Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

ADVOKASI GIZI
PUSKESMAS JALAN GEDANG

Disusun Oleh :

1. Dita Putricia P0 5130219 007


2. Elza Wahyuni Agustin P0 5130219 010
3. Febbyola Valintin P0 5130219 011
4. Gebi Pransiska Sari P0 5130219 054
5. Melati Anggraini P0 5130219 063
6. Risna Wulandari P0 5130219 029
7. Seli Pertiwi P0 5130219 031
8. Surya Lestari P0 5130219 034
9. Yolanda Patrichia P0 5130219 080

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ADVOKASI GIZI
PUSKESMAS JALAN GEDANG
TAHUN 2022

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

Kamsiah, SST., M.Kes Erniwati, SKM


NIP. 197408181997032002 NIP. 197411121997022001

Ka. Prodi S.Tr.Gizi dan Dietetika, Kepala Puskesmas,

Tetes Wahyu W.,SST.,M.Biomed Izhar Supriyadi, SKM


NIP.198106142006041004 NIP. 197001241989121002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
serta kemudahan yang diberikannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan "Praktek Belajar Lapangan Advokasi Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas
Jalan Gedang Kota Bengkulu" ini. Dalam penyelesaian Laporan ini penyusun
telah mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Eliana, SKM., MPH sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2. Bapak Anang Wahyudi, S.Gz., MPH sebagai Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
3. Bapak Tetes Wahyu W, SST., M.Biomed sebagai Ketua Prodi Sarjana
Terapan Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes Bengkulu
4. Ibu Kamsiah, SST.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik Praktek Belajar
Lapangan Advokasi Gizi
5. Bapak Izhar Supriyadi, SKM selaku Kepala UPTD Puskesmas Jalan Gedang
Kota Bengkulu
6. Ibu Erniwati, SKM selaku Penanggung Jawab Ruang Poli Gizi dan
Pembimbing Lapangan di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu
Penulis menyadari bahwa dalam pembuuatan laporan ini belum sempurna
dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam penyajian. Oleh karena
itu kami menyampaikan maaf atas segala kekurangan kami. Segala saran dan
masukan sangat berarti demi perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan praktek belajar lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan pembaca. Atas
perhatian dan masukannya penulis mengucapkan terima kasih.
Bengkulu, Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAMiv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................2
C. Manfaat..................................................................................................2
BAB II4
TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Advokasi................................................................................................4
B. Tujuan Avokasi......................................................................................4
C. Sasaran Advokasi Gizi...........................................................................5
D. Manfaat Advokasi Gizi..........................................................................6
E. Langkah – Langkah Advokasi...............................................................6
BAB III 9
PELAKSANAAN PBL 9
A. Gambaran Umum Lokasi PBL..............................................................9
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL........................................................10
a. Identifikasi Masalah Gizi
b. Implementasi Advokasi Pelayanan Gizi
c. Menyusun Rencana Intervensi Gizi
d. Indikator Keberhasilan Advokasi Pelayanan Gizi
C. Pembahasan...............................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN 15
A. Kesimpulan..........................................................................................15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16

iii
LAMPIRAN 17

iv
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 1 Metode U.S.G Identifikasi Masalah Gizi Di Puskesmas Jalan Gedang. . .11

Diagram 1 Tulang ikan tentang D/S......................................................................12

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses advokasi tentang D/S ke lurah................................................17


Lampiran 2 Kegiatan advokasi ke kader posyandu...............................................18
Lampiran 3 Kegiatan apel bersama setiap hari senin-kamis..................................18

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya perbaikan gizi masyarakat disebutkan di dalam undang-undang
No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Salah satu pelayanan
gizi yaitu kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan balita di posyandu
yang diperuntukkan untuk mengukur keadaan status gizi anak.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya
peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung jawab
pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena
selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai
penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat. Pelayanan gizi diposyandu perlu dipantau terus-
menerus untuk mencapai target program pemerintah dalam menangani
masalah gizi (Rahmawati et al., 2019).
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain
yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program
atau kegiatan yang dilaksanakan. • Oleh karena itu yang menjadi sasaran
advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan( policy makers)
atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah
maupun swasta. Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi
mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai
memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi (Mulyana,
2015)

1
Dari data Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu menunjukkan
rendahnya kunjungan balita dalam Posyandu dengan rata-rata cangkupan
kunjungan balita dalam kegiatan Posyandu (D/S) tahun 2020 mencapai 33%
dengan target D/S sebanyak 60% dan pada tahun 2021 rata-rata cakupan
kunjungan balita dalam kegiatan Posyandu (D/S) mencapai 43,83% dengan
target D/S 70%. Berkaitan dengan masalah tersebut maka akan dilakukan
kegiatan pemberian pemahaman masyarakat tentang pentingnya posyandu
yaitu pendidikan dan pelatihan gizi (Diklat) yang diawali dengan melakukan
advokasi kepada RT (Rukun tetangga) dan Lurah.
B. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat
mengkaji, merencanakan dan mengevaluasi program gizi serta menyusun
rencana advokasi gizi di tingkat Puskesmas.

2. Khusus
1. Mahasiswa dapat mengindentifikasi masalah gizi.
2. Mahasiswa dapat memahami model perencanaan dan evaluasi program
gizi.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan advokasi pelayanan gizi
4. Mahasiswa dapat menentukan indikator keberhasilan advokasi
pelayanan gizi
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
1. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan
pemecahan masalah di lahan praktek
2. Untuk mendapatkan pengalaman belajar dari lahan praktek agar dapat
menjadi lulusan sarjana terapan gizi yang professional.
2. Bagi Instansi dan Lahan PBL
1. Dapat menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan serta
bermanfaat bagi institusi tempat praktek dan akademik.

2
2. Lahan praktek dapat memanfaatkan mahasiswa untuk membantu
menyelesaikan tugas-tugas di instansi selama proses praktek
berlangsung.
3. Bagi Institusi Akademik
1. Laporan praktek Advokasi Gizi yang di buat mahasiswa dapat
dijadikan audit Internal kualitas pengajaran Advokasi.
2. Dapat memperoleh masukan yang positif untuk diterapkan dalam
program praktek belajar selanjutnya
3. Mengenalkan jurusan dan prodi ke luar lingkungan akademik
D. Lokasi
Lokasi yang digunakan pada kegiatan PBL Advokasi Gizi adalah di UPTD
Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Advokasi
Seorang akademisi bidang gizi dan ahli gizi, advokasi harus
dilakukan mengingat dukungan penentu kebijakan pelaksananya tidaklah
signifikan menyangkut masalah-masalah gizi yang kian banyak di negara
kita. Advokasi sendiri ditujukan kepada penentu kebijakan dengan upaya
persuasif untuk memperoleh dukungan dan kepedulian dari para pemegang
kebijakan terkait gizi. Design Advokasi ini mencakup stakeholders dan
para pemegang kebijakan, melalui komunikasi aktif, pendekatan politik,
dan media, kegiatan advokasi ini dapat dilakukan cara pandang dan
pemahaman mengenai permasalahan gizi, komitment terhadap kesehatan
masyarakat adalah informasi kunci untuk menarik dukungan dari legislatif
dan eksekutif (Susilawati, 2016).
B. Tujuan Avokasi
Tujuan dari Advokasi meliputi hal-hal berikut ini:
a. Komitmen politik (Political commitment)
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat
penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya untuk
pembahasan kenaikan anggaran kesehatan, contoh konkrit
pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden. Untuk meningkatkan
komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik.
b. Mendapatkan dukungan kebiajakan (Policy support).
Adanya komitmen politik dari para eksekuti, maka perlu
ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk
mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik
tersebut.
c. Mendapatkan penerimaan sosial (Social acceptance)
Artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu
program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan

4
kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan
program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat.
Mendapatkan Dukungan sistem (System support) Agar suatu program
kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang
jelas mendukung (Susilawati, 2016).
C. Sasaran Advokasi Gizi
Sasaran advokasi adalah :
1. Tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah.
2. Tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh adat,
dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu
“kebijakan” (tidak tertulis) di bidangnya.
3. Tokoh-tokoh dunia usaha, yang diharapkan dapat berperan sebagai
penyandang dana nonpemerintah.
Advokasi program gizi sangat perlu dilakukan di semua jenjang
administrasi pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan
desa/kelurahan. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang
diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada
diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1)
mengetahui atau menyadari ada-nya masalah, (2) tertarik untuk ikut
mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan berbagai alternative pemecahan masalah, (4) sepakat
untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana,
cermat, dan tepat (Amos, 2004).
D. Manfaat Advokasi Gizi
Manfaat melakukan advokasi adalah adanya :
1. Komitmen Politis (Political Commitment)

5
Adalah komitmen para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan berbagai pihak terkait terhadap upaya pemecahan masalah
kesehatan (Amos, 2004).
2. Dukungan Kebijakan (Policy Support)
Adalah dukungan nyata yang diberikan oleh para pimpinan
institusi terkait dalam bentuk kebijakan publik untuk mengatasi
permasalahan kesehatan reproduksi yang ada di wilayahnya. Dukungan
kebijakan ini dapat berupa undang-undang, peraturan, peraturan
daerah, surat keputusan, instruksi / surat edaran, dll (Amos, 2004).
3. Penerimaan Social (Social Acceptance)
Adalah diterimanya suatu program kesehatan reproduksi oleh
masyarakat terutama tokoh masyarakat (Amos, 2004).
4. Dukungan System (System Support)
Adanya sistem atau organisasi kerja yang memasukkan program
kesehatan reproduksi dalam program kerjanya (partnership) (Amos, 2004).
Dengan melakukan advokasi maka program gizi merupakan program
kesehatan memperoleh prioritas yang tinggi dalam agenda pembangunan
daerah. Implikasinya adalah adanya dukungan kebijakan yang kuat dalam
mengatasi masalah kesehatan tersebut. Adanya alokasi sumberdaya yang
diperlukan untuk meningkatkan cakupan Kadarzi. Upaya mewujudkan
Kadarzi menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak, jadi bukan
merupakan masalah keluarga atau sektor kesehatan saja (Amos, 2004).

E. Langkah – Langkah Advokasi


Menurut Depkes (2007), terdapat 5 langkah kegiatan advokasi, antara
lain:
1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu
Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau
fakta. Data sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan
informasi yang tepat dan benar. Data berbasis fakta sangat membantu
menetapkan masalah, mengidentifikasi solusi dan menentukan tujuan

6
yang realistis. Adanya data dan fakta yang valid seringkali menjadi
argumen yang sangat persuasive.
2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
Sasaran kegiatan advokasi ditujukan kepada para pembuat
keputusan aau penentu kebijakan, baik di bidang kesehatan maupun di
luar sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap publik. Tujuannya
agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan, UU, dan
instruksi yang menguntungkan kesehatan. Perlu ditetapkan siapa saja
yang menjadi sasaran, mengapa perlu di advokasi, apa
kecenderungannya, dan apa harapan kepadanya.
3. Menyiapkan dan mengemas bahan informasi
Tokoh politik mungkin termotivasi dan akan mengambil
keputusan jika mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah
kesehatan tertentu. Oleh sebab itu, penting untuk diketahui pesan atau
informasi apa yang diperlukan agar sasaran yang dituju dapat membuat
keputusan yang mewakili kepentingan advokator. Kata kunci untuk
bahan informasi ini adalah informasi yang akurat, tepat dan menarik.
Beberapa pertimbangan dalam menetapkan bahan informasi ini
meliputi :
a. Bahan informasi minimal memuat rumusan masalah yang dibahas,
latar belakang masalahnya, alternative mengatasinya, usulan peran
atau tindakan yang diharapkan, dan tindak lanjut penyelesaiannya.
Bahan informasi juga minimal memuat tentang 5W 1H tentang
permasalahan yang diangkat.
b. Dikemas menarik, ringjkas, jelas dan mengesankan.
c. Menyertakan data pendukung, ilustrasi contoh, gambar dan bagan.
4. Rencanakan teknik atau kegiatan operasional.
Beberapa teknik atau kegiatan operasional advokasi dapat meliputi
konsultasi, lobi, pendekatan atau pembicaraan formal/informal
terhadap para pembuat keputusan, negosiasi, dan seminar-seminar
kesehatan.

7
5. Laksanakan kegiatan pantau dan evaluasi serta tindak lanjut.
Upaya advokasi selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai
rencana yang telah disusun, memantau dan mengevaluasi, serta
melakukan tindak lanjut. Evaluasi diperlukan untuk menilai
ketercapaian tujuan serta menyempurnakan dan memeperbaiki strategi
advokasi. Untuk menjadi advokat yang tangguh, diperlukan umpan
balik berkelanjutan dan evaluasi terhadap upaya advokasi yang telah
dilakukan.
Meyakinkan para pembuat kebijakan dan pembuat keputusan
terhadap pentingnya program kesehatan tidaklah mudah, memerlukan
argumentasi yang kuat. Berikut adalah beberapa hal yang dapat
memperkuat argumen dalam melakukan kegiatan aplikasi antara lain :
a. Credible (kredibel): adalah suatu sifat pada seseorang atau institusi
yang menyebabkan orang atau pihak lain mempercayainya.
b. Layak (feasibel) : artinya program yang diajukan tersebut baik secara
teknik, politik, maupun ekonomi dimungkinkan atau layak.
c. Relevan (relevant) : program yang diajukan tersebut paling tidak harus
mencakup 2 kriteria, yakni; memenuhi kebutuhan masyarakat, dan
benar-benar memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat.
d. Penting dan mendesak (urgent) : artinya program yang diajukan harus
mempunyai urgensi yang tinggi; harus segera dilaksanakan dan kalau
tidak segera dilaksanakan akan menimbulkan masalah yang lebih besar
lagi.
Prioritas tinggi (high priority) : artinya program yang diajukan tersebut
harus mempunyai prioritas yang tinggi.

8
BAB III
PELAKSANAAN PBL

A. Gambaran Umum Lokasi PBL


Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja tertentu. wilayah kerja puskesmas meliputi wilayah kerja
administrative yaitu satu wilayah kecamatan atau beberapa kelurahan di satu
wilayah kecamatan.
Faktor luas wilayah kondisi dan jumlah penduduk merupakan dasar
pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah kerja puskesmas.
menurut standar kementerian kesehatan republik Indonesia jumlah
kecukupan jumlah penduduk di UPTD Puskesmas jalan gedang sebesar
14.953 Wilayah kerja puskesmas UPTD Puskesmas jalan gedang terletak
diantara :
Longitude ( decimal degree) : -3°49'17",102°17'52"
Latitude (decimal degree) : 31,0 m,54"
Puskesmas mempunyai dua daerah binaan yaitu kelurahan jalan
gedang dan kelurahan Padang harapan yang terletak di kecamatan gading
Cempaka Kota Bengkulu. Wilayah terbagi dua oleh jalan pangeran natadirja
di bagian timur lingkungan daerah nya agak berbukit-bukit sedangkan di
bagian barat adalah lingkungan pesisir pantai.
Kelurahan jalan gedang dan Padang harapan memiliki RT/RW:
1. Kelurahan jalan gedang jumlah RT : 1 s/d 22 RT, jumlah RW : 1 s/d 5
RW
2. Kelurahan Padang Harapan jumlah RT : 1 s/d 19 RT, jumlah RW : 1 s/d
5 RW
Nama Kepala Puskesmas : Izhar Supriyadi, SKM
Jumlah Puskesmas Pembantu : 2 (Dua)

1. Data Penduduk

9
Jumlah penduduk pada akhir tahun 2021 sebesar 14.953 jiwa yang
terdiri dari kelurahan jalan gedang berjumlah 6.594 jiwa dengan jumlah
rumah tangga 1.680 KK.. Kelurahan padang harapan berjumlah 8.359
jiwa dengan jumlah rumah tangga 1.570 KK
2. Jam Pelayanan UPTD Puskesmas Jalan Gedang Puskesmas Induk :
UPTD Puskesmas Jalan Gedang
1. Hari Senin s/d hari Kamis : pukul 08.00 – 14.00
2. Hari Jum’at : pukul 08.00 – 11.30
3. Hari Sabtu : pukul 08.00 – 13.00
Puskesmas Pembantu Padang Harapan dan Komplek BI :
1. Hari Senin s/d hari Kamis : pukul 08.00 – 14.00
2. Hari Jum’at : pukul 08.00 – 11.30
3. Hari Sabtu : pukul 08.00 – 13.00
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL
a. Identifikasi masalah gizi
Dari hasil survey data yang dilakukan di Puskesmas Jalan
Gedang didapatkan bahwa prioritas masalah utama yaitu kurangnya
partisipasi masyarakat terhadap kegiatan posyandu yang berkaitan
dengan jumlah balita yang datang dan ditimbang (D/S).
Jumlah balita yang datang dan ditimbang (D/S) di Puskesmas
Jalan Gedang mengalami penurunan sejak adanya pandemi covid 19
yang dibuktikan dari data yang didapatkan yaitu pada tahun 2019
presentase jumlah balita yang datang dan ditimbang (D/S) sebesar
77,2%, pada tahun 2020 saat terjadinya pademi covid 19 jumlah
balita yang ditimbang berat badannya (D/S) mengalami penurunan
drastis menjadi 33% dan di tahun 2021 setelah dilakukan banyak
upaya mengalmi kenaikan 43,83% . Namun, angka tersebut masih
jauh dari target yang telah ditentukan yaitu 70%.
Identifikasi masalah gizi di tentukan dengan metode USG.
Sehingga di dapatkan prioritas masalah dari data yang telah di
kumpulkan dan ditentukan dengan metode USG di dapatkan Prioritas

10
masalah gizi nya adalah jumlah balita yang datang dan ditimbang
(D/S).
b. Implementasi Advokasi Pelayanan Gizi
Advokasi pelayanan gizi diimplementasikan dengan cara
melakukan loby poltik yaitu dengan berbincang-bicang secara formal
dengan pemangku kepentingan Kelurahan Gading Cempaka.
Membicarakan tentang masalah yang telah di dapat pada saat
melakukan identifikasi masalah sekaligus membicarakan tentang
program kesehatan yang akan dilaksanakan.
c. Menyusun Rencana Intervensi Gizi
Rencana program gizi yang akan di lakukan berdasarkan
prioritas yang di dapat adalah jumlah balita yang datang dan di
timbang (D/S). Program yang akan di laksanakan adalah memberikan
edukasi mengenai pentingnya peran posyandu dalam pencegahan
stunting dan pendeteksian dini stunting pada balita. Program ini
bertujuan untuk memberikan informasi kepada kader dan ibu yang
mempunyai balita tentang pentingnya peran posyandu bagi
pertumbuhan dan perkembangan balita.
d. Indikator Keberhasilan Advokasi Pelayanan Gizi
1. Input
Yang akan melakukan advokasi adalah anggota kelompok PBL
Puskesmas Jalan Gedang dengan dasar data yang telah di dapat
pada saat PPG.
2. Proses
Proses advokasi dilakukan dengan cara melakukan lobi
poltik kepada Kepala Kelurahan Gading Cempaka dengan
membicarakan tentang masalah yang di dapat dan program gizi
yang akan dilaksanakan.
3. Output
Dari hasil perbincangan dengan Kepala Kelurahan tentang
masalah gizi yang di dapat, dan program gizi yang akan di

11
laksanakan. Maka Kepala Kelurahan setuju untuk mengeluarkan
SK untuk program gizi yang akan dilaksanakan, kemudian
menyediakan sarana dan prasarana sebagai tempat dilaksanakannya
Pendidikan dan Pelatihan Gizi berdasarkan masalah yang terjadi.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil PBL, Puskesmas Jalan Gedang merupakan
wilayah kerja terdiri dari 2 kelurahan yaitu kelurahan Jalan Gedang dan
kelurahan Padang Harapan. Kegiatan advokasi telah dilakukan kepada
setiap perwakilan kader posyandu di 6 posyandu kelurahan Jalan Gedang
dan 3 posyandu dikeluhan Padang Harapan. Dari permasalahan yang
didapat advokasi juga dilakukan ke pihak kelurahan Jalan Gedang dan
kelurahan Padang Harapan. Advokasi juga dilakukan kepada petugas
kesehatan puskesmas.

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data dan menentukan prioritas
masalah utama dengan menggunakan metode USG didapatkan jumlah balita
yang datang dan ditimbang masih rendah sehingga perlu dilakukan intervensi.
Advokasi program gizi sudah dilakukan kepada pihak kelurahan dan pihak
petugas kesehatan puskesmas. Wilayah Puskesmas Jalan Gedang terdapat 2
kelurahan yaitu Kelurahan Jalan Gedang dan Kelurahan Padang Harapan dari
2 kelurahan tersebut, dari permasalahan gizi yang ada yaitu D/S maka akan
dilakukan advokasi kedua lurah tersebut.
B. Saran
Laporan yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis berharaap mendapat masukan dan kritikan yang membangun dari
dosen dan pembaca agar laporan kedepannya dapat lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amos, O. J. (2004) ‘Advokasi Pelayanan Gizi’, pp. 1–14.


Mulyana, N. (2015) ‘Teknik/Metode Advokasi Rekomendasi Kebijakan’, Pusat
Promosi Kesehatan, pp. 1–55. Available at:
https://www.pusat2.litbang.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2018/03/
Metode-advokasi-rekomendasi-kebijakan.pdf.
Rahmawati, R. et al. (2019) ‘Penyuluhan Dan Pelatihan Kader Posyandu Sebagai
Upaya Peningkatan Wawasan Pelayanan Gizi Bagi Masyarakat’, JMM
(Jurnal Masyarakat Mandiri), 2(1), p. 29. doi: 10.31764/jmm.v2i1.1334.
Susilawati, D. (2016) Promosi Kesehatan. Cetakan 1. Kemenkes r.

14
LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses advokasi tentang D/S ke lurah

15
Lampiran 2 Kegiatan advokasi ke kader posyandu

Lampiran 3 Kegiatan apel bersama setiap hari senin-kamis

16
17

Anda mungkin juga menyukai