki Kecamatan Ketol. Di antara padatnya kebun
tebu, terlihat kepulan asap hitam membumbung tinggi dari cerobong pabrik
pembuatan gula merah.
Produksi gula merah di kawasan itu, telah dilakoni oleh masyarakat
Kecamatan Ketol, sejak belasan tahun silam. Bahkan tercatat, lebih kurang sekitar
100 pabrik pembuatan gula merah milik masyarakat setempat, saat ini masih
beroperasi untuk memproduksi gula merah. Keberadaan hamparan kebun tebu di
kawasan itu, juga telah dilirik oleh para invenstor untuk membangun pabrik gula
putih di daerah itu. Warga berharap pengembangan kebun tebu di Kecamatan
Ketol, akan menambah daftar produk hasil bumi di Kabupaten Aceh Tengah,
selain kopi arabika tentunya. Sehingga suatu saat nanti, Ketol tidak hanya terkenal
sebagai pemasok tebu dan gula merah saja, tapi dapat menghentikan
ketergantungan Aceh terhadap gula putih impor.
Tabel 2. Produksi dan Produktivitas Usahatani Tebu rakyat di Kabupaten Aceh
Tengah Tahun 2015-2020)
Luas
Kecamata Luas Tanam Produksi Produktivitas
Tahun Panen
n (Ha) (Ton) (Ton/Ha/Thn)
(Ha)
2015 Ketol 7.683 4.34 32.118 6.80
2016 Ketol 7.695 6.080 48.640 8.00
2017 Ketol 7.695 6.080 48.640 8.00
2018 Ketol 7.939 1.950 15.600 8.00
2019 Ketol 5.989 1.950 15.600 8.00
2020 Ketol 5.530 2.310 18.473 7.90
Sumber : Dinas Perkebunan dan kehutanan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2021
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi tebu mengalami kenaikan
dan penurunan sesuai dengan besar kecilnya luas panen pada setiap tahunnya
dalam kurun waktu enam tahun (2015-2020), produksi tertinggi di capai pada
tahun 2016 dan 2017 dengan produksi sebesar 48.640 Ton, sedangan untuk
produktivitas tanaman tebu pada tahun 2015 sebesar 6.8 Ton/Ha/Thn dan untuk
tahun – tahun berikutnya produktivitas tanaman tebu mengalami peningkatan dari

8
6.8 Ton/ha menjadi 8.00 Ton/Ha dan mengalami penurunan kembali pada tahun
2020 menjadi 7.90 Ton/Ha/Thn.
Daerah sentra produksi usahatani tebu perlu ditingkatkan, permintaan
konsumen kian meningkat. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
dan peningkatan daya belinya. Selain itu, disekitar daerah perkebunan tebu rakyat
ada juga industri pengolahan gula merah tebu dengan adanya industri ini maka
akan meningkatkan permintaan tebu yang merupakan sebagai bahan baku utama
pengolahan gula merah. Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah miliki peluang
yang besar untuk pengembangan industri gula, karena ketol memiliki lahan
perkebunan tebu yang cukup luas di Aceh yaitu seluas 8000 hektar dengan
memproduksi gula merah saja mampu mendapatkan nilai investasi 10 milyar
lebih. Setiap tahunnya ketol memproduksi tebu sebagai bahan baku utama
pembuatan gula sebesar 21.408 ton. Hingga saat ini masih terdapat pabrik gula
merah milik masyarakat yang aktif sejumlah 122 pabrik yang tentunya akan terus
membutuhkan Tebu sebagai bahan utama untuk membuat gula merah
sebagaimana pada table berikut :
Tabel 3. Jumlah Pabrik/Kilang Tebu Yang Aktif Dirinci Per Kampung Di
Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah
No Nama kampung Unit
1 Cangduri 2
2 Kute Gelime 2
3 Blang Mancung Atas 24
4 Rejewali 9
5 Kala Ketol 3
6 Buter 16
7 Pondok Balik 8
8 Jalan Tengah 17
9 Selun 2
10 Blang Mancung Induk 10
11 Genting Bulen 5
12 Jerata 4
Sumber: Kecamatan Ketol, 2021
Berdasarkan data yang tertera pada table di atas dari 25 kampung yang
terdapat di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah hanya 12 kampung saja
yang memiliki industry jasa pengolahan Gula Merah Tebu. Dari 12 kampung
tersebut memiliki jumlah industry yang berbeda-beda pula, dimana jumlah
industry yang paling banyak berada di Kampung Blang Mancung Atas dengan

9
jumlah 24 unit. Pemerintah terus memberikan dukungan terhadap pengembangan
lahan pertanian tebu ini, bila harga mampu stabil dan tidak kalah dengan jenis
perkebunan lainnya mungkin tidak akan ada lagi petani yang mengalihkan fungsi
tanaman ke sektor lain. Seharusnya pemerintah mampu untuk mendorong harga
agar lebih tinggi lagi, bila perlu Pemerintah harus berani memberikan subsidi,
dengan cara memangkas anggaran yang bersifat kurang produktif ini adalah salah
satu opsi untuk menekan jumlah pengangguran, bukan tidak mungkin bila harga
cukup kompetitif maka tebu tidak hanya ada di Ketol tetapi juga di daerah lain.
Masyarakat khusus nya di daerah Kecamatan Ketol, sangat membutuhkan
sumber daya manusia (SDM) yang memadai khusunya di sektor Perkebunan
Tebu. Dengan sumber daya alam (SDA) yang tersedia tentunya tidak hanya cukup
mengolah dengan teori yang diwarisi nenek moyang. Sudah seharusnya
Pemerintah mendorong Generasi Muda untuk memiliki ilmu akademisi di bidang
perkebunan, agar mampu mengelola dan meningkatkan produksi gula tiap
tahunnya. Dengan segala upaya yang yang ada kita harus yakin bahwa Ketol
mampu menopang kebutuhan Gula Nasional, dan Ketol mampu mengurangi
ketergantungan Aceh terhadap impor Gula.
Dalam Operasionalnya setiap musim giling, pabrik gula selalu
mengeluarkan limbah yang berbentuk cairan, padatan dan gas. Limbah padat
produksi gula berupa ampas tebu, blotong dan abu pembakaran ampas tebu.
Limbah gas pada pabrik gula umumnya adalah asap cerobong yang merupakan
gas sisa pembakaran dari katel uap. Dimana masyarakat Kecamatan ketol
terutaman Kampung Blang Mancung dimana mengatakan setiap masa giling
memang sering terkena buangan limbah, utamanya warga yang tinggal di dekat
Pabrik Gula. Limbahnya khususnya cair sama limbah dari udara yang seperti
langes. Untuk limbah cair warna pernah melakukan protes yang terkadang
menimbulkan bau apalagi sudah mengendap. Dimana limbah dari suatu industri
harus dikelola terlebih dahulu sebelum dibuang atau dikeluarkan ke lingkungan
sekitar. Pengolahan limbah adalah pengumpulan, penganggkutan, pengolahan,
pemanfaatan atau pembuatan dari materi sisa hasil suatu kegiatan atau usaha. Baik
limbah padat, cair atau gas harus melalui proses pengolahan yang baik agar tidak

10
menimbulkan dampak negatif dalam hal kesehatan. Berikut ini tabel kriteria
kesesuaian lahan tanaman tebu yaitu:
Tabel 4. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Tebu (Saccarum Oficinarum)

Kelas Kesesuaian Lahan


Karakteristik/ Simbol
Kualitas Lahan S1 S2 S3 N1 N2

Temperatur
Rata-Rata Tahunan (0C) (t) 24-30 >30-32 >32-34 Td >34
22-<24 21-<22 <21
Ketersediaan Air (w)
-Bulan Kering (<75 mm)
>5
-CH/thn (mm) 3-4 2-<3 >4-5 - <2

1500-2500 1300- >2500-3000 - >3000


<1500 1000-<1300 - <1000
Media Perakaran (r)
-Drainse Tanah Baik Sedang Agak Sangat
Terhambat,
terhambat,Agak cepat terhambat,
-Tekstur SL,L,SCL,Si LS,SC,SiC, cepat sangat
L,Si,CL,SiCL C Str,C cepat
Kerikil,
Pasir
-kedalaman Efektif (cm) >75 55-75 40-<55 30-<40 Td
<30

Retansi Hara (f0


- KTK Tanah
>Tinggi Sedang Rendah Td -
- pH tanah 5,5-<7,5 50-<5,5 >5,0 - -
Toksisitas (c)
- Salinitas(mm hos/cm) <5 5-<8 8-10 >10 -

Hara Tersedia (n)


-Total N
- P2O5
≥ Sedang Rendah SR - -
- K2O ≥ Tinggi sedang SR - -
≥ Tinggi sedang SR - -

11
Kelas Kesesuaian Lahan
Karakteristik/ Simbol
Kualitas Lahan S1 S2 S3 N1 N2
Penyiapan Lahan (s/m)
-Batuan Permukaan <3 3-15 >15-40 Td >40
(%)
-Singkapan Batuan <2 2-10 >10-25 >25-40 >40
(%)

Tingkat Bahaya Erosi (e) -


-Lereng (%) <8 8-15 >15-30 >30

Sumber : LREP II, 1994 dan PPT, 2021

Keterangan:
LS : Pasir berlempung
SCL : Lempung Liat Berpasir
SR : Sangat Rendah
L : Lempung
C : Liat

2.1.2.4 Kawasan Penyangga Sungai


Kecamatan Ketol memiliki wilayah sempadan sungai seluas 1.188,53 Ha,
meliputi Kampung Bah, Serempah, Burlah, Buter Balik,Pantan Penyo, Jerata,
Kekuyang, Buge Ara, Buter, Pondok Balik, Bintang Pepara, Bergang, Karang
Ampar dan Kampung Pantan Reduk. Dan Kecamatan Ketol tidak mempunyai
danau seperti kecamatan lut tawar, kecamatan bintang, dan kecamatan kebayakan.
Permasalahan yang sering tidak terhindarkan dalam pengembangan
wilayah adalah terjadinya konflik penggunaan ruang dan sumberdaya alam,
bahkan pada dekade terakhir terlihat kecendrungan konflik pemanfaatan ruang
telah mencapai kondisi yang tidak efisien. Pemanfaatan sumberdaya alam dan
ruang dan tidak terkendali sebagai akibat meningkatnya perkembangan wilayah
dapat menyebabkan kerusakan fungsi lingkungan dan daya dukungnya.
Daerah penyangga dapat didefinisikan sebagai wilayah yang berada di luar
kawasan konservasi. Peran zona penyangga sangat vital bagi konservasi dan
kelestarian sebuah sungai, wilayah ini merupakan penyangga bagi aktivitas

12
negatif masyarakat ke dalam kawasan konservasi. Fungsi daerah penyangga
adalah pendukung kawasan konservasi dalam mempertahankan kelestarian
ekosistem dan keanekaragaman hayati. Kelestarian CA saat ini terancam
kehilangan biodiversitas serta luasan hutan primernya. Hal ini diakibatkan karena
adanya tekanan yang berasal dari aktivitas masyarakat di daerah penyangga.
Berikut beberapa contoh kawasan penyangga sungai:

Penyangga Sungai Dengan Metode Buffer Zone


Sumber : BPS Kecamatan Ketol, 2020

Penyangga Sungai (Sempadan)


Sumber : BPS Kecamatan Ketol, 2020

13
2.1.2.5 Penggunaan Lahan Di Kecamatan Ketol
Penggunaan lahan adalah modifikasi yang dilakukan manusia terhadap
lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun seperti lapangan, pertanian dan
pemukiman. Penggunaan lahan didefinisikan sebagai sejumlah pengaturan atau
aktifitas dan input yang dilakukan manusia pada tanah tertentu. hal ini juga
dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah.
Masyarakat disana memanfaatkan lahan dengan semaksimal mungkin untuk dapat
bercocok tanam atau bertani yang nantinya bisa di panen.
Tabel 5. Luas Daerah dan Penggunannya di Kecamatan Ketol Kabupaten
Aceh Tengah
No Lahan Luas (Km)
1 Tanah Sawah 1.192
2 Tegal/Kebun 2.000
3 Ladang/Huma 125
4 Padang Rumput 2.506
5 Sementara Tidak diusahakan 1.965
6 Lahan Bukan Pertanian 4.131
Jumlah 11.919
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Aceh Tengah, 2020
Berdasarkan tabel di atas, maka penggunaan lahan pada Kecamatan Ketol,
Kabupaten Aceh Tengah adalah, dengan luas lahan (Km) (11.919).
Lahan-lahan pertanian yang berada di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh
Tengah, ditanami tanaman seperti: Alpukat, Kopi, Kemiri, Langsat, Durian,
Jambu Biji, Jambu Air, Jeruk, Tebu, Pala, Pinang, Aren, Pepaya, Pisang,
Lengkuas, Jahe, Kunyit, Cabe, dan lainnya. Dalam Qanun Kabupaten Aceh
Tengah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Aceh Tengah.
Tabel 6. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Biofarmaka di
Kecamatan Ketol

Luas Penanaman
No Komoditi Luas Panen Produksi
Baru
1 Laos 49 80 2.240
2 Jahe 59 85 1.656
3 Kunyit 56 90 1.744
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2020

14
Tabel 7. Luas Lahan Sawah Berdasarkan Jenis Irigasi Di Kecamatan Ketol
No Nama Kampung Luas (Km)
1 Irigasi Sederhana 90
2 Sawah Tadah Hujan 1.192
Jumlah 1.282
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2020
Berdasarkan tabel di atas, maka luas lahan jenis irigasi pada Kecamatan
Ketol, Kabupaten Aceh Tengah adalah, dengan luas lahan (Km) (1.282).

2.2 Keadaan Penduduk


Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi
dua:
a) Orang yang tinggal di daerah tersebut.
b) Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata
lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan
bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Penduduk adalah individu atau sekelompok individu yang bertempat
tinggal disuatu wilayah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Penduduk
meliputi warga asli dan warga asing, di Indonesia penduduk memiliki durasi
bertempat tinggal minimal enam (6) bulan ataupun kurang dari (6) bulan dengan
tujuan pasti menetap.
Dari kita mengerti apa itu dinamakan dengan penduduk baru kita
memahami keadaan suatu penduduk. Keadaan penduduk adalah kondisi wilayah
yang dimana berdomisilinya rakyat yang dimana terdapat suatu komunitas yang
menunjukkan kondisi dari suatu masyarakat. Perkembangan sebuah wilayah
sangat dipengaruhi oleh perkembangan penduduknya, karena itu penduduk
merupakan bagian yang sangat penting dalam proses perkembangan dan
pembangunan suatu wilayah. Mayoritas penduduk di Kecamatan Ketol Kabupaten
Aceh Tengah 100% beragama Islam. Penduduk di Kecamatan Ketol Kabupaten
Aceh Tengah secara keseluruhan berjumlah 12.670 jiwa, dengan rincian
berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:

15
Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Ketol
Kabupaten Aceh Tengah

Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki 6.347 Jiwa
Perempuan 6.032 Jiwa
Jumlah 12.670 Jiwa
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah, 2021
Pemerintahan desa dipimpin oleh Kepala Desa (Reje) yang bertanggung
jawab kepada Camat. Kepala Desa dibantu oleh Sekretaris Desa, Kepala dusun
dan Badan Permusyawaratan Masyarakat untuk membantu kegiatan administrasi
masyarakat.

Tabel 9. Jumlah Kepadatan Penduduk dan Persebaran Penduduk


Kecamatan Ketol 2020

Jenis Jumlah
Kepadatan Penduduk 31.32
Persebaran penduduk 100.00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah, 2021
Berdasarkan tabel 2 dimana kita dapat melihat bahwa jumlah kepadatan
penduduk yaitu berjumlah 31.32 kepadatan dan jumlah persebaran penduduk yaitu
sebesar 100.00 persebaran.

2.3 Seks Ratio


Komposisi penduduk adalah susunan atau pengelompokan penduduk
berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya pengelompokan menggunakan usia, jenis
kelamin, agama, ras, mata pencaharian, pendidikan dan sebagainya. Namun pada
umumnya komposisi penduduk melihat pada kriteria usia dan jenis kelamin,
angkatan kerja serta rasio ketergantungan.
Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) adalah Sex Ratio merupakan indikator
yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin.
Angka ini dinyatakan dengan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah.

16
Tabel 10. Penduduk dan Sex ratio Menurut Kampung/Jenis Kelamin Di
Kecamatan Ketol Tahun 2021.
No. Nama Kampung Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Pantan Penyo 141 107 248 132
2 Jaluk 434 387 821 112
3 Cang Duri 278 274 552 101
4 Bah 284 297 581 96
5 Serempah 149 124 273 120
6 Burlah 125 110 235 114
7 Kute Gelime 307 272 579 113
8 Blang Mancung 854 836 1690 102
9 Gelumpang Payung 314 277 591 113
10 Rejewali 303 327 630 93
11 Kala Ketol 143 152 295 94
12 Kekuyang 458 420 878 109
13 Buter 273 276 549 99
14 Pondok Balik 348 360 708 97
15 Bintang Pepara 137 134 271 102
16 Pantan Reduk 293 194 487 151
17 Karang Ampar 240 206 446 117
18 Jalan Tengah 357 356 713 100
19 Selun 197 160 357 123
20 Blang Mancung 326 336 662 97
Bawah
21 Genting Bulen 182 163 345 112
22 Jerata 175 171 346 102
23 Buge Ara 144 153 297 94
24 Bergang 243 225 468 108
25 Simpang Juli 223 215 438 104
Jumlah/Total 6.347 6.532 12.670 97
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Tengah, 2020
Berdasarkan tabel di atas, maka Seks Ration pada Kecamatan Ketol,
Kabupaten Aceh Tengah adalah, laki-laki (6.347) dan perempuan (6.534) dengan
total jumlah (12.670).

2.4 Tingkat Pendidikan


Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaanya dengan
tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan
bantuan orang lain. Pada sektor pendidikan bagi suatu penduduk atau masyarakat
sangat menentukan untuk mencapai kemajuan disemua bidang kehidupan
terutama dalam meningkatkan kesejahteraan. Tingkat pendidikan seseorang untuk

17
dapat melakukan dan menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Adanya lingkungan pendidikan yang baik juga salah satu pendukung
sebagai tempat manusia berinteraksi timbal balik sehingga kemampuannya dapat
terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Lingkungan pendidikan sering
dihubungkan dengan tripusat pendidikannya, yaitu: keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Tujuan pendidikan adalah untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai
yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan, oleh karena itu tujuan
pendidikan memiliki dua fungsi:
1) Memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan.
2) Sebagai sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Karena pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
memberikan bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani
dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak untuk mencapai
kedewasaanya serta mencapai tujuan agar anak mampu melaksanakan tugas
hidupnya secara mandiri. Selain itu orang yang berpendidikan lebih tinggi
cenderung memilih pekerjaan yang lebih baik dalam jumlah dan mutunya
dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah seperti tingkat pendidikan
yang ada di Kecamatan Ketol.
Tingkat pendidikan di Kecamatan Ketol kabupaten Aceh Tengah
bervariasi, mulai dari tidak tamat SD kemudian tingkat SD, SMP, SMA sampai
dengan perguruaan tinggi. Persentase pendidikan masyarakat yang paling banyak
di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah adalah pada tingkat SMA.
Tabel 11. Banyaknya Sekolah dan Statusnya DiKecamatan Ketol
No Sekolah Negeri Swasta Total
1 TK/BA/RA 5 5
2 SD 22 22
3 MI 1 1
4 SLTP 5 5
5 MTs 1 1
6 SMA 1 1
7 MA
8 SMK
9 Perguruan Tinggi
Total 29 6 35
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Aceh Tengah, 2020

18
Tabel 12. Banyaknya Murid Sekolah Negeri Di Kecamatan Ketol tahun
2021.
No Sekolah Murid Total
Negeri Swasta
1 TK/BA/RA Negeri
2 SD Negeri 708 710 1418
3 MI Negeri
4 SLTP Negeri 125 128 253
5 MTs Negeri
6 SMA Negeri 30 48 78
7 MA Negeri
8 SMK Negeri
9 Perguruan Tinggi Negeri
Total 863 886 1749
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Aceh Tengah, 2020

2.5 Mata Pencaharian Masyarakat


Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi pokok
penghidupan. Mata pencaharian diartikan pula sebagai segala aktivitas manusia
dalam memberdayakan potensi sumber daya alam. Mata pencaharian dibedakan
menjadi dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan.
1) Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk
memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan
merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Mata pencaharian pokok di sini adalah sebagai bakul.
2) Mata pencaharian sampingan adalah mata pencaharian di luar mata
pencaharian pokok. Mata pencaharian sampingan adalah keseluruhan
kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber
daya yang ada pada lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud
sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.
Masyarakat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah pekerjaan yang
bervariasi seperti: petani, pegawai negeri, pengusaha kecil dan menengah. Sumber
mata pencaharian masyarakat kecamatan Ketol yang paling dominan adalah dalam
sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat karena sebagian besar luas wilayah di
Kecamatan Ketol merupakan daerah pertanian atau daerah yang berbasis agraris.

19
Daerah Aliran Sungai (DAS)

2.6 Daerah Aliran Sungai Kecamatan Ketol


Kecamatan Ketol mempunyai sungai seluas 1.188,53 Ha, meliputi
Kampung Bah, Serempah, Burlah, Buter Balik, Pantan Penyo, Jerata, Kekuyang,
Buge Ara, Buter, Pondok Balik, Bintang Pepara, Bergang, Karang Ampar dan
Kampung Pantan Reduk. Kreung Peusangan adalah daerah aliran sungai (DAS) di
Aceh yang melintasi lima kabupaten/kota. Hulunya berada di Danau Lut Tawar,
Kabupaten Aceh Tengah, sementara anak sungainya mengalir lintas batas ke
Kabupaten Bener Meriah, Aceh Utara, Bireuen, dan Kota Lhokseumawe. Luas
DAS Krueng Peusangan ini mencapai 238.550 hektare, yang panjang sungai
utamanya dari pinggir laut Bireuen hingga ke Danau Lut Tawar mencapai 128
kilometer. Sungai-sungai yang bermuara ke Krueng Peusangan sekitar 107 sungai
yang terdiri dari 12 sub DAS. Salah satu sub DASnya yaitu Berawang Gajah di
Kampung Kala Ketol Kecamtan Ketol.

Gambar 2.1 Sungai Berawang Gajah


Sumber : BPS Kecamatan Ketol, 2020

Kualitas perairan Krueng Peusangan seperti halnya dengan perairan umum


lainnya dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi, intensitas pemanfaatan daerah

20
dan iklim. Secara geomorfologi, Krueng Peusangan terbagi atas tiga zona. Zona
perairan sungai bagian hulu (head water zone) terletak di Kabupaten Aceh
Tengah, zona bagian tengah (middle-order) terletak di Kabupaten Bener Meriah
dan zona bagian hilir (lowland stream) terletak Kabupaten Bireuen.
Tidak seperti sungai bertipe meander yang bermuara ke pantai timur
sumatera lainnya seperti sungai Siak, Kampar, Batanghari dan Musi dimana zona
bagian hilir cukup panjang (lebih dari 60 km), zona bagian hilir Krueng
Peusangan tergolong pendek dimana pengaruh tenaga pasang dan surut air laut
tidak mencapai lokasi Geulanggang Labu (kurang dari 10 km). Zona bagian hulu
terbentang dari outlet Danau Laut Tawar, Desa Lukup Badak, Desa Wihni Bakong
(Wih Sagih Indah), Kecamatan Silih Nara), dan Wih Bah hingga Desa Karang
Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.

Gambar 2.2 Sebagian Kondisi Lingkungan Bagian Hulu Krueng Peusangan di


Wih Bah dan Karang Ampar Kecamatan Ketol
Sumber : BPS Kecamatan Ketol, 2020

Kondisi DAS Peusangan sekarang kritis, bahkan masuk kategori kritis satu
nasional. Hal ini disebabkan adanya galian C, perambahan untuk perkebunan, dan
pembalakan liar di wilayah tersebut. Padahal, potensi airnya hingga 16 miliar
meter kubik per tahun. Dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) seperti yang dilakukan di Kecamatan Ketol.

21
Hutan di DAS Krueng Peusangan begitu cepat beralih fungsi. Setelah
kayunya ditebang serampangan, tak berselang lama ada yang membersihkannya
untuk dijadikan kebun. Ada kebun sawit, kopi, kakao, pinang, dan lainnya yang
tersebar di DAS Krueng Peusangan. Galian C tanpa izin juga turut membuat
sungai rusak dan terjadi erosi. Data yang disampaikan Dinas Pertambangan dan
Energi Provinsi Aceh, menunjukkan di DAS Krueng Peusangan tidak ada izin
usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan atau galian C. Fakta di
lapangan, galian C justru bertebaran. Pemerintah Aceh Tengah diharapkan serius
mengelola bersama kawasan ini. Karena, para bupati dan wali kota sudah
menadatangani kerja sama pengelolaan berkelanjutan pada 2011.
Berdasarkan SK Menhut No.170 Tahun 2000 tentang Penunjukan kawasan
Hutan dan Perairan, sekitar 167.443 hektare atau 65% dari luasan kawasan DAS
Peusangan merupakan Kawasan Budidaya atau areal penggunaan lain. Sebanyak
47.816 hektare (18%) merupakan Hutan Lindung; 24.383 hektare (9,5%) Hutan
Produksi; sisanya berupa kawasan Hutan Produksi Terbatas, Suaka Alam dan
Perairan.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Aceh mengakui beberapa DAS di Aceh
kondisnya kritis, harus segera dibenahi. Penyebabnya, selain karena ulah manusia,
juga akibat bencana alam seperti letusan gunung berapi. Dari semua DAS, Krueng
Peusangan yang paling kritis. Ini dikarenakan adanya pembukaan kawasan hutan
untuk dijadikan kebun kopi dan kentang, serta kegiatan galian C. Ketika hulu
DAS rusak, muaranya juga akan hancur.
Upaya yang harus dilakuan antara lain pengembangan ekonomi
masyarakat di bagian hulu, konservasi kawasan tangkapan air, melakukan mitigasi
bencana  dan mengembangkan skema PES atau jasa lingkungan di kawasan DAS
Peusangan.  Keberadaan PES bertujuan untuk mendorong pemanfaatan sumber
daya alam yang lebih efisien dan bertanggung jawab, sehingga mengurangi
ancaman kerusakan lingkungan yang lebih parah.

22
MENGANALISIS PEMUKIMAN DAN PERKOTAAN DAN
MENGETAHUI TATA CARA ANALISA KOTA

1. Prasarana wilayah meliputi:

Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan


Sumber Prasarana
Prasarana Prasarana
Daya Komunikasi
Utama Energi
Air Air Pengelolaan
Air Bersih Drainase
Limbah Sampah
Pembangunan Air Jaringan Tidak ada Pelayanan Jaringan Selokan Sebagian
di bidang Pegunungan listrik dan air bersih drainase sampah
transportasi dan PDAM telepon internal Internal dibuang
yang meliputi internal kawasan Kawasan pada areal
kawasan terdapat di pada bagian lahan
prasarana jalan,
tidak ada bagian tengah dan kosong
transportasi (lahan utara. selatan tidak sekitar
sungai, danau kosong). Pelayanan ada (lahan wilayah
penyeberangan Jaringan air bersih kosong). perencanaan.
, dan udara listrik secara Saluran
dalam rangka telepon keseluruha drainase
mendukung telah n eksternal melayani
peningkatan melayani kawasan seluruh
kesejahteraan seluruh telah eksternal
masyarakat. eksternal terlayani. kawasan.
kawasan. Sistem
drainase dan
pembuangan
air limbah
merupakan
saluran
buatan.
Sumber : BPS Aceh Tengah, 2020
2. Sarana wilayah meliputi:
Sarana wilayah disesuaikan dengan skala pelayanannya ada skala
lingkungan, ada skala lingkungan, sub bagian wilayah dan sarana wilayah
sebagaimana tertera sbb:

Sarana Sarana Sosial


Perumahan Pemerintah& Sarana
Pelayanan Ekonomi
Peribadata Taman&Lap.
Umum Kesehatan Pendidikan
n Olah Raga
Perumahan Sarana 1126,7 Angka Tahun 2020 Angka
layak huni jembatan (Ton) kematian terdapat (11) partisipasi
kepada 2020 Hasil bayi Ketol masjid sekolah
masyarakat Panen 2020 (3) tahun 2020,
berpenghasila Per/Tahun usia 16-18

23
laki-laki
dan
n rendah (220)
perempuan
unit
Adalah
80.82
Irigasi Tempat Angka
2942
wisata kematian
(Jumlah
Disekitar ibu Ketol
Murid)
Ketol 2020 (0)
Rumah Angka
Sakit Umum HIV/AIDS 540(Jumlah
2 Tahun 2020 (0) Guru)
2020
Infrastruktur Penyakit
Jalan Malaria
Ketol
2020 (0)
Sumber : BPS Aceh Tengah, 2020

3. Analisa prasarana dari sarana wilayah


Dilakukan dengan membandingkan pelayanan saat ini (eksisting dengan
kondisi ideal) baik dlm bentuk %, cakupan pelayanan, rasio elektrikasi standar
tentang jangkauan pelayanan untuk lingkup jenis sarana.
Walter cristaller (1933) mengemukakan teory tempat pusat yang
menjelaskan persebaran pusat pusat pemukiman (kota dan bisa juga dimasukan
juga desa). Setiap pusat mempunyai besaran tertentu (jumlah penduduk, wilayah
pelayanan dan fasilitas tertentu. Pusat tersusun secara hirarki berjenjang
(mempunyai wilayah pelayanan tertentu, pusat lebih tinggi melayani
dibawahnya)

Tempat pusat terbentuk oleh:


1) Thresold Poupulation, penduduk minimal yang dibutuhkan untuk
memndukung kegiatan ekonomi disuatu pusat
2) Range, Jarak yang masih mau ditempuh konsumen untuk membeli barang dan
jasa menggunakan jasa (ex kalau mau beli sikat gigi atau sabun mandi)
3) Tributary area, wilayah yang dihuni oleh penduduk yang mendapatkan
pelayanan oleh suatu pusat.

24
Strategi Pengembangan Wilayah Perencanaan Terhadap Kegiatan
Perkotaan Takengon

KEGIATAN
NO STRATEGI PENGEMBANGAN KEGIATAN
PERKOTAAN
1. Permukiman 1. Pengaturan pengelolaan lingkungan permukiman
terhadap limbah buangan rumah tangga dan
persampahan
2. Pengaturan sistem jaringan air buangan dan drainase
kawasan permukiman secara tersistematis.
3. Pelibatan masyarakat setempat yang mendukung
pengelolaan lingkungan danau dan sekitarnya yang
bersih, dan sehat
4. Mengarahkan kawasan permukiman yang mendukung
kegiatan wisata danau laut tawar
2. Perdagangan dan 1. Meminimalisir intensitas kegiatan fasilitas perkotaan
Jasa 2. Mengawasi proses pembuangan limbah yang dihasilkan
secara bertahap dalam bentuk pengaturan penanganan
polusi dan limbah dari kegiatan perkotaan.
3. Kesehatan 1. Menyediakan fasilitas umum yang mendukung
sanitasi lingkungan, seperti pos kesehatan dan
wc/kamar mandi umum
2. Mengawasi proses pembuangan limbah yang
dihasilkan limbah kegiatan perkotaan secara
bertahap dalam bentuk pengaturan dan
pengendalian saluran drainase dan persampahan

4. 1. Membatasi kegiatan ekonomi yang mengganggu kualitas


Perekonomian lingkungan danau seperti keramba
Masyarakat

5. Lingkungan 1. Pengaturan utilitas perkotaan dan sistem pengelolaan


lingkungan di sekitar wilayah perencanaan, yang
terinegrasi dengan utilitas perkotaan
2. Membatasi perkembangan lahan terbangun ke arah
wilayah perencanaan
3. Membatasi perkembangan sekitar sempadan sungai
peusangan
6. Kawasan Danau Laut 1. Pembangunan tanggul sepanjang pinggir danau dari Boom
Tawar sampai Mendale
2. Mengarahkan fungsi dan kegiatan yang mendukung
kualitas lingkungan danau dan sungai
3. Membatasi perkembangan sekitar sempadan danau
dengan menitik beratkan pada fungsi ruang terbuka hijau
dan kekgiatan wisata
Sumber : BPS Aceh Tengah, 2020

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kecamatan Ketol merupakan salah satu kecamatan dari 14 Kecamatan
yang berada di kabupaten Aceh Tengah, Ibukota Kecamatan Ketol adalah
Kampung Rejewali. Kecamatan Ketol terdiri dari 25 kampung yaitu: Pantan
Penyo, Jaluk, Cang Duri, Bah, Serempah, Burlah, Kute Gelime, Blang Mancung,
Gelumpang Payung, Rejewali, Kala Ketol, Kekuyang, Buter, Pondok Balik,
Bintang Pepara, Pantan Reduk, Karang Ampar, Jalan tengah, Selun, Blang
Mancung, Genting Bulen, Jerata, Buge Ara, Bergang, Simpang Juli dan Dusun di
Kecamatan Ketol terdiri dari 72 dusun. Kecamatan Ketol memiliki luas sebesar
404,53 km2. Perkembangan sebuah wilayah sangat dipengaruhi oleh
perkembangan penduduknya, karena itu penduduk merupakan bagian yang sangat
penting dalam proses perkembangan dan pembangunan suatu wilayah. Mayoritas
penduduk di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah 100% beragama Islam.
Penduduk di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah secara keseluruhan
berjumlah 12.670 jiwa,
Berdasarkan tabel 2 dimana kita dapat melihat bahwa jumlah kepadatan
penduduk yaitu berjumlah 31.32 kepadatan dan jumlah persebaran penduduk yaitu
sebesar 100.00 persebaran. Masyarakat Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh
Tengah pekerjaan yang bervariasi seperti: petani, pegawai negeri, pengusaha kecil
dan menengah. Sumber mata pencaharian masyarakat kecamatan Ketol yang
paling dominan adalah dalam sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat karena
sebagian besar luas wilayah di Kecamatan Ketol merupakan daerah pertanian atau
daerah yang berbasis agraris.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
pemakalah. Dan dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat
menjadi lebih baik.

26
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah, 2021

Dewey, Jhon, 2003, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Aceh Tengah

Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tengah.

Rencana Terpadu Dan Programinvestasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-


JM) Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2020 Profil Kabupaten Aceh
Tengah.

27

Anda mungkin juga menyukai