OLEH :
ANGGI
21.7.05.380
Oleh :
ANGGI
NIT. 21.7.05.380
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui Oleh :
Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
Anggi
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN......................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang................................................................................. 6
1.2 Tujuan............................................................................................. 7
II. METODE PRAKTIK..................................................................................... 8
2.1 Waktu Dan Tempat............................................................................. 8
2.2 Prosedur Kerja.................................................................................... 8
2.3 Pengumpulan Data............................................................................. 9
III. HASIL DAN PEMBAHASAAN..................................................................... 11
3.2. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat............................................ 12
3.3 Jumlah Penduduk Pelaku Utama Nelayan Perikanan........................ 18
3.4 Beda Masyarakat Sejahtra Dengan Masyarakat yang Kurang Sejahtera. 19
3.5 Penyebab Masyarakat Yang Kurang Sejahtera................................... 20
IV. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 22
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 22
5.2 Saran.................................................................................................. 22
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... 24
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi sosial ekonomi merupakan keadaan yang berhubungan
dengan masyarakat yang ditinjau dari sosial dan segi ekonomi. Keadaan
tersebut meliputi kebutuhan masyarakat sendiri dan cara pemenuhan
kebutuhannnya, masyarakat bekerja sesuai dengan keahliannya guna
mendapatkan penghasilan dan pendapatan yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Untuk bekerja atau masyrakat yang mempunyai pendidikan tinggi,
akan mudah untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan tinggi.
Namun untuk pekerja atau masyarakat yang pendidikannya rendah, akan
sulit memperoleh pekerjaan yang berpenghasilan tinggi. Pendidikan
merupakan bagian dari kondisi sosial ekonomi, bahwa dalam kaitan
perubahan sosial budaya dan ekonomi, pendidikan sebagai bagian dari
sosial budaya turut berpengaruh pada perubahan sosial budaya dan
ekonomi masyrakat.
Saat seorang kepala keluarga memperoleh penghasilan atau
pendapatan yang rendah, maka akan membuat sebagian wanita harus
ataupun ingin terjun didalam dunia kerja. Alasan tersebut muncul karena
tuntunan ekonomi keluarga. Baik wanita yang sudah menikah ataupun
wanita yang belum menikah.
Di indonesia kaum wanita memang terus di beri peluang makin
besar untuk ikut serta dalam proses pembangunan tidak dapat diasingkan
lagi. Namun peranan perempuan dalam pembangunan tidak bisa
dipisahkan lagi dengan perananya sebagai ibu rumah tangga di
keluarganya. Peran serta wanita dalam pembangunan sangat di perlukan
terutama dalam pembangungan keluarga. Wanita memiliki peran ganda
yaitu satu pihak di tuntut mengabdikan diri untuk keluarganya, di pihak
lain wanita dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan.
Industri adalah salah satu alternatif bagi penduduk untuk
mencapai pekerjaan atau mata pencaharian. Adanya industri kecil
memegang peranan penting dalam pembangunan, Khususnya negara-
negara yang sedang membangun, karena industri ini dapat membuka
yang luas, membuka kesempatan usaha dan memperluas basis
pembangun. Selain itu, juga dapat menunjang kegiatan mata pencaharian
pokok masyarakat dan dapat menjadikan masyrakat untuk bekerja secara
mandiri karena mendapatkan pengalaman baru.
1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui jumlah penduduk pelaku utama nelayan perikanan di
Desa Barugaia
2. Dapat membedakan masyarakat pelaku utama perikanan yang sejahtera
dan masyarakat perikanan yang kurang sejahtera di Desa Barugaia.
3. Dapat mengetahui penyebab masyarakat pelaku utama perikanan yang
kurang sejahtera di Desa Barugaia
II. METODE PRAKTIK
2. Letak Demografis
Kondisi pelaksanaan suatu pembangunan, faktor yang sangat
berpengaruh yaitu penduduk. Karena pada dasarnya penduduk tidak hanya
menjadi sarana tapi juga menjadi pelaksana dalam satu pembangunan. Jadi,
demi menunjang keberhasilan suatu pembangunan, perkembangan penduduk
sangat dibutuhkan yang memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang dapat
memberikan kontribusi dalam pembangunan.
Jumlah penduduk Desa Barugaia adalah sebanyak 1.547 jiwa yang terdiri
dari laki-laki sebanyak 724 orang dan perempuan sebanyak 923 orang dengan
jumlah Kepala Keluarga 412 KK.
25% 37%
33%
2. Kesehatan
Tingkat kesehatan pada desa barugaia bisa di katakan cukup memadai
sebab pada desa barugaia tepatnya di dusun Barugaia terdapat sebuah
bangunan puskesmas, selain itu juga terdapat 2 titik lokasi posyandu.
Menurut hasil pengambilan dan olah data dapat di lihat sebagai berikut:
Tabel 4. Sapres kesehatan
No Uraian Dusun Dusun Dusun Dusu Dusun Jumlah
I II III n IV v
1 Puskesmas 0 1 0 0 0 1
2 Posyandu 1 1 0 0 0 2
3 Apotek 0 0 0 0 0 0
4 Praktek 0 0 0 0 0 0
3. Sarana dan Prasarana Desa
Pembangunan infrastruktur akan di hadapkan pada terbatasnya
kemampuan pemerintah Desa untuk menyediakannya. Pada sebagian bangunan
infrakstruktur, pihak desa telah menghimpun swadaya masyarakat murni yang
terkordinir di masing- masing dusun.
Tabel 5. Sarana dan prasarana
No Jenis sarana dan prasarana desa Jumlah
1 Masjid 5
2 Pasar 2
3 Gedung pendidikan 4
4 Lapangan sepakbola 1
5 Dermaga 2
6 Puskesmas 1
7 Jembatan 2
8 Posyandu 2
9 SPBU 1
Jumlah 20
Dilihat dari tabel di atas, dapat di lihat jumlah infrastruktur pada desa
Barugaia dan setiap infrastruktur terbagi di setiap dusun. Jumlah masjid yang
ada di desa Barugaia ada 3 yang terletak masing-masing 1 di dusun Ujungbori,
joong dan Tulang, sedangkan untuk musollah ada 2 yang terdapat di dusun
ujung bori dan dusun barugaia. Untuk jenis bangunan pendidikan yang terdapat
di desa barugaia berupa taman kanak kanak sebanyak 2, sekolah dasar (SD)
sebanyak 1 yang terletek di dusun Barugaia , dan sekolah menegah pertama
(SMP) yang terletak di dusun Ujung bori. Serta bangunan desa lain yang tersebar
di kelima dusun di desa barugaia.
PENDAPATAN MASYARAKAT
NELAYAN 1. Pendapatan Sangat Tinggi
4.000.000
2. Pendapatan Tinggi
3.500.000
13%
3. Pendapatan Menengah
2.5000.000-3.400.000
39% 4. Pendapatan Sedang
19% 1.600.000-2.400.000
5. Pendapatan Rendah
50.000-1.500.000
18%
12%
Di luar dari hasil tangkapan di atas, nelayan juga mendapatkan ikan jenis
lain yang harga jualnya terbilang rendah sehingga hanya di berikan kepada
keluarga untuk konsumsi pribadi, beberapa jenis ikan yang juga di tangkap oleh
nelayan hanya untuk konsumsi antara lain ikan ekor kuning, gorara gigi
anjing,pisang pisang merah,dan ikan pogo pogo.
Pendapatan nelayan bergantung musim dan cuaca. Ketika musim Timur,
nelayan tidak melaut karna kondisi laut yang tidak memadai seperti ombak yang
tinggi dan angin yang kencang, sehingga nelayan tidak memiliki penghasilan dari
melaut , akibatnya nelayan mencari alternatif lain seperti mencari pekerjaan
sampingan guna menghidupi keluarganya
3.3 Jumlah Penduduk Pelaku Utama Nelayan Perikanan
Desa Barugaia memiliki jumlah penduduk pelaku utama nelayan yaitu 85 orang.
Dusun Ujung bori 25 orang, Dusun Barugia 27 orang, Dusun Joong 21 orang dan
Dusun Tulang 12 orang. Adapun dusun yang tidak memiliki penduduk nelayan
yaitu dusun Pajalaia.
Tabel 9. Jumlah nelayan tiap dusun
N DUSUN JUMLAH
O
1. Ujung Bori 25
2 Barugia 27
3. Joong 21
4. Tulang 12
5. Pajalaia -
3.4 Beda Masyarakat Sejahtera Dengan Masyarakat yang Kurang
Sejahtera
Masyarakat sejahtra merunjuk situasi aman yang sentosa.Seahingga,
hidup yang sentosa adalah hidup di suasana aman, damai dan tidak ada
kekacauan. Dalam arti yang lebih luas kesejahtran adalah terbebasnya
seseorang dari jeratan kemiskinan, kebodohan dan rasa takut sehingga dia
memperoleh kehidupan yang aman dan tentram secara lahirlah maupun batinia.
Sedangkan masyarakat kurang sejahtera artinya berharta benda dan serba
kekurangan. Departemen sosial dan bio pusat statistik, mengidentifikasikan
sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal
untuk hidup layak.
Terdapat perbedaan yang tidak signifikan mengenai kebahagiaan pada
keluarga sejahtera dan masyarakat yang kurang sejahtera di Desa Barugaia
Kecamatan Bontomanai yaitu masyarakat sejahtera dan masyarakat yang kurang
sejahtera menyatakan 83% merasa bahagia atas kehidupannya dan sisanya
tidak merasa bahagia yaitu 16,3% , masyarakat sejahtera didapatkan87,5%
merasa bahagia dan 12,5% tidak merasa bahagia. Sedangkan masyarakat yang
kirang sejahtera didapatkan 80% merasa bahagia dan sisanya 20% tidak merasa
bahagia. Tingkat kesejahteraan atau materi tidak mempengaruhi kebahagiaan di
Desa Barugaia.
Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar
yang tercermin dari rumah layak, tercukupinya kebutuhan sandang dan pangan,
biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi
dimana setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas
anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmani dan
rohani. Kemudian masyarakat kurang sejahtera yaitu keadaan dimana terjadi
kekurangan hal-hal yang biasa dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung dan air minum, hal-hal ini berkaitan erat dengan kualitas hidup.
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah pendidikan dan mendapatkan
kehormatan yang layak sebagai warga Negara. Secara ekonomi kemiskinan
dapat dilihat dari tingkat kekurangan sumber daya yang dapat digunakan
memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan sekelompok
orang.
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan informasi yang didapat Desa Barugia memiliki 85 nelayan
yang terdiri dusun ujung bori 25, dusun barugaia 27, dusun joong, 21, dan
dusun tulang 12
2. Pendapatan masyarakat di Desa Barugaia , Kecamatan Bontomanai
Kabupaten Kepulauan Selayar yang berpendapatan sangat tinggi Rp
4.000.000 ada 13%, pendapatan tinggi Rp 3.500.000 ada 19%,
pendapatan menengah Rp 2.500.000-3.400.000 ada 17%, pendapatan
sedang Rp 1.600.000-2.400.000 ada 12%, dan pendapatan rendah Rp
50.000-1.500.000 ada 39%
3. Pendapatan nelayan bergantung musim dan cuaca. Ketika musim Timur,
nelayan tidak melaut karna kondisi laut yang tidak memadai seperti ombak
yang tinggi dan angin yang kencang, sehingga nelayan tidak memiliki
penghasilan dari melaut hal tersebut menyebabkan masyarakat kurang
sejahtera.
5.2 Saran
Sebaiknya masyarakat yang kurang sejahtera mencari pekerjaan sampingan
sehingga mereka tidak Cuma mengandalkan pekerjaan utama mereka yaitu
nelayan dan sebaiknya pemerintah setempat memberikan bantuan kepada
masyarakat yang kurang sejahtera berupa kapal agar masyarakat kurang
sejahtera mempunyai kapal sendiri untuk melaut dan tidak mengikut lagi
kepada nelayan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abkim, I. I. (2019). Analisis Program Pemberayaan Ekonomi Nelayan Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi
Islam. Jurnal Uin Raden Intan Lampung: 123-133.
Akbar, Y. R. (2020). Penyuluhan Dan Pengolahan Data Sosial Ekonomi Perikanan.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisplin: 126-133.
Amirudin, A. M. (2017). Barugaia Desa Mandiri. jurnal Mandiri: 1-5.
Hanafi, A. (2020). Pemberdayaan Ekonomi Anggota Koperasi Harapan Keluarga
Sejahtera Sebagai Alternatif Mengurangi Tingkat Kemisikinan Di Desa
Nanggelang Kec. Greged Kabupaten Cirebon. Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi: 1-8.
Opad, 1. B. (2O14). Perbedaan Kebahagian Pada Keluarga Sejahtera Dan Pra
Sejahtera Di Desa SWinangun Atas Kecamatan Pineleng Kabupaten
Minahasa. Jurnal e-Biomedik (eBM): 1-5.
Rosni1. (2017). Analisis Tingkat Sejahtera Masyarakat Nelayan Di Desa Dahari
Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Jurnal Geografi: 53-56.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan