Anda di halaman 1dari 25

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PELAKU UTAMA PERIKANAN DESA

BARUGAIA KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN


SELAYAR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL I)

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN

OLEH :

ANGGI
21.7.05.380

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER DAYA
POLITEHNIK KELAUATAN DAN PERIKANAN BONE
2023
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PEALAKU UATAMA PERIKANAN
DESA BARUGAIA KECEMATAN BONTOMANAI KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR

Oleh :

ANGGI
NIT. 21.7.05.380

Laporan PKL 1 ini di buat sebagi salah satu syarat untuk


Mempertanggung jawabkan Kegiatan Kerja Lapang (PKL)
Program Studi Teknik Kelautan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
HALAMAN PENGESAHAAN

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PEALAKU UATAMA PERIKANAN


DESA BARUGAIA KECEMATAN BONTOMANAI KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Hawati, S.Pd, M.Pi Khairul Jamil, S.P, M.Si


NIP.19660915 199602 2 001 NIP. 19710214 200604 1 001

Diketahui Oleh :
Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Dra. Ani Leilani, M.Si


NIP.19641217 199003 2 003
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
akhirnya Laporan Praktik Kerja Laporan (PKL) 1 yang berjudul “Kehidupan Sosial
Ekonomi Pelaku Utama di Desa Barugaia Kecamatan Bontomanai Kabupaten
Kepulauan Selayar “ ini dapat diselesaikan sesuai dengan target mutu dan waktu
yang direncanakan .
Proses persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan ini telah
melibatkan kontribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Atas
dedikasi tersebut, pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan penghargaan
dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Ani Leilani, M. Si Direktur Politehnik Kelautan dan Perikanan
Bone atas izin pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL);
2. Ibu Hawati, S.Pd, M.Pi pembimbing I yang memberikan arahan
penyempurnaan serta ulasan kritis;
3. Pak Kharul Jamil, S.P,M.Si pembimbing II atas kesediaan waktunya dalam
memberikan koreksi dan revisi terhadap sejumlah data dan informasi;
4. Ayah, Ibu, Keluarga serta teman-teman dan seluruh aktivitas akademika
Politehnik Kelautan Dan Perikanan Bone atas dukungan serta doanya.
Sebagai manusia biasa, penyusun menyadari akan kekurangan baik dari
segi penulisan maupun dari teknik penyajian informasi karena itu kritikan
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
laporan-laporan selanjutnya. Semoga laporan PKL ini bermanfaat bagi
kemajuan sektor kelautan dan perikanan.

Bone, 11 Mei 2023

Anggi
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN......................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang................................................................................. 6
1.2 Tujuan............................................................................................. 7
II. METODE PRAKTIK..................................................................................... 8
2.1 Waktu Dan Tempat............................................................................. 8
2.2 Prosedur Kerja.................................................................................... 8
2.3 Pengumpulan Data............................................................................. 9
III. HASIL DAN PEMBAHASAAN..................................................................... 11
3.2. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat............................................ 12
3.3 Jumlah Penduduk Pelaku Utama Nelayan Perikanan........................ 18
3.4 Beda Masyarakat Sejahtra Dengan Masyarakat yang Kurang Sejahtera. 19
3.5 Penyebab Masyarakat Yang Kurang Sejahtera................................... 20
IV. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 22
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 22
5.2 Saran.................................................................................................. 22
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... 24
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi sosial ekonomi merupakan keadaan yang berhubungan
dengan masyarakat yang ditinjau dari sosial dan segi ekonomi. Keadaan
tersebut meliputi kebutuhan masyarakat sendiri dan cara pemenuhan
kebutuhannnya, masyarakat bekerja sesuai dengan keahliannya guna
mendapatkan penghasilan dan pendapatan yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Untuk bekerja atau masyrakat yang mempunyai pendidikan tinggi,
akan mudah untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan tinggi.
Namun untuk pekerja atau masyarakat yang pendidikannya rendah, akan
sulit memperoleh pekerjaan yang berpenghasilan tinggi. Pendidikan
merupakan bagian dari kondisi sosial ekonomi, bahwa dalam kaitan
perubahan sosial budaya dan ekonomi, pendidikan sebagai bagian dari
sosial budaya turut berpengaruh pada perubahan sosial budaya dan
ekonomi masyrakat.
Saat seorang kepala keluarga memperoleh penghasilan atau
pendapatan yang rendah, maka akan membuat sebagian wanita harus
ataupun ingin terjun didalam dunia kerja. Alasan tersebut muncul karena
tuntunan ekonomi keluarga. Baik wanita yang sudah menikah ataupun
wanita yang belum menikah.
Di indonesia kaum wanita memang terus di beri peluang makin
besar untuk ikut serta dalam proses pembangunan tidak dapat diasingkan
lagi. Namun peranan perempuan dalam pembangunan tidak bisa
dipisahkan lagi dengan perananya sebagai ibu rumah tangga di
keluarganya. Peran serta wanita dalam pembangunan sangat di perlukan
terutama dalam pembangungan keluarga. Wanita memiliki peran ganda
yaitu satu pihak di tuntut mengabdikan diri untuk keluarganya, di pihak
lain wanita dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan.
Industri adalah salah satu alternatif bagi penduduk untuk
mencapai pekerjaan atau mata pencaharian. Adanya industri kecil
memegang peranan penting dalam pembangunan, Khususnya negara-
negara yang sedang membangun, karena industri ini dapat membuka
yang luas, membuka kesempatan usaha dan memperluas basis
pembangun. Selain itu, juga dapat menunjang kegiatan mata pencaharian
pokok masyarakat dan dapat menjadikan masyrakat untuk bekerja secara
mandiri karena mendapatkan pengalaman baru.

1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui jumlah penduduk pelaku utama nelayan perikanan di
Desa Barugaia
2. Dapat membedakan masyarakat pelaku utama perikanan yang sejahtera
dan masyarakat perikanan yang kurang sejahtera di Desa Barugaia.
3. Dapat mengetahui penyebab masyarakat pelaku utama perikanan yang
kurang sejahtera di Desa Barugaia
II. METODE PRAKTIK

2.1 Waktu Dan Tempat


Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) I dilaksanakan pada 8 Mei sampai 8
Juli 2023. Tempat lokasi praktek yaitu di Kecamatan Bontomtene, Kabupaten
Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi-Selatan, yang dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Gambar 1.Peta lokasi Desa Pulau Selayar


2.2 Prosedur Kerja
Sebelum pengambilan data sebaiknya terlebih dahulu melakukan
koordinasi ke instansi serta pengenalan mengenai lokasi praktik. Setelah itu
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengambilan data .
2.2.1 Alat Dan Bahan
Tabel 1. Alat dan bahan
NO. Alat dan bahan Kegunaan
1. Alat tulis Mencatat hasil pengamatan
2. Handpone (HP) Dokumenasi hasil pengamatan
3. Laptop Mengelolah data
4. Kuisioner Mengumpulkan data
2.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini menggunakan metode kuantitatif yaitu penelitian
yang terbatas pada usaha pengungkapan suatu masalah dan keadaan
sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan pengungkapan fakta.
Dalam pengumpulan data-data tersebut dilakukan dua metode yaitu:
2.3.1 Metode pengambilan data secara primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya dan dicatat untuk pertama kalinya melalui prosedur. Cara
memperoleh data dapat dilakukan dengan metode berikut.
1. Obervasi
Obervasi merupakan teknik penyaringan data melalui pengamatan
langsung dilapangan secara sistematika
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai atau diskusi
langsung dengan masyarakat setempat merupakan percakapan
antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber
yang mendapatkan informasi yang tepat diwawancarai. Dalam
pengumpulan data secara langsung dengan mewawancarai
masyarakat setempat di Desa Barugaia .

Gambar 2. Kegiatan wawancara dengan narasumber


3. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan beberapa pernyataan kepada masyarakat
yang masuk kedalam kriteria sampel yang dituju dan dijadikan
sebagai responden.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk melengkapi data, dari data
dokumentasi ada hubungan dengan objek yang menjadi studi dengan
cara mengambil gambar ( dokumentasi foto).

2.3.2 Metode pengumpulan data secara sekunder


Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data pendukung seperti
kantor desa setempat. Metode pengumpulan data dengan cara mengambil data
profil Desa Barugaia Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.

Gambar 3. Pengambilan data profil desa barugaia

2.3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data terdiri atas metode kulitatif dan kuantitatif. Metode
analisis data kualitatif yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Metode ini bertujuan menafsirkan data yang berkaitan dengan
situasi yang terjadi secara sistematis, aktual dan akurat berdasarkan fakta-fakta
(sugiyono., 2012) juga digunakan untuk mengetahui nilai-nilai variable dan
kaitannya dengan variabel lain dalam metode analisis data. Metode ini juga
difokuskan untuk menjawab pertanyaan penelitian serta yang terkait dengan
fenomena-fenomena yang terjadi untuk di data secara mendalam.
Pendapatan nelayan yang dihitung adalah pendapatan per hari, mengacu
pada tangkapan nelayan per hari pada musim timur dan musim barat . jumlah
tangkapan berdasarkan jenis ikan dikalikan dengan harga per jenis ikan pada
tingkat nelayan, dan selanjutnya dikurangi dengan rata-rata biaya yang
dikeluarkan nelayan dalam melaut untuk setiap harinya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAAN


3.1 Kondisi Wilayah Desas Barugaia
1. Letak Geografis
Sejak dahulu telah berdiri desa barugaia yang terletak di pesisir pantai.
Kemudian terbagi atas beberapa yaitu Dusun Ujung Bori, Dusun Joong, Dusun
Tulang, Dan Dusun Barugiai
 Sebelah utara, desa mekar indah dan kohala kecamatan Buki
 Sebelah selatan, desa parak kecamatan bontomanai
 Sebelah timur, desa polebunging dan mare-mare kecamatan bontomanai
 Sebelah barat, laut flores
Barugaia adalah tempat berkumpul, yang luas pemukimannya ± 155 Ha, luas
perkebunan 15 Ha, luas kuburan 4,5 Ha, luas perkantoran 1Ha luas prasarana
umumnya yang lainnya adalah 1,45 Ha.
Desa Barugaia adalah desa yang terletak di kecamatan Bontomanai Kabupaten
Kepulauan Selayar. Jarak dari desa ke kecamatan adalah 3,5 km dan dari
Ibukota Kabupaten adalah 10 km. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Parak, sebelah timur berbatasan dengan desa polebunging, sebelah barat
berbatasan dengan laut plores, dan sebelah utara berbatasan dengan
Bontolempangan. Desa Barugaia memiliki luas daerah atau wilayah daerah atau
wilayah peruntukan lahan terdiri dari: tanah kering 235,5 km. kebun tanah 27,46
km. dan keperluan fasilitas umum 25,6.

2. Letak Demografis
Kondisi pelaksanaan suatu pembangunan, faktor yang sangat
berpengaruh yaitu penduduk. Karena pada dasarnya penduduk tidak hanya
menjadi sarana tapi juga menjadi pelaksana dalam satu pembangunan. Jadi,
demi menunjang keberhasilan suatu pembangunan, perkembangan penduduk
sangat dibutuhkan yang memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang dapat
memberikan kontribusi dalam pembangunan.
Jumlah penduduk Desa Barugaia adalah sebanyak 1.547 jiwa yang terdiri
dari laki-laki sebanyak 724 orang dan perempuan sebanyak 923 orang dengan
jumlah Kepala Keluarga 412 KK.

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan dusun


No Nama Dusun Jumlah Jumlah Jumlah KK
Penduduk Penduduk
(Laki-Laki) (Perempuan)
1. Ujung Bori 119 137 170
2. Barugaia 136 158 108
3. Joong 140 143 68
4. Tulang 41 52 36
5. Pajalaia 129 132 65
Total 565 622 447

Tabel diatas menunjukkan bahwa di Desa Barugaia berada pada dusun


Ujung Bori sebanyak 170 KK, sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat
di dusun Pajalaia sebanyak 65 KK. Rasio penduduk berjenis kelamin perempuan
lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dengan perbandingan
622 jiwa perempuan dan 565 jiwa laki-laki
3.2. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat
3.2.1 Kondisi Sosial Masyarakat
1. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam memajukan tingkat
kesadaran dan tingkat perekonomian masyarakat pada umumnya . Pada
dasarnya pendidikan sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam meniti
karirnya, baik itu di lingkungan formal maupun informal. Tingkat pendidikan dapat
sangat berpengaruh terhadap status sosial seseorang pada masyarakat,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula produktivitas
dan kemampuan mengelola usaha yang di jalankan guna meningkatkan kondisi
ekonomi.
Untuk melihat tingkat pendidikan nelayan pada desa Barugaia,hasil
pengambilan dan olah data dapat di lihat pada grafik berikut:
Tingkat Pendidikan
1% 4%

25% 37%

33%

Tidak Sekolah SD SLTP SLTA


Diploma Strata 1 Strata 2

Pada gambar 1. Menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal nelayan


desa Barugaia dengan presentasi tertinggi yaitu SD dengan presentase sebesar
37% kemudian di susul oleh SLTP dengan presentase sebesar 33%, SLTA
dengan presentase 25%, Sastra 1 dengan presentase 4%, Diploma dengan
presentase 1% dan yang terakhir yaitu Sastra 2 dengan tingkat presentase
sebesar 0%. Dengan melihat data di atas dapat di simpulkan bahwa tingkat
pendidikan di desa Barugaia masih tergolong sangat rendah, itu di sebab kan
oleh faktor ekonomi yang menyebabkan tingginya angka putus sekolah.

2. Kesehatan
Tingkat kesehatan pada desa barugaia bisa di katakan cukup memadai
sebab pada desa barugaia tepatnya di dusun Barugaia terdapat sebuah
bangunan puskesmas, selain itu juga terdapat 2 titik lokasi posyandu.
Menurut hasil pengambilan dan olah data dapat di lihat sebagai berikut:
Tabel 4. Sapres kesehatan
No Uraian Dusun Dusun Dusun Dusu Dusun Jumlah
I II III n IV v
1 Puskesmas 0 1 0 0 0 1
2 Posyandu 1 1 0 0 0 2
3 Apotek 0 0 0 0 0 0
4 Praktek 0 0 0 0 0 0
3. Sarana dan Prasarana Desa
Pembangunan infrastruktur akan di hadapkan pada terbatasnya
kemampuan pemerintah Desa untuk menyediakannya. Pada sebagian bangunan
infrakstruktur, pihak desa telah menghimpun swadaya masyarakat murni yang
terkordinir di masing- masing dusun.
Tabel 5. Sarana dan prasarana
No Jenis sarana dan prasarana desa Jumlah
1 Masjid 5
2 Pasar 2
3 Gedung pendidikan 4
4 Lapangan sepakbola 1
5 Dermaga 2
6 Puskesmas 1
7 Jembatan 2
8 Posyandu 2
9 SPBU 1
Jumlah 20

Dilihat dari tabel di atas, dapat di lihat jumlah infrastruktur pada desa
Barugaia dan setiap infrastruktur terbagi di setiap dusun. Jumlah masjid yang
ada di desa Barugaia ada 3 yang terletak masing-masing 1 di dusun Ujungbori,
joong dan Tulang, sedangkan untuk musollah ada 2 yang terdapat di dusun
ujung bori dan dusun barugaia. Untuk jenis bangunan pendidikan yang terdapat
di desa barugaia berupa taman kanak kanak sebanyak 2, sekolah dasar (SD)
sebanyak 1 yang terletek di dusun Barugaia , dan sekolah menegah pertama
(SMP) yang terletak di dusun Ujung bori. Serta bangunan desa lain yang tersebar
di kelima dusun di desa barugaia.

3.2.2 Kondisi Perekonomian Masyarakat


1. Perekonomian
Perekonomian merupakan landasan dari kehidupan masyarakat di suatu
daerah, kesejahteraan masyarakat suatu daerah dapat di lihat dari jalan nya
suatu perekonomian di daerah tersebut, jika perekonomian di suatu daerah
kurang maka dapat di pastikan kondisi dan keadaan di desa tersebut bisa di
katakan tidak baik-baik saja. Begitu pula sebaliknya, jika perekonomian di suatu
daerah lancar maka sudah di pastikan kondisi dan keadaan di desa tersebut
dapat di katakan baik.
Secara umum kondisi perekonomian di Desa Barugaia di topang oleh
beberapa jenis mata pencarian masyarakat, seperti nelayan, tukang kayu, buruh,
PNS, kopra, dan lain-lain. Namun dari 269 KK yang terdapat di desa Barugaia,
108 KK merupakan rumah tangga perikanan (RTP) yang menjadikan pekerjaan
nelayan sebagai pekerjaan utama maupun sampingan.
Tabel 6. Jenis pekerjaan masyarakat

No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Persentase (%)


1. Petani 230 32,44
2. Nelayan 75 20,43
3. Peternak 10 15,80
4. PNS 56 15,26
5. Pedagang 20 4,60
6. Tukang kayu 11 4,12
7. Tukang batu 3 0,82
8. Penjahit/bordir 12 3,27
9. Sopir 11 4,12
Jumlah 428 100.00

3.2.3 Kondisi Sosial Budaya


Mengenai budaya masyarakat Desa Barugaia Kepulauan Selayar,
stratifikasi sosial yang berlaku pada masyarakat selayar juga menerapkan
tingkatan sebagaimana lazimnya semua golongan atas (upper class) yang
dinamakan anak karaeng (keluarga apu), menengah (middle class) yang disebut
tau samara , dan bawa (lower class) yang diistilahkan ata. Meskipun demikian,
belakangan ini stratifikasi sosial tersebut tampaknya nyaris tidak ada lagi
sebaliknya indikator ekonomi yang justru menentukan status sosial.
Sistem kekerabatan terbentuk melalui dua pola, yakni pola kelahiran dan
perkawinan. Terminologi kerabat dalam bahasa Selayar disebut bija, yang dapat
digolongkan menjadi dua bagian yakni bija pammanakang dan bija
passianakang. Kategori bija pertama adalah kelompok kekerabatan yang
terbentuk melalui jalur kelahiran dan kategori bija kedua terbentuk melalui jalur
ikatan perkawinan. Sementara itu, kekerabatan dalam unit sosial terkecil
dinamakan bija pammanakang sibatu sapo, yakni mencakup keluarga luar
(extended family)dan segenap keluarga yang tinggal bersama-sama dalam satu
rumah tangga atau nuclear family.
Umunya masyarakat Selayar menganut agama islam meskipun
bercampur dengan kepercayaan akan dunia gaib (dan mitologi) mengacu pada
anggapan bahwa di balik dunia nyata, terdapat dunia lain yang tidak dapat
dijangkau oleh kekuatan panca indra manusia. Dunia gaib tersebut dalam
pandangan mereka dihuni oleh makhluk-makhluk halus sakti dan hanya manusia
yang mempunyai ilmu tertentulah yang sanggup menghadapi (atau mampu
berkomunikasi). Makhluk halus seperti roh leluhur,jin,dewa, dan setan dapat saja
mengganggu manusia jika mereka mau, karena itu penangkalnya (pa’rinring atau
pa’bongka setan) harus dimiliki oleh setiap orang.

3.2.4 Pendapatan Nelayan


Nelayan tradisional merupakan orang yang menggantukan hidupnya pada
kegiatan penangkapan ikan di laut dan bergantung pada cuaca. Nelayan di desa
Barugaia sebagian besar menggantungkan hidup mereka pada kegiatan
penangkapan ikan dengan menggunakan alat tradisional pancing ulur
(handline),dengan menggunakan umpan segar berupa bayi gurita.

PENDAPATAN MASYARAKAT
NELAYAN 1. Pendapatan Sangat Tinggi
4.000.000
2. Pendapatan Tinggi
3.500.000
13%
3. Pendapatan Menengah
2.5000.000-3.400.000
39% 4. Pendapatan Sedang
19% 1.600.000-2.400.000
5. Pendapatan Rendah
50.000-1.500.000

18%
12%

Dari diagram lingkaran pendapatan masyarakat nelayan diatas, dapat


disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat nelayan yang berada di desa
Barugaia, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar yang
berpendapatan sangat tinggi Rp 4.000.000 ada 13%, pendapatan tinggi Rp
3.500.000 ada 19%, pendapatan menengah Rp 2.500.000-3.4000.000 ada 17%,
pendapatan sedang Rp 1.600.000-2.400.000 ada 12%, dan pendapatan rendah
Rp 50.000-1.500.000 ada 39%.
Biaya tetap dalam usaha penangkapan ikan bagi nelayan di desa barugaia yaitu
biaya membeli perahu dan alat tangkap pancing. Sedangkan biaya variabel atau
biaya operasional yang di keluarkan oleh nelayan per Trip di tunjukan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 7. Biaya operasional nelayan
NO Bahan Jumlah Satuan Biaya (Rp)
1 Umpan 2 Ekor 10.000
2 Bensin 1 Liter 15.000
3 Lainnya - - 30.000
JUMLAH 55.000

Rata-rata hasil tangkapan yang di peroleh dari hasil pancing ulur


(handline) adalah 5 kg per Trip. Dari hasil tangkapan ini, ada yang di jual, dan
ada juga yang di bagikan kepada keluarga untuk konsumsi pribadi. Biasanya
yang di jual sebanyak 2/3 dari hasil tangkap, atau 3 kg dengan harga jual per kg
Rp 30.000. Dengan demikian, maka hasil penjualan yang di peroleh adalah
sebesar Rp 60.000. Untuk hasil tangkapan yang merupakan ikan komoditas, ikan
yang di tangkap di jual dengan hitungan per Kg, dengan hasil tangkapan per Trip
2-3 ekor dengan berat rata-rata 5-8 kg/ekor. Harga jual ikan komoditas terbilang
tinggi dengan harga kisaran 10.000-20.000/kg, maka hasil dari penjualan ikan
komoditas yang di peroleh sekitar Rp 90.000. Sehingga jumlah yang di peroleh
nelayan di desa Barugaia sebesar Rp 150.000 setiap trip, namun di kurangi dari
biaya operasional per Trip nya sebesar Rp 55.000, maka pendapatan bersih
nelayan di desa barugaia sebesar Rp 95.000 setiap trip nya.
3.2.5 Jenis Tangkapan dan Harga Jual Ikan
Berdasarkan data yang didapatkan dari masyarakat perikanan di Desa
Barugaia, rata-rata jenis tangkapan masyarakat nelayan yaitu ikan tenggiri,
kerapu, kakap merah, kaka tua, teri, katambak, dan cumi-cumi. Kemudian harga
jual ikan tersebut yaitu tenggiri = 15.000/kg, kerapu = 15.000/kg, kakap merah =
30.000/kg, kaka tua = 40.000/kg, teri = 35.000/kg, katambak = 30.000/kg, cumi-
cumi = 50.000/kg.
Tabel 8. Harga jual ikan jenis masing-masing
No. Jenis Ikan Satuan Harga Jual
1. Tenggiri Per kilogram 15.000
2. Kerapu Per kilogram 15.000
3. Kakap Merah Per kilogram 30.000
4. Kaka Tua Per kilogram 40.000
5. Teri Per kilogram 35.000
6. Katambak Per kilogram 30.000
7. Cumi-cumi Per kilogram 50.000

Di luar dari hasil tangkapan di atas, nelayan juga mendapatkan ikan jenis
lain yang harga jualnya terbilang rendah sehingga hanya di berikan kepada
keluarga untuk konsumsi pribadi, beberapa jenis ikan yang juga di tangkap oleh
nelayan hanya untuk konsumsi antara lain ikan ekor kuning, gorara gigi
anjing,pisang pisang merah,dan ikan pogo pogo.
Pendapatan nelayan bergantung musim dan cuaca. Ketika musim Timur,
nelayan tidak melaut karna kondisi laut yang tidak memadai seperti ombak yang
tinggi dan angin yang kencang, sehingga nelayan tidak memiliki penghasilan dari
melaut , akibatnya nelayan mencari alternatif lain seperti mencari pekerjaan
sampingan guna menghidupi keluarganya
3.3 Jumlah Penduduk Pelaku Utama Nelayan Perikanan
Desa Barugaia memiliki jumlah penduduk pelaku utama nelayan yaitu 85 orang.
Dusun Ujung bori 25 orang, Dusun Barugia 27 orang, Dusun Joong 21 orang dan
Dusun Tulang 12 orang. Adapun dusun yang tidak memiliki penduduk nelayan
yaitu dusun Pajalaia.
Tabel 9. Jumlah nelayan tiap dusun
N DUSUN JUMLAH
O
1. Ujung Bori 25
2 Barugia 27
3. Joong 21
4. Tulang 12
5. Pajalaia -
3.4 Beda Masyarakat Sejahtera Dengan Masyarakat yang Kurang
Sejahtera
Masyarakat sejahtra merunjuk situasi aman yang sentosa.Seahingga,
hidup yang sentosa adalah hidup di suasana aman, damai dan tidak ada
kekacauan. Dalam arti yang lebih luas kesejahtran adalah terbebasnya
seseorang dari jeratan kemiskinan, kebodohan dan rasa takut sehingga dia
memperoleh kehidupan yang aman dan tentram secara lahirlah maupun batinia.
Sedangkan masyarakat kurang sejahtera artinya berharta benda dan serba
kekurangan. Departemen sosial dan bio pusat statistik, mengidentifikasikan
sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal
untuk hidup layak.
Terdapat perbedaan yang tidak signifikan mengenai kebahagiaan pada
keluarga sejahtera dan masyarakat yang kurang sejahtera di Desa Barugaia
Kecamatan Bontomanai yaitu masyarakat sejahtera dan masyarakat yang kurang
sejahtera menyatakan 83% merasa bahagia atas kehidupannya dan sisanya
tidak merasa bahagia yaitu 16,3% , masyarakat sejahtera didapatkan87,5%
merasa bahagia dan 12,5% tidak merasa bahagia. Sedangkan masyarakat yang
kirang sejahtera didapatkan 80% merasa bahagia dan sisanya 20% tidak merasa
bahagia. Tingkat kesejahteraan atau materi tidak mempengaruhi kebahagiaan di
Desa Barugaia.
Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar
yang tercermin dari rumah layak, tercukupinya kebutuhan sandang dan pangan,
biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi
dimana setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas
anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmani dan
rohani. Kemudian masyarakat kurang sejahtera yaitu keadaan dimana terjadi
kekurangan hal-hal yang biasa dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung dan air minum, hal-hal ini berkaitan erat dengan kualitas hidup.
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah pendidikan dan mendapatkan
kehormatan yang layak sebagai warga Negara. Secara ekonomi kemiskinan
dapat dilihat dari tingkat kekurangan sumber daya yang dapat digunakan
memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan sekelompok
orang.

Ciri-ciri masyarakat sejahtera:


1. Terpenuhi segala kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan pangan
2. Setiap warga negara jaminan kesehatan yang baik sebab memiliki
kemampuan untuk membiayai pengobatannya
3. Mendapatkan pendidikan yang layak sebab mampu membiayai layanan
pendidikan yang dibutuhkan
4. Memiliki jaminan sosial saat memasuki usia tidak produktif (lansia)
5. Rendahnya tingkat kriminalitas suatu kelompok masyarakat
6. Tingkat kebahagiaan relatif lebih tinggi
Ciri-ciri masyarakat yang kurang sejahtera
1. Kerentanan
2. Ketidakberdayaan
3. Ketidakmampuan konsumsi dasar (pangan, sandang, papan)
4. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
pendidikan, salinitas air, dan transportasi)
5. Tidak adanya jaminan masa depan karena tidak adanya inventasi untuk
pendidikan dan keluarga
6. Tidak mampu mengatasi masalah-masalah sosial dan guncangan yang
bersifat individual dan maupun massal
7. Tidak mampu memenuhi peranan sosial, seperti tidak mampu dalam
melaksanakan tanggung jawab mencari nafkah, sebagai orang tua, dan
sebagai warga masyarakat dalam suatu lingkungan komunitas.
8. Tidak terpenuhinya standar hidup yang layak
9. Tidak adanya keamanan dalam masa pencaharian
3.5 Penyebab Masyarakat Yang Kurang Sejahtera
Penyebab masyarakat yang kurang sejahtera di Desa Barugaia yaitu
kebanyakan masyarakat yang sejahtera di Desa Barugia mempunyai pekerjaan
sampingan seperti, tukang kayu, buruh bangunan, dan lain sebagainya.
Sedangkan masyarakat yang kurang sejahtera tidak mempunyai pekerjaan
sampingan, mereka hanya mempunyai satu pekerjaan yaitu nelayan. Hal ini
mungkin adanya rasa malas para masyarakat yang kurang sejahtera. Selain itu
kebanyakan masyarakat yang kurang sejahtera tidak memiliki kapal yang
digunakan untuk menangkap ikan mereka hanya mengikut kepada nelayan
lainnya yang mempunyai kapal. Adapun penyebab lainnya sebagai berikut:
1. Kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan
sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang di timpang.
Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya dalam jumlah terbatas dan
kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya
manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti
produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena rendahnya
pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau
karena keturunan
3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal
Ketiga penyebab kemiskinan diatas bermuara pada teori lingkungan
kemiskinan yaitu suatu lingkaran atau suatu rangkaian yang saling
mempengaruhi satu sama lain secara sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
suatu keadaan dimana suatu Negara akan tetap miskin dan akan banyak
mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih baik.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan informasi yang didapat Desa Barugia memiliki 85 nelayan
yang terdiri dusun ujung bori 25, dusun barugaia 27, dusun joong, 21, dan
dusun tulang 12
2. Pendapatan masyarakat di Desa Barugaia , Kecamatan Bontomanai
Kabupaten Kepulauan Selayar yang berpendapatan sangat tinggi Rp
4.000.000 ada 13%, pendapatan tinggi Rp 3.500.000 ada 19%,
pendapatan menengah Rp 2.500.000-3.400.000 ada 17%, pendapatan
sedang Rp 1.600.000-2.400.000 ada 12%, dan pendapatan rendah Rp
50.000-1.500.000 ada 39%
3. Pendapatan nelayan bergantung musim dan cuaca. Ketika musim Timur,
nelayan tidak melaut karna kondisi laut yang tidak memadai seperti ombak
yang tinggi dan angin yang kencang, sehingga nelayan tidak memiliki
penghasilan dari melaut hal tersebut menyebabkan masyarakat kurang
sejahtera.

5.2 Saran
Sebaiknya masyarakat yang kurang sejahtera mencari pekerjaan sampingan
sehingga mereka tidak Cuma mengandalkan pekerjaan utama mereka yaitu
nelayan dan sebaiknya pemerintah setempat memberikan bantuan kepada
masyarakat yang kurang sejahtera berupa kapal agar masyarakat kurang
sejahtera mempunyai kapal sendiri untuk melaut dan tidak mengikut lagi
kepada nelayan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abkim, I. I. (2019). Analisis Program Pemberayaan Ekonomi Nelayan Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi
Islam. Jurnal Uin Raden Intan Lampung: 123-133.
Akbar, Y. R. (2020). Penyuluhan Dan Pengolahan Data Sosial Ekonomi Perikanan.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisplin: 126-133.
Amirudin, A. M. (2017). Barugaia Desa Mandiri. jurnal Mandiri: 1-5.
Hanafi, A. (2020). Pemberdayaan Ekonomi Anggota Koperasi Harapan Keluarga
Sejahtera Sebagai Alternatif Mengurangi Tingkat Kemisikinan Di Desa
Nanggelang Kec. Greged Kabupaten Cirebon. Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi: 1-8.
Opad, 1. B. (2O14). Perbedaan Kebahagian Pada Keluarga Sejahtera Dan Pra
Sejahtera Di Desa SWinangun Atas Kecamatan Pineleng Kabupaten
Minahasa. Jurnal e-Biomedik (eBM): 1-5.
Rosni1. (2017). Analisis Tingkat Sejahtera Masyarakat Nelayan Di Desa Dahari
Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Jurnal Geografi: 53-56.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan

Lampiran 2. Pengambilan Data

Lampiran 3. Jenis ikan yang di tangkap


(a)Ikan ekor kuning (b) Ikan kakap merah

(c) Ikan Layang (d) ikan katampa

(e) ikan tembang (d) ikan baronang coklat

Anda mungkin juga menyukai