Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN STUDI KASUS

PRAKTIK KLINIK DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR


PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN
DISLIPIDEMIA DI PUSKESMAS GUNTUNG MANGGIS

Disusun Oleh :
Dita Aulya 19S10295

PROGRAM STUDI S1 GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuni-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang
telah dijadwalkan.
Laporan yang saya susun ini merupakan penyajian hasil analisis data dasar
yang saya lakukan di wilayah Kerja Puskesmas Guntung Manggis, Kota
Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Pokok bahasan yang disajikan
mengenai masalah gizi utama yang terjadi pada pasien dewasa di wilayah
Puskesmas Guntung Manggis serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan
bagi pemerintah Kota Banjarbaru, khususnya Puskesmas Guntung Manggis
dalam melaksanakan kebijakan yang akan ditempuh di masa yang akan
datang. Pada kesempatan ini tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Faizah Wardhina S.Si.T.,M.Kes Selaku Ketua STIKes Husada Borneo.
2. Ibu Dr. Norhasanah Selaku Kepala Puskesmas Guntung Manggis.
3. Ibu Nany Suryani, S.Gz.,M.Biomed Selaku Ketua Prodi S1 Gizi.
4. Bapak Sigit Yudistira, S. Gz., M. Gz Selaku dosen pembimbing Praktik Klinik.
5. Ibu Yuliati S.Gz Selaku Pembimbing Lapangan di Puskesmas Guntung
Manggis
6. Rekan-rekan Mahasiswa yang bekerjasama menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi materi maupun teknis, oleh karena itu krtik dan saran dari semua pihak kami
harapkan untuk perbaikan laporan ini agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
banyak orang.
Banjarbaru, 23 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar belakang. ..................................................................................1
1.2. Tujuan ..............................................................................................3
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................4
2.1. Gambaran Umum Penyakit Dislipidemia ............................................4
2.2. Penanganan Gizi Kolesterol...............................................................8
BAB III. ASESMEN ............................................................................................9
3.1. Anamnesis .........................................................................................9
3.2. Antropometri ......................................................................................10
3.3. Pemeriksaan Biokimia .......................................................................10
3.4. Pemeriksaan Fisik Klinik ....................................................................11
3.5. Asupan Zat Gizi .................................................................................11
3.6. Terapi Medis ......................................................................................11
BAB IV. DIAGNOSIS GIZI .................................................................................12
BAB V. INTERVENSI GIZI ...............................................................................13
5.1. Perencanaan .....................................................................................13
5.2. Implementasi .....................................................................................15
BAB VI. MONITORING, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT ..............................17
BAB VII. PENUTUP ..........................................................................................18
7.1. Kesimpulan ........................................................................................18
7.2. Saran ................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN ........................................................................................................21
DOKUMENTASI ................................................................................................38

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Kadar LDL dalam tubuh.....................................................4


Tabel 2.2 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Bagi Penderita
Dislipidemia ............................................................................................7
Tabel 3.1 Tingkat Kebutuhan Energi dan Zat Gizi ..............................................10

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Hadir....................................................................................22


Lampiran 2. Kegiatan Harian .............................................................................23
Lampiran 3. Formulir Asuhan Gizi ......................................................................29
Lampiran 4. Food Recall 24 jam ........................................................................31
Lampiran 4. Food Frequensy Questionnaire (FFQ) ...........................................33
Lampiran 5. Skrining Pasien ..............................................................................35
Lampiran 6. Leaflet (Media Konseling)...............................................................36
Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan ...................................................................38

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perseorangan.
Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi : 1) Paradigma sehat, artinya
puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen risiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat; 2)
Pertanggungjawaban wilayah, artinya puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya; 3)
Kemandirian masyarakat, artinya puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat; 4) Pemerataan, artinya
puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan
dijangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan; 5)
Teknologi tepat guna, artinya puskesmas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan; 6) Keterpaduan dan kesinambungan, artinya puskesmas
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP
lintas program dan sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung
dengan manajemen puskesmas.
Upaya pelayanan gizi perseorangan lebih bersifat pelayanan individu
mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Sedangkan upaya
pelayanan gizi masyarakat mencakup upaya promotif dan rahabilitative dengan
pendekatan keluarga. Pelayanan gizi perseorangan dan masyarakat dapat
dilakukan di dalam dan di luar gedung. Harus disadari bahwa gizi mempunyai

1
2

peran yang tidak kecil terhadap upaya promotif, preventif kuratif dan rehabilitative
terhadap kesehatan individu dan masyarakat.
Praktik klinik dietetik penyakit tidak menular diarahkan untuk mencapai
kompetensi seorang sarjana gizi meliputi kompetensi dalam ; a) Mengkaji,
menilai dan mengindentifikasi keadaan gizi individu, kelompok dan masyarakat;
b) Melakukan promosi gizi dan melakukan mobilisasi sosial untuk pencegahan
dan penanganan masalah gizi; c) Melaksanakan intervensi dan pelayanan gizi
sesuai dengan intervensi gizi; d) Membuat perencanaan intervensi dan
pelayanan gizi yang sesuai dengan kebutuhan; e) Melaksanakan kegiatan
monitoring pelaksanaan intervensi dan pelayanan gizi; f) Melaksanakan kegiatan
evaluasi pelaksanaan intervensi dan pelayanan gizi.
Menanggapi situasi penyebaran Covid-19 yang begitu cepat, Presiden
Republik Indonesia telah menyatakan status Tanggap Darurat pada tanggal 17
Maret 2020. Pemerintah juga menetapkan Status Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat melalui Kepres no 11 tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam
Rangka percepatan Penanganan Covid-19. Pembatasan kegiatan sebagaimana
dimaksud PP Nomor 21, pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan memerhatikan
pemenuhan kebutuhan dasar penduduk, antara lain kebutuhan pelayanan
kesehatan, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya.
Modul pelayanan gizi dan dietetik di masa pandemi Covid-19 atau pada
kondisi darurat disusun sebagai acuan dalam menyelenggarakan pelayanan
asuhan gizi serta asuhan makanan dan diet guna mewujudkan pelayanan gizi
dan dietetik yang optimal bagi pasien. Melalui pelayanan yang optimal
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasien terhadap pelayanan yang
bermutu serta memenuhi aspek keselamatan pasien dan petugas. Penyusunan
panduan ini menggunakan pendekatan secara komprehensif meliputi aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif agar menghasilkan pelayanan gizi dan
dietetik yang optimal walaupun dalam kondisi darurat.
Kegiatan praktik klinik dietetik penyakit tidak menular ini merupakan
pengalaman kerja mahasiswa secara mandiri di masa pandemi Covid-19 yang
dilaksanakan di puskesmas di bawah bimbingan intensif dari ahli gizi setempat
dalam kerangka kegiatan pelayanan gizi pasien, yang meliputi penilaian status
gizi, penegakkan diagnosis gizi, intervensi gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi.
3

1.2. Tujuan

Tujuan umum penyelenggaraan praktik klinik dietetik penyakit tidak menular


adalah pada akhir masa pendidikan peserta didik diharapkan dapat menerapkan
Nutrition Care Process (NCP) atau asuhan gizi terstandar pada Penyakit Tidak
Menular (PTM).
Tujuan khusus penyelenggaraan praktik klinik dietetik penyakit tidak
menular adalah:
1) Mampu melakukan skrining pasien;
2) Mampu melakukan asesmen/pengumpulan data pasien;
3) Mampu menentukan diagnosis gizi pasien sesuai kasus penyakit;
4) Mampu merencanakan terapi diet, parameter yang dimonitor dan konseling
gizi pasien;
5) Mampu mengimplementasikan terapi diet dan konseling gizi pasien
6) Mampu memonitor dan mengevaluasi status gizi dan terapi diet pasien;
7) Mampu menyusun laporan kasus dan mempresentasikan kasus
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Penyakit Dislipidemia

a. Pengertian
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida
serta penurunan HDL (Perkeni, 2015).
b. Klasifikasi kadar LDL dalam tubuh
Tabel 2.1 Klasifikasi Kadar LDL dalam tubuh
Kadar LDL Status
< 100 Optimal
100-129 Mendekati Optimal
130-159 Batas Normal tertinggi
160-189 Tinggi
>190 Sangat tinggi
Sumber : Pujol, Tj ; Tucker, JE ; Barnes, JT, 2011 dalam Nelm, M, et al, 2011.
c. Etiologi
Dislipidemia merupakan salah satu penyakit degeneratif yang terjadinya
peningkatan kadar kolesterol melebihi ambang batas normal (>240 mg/dl). Faktor
yang mempengaruhi kadar kolesterol pada lansia antara lain jenis kelamin,
obesitas, asupan kolesterol makanan, kebiasaan merokok dan kebiasaan
olahraga (Yuliana et al., 2016).
d. Patofisiologi
Dislipidemia merupakan tingginya fraksi lemak darah, yaitu berupa
peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL kolesterol dan
penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme di hati, jika kadar
kolesterol berlebihan maka akan dapat mengganggu proses metabolisme
sehingga kolesterol tersebut menumpuk di hati. Kolesterol yang masuk ke dalam
hati tidak dapat diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran
darah diseluruh tubuh. Apabila keadaan ini dibiarkan untuk waktu yang cukup
lama, maka kolesterol berlebih tersebut akan menempel di dinding pembuluh
darah dan menimbulkan plak kolesterol. Akibatnya, dinding pembuluh darah
yang semula elastis (mudah berkerut dan mudah melebar) akan menjadi tidak
elastis lagi (Murray, 2002).

4
5

e. Manifestasi klinis
Pada pemulaan mungkin belum ada terlihat gejala. Apabila berlangsung
lama, bisa ditemukan, antara lain:
1. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut Xanthoma
2. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan palpasi
3. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas (pancreastitis)
4. akibat dari pengendapan trigliserida pada pancreas. Hal ini terjadi apabila
5. kadar trigliserida lebih atau sebesar 800 mg/dL.
6. Nyeri dada kiri pertanda mulai ada serangan jantung koroner karena
7. lembaran-lembaran kolesterol menyumbat pembuluh darah jantung (Yatim,
2011).
Namun apabila kadar kolesterol yang dirasakan sudah memasuki stadium
yang cukup parah atau semakin tinggi kadar kolesterolnya baru akan
memperlihatkan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Sakit kepala terutama sangat dirasakan pada bagian tengkuk dan
b. kepala bagian belakang sekitar ulang leher bagian belakang.
c. Merasa pegal-pegal hingga bagian pundak.
d. Sering merasa cepat lelah dan capek.
e. Sendi terasa sakit.
f. Kaki terkadang membengkak
g. Mudah mengantuk.
h. Merasakan vertigo atau migraine yang sering kambuh.
Gejala tersebut timbul dapat disebabkan karena salah satunya yaitu
kurangnya asupan oksigen, karena didalam kadar kolesterol yang tinggi dapat
menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi berkurang.
Namun rasa sakit kepala dan timbul rasa pegal ini tidak selalu menjadi tanda
atau gejala yang spesifik yang dapat diartikan bahwa seseorang menderita
kolesterol. Kolesterol tinggi atau hiperkolesterol, baru dapat diketahui apabila
seseorang dinyatakan penderita penyakit jantung coroner atau penyakit stroke
(Yovina, 2012).
6

f. Jenis pemeriksaan
Kadar kolesterol didalam darah sangat penting untuk tetap dipantau. Kadar
kolesterol darah dapat diperoleh dari apa yang kita makan, oleh karena itu cara
mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan
dilaboratorium atau dapat diperiksa sendiri dengan menggunakan alat yang dijual
bebas di apotik (cholesterol meter) untuk mengetahui hasil yang didapat dari
pengukuran dapat disimpulkan bawa apakah kadar kolesterol pasien tersebut
termasuk dalam rentang normal, batas ambang atas, ataupun tinggi. Sebelum
dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol pasien di haruskan untuk puasa
sepanjang malam, kurang lebih 9 – 12 jam, tujuannya agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengukuran akibat adanya pengaruh dari lemak yang baru
dikonsumsi, selain itu 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol
sebaiknya pasien juga tidak melakukan aktivitas berat karena kelelahan yang
amat sangat dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan tersebut. Pada saat
pemeriksaan darah akan diambil kemudian diukur kadar kolesterolnya (Mumpuni
& Wulandari, 2011).
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kadar kolesterol yang lebih dari 200 mg/dl menggunakan
dua metode yaitu dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi
farmakologi yang biasanya digunakan oleh penderita hiperkolesterol salah
satunya adalah obat asam nikotinik (niasin). Niasin memiliki efek samping pada
sebagian orang yaitu mual, dan rasa sakit dibagian abdomen, meningkatkan
kadar asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat
(Dwijayanthi, 2013). Penggunaan obat untuk menurunkan kolesterol dalam waktu
yang lama, memiliki efek samping yang serius seperti radang lambung, iritasi dan
inflamasi pada lambung, kerusakan hati, batu empedu dan kerusakan ginjal.
Salah satu ilmuwan dari University of Pensylvania Health System’s Chesnut
Hill Hospital meneliti tentang efek obat penurun kadar kolesterol (Simvastatin)
terhadap penurunan kadar kolesterol darah pasien hiperkolesterolemia. Di
dapatkan penurunan sebesar 39,6% dalam 12 minggu (Mayo Clinik Proceeding,
2013). Terapi yang ada untuk kolesterol belum menujukkan perbaikan dalam
menurunkan gejala dan kadar kolesterol. Maka sangat perlu terapi pendamping
yaitu pengobatan non farmakologi yang diharapkan mampu untuk melengkapi
pengobatan farmakologi dalam menurunkan kadar kolesterol (Adib, 2013 ).
7

h. Komplikasi
Kadar kolesterol yang tinggi atau hiperkolesterolemia di dalam darah
menjadi pemicu penyakit hipertensi. Hal ini disebabkan karena kolesterol tinggi
merupakan penyebab terjadinya sumbatan di pembuluh darah perifer yang
mengurangi suplai darah ke jantung . Keadaan tingginya kadar kolesterol di
dalam darah meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis dimana akan terjadi
timbunan lemak (plak) di dalam lapisan pembuluh darah yang mudah sekali
menyumbat pembuluh darah sehingga mengakibatkan peninggian tahanan
perifer pembuluh darah, yang mengakibatkan tekanan darah meningkat (Suci
dan Adnan, 2020).
i. Penatalaksanaan diet
Diet kolesterol bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah
seseorang yang kadar kolesterolnya di atas 250 mg/dL. Perbedaan diet
kolesterol dan diet biasa lainnya adalah asupan lemaknya. Pada diet kolesterol,
asupan lemaknya terbatas dalam artian boleh makan namun dalam porsi sedikit
serta disarankan untuk mengkonsumsi lemak yang tak jenuh. Pada setiap orang
yang sedang menjalani diet kolesterol, batasan konsumsi lemaknya berbeda.
Apabila seseorang tersebut menderita obesitas, maka bukan hanya asupan
lemak yang dibatasi, namun jumlah kolesterol dan energi yang masuk juga
dihitung dan dibatasin (Buku KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta).
Tabel 2.2 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak dianjurkan Bagi Penderita Dislipidemia
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras terutama beras Produk makanan jadi : pie,
tumbuk/beras merah, pasta, cake, croissant, biskuit,
makaroni, roti tinggi serat, krekers berlemak, dan
cereal, ubu, kentang, kue kue-kue berlemak lain.
buatan sendiri dengan
menggunakan sedikit
minyak/lemak tak jenuh
Sumber protein hewani Ikan, unggas tanpa kulit, Daging gemuk, daging
daging kurus, putih telur, kambing, daging babi,
susu skim, yoghurt rendah jeroan, otak, sosis, sardin,
lemak, dan keju rendah kuning telur (batasi), susu
lemak whole, susu kental manis,
krim, yoghurt dari susu
penuh, keju, dan es krim
Sumber protein nabati Tempe, tahu, dan kacang- Dimasak dengan santan
kacangan dan digoreng dengan
minyak jenuh, seperti
kelapa dan kelapa sawit
8

Tabel 2.2 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak dianjurkan Bagi Penderita Dislipidemia
(Lanjutan)
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sayuran Semua sayur dalam bentuk Sayuran yang dimasak
segar, direbus, dikukus, di dengan mentega, minyak
setup, ditumis kelapa atau minyak kelapa
menggunakan minyak sawit dan santal kental.
jagung, minyak kedelai atau
margarin tanpa garam yang
dibuat dari minyak tidak
jenuh ganda : masak
dengan santan cair.
Buah Semua buah dalam Buah yang diawetkan
keadaan segar atau bentuk dengan gula, seperti
jus. kaleng dan buah kering.
Sumber lemak Minyak jagung, kedelai, Minyak kelapa dan minyak
kacang tanah, bunga kelapa sawit, mentega,
matahari, dan wijen : margarin, kelapa, santan,
margarin tanpa garam yang krim, lemak babi/lard,
dibuat dari minyak tidak bacon, cocoa mentega,
jenuh ganda ; mayones dan mayones dan dressing
salad dressing tanpa garam dibuat dengan telur.
yang dibuat dari minyak
tidak jenuh ganda.
Sumber : Buku Daftar Bahan Makanan Penukar, 2019.

2.2. Penanganan Gizi Kolesterol

Penanganan diperlukan untuk mengendalikan kadar kolesterol darah


sebagai upaya mencegah terjadinya dampak lebih lanjut dari Dislipidemia.
Therapeutic Lifestyle Changes (TLC) mencakup penurunan asupan lemak jenuh
dan kolesterol, pemilihan bahan makanan yang dapat menurunkan kadar LDL,
penurunan berat badan, dan peningkatan aktivitas fisik yang teratur. Perubahan
gaya hidup sangat dipengaruhi oleh motivasi diri dan lingkungan yang
memerlukan konseling gizi yang baik dan berkelanjutan (Yani, 2015).
BAB III

ASESMEN

3.1. Anamnesis

a. Identitas pasien
Nama : Ny. SR Tgl kunjungan : 17-01-2022
Umur : 57 Tahun Tgl Kasus : 17-01-2022
Sex : Perempuan Alamat : Banjarbaru
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : Tidak ada data Diagnosis medis :Dislipidemia
Agama : Islam

b. Data berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Lutut Nyeri bagian kiri
Riwayat Penyakit Sekarang Dislipidemia

c. Data berkaitan dengan Riwayat Gizi


Data Sosio Ekonomi Penghasilan : Tidak ada data
Jumlah anggota keluarga : Tidak ada data
Suku : Tidak ada data
Aktivitas Fisik Jumlah jam kerja: 4-7 jam
Jumlah jam tidur sehari : 6-8 jam
Jenis olahraga : tidak ada Frekuensi :
Alergi Makanan Tidak ada
Masalah gastrointestinal Nyeri ulu hati (tidak), Mual (tidak), Muntah (tidak), Diare
(tidak), Konstipasi (tidak), Anoreksia (tidak), Perubahan
pengecapan/ penciuman (tidak)
Penyakit kronik Jenis penyakit : tidak ada
Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap (ya)
Perubahan berat badan Tidak ada
Riwayat Pola Makan Sayur oseng, sayur bening, ikan rebus, daging rendang
Kebiasaan Makan (data Makanan pokok 3x/hari
FFQ) Nasi putih 3x/hari
Ikan rebus (kukus) 3x/hari
Tahu dan Tempe 1x/hari
Daging rendang, Bakso dan Telur (jarang) 2xsebulan
Sayur : Sayur oseng dan Sayur bening 1x/hari.
Buah (pisang) 2x sebulan

Nilai Asupan AKG % Kategori


gizi Asupan
Energi 987,9 1.800 55% Defisit
Protein 53,4 60 89% Cukup
Lemak 20,4 50 41% Defisit
KH 171,2 280 61% Defisit

9
10

Recall 1 x 24 jam Makan pokok 3x/hari nasi putih


Lauk hewani pagi ikan nila kukus, siangi kan nila kukus,
malam ikan gabus kukus
Sayur bening pagi
Siang dan malam Oseng sayur
Pisang.

Tabel 3.1 Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi


Lebih Baik Cukup Kurang Defisit
>110% 100-110% 80-100% 70-79% <70%
Sumber : Kemankes, 2013
Kesimpulan : Pada hasil data di atas bahwa penyebab terjadinya kolesterol
kurangnya aktivitas fisik (olahraga), dan sebelum pemeriksaan pasien ada
mengkonsumsi daging rendang yang mengakibatkan kadar kolesterol naik.
Berdasarkan % asupan zat gizi pasien, untuk asupan energi sebesar 987,9 kkal
(55%) dikategorikan defisit, Protein sebesar 53,4 g (89%) dikategorikan cukup,
Lemak sebesar 20,4 g (41%) dikategorikan defisit, dan Karbohidrat sebesar
171,2 g (61%) dikategorikan defisit.

3.2. Antropometri

Tinggi Badan : 149 cm BBI : (TB-100) x 90% = (149-100) X 90% = 44 kg


2 2
Berat Badan : 70 kg IMT : BB/TB = 70/1,49 = 31, 53 kg/m (Obesitas I )

Kesimpulan : Berdasarkan data antropometri menggunakan IMT, status gizi


pasien dinyatakan obesitas tingkat I dengan nilai IMT yaitu 31,53 kg/m2.

3.3. Pemeriksaan Biokimia

Pemeriksaan Hasil Satuan/Nil


Awal masuk Awal kasus Kategori
Urin/ Darah pemeriksaan ai Normal
<100
GD. Puasa 98 mg/dL 17-01-22 Normal
mg/dL
200 sd
Sangat
Kolesterol 253 mg/dL 17-01-22 239
tinggi
mg/dL

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia untuk kadar kolesterol


pasien melebihi batas normal yaitu 253 mg/dL kategori sangat tinggi, dan GD.
Puasa pasien kategori Normal ( 98 mg/dL).
11

3.4. Pemeriksaan Fisik Klinik

a. Kesan Umum : Kesadaran Penuh


b. Vital sign :
Vital sign Hasil Pemeriksaan Kategori Nilai Normal
Asam Urat 6,6 mg/dL Normal 3,5 – 7,2 mg/dL

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinik kadar asam urat pasien
kategori normal yaitu 6,6 mg/dL.

3.5. Asupan Zat Gizi


Hasil Recall 24 jam riwayat pola makan
Energi Protein Lemak KH
Implementasi
(Kkal) (g) (g) (g)
Asupan oral
897,2 39 16,2 149,2
(Recall)
Kebutuhan AKG 1.800 60 50 280
% Asupan 50% 65 % 32 % 53%
Kategori Defisit Defisit Defisit Defisit

Kesimpulan : Berdasarkan % asupan zat gizi pasien, untuk asupan energi


sebesar 897,2 kkal (50%) dikategorikan defisit, Protein sebesar 39 g (65%)
dikategorikan defisit, Lemak sebesar 16,2 g (32%) dikategorikan defisit, dan
Karbohidrat sebesar 149,2 g (53%) dikategorikan defisit.

3.6. Terapi Medis

Jenis Obat/ Tindakan Fungsi Interaksi dengan gizi


Tidak ada mengkonsumsi obat Tidak ada Tidak ada
BAB IV

DIAGNOSIS GIZI

4.1. Domain Intake

a. NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan riwayat makan ditandai


dengan asupan energi sebesar 987,9 kkal (55%), Lemak sebesar 20,4 g
(41%), dan Karbohidrat sebesar 171,2 g (61%) yang dikategorikan defisit.

4.2. Domain Clinical

a. NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
penyakit yang diderita pasien ditandai dengan hasil nilai laboratorium total
kolesterol 253 mg/dL kategori tinggi.
b. NC-3.3 Berat badan lebih berkaitan dengan pola makan yang salahsebelum
sakit ditandai dengan IMT 31,53 kg/m² (Obesitas I).

4.3. Domain Behavior

a. NB-2.1 Tidak beraktivitas fisik berkaitan dengan pasien yang tidak pernah
berolahraga ditandai dengan berat badan berlebih (IMT 31,53 kg/m2 kategori
Obesitas tingkat I).

Kesimpulan : Berdasarkan hasil diagnosis gizi di atas untuk Domain Intake


didiagnosis NI-5.5 (ketidakseimbangan zat gizi), untuk Domain Clinical
didiagnosis NC-2.2 (perubahan nilai labolatorium terkait zat gizi khusus), NC-3.3
(Berat badan lebih/ overweight), dan untuk Domain Behavior didiagnosis NB-2.1
(Tidak beraktivitas fisik).

12
BAB V
INTERVENSI GIZI

5.1. Perencanaan
a. Terapi Diet, Bentuk Makanan dan Cara Pemberian
Diet diberikan adalah Diet Dislipidemia Tahap I, dalam bentuk makanan
biasa dan pemberian makanan secara oral.
b. Tujuan Diet
1. Mencapai kadar kolesterol mendekati normal
2. Memberikan asupan zat gizi sesuai kebutuhan
3. Mencapai status gizi mendekati normal
4. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi yang sesuai
c. Syarat Diet
1. Energi diberikan cukup sesuai kebutuhan, yaitu sebesar 1.681,2 Kkal
2. Protein diberikan 15% dari kebutuhan energi total, yaitu sebesar 63 g
3. Lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi total, yaitu sebesar 37,3 g
4. Karbohidrat diberikan 65% sisa dari kebutuhan energi total, yaitu sebesar 273
g
5. Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air pada
sayur dan buah.
6. Asupan vitamin (diutamakan vitamin B kompleks) yang dianjurkan, antara
lain: Vit. B1 sebanyak 1,1 mg/hari, Vit. B2 sebanyak 1,1 mg/hari, Vit. B3
sebanyak 14 mg/hari, Vit. B5 sebanyak 5 mg/hari, Vit. B6 sebanyak 1,5
mg/hari, Vit. B7 sebanyak 30 mcg/hari, Vit. B9 sebanyak 400 mcg/hari, dan
Vit. B12 sebanyak 4 mcg/hari. Seperti, bayam, alpukat, pisang, ikan, dan
kacang-kacangan
7. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
8. Cholestrol <300 mg/hari.
d. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
 Rumus Harris Benedict
= [655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)]
= [655 + (9,6 x 44) + (1,8 x 149) – (4,7 x 57)]
= (655 + 422,4 + 268,2 – 267,9)
= 1.077,7

13
14

 Kebutuhan Energi
= Rumus Harris Benedict x Fak. Aktv x Fak. Stress
= 1.077,7 x 1,3 x 1,2
=1.681,2 Kkal
 Protein
= 15% x Energi total : 4
= 15% x 1.681,2 Kkal : 4
= 63 g
 Lemak
= 20% x Energi total : 9
= 20% x 1.681,2 Kkal : 9
= 37,3 g
 Karbohidrat
= 65% x Energi total : 4
= 65% x 1.681,2 Kkal
= 273 g
e. Rencana monitoring dan evaluasi

Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target


Anamnesis Kondisi Nyeri pada Pasien tidak merasakan
pasien lutut (kiri) keluhannya lagi

Antropometri BB =70 kg Mencapai status gizi mendekati


TB =149 cm normal
2
IMT =31,53 kg/ m
Biokimia GD Sewaktu =98 mg/dL Mempertahankan GD Sewaktu
Kolesterol =235 mg/dL Normal (80-120 mg/dL) dan
Mencapai Kolesterol Normal (200
sd 239 mg/dL)
Klinik Asam urat =6,6 mg/dL Mempertahankan asam urat
normal (3,5 – 7,2 mg/dL)
Asupan zat gizi Energi = 897,2 Kkal = 1.800 Kkal
Protein = 39 g = 60 g
Lemak = 16,2 g = 50 g
KH =149,2 g = 280 g
15

f. Rencana konsultasi gizi


Masalah gizi (dari Materi
Tujuan Keterangan Waktu
problem gizi) konseling
Kolesterol tinggi Mencapai Menerapkan Menggunakan 5- 10
kadar pola hidup metode menit
kolesterol sesuai dengan ceramah dan
normal pedoman gizi media leaflet
seimbang

5.2. Implementasi

Rekomendasi Diet : Diet Rendah Kolesterol


Standar diet :
Bahan Nilai Gizi
Waktu dan makanan Berat
URT E KH
menu makanan penukar (g) P (g) L (g)
(kkal) (g)
(p)
Makan pagi
Nasi putih 1½ 1 ½ 150 195 3,6 0,3 42,9
ctg
Ikan gabus 1 1 ptg 40 33,6 7,3 0,3 0,0
manis
Pepes tahu ½ 1 ptg 50 38 4,1 2,4 0,9
Sawi putih + ½ ½ 50 7,6 1,2 0,4 37
hijau (rebus)
Total 274,2 16,2 3,4 80,8
Selingan pagi
Roti pisang 2 2 ptg 110 161,7 3,6 1,4 35,2
Makan siang
Nasi putih 1½ 1 ½ 150 195 3,6 0,3 42,9
ctg
Sop ikan nila 2 2 ptg 60 50,3 10,9 0,4 0,0
Tahu bacem ½ 1 ptg 50 68,5 6,8 2,3 5,3
Kacang panjang ½ ½ 50 17,4 0,9 0,2 4
rebus
Apel 1 1 bh 85 50,2 0,2 0,3 13
Total 381.4 30,7 3,8 60,9
Selingan sore
Kue bolu 1 1 ptg 40 82,8 1,8 0,8 17,2
Jus alpukat 1 1 bh 120 94,9 0,6 4,6 14,2
Total 177,7 2,4 5,4 31,4
Makan malam
Nasi putih 1½ 1½ 150 195 3,6 0,3 42,9
ctg
Ikan mas pepes 1 1 ptg 45 36,5 5,2 1,6 0,0
Tempe bacem 1 1 ptg 50 118,5 5,4 7,5 8,8
Sayur bening ½ ½ 50 32,9 1,5 0,4 5,9
Alpukat 1 ½ bh 60 130,4 1,1 0,2 0,2
Total 513,3 16,8 10 57,8
16

Bahan Nilai Gizi


Waktu dan makanan Berat
URT E
menu makanan penukar (g) P (g) L (g) KH (g)
(kkal)
(p)
Selingan malam
Jagung Manis 1 3 bj 125 135 4,1 1,6 31,4
rebus sdg
Jumlah Total 1.643, 65,5 38,8 267,3
3
BAB VI

MONITORING, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Diagno Monitoring Asesmen Gizi Evaluasi dan tindak lanjut (Terapi


Tangg Monitoring Diagnosis
sis Antropo Fisik & Asupan/
al Biokimia Gizi Diet dan Konseling Gizi)
Medis metri Klinis Dietary
20-01- Dislipi BB=70 Tidak Tidak E = 1653,4 NC-3.3 Berat badan lebih berkaitan dengan  Memberikan asupan zat
2022 demia kg ada ada kkal (92%) pola makan yang salah sebelum sakit ditandai
TB=149 Pemeriks Pemeri kategori dengan IMT 31,53 kg/m² (Obesitas I). gizi sesuai kebutuhan
cm aan ksaan cukup
dengan pedoman gizi
IMT=31, P = 69,2 g NB- 2.1 (Tidak beraktivitas fisik) berkaitan
2
53 kg/m (115%) dengan pasien yang tidak pernah berolahraga seimbang
(Obesita kategori ditandai dengan berat badan berlebih (IMT
s I) lebih
2
31,53 kg/ m kategori Obesitas tingkat I).  Mencapai status gizi
BBI = 44 L = 50,8 g
mendekati normal
kg (101%)
kategori
baik
KH = 233,9
g (83%)
kategori
cukup
BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan
A. Asesmen :
1. Pasien bernama Ny. SR berusia 57 tahun dengan diagnosis medis
Dislipidemia
2. Status gizi Ny. SR berdasarkan IMT 31,53 kg/m2 (Obesitas I) dan BBI 44 kg
3. Intake asupan selama studi kasus sebagai berikut Energi 987,9 kkal (55%)
kategori defisit, Protein 53,4 g (89%) kategori cukup, Lemak 20,4 g (41%)
kategori defisit, dan Karbohidrat 171,2 g (61%) kategori defisit.
B. Domain Gizi :
1. Domain Intake
a. NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan riwayat makan ditandai
dengan asupan energi sebesar 987,9 kkal (55%), Lemak sebesar 20,4 g
(41%), dan Karbohidrat sebesar 171,2 g (61%) yang dikategorikan defisit.
2. Domain Clinical
a. NC- 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
penyakit yang diderita pasien ditandai dengan hasil nilai laboratorium total
kolesterol 253 mg/dL kategori tinggi.
b. NC-3.3 Berat badan lebih berkaitan dengan pola makan yang salah sebelum
sakit ditandai dengan IMT 31,53 kg/m² (Obesitas I).
3. Domain Behavior
a. NB- 2.1 Tidak beraktivitas fisik berkaitan dengan pasien yang tidak pernah
berolahraga ditandai dengan berat badan berlebih (IMT 31,53 kg/m2 kategori
Obesitas tingkat I).

18
19

7.2. Saran
Untuk pasien disarankan mengontrol makanan yang dikonsumsi agar
kadar kolesterol tetap normal, meningkatan tingkat pengetahuan pasien
mengenai makanan yang bergizi dan seimbang. Disarankan juga lebih aktif
melakukan aktivitas fisik (olahraga) sebagai upaya untuk menurunkan berat
badan agar status gizi mendekati normal dan memberikan dampak positif dalam
membantu menurunkan kadar kolesterol.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Daftar Bahan Makanan Penukar, 2019.


Buku KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Dr. Sunita Almatsier, 2010. Buku Penuntun Diet Edisi Terbaru.
Harianja SH, Nurhayati, Dani H. 2020. Upaya Pencegahan Hiperkolesterolemia
Melalui Pemeriksaan Laboratorium Dan Penyuluhan Di Posyandu Lansia
Anggrek Kelurahan Talang Jambe Palembang. JURNAL KREATIVITAS
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-0921 E-
ISSN: 2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 2,OKTOBER 2020] HAL 331-337.
Suci L, Adnan N. 2020. Hubungan Kadar Kolesterol Tinggi (Hiperkolesterol)
Dengan Kejadian Hipertensi Derajat 1 Pada Pekerja di Bandara Soekarno
Hatta Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat. ISSN 2089-0346 (Print)
|| ISSN 2503-1139. Volume 10 : 97 – 104 ,2020.
Yani M, 2015. MENGENDALIKAN KADAR KOLESTEROL PADA
HIPERKOLESTEROLEMIA. Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11 : 1- 7,
Nomor 2, Juli 2015.

20
LAMPIRAN

21
Lampiran 1. Daftar Hadir

22
Lampiran 2. Kegiatan Harian

23
24
25
26
27
28
Lampiran 3. Formulir Asuhan Gizi

29
30
Lampiran 4. Hasil Recall 24 jam Riwayat Pola Makan

Energi Protein Lemak KH


Waktu dan Menu Makanan
(Kkal) (g) (g) (g)
Makan Pagi
Nasi putih (150g) 195 3,6 0,3 42,9
Ikan nila kukus (30g) 25,2 5,5 0,2 0
Tahu (55) 41,8 4,5 2,6 1
Sayur Bening (50g) 26 1,2 0,2 5,8
Pisang (40g) 36,8 0,4 0,2 9,4
Makan Siang
Nasi putih (150g) 195 3,6 0,3 42,9
Ikan nila kukus (30g) 25,2 5,5 0,2 0
Sayur Oseng (50g) 18,7 2 0,7 26,2
Minyak (5g) 43,1 0 5 0,3

Makan Malam
Nasi putih (150g) 195 195 0,3 42,9
Ikan gabus kukus (40g) 33,6 7,3 0,3 0
Sayur Oseng (50g) 18,7 2 0,7 26,2
Minyak (5g) 43,1 0 5 0,3

Jumlah 897,2 39 16,2 149,2

31
Hasil Recal 20 Januari 2022

Energi Protein Lemak KH


Waktu dan Menu Makanan
(Kkal) (g) (g) (g)
Makan Pagi
Nasi putih (150g) 195 3,6 0,3 42,9
Ikan gabus kukus (40g) 33,6 7,3 0,3 0
Tahu (110) 83,6 8,9 5,3 2,1
Sayur Bening (50g) 26 1,2 0,2 5,8
Pisang (40g) 36,8 0,4 0,2 9,4
Makan Siang
Nasi putih (150g) 195 3,6 0,3 42,9
Ikan nila kukus (30g) 25,2 5,5 0,2 0
Tempe bacem (50) 118,5 5,4 0,2 8,8
Sayur Oseng (50g) 18,7 2 0,7 26,2
Minyak (5g) 43,1 0 5 0,3

Selingan
Pastel (50) 175,5 5,9 13,3 7,8
Makan Malam
Nasi putih (150g) 195 195 0,3 42,9
Ikan nila kukus (30g) 25,2 5,5 0,2 0
Tahu (110g) 83,6 8,9 5,3 2,1
Sayur Oseng (50g) 18,7 2 0,7 26,2
Minyak (5g) 43,1 0 5 0,3

Selingan
Pisang goreng (50) 73,2 0,5 0,3 17
Minyak (5) 43,1 0 5 0
Jumlah 1653,4 69,2 50,8 233,9

Perbandingan Recall 24 jam dengan AKG

Energi Protein Lemak KH


Implementasi
(Kkal) (g) (g) (g)
Asupan oral 1653,4 69,2 50,8 233,9
(Recall)
Kebutuhan AKG 1.800 60 50 280
% Asupan 92% 115 % 101 % 83%
Kategori Cukup Lebih Baik Cukup

32
Lampiran 5. Food Frequensy Questionnaire (FFQ)

33
Hasil perhitungan FFQ diatas :

Energi Protein Lemak KH


Menu Makanan
(Kkal) (g) (g) (g)
Nasi putih (450 g) 585,1 10,8 0,9 128,7
Ikan Segar (120g) 117,6 21,7 2,9 0
Telur (3,6) 5,6 0,5 0,4 0
Daging sapi (2,3) 6,2 0,6 0,4 0
Bakso (11,33) 41,9 2,7 3,4 0
Tahu (55) 41,8 4,5 2,6 1
Tempe (50) 99,5 4,9 3,8 8,5
Sayur oseng (50) 61,8 2 5,7 26,5
Sayur Bening (50g) 26 1,2 0,2 5,8
Pisang (2,6g) 2,4 0 0 0,6
Jumlah 987,9 53,4 20,4 171,2

34
Lampiran 6. Skrining Pasien

35
Lampiran 7. Leaflet (Media Konseling)

38
39
Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pengukuran Berat badan Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan

Gambar 3. Mendata Pasien Gambar 4. Foto bersama CI PK Lapangan

38
Gambar 5. TTD Daftar Hadir & Penilaian Gambar 6. Sesi Serah Terima

Gambar 7. Leaflet Puskesmas Guntung Manggis

39

Anda mungkin juga menyukai