Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN BIDANG GIZI MASYARAKAT


DI DESA BAREJULAT
KECAMATAN JONGGAT
KABUPATEN LOMBOK TENGAH

KELOMPOK 1

1 Mira Ardiningsih PO7131114068


2 Hazna Nur Aulia PO7131114062
3 Deka Soraya PO7131114056
4 Ayu Gayatri Ghearani W. PO7131114048
5 Kartika PO7131114063
6 Luluk Nihayah PO7131114065
7 Peby Fitriani PO7131114073
8 Ayu Lestari PO7131114049
9 Titik Suartiningsih PO7131114081
10 Annisa Restu Chyntia PO7131114047
11 Baiq Ema Andani PO7131114052
12 Mentari Sartika Dewi PO7131114066
13 Nurhayati PO7131114071

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JONGGAT
2018
PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN BIDANG GIZI MASYARAKAT
DI DESA BAREJULAT
KECAMATAN JONGGAT, KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DISUSUN OLEH:
MAHASISWA PKL DESA BAREJULAT

Barejulat, April 2018

Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II

(Abdul Salam, SKM. , M. Kes) (Jaya Pandu R. N. , S. Gz)


NIP. 195605031983111003 NIP. 198312312010121003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan,
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Desa Barejulat dengan baik.

Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan dalam


menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Politeknik
Kesehatan Mataram, program studi D IV Gizi Bidang Gizi Masyarakat
(BGM).

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa


selesainya laporan PKL ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta
bimbingan dari berbagai pihak baik bersifat moril maupun materil, oleh
karena-Nya, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain
kepada :

1. I Ketut Swirya Jaya, SKM, M. Erg sebagai Ketua Jurusan Gizi


Poltekkes Mataram, yang memfasilitasi dengan kebijakan-
kebijakannya.

2. AASP. Chandradewi, SKM. M. Kes sebagai Ketua Prodi D IV


Gizi, yang memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan program studi D IV Gizi dan mahasiswa
khususnya.

3. Abdul Salam, SKM, M. Kes dan Jaya Pandu R. N. , S. Gz


selaku dosen pembimbing PKL, atas bimbingan dan arahan-
Nya mulai proses PKL hingga tersusunnya laporan ini.

4. Sujiran Aprianta selaku Kepala Desa Barejulat dan segenap


masyarakatnya yang telah menerima kami secara terbuka,
memberikan kesempatan kepada kami serta mendukung penuh
pelaksanaan kegiatan-kegiatan kami selama PKL di Desa
Barejulat.

iii
5. Bapak Aridi dan bapak Sujudin yang selalu aktif dan dengan
kemurahan hatinya selalu membantu, mendukung dan
memenuhi segala kebutuhan kami dalam melaksanakan
program.

6. Karang Taruna, Kadus, Kader, BKD dan seluruh warga


masyarakat Desa Barejulat yang selalu terbuka menerima kami,
membantu dan mendukung jalannya kegiatan yang kami
laksanakan. Kami ucapkan Terimakasih yang sebesar-
besarnya.

Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun dengan


sebaik-baiknya, namun tidak memungkiri masih terdapat kekurangan
didalam penyusunan laporan PKL ini, oleh karena itu saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak
lupa harapan kami laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami.

Barejulat, April 2018

Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan PKL ...................................................................................... 2

C. Lokasi dan Waktu PKL ..................................................................... 2

BAB II PELAKSANAAN PKL ...................................................................... 3

A. Gambaran Umum Desa Barejulat .................................................... 3

B. Pelaksanaan Kegiatan PKL ........................................................... 19

C. Pembahasan .................................................................................. 21

BAB III PENUTUP.................................................................................... 96

A. Kesimpulan .................................................................................... 96

B. Saran ............................................................................................. 96

v
DAFTAR LAMPIRAN

1 Contoh Satuan Acara Penyuluhan


2 Contoh Satuan Acara TTG
3 Format Laporan Posyandu
4 Surat Rujukan
5 Dokumentasi Kegiatan
6 Daftar Hadir Kegiatan
7 Proposal Pameran Pangan dan Gizi

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi yang


memiliki prevalensi balita yang mengalami kekurangan gizi cukup
tinggi, yaitu sekitar 30. 5% kekurangan berat badan, 48. 3%
pendek dan 13. 9% kurus. Berdasarkan data PSG gizi pada tahun
2010 di Lombok Tengah menunjukkan bahwa sebanyak 19, 24%
balita kekurangan berat badan, 34. 72% kurus dan 7. 17% pendek.

Pemantauan status gizi (PSG) yang dilakukan di Kabupaten


Lombok Tengah pada tahun 2011 menunjukkan hasil indikator
BB/U : Gizi buruk sebesar 3, 38 %, Gizi Kurang 10, 81% ;
sedangkan menurut indikator TB/U : sangat pendek 17, 29% dan
pendek sebesar 21, 54% ; Indikator BB/TB sangat kurus 3, 25%
dan kurus sebesar 5, 39%. Selain itu, masalah lain yang dihadapi
di NTB adalah KEK pada ibu hamil. Berdasarkan data hasil
Riskesdas 2013, prevalensi Ibu hamil KEK di provinsi Nusa
Tenggara Barat sebesar 19, 1 %.

Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang


disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara
energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak
tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko
kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko
melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Berdasarkan uraian tersebut, mahasiswa telah melakukan


serangkaian kegiatan untuk meningkatkan status gizi ibu balita dan
ibu hamil.

1
B. Tujuan PKL
1. Tujuan umum

Memberikan pengalaman belajar terkait pengetahuan,


keterampilan, dan pemanfaatan potensi desa untuk
meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama dalam
bidang kesehatan dan gizi melalui program Penyuluhan
b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui program
Teknologi Tepat Guna dengan memanfaatkan Pangan Lokal
untuk menghasilkan produk yang dapat menhasilkan nilai
gizi tinggi dan nilai jual tinggi.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam
pelaksaan posyandu melalui program Penyegaran Kader
d. Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat melalui
program unggulan yaitu mengadakan lomba-lomba dan
mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat (yasinan
keliling).
e. Menyadarkan masyarakat desa akan potensi yang dimiliki
melalui Pameran Potensi Pangan dan Gizi Desa.

C. Lokasi dan Waktu PKL


1. Lokasi PKL

Desa Barejulat, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok


Tengah.

2. Waktu PKL
5 Maret s/d 5 April 2018

2
BAB II
PELAKSANAAN PKL

A. Gambaran Umum Desa Barejulat

1. Sejarah Desa

Desa Barejulat merupakan salah satu desa di wilayah


Kecamatan Jonggat yang luasnya 455, 5 Ha, desa hasil
pemekaran dari Desa Puyung pada tahun 1968. Sebelum
terjadi pemekaran Desa Barejulat dibagi menjadi 2 wilayah
dusun yaitu Dusun Barejulat dan Dusun Loang Sawak yang
kemudian setelah terjadi pemekaran Desa Barejulat terdiri
dari 11 Dusun, yaitu :

a. Dusun Renjase
b. Dusun Bat Rurung
c. Dusun Timuk Rurung
d. Dusun Pao’ Naning
e. Dusun Dasan Lekong
f. Dusun Timuk Gawah
g. Dusun Bunkawang
h. Dusun Lengkok Panan
i. Dusun Loang Sawak
j. Dusun Lengkok Bunkate
k. Dusun Panti

2. Demografi

Jumlah Penduduk Desa Barejulat sampai dengan bulan


November 2014 menurut jenis kelamin sebagaimana pada
tabel 1 dibawah ini:

3
Tabel 1. Data Jumlah Penduduk

No Keterangan Jumlah
1 Perempuan 3. 834
2 Laki-laki 3. 736
3 Jumlah 7. 570

Dari tabel diatas, diketahui Desa Barejulat


mempunyai rata-rata kepadatan penduduk 156 jiwa/𝑘𝑚2 dari
jumlah penduduk sebesar 7. 570 jiwa.

Tabel 2. Data Penduduk menurut Umur

No Golongan Umur Jumlah Ket


1 0-12 bulan 232
2 13 bulan – 4 tahun 502
3 5 tahun – 6 tahun 391
4 7 tahun – 12 tahun 939
5 13 tahun – 15 tahun 446
6 16 tahun – 18 tahun 427
7 19 tahun – 25 tahun 806
8 26 tahun – 35 tahun 1. 082
9 36 tahun – 45 tahun 1. 216
10 46 tahun – 50 tahun 751
11 51 tahun – 60 tahun 226
12 61 tahun – 75 tahun 796
13 76 tahun – keatas 217
Jumlah 8. 040

4
Tabel 3. Sebaran Penduduk di masing – masing Dusun

No Nama Dusun Jenis kelamin Jumlah Ket


Laki-laki Perempuan
1 Renjase 289 315 604
2 Bat Rurung 422 425 847
3 Timuk Rurung 444 442 886
4 Pao’ Naning 335 350 685
5 Dasan Lekong 370 383 753
6 Timuk Gawah 478 450 928
7 Bunkawang 428 465 893
8 Lingkok 437 464 901
Pandan
9 Lowang 305 316 621
Sawak
10 Lengkok 152 153 305
Bunkate
11 Panti 128 131 259
Jumlah 3788 3894 7682

Tabel 4. Data penduduk menurut tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan


1 Tidak tamat SD 918
2 Tamat SD/Kejar paket A 209
3 Tamat SMP/Kejar paket B 878
4 Tamat SMA/Kejar paket C 762
5 Diploma/Sarjana Muda 200
6 Sarjana/Pasca Sarjana 4

5
3. Geografi Desa
a. Tata Guna Lahan

Dari tota luas wilayah Desa Barejulat yang mencapai


455, 5 Ha yang terbagi menjadi beberapa peruntukan
lahan sebagaimana tabel tersebut dibawah ini :

Tabel 5. Tata Guna Lahan

No Penggunaan Luas (Ha) Ket.


1 Sawah irigasi 360
2 Sawah tadah hujan -
3 Kebun/ tegalan 27, 18
4 Hutan -
5 Padang Penggembalan -
6 Lahan tidur -
7 Pemukiman 52, 228
8 Tanah perkebunan -
9 Tanah fasilitas umum kas 5, 600
desa
10 Tanah fasilitas perkantoran 0, 210
11 Tanah fasilitas umum -
(lapangan)
12 Tanah Fasiltas umum 9, 75
(sekolah)
13 Tanah fasilitas umum 0, 30

b. Topografi dan Iklim

Desa Barejulat termasuk desa dengan topografi daratan


rendah yaitu berada pada ketinggian 250 meter diatas
permukaan laut, curah hujan rata-rata 1100mm/tahun,
sedangkan suhu udara rata-rata 32°C.

6
c. Hidrologi dan Tata Air

Secara umum sumber air bersih untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat berasal dari mata air dan sumur
gali. Secara umum keberadaan air permukaan tanah di
wilayah Desa Barejulat cukup tersedia dan
memungkinkan untuk dibuat sumur gali, dan perpipaan
namun pada beberapa wilayah/tempat karena
keterbatasan kemampuan masyarakat, maka pembuatan
sumur gali dan perpipaan sebagai sumber air bersih bagi
masyarakat masih belum secara menyeluruh dapat
dilakukan.

Keperluan air untuk kegiatan pertanian diperoleh dari


saluran irigasi, dimana sumber airnya berasal dari
saluran irigasi Jurang Sate Hilir. Sumber jenis serta
jumlah sarana air bersih yang digunakan oleh
masyarakat Desa Barejulat dapat dilihat pada tabel.

Tabel 6. Sumber jenis serta jumlah sarana air bersih


yang digunakan oleh masyarakat Desa Barejulat

No Jenis Sarana Jumlah


1 SGL (Sumur Gali) 753
2 Mata air 3
3 Perpipaan 2

4. Kedaan Sosial
a. Derajat Kesehatan

Untuk angka kematian bayi dan ibu relative kecil


dikarenakan kader Posyandu, bidan, dan dokter serta
tenaga kesehatan secara rutin setiap bulan sekali
melakukan kunjungan/ pengobatan dan selalu proaktif

7
dan peduli terhadap masalah kesehatan warga Desa
Barejulat.

b. Puskesmas dan Sarana Kesehatan

Desa Barejulat tidak memiliki puskesmas namun jarak


dari desa ke puskesmas kurang lebih 2 km, dan Desa
Barejulat mempunyai polindes yang dikelola oleh bidan
desa serta disetiap dusun ada posyandu. Berikut daftar
Desa Barejulat :

Tabel 7. Data Lokasi Posyandu

No Nama Posyandu Lokasi Dusun


1 Posyandu Melati 1 Renjase
2 Posyandu Melati 2 Bat rurung
3 Posyandu Melati 3 Tm Rurung
4 Posyandu Melati 4 Pao Naning
5 Posyandu Melati 5 Dasan Lekong
6 Posyandu Melati 6 Tm Gawah
7 Posyandu Melati 7 Bunkawang
8 Posyandu Melati 8 Lk Pandan
9 Posyandu Melati 9 Lw Sawak
10 Posyandu Melati 10 Lk Bonkate
11 Posyandu Melati 11 Panti

8
Tabel 8. Data KK (Kepala Keluarga) Miskin Per Dusun
Desa Barejulat
No Nama Dusun Jumlah KK Miskin Keterangan
1 Renjase 83
2 Bat rurung 100
3 Tm rurung 165
4 Pao’ Naning 120
5 Dasan lekong 120
6 Tm Gawah 95
7 Bunkawang 145
8 Lk Pandan 155
9 Lw Sawak 125
10 Lk Bonkate 80
11 Panti 85
Jumlah 1. 273

c. Peribadatan

Masyarakat Desa Barejulat seratus persen menganut


agama islam, sehingga sarana perbadatan yang banyak
adalah Masjid dan Mushalla. Di setiap dusun dapat
dipastikan terdapat sarana peribadatan Mushalla. Selain
untuk shalat, sasaran ibadah ini juga dapat
diperuntukkan sebagai tempat mengaji anak-anak dan
orang dewasa. Jumlah masjid menurut data desa yaitu
10 buah dan Mushallah sebanyak 25 buah.

d. Pendidikan

Secara umum sarana dan prasarana pendidikan yang


dapat dimanfaatkan masyarakat Desa Barejulat yaitu TK,
Sekolah Dasar, dan Sekolah lanjutan pertama. Jenis
dan jumlah anak didik masing-masing sekolah yang ada

9
di wilayah Desa Barejulat dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel 8. Jenis Sarana Pendidikan (Formal) dan Jumlah


Peserta Didik
No Jenis Sarana Jumlah Peserta didik Jumlah guru
(unit) (orang) (orang)
1 TK 1 59 6
2 SD 5 748 73
3 SLTP 1 307 35
Jumlah 1. 114 114

Tabel 9. Data Institusi atau Lembaga Lokal


No Nama Lengkap Jumlah Keterangan
1 Lembaga Adat 1 Sorong serah
2 Lembaga Agama 2 -
3 Lembaga Ekonomi 3 Koperasi dan BKM
UPK
4 Forum Pemuda 1 -
5 Karang Taruna 1 -
6 Organisasi Propesi 1 -
7 PKK 1 -
8 Industri 1 Bangunan
9 Lembaga Pendidikan 4 SD/MI, SMP/MTs,
TPA/TPQ
10 LKMD 1 -
11 Organisasi Bapak 1 Hizbullah, Tanjung
Tilah, Tiga Bersatu,
Yatofa
12 Organisasi Ibu 1 Hziban

10
5. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi Desa Barejulat sebagian besar


penduduknya bermata pencaharian buruh tani. Adapun
tabel keadaan ekonomi mata pencaharian masyarakat,
sebagai berikut :

Tabel 10. Data Mata Pencaharian Masyarakat

No Mata Pencaharian Jumlah Ket.


1 Buruh tani 1846
2 Petani 832
3 Buruh migran perempuan 323
4 Buruh migran laki-laki 224
5 Pedagang keliling 8
6 Pengrajin industry RT 2
7 Peternak 539
8 Bengkel 2
9 Pensiun PNS/TNI/POLRI 14
10 PNS 167
11 TNI/POLRI 16
12 Dosen Swasta 3
13 Karyawan perusahaan swasta 57

6. Kondisi Pemerintah Desa Barejulat

Desa Barejulat merupakan Desa bagian dari Wilayah


Kecamatan Jonggat dengan luas wilayah 455, 5 Ha.
Dengan jumlah penduduk 7. 570 jiwa. Keadaan curah hujan
866 mm/tahun. Jarak Desa Barejulat menuju kecamatan
kurang lebih 7 km dan jarak ke kabupaten kurang lebih 12

11
km. sedangkan jarak ke provinsi kurang lebih 19 km.
adapun batas Desa Barejulat sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Perina Kecamatan Jonggat


Kabupaten Lombok Tengah
Sebelah selatan : Desa Gemel Kecamatan Jonggat
Kabupaten Lombok Tengah
Sebelah Barat : Desa Bunkate Kecamatan Jonggat
Kabupaten Lombok Tengah
Sebelah Timur : Desa Pagutan Kecamatan Jonggat
Kabupaten Lombok Tengah

Desa Barejulat memiliki topografi berupa daratan rendah


dengan sebaran penduduk yang berkelompok. Jarak dusun
yang cukup dekat, menyebabkan interaksi antar kelompok
masyarakat cukup kuat. Jangkauan kelompok pemukiman
dengan sarana umum terutama pusat antar desa cukup
tinggi karena daya dukung sarana transportasi lancer.
Sedangkan tata guna lahan yang dijadikan sumber
penghasilan/penghidupan dan tempat berteduh masyarakat
Desa Barejulat adalah sebagai berikut :

Wilayah Desa Barejulat mempunyai struktur tanah yang


cukup subur, terbukti hampir seluruh wilayah Desa Barejulat
merupakan lahan pertanian (sawah irigasi) yaitu sebesar 270
Ha. Bila dilihat dari besarnya penggunaan lahan untuk
persawahan tersebut dapat dikatakan Desa Barejulat
bersumber dari sektor pertanian yaitu sekitar 1914 orang
yang memiliki lahan untuk menunjang hidup selebihnya
mereka bekerja disektor lain. Terbatas daya dukung lahan
tersebut dalam penyediaan kesempatan kerja ini
berpengaruh besar terhadap kondisi social masyarakat Desa
Barejulat terutama bagi mereka yang berlatar belakang

12
profesinya sebagai petani tradisional akan sulit untuk
melakukan penyesuaian dengan perkembangan situai
karena kurangnya keterampilan kerja, modal tidak dimiliki
menjadi mereka kurang mampu memasuki pasar kerja.

Berdasarkan hasil dari penggalian gagasan yang telah


dilakukan oleh Kader Pembangunan Masyarakat Desa
(KPMD) dimasing-masing dusun dan dikaitkan dengan
potensi yang ada, maka permasalahan-permasalahan yang
terjadi dapat dikelompokkan menjadi beberapa
komponen/bidang yaitu :

a. Potensi
1) Potensi Sumber Daya Alam

Desa Barejulat merupakan satu dari 13 desa yang


berada di Kecamatan Jonggat. Luas wilayah Desa
Barejulat secara keseluruhan adalah seluas 455, 5
Ha. Desa Barejulat berada diketinggian 250 meter
diatas permukaan laut. Desa Barejulat Kecamatan
Jonggat secara topografi merupakan daratan rendah.
Wilayah Desa Barejulat yang beriklim tropis basah
memiliki curah hujan rata-rata 1100 mm per tahun.
Desa Barejulat mempunyai struktur tanah yang cukup
subur, terbukti hampir seluruh wilayah Desa Barejulat
merupakan lahan pertanian (sawah irigasi) yaitu
sebesar 360 Ha.

Potensi di bidang pertanian dan perkebunan


merupakan potensi unggulan yang terdapat di Desa
Barejulat. Komoditas padi, kacang tanah dan
tanaman hortikultura sangat dominan didukung oleh
lahan yang subur, iklim yang baik serta kemampuan
petani dalam bidang pertanian yang memadai.
Adanya beberapa sumber air di Desa Barejulat

13
menjadikan sumber pengairan utama bagi
masyarakat petani di Desa Barejulat sehingga pada
saat musim kemarau dapat menjadi sumber
cadangan air yang cukup potensial untuk
dimanfaatkan. Iklim di Desa Barejulat terdapat dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan terjadi pada bulan November hingga
Mei, sedangkan musim kemarau umumnya terjadi
pada bulan juni sampai oktober.

Desa Barejulat mempunyai topografi berupa daratan


rendah dengan sebaran penduduk yang berkelompok
dan jarak antar dusun yang cukup dekat yang
menybabkan interaksi antar kelompok masyarakat
cukup kuat. Jangkauan kelompok pemukiman
dengan sarana umum terutama pusat perdagangan
cukup dekat (150 m) dari pemukiman penduduk
sehingga mobilitas penduduk antar desa cukup tinggi
serta didukung juga dengan sarana transportasi yang
lancer untuk memasarkan hasil pertanian. Saluran air
dan irigasi yang cukup memadai dan didukung oleh
sumber daya air yang cukup.

Potensi sumber daya alam lainnya yang juga banyak


terdapat di Desa Barejulat adalah berupa batu dan
pasir yang merupakan bahan dasar dalam
pembangunan infrastruktur jalan, jembatan,
bangunan, dan lain-lain. Selain itu masih banyak
sumber daya alam yang masih bisa digali dan
dikembangkan, yang diantaranya adalah lahan
pertanian yang masih ditingkatkan produktifitasnya
apabila ditunjang dengan pengelolaan yang
menggunakan teknologi modern. Lahan perkarangan
masih belum digunakan secara maksimal sehingga

14
dibiarkan kosong. Wilayah yang merupakan
perkampungan sehingga sangat potensial untuk
beternak.

2) Sumber Daya Manusia

Potensi sumber daya manusia yang ada di Desa


Barejulat masih perlu digali, berbagai tenaga terampil
dibidang pertanian, perkebunan, industry mesin
pertanian, perbengkelan, dan teknologi dan
informasi serta lainnya merupakan modal bagi
pembangunan ekonomi dan pertanian, namun
potensi ini belum bisa dimaksimalkan.

Desa Barejulat memiliki populasi jumlah penduduk


yang cukup padat dan cepat serta sumber daya
manusia yang ada cukup berkembang. Desa
Barejulat memiliki beberapa tenaga terampil di bidang
industry kerajinan, pertanian dan perternakan. Selain
itu terdapat juga industry dan jasa pembuatan batu
bada dan genteng, perbengkelan dan ahli dibidang
bangunan. Berbagai potensi yang terdapat di Desa
Barejulat seperti potensi industry kerajinan tenun,
perbengkelan dan pertukangan lainnya. Potensi
tersebut berpengaruh terhadap peningkatan
perekonomian diDesa Barejulat. Selain potensi ditas
banyak juga potensi sumber daya manusia yang
lainnya, yang diantaranya :

 Adanya sarjana lulusan perguruan tinggi dari


berbagai lulusan
 Sumber daya usia produktif baik laki-laki maupun
perempuan
 Adanya kader kesehatan posyandu di setiap
dusun yang bisa menunjang taraf kesehatan

15
warga dan mengurangi resiko kematian disaat
melahirkan
 Unsur kelembagaan yang sudah lengkap mulai
dari perangkat desa, BPD, LPM, PKK,
Posyandu dan kelompok tani.

b. Masalah

Seiring dengan perkembangan yang makin pesat, di


Desa Barejulat juga masih terdapat beberapa gambaran
permasalahan yang harus dihadapi segera di RPJMDes
Desa Barejulat tahun 2015 dan perlu penanganan
segera. Berdasarkan penjaringan masalah yang
dilakukan setiap dusun, maka permasalahan-
permasalahan yang terjadi dapat dikelompokan menjadi
beberapa komponen/bidang diantaranya sebagai berikut:

1) Bidang Ekonomi
a) Urutan Pertanian
 Adanya saluran irigasi yang rusak
 Hasil produksi pertanian menurun
 Harga pembelian pupuk dengan harga
penjualan padi tidak stabil
 Debet air pada musim kemarau kurang
b) Urusan Perternakan dan Perikanan
 Belum optimalnya pengelolaan potensi
perternakan dan perikanan budidaya
 Fasilitas modal usaha bagi pembudidaya ikan
dan ternak belum optimal
 Masih besarnya potensi perkembangan hama
dan penyakit pada peternakan dan perikanan
budidaya

16
c) Urusan Perdagangan dan Perindustrian
 Peralatan industry/kerajinan masih kurang
 Belum dibangun pasar
d) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
 Kelompok simpan pinjam masih kurang
 Modal usaha masih kurang
e) Urusan Ketenagakerjaan
 Adanya pengangguran
 Rendahnya kesempatana dan lapangan kerja
 Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga
kerja
2) Bidang Sosial Budaya
a) Urusan Pendidikan
 Masih rendahnya aksesbilitas pendidikan bagi
masyarakat miskin
 Ada anak putus sekolah
 Ada warga buta aksara
 Kurangnya sarana dan prasarana sekolah
 Ada sekolah yang rusak
 Tidak ada dukungan bagi anak yang
berprestasi
 Kurangnya fasilitas belajar mengajar para
siswa
 Guru ngaji (TPQ/LTPQ) tidak aktif
b) Urusan Kesehatan
 Kesadaran masyarakat untuk berperilaku lebih
bersih dan sehat masih relative rendah
 Buang air besar disembarang tempat
 Sering timbulnya berbagai macam penyakit
pada musim penghujan

17
 Belum dibangunnya gedung posyandu
permanent yang dilengkapi dengan pelayanan
obat-obatan
 Masih ada anak yang kurang gizi
 Masih kurangnya tenaga kesehatan
 Sarana dan prasarana kesehatan rusak
 Ruang persalinan polindes kurang
 Tidak adanya fasilitas kendaraan untuk
membawa orang sakit
 Perlunya kesejahteraan untuk para kader
 Pemakaian alat kontrasepsi masih rendah
 Banyaknya usia kawin muda/ pernikahan dini
c) Urusan Sosial
 Adanya rumah penduduk tidak layak huni
 Adanya penyandang masalah
 Peralatan kesenian masih kurang
 Tidak adanya pangung hiburan
 Dukungan dana untuk karang taruna masih
kurang
 Insentif kiyai dan merbot tidak ada
3) Bidang Infrastruktur
 Terdapatnya jalanan rusak dibeberapa dusun
 Terdapatnya jembatan rusak/sempit
 Jalan belum dibuka
 Jalan belum dibangun talud
 Jalan/gang belum dipasang paping
4) Bidang Keamanan/Ketertiban
 Masih adanya kasus pencurian
 Adanya kekerasan dan pelanggaran
 Masyarakat masih belum mengerti hukum

18
5) Bidang Peningkatan Kapasitas dan Aparatur
Masyarakat.
 Sarana dan prasarana kantor desa rusak
 Pengadaan perlengkapan gedung kantor desa
 Perlunya kesejahteraan untuk para aparat
pemerintah desa
 Pelayanan kepada masyarakat kurang optimal
 Pelaksanaan musrenbang desa belum optimal
 Manajemen pengelolaan keuangan desa
belum sempurna
 Pelaksanaan penyelesaiaan adat sorong serah
aji krame belum optimal.

B. Pelaksanaan Kegiatan PKL


1. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
2. Penyuluhan
a. Gizi pada ibu hamil
b. Anemia pada ibu hamil
c. Anemia pada remaja
d. Keanekaragaman makanan
e. Garam beryodium
f. MP-ASI sesuai umur
g. Gizi seimbang
h. Sarapan pagi
i. Jamban sehat
3. TTG (Teknologi Tepat Guna)
a. Puding jagung
b. Nugget Belek (Beras Lele Kelor)
c. Abon lele
d. Dodol pisang
e. Puding pepaya
f. Puding pisang
g. Kripik terong

19
h. Jeli jeruti
i. Klepon singkong buah naga
j. Puding kelor
k. Kripik bayam
l. Kue gabus bakcang
m. Chiffon talas/singkong
n. Nugget talas/pisang
o. Lumpia inale kapa
p. Selai pepaya
q. Bakso ikan nila ketujur
r. Rempeyek ikan
s. Getuk singkong saus naga
t. Kembang gula kelapa
u. Abon nila jantung pisang
v. Puding telur naga
w. Kripik pisang balado
x. Risoles ikan mujair
y. Kue singkong pisang
z. Arem-arem kacang panjang
aa. Kue beras isi gula
bb. Getuk singkong
cc. Rainbow puding
4. Penyegaran Kader
a. Penimbangan dengan dacin
b. Pengisian KMS
5. Pameran Pangan dan Gizi
6. Program Unggulan

20
C. Pembahasan
1. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
a. Pengertian MMD

MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) adalah pertemuan


perwakilan warga desa untuk membahas hasil survey
Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan
Masalah Kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD
(Wrihatnolo, 2007).

b. Tujuan
1) Menyampaikan masalah-masalah gizi Desa Barejulat.
2) Menyampaikan perencanaan penanggulangan masalah
gizi di Desa Barejulat.
3) Menyampaikan pemanfaatan potensi desa sebagai
salah satu alternatif untuk mencegah dan mengatasi
masalah gizi yang terjadi.

c. Tempat dan Waktu

MMD dilaksanakan di kantor Desa Barejulat pada Jumat,


09 Maret 2018.

d. Peserta MMD

MMD dihadiri oleh Kepala Desa, petugas Polindes, Kepala


dusun, karang taruna, kader dan mahasiswa poltekkes
mataram.

e. Pelaksanaan MMD
1) Mahasiswa mengundang para peserta MMD
2) MMD dibuka oleh Ketua PKL dan Kepala Desa dengan
menjelaskan maksud dan tujuan musyawarah.
3) Pengenalan masalah kesehatan oleh mahasiswa
sendiri melalui penjelasan menggunakan power point
oleh mahasiswa.

21
4) Pemaparan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
selama 1 bulan di Desa Barejulat.
5) Sesi tanya jawab dan diskusi.
6) Penutup

2. Penyuluhan

Penyuluhan adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan


non formal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik,
sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil keputusan dari
berbagai alternatif pengetahuan yang ada dan untuk
menyelesaikan permasalahan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraannya.

Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan


seseorang dari tidak tahu menjadi tahu.

a. Gizi pada ibu hamil


1) Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait
dengan pentingnya gizi seimbang, dapat mengetahui
kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil, dapat mengetahui
manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil, serta dapat
mengetahui dampak kekurangan gizi pada ibu hamil
selama kehamilan, persalinan, dan pada bayi yang
dilahirkan.
2) Pelaksana
Ayu Lestari dan Ayu Gayatri G. W.
3) Sasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu hamil yang
berada di Desa Barejulat.

22
4) Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah
lembar balik dan leaflet

5) Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi
6) Tempat dan Waktu
Adapun Tempat dan Waktu pelaksanaannya:
 Posyandu Melati 7 (Bunkawang): Rabu, 14 Maret
2018
 Posyandu Melati 9 (Lowang Sawak): Rabu, 21
Maret 2018
 Polindes Desa Barejulat: Jumat, 23 Maret 2018
 Posyandu Melati 3 (Timuk Rurung): Sabtu, 24
Maret 2018
 Dusun Timuk Gawah: Selasa, 20 Maret 2018
 Polindes Desa Barejulat: Jumat, 9 Maret 2018
 Posyandu Timuk Gawah: Kamis, 15 Maret 2018
 Posyandu Paok Naning: Kamis, 22 Maret 2018
 Polindes Desa Barejulat: Jumat, 23 Maret 2018
 Dusun Timuk Gawah: Sabtu, 24 Maret 2018
7) Hasil
Ibu hamil mengetahui pentingnya gizi seimbang pada
ibu hamil serta mengetahui dampak dari kekurangan
gizi seimbang selama masa kehamilan, persalinan,
dan dampaknya pada bayi yang dilahirkan
8) Hambatan
Hambatan dari penyuluhan yang telah dilaksanankan
selama ini adalah partisipasi ibu hamil untuk datang
berkunjung keposyandu masih sangat kurang. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah ibu hamil yang datang
berkunjung ke posyandu tidak lebih dari 5 orang.

23
9) Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah
menambah kegiatan pada saat posyandu untuk
menjadi daya tarik bagi ibu hamil untuk mengunjungi
posyandu contohnya seperti pembagian PMT bagi ibu
hamil.

b. Anemia pada ibu hamil


1) Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait
pengertian anemia pada ibu hamil, penyebab
anemia, tanda-tanda anemia, makanan tinggi Fe,
zat penghambat penyerapan zat besi (Fe).
2) Pelaksana
Mentari Sartika Dewi dan Ttitik Suartiningsih
3) Sasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu hamil.
4) Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah
lefleat.
5) Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya
jawab yang bertujuan untuk memudahkan dalam
penyampaian informasi dan mudah dipahami.
6) Waktu dan tempat
 Kamis, 15 Maet 2018 di Posyandu Timuk Gawah
 Selasa, 20 Maret 2018 di Posyandu Dasan
Lekong
 Rabu, 21 Maret 2018 di Posyandu Loang Sawak
 Sabtu, 24 Maret 2018 di Posyandu Paok Naning
 Selasa, 3 April 2018 di Posyandu Lengkok
Pandan

24
 Sabtu, 10 Maret 2018 di posyandu Renjase
 Selasa, 13 Maret 2018 di Posyandu Panti
 Rabu, 14 Maret 2018 di Posyandu Bungkawang
 Jumat, 16 Maret 2018 di Puskesmas Puyung
 Rabu, 4 April 2018 di Rumah Warga

7) Hasil
Ibu hamil mampu menjawab pertanyaan terkait
pengertian, penyebab, tanda-tanda anemia pada ibu
hamil.
8) Hambatan
Hambatan yang ditemui selama dilakukan penyuluhan
adalah ibu hamil cenderung apatis, dan lebih
mementingkan pekerjaan lain dibandingkan
menghadiri posyandu dan penyuluhan.
9) Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah
menghimbau pemerintah setempat untuk
mengadakan tes Hb bagi ibu hamil.

c. Anemia pada remaja


1) Tujuan

Untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait


pengertian anemia pada remaja, penyebab anemia,
tanda-tanda anemia, makanan tinggi Fe, zat
penghambat penyerapan zat besi (Fe).

2) Pelaksana
Hazna Nur Aulia
3) Sasaran

Sasaran dari penyuluhan ini adalah siswi kelas VII &


VIII di SMP Negeri 5 Jonggat.

25
4) Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :

 LCD
 Laptop
 Video
 Wireless

5) Metode

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah


ceramah dan audio visual melalui video. Metode ini
dipilih agar siswi tidak cepat bosan pada saat
dilakukan penyuluhan, serta lebih cepat menyerap
materi yang disampaikan.

6) Waktu dan tempat

SMP Negeri 5 Jonggat, Rabu 28 Maret 2018.

7) Hasil

Siswi mampu menjawab pertanyaan terkait pengertian


anemia pada remaja, penyebab anemia, tanda-
tanda anemia, makanan tinggi Fe, zat penghambat
penyerapan zat besi (Fe).

8) Hambatan

Hambatan yang ditemui selama dilakukan penyuluhan


adalah siswi sulit diatur ketika baru memulai
penyuluhan.

9) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah


menghimbau pemerintah setempat untuk

26
mengadakan tes Hb bagi remaja, dan pengadaan
tablet tambah darah bagi remaja.

d. Keanekaragaman makanan
1) Tujuan

Tujuan dari penyuluhan mengenai “Keanekaragaman


Makanan” yaitu agar masyarakat Desa Barejulat
dapat mengetahui betapa pentingnya mengonsumsi
keanekaragaman makanan dalam kehidupan sehari-
hari, dan sangat penting untuk kesehatan tubuh dan
dapat mencegah penyakit degeneratif.

2) Pelaksana

Nurhayati, Peby Fitriani dan Luluk Nihayah

3) Sasaran

Sasaran pada penyuluhan ini adalah masyarakat


umum agar masyarakat dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan anak-anak dapat
memberikan informasi pada keluarganya mengenai
pentingnya mengonsumsi keanekaragaman makanan.

4) Media

Media yang digunakan pada penyuluhan


keanekaragaman makanan ini adalah :

 Contoh bahan makanan segar


 Food model
5) Metode

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah


ceramah dan tanya jawab yang bertujuan untuk
memudahkan dalam penyampaian informasi dan

27
demonstrasi untuk memudahkan memahami cara
pemilihan bahan makanan segar.

6) Waktu dan tempat


 Kamis, 15 Maet 2018 di Posyandu Timuk Gawah
 Selasa, 20 Maret 2018 di Posyandu Dasan
Lekong
 Rabu, 21 Maret 2018 di Posyandu Loang Sawak
 Sabtu, 24 Maret 2018 di Posyandu Paok Naning
 Selasa, 3 April 2018 di Posyandu Lengkok
Pandan
 Sabtu, 10 Maret 2018 di posyandu Renjase
 Selasa, 13 Maret 2018 di Posyandu Panti
 Rabu, 14 Maret 2018 di Posyandu Bungkawang
 Jumat, 16 Maret 2018 di Puskesmas Puyung
 Rabu, 4 April 2018 di Rumah Warga

7) Hasil

Dari penyuluhan yang dijalankan, sebagian


masyarakat sudah mengerti mengenai pentingnya
mengonsumsi keaneragaman makanan, manfaat,
serta dampak penggunaan garam beryodium.

Penyuluhan pada masyarakat umum :


 Masyarakat dapat menjawab pertanyaan yang
di tanyakan tentang apa yang telah disuluhkan.
 Masyarakat dapat memnjelaskan dampak
akibat tidak mengonsumsi kenekaragaman
makanan.
8) Hambatan

Masyarakat yang datang pada saat posyandu


berlangsung hanya beberapa, hanya sebagian kecil
yang datang.

28
9) Rencana tindak lanjut

Masyarakat di beri pemberitahuan tentang adanya


posyandu pada tempat terdekat, dan memberitahu
pentingnya untuk datang ke posyandu.

e. Garam beryodium
1) Tujuan

Tujuan dari penyuluhan mengenai penggunaan


“Garam Beryodium” yaitu agar masyarakat Desa
Barejulat dapat menggunakan garam beryodium
dalam kehidupan sehari-hari dan memahami
pentingnya penggunaan garam beryodium untuk
kesehatan.

2) Pelaksana

Kartika dan Baiq Ema Andani

3) Sasaran

Sasaran pada penyuluhan ini adalah masyarakat


umum dan Anak Sekolah Dasar agar masyarakat
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
anak-anak dapat memberikan informasi pada
keluarganya mengenai penggunaan garam
beryodium.

4) Media

Media yang digunakan pada penyuluhan garam


beryodium ini adalah :

 Iodine test
 Singkong
 Garam
 Cuka

29
5) Metode

Metode yang digunakan adalah ceramah yang


bertujuan untuk memudahkan dalam penyampaian
informasi dan demonstrasi untuk memudahkan
memahami cara pengetesan garam beryodium.

6) Waktu dan tempat


 Selasa, 20 Maret 2018 di SDN 1 Barejulat
 Rabu, 21 Maret 2018 di SDN 2 Barejulat
 Senin, 26 Maret 2018 di SDN 3 Barejulat
 Sabtu, 24 Maret 2018 di SDN Timuk Gawah
 Selasa, 27 Maret 2018 di SDN Dasan Lekong
 Sabtu, 10 Maret 2018 di Posyandu Renjase
 Selasa, 13 Maret 2018 di Posyandu Panti
 Rabu, 14 Maret 2018 di Posyandu Bungkawang
 Kamis, 19 Maret 2018 di Posyandu Gemel
 Selasa, 24 Maret 2018 di Posyandu Timuk
Rurung

7) Hasil

Dari penyuluhan yang dijalankan, sebagian


masyarakat sudah mengerti mengenai pentingnya
pengguaan garam beryodiu, manfaat, serta dampak
penggunaan garam beryodium.

Penyuluhan pada anak sekolah dasar :


 Anak dapat menjelaskan 3 manfaat
penggunaan garam beryodium
 Anak dapat memnjelaskan 3 dampak akibat
tidak menggunakan garam beryodium.

8) Hambatan

30
Ketersediaan garam beryodium yang kurang di Desa
Barejulat

9) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang diberikan yaitu


memberikan masukan kepada pedagang untuk
menyediakan garam beryodium.

f. MP-ASI sesuai umur


1) Tujuan

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


ibu balita terkait bentuk, tekstur, jenis dan cara
pembuatan MP ASI sesuai umur (6-9 bulan, 10-11
bulan, 11-12 bulan).

2) Pelaksana

Deka Soraya dan Hazna Nur Aulia

3) Sasaran

Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu yang memiliki


balita usia 6 bulan sampai dengan 1 tahun.

4) Media

Media yang digunakan pada penyuluhan ini adalah :

 Bahan makanan setengah jadi


 Cobek dan ulekan
 Saringan teh / saringan santan
 Piring
 Sendok
5) Metode

31
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah
metode ceramah dan demonstrasi, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan ibu balita dalam
membuat MP ASI sesuai umur.

6) Waktu dan tempat


 Posyandu Panti, 13 Maret 2018
 Posyandu Timuk Gawah, Kamis 15 Maet 2018
 Posyandu Dasan Lekong, 20 Maret 2018
 Posyandu Paok Naning, Sabtu 24 Maret 2018
7) Hasil

Ibu balita dapat mengetahui apa itu pengertian MP


ASI, manfaat MP ASI, bentuk-bentuk MP ASI sesuai
umur dan cara pembuatan MP ASI.

8) Hambatan

Ibu balita cenderung apatis, dan lebih mementingkan


pekerjaan lain dibandingkan menghadiri posyandu
dan penyuluhan, kurang interaksi dan tidak tertarik
untuk mengikuti penyuluhan, selain itu konsentrasi
ibu balita terpecah karena tempat Posyandu juga
merangkap PAUD, dan pada saat itu murid PAUD
belum pulang sekolah.

9) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah


menghimbau kader untuk melakukan pelatihan
pembuatan MP ASI kepada ibu balita.

g. Gizi seimbang
1) Tujuan

32
Tujuan dari penyuluhan tentang gizi seimbang adalah
agar anak-anak dapat memahami apa itu gizi
seimbang, 4 pilar gizi seimbang, contoh keempat
pilar gizi seimbang dan pentingnya menerapkan gizi
seimbang dalam kehidupan sehari-hari serta
diharapkan anak-anak dapat menyampaikan informasi
ini kepada orang-orang disekitarnya.

2) Pelaksana

Mira Ardiningsih

3) Sasaran

Sasaran dari penyuluhan ini adalah anak sekolah


yaitu anak SD baik dari kelas1-6 terutama kelas 4 dan
5.

4) Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:

 Laptop
 Audio visual (video lagu gizi seimbang dan
animasi gizi seimbang)
 1 set LCD
5) Metode

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah


ceramah dan tanya jawab.

6) Waktu dan tempat

Penyuluhan ini dilakukan di semua sekolah dasar


yang ada di Desa Barejulat, antara lain:

 Selasa, 20 Maret 2018 di SDN 1 Barejulat


 Rabu, 21 Maret 2018 di SDN 2 Barejulat
 Sabtu, 24 Maret 2018 di SDN Timuk Gawah

33
 Senin, 26 Maret 2018 di SDN 3 Barejulat
 Selasa, 27 Maret 2018 di SDN Dasan Lekong

7) Hasil

Siswa-siswi yang disuluh di kelima SD dapat


menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan
oleh pesuluh, diantaranya: 4 pilar gizi seimbang,
contoh makanan beragam, contoh perilaku hidup
bersih dan sehat, contoh rajin berolah raga dan
bagaimana cara menjaga berat badan.

8) Hambatan

Hambatan yang dirasakan di masing-masing lokasi


berbeda, antara lain:

 SDN 1 Barejulat : Lancar dan tidak ada hambatan.


 SDN 2 Barejulat : Atas permintaan kepala sekolah,
sasaran penyuluhan di SDN 2 Barejulat adalah
seluruh siswa di SD tersebut. Hal ini
menyebabkan penyuluh kesulitan dalam
memusatkan perhatian peserta penyuluhan.
Selain itu, dikarenakan peserta penyuluhan
adalah seluruh siswa, maka ruang kelas tidak
cukup untuk menampung peserta, dan
penyuluhan dilakukan di emperan depan kelas
disambung ke halaman. Hal ini menyebabkan
tampilan video di layar LCD tidak terlalu jelas
karena cahaya dari berbagai arah di ruang
terbuka.

34
 SDN Timuk Gawah : Hambatan yang dirasakan
saat berlangsungnya penyuluhan adalah peserta
tidak terlalu fokus pada materi yang disampaikan.
Dikarenakan bertepatan dengan hujan deras dan
adanya atap yang bocor. Selain itu, SDN Timuk
Gawah juga tidak mempunyai LCD sehingga dari
media berupa video, peserta hanya dapat
menyimak suaranya saja (audio).
 SDN 3 Barejulat : Sama halnya dengan SDN
Timuk Gawah, SDN 3 Barejulat juga tidak
mempunyai LCD sehingga dari media berupa
video, peserta hanya dapat menyimak suaranya
saja (audio).
 SDN Dasan Lekong : Sama halnya dengan SDN
Timuk Gawah dan SDN 3 Barejulat, SDN Dasan
Lekong juga tidak mempunyai LCD sehingga dari
media berupa video, peserta hanya dapat
menyimak suaranya saja (audio). Selain itu,
penyuluhan di SDN Dasan Lekong bertepatan
dengan acara lomba antar SD yaitu lomba makan
sayur dan buah serta lomba tarik tambang
sehingga beberapa siswa yang menjadi utusan
lomba tidak dapat mengikuti penyuluhan.

9) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut setelah peyuluhan tentang gizi


seimbang adalah memberikan pesan kepada siswa
agar dapat menyampaikan materi tentang gizi
seimbang ini kepada orang-orang di sekitarnya.
Selain itu diharapkan tingkat kadarzi di Desa Barejulat
dapat meningkat.

35
h. Sarapan pagi
1) Tujuan

Tujuan dari penyuluhan mengenai pentingnya


sarapan pagi pada anak sekolah agar anak-anak
sekolah dasar mengetahui manfaat sarapan pagi,
jenis kandungan yang baik untuk sarapan pagi, akibat
jika tidak sarapan pagi, dan kriteria sarapan pagi yang
ideal.

2) Pelaksana

Annisa Restu Chyntia

3) Sasaran
Sasaran pada penyuluhan ini adalah Anak Sekolah
Dasar agar anak-anak dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan anak-anak dapat
memberikan informasi pada keluarga, teman,
mengenai akan pentingnya sarapan pagi.
4) Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:
 LCD
 Laptop
 Video
 PPT
 Lembar balik
 wireless
5) Metode

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah


ceramah dan memberikan penjelasan menggunakan
power point dan audio visual melalui video. Metode
ini dipilih agar siswi tidak cepat bosan pada saat

36
dilakukan penyuluhan, serta lebih cepat mengerti dan
paham materi yang disampaikan.

6) Waktu dan tempat


 Selasa, 20 Maret 2018 di SDN 1 Barejulat
 Rabu, 21 Maret 2018 di SDN 2 Barejulat
 Sabtu, 24 Maret 2018 di SDN Timuk Gawah
 Senin, 26 Maret 2018 di SDN 3 Barejulat
 Selasa, 27 Maret 2018 di SDN Dasan Lekong

7) Hasil

Dari penyuluhan yang dijalankan, anak-anak SD


sudah mengerti mengenai pentingnya sarapan pagi
manfaat sarapan, pagi , jenis kandungan yang baik
untuk sarapan pagi, akibat jika tidak sarapan pagi,
dan kriteria sarapan pagi yang ideal, serta anak-anak
bisa menyebutkan dan menjelaskan manfaat sarapan
pagi, penyebab tidak melakukan sarapan pagi, dan

8) Hambatan

Pada saat penyuluhan yang dilakukan di SD 2


Barejulat siswa dan siswinya dikumpulkan menjadi
satu dari kelas 1-6, sehingga kurang efisien.

9) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang harus dilakukan pada saat


penyuluhan yang dilakukan di SDN 2 Barejulat, agar
melakukan penyuluhan dengan membuat kelompok-
kelompok kecil.

i. Jamban sehat
1) Tujuan

37
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya menggunakan jamban sehat.

2) Pelaksana

Luluk Nihayah dan Peby Fitriani

3) Sasaran

Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu yang tidak


memiliki Jamban.

4) Media

Media yang digunakan pada penyuluhan ini adalah


Leaflet

5) Metode

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah


metode ceramah dan tanya jawab, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan ibu dalam
memahami tentang pentingnya menggunakan
Jamban Sehat.

6) Waktu dan tempat


 Posyandu Timuk Gawah, Kamis15 Maret 2018
 Posyandu Dasan Lekong, Selasa 20 Maet 2018
 Posyandu Lingkuk Bunkate, Kamis 22 Maret
2018
 Posyandu Timuk rurung, Sabtu 24 Maret 2018
 Posyandu Paok Naning, Senin 26 maret 2018
 Posyandu Renjase, 10 Maret 2018
 Posyandu Loang sawak, Sabtu 21 Maret 2018

7) Hasil

38
Ibu-ibu dapat mengetahui apa itu pengertian Jamban
Sehat dan dampak apabila tidak menggunakan
jamban.

8) Hambatan

Ibu-ibu kurang Bepartisipasi, selain itu konsentrasi


ibu-ibu terpecah karena tempat Posyandu juga
merangkap PAUD, dan pada saat itu murid PAUD
belum pulang sekolah.

9) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah


menghimbau kader untuk tetap menginformasikan
betapa pentingnya menggunakan jamban.

Dari hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan di 11


dusun dan 5 SDN yang ada di Desa Barejulat dapat
disimpulkan bahwa semua kegiatan berjalan dengan lancar
tetapi kebanyakan dari semua pelaksanaan penyuluhan
mempunyai beberapa hambatan yang sama yaitu pada saat
proses pelaksanaan penyuluhan pada masyarakat umum
pelaksanaan posyandu di desa seperti salah satu contohnya
yaitu kurang berpartisipasi masyarakat seperti ibu balita kurang
memperhatikan dengan baik dan benar dapat dilihat dari
kurang ada inisiatif untuk bertanya apa yang mungkin tidak
dimengerti. Ibu balita lebih pokus kepada anaknya dan terburu-
buru untuk meninggalkan pelaksanaan penyuluhan karena
pekerjaan rumah tangga yang belum terselesaikan sehingga
ibu kurang memperhatikan. Dan untuk pelaksanaan kegiatan
disekolah selalu berjalan dengan lancar karena partisipasi dan
antusias siswa/siswi yang baik sehingga materi yang diberikan
lebih dipahami dapat dilihat dari antusias siswa/siswi untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan.

39
3. TTG (Teknologi Tepat Guna)

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan


mempertimbangkan aspek lingkungan, etik budaya, social,
dan ekonomi bagi komunitas. Ciri-ciri TTG adalah:

a. Mudah diterapkan.
b. Mudah dimodifikasi.
c. Untuk kegiatan skala kecil.
d. Padat karya.
e. Sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.
f. Bersumber dari nilai tradisional.
g. Adaptif terhadap perubahan lingkungan.

Tujuan teknologi tepat guna adalah untuk menjadikan


masyarakat lebih kreatif dan dapat menggunakan bahan
pangan lokal sebagai produk yang dapat berniali gizi tinggi dan
nilai jual yang tinggi.

a. Puding jagung
1) Sasaran

Sasaran dari TTG puding jagung ini adalah ibu balita


di posyandu Bunkawang.

2) Media

Media yang digunakan dalam TTG puding jagung ini


antara lain: alat masak, bahan-bahan pembuatan dan
lembaran resep serta kandungan zat gizi.

3) Waktu dan tempat

Rabu, 15 Maret 2018 di posyandu Bunkawang

4) Pelaksana: Mira Ardiningsih


5) Resep

40
 Bahan
 Agar-agar 1 bks
 Jagung manis pipil 1 ½ gls
 Gula pasir ¾ gls
 Susu kental manis 2 sch
 Tepung maizena 2 sdm
 Air 3 ½ gls

 Cara membuat
 Haluskan jagung manis ditambah ½ gelas air
dengan blender. Tuang ke panci.
 Tambahkan 3 gelas air sisanya, gula pasir,
susu kental manis dan agar-agar.
 Masak di atas kompor sambil terus diaduk
dengan api sedang hingga mendidih.
 Cairkan tepung maizena dengan adonan.
Masukkan perlahan ke dalam panci.
 Aduk merata. Angkat. Cetak.

6) Hasil

Para ibu balita paham cara membuat puding jagung


dan berkeinginan membuat puding jagung di
rumahnya.

7) Hambatan

Panci yang digunakan terlalu besar sedang porsi


yang dibuat sedikit.

8) Rencana tindak lanjut

Mengajarkan resep-resep TTG lainnya.

b. Nugget Belek (Beras Lele Kelor)

41
1) Sasaran

Sasaran dalam TTG pembuatan nugget belek ini


adalah kader posyandu Lingkok pandan.

2) Media

Media yang digunakan dalam TTG nugget Belek ini


antara lain: alat masak, bahan-bahan pembuatan dan
lembaran resep serta kandungan zat gizi.

3) Waktu dan tempat

Minggu, 25 Maret 2018 di Rumah Kadus Lingkok


Pandan.

4) Pelaksana: Mira Ardiningsih


5) Resep
 Bahan
 1 kg ikan lele
 100 g kelor
 8 sdm tepung beras
 2 butir telur
 7 sdm tepung panir
 6 siung bawang putih
 10 btr bawang merah
 1 sdt garam
 2 bks merica bbk
 ¼ sdt gula
 1 sdt margarin
 Cara membuat
 Kukus lele. Angkat. Ambil dagingnya.
 Rebus daun kelor. Tiriskan. Iris.
 Haluskan semua bumbu.

42
 Campur ikan lele, bumbu halus, daun kelor, 1
btr telur ayam yang sudah dikocok dan tepung
beras. Ulen sampai membentuk tekstur yang
baik.
 Tuang di cetakan yang telah dioles margarin,
kukus selama 30 menit. Angkat.
 Potong dan cetak sesuai selera.
 Lumuri dengan kocokan 2 butir telur. Panir
diatas tepung panir.
 Goreng hingga berubah warna menjadi
keemasan. Angkat. Sajikan
6) Hasil

Nugget yang dihasilkan enak dengan tekstur yang


pas, para kader paham cara pembuatannugget belek
dan berkeinginan untuk melanjutkannya sebagai
ladang usaha.

7) Hambatan

Tidak ada

8) Rencana tindak lanjut

Mengikutsertakan produk dalam lomba potensi dusun


dan mengembangkannnya menjadi wirausaha.

c. Abon lele
1) Sasaran

Sasaran dalam TTG pembuatan Abon lele ini adalah


kader posyandu Lingkok pandan.

2) Media

Media yang digunakan dalam TTG Abon lele ini


antara lain: alat masak, bahan-bahan pembuatan dan
lembaran resep serta kandungan zat gizi.

43
3) Waktu dan tempat

Minggu, 25 Maret 2018 di Rumah Kadus Lingkok


Pandan.

4) Pelaksana: Mira Ardiningsih


5) Resep
 Bahan
 1 kg ikan lele
 6 siung bawang putih
 10 btr bawang merah
 1 sdt garam
 2 bks merica bbk
 ¼ sdt gula
 ½ sdt asam
 1 lmbr daun jeruk
 1 ruas lengkuas, geprek
 1 btg serai
 Minyak goreng sck
 Cara membuat
 Rebus lele. Angkat. Ambil dagingnya.
 Haluskan semua bumbu kecuali serai.
 Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak.
 Tuang lele beserta 3 sdk sayur air kaldu
rebusan lele. Goreng hingga kering.
 Tambahkan minyak. Goreng hingga matang,
kering dan berubah warna menjadi keemasan.
Angkat. Sajikan.
6) Hasil

Abon yang dihasilkan enak dengan kematangan yang


pas, para kader paham cara pembuatanabon lele
dan berkeinginan untuk melanjutkannya sebagai
ladang usaha.

44
7) Hambatan

Tidak ada

8) Rencana tindak lanjut

Mengikutsertakan produk dalam lomba potensi dusun


dan mengembangkannnya menjadi wirausaha.

d. Dodol pisang
1) Sasaran

Sasaran dalam TTG pembuatan Dodol pisang ini


adalah kader posyandu Lingkok pandan.

2) Media

Media yang digunakan dalam TTG Dodol pisang ini


antara lain: alat masak, bahan-bahan pembuatan dan
lembaran resep serta kandungan zat gizi.

3) Waktu dan tempat

Minggu, 25 Maret 2018 di Rumah Kadus Lingkok


Pandan.

4) Pelaksana: Mira Ardiningsih


5) Resep
 Bahan
 1 sisir pisang kepok
 100 g gula merah
 250 g gula pasir
 Garam sck
 Vanilli sck
 500 ml santan dari 1 btr kelapa
 Minyak goreng sck
 Cara membuat

45
 Haluskan semua pisang dengan blender.
 Campur dengan gula merah, gula pasir, vanilli
dan garam.
 Masak santan hingga mendidih.
 Tuang adonan perlahan sambil terus diaduk.
 Masak sambil terus diaduk hingga matang
dengan tekstur yang pas
 Angkat. Dinginkan. Potong sesuai selera.
Bungkus dengan plastik. Sajikan.
6) Hasil

Dodol yang dihasilkan enak dengan tekstur yang pas,


para kader paham cara pembuatan dodol pisang dan
berkeinginan untuk melanjutkannya sebagai ladang
usaha.

7) Hambatan

Tidak ada

8) Rencana tindak lanjut

Mengikut sertakan produk dalam lomba potensi dusun


dan mengembangkann nya menjadi wirausaha.

e. Puding pepaya
1) Sasaran
Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah ibu balita.
2) Media
Media yang digunakan adalah : Panci, Kompor &
gas, Sutil, Cup puding, Blender.
3) Waktu dan tempat
Posyandu Timuk gawah, kamis 15 Maret 2018
4) Pelaksana: Hazna Nur Aulia
5) Resep
 Bahan

46
 Agar-agar 1 bks
 Pepaya ¾ potong
 Gula pasir ¾ gelas
 Susu kental manis 2 sch
 Air 3 ½ gelas

 Cara membuat
 Haluskan pepaya ditambahnn ½ gelas air
dengan blender. Tuang ke panci.
 Tambahkan 3 gelas air sisanya, gula pasir,
susu kental manis dan agar-agar.
 masak diatas kompor sambil terus diaduk
dengan api sedang hingga mendidih.
 Aduk merata. Angkat. Cetak.

6) Hasil

Ibu balita mampu mengetahui cara pembuatan puding


pepaya dan manfaat puding pepaya bagi balita.

7) Hambatan

Konsentrasi ibu balita terganggu, karena siswa PAUD


ribut.

8) Rencana tindak lanjut

Melakukan pembinaan lebih lanjut, agar ibu balita


tetap membuatkan kan puding sebagai alternatif
jajanan sehat dan PMT bagi balita.

f. Puding pisang
1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah ibu balita.

47
2) Media

Media yang digunakan adalah : Panci, Kompor &


gas, Sutil, Cup puding, Blender.

3) Waktu dan tempat

Posyandu Timuk gawah, kamis 15 Maret 2018

4) Pelaksana: Hazna Nur Aulia


5) Resep
 Bahan
 Agar-agar 1 bks
 Pisang 250 potong
 Gula pasir ¾ gelas
 Susu kental manis 2 sch
 Air 3 ½ gelas
 Cara membuat
 Haluskan pisang ditambahnn ½ gelas air
dengan blender. Tuang ke panci.
 Tambahkan 3 gelas air sisanya, gula pasir,
susu kental manis dan agar-agar.
 masak diatas kompor sambil terus diaduk
dengan api sedang hingga mendidih.
 Aduk merata. Angkat. Cetak.

6) Hasil

Ibu balita mampu mengetahui cara pembuatan puding


pepaya dan manfaat puding pepaya bagi balita.

7) Hambatan

Konsentrasi ibu balita terganggu, karena siswa PAUD


ribut.

8) Rencana tindak lanjut

48
Melakukan pembinaan lebih lanjut, agar ibu balita
tetap membuatkan kan puding sebagai alternatif
jajanan sehat dan PMT bagi balita.

g. Kripik terong
1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah kader


posyandu.

2) Media

Media yang digunakan adalah : Wajan, mangkok,


pring, waskom, sutil, sendok, kompor & gas.

3) Waktu dan tempat

Rumah kader timuk gawah, Rabu 28 Maret 2018

4) Pelaksana: Hazna Nur Aulia


5) Resep
 Bahan
 Terong hijau 350 gr
 Tepung beras rosebrand 150 gr
 Telur 150 gr
 Garam 10 gr
 Minyak kelapa 500 ml
 Kapur sirih 3 gr
 Cara membuat
 Potong tipis terong hijau.
 Rendam di dalam air kapur sirih selama 30
menit.
 Campurkan tepung beras rosebrand
dengan garam.
 Kocok telur dan panaskan minyak kelapa. \
 Masukkan terong kedalam telur, kemudian
balurkan dengan tepung.

49
 Goreng dengan api sedang hingga
berwarna keemasan.
 Angkat dan tiriskan
6) Hasil

Kader mampu membuat terong crispy.

7) Hambatan
-
8) Rencana tindak lanjut

Melakukan pembinaan lebih lanjut, sehingga kader


dapat mengajarkan kepada ibu balita di posyandu dan
dapat dijadikan salah satu sumber penghasilan.

h. Jeli jeruti
1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah kader


posyandu.

2) Media

Media yang digunakan adalah : Panci, Kompor &


gas, Sutil, Cup puding, Blender.

3) Waktu dan tempat

Rumah kader timuk gawah, Rabu 28 Maret 2018

4) Pelaksana: Hazna Nur Aulia


5) Resep
 Bahan
 Agar-agar 1 bks
 Jeruti 200 gr potong
 Gula pasir ¾ gelas
 Susu kental manis 2 sch
 Air 3 ½ gelas

50
 Cara membuat
 Masukkan jeruti, gula pasir, susu kental
manis dan agar-agar.
 masak diatas kompor sambil terus diaduk
dengan api sedang hingga mendidih.
 Aduk merata. Angkat. Cetak.
 Dinginkan.

6) Hasil

Kader mampu dan mengetahui cara pembuatan jelly


jeruti.

7) Hambatan
-
8) Rencana tindak lanjut

Melakukan pembinaan lebih lanjut, sehingga kader


dapat mengajarkan kepada ibu balita di posyandu.

i. Klepon singkong buah naga


1) Sasaran

Sasaran produk Kelepon Sinaga yaitu Masyarakat


Umum kecuali bayi usia 0-6 bulan.

2) Media
 Blender
 Waskom
 Panci
 Kompor
 Sendok
 Pisau
 Piring
3) Waktu dan Tempat
 Waktu : Minggu, 25 Maret 2018

51
 Tempat : Dusun Bat Rurung
4) Pelaksana: Deka Soraya
5) Resep
 Bahan :
 2 buah sedang Singkong
 1 buah Naga
 ¼ kg tepung ketan
 100 gram tepung beras
 ¼ kg gula merah
 ¼ buah kelapa setengah tua, kupas kulit,
parut.
 Garam secukupnya
 Cara Pembuatan
 Kupas singkong, cuci bersih lalu blender halus
 Kupas buah naga, blender halus
 Kukus kelapa parut dan tambahkan garam
agar tidak mudah basi.
 Singkong dan buah naga yang telah di blender
dicampur dengan tepung ketan dan tepung
beras, tambahkan sedikit garam.
 Uleni adonan hingga mendapatkan tekstur
yang di inginkan.
 Buat adonan bulatan-bulatan dengan isian gula
merah yang telah di iris.
 Adonan bulatan tersebut langsung di
masukkan di air mendidih, dan di angkat ketika
sudah matang yang di tandai dengan adonan
mengapung.
 Angkat lalu taburkan kelapa parut yang telah di
kukus.
 Kelepon Sinaga Siap dikemas.
6) Hasil

52
Dari resep di atas dapat menghasilkan 7 posri
kelepon Sinaga.

7) Hambatan

Terjadi kegagalan pada pembuatan pertama, yaitu


dikarenakan singkong yang digunakan direbus
terlebih dahulu. Seharusnya singkong tersebut
langsung di blender dan di campur dengan adonan.

8) Rencana Tindak Lanjut

Kelepon Sinaga (Singkong Buah Naga) merupakan


snack sehat bagi semua kalangan umur kecuali (bayi
usia 0-6 bulan). kelepon sinaga kaya akan zat Gizi
yang bersumber dari singkong dan buah naga.

j. Puding kelor
1) Sasaran

Sasaran produk ini adalah Masyarakat Umum kecuali


bayi usia 0-6 bulan.

2) Media
 Blender
 Panci
 Kompor
 Cup pudding
 Sendok stainless
3) Waktu dan tempat
 Waktu : Minggu, 25 Maret 2018
 Tempat : Dusun Bat Rurung
4) Pelaksana: Deka Soraya
5) Resep
 Bahan
 1 ikat Daun kelor
 1 bks Agar-agar

53
 1 sht Susu kental manis
 ½ gelas Gula pasir
 Cara membuat
 Rebus daun kelor, blender, lalu di saring,
ambil air rebusan yg telah di blender sebanyak
200 ml.
 Air rebusan daun kelor di campur dengan agar-
agar, gula pasir, dan susu kental manis.
 Panaskan di atas api hingga mendidih.
 Tuangkan ke dalam up pudding. Diamkan
hingga mengeras.
6) Hasil

Dari resep di atas, dapat menghasilkan hingga 15


cup pudding kelor.

7) Hambatan
-
8) Rencana tindak lanjut

Pudding kelor tersebut dapat di jadikan sebagai snack


sehat bagi masyarakat umum, kecuali bayi usia 0-6
bulan. Karena pudding kelor kaya akan zat gizi yang
bersumber dari kelor itu sendiri.

k. Kripik bayam
1) Sasaran

Sasaran pembuatan Kripik bayam yaitu Masyarakat


umum, dan dapat diberikan padan ibu hamil dan
balita sebagai selingan.

2) Media
 Baskom
 Sendok
 Wajan

54
 Minyak goreng
 Kompor gas
 Bahan (tepung, merica, garam, bawang merah,
bawang putih)
 Saringan minyak dll
3) Waktu dan tempat

Gemel, Senin 19 Maret 2018

4) Pelaksana: Deka Soraya


5) Resep
 Bahan
 50 gram bayam
 Telur 1 butir
 100 gram tepung terigu
 Minyak goreng secukupnya
 (merica, kemiri, bawang merah, bawang
putih, garam)
 Cara membuat
 Haluskan bumbu seperti (merica, kemiri,
bawang merah, bawang putih, garam)
 Sediakan wadah masukan telur serta
masukan bumbu yang telah di haluskan
 Kemudian tambahkan tepung.
 Aduk hingga rata, sampai tidak terlihat
menggumpa
 Ambil satu helai duan bayam yang segar
(tidak rusak)
 Celupkan ke dalam bumbu hingga rata
 Masukkan kedalam minyak yang telah di
panaskan
 Diamkan selama 5 detik hingga berwarna
sedikit kecoklatan

55
 Angkat dan tiriskan.
6) Hasil

Kader dapat membuat kripik bayam.

7) Hambatan

Hambatan dalam pembuatan kripik bayam tersebut


kader tidak memilki timbangan untuk menimbang
bahan yang di gunakan dalam pembuatan kripik
bayam.

8) Rencana tindak lanjut

Memberikan pemahaman untuk menggunakan satuan


takaran bahan dengan alat dapur (sendok, gelas dll)
dan memberikan motivasi untuk mengembangkan
produk dalam berwirausaha.

l. Kue gabus bakcang


1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah ibu hamil

2) Media
Media yang digunakan: Waskom, wajan, kompor
gas, sutil.
3) Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan TTG di
dusun renjase pada hari Rabu, 23 Maret 2018
4) Pelaksana: Ayu Gayatri Ghearany
5) Resep
 Bahan :
 Tepung tapioca 250 gram
 Margarin 1 sdm
 Telur 1 btr
 Kacang panjang ½ ikat

56
 Bayam 1 ikat
 Cara Membuat
 Cuci bayam dan kacang panjang, lalu
blanching selama 5 menit.
 Setelah di blanching, haluskan bayam
dan kacang panjang menggunakan
blender.
 masukan tepung tapioca kedalam
wadah
 kemudian, kocok telur dan mentega
 lalu, campurkan bayam dan kacang
panjang yang sudah dihaluskan serta
telur dan margarin yang sudah dikocok
kedalam tepung tapioca
 aduk adonan sampai rata, lalu uleni
hingga kalis
 bentuk adonan menggunakan tangan,
lalu adonan tersebut ditaruh didalam
panic yang sudah berisi minyak
 nyalakan kompor dengan api sedang,
lalu goring adonan hingga mengembang
6) Hasil

Kue gabus berwarna hijau kecoklatan dengan tekstur


yang gurih.

m. Chiffon talas/singkong
1) Sasaran

Sasaran pembuatan Chiffon talas/singkong yaitu


Masyarakat umum, dan dapat diberikan padan ibu
hamil dan balita sebagai selingan tinggi kalori.

2) Media
 Baskom

57
 Blender
 Mixer
 Dandang, dll
3) Waktu dan tempat

Dusun Paok Naning, Kamis 22 Maret 2018

4) Pelaksana: Kartika
5) Resep
 Bahan :
 500 gram talas/singkong
 100 gram terigu
 150 gram gula pasir
 3 telur
 1 sdt ovalet
 125 gram margarine dicairkan
 Cara membuat :
 Talas/singkongdikupas dan di cuci hingga
bersih, kemudian di rebus hingga empuk dan
tiriskan, kemudian setelah dingin talas
dihaluskan menggunakan sendok atau blender.
 Mantega dan ovalet di cairkan dengan
dipanaskan, cukup dengan api kecil. Angkat
dingin kan
 Campurkan telur, gula pasir kedalam wadah
dan di mixer hingga mengembang, setelah itu
campurkan baking powder dan tepung terigu.
 Campurkan talas yang sudah di haluskan ke
dalam adonan telur, tepung yang sudah di
mixer beserta mantega yang sudah di cairkan.
 Masukan ke dalam loyang yang sudah diolesi
mentega dan kukus ±30 menit.
 Angkat dan sajikan

58
6) Hasil

Kader dapat membuat 1 loyang chiffon dengan 22 iris


ukuran sedang.

7) Hambatan

Kader tidak mempunyai timbangan untuk menakar


berat bahan.

8) Rencana tindak lanjut

Memberikan pemahaman untuk menggunakan satuan


takaran bahan dengan alat dapur (sendok, gelas dll)
dan memberikan motivasi untuk mengembangkan
produk dalam berwirausaha.

n. Nugget talas/pisang
1) Sasaran

Sasaran pembuatan Nugget talas/pisang yaitu


Masyarakat umum, dan dapat diberikan padan ibu
hamil dan balita sebagai selingan tinggi kalori.

2) Media
 Baskom
 Blender
 loyang
 Dandang
 Wajan, dll
3) Waktu dan tempat

Dusun Paok Naning, Kamis 22 Maret 2018

59
4) Pelaksana: Kartika
5) Resep
 Bahan :
 5 buah pisang kepok/talas, lumatkan
 100 gram tepung terigu
 1 sdm gula (bila suka)
 1 butir telur
 3 sdm susu kental manis
 vanili secukupnya
 1/4 sdt garam
 100 cc air
 Bahan lapisan :
 Telur
 Tepung terigu
 Tepung panir
 Cara Membuat:
 Campur semua bahan adonan, kukus hingga
matang.
 Potong adonan sesuai selera.
 Baluri dengan kocokan telur, tepung terigu,
kocokan telur lagi dan tepung panir.
 Panaskan minyak, goreng hingga matang
kecokelatan.
 Nugget pisang/talas ini bisa juga disajikan
dengan susu kental manis atau tamabahan
topping lainnya.
5) Hasil

Kader dapat membuat 1 loyang nugget dengan 24 iris


nugget bentuk pkotak

7) Hambatan

60
Kader tidak mempunyai timbangan untuk menakar
berat bahan.

8) Rencana tindak lanjut

Memberikan pemahaman untuk menggunakan satuan


takaran bahan dengan alat dapur (sendok, gelas dll)
dan memberikan motivasi untuk mengembangkan
produk dalam berwirausaha.

o. Lumpia inale kapa


1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah


Masyarakat umum.

2) Media

Media yang digunakan adalah : Panci, Kompor & gas,


Sutil, Wajan, Cobek.

3) Waktu dan tempat

Dusun Lengkok Bunkate, Rabu 28 Maret 2018

4) Pelaksana: Luluk Nihayah


5) Resep
 Bahan
 Ikan Nila
 Ikan Lele
 Kacang Panjang
 Tauge
 Daun Bawang
 Seledri
 Cara membuat
 Campur semua bahan kulit jadi satu

61
 Aduk hingga tidak bergerindil
 Panaskan wajan anti lengket dengan api kecil
 Masukan 1 sendok makan adonan ke wajan yg
telah dipanaskan
 Angkat jika sudah tidak lengket
 Lakukan sampai adonan habis
 Untuk bahan isi. Tumis Ikan nila dan lele
sampai harum.
 Potong dadu kacang panjang, tauge, daun
bawang, seledri sesuai selera
 Iris tipis bawang merah dan bawang putih
 Tumis semua bahan isi. Tambahkan lada
bubuk dan garam secukupnya
 Jika semua bahan kulit dan isi sudah siap.
Masukkan bahan isi ke dalam kulit. Lipat
sesuai selera
 Kemudian goreng dengan api sedang sampai
kuning kecoklatan
 Lumpia siap disajikan.

6) Hasil

Lumpia ikan nila lele dan kacang panjang yang telah


dibuat berwarna dan berarom khas dari ikan nila dan
lele, rasanya renyah dan enak tidak kalah dengan
rasa lumpia yang biasa kita makan dipasaran.

7) Hambatan

Saat pembuatan kulit Lumpia mudah sobek

8) Rencana tindak lanjut

62
Sebaiknya agak teliti memperhatikan takaran bumbu
sehingga rasa yang dihasilkan pas tanpa mengulang
beberapa kali untuk penambahan bumbu.

p. Selai pepaya
1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah


Masyarakat umum.

2) Media

Media yang digunakan adalah : Panci, Kompor & gas,


Sutil, Wajan.

3) Waktu dan tempat

Dusun Lengkok Bunkate, Rabu 28 Maret 2018

4) Pelaksana: Luluk Nihayah


5) Resep
 Bahan
 Buah Pepaya
 Gula
 Tepung terigu
 Tepung kanji
 Garam
 Cara membuat
 Hancurkan pepaya, lalu siapkan wajan atau
panci.
 Semua bahan lalu aduk
 Nyalakan api, api harus kecil supaya tidak
menggumpal aduk terus adonan hingga airnya
habis.
 Selai pepaya siap di sajikan.
6) Hasil

63
Selai pepaya yang telah dibuat berwarna merah cerah
dan berarom khas dari buah pepaya, rasanya manis,
harum dan enak tidak kalah dengan rasa selai pepaya
yang sering kita jumpai.

7) Hambatan

Saat pengadukan api yang di gunakan terlalu besar


sehingga bau selai hangus.

8) Rencana tindak lanjut

Sebaiknya agak teliti memperhatikan nyala api yang


digunakan agar selai masak sempurna dan rasa yang
dihasilkan sesuai dengan selera.

q. Bakso ikan nila ketujur


1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah


Masyarakat umum.

2) Media

Media yang digunakan adalah : Panci, Kompor & gas,


Sutil, Wajan, waskom, sendok, saringan, blender.

3) Waktu dan tempat

Dusun Bat Rurung, Rabu 28 Maret 2018

4) Pelaksana : Peby Fitriani


5) Resep
 Bahan
 ikan nila
 ketujur
 Tepung kanji
 tepung terigu
 Garam

64
 Gula
 Merica
 Bawang putih
 Bawang merah
 Bawang goreng
 Cara membuat
 Blender daun ketujur sampai halus
 Haluskan bumbu bawang putih dan bawang
merah
 Goreng bawang sampai kuning kecoklatan
 Campurkan semua bahan seperti daun ketujur
yang sudah dihaluskan, tepung kanji, bumbu,
merica aduk hingga rata.
 Setelah itu masukkan bawang yang sudah
digoreng, aduk rata sampai menjadi adonan
bakso yang agak kenyal.
 Uleni dengan tangan bentuk bulat-bulat
dengan cara mengeluarkan adonan ditengah-
tengah cempol dan telunjuk jari hingga
membentuk bulatan, lalu ambil dengan
sendok. Cemplungkan kedalam air yang
sudah mendidih.
 Diamkan hingga adonan bakso mengapung.
Lalu angkat.
 Diamkan agak dingin, lalu bakso ikan ketujur
siap dikemas dan dinikmati.

4) Hasil

Bakso ikan ketujur yang telah dibuat berwarna dan


berarom khas dari daun ketujur yang telah digunakan,
rasanya kenyal dan enak tidak kalah dengan rasa
bakso yang biasa kita makan dipasaran.

65
5) Hambatan

Saat peracikan bumbu selalu merasa bumbu yang


telah digunakan kekurangan rasa sehingga berulang
kali menambahkan sehingga menjadi agak keasinan.

6) Rencana tindak lanjut

Sebaiknya agak teliti memperhatikan takaran bumbu


sehingga rasa yang dihasilkan pas tanpa mengulang
beberapa kali untuk penambahan bumbu.

r. Rempeyek ikan
1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah


Masyarakat umum.

2) Media

Media yang digunakan adalah : Panci, Kompor & gas,


Sutil, Wajan, waskom, sendok, saringan.

3) Waktu dan tempat

Dusun Bat Rurung, Rabu 28 Maret 2018

4) Pelaksana : Peby Fitriani


5) Resep
 Bahan
 ikan nila
 tepung kanji
 Tepung beras
 Bawang putih

66
 Merica
 Ketumbar
 Kemiri
 Ikan teri
 garam
 Cara membuat
 Blender ikan nila sampai halus
 Haluskan bumbu
 Campurkan tepung kanji, tepung beras dan
ikan nila yang sudah diblender. Aduk hingga
rata.
 Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan
kedalam adonan. Aduk rata.
 Setelah itu masukkan ikan teri kecil-kecil
kedalam adonan. Aduk rata.
 Panaskan wajan yang sudah berisi minyak,
masukkan adonan bentuk seperti peyek yang
dijejerkan dipinggir wajan hingga agak kuning
kecoklatan. Setelah itu angkat dan tiriskan.
 Diamkan hingga agak dingin. Peyek ikan siap
dikemas.

5) Hasil

Peyek ikan yang dihasilkan berbentuk peyek yang


dimana diatas peyek tersebut terdapat ikan teri yang
berjejeran. Rasadan tekstur yang sangat gurih
membuat konsumen tertarik untuk mencoba.

6) Hambatan

Saat proses penggorengan peyek ikan mempuyai


beberapa hambatan seperti jika menggunakan wajan
yang baru bentuk tipis pada peyek tidak sempurna
dan pada saat pengangkatan sedikit lengket sehingga

67
membutuhkan waktu agak lama untuk mengangkat
hingga membuat warna peyek menjadi gosong.

7) Rencana tindak lanjut

Sebaiknya menggunakan wajan yang sudah biasa


dipakai karena wajan yang baru dapat menyebabkan
peyek menjadi nempel yang sangat melekat sehingga
susah untuk diangkat.

s. Getuk singkong saus naga


1) Sasaran

Sasaran pembuatan Getuk Singkong Saus Naga yaitu


Masyarakat umum.

2) Media
 Waskom
 Parut
 Pisau
 Dandang dll
3) Waktu dan tempat

Dusun Loang Sawak, Rabu, 21 Maret 2018

4) Pelaksana: Ayu Lestari


5) Resep
 Bahan:
 Air untuk mengukus
 1/2 kg singkong, kupas, potong-potong
 150 gr gula pasir/Gula Jawa
 1/2 sdt garam dapur
 1/2 bh kelapa, parut dan kukus
 Buah naga
 Langkah-langkah pembuatan getuk
 Singkong dikupas kulitnya, kemudian dicuci
bersih dan dipotong-potong sekitar 5 cm.

68
 Rebus singkong sampai matang. Angin-
anginkan sampai uapnya hilang, bentuk bulat.
 Campur singkong - sedikit Garam - Gula.
Hancurkan sampai lumat.
 Beri pewarna bila suka.
 Sajikan hangat dengan taburan parutan kelapa.
 Langkah-langkah pembuatan Saus naga
 Sterilkan wadah selai dengan cara merebusnya
hingga air mendidih.
 Sisihkan.
 masukkan potongan buah naga dan masak
dengan api kecil hingga mengeluarkan air.
Kurang lebih selama 10 menit.
 Masukkan gula pasir dan air jeruk nipis / lemon,
masak sambil diaduk-aduk hingga ke dasar pan
agar tidak hangus.
 Tekan-tekan perlahan hingga buah naga
hancur. Saya lebih suka selai yang masih ada
tekstur kasarnya, jadi gak perlu "heboh"
menekannya.
 Saat selai mulai mengental, besarkan api dan
aduk hingga benar-benar mendidih sebentar
saja. Matikan api.
 Keringkan botol selai yang sudah steril, tuang
selai ke dalamnya. Setelah benar-benar dingin
baru ditutup.
6) Hasil

Hasil pembuatan getuk singkong saus naga, dari segi


warna terdapat dua warna getuk yaitu warna kuning
dari singkong itu sendri (tanpa penambahan pewarna)
dan warna merah dari tambahan buah naga. Dari
segi tekstur getuk kenyal dan a lot, dari segi aroma

69
khas singkong dan dari segi rasa getuk, rasa khas
singkong da nagak manis. Dan untuk selai/saus
naga, dari segi warna agak hitam, dari segi tekstur
kental, dari segi aroma khas buah naga, dan dari
segi rasa agak pahit.

7) Hambatan

Pada saat pembuatan selai naga, api yang


digunakan terlalu besar, sehingga selai agak gosong
dan terasa agak pahit.

8) Rencana tindak lanjut

Pada saat pembuatan selai naga menggunakan api


sedang, agar selai matang dengan rata dan rasanya
tidak pahit.

t. Kembang gula kelapa


1) Sasaran

Sasaran pembuatan Getuk Singkong Saus Naga yaitu


Masyarakat umum.

2) Media
 Waskom
 Parut
 Pisau
 Wajan dll
3) Waktu dan tempat

Dusun Loang Sawak, Rabu, 21 Maret 2018

4) Pelaksana : Ayu Lestari


5) Resep

70
 Bahan
 1 buah kelapa muda
 180 gram gula pasir
 1 sdm tepung kanji, larutkan sedikit air
 ¼ sdt vanili bubuk
 ¼ sdt garam
 Pewarna makanan merah/hijau secukupnya
(menggunakan pewarna buah)
 Air secukupnya
 Cara membuat
 Terlebih dahulu kelapa diparut menggunakan
parutan yang kasar dan lebar. Sisihkan.
 Rebus gula pasir serta sedikit air hingga gula
larut. Lalu masukkan kelapa parut tadi sambil
sesekali diaduk sampai air gula menyusut.
 Tuangkan larutan tepung kanji, vanili serta
garam. aduk rata. kemudian adonan dibagi 2
bagian, masing masing beri pewarna makanan
merah atau hijau.
 Siapkan Loyang, ambil 1 sendok makan
adonan kembang gula (manisan kelapa)
letakkan diatasnya. Kerjakan hingga habis.
Biarkan kembang gula (manisan kelapa) dingin.
 Manisan kelapa kering (kembang gula kelapa)
siap disajikan.
6) Hasil

Hasil pembuatan kembang gula kelapa, dari segi


warna terdapat tiga warna, yaitu warna putih agak
kekuningan (tampa tambahan warna), warna merah
(dari warna buah naga), warna hijau (dari warna
daun). Dari segi tekstur kenyal, dari segi aroma khas
kelapa, dan dari segi rasa manis.

71
7) Hambatan

Pada saat membuat kembang gula kelapa, terlalu


banyak menuangkan cairan tepung kanji, sehingga
adonan kembang gula kelapa lembek, tidak bisa
mengering.

8) Rencana tindak lanjut

Pada saat membuat kembang gula kelapa,


hendaknya menuang cairan tepung kanji hanyak
sedikit saja, sehingga kembang gula kelapa dapat
mengering seperti kembang gula kelapa pada
umumnya.

u. Abon nila jantung pisang


1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah


masyarakat umum.

2) Media

Media yang digunakan adalah Waskom, pisau,


piring, wajan, sutil, saringan, sendok.

3) Waktu dan tempat

Dusun Loang Sawak, 22 Maret 2018

4) Pelaksana: Titik Suartiningsih


5) Resep
 Bahan
 500 gram daging lele, bersihkan
 500 gram jantung pisang
 10 siung bawang putih
 20 butir bawang merah
 2 sdm merica bubuk

72
 gula dan garam secukupnya
 Cara membuat
 Kukus jantung pisang.
 Lumuri daging lele yang sudah dibersihkan
dengan garam dan bawang putih.
 Goreng sampai kekuningan.
 Pisahkan lele dari duri dan blender halus.
Sisihkan.
 Haluskan semua bumbu.
 Tumis bumbu halus.
 Saat bumbu sudah harum masukkan daging
lele halus dan jantung pisang halus.
 Masak sampai tercampur rata dan tambahkan
gula dan garam.
 Masak terus sampai abon garing.
 Tiriskan abon sampai tak ada minyak.
 Abon siap dinikmati
6) Hasil

Hasil dari abon yang telah dibuat yaitu warnanya


bagus seperti abon pada umumnya, beraroma khas
ikan lele dan rasanya sedikit pedas.

7) Hambatan

Hambatan yang dialami selama demonstrasi TTG


yaitu, pada saat demonstrasi salah satu bahan yang
digunakan untuk pembuatan abon lele jantung pisang
kurang.

8) Rencana tindak lanjut

Berdasarkan hambatan yang dialami selama


demonstrasi TTG abon lele jantung pisang, rencana
tindak lanjut yaitu cek kembali bahan yang akan

73
digunakan untuk demonstrasi pembuatan abon agar
pada saat pembuatan bahan tidak ada yang kurang
dan sudah lengkap.

v. Puding telur naga


1) Sasaran

Sasaran dari TTG yang dilakukan ini adalah


masyarakat umum.

2) Media

Media yang digunakan adalah Baskom, saringan,


panci, sendok, sendok sayur.

3) Waktu dan tempat

Dusun Loang Sawak, 22 Maret 2018

4) Pelaksana: Titik Suartiningsih


5) Resep
 Bahan
 1 bungkus Nutrijel
 1 sachet Susu kental manis
 1 buah naga
 4 sdm Gula pasir
 700 ml Air
 1 bungkus Agar-agar plain (tawar)
 2 sachet Susu kental manis
 8 sdm Gula pasir
 800 ml Air
 Cara membuat
 Buat adonan telur naga dengan cara
mencampur 1 bks nutrijel, sari buah naga, 1

74
sct susu kental manis, 4 sdm gula pasir dan
700 ml air. Kemudian panaskan hingga
mendidih
 Tuang adonantelur naga kedalam cetakan kue
talam/apem sebanyak 3/4 dari isi cetakan,
tunggu sampai mengeras
 Sambil menunggu adonan telur naga
mengeras, buat adonan putih telur dengan
cara mencampur 1 bks agar swallow plain, 2
sct susu kental manis, 8 sdm gula pasir dan
800 ml air. Panaskan hingga mendidih dan
tunggu sampai uap panas sedikit menghilang
 Jika adonan telur naga sudah mengeras,
keluarkan dari cetakan kue talam dan
masukkan kedalam mika bulat
 Jika uap panas adonan putih telur sudah
sedikit menghilang, tuangkan adonan tersebut
sedikit demi sedikit kedalam adonan telur naga
yg sudah ada dalam mika
 Tunggu sampai semua adonan mengeras dan
puding telor naga sudah siap untuk disajikan
6) Hasil

Hasil pada saat demonstrasi pembuatan pudding telur


naga yaitu pudding berbentuk seperti telur ceplok
tetapi kuning telurnya berwarna ungu karena
menggunakan sari buah naga, aroma khas buah
naga dan agar-agar, rasanya enak dan manis.

7) Hambatan

Tidak ada hambatan saat demonstrasi pembuatan


pudding telur naga.

8) Rencana tindak lanjut

75
Diharapkan ibu-ibu kader dapat memanfaatkan
potensi pangan yang ada pada dusun.

w. Kripik pisang balado


1) Sasaran

Sasaran pembuatan kripik pisang balado yaitu


Masyarakat umum, dengan menggunakan bahan
dasar lokal masayarakat dapat mengolah pisang
menjadi kripik pisang balado sebagai selingan

2) Media
 Baskom
 Pisau
 Gobetan
 wajan
 belender, dll
3) Waktu dan tempat

Dusun Bungkawang, Selasa 26 Maret 2018

4) Pelaksana : Annisa Restu Chyntia


5) Resep
 Bahan :
 1 sisir pisang
 1 sdmkapur sirih
 Bumbu :
 2 sdm gram gula pasir
 5 buah cabai merah besar
 15 biji cabai rawit
 4 siung bawang putih
 Garam secukupnya
 Cara membuat :

76
 Kupas pisang dari kulitnya, setelah terkupas
simpan di dalam air yg sudah diberikan kapur
sirih, agar pisang tidak menjadi hitam.
 Gobet pisang dengan arah memanjang,
rendam pisang beberapa menit, angkat
gobetan pisang, tiriskan.
 Setelah pisang ditiriskan, goreng pisang
sampai renyah. Sisihkan
 Kemudian haluskan, bawang putih, cabai
rawit, cabai besar, sampai halus,
 Lalu tumis hingga harum, dan tambahkan gula
dan garam, campurkan saus tomat 5 sdm
tumis hingga merata.
 Matikan api, aduk bumbu dengan kripik,
setelah tercampur rata, kripik siap
dihidangkan.
6) Hasil

Hasil dari melakukan kegiatan TTG di dusun


Bungkawang ibu-ibu kader antusias dan ingin belajar
membuat produk, menggunakan hasil pangan lokal
yang ada disekitaran lingkungan dusun bungkawang.
dan hasil produk yang ibu-ibu buat, kripik pisang
balado sangat digemari oleh semua kalangan.

7) Hambatan

Tidak ada hambatan pada saat proses pembuatan


kripik pisang balado.

8) Rencana tindak lanjut

Adapaun rencana tindak lanjut dilakukannya


pembuatan produk ini, untuk mengajarkan ibu-ibu
kader atau PKK agar lebih kreatif dan dapat

77
menggunakan bahan pangan lokal sebagai produk
yang dapat menguntungkan dan bergizi.

x. Risoles ikan mujair


1) Sasaran

Sasaran pembuatan risoles ikan mujair yaitu


Masyarakat umum, dengan menggunakan bahan
dasar lokal masayarakat dapat mengolah ikan mujair
menjadi risoles ikan mujair sebagai selingan

2) Media
 Baskom
 Pisau
 Wajan
 Teplon
 belender dll
3) Waktu dan tempat

Dusun Bungkawang, Selasa 26 Maret 2018

4) Pelaksana : Annisa Restu Chyntia


5) Resep
 Bahan :
 1 ekor ikan mujair
 100 gr tepung terigu
 200 gr tepung panir
 2 butir telur
 Minyak goreng
 Bumbu :
 ½ sdm gram gula pasir
 2 buah cabai merah besar
 8 biji cabai rawit
 3 siung bawang putih
 Garam secukupnya

78
 Cara membuat :
 Bersihkan ikan mujair, cuci bersih lalu kukus
ukan hingga matang, angkat.
 Setelah di angkat suir ikan yang sudah di
kukus. sisihkan.
 Halukan bumbu untuk menumis, lalu tumis
bumbu, dan masukan ikan mujair yang sudah
di suir tumis hingga harum dan kering.
 Lalu buat kulit risoles, adon tepung terigu, lalu
buat kulit risoles, tun sdikit demi sedikit adonan
risoles di atas teplon, angkat. sisihkan
 Lalu masukan tumisan ikan mujair, lipat hingga
berbentuk risoles, celupkan ke dalam telur.
 Lalu gulingkan ke dalam tepung panir, goreng
risoles, siap di sajikan.
6) Hasil

Hasil dari melakukan kegiatan TTG di dusun


Bungkawang ibu-ibu kader antusias dan ingin belajar
membuat produk, menggunakan hasil pangan lokal
yang ada disekitaran lingkungan dusun bungkawang.
dan hasil produk yang ibu-ibu buat, risoles ikan mujair
sangat digemari oleh semua kalangan.

7) Hambatan

Tidak ada hambatan pada saat proses pembuatan


risoler ikan mujair.

8) Rencana tindak lanjut

Adapaun rencana tindak lanjut dilakukannya


pembuatan produk ini, untuk mengajarkan ibu-ibu
kader atau PKK agar lebih kreatif dan dapat

79
menggunakan bahan pangan lokal sebagai produk
yang dapat menguntungkan dan bergizi.

y. Kue singkong pisang


1) Sasaran

Sasaran pembuatan Chiffon talas yaitu Masyarakat


umum, dan dapat diberikan padan ibu hamil dan
balita sebagai selingan tinggi kalori.

2) Media
 Baskom
 parut
 pisau
 Dandang, dll
3) Waktu dan tempat

Dasan Lekong, Kamis 22 Maret 2018

4) Pelaksana : Bq. Ema Andani


5) Resep
 Bahan :
 singkong segar 500 gr ( diparut halus )
 kelapa parut 200 gr
 garam halus 1 sendok teh
 pisang kepok secukupnya
 pewarna makanan hijau pandan secukupnya
 pasta vanili 1/2 sendok teh
 100 gr gula pasir halus
 100 ml air bersih
 Cara membuat :

 Aduk semua bahan yang sudah disiapkan


kecuali kelapa parut hingga tercampur merata
 Pipihkan adonan pada tempat yang datar lalu
dipipihkan

80
 Kupas kulit pisang lalu letakkan pisang diatas
adonan yang pipih
 Gulung pisang dengan adonan lalu dikukus
sampai matang selama 35 menit
 Angkat kue yang sudah matang lalu dipotong
melingkar
 Gulingkan potongan kue singkong pisang pada
kelapa parut dan siap dinikmat

z. Arem-arem kacang panjang


1) Sasaran

Sasaran pembuatan Kue Beras yaitu Masyarakat


umum, dan dapat diberikan padan ibu hamil sebagai
selingan tinggi kalori

2) Media

Media yang digunakan adalah : Panci, Kompor &


gas, Sutil, Wajan, Dandang, daun pisang, tusuk
gigi

3) Waktu dan tempat

Rumah kader Timuk Rurung, Senin, 26 Maret 2018

4) Pelaksana : Mentari Sartika Dewi

5) Resep
 Bahan
 250 gr beras pulen
 500 ml santan
 1/2 sdt garam
 2 lembar daun salam
 Daun pisang dan semat untuk membungkus

81
 Cara membuat
 Masak beras dan santan, garam dan daun
salam sampai santan terserap, aduk merata
hingga matang. tutup panci, biarkan beberapa
menit smpai nasi pulen.
 Haluskan bawang merah, putih dan cabe, tumis
hingga harum
 Masukan potongan tempe, potong kacang
panjang dan beri air, garam, kaldu bubuk dan
gula pasir, masukan juga daun salam, sereh
dan daun jeruk, lalu aduk merata dan masak
hingga bumbu meresap, jgn lupa koreksi
rasanya.
6) Hasil

Dari hasil dapat disimpulkan, dari segi bentuk bisa


dikatakan berhasil, dan dari segi aroma dan rasa,
aromanya wangi dan rasanya enak

7) Hambatan

Cara membuatnya terlalu ribet, sehingga banyak


menghabiskan waktu.

8) Rencana tindak lanjut


-
aa. Kue beras isi gula
1) Sasaran

Sasaran pembuatan Kue Beras yaitu Masyarakat


umum, dan dapat diberikan padan ibu hamil dan
balita sebagai selingan tinggi kalori

2) Media
 Kompor
 Gas

82
 Waskom
 Pisau
 Dandang
 Cetakan kue
3) Waktu dan tempat

Rumah kader Timuk Rurung, Senin, 26 Maret 2018

4) Pelaksana : Mentari Sartika Dewi

5) Resep
 Bahan
 250 gr tepung beras,
 250 gr kelapa muda
 1 sdt gula pasir
 ¼ sdt vanili bubuk
 1 lembar daun pandan
 Gula merah secukupnya untuk isian
 Cara membuat
 Siapkan cetakan kue mangkok atau bolu
kukus, olesi permukaan dengan minyak
makan
 Potong kecil2 daun pandan, untuk diletakkan
di dasar cetakan
 Campurkan semua bahan dalam satu wadah,
aduk rata menggunakan tangan, sisihkan
 Kemudian ambil 2 lembar daun pandan yang
sudah dipotong kecil2, letakkan di dasar
cetakan
 Masukkan adonan tepung hingga mencapai
tinggi setengah mangkok cetakan, tekan
adonan hingga agak memadat, letakkan irisan
gula merah (semakin banyak semakin enak).

83
 Tutup atasnya lagi dengan adonan hingga
permukaan mangkok
 Lakukan sampai habis, kukus selama 15 menit
atau sesuai kompor masing2
 Adonan akan menyatu dan padat jika sudah
matang
 Setelah matang, balikkan adonan, jika terlalu
padat adonan akan keras, jika tidak padat
akan hancur ketika cetakan dibalikkan
 Sajikan selagi hangat saat gula merah masih
meleleh, selamat mencoba
6) Hasil

Dari hasil percobaan kemarin, di dapatkan hasil kue


beras dengan tekstur kurang legit dan kurang kenyal

7) Hambatan

Kue beras kurang legit dan kenyal

8) Rencana tindak lanjut

bb.Getuk singkong

1) Sasaran

Sasaran pembuatan Rainbow puding yaitu


Masyarakat umum, dan dapat diberikan padan ibu
hamil dan balita sebagai selingan.

2) Media

 Baskom
 Dandang
 Garpu
 Kompor gas

84
 Parutan kelapa
 Cetakan getuk

3) Waktu dan tempat

Panti, Kamis 29 Maret 2018

4) Pelaksana : Nurhayati

5) Resep

 Bahan
 Singkong 1 kg
 100 gram gula pasir
 2 sdm susu skm
 ½ butir kelapa
 Margarin
 Garam secukupnya
 Cara membuat
 Kukus singkong yang telah di kupas
 Setelah singkong matang, keluarkan kemudian
bergantian kukus kelapa yang telah di parut
yang telah di campur rata dengan garam (guna
agar kelapa tidak cepat bau amis)
 Haluskan singkong dalam keadaan panas agar
lebih mudah hancur.
 Tambahkan gula pasir, margarin, susu skm
kedalam singkong yang sudah halus, ulenin
sampai halus.
 Cetak dengan cetakan
 Sajikan bersama dengan kelapa

6) Hasil

Kader dapat membuat getuk walapun dengan


mecoba beberapa kali, dan dapat membuat getuk
dengan banyak cetakan

85
7) Hambatan

Hambatan dalam pembuatan getuk singkong tersebut


kader tidak memiliki blender dan alat untuk
menimbang bahan yang di gunakan dalam
pembuatan getuk singkong tersebut.

8) Rencana tindak lanjut

Di harapkan setalah membuat getuk singkong


tersebut para kader dapat mengembangkan
wirausahan getuk singkong

cc. Rainbow puding

1) Sasaran

Sasaran pembuatan Rainbow puding yaitu


Masyarakat umum, dan dapat diberikan padan ibu
hamil dan balita sebagai selingan.

2) Media

 Panci
 Cetakan
 Sendok
 Kompor gas

3) Waktu dan tempat

Panti, Kamis 29 Maret 2018

4) Pelaksana : Nurhayati

5) Resep

 Bahan
Lapis pertama
 Agar agar 7 gram
 Pepaya 100 gram

86
 Susu skm 2 sdm
 Gula pasir 30 gram
 Air secukupnya

Lapis kedua

 Agar agar 7 gram


 Susu skm 2 sdm
 Gula pasir 30 gram
 Air secukupnya
 Cara membuat
 Cuci pepaya terlebih dahulu, lalu kupas
sampai bersih, lalu haluskan menggunakan
blender sampai halus.
 Masukkan pepaya dan agar-agar dalam panci,
lalu masukkan air aduk di atas api sedang.
 Lalu tambahkan gula pasir dan susu skm.
 Aduk sampai mendidih, lalu angkat, tuangkan
kedalam cetaka.

6) Hasil

Kader bisa mebuat puding rainbow tersebut.

7) Hambatan

Kader tidak memiliki alat menimbang untuk mengukur


bahan yang akan di gunakan untuk pembuatan
rainbow puding tersebut.

8) Rencana tindak lanjut

Di harapkan setelah di lakukan teknologi tepat guna


(TTG) kader dapat mengembangkan untuk wirausaha.

87
Dari hasil kegiatan teknologi tepat guna (TTG), diketahui bahan
pangan potensi desa yang paling banyak digunakan adalah
singkong, ikan (nila dan lele), pisang, dan pepaya. Adapun
alat-alat yang digunakan masih sederhana seperti alat-alat
rumah tangga berupa blender, wajan, dandang, kompor+gas,
pisau, piring, gelas dll. akan tetapi dengan keterbatasan alat-
alat teknologi tersebut tidak menurunkan minat masyarakat
untuk mengolah dan mengembangkan berbagai bahan pangan
yang ada.

4. Penyegaran Kader
a. Masalah yang ditemukan
1) Para kader sering tidak mengecek keseimbangan
dacin sebelum menimbang balita.
2) Tempat gantung dacin terlalu pendek atau terlalu
tinggi. Tidak setara mata penimbang sehingga
pembacaan hasil penimbangan tidak akurat.
3) Pengisian KMS masih keliru yaitu kader sering tidak
menaruh plot berat badan hasil penimbangan, tidak
menarik garis pertumbuhan sehingga pertumbuhan
balita susah dilacak, keliru dalam mengisi status
dimana kenaikan berat badan yang tidak memenuhi
KBM tetap dianggap naik.
4) Kurangnya keterampilan kader dalam memberikan
konseling kepada ibu balita yang T2 (tidak naik berat
badan 2 kali berturt-turut).
5) Pancatatan dan pelaporan kurang tertata rapi.
6) Belum ada sistem rujukan yang diterapkan.

b. Tujuan penyegaran kader

Tujuan Umum penyegaran kader ini dilakukan untuk


menilai dan mengevaluasi pengetahuan dan

88
keterampilan kader dalam pelaksanaan sistem kerja di
Posyandu Desa Barejulat.

c. Waktu dan tempat


 Kamis, 8 Maret 2018 di Posyandu Bat Rurung
 Sabtu, 10 Maret 2018 di Posyandu Renjase
 Selasa, 13 Maret 2018 di Posyandu Panti
 Rabu, 14 Maret 2018 di Posyandu Bunkawang
 Kamis, 15 Maret 2018 di Posyandu Timuk Gawah
 Sabtu, 17 Maret di Posyandu Lingkok Bungkate
 Selasa, 20 Maret 2018 di Posyandu Dasan
Lekong
 Rabu, 21 Maret 2018 di Posyandu Loang Sawak
 Kamis, 22 Maret 2018 di Posyandu Paoq Naning
 Sabtu, 24 Maret 2018 di Posyandu Timuk Rurung
 Selasa, 3 April 2018 di Posyandu Lingkok Pandan
 Rabu, 4 April 2018 di Posyandu Ld. Bonter

d. Materi
1) Penimbangan dengan dacin
2) Pengisian KMS
3) Sistem rujukan

e. Hasil
1) Kader mampu melakukan 9 langkah penimbangan
menggunakan dacin dengan baik dan benar.
2) Kader mampu mengisi KMS dengan baik dan benar
diantaranya: plot berat badan hasil penimbangan,
gratis pertumbuhan, status pertumbuhan dan status
AE.

89
3) Kader memahami sistem rujukan bagi balita yang
mengalami T3 (tidak naik tiga kali dan balita BGM)
dan mampu membuat surat rujukan.

f. Hambatan
1) Penyegaran kader dilakukan saat posyandu
berlangsung. Sehingga kesalahan yang ditemukan
bisa langsung diperbaiki. Akan tetapi, yang
menerima penjelasan hanya kader yang bertugas
seperti kader yang bertugas di penimbangan
menerima penyegaran tentang penimbangan saja,
kader yang bertugas di pencatatan menerima
penyegaran tentang pencatatan saja, dll. Sehingga
kami tidak dapat memastikan semua kader berbagi
materi penyegaran yang diterima kepada kader
lainnya.

g. Rencana tindak lanjut


1) Memberikan motivasi kepada kader untuk
melaksanakan posyandu dari persiapan sampai
pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur.
2) Melakukan advokasi kepada pimpinan UPT BLUD
Puskesmas Puyung terkait penyegaran kader rutin 2
kali dalam setahun tentang penimbangan
menggunakan dacin, pengisian KMS, sistem
pelaporan dan pencatatan, sistem rujukan dan cara
penyuluhan dan konseling yang baik pada meja 4.

Berdasarkan hasil kegiatan penyegaran kader, dapat


disimpulkan bahwa:

 Masih terdapat kader yang tidak mengecek


keseimbangan dacin sebelum menimbang.

90
 Tempat gantung dacin yang masih tidak setara ( terlalu
pendek dan terlalu tinggi)
 Masih terdapat kader yang tidak melengkapi pengisian
penimbangan dan grafik pertumbuhan di KMS
 Kader telah mendapatkan dan memahami system
rujukan untuk balita yang mempunyai masalah gizi.

Adapun saran yang dapat kami berikan antara lain:

 Diharapkan dukungan lebih dari pejabat daerah, petugas


kesehatan untuk memotivasi kader dalam perbaikan
system pelayanan posyandu.
 Diperlukan pertemuan kembali untuk melatih, dan
menambah pengetahuan, wawasan, serta keterampilan
bagi para kader.

5. Pameran Pangan dan Gizi

Pameran pangan dan gizi yang dilaksanakan di Desa Barejulat


berjudul “Pameran Potensi Pangan dan Gizi Desa Barejulat”
dengan tema pameran“Bersama Membangun Gizi Menuju
Barejulat Sehat Berprestasi”. Sasaran kegiatan pameran ini
adalah Masyarakat Umum dan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Kamis, 29 Maret 2018


Waktu pelaksanaan : 08. 30 s/d selesai
Tempat : Kantor Desa Barejulat

Kegiatan pameran diselenggarakan oleh Mahasiswa PKL Desa


Barejulat Jurusan Gizi Poltekkes Mataram bekerjasama dengan
Karang Taruna Desa Barejulat, dengan membentuk suatu
kepanitiaan khusus (Terlampir) dan disetujui oleh Kepala Desa
Barejulat.

91
a. Bentuk kegiatan

Dalam kegiatan pameran ini, selain untuk


menyampaikan informasi kesehatan khususnya bidang
pangan dan gizi kepada masyarakat, kegiatan pameran
ini pun diisi dengan:

 Hiburan berupa persembahan tari “Gelang Bulan”


yang dibawakan oleh salah satu mahasiswi
Jurusan Gizi Poltekkes Mataram.
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh panitia
pameran diikuti semua peserta pameran.
 Penyampaian kata sambutan oleh Bupati Lombok
Tengah yang diwakili oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sekaligus
membuka secara resmi acara pameran dengan
pemukulan gong dan pemotongan pita didampingi
oleh Camat Jonggat, Kepala Desa Barejulat,
Pimpinan UPT BLUD Puskesmas Puyung dan
Direktur Poltekkes Kemenekes Mataram.
 Acara talkshow dengan tema “Peningkatan
Ekonomi Melalui Pengembangan Potensi Pangan
dan Gizi Desa dalam Rangka Perbaikan Gizi
Masyarakat” dengan 2 orang pembicara yaitu
1) Sidiq, S. Gz yang menjabat sebagai ahli gizi
di Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok
Tengah.
2) Hj. Mardiati m, S. E. sebagai pelaku usaha di
bidang panagan dan gizi.

yang mendapat antusiasme dari masyarakat,


terbukti dengan banyaknya pertanyaan-
pertanyaan yang dilontarkan.

92
 Kunjungan stan, diantaranya:
1) Stan potensi desa yaitu stan produk pangan
dan gizi dari masing-masing dusun yang terdiri
dari 11 stan. Stan potensi masing-masing
dusun ini dilombakan sehingga pada saat
kunjungan stan, para tamu undangan juga
memberikan penilaian terhadap produk yang
ditampilkan.
2) Stan dari Dinas Ketahanan Pangan yang berisi
produk-produk olahan bahan pangan lokal.
3) Stan BRT (Borju River Tubing) dari karang
taruna Desa Barejulat yang ingin
mengembangkan desa melalui pengembangan
wisata dalam bentuk river tubing.
4) Stan pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari
pengukuran antropometri, pemeriksaan
kesehatan (TD, GDS dan Hb) juga konsultasi
gizi yang tentunya gratis.
 Sebagai pemeriah kegiatan, diadakan door prize
pada akhir acara.

b. Dukungan yang diperoleh

Untuk memperoleh bantuan dalam bentuk moril maupun


materiil, panitia pelaksana pameran memasukkan
proposal ke berbagai macam instansi, bantuan yang
diperoleh dalam bentuk dana diantaranya berasal dari:

 Dana Dipa Poltekkes Mataram


 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB
 Persagi NTB
 Puskesmas Puyung

93
Sedangkan bantuan berupa alat, jasa dan tenaga
berasal dari:

 Puskesmas Puyung
 Anggota DPR Kabupaten Lombok Tengah
 Pemerintah Daerah Kecamatan Jonggat
 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah
 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok
Tengah
 Dinas P3APPKB Kabupaten Lombok Tengah
 Karang Taruna Desa Barejulat
 Aparatur Desa Barejulat
 BKD Desa Barejulat
 Segenap masyarakat Desa Barejulat

6. Program Unggulan
a. Tujuan
1) Sebagai media untuk memperkenalkan diri agar lebih
dekat dengan masyarakat.
2) Mendorong partisipasi masyarakat untuk mengikuti
Pameran Potensi Pangan dan Gizi Desa Barejulat.
b. Bentuk Program

Bentuk kegiatan program unggulan yang dilaksanakan


adalah perlombaan-perlombaan diantaranya lomba bola
dangdut, lomba mewarnai makanan, lomba tarik tambang
serta lomba makan sayur dan buah.

c. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Maret –


Selasa, 27 Maret 2018 di Kantor Desa Barejulat.

94
d. Penyelenggara

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Mahasiswa PKL Desa


Barejulat Jurusan Gizi Poltekkes Mataram bekerjasama
dengan Karang Taruna Desa Barejulat, dengan membentuk
suatu kepanitiaan khusus.

e. Hasil

Berdasarkan hasil kegiatan program unggulan yang


dilaksanakan terdapat juara dari berbagai lomba seperti
lomba bola dangdut terdapat juara pertama yaitu Dusun
Renjase, juara kedua Dusun Lengkok Bunkate dan Lengkok
Pandan berada pada juara ketiga. Kemudian untuk lomba
mewarnai makanan tingkat Paud/TK juara pertama diraih
oleh TK Kartini, kemudian juara kedua Paud Babussalam,
juara ketiga diraih kembali oleh TK Kartini, untuk juara
harapan pertama diraih oleh TK As-Sahlan, juara harapan
kedua diraih lagi oleh TK Kartini dan juara harapan ketiga
yaitu Paud Al-Khalidi. Dilanjutkan lomba tarik tambang
tingkat SDN terdapat juara pertama yaitu SDN 1 Barejulat
(Putra/Putri), juara kedua dimenangkan oleh SDN 3 Barejulat
(Putra/Putri), juara ketiga yaitu SDN 2 Barejulat (Putra/Putri)
dan juara harapan didapatkan oleh SDN Dasan Lekong.
Untuk lomba makan sayur dan buah, juara pertama dan
kedua di raih oleh SDN 1 Barejulat dan juara ketiga SDN 2
Barejulat.

f. Hambatan

Hambatan yang dialami selama kegiatan berlangsung yaitu,


waktu pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal
yang sudah ditetapkan dikarenakan kurang adanya
partisipasi masyarakat.

95
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil dari program Penyuluhan diketahui


pengetahuan masyarakat terutama dalam bidang kesehatan
dan gizi meningkat.
2. Berdasarkan hasil dari program Teknologi Tepat Guna
dengan memanfaatkan Pangan lokal untuk menghasilkan
produk yang dapat menghasilkan nilai jual tinggi dengan zat
gizi yang tinggi juga, ketrampilan dalam membuat produk
yang diajarkan meningkat dan masyarakat ingin melanjutkan
untuk usaha.
3. Berdasarkan hasil dari program Penyegaran Kader diketahui
pengetahuan dan ketrampilan kader dalam pelaksanaan
posyandu dan penerapan 5 meja pengetahuan kader
menjadi meningkat dan berkembang.
4. Melalui program unggulan yaitu mengadakan lomba-lomba
dan mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat (yasinan
keliling), mahasiswa berhasil menjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat.
5. Melalui Pameran Potensi Pangan dan Gizi Desa Barejulat,
masyarakat desa sadar akan potensi yang dimiliki.

B. Saran

1. Berdasarkan pengalaman selama PKL di Desa Barejulat


untuk karang taruna alangkah baiknya agar lebih berinisiatif
dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan,
mengemukakan pendapat, dan sigap dalam mengambil
keputusan

96
2. Untuk pemerintah daerah Desa Barejulat untuk
mengalokasikan dana pembuatan TPS (Tempat
Pembuangan Sampah) untuk meningkatkan dan mendukung
kebersihan lingkungan.

97

Anda mungkin juga menyukai