Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

“REFRESHING PENYEGARAN KADER POSYANDU”


PUSKESMAS MADUREJO

Disusun oleh:
NAMA: SEPTY AYU LESTARI
NIM: P00313020027
KELAS: REGULER, TK.2
PRODI: D-IV GIZI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-IV GIZI
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan limpahan karunia dan kasih-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal
pendidikan dan pelatihan “Refreshing Penyegaran Kader Posyandu” dapat diselesaikan
dengan tepat waktu.
Pelatihan kader kesehatan merupakan kegiatan dalam rangka mempersiapkan kader
kesehatan agar mau dan mampu berperan serta dalam mengembangkan program kesehtan di
desanya. Pelatihan dapat diartikan sebagai proses terencana untuk memodifikasi sikap atau
perilaku pengetahuan, keterampilan melalui pengalaman belajar. Tujuan adalah untuk
mencapai kinerja yang efektif dalam setiap kegiatan atau berbagai kegiatan.
Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari adanya beberapa
kekurangan. Oleh karen itu mohon kritik serta saran untuk perbaikan proposal ini.
Semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Hal
HALAMANAN JUDUL ........................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 2
1. Tujuan Umum .......................................................................... 2
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 2
BAB II PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PENDIDIKAN ................. 3
A. Topik Diklat ................................................................................... 3
B. Peserta/Sasaran Diklat .................................................................. 3
C. Pelaksanaan Diklat ........................................................................ 3
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................... 3
E. Susunan Jadwal Kegiatan Diklat .................................................. 4
F. Materi Diklat ................................................................................. 5
BAB III METODE PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI .................. 20
A. Metode Penelitian ......................................................................... 20
B. Alat Bantu ...................................................................................... 20
C. Materi Pre-test dan Post-test .......................................................... 21
D. Susunan Acara ............................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah


kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2010—2014 bidang kesehatan yang dititikberatkan pada pendekatan
preventif dan promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah
menumbuhkembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang salah
satunya adalah Posyandu (Kemenkes RI, 2011).

Posyandu ( Pos pelayanan terpadu ) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk
memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan balita. Posyandu merupakan upaya pemerintah untuk
memudakan masyarakat Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Tujuan utama posyandu mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan,
persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan posyandu dan manfaatnya bisa diperoleh tanpa mengeluarkan biaya,


sehingga sangat meringankan beban ekonomi masyarakat. Selain itu, posyandu juga memiliki
banyak manfaat yakni , memberikan beragam informasi mengenai kesehatan ibu dan
anak,seperti pemberian ASI, MPASI, dan pencegahan penyakit memantau tumbuh kembang
anak, sehingga anak terhindar dari resiko kekurangan gizi atau gizi buruk mendeteksi sejak
dini bila terdapat kelainan pada anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, sehingga penanganan
dapat segera dilakukan memberikan imunisasi lengkap.

Posyandu juga dapat menjadi sarana bagi para ibu untuk menambah pengetahuan dan
berbagi pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak, baik dengan petugas kesehatan maupun
dengan peserta posyandu lainnya. Dengan pengetahuan yang baik, diharapkan kualitas
kesehatan ibu dan anak dapat meningkat. Kegiatan posyandu dan manfaatnya bisa semakin
dirasakan jika diikuti secara rutin. Jika berminat mengikuti kegiatan posyandu, Anda bisa
menanyakan jadwal pelayanannya kepada pengurus RT/RW, kader posyandu setempat, atau
puskesmas di lingkungan tempat tinggal Anda.

Upaya peningkatan peran dan serta fungsi posyandu bukan semata-mata tanggung
jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada dimasyarakat, termasuk kader.
Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain pemberi informasi
kesehatan pada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu.
Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program pembinaan Posyandu, petugas
Puskesmas dan stakeholder lainnya berkewajiban untuk meningkatkan pemahaman dan
fasilitasi tumbuh dan berkembangnya Posyandu. Melalui penyegaran kader diharapkan
peranan kader pada kegiatan posyandu yang sudah berjalan dapat ditingkatkan agar anggota
masyarakat dapat menolong diri dan keluarganya dalam bidang kesehatan serta mengikuti
kegiatan posyandu secara teratur.

Berdasarkan hasil observasi dan masalah yang kami temukan dari beberapa
pelaksanaa posyandu yang kami ikuti selama ini yaitu, masih ada beberapa posyandu yang
dalam penggunaan alat antropometri berupa dacin masih terdapat kekurangan dan belum
mengerti mengenai pencatatan dan pelaporan mengenai data SKDN. Selain itu juga pada
posyandu yang dinaungi oleh Puskesmas Madurejo memiliki masalah rendahnya D/S,
rendahnya N/D, rendahnya vitamin A dan rendahnya ASI Eksklusif.

Sehubungan dengan masalah diatas, mengingat pelaksanaan upaya pembinaan


kesehatan balita dan masyarakat sebagai salah satu Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM). Posyandu akan berjalan dengan baik dan lancar, jika kader disiapkan
dengan baik serta diberikan pelatihan dan pendidikan untuk mengelola dan melaksanakan
posyandu. Untuk hal tersebut, maka diperlukan pelatihan dan pendidikan kader posyandu.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pelatihan dan pendidikan, peserta (kader) mampu


menyelenggarakan kegiatan posyandu dan melaksanakan tugasnya dengan baik.

2. Tujuan Khusus
Setelah selesai pelatihan dan pendidikan, peserta mampu :
a. Memahami pengelolaan posyandu.
b. Melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangannya.
c. Memahami 9 (Sembilan) langkah penimbangan menggunakan dacin.
d. Memahami dan mengerti mengenai pencatatan dan pelaporan data SKDN.
BAB II
PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PENDIDIKAN

A. Topik Diklat
Topik Utama : Refreshing penyegaran kader posyandu
Sub Topik :
1. Pengertian posyandu
2. Lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangannya.
3. Memahami 9 (Sembilan) langkah penimbangan menggunakan dacin.
4. Memahami dan mengerti mengenai pencatatan dan pelaporan data
SKDN.

B. Peserta/Sasaran Diklat
Semua kader posyandu di wilayah kerja Puskemas Madurejo

C. Pelaksanaan Diklat
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palangkaraya
yang terdiri dari :
Ketua : Gabriella Sirang
Sekretaris : Agnes Imanuella
Pemateri : Ervina Anita Dewi
Pembawa Acara : Bella Agustinia

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Diklat


1. Tanggal : 16 & 2 Mei 2018
2. Waktu : 08.30 WIB – selesai
3. Tempat : Posyandu Bumi Asih dan Aula Puskesmas Madurejo

E. Susunan jadwal kegiatan diklat

No Waktu Kegiatan

Penyuluahan Peserta
1 5 Menit Pembukaan a. Menjawab salam
a. Memberi salam b. Mendengarkan dan
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Menjelaskan tentang c. Mendengarkan dan
tujuan diklat memperhatikan
d. Menyebutkan materi pokok d. Mendengarkan dan
bahasan yang akan disampaikan memperhatikan
2 15 enit Pelaksanaan :
a. Menjelaskan materi a. Menyaksikan 9 video
b. Menampilkan video 9 langkah penggunaan
langkah penggunaan dacin
dacin yang benar b. Melakukan perhitungan
c. Melakukan perhitungan dan pengisian data balok
dan pengisian data balok SKDN
SKDN

3 5 Menit Evaluasi :
a. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk a. Bertanya
menanyakan materi yang b. Menjawab
belum jelas
b. Menanyakan kepada
peserta tentang materi
yang telah diberikan

4 5 Menit Penutup :
a. Memberikan
kesimpulkan materi yang a. Mendengarkan
telah diberikan b. Menjawab salam
b. Memberikan salam penutup

F. Materi Diklat
1. Posyandu
a. Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita (Kemenkes RI,2011).

Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) adalah wahana pemberdayaan


masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama
masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor, dan lembaga terkait lainnya
(Kemenkes RI, 2011).

b. Sasaran
Menurut Kemenkes RI (2011), sasaran Posyandu adalah seluruh
masyarakat, terutama:
1) Bayi.
2) Anak balita.
3) Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4) Pasangan usia subur (PUS).

c. Fungsi
1). Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampillan
dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka memempercepat
penurunan AKI, AKB, dan AKBA

2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB, dan AKBA (Kemenkes RI, 2011).
d. Kegiatan Pelayanan di posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup;
1) Kesehatan ibu dan anak;
2) Keluarga berencana;
3) Imunisasi;
4) Gizi;
5) Pencegahan dan penanggulangan diare.

2. Lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangannya


a. Sistem 5 Meja Posyandu

Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader Posyandu dengan
bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal
jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah
langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistem 5 langkah. Kegiatan
yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggung jawab pelaksanaannya secara
sederhana dapat diuraikan sebagai berikit.

Tabel 2.2 Lima langkah kegiatan posyandu


LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA
Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS / buku KIA Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan Kesehatan Kader bersama petugas
Kesehatan

Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada lima meja karena ini hanyalah
merupakan sistem kegiatan, artinya lima jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan
menggunakan meja yang sesungguhnya. Rincian kegiatan lima langkah di Posyandu adalah sebagai
berikut :
1) Langkah pertama: pendaftaran
a) Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu nama bayi/balita tersebut ditulis pada
secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita merupakan peserta
baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang
kemudian diselipkan pada KMS- nya.

b) Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada
formulir atau Register Ibu hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan
menuju ke langkah 4.

2) Langkah kedua: penimbangan


a) Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi/balitanya dan menyerahkan
KMS kepada kader di langkah 2.

b) Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita tersebut pada
secarik kertas yang penimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam
KMS.
Langkah-langkah penimbangan :
 Mempersiapkan dacin
 Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti: pelana
rumah atau kusen pintu, atau dahan pohon, atau
penyangga kaki tiga yang kuat.
 Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung
kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus maka
timbangan perlu ditera atau diganti dengan baru.
 Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
 Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
 Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong pada dacin
 Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana timbang/kotak
timbang dengan memberi kantong plastik berisikan pasir/ batu krikil di ujung batang
dacin, sampai kedua jarum di atas tegak lurus.

 Penimbangan Balita
 Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin dan geser
bandul sampai jarum tegak lurus.
 Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
 Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku bantu dalam kilogram dan ons.
 Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan bandul aman.
 Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak timbang.

3) Langkah ketiga; pengisian KMS


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal
anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Pada setiap hari buka Posyandu,
kader diharapkan dapat mengisi KMS dalam buku KIA seluruh anak yang
datang dan ditimbang.

KMS ini menjadi penting karena merupakan salah satu alat pemantau pertumbuhan anak.
Selain mampu mengisi, kader diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik yang terbuat
dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga ia dapat memberikan penilaian apakah anak
bertumbuh dengan baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan pujian kepada Ibu
serta ingatkan untuk menimbang anaknya di Posyandu pada bulan berikutnya. Bila pertumbuhan
anak kurang baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. Untuk itu, kader perlu memperhatikan
cara mengisi dan membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan agar tidak salah.

Cara mengisi KMS:


 Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan isianm“Nama Ibu” dan “Nama Anak”
pada sampul depan buku KIA.Jika masih kosong, isilah nama ibu dan nama anak dengan jelas.
Tambahkan nama panggilan/nama kecil jika ada.
 Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor Registrasi”, “Nomor Urut” dan “Identitas
Keluarga” sudah terisi dengan lengkap. Jika belum, bantulah ibu/keluarga balita
untuk mengisinya.
 Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50 buku KIA). Pilihlah KMS Untuk
perempuan berwarna merah muda (halaman 51—52 Buku KIA).
 Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas halaman KMS.
 Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Penimbangan” di bawah umur 0 (nol) bulan.
Contoh:
Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2008. Tulis “Februari
‘08” di bawah umur 0 bulan.
Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah kolom “Bulan penimbangan”.
 Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara menghubungkan garis
mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik KMS. Lalu buat titik yang mudah terlihat.
 Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus.
Catatan: Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan tidak dapat dihubungkan.
 Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak pada bulan saat anak ditimbang di atas titik hasil
penimbangan yang telah ditentukan.
 Isi kolom pemberian “ASI Eksklusif” dengan tanda centang (√) bila pada bulan tersebut bayi masih
diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan
tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tanda strip (–).
 Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian menuju langkah ke-4.

4) Langkah keempat; penyuluhan


a) Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan dan menjelaskan data
KMS tersebut.
b) Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan anak: Status pertumbuhan anak dapat
diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan
menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan kenaikan Berat Badan Minimum
(KBM). Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan anak adalah sebagai berikut :

 Naik (N): grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di atasnya dan kenaikan berat badan
lebih besar dari KBM.
 Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya dan kenaikan berat badan lebih besar
dari KBM.
 Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis pertubuhan di bawahnya dan kenaikan berat
badan lebih kecil dari KBM.
 Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM.
 Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dankenaikan grafik berat badan lebih kecil dari KBM.

c) Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak tersebut dicatat pada kolom “N/T” dengan
menuliskan “N” jika Naik atau “T” jika Tidak Naik.Kader kemudian memberikan nasehat kepada
keluarga balita, baik dengan mengacu pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap
anaknya.
d) Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat melakukan rujukan
ketenaga kesehatan, bidan, PL KB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, ibu
hamil, atau ibu menyusui.
e) Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar, misalnya
pemberian makanan tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, oralit, dan
lain-lain.
f) Tindak lanjut hasil penimbangan. Berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita, tindak lanjut
yang dapat dilakukan adalah:
 Berat Badan Naik (N) :
 Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan beri dukungan untuk
mempertahankan kondisi anak sehat.
 Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera
pada KMS secara sederhana.
 Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan nasihat tentang
pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
 Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.

 Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):


 Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu.
 Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera
pada KMS secara sederhan
 Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dan lain-lain)
dan kebiasaan makan anak.
 Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan
ibu Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya

 Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah (BGM):
 Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan anjurkan untuk
datang kembali bulan berikutnya.
 Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera
di KMS secara sederhana.
 Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu.
 Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran
 pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
 Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak.

 Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak teratur):


 Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang manfaat memantau proses tumbuh kembang
anak.
 Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan

5) Langkah kelima: pelayanan kesehatan


Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan,
bidan, atau Petugas Lapangan KeluargaBerencana (PL KB) yang memberikan layanan
antara lain Imunisasi, KB, pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat
obatan lainnya.
3. SKDN
a. Pengertian
SKDN adalah sebuah indikator untuk menilai keberhasilan sebuah posyandu
SKDN adalah singkatan dari pengertian kata- katanya yaitu :
 S adalah seluruh balita yang ada diwilayah kerja
 K adalah jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS atau buku KIA
 D adalah jumlah seluruh balita yang ditimbang
 N adalah balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis pertumbuhan pada KMS naik

SKDN merupakan penilaian posyandu berdasarkan jumlah balita yang ditimbang. Pemantauan
SKDN dilakukan tiap berakhir suatu kegiatan posyandu. SKDN ini yang kemudian dilaporkan pada
tingkat kelurahan sebagai laporan status kesehatan seorang anak sekaligus untuk melihat keberhasilan
suatu program posyandu..

Data Posyandu Desa


s Jumlah seluruh balita di wilayah Posyandu Jumlah balita yang memiliki
KMS pada bulan ini di desa
K Jumlah balita yang ,memiliki KMS pada bulan ini di Jumlah balita yang memiliki
wilayah kerja posyandu KMS pada bulan ini di desa
D Jumlah balita yang di timbang bulan ini di wilayah Rekapitulasi jumblah balita
kerja posyandu yang di timbang bulan ini dari
seluruh posyandu di desa
N/T Balita yang di timbang 2 bulan berturut-turut dan garis Rekapitulasi jumlah balita yang
pertumbuhannya pada KMS naik (N) atau tidak naik N atau T dari seluruh posyandu
(T) di desa

b. Indikator SKDN
Setelah data dari komponen SKDN terkumpul, selanjutnya data tersebut akan
diolah dan dianalisis untuk menilai keberhasilan suatu Posyandu. Analisis yang dapat
dilakukan adalah :
1) Cakupan Program (K/S)
Untuk menilai cakupan program yang telah dicapai oleh sebuah Posyandu dapat dihitung
dengan rumus :

Jumla h balita yang mempunyai KMS


x 100 %
Jumla h Seluru h balita

Hasil yang didapat harus 100%. Alasannya balita-balita yang telah mempunyai KMS telah
mempunyai alat instrument untuk memantau berat badannya dan data pelayanana kesehatan lainnya..

2) Pencapaian Program (N/S) Untuk menilai pencapaian program sebuah Posyandu dapat dihitung
dengan rumus

Balita yang naik berat badannya Sesuai garis pertumbuhan ( N )


x 100 %
Jumlah Seluruhbalita (S)
:
3) Partisipasi Masyarakat (D/S) Untuk menilai tingkat partisipasi masyarakat dalam sebuah
Posyandu dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah seluruh balita yang ditimbang ( D)


Jumlah seluruh balita (S )

Hasil minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80% maka dikatakan partisipasi
masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah
rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun
kader Posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya atau
pola pertumbuhan berat badannya

4) Kesinambungan Program (D/K)


Kesinambungan sebuah program dinilai jika peserta yang datang terus
berkunjung untuk mendapatkan pelayananKesinambungan program posyandu dapat
dinilai dengan rumus :
JUmblah seluruh balita yang di timbang
(D)x 100 %
Jumblah balita yang mempunyai KMS(K )

5) Keberhasilan Program (N/D)


Keberhasilan program suatu Posyandu dapat dihitung dengan rumus :

Balita yang naik berat badan sesuai garis pertubuhan( N )


x 100 %
Jumlah balita yang di timbang
Contoh kasus :
Dari laporan kegiatan Posyandu melati pada bulan januari 2014, di dapat data sebagai
berikut : Tercatat jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah posyandu adalah 87
balita,yang telah mempunyai KMS sebanyak 80 balita. Sementara itu, sebanyak 80 balita
ditimbang berat badannya adalah sebanyak 70 anak. Analisis data tersebut :

Diketahui ; S: 87 balita
K: 80 balita
D : 80 balita
N : 70 Balita
Maka Analisis data menggunakan Indikator SKDN tersebut adalah :
 Cakupan program :
K 80
x 100% = X 100 %=92%
S 87

 Pencapaian Program
N 70
x 100 %= x 100 %=80.5 %
S 87
 Partisipasi Masyarakat :
D 80
x 100 %= x 100 %=92 %
S 87

 Kesinambungan Program :
D 80
x 100 %= X 100 %=100 %
R 80

 Keberhasilan Program :

N 70
x 100 %= x 100 %=87,5 %
D 80
BAB III
METODE PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI

A. Metode pelatihan
Metode yang digunakan dalam Pendidikan dan Pelatihan Gizi ialah dengan
metode ceramah dan tanya jawab.

B. Alat bantu
Alat bantu yang digunakan pada Pendidikan dan Pelatihan Gizi tentang
refreshing penyegaran kader Posyandu adalah Proyektor LCD, Laptop, dan alat tulis

C. Biaya
Pendidikan dan pelatihan gizi tidak menggunakan biaya karena kegiatan ini sudah
terintegrasi dengan kegiatan pertemuan bulanan kader dan difasilitasi oleh pihak Puskesmas
Madurejo. Sedangkan Pendidikan dan pelatihan gizi pada posyandu Bumi Asih ini juga tidak
menggunakan biaya karena kegiatan ini juga sudah terintegrasi dengan kegiatan posyandu
tiap bulanannya

D. Materi pre-test dan past-test


Adapun materi yang dijadikan sebagai bahan pre-test dan post-test
untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kepahaman peserta pelatihan dan
pendidikan yaitu mengenai :
1. Pengelolaan posyandu.
2. Lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangannya.
3. 9 (Sembilan) langkah penimbangan menggunakan dacin.
4. Pencatatan dan pelaporan data SKDN.

E. Susunan Acara
Adapun susunan acara yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan pada tenaga pengolah makanan dengan tema
“Refreshing Penyegaran Kader Posyandu” ini adalah :
1. Pembukaan
a. Salam
b. Doa
c. Sambutan
2. Melaksanakan Pre-test
3. Penyampaian materi dan pemutaran video
4. Evaluasi dengan sesi tanya jawab
5. Melaksanakan post test
6. Penutup
a. Kesimpulan atas materi yang diberikan
b. Memberikan salam penutup
7. Foto bersama
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembuatan proposal ini dapat di ambil kesimpulan bahwa Tujuannya kegiatan
posyandu yaitu membantu menekan sekaligus mencegah terjadinya gizi buruk di
Indonesia yang memang rentan menyerang anak-anak usia balita dan Menurunkan
angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas.
Membudayakan NKBS. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang
untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/Downloads/toaz.info-proposal-diklat-
pr_7f0826c6bcb2c646d916028a8fd0c8bc-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai