Disusun oleh:
NAMA: SEPTY AYU LESTARI
NIM: P00313020027
KELAS: REGULER, TK.2
PRODI: D-IV GIZI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Posyandu ( Pos pelayanan terpadu ) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk
memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan balita. Posyandu merupakan upaya pemerintah untuk
memudakan masyarakat Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Tujuan utama posyandu mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan,
persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat.
Posyandu juga dapat menjadi sarana bagi para ibu untuk menambah pengetahuan dan
berbagi pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak, baik dengan petugas kesehatan maupun
dengan peserta posyandu lainnya. Dengan pengetahuan yang baik, diharapkan kualitas
kesehatan ibu dan anak dapat meningkat. Kegiatan posyandu dan manfaatnya bisa semakin
dirasakan jika diikuti secara rutin. Jika berminat mengikuti kegiatan posyandu, Anda bisa
menanyakan jadwal pelayanannya kepada pengurus RT/RW, kader posyandu setempat, atau
puskesmas di lingkungan tempat tinggal Anda.
Upaya peningkatan peran dan serta fungsi posyandu bukan semata-mata tanggung
jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada dimasyarakat, termasuk kader.
Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain pemberi informasi
kesehatan pada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu.
Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program pembinaan Posyandu, petugas
Puskesmas dan stakeholder lainnya berkewajiban untuk meningkatkan pemahaman dan
fasilitasi tumbuh dan berkembangnya Posyandu. Melalui penyegaran kader diharapkan
peranan kader pada kegiatan posyandu yang sudah berjalan dapat ditingkatkan agar anggota
masyarakat dapat menolong diri dan keluarganya dalam bidang kesehatan serta mengikuti
kegiatan posyandu secara teratur.
Berdasarkan hasil observasi dan masalah yang kami temukan dari beberapa
pelaksanaa posyandu yang kami ikuti selama ini yaitu, masih ada beberapa posyandu yang
dalam penggunaan alat antropometri berupa dacin masih terdapat kekurangan dan belum
mengerti mengenai pencatatan dan pelaporan mengenai data SKDN. Selain itu juga pada
posyandu yang dinaungi oleh Puskesmas Madurejo memiliki masalah rendahnya D/S,
rendahnya N/D, rendahnya vitamin A dan rendahnya ASI Eksklusif.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai pelatihan dan pendidikan, peserta mampu :
a. Memahami pengelolaan posyandu.
b. Melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangannya.
c. Memahami 9 (Sembilan) langkah penimbangan menggunakan dacin.
d. Memahami dan mengerti mengenai pencatatan dan pelaporan data SKDN.
BAB II
PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
A. Topik Diklat
Topik Utama : Refreshing penyegaran kader posyandu
Sub Topik :
1. Pengertian posyandu
2. Lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangannya.
3. Memahami 9 (Sembilan) langkah penimbangan menggunakan dacin.
4. Memahami dan mengerti mengenai pencatatan dan pelaporan data
SKDN.
B. Peserta/Sasaran Diklat
Semua kader posyandu di wilayah kerja Puskemas Madurejo
C. Pelaksanaan Diklat
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palangkaraya
yang terdiri dari :
Ketua : Gabriella Sirang
Sekretaris : Agnes Imanuella
Pemateri : Ervina Anita Dewi
Pembawa Acara : Bella Agustinia
No Waktu Kegiatan
Penyuluahan Peserta
1 5 Menit Pembukaan a. Menjawab salam
a. Memberi salam b. Mendengarkan dan
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Menjelaskan tentang c. Mendengarkan dan
tujuan diklat memperhatikan
d. Menyebutkan materi pokok d. Mendengarkan dan
bahasan yang akan disampaikan memperhatikan
2 15 enit Pelaksanaan :
a. Menjelaskan materi a. Menyaksikan 9 video
b. Menampilkan video 9 langkah penggunaan
langkah penggunaan dacin
dacin yang benar b. Melakukan perhitungan
c. Melakukan perhitungan dan pengisian data balok
dan pengisian data balok SKDN
SKDN
3 5 Menit Evaluasi :
a. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk a. Bertanya
menanyakan materi yang b. Menjawab
belum jelas
b. Menanyakan kepada
peserta tentang materi
yang telah diberikan
4 5 Menit Penutup :
a. Memberikan
kesimpulkan materi yang a. Mendengarkan
telah diberikan b. Menjawab salam
b. Memberikan salam penutup
F. Materi Diklat
1. Posyandu
a. Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita (Kemenkes RI,2011).
b. Sasaran
Menurut Kemenkes RI (2011), sasaran Posyandu adalah seluruh
masyarakat, terutama:
1) Bayi.
2) Anak balita.
3) Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4) Pasangan usia subur (PUS).
c. Fungsi
1). Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampillan
dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka memempercepat
penurunan AKI, AKB, dan AKBA
2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB, dan AKBA (Kemenkes RI, 2011).
d. Kegiatan Pelayanan di posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup;
1) Kesehatan ibu dan anak;
2) Keluarga berencana;
3) Imunisasi;
4) Gizi;
5) Pencegahan dan penanggulangan diare.
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader Posyandu dengan
bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal
jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah
langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistem 5 langkah. Kegiatan
yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggung jawab pelaksanaannya secara
sederhana dapat diuraikan sebagai berikit.
Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada lima meja karena ini hanyalah
merupakan sistem kegiatan, artinya lima jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan
menggunakan meja yang sesungguhnya. Rincian kegiatan lima langkah di Posyandu adalah sebagai
berikut :
1) Langkah pertama: pendaftaran
a) Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu nama bayi/balita tersebut ditulis pada
secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita merupakan peserta
baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang
kemudian diselipkan pada KMS- nya.
b) Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada
formulir atau Register Ibu hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan
menuju ke langkah 4.
b) Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita tersebut pada
secarik kertas yang penimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam
KMS.
Langkah-langkah penimbangan :
Mempersiapkan dacin
Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti: pelana
rumah atau kusen pintu, atau dahan pohon, atau
penyangga kaki tiga yang kuat.
Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung
kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus maka
timbangan perlu ditera atau diganti dengan baru.
Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong pada dacin
Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana timbang/kotak
timbang dengan memberi kantong plastik berisikan pasir/ batu krikil di ujung batang
dacin, sampai kedua jarum di atas tegak lurus.
Penimbangan Balita
Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin dan geser
bandul sampai jarum tegak lurus.
Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku bantu dalam kilogram dan ons.
Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan bandul aman.
Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak timbang.
KMS ini menjadi penting karena merupakan salah satu alat pemantau pertumbuhan anak.
Selain mampu mengisi, kader diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik yang terbuat
dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga ia dapat memberikan penilaian apakah anak
bertumbuh dengan baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan pujian kepada Ibu
serta ingatkan untuk menimbang anaknya di Posyandu pada bulan berikutnya. Bila pertumbuhan
anak kurang baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. Untuk itu, kader perlu memperhatikan
cara mengisi dan membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan agar tidak salah.
Naik (N): grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di atasnya dan kenaikan berat badan
lebih besar dari KBM.
Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya dan kenaikan berat badan lebih besar
dari KBM.
Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis pertubuhan di bawahnya dan kenaikan berat
badan lebih kecil dari KBM.
Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM.
Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dankenaikan grafik berat badan lebih kecil dari KBM.
c) Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak tersebut dicatat pada kolom “N/T” dengan
menuliskan “N” jika Naik atau “T” jika Tidak Naik.Kader kemudian memberikan nasehat kepada
keluarga balita, baik dengan mengacu pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap
anaknya.
d) Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat melakukan rujukan
ketenaga kesehatan, bidan, PL KB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, ibu
hamil, atau ibu menyusui.
e) Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar, misalnya
pemberian makanan tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, oralit, dan
lain-lain.
f) Tindak lanjut hasil penimbangan. Berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita, tindak lanjut
yang dapat dilakukan adalah:
Berat Badan Naik (N) :
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan beri dukungan untuk
mempertahankan kondisi anak sehat.
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera
pada KMS secara sederhana.
Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan nasihat tentang
pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah (BGM):
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan anjurkan untuk
datang kembali bulan berikutnya.
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera
di KMS secara sederhana.
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu.
Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran
pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak.
SKDN merupakan penilaian posyandu berdasarkan jumlah balita yang ditimbang. Pemantauan
SKDN dilakukan tiap berakhir suatu kegiatan posyandu. SKDN ini yang kemudian dilaporkan pada
tingkat kelurahan sebagai laporan status kesehatan seorang anak sekaligus untuk melihat keberhasilan
suatu program posyandu..
b. Indikator SKDN
Setelah data dari komponen SKDN terkumpul, selanjutnya data tersebut akan
diolah dan dianalisis untuk menilai keberhasilan suatu Posyandu. Analisis yang dapat
dilakukan adalah :
1) Cakupan Program (K/S)
Untuk menilai cakupan program yang telah dicapai oleh sebuah Posyandu dapat dihitung
dengan rumus :
Hasil yang didapat harus 100%. Alasannya balita-balita yang telah mempunyai KMS telah
mempunyai alat instrument untuk memantau berat badannya dan data pelayanana kesehatan lainnya..
2) Pencapaian Program (N/S) Untuk menilai pencapaian program sebuah Posyandu dapat dihitung
dengan rumus
Hasil minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80% maka dikatakan partisipasi
masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah
rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun
kader Posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya atau
pola pertumbuhan berat badannya
Diketahui ; S: 87 balita
K: 80 balita
D : 80 balita
N : 70 Balita
Maka Analisis data menggunakan Indikator SKDN tersebut adalah :
Cakupan program :
K 80
x 100% = X 100 %=92%
S 87
Pencapaian Program
N 70
x 100 %= x 100 %=80.5 %
S 87
Partisipasi Masyarakat :
D 80
x 100 %= x 100 %=92 %
S 87
Kesinambungan Program :
D 80
x 100 %= X 100 %=100 %
R 80
Keberhasilan Program :
N 70
x 100 %= x 100 %=87,5 %
D 80
BAB III
METODE PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
A. Metode pelatihan
Metode yang digunakan dalam Pendidikan dan Pelatihan Gizi ialah dengan
metode ceramah dan tanya jawab.
B. Alat bantu
Alat bantu yang digunakan pada Pendidikan dan Pelatihan Gizi tentang
refreshing penyegaran kader Posyandu adalah Proyektor LCD, Laptop, dan alat tulis
C. Biaya
Pendidikan dan pelatihan gizi tidak menggunakan biaya karena kegiatan ini sudah
terintegrasi dengan kegiatan pertemuan bulanan kader dan difasilitasi oleh pihak Puskesmas
Madurejo. Sedangkan Pendidikan dan pelatihan gizi pada posyandu Bumi Asih ini juga tidak
menggunakan biaya karena kegiatan ini juga sudah terintegrasi dengan kegiatan posyandu
tiap bulanannya
E. Susunan Acara
Adapun susunan acara yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan pada tenaga pengolah makanan dengan tema
“Refreshing Penyegaran Kader Posyandu” ini adalah :
1. Pembukaan
a. Salam
b. Doa
c. Sambutan
2. Melaksanakan Pre-test
3. Penyampaian materi dan pemutaran video
4. Evaluasi dengan sesi tanya jawab
5. Melaksanakan post test
6. Penutup
a. Kesimpulan atas materi yang diberikan
b. Memberikan salam penutup
7. Foto bersama
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembuatan proposal ini dapat di ambil kesimpulan bahwa Tujuannya kegiatan
posyandu yaitu membantu menekan sekaligus mencegah terjadinya gizi buruk di
Indonesia yang memang rentan menyerang anak-anak usia balita dan Menurunkan
angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas.
Membudayakan NKBS. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang
untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Downloads/toaz.info-proposal-diklat-
pr_7f0826c6bcb2c646d916028a8fd0c8bc-1.pdf