Disusun Oleh :
Dita Aulya 19S10295
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuni-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang
telah dijadwalkan.
Laporan yang saya susun ini merupakan penyajian hasil analisis data dasar
yang saya lakukan di wilayah Kerja Puskesmas Guntung Manggis, Kota
Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Pokok bahasan yang disajikan
mengenai masalah gizi utama yang terjadi pada pasien dewasa di wilayah
Puskesmas Guntung Manggis serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan
bagi pemerintah Kota Banjarbaru, khususnya Puskesmas Guntung Manggis
dalam melaksanakan kebijakan yang akan ditempuh di masa yang akan
datang. Pada kesempatan ini tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Faizah Wardhina S.Si.T.,M.Kes Selaku Ketua STIKes Husada Borneo.
2. Ibu Dr. Norhasanah Selaku Kepala Puskesmas Guntung Manggis.
3. Ibu Nany Suryani, S.Gz.,M.Biomed Selaku Ketua Prodi S1 Gizi.
4. Bapak Sigit Yudistira, S. Gz., M. Gz Selaku dosen pembimbing Praktik Klinik.
5. Ibu Yuliati S.Gz Selaku Pembimbing Lapangan di Puskesmas Guntung
Manggis
6. Rekan-rekan Mahasiswa yang bekerjasama menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi materi maupun teknis, oleh karena itu krtik dan saran dari semua pihak kami
harapkan untuk perbaikan laporan ini agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
banyak orang.
Banjarbaru, 23 Januari 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar belakang. ..................................................................................1
1.2. Tujuan ..............................................................................................3
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................4
2.1. Gambaran Umum Penyakit Dislipidemia ............................................4
2.2. Penanganan Gizi Kolesterol...............................................................8
BAB III. ASESMEN ............................................................................................9
3.1. Anamnesis .........................................................................................9
3.2. Antropometri ......................................................................................10
3.3. Pemeriksaan Biokimia .......................................................................10
3.4. Pemeriksaan Fisik Klinik ....................................................................11
3.5. Asupan Zat Gizi .................................................................................11
3.6. Terapi Medis ......................................................................................11
BAB IV. DIAGNOSIS GIZI .................................................................................12
BAB V. INTERVENSI GIZI ...............................................................................13
5.1. Perencanaan .....................................................................................13
5.2. Implementasi .....................................................................................15
BAB VI. MONITORING, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT ..............................17
BAB VII. PENUTUP ..........................................................................................18
7.1. Kesimpulan ........................................................................................18
7.2. Saran ................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN ........................................................................................................21
DOKUMENTASI ................................................................................................38
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
peran yang tidak kecil terhadap upaya promotif, preventif kuratif dan rehabilitative
terhadap kesehatan individu dan masyarakat.
Praktik klinik dietetik penyakit tidak menular diarahkan untuk mencapai
kompetensi seorang sarjana gizi meliputi kompetensi dalam ; a) Mengkaji,
menilai dan mengindentifikasi keadaan gizi individu, kelompok dan masyarakat;
b) Melakukan promosi gizi dan melakukan mobilisasi sosial untuk pencegahan
dan penanganan masalah gizi; c) Melaksanakan intervensi dan pelayanan gizi
sesuai dengan intervensi gizi; d) Membuat perencanaan intervensi dan
pelayanan gizi yang sesuai dengan kebutuhan; e) Melaksanakan kegiatan
monitoring pelaksanaan intervensi dan pelayanan gizi; f) Melaksanakan kegiatan
evaluasi pelaksanaan intervensi dan pelayanan gizi.
Menanggapi situasi penyebaran Covid-19 yang begitu cepat, Presiden
Republik Indonesia telah menyatakan status Tanggap Darurat pada tanggal 17
Maret 2020. Pemerintah juga menetapkan Status Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat melalui Kepres no 11 tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam
Rangka percepatan Penanganan Covid-19. Pembatasan kegiatan sebagaimana
dimaksud PP Nomor 21, pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan memerhatikan
pemenuhan kebutuhan dasar penduduk, antara lain kebutuhan pelayanan
kesehatan, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya.
Modul pelayanan gizi dan dietetik di masa pandemi Covid-19 atau pada
kondisi darurat disusun sebagai acuan dalam menyelenggarakan pelayanan
asuhan gizi serta asuhan makanan dan diet guna mewujudkan pelayanan gizi
dan dietetik yang optimal bagi pasien. Melalui pelayanan yang optimal
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasien terhadap pelayanan yang
bermutu serta memenuhi aspek keselamatan pasien dan petugas. Penyusunan
panduan ini menggunakan pendekatan secara komprehensif meliputi aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif agar menghasilkan pelayanan gizi dan
dietetik yang optimal walaupun dalam kondisi darurat.
Kegiatan praktik klinik dietetik penyakit tidak menular ini merupakan
pengalaman kerja mahasiswa secara mandiri di masa pandemi Covid-19 yang
dilaksanakan di puskesmas di bawah bimbingan intensif dari ahli gizi setempat
dalam kerangka kegiatan pelayanan gizi pasien, yang meliputi penilaian status
gizi, penegakkan diagnosis gizi, intervensi gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi.
3
1.2. Tujuan
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida
serta penurunan HDL (Perkeni, 2015).
b. Klasifikasi kadar LDL dalam tubuh
Tabel 2.1 Klasifikasi Kadar LDL dalam tubuh
Kadar LDL Status
< 100 Optimal
100-129 Mendekati Optimal
130-159 Batas Normal tertinggi
160-189 Tinggi
>190 Sangat tinggi
Sumber : Pujol, Tj ; Tucker, JE ; Barnes, JT, 2011 dalam Nelm, M, et al, 2011.
c. Etiologi
Dislipidemia merupakan salah satu penyakit degeneratif yang terjadinya
peningkatan kadar kolesterol melebihi ambang batas normal (>240 mg/dl). Faktor
yang mempengaruhi kadar kolesterol pada lansia antara lain jenis kelamin,
obesitas, asupan kolesterol makanan, kebiasaan merokok dan kebiasaan
olahraga (Yuliana et al., 2016).
d. Patofisiologi
Dislipidemia merupakan tingginya fraksi lemak darah, yaitu berupa
peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL kolesterol dan
penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme di hati, jika kadar
kolesterol berlebihan maka akan dapat mengganggu proses metabolisme
sehingga kolesterol tersebut menumpuk di hati. Kolesterol yang masuk ke dalam
hati tidak dapat diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran
darah diseluruh tubuh. Apabila keadaan ini dibiarkan untuk waktu yang cukup
lama, maka kolesterol berlebih tersebut akan menempel di dinding pembuluh
darah dan menimbulkan plak kolesterol. Akibatnya, dinding pembuluh darah
yang semula elastis (mudah berkerut dan mudah melebar) akan menjadi tidak
elastis lagi (Murray, 2002).
4
5
e. Manifestasi klinis
Pada pemulaan mungkin belum ada terlihat gejala. Apabila berlangsung
lama, bisa ditemukan, antara lain:
1. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut Xanthoma
2. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan palpasi
3. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas (pancreastitis)
4. akibat dari pengendapan trigliserida pada pancreas. Hal ini terjadi apabila
5. kadar trigliserida lebih atau sebesar 800 mg/dL.
6. Nyeri dada kiri pertanda mulai ada serangan jantung koroner karena
7. lembaran-lembaran kolesterol menyumbat pembuluh darah jantung (Yatim,
2011).
Namun apabila kadar kolesterol yang dirasakan sudah memasuki stadium
yang cukup parah atau semakin tinggi kadar kolesterolnya baru akan
memperlihatkan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Sakit kepala terutama sangat dirasakan pada bagian tengkuk dan
b. kepala bagian belakang sekitar ulang leher bagian belakang.
c. Merasa pegal-pegal hingga bagian pundak.
d. Sering merasa cepat lelah dan capek.
e. Sendi terasa sakit.
f. Kaki terkadang membengkak
g. Mudah mengantuk.
h. Merasakan vertigo atau migraine yang sering kambuh.
Gejala tersebut timbul dapat disebabkan karena salah satunya yaitu
kurangnya asupan oksigen, karena didalam kadar kolesterol yang tinggi dapat
menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi berkurang.
Namun rasa sakit kepala dan timbul rasa pegal ini tidak selalu menjadi tanda
atau gejala yang spesifik yang dapat diartikan bahwa seseorang menderita
kolesterol. Kolesterol tinggi atau hiperkolesterol, baru dapat diketahui apabila
seseorang dinyatakan penderita penyakit jantung coroner atau penyakit stroke
(Yovina, 2012).
6
f. Jenis pemeriksaan
Kadar kolesterol didalam darah sangat penting untuk tetap dipantau. Kadar
kolesterol darah dapat diperoleh dari apa yang kita makan, oleh karena itu cara
mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan
dilaboratorium atau dapat diperiksa sendiri dengan menggunakan alat yang dijual
bebas di apotik (cholesterol meter) untuk mengetahui hasil yang didapat dari
pengukuran dapat disimpulkan bawa apakah kadar kolesterol pasien tersebut
termasuk dalam rentang normal, batas ambang atas, ataupun tinggi. Sebelum
dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol pasien di haruskan untuk puasa
sepanjang malam, kurang lebih 9 – 12 jam, tujuannya agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengukuran akibat adanya pengaruh dari lemak yang baru
dikonsumsi, selain itu 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol
sebaiknya pasien juga tidak melakukan aktivitas berat karena kelelahan yang
amat sangat dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan tersebut. Pada saat
pemeriksaan darah akan diambil kemudian diukur kadar kolesterolnya (Mumpuni
& Wulandari, 2011).
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kadar kolesterol yang lebih dari 200 mg/dl menggunakan
dua metode yaitu dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi
farmakologi yang biasanya digunakan oleh penderita hiperkolesterol salah
satunya adalah obat asam nikotinik (niasin). Niasin memiliki efek samping pada
sebagian orang yaitu mual, dan rasa sakit dibagian abdomen, meningkatkan
kadar asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat
(Dwijayanthi, 2013). Penggunaan obat untuk menurunkan kolesterol dalam waktu
yang lama, memiliki efek samping yang serius seperti radang lambung, iritasi dan
inflamasi pada lambung, kerusakan hati, batu empedu dan kerusakan ginjal.
Salah satu ilmuwan dari University of Pensylvania Health System’s Chesnut
Hill Hospital meneliti tentang efek obat penurun kadar kolesterol (Simvastatin)
terhadap penurunan kadar kolesterol darah pasien hiperkolesterolemia. Di
dapatkan penurunan sebesar 39,6% dalam 12 minggu (Mayo Clinik Proceeding,
2013). Terapi yang ada untuk kolesterol belum menujukkan perbaikan dalam
menurunkan gejala dan kadar kolesterol. Maka sangat perlu terapi pendamping
yaitu pengobatan non farmakologi yang diharapkan mampu untuk melengkapi
pengobatan farmakologi dalam menurunkan kadar kolesterol (Adib, 2013 ).
7
h. Komplikasi
Kadar kolesterol yang tinggi atau hiperkolesterolemia di dalam darah
menjadi pemicu penyakit hipertensi. Hal ini disebabkan karena kolesterol tinggi
merupakan penyebab terjadinya sumbatan di pembuluh darah perifer yang
mengurangi suplai darah ke jantung . Keadaan tingginya kadar kolesterol di
dalam darah meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis dimana akan terjadi
timbunan lemak (plak) di dalam lapisan pembuluh darah yang mudah sekali
menyumbat pembuluh darah sehingga mengakibatkan peninggian tahanan
perifer pembuluh darah, yang mengakibatkan tekanan darah meningkat (Suci
dan Adnan, 2020).
i. Penatalaksanaan diet
Diet kolesterol bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah
seseorang yang kadar kolesterolnya di atas 250 mg/dL. Perbedaan diet
kolesterol dan diet biasa lainnya adalah asupan lemaknya. Pada diet kolesterol,
asupan lemaknya terbatas dalam artian boleh makan namun dalam porsi sedikit
serta disarankan untuk mengkonsumsi lemak yang tak jenuh. Pada setiap orang
yang sedang menjalani diet kolesterol, batasan konsumsi lemaknya berbeda.
Apabila seseorang tersebut menderita obesitas, maka bukan hanya asupan
lemak yang dibatasi, namun jumlah kolesterol dan energi yang masuk juga
dihitung dan dibatasin (Buku KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta).
Tabel 2.2 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak dianjurkan Bagi Penderita Dislipidemia
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras terutama beras Produk makanan jadi : pie,
tumbuk/beras merah, pasta, cake, croissant, biskuit,
makaroni, roti tinggi serat, krekers berlemak, dan
cereal, ubu, kentang, kue kue-kue berlemak lain.
buatan sendiri dengan
menggunakan sedikit
minyak/lemak tak jenuh
Sumber protein hewani Ikan, unggas tanpa kulit, Daging gemuk, daging
daging kurus, putih telur, kambing, daging babi,
susu skim, yoghurt rendah jeroan, otak, sosis, sardin,
lemak, dan keju rendah kuning telur (batasi), susu
lemak whole, susu kental manis,
krim, yoghurt dari susu
penuh, keju, dan es krim
Sumber protein nabati Tempe, tahu, dan kacang- Dimasak dengan santan
kacangan dan digoreng dengan
minyak jenuh, seperti
kelapa dan kelapa sawit
8
Tabel 2.2 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak dianjurkan Bagi Penderita Dislipidemia
(Lanjutan)
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sayuran Semua sayur dalam bentuk Sayuran yang dimasak
segar, direbus, dikukus, di dengan mentega, minyak
setup, ditumis kelapa atau minyak kelapa
menggunakan minyak sawit dan santal kental.
jagung, minyak kedelai atau
margarin tanpa garam yang
dibuat dari minyak tidak
jenuh ganda : masak
dengan santan cair.
Buah Semua buah dalam Buah yang diawetkan
keadaan segar atau bentuk dengan gula, seperti
jus. kaleng dan buah kering.
Sumber lemak Minyak jagung, kedelai, Minyak kelapa dan minyak
kacang tanah, bunga kelapa sawit, mentega,
matahari, dan wijen : margarin, kelapa, santan,
margarin tanpa garam yang krim, lemak babi/lard,
dibuat dari minyak tidak bacon, cocoa mentega,
jenuh ganda ; mayones dan mayones dan dressing
salad dressing tanpa garam dibuat dengan telur.
yang dibuat dari minyak
tidak jenuh ganda.
Sumber : Buku Daftar Bahan Makanan Penukar, 2019.
ASESMEN
3.1. Anamnesis
a. Identitas pasien
Nama : Ny. SR Tgl kunjungan : 17-01-2022
Umur : 57 Tahun Tgl Kasus : 17-01-2022
Sex : Perempuan Alamat : Banjarbaru
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : Tidak ada data Diagnosis medis :Dislipidemia
Agama : Islam
9
10
3.2. Antropometri
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinik kadar asam urat pasien
kategori normal yaitu 6,6 mg/dL.
DIAGNOSIS GIZI
a. NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
penyakit yang diderita pasien ditandai dengan hasil nilai laboratorium total
kolesterol 253 mg/dL kategori tinggi.
b. NC-3.3 Berat badan lebih berkaitan dengan pola makan yang salahsebelum
sakit ditandai dengan IMT 31,53 kg/m² (Obesitas I).
a. NB-2.1 Tidak beraktivitas fisik berkaitan dengan pasien yang tidak pernah
berolahraga ditandai dengan berat badan berlebih (IMT 31,53 kg/m2 kategori
Obesitas tingkat I).
12
BAB V
INTERVENSI GIZI
5.1. Perencanaan
a. Terapi Diet, Bentuk Makanan dan Cara Pemberian
Diet diberikan adalah Diet Dislipidemia Tahap I, dalam bentuk makanan
biasa dan pemberian makanan secara oral.
b. Tujuan Diet
1. Mencapai kadar kolesterol mendekati normal
2. Memberikan asupan zat gizi sesuai kebutuhan
3. Mencapai status gizi mendekati normal
4. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi yang sesuai
c. Syarat Diet
1. Energi diberikan cukup sesuai kebutuhan, yaitu sebesar 1.681,2 Kkal
2. Protein diberikan 15% dari kebutuhan energi total, yaitu sebesar 63 g
3. Lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi total, yaitu sebesar 37,3 g
4. Karbohidrat diberikan 65% sisa dari kebutuhan energi total, yaitu sebesar 273
g
5. Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air pada
sayur dan buah.
6. Asupan vitamin (diutamakan vitamin B kompleks) yang dianjurkan, antara
lain: Vit. B1 sebanyak 1,1 mg/hari, Vit. B2 sebanyak 1,1 mg/hari, Vit. B3
sebanyak 14 mg/hari, Vit. B5 sebanyak 5 mg/hari, Vit. B6 sebanyak 1,5
mg/hari, Vit. B7 sebanyak 30 mcg/hari, Vit. B9 sebanyak 400 mcg/hari, dan
Vit. B12 sebanyak 4 mcg/hari. Seperti, bayam, alpukat, pisang, ikan, dan
kacang-kacangan
7. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
8. Cholestrol <300 mg/hari.
d. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Rumus Harris Benedict
= [655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)]
= [655 + (9,6 x 44) + (1,8 x 149) – (4,7 x 57)]
= (655 + 422,4 + 268,2 – 267,9)
= 1.077,7
13
14
Kebutuhan Energi
= Rumus Harris Benedict x Fak. Aktv x Fak. Stress
= 1.077,7 x 1,3 x 1,2
=1.681,2 Kkal
Protein
= 15% x Energi total : 4
= 15% x 1.681,2 Kkal : 4
= 63 g
Lemak
= 20% x Energi total : 9
= 20% x 1.681,2 Kkal : 9
= 37,3 g
Karbohidrat
= 65% x Energi total : 4
= 65% x 1.681,2 Kkal
= 273 g
e. Rencana monitoring dan evaluasi
5.2. Implementasi
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
A. Asesmen :
1. Pasien bernama Ny. SR berusia 57 tahun dengan diagnosis medis
Dislipidemia
2. Status gizi Ny. SR berdasarkan IMT 31,53 kg/m2 (Obesitas I) dan BBI 44 kg
3. Intake asupan selama studi kasus sebagai berikut Energi 987,9 kkal (55%)
kategori defisit, Protein 53,4 g (89%) kategori cukup, Lemak 20,4 g (41%)
kategori defisit, dan Karbohidrat 171,2 g (61%) kategori defisit.
B. Domain Gizi :
1. Domain Intake
a. NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan riwayat makan ditandai
dengan asupan energi sebesar 987,9 kkal (55%), Lemak sebesar 20,4 g
(41%), dan Karbohidrat sebesar 171,2 g (61%) yang dikategorikan defisit.
2. Domain Clinical
a. NC- 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
penyakit yang diderita pasien ditandai dengan hasil nilai laboratorium total
kolesterol 253 mg/dL kategori tinggi.
b. NC-3.3 Berat badan lebih berkaitan dengan pola makan yang salah sebelum
sakit ditandai dengan IMT 31,53 kg/m² (Obesitas I).
3. Domain Behavior
a. NB- 2.1 Tidak beraktivitas fisik berkaitan dengan pasien yang tidak pernah
berolahraga ditandai dengan berat badan berlebih (IMT 31,53 kg/m2 kategori
Obesitas tingkat I).
18
19
7.2. Saran
Untuk pasien disarankan mengontrol makanan yang dikonsumsi agar
kadar kolesterol tetap normal, meningkatan tingkat pengetahuan pasien
mengenai makanan yang bergizi dan seimbang. Disarankan juga lebih aktif
melakukan aktivitas fisik (olahraga) sebagai upaya untuk menurunkan berat
badan agar status gizi mendekati normal dan memberikan dampak positif dalam
membantu menurunkan kadar kolesterol.
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
Lampiran 1. Daftar Hadir
22
Lampiran 2. Kegiatan Harian
23
24
25
26
27
28
Lampiran 3. Formulir Asuhan Gizi
29
30
Lampiran 4. Hasil Recall 24 jam Riwayat Pola Makan
Makan Malam
Nasi putih (150g) 195 195 0,3 42,9
Ikan gabus kukus (40g) 33,6 7,3 0,3 0
Sayur Oseng (50g) 18,7 2 0,7 26,2
Minyak (5g) 43,1 0 5 0,3
31
Hasil Recal 20 Januari 2022
Selingan
Pastel (50) 175,5 5,9 13,3 7,8
Makan Malam
Nasi putih (150g) 195 195 0,3 42,9
Ikan nila kukus (30g) 25,2 5,5 0,2 0
Tahu (110g) 83,6 8,9 5,3 2,1
Sayur Oseng (50g) 18,7 2 0,7 26,2
Minyak (5g) 43,1 0 5 0,3
Selingan
Pisang goreng (50) 73,2 0,5 0,3 17
Minyak (5) 43,1 0 5 0
Jumlah 1653,4 69,2 50,8 233,9
32
Lampiran 5. Food Frequensy Questionnaire (FFQ)
33
Hasil perhitungan FFQ diatas :
34
Lampiran 6. Skrining Pasien
35
Lampiran 7. Leaflet (Media Konseling)
38
39
Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan
38
Gambar 5. TTD Daftar Hadir & Penilaian Gambar 6. Sesi Serah Terima
39