Anda di halaman 1dari 26

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT

DI SELASAR RAWAT INAP MAWAR KUNING DAN TERATAI

LAPORAN
MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D-IV Gizi Klinik Jurusan Kesehatan

Oleh :

Miftakhul Zanah
G42202304

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
DI SELASAR RAWAT INAP MAWAR KUNING DAN TERATAI

LAPORAN
MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D-IV Gizi Klinik Jurusan Kesehatan

Oleh :

Miftakhul Zanah
NIM G42202498

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii


DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 6
1.2 Tujuan Umum ................................................................................... 7
1.3 Tujuan khusus ................................................................................... 7
1.4 Manfaat ............................................................................................. 7
BAB 2. PELAKSANAAN ...................................................................................... 8
2.1 Daftar Peserta .................................................................................... 8
2.2 Daftar Penyuluh ................................................................................ 8
2.3 Waktu ................................................................................................ 8
2.4 Materi ................................................................................................ 8
a. Pengertian Diabetes Melitus ..................................................................... 8
b. Gejala Diabetes Melitus dan Faktor Resiko.............................................. 9
c. Jenis-Jenis Diabetes Melitus ..................................................................... 9
2.5 Proses Penyuluhan .......................................................................... 10
2.6 Alat Bantu ....................................................................................... 11
BAB 3. EVALUASI ............................................................................................. 12
3.1 Evaluasi ........................................................................................... 12
3.1.1 Peserta ............................................................................................. 12
3.1.2 Pemateri........................................................................................... 12
3.1.3 Penyelenggara Penyuluh ................................................................. 12
3.2 Hambatan dan Pemecahan Masalah ................................................ 12
3.3 Saran dan Tindak Lanjut ................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
LAMPIRAN .......................................................................................................... 15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.5.1. Proses Penyuluhan ............................................................................ 10

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan ................................................................ 15


Lampiran 2. Daftar Hadir Peserta ........................................................................ 22
Lampiran 3. Media Edukasi ................................................................................. 23
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan .................................................................... 26

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit. rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna
yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Depkes,
2009). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit serta memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit. Rumah sakit dalam
meningkatkan mutu pelayanan memerlukan standar untuk memaksimalkan proses pelayanan
melalui Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) (Menkes, 2018). menurut Permenkes No. 44
tahun 2018 tentang penyelenggaraan PKRS adalah proses untuk memberdayakan masyarakat
melalui suatu kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar
berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal (Menkes, 2018).
Pengertian dari PKRS adalah proses memberdayakan pasien, keluarga pasien, sumber
daya manusia rumah sakit, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah sakit untuk
berperan serta aktif dalam proses asuhan untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan
serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju pencapaian derajat kesehatan yang optimal
(Menkes, 2018).Penyelenggaraan PKRS dilaksanakan pada 5 (lima) tingkat pencegahan yang
meliputi promosi kesehatan pada kelompok masyarakat yang sehat sehingga mampu
meningkatkan kesehatan, promosi kesehatan tingkat preventif pada kelompok berisiko tinggi
(high risk) untuk mencegah agar tidak jatuh sakit (specific protection), promosi kesehatan
tingkat kuratif agar pasien cepat sembuh atau tidak menjadi lebih parah (early diagnosis and
prompt treatment), promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif untuk membatasi atau
mengurangi kecacatan (disability limitation), dan promosi kesehatan pada pasien baru sembuh
(recovery) dan pemulihan akibat penyakit (rehabilitation) (Menkes, 2018).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo juga memiliki program PKRS di instalasi
Gizi program ini biasanya dilaksanakan oleh mahasiswa magang dan salah satu materi yang
diambi adalah Diabetes Melitus kegiatan PKRS tersebut dilakukan secara langsung oleh
mahasiswa magang Politeknik Negeri Jember dan berlangsung secara terbuka di RSUD

6
Sidoarjo media yang kami gunakan antara lain : PPT, Lembar balik, Leaflet. Kami juga
menyiapkan dorrprize agar audiens tertarik untuk mengikuti penyuluhan PKRS ini juga pada
kegiatan berlangsung kami juga menyiapkan sebuah sesi untuk tanya jawab agar kita juga bisa
mengukur apakah audiens paham dengan apa yang kita sampaikan.

1.2 Tujuan Umum


Untuk mengetahui bagaimana kegiatan PKRS di RSUD Sidoarjo berlangsung terutama
kegiatan PKRS di bidang Gizi.

1.3 Tujuan khusus


1. Mengetahui gambaran umum RSUD Sidoarjo
2. Mengetahui unit Instalasi Gizi di RSUD Sidoarjo
3. Mengetahui gambaran proses (rencana kegiatan, pelaksaan kegiatan, evaluasi kegiatan)
dalam sistem PKRS di RSUD Sidoarjo.

1.4 Manfaat
1. Kita dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai gambaran pelaksanaan
penyuluhan PKRS di RSUD Sidoarjo
2. Dapat mencapai target yang diharapkan oleh suatu instansi

7
BAB 2. PELAKSANAAN

2.1 Daftar Peserta


Sasaran dari kegiatan penyuluhan PKRS ini adalah seuruh keluarga pasien yang berkenan
untuk hadir penyuluhan

2.2 Daftar Penyuluh


Materi penyuluhan akan disampaikan oleh mahasiswa Magang D-4 Gizi Klinik Jurusan
Kesehatan Politeknik Negeri Jember.

2.3 Waktu
Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 26 Oktober 2023
Pukul : 10.00 – 10.30
Durasi : 30 menit
Tempat : Selasar Mawar Kuning dan Teratai

2.4 Materi
a. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan penyebab yang beragam yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat gangguan
fungsi insulin, kencing manis juga dapat disebut dengan DM. DM termasuk dalam
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hipoglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin dan kerja insulin. Diabetes melitus merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar. Penyakit menahun disebabkan karena hormon insulin dalam tubuh
yang tidak dapat bekerja secara efektif dalam mengendalikan kadar gula darah sehingga
menyebabkan peningkatan kadar gula di dalam darah atau yang dikenal dengan
hiperglikemia
Nilai Normal :
• Gula Darah Sewaktu (GDS) / tanpa puasa <200 mg/dL
• Gula Darah Puasa (GDP) < 126 mg/dL

8
b. Gejala Diabetes Melitus dan Faktor Resiko
Menurut Kemenkes, gejala utama dari diabetes melitus ada 3 gejala utama yaitu :
1. Intensitas buang air kecil yang cukup sering
2. Cepat merasa lapar
3. Sering merasa haus
Sedangkan faktor resiko yang dapat terjadi pada penderita diabetes melitus menurut
kemenkes yaitu :
1. Kegemukan (berat badan lebih/IMT > 23 kg/m2) dan lingkar perut (Pria > 90 cm
dan Perempuan > 80 cm)
2. Kurangnya aktivitas fisik (kebanyakan rebahan)
3. Dislipidemia (kolestrol HDL ≤ 35 mg/dL, trigliserida ≤ 250 mg/dL.
4. Mempunyairiwayat penyakit jantung
5. Hipertensi/ tekanan darah Tinggi (>140/90mmHg)
6. Diet yang dijalani tidak seimbang (tinggi gula, garam,lemak, dan rendah serat

c. Jenis-Jenis Diabetes Melitus


Berdasarkan Kemenkes RI, DM dibagi beberapa tipe dan jenis, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. DM tipe 1, yang disebabkan oleh rusaknya sel pankreas yang biasanya
memproduksi insulis sehingga harus menerima terapi insulin dari luar tubuh secara
rutin, DM tipe 1 ini biasanya dapat terjadi pada dewasa muda atau juga bisa
2. DM tipe 2, adanya resistensi insulin atau produksi pada insulin yang tidak adekuat
sehingga menyebabkan orang tersebut bisa terkena DM tipe 2.
3. DM Gestasional, DM tipe ini biasanya terjadi saat kehamilan yang mana intoleransi
glukosa yang biasanya terjadi pada saat trimester ke 2 & 3.
4. DM tipe lain, yang terjadi akibat dari gangguan penyakit , gangguan metabolik
berupa penyakit eksorin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, penyakit
autoimun. Penyakit DM tipe ini dapat dipicu dengan obat atau bisa juga bahan kimia
(seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ)

d. Diet 3 DJ

9
1. Tepat jumlah, mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Tepat jadwal, terdiri dari 3x makanan utama dan 2-3x makanan selingan dengan porsi
kecil
3. Tepat jeni, jenis makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan konsep piring makan
yang bermodel T yaitu terdiri dari :
• Sayur dan buah (timun labu siam apel)
• Karbohidrat (nasi, kentang, ubi)
• Protein (ikan, telur, tempe tahu

2.5 Proses Penyuluhan

Tabel 2.5.1. Proses Penyuluhan

Waktu (menit) Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


10 Persiapan Duduk dan bersiap
- Lokasi Penyuluhan untuk
- Peralatan Penyuluhan mengikuti
- Kursi penyuluhan
- Media Penyuluhan
15 2. Pelaksanaan Menyimmak dan
- Menjelaskan pengertian Diabetes bersiap
Mellitus memberikan
- Menjelaskan gejala Diabetes pertanyaan
Mellitus
- Menjelaskan faktor risiko
Diabetes Mellitus
- Menjelaskan jenis-jenis Diabetes
Mellitus
- Menjelaskan diet Diabetes
Mellitus (3J)
5 3. Evaluasi Memberikan dan
- Ringkasan Materi menjawab pertanyaan
- Tanya Jawab

10
5 Penutup Menjawab salam
penutup

2.6 Alat Bantu


Alat bantu yang digunakan dalam penyuluhan ini yaitu leaflet, lembar bolak balik,
powerpoint, LCD Proyektor, lembar daftar hadir, bolpoin, papan ddada.

11
BAB 3. EVALUASI

3.1 Evaluasi
3.1.1 Peserta
Semua pesera yang mengikuti kegiatan penyuluhan berjumlah 20 orang, yang
merupakan keluarga pasien di rawat inap teratai dan mawar kuning. Peserta mendapatkan
informasi mengenai Diabetes Mellitus. Para peserta menyimak seluruh materi yang
disampaikan dan ikut aktif dalam kegiatan penyuluhan hingga kegiatan berakhir. Setelah
pemaparan materi terdapat sesi tanya jawab yang diajukan oleh peserta kepada pemateri.
Pertanyaan yang diajukan peserta kepada pemateri adalah sayur dan buah apa saja yang
diperbolehkan dan dibatasi oleh penderita Diabetes Mellitus. Perilaku pola makan yang
masih salah berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola makan yang
masih salah, seperti tingginya konsumsi fast food, konsumsi gorengan, dan minuman
bermanis atau cemilan. Respoden yang mengonsumsi makanan dan minuman manis secara
berlebihan dapat berpengaruh terhada peningkatan risiko terkena DM Tipe 2 (Yunanto,
2017). Pola makan tidak sehat menyebabkan ketidakseimbangan antara karbohidrat dan
kandungan lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya kandungan gula di dalam tubuh
menjadi tinggi melebihi kepasitas kerja pancreas dan berakibat terjadinya diabeters melitus
(Hariawan et al., 2018).

3.1.2 Pemateri
Pemateri dalam menyampaikan materi sudah baik, dapat menjelaskan materi dengan
jelas dan mudah dipahami peserta.

3.1.3 Penyelenggara Penyuluh


Penyelenggaraan penelitian secara keseluruhan baik dari perserta ataupun pelatih
sudah sangat baik. Perserta pelatihan diklat yang aktif saat pelaksanaan diklat menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab, serta pemateri yang sudah baik dalam penyampain materi
mengenai Diabetes Mellitus.

3.2 Hambatan dan Pemecahan Masalah


Semua peserta antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan penyuluhan yang

12
dilaksanakan oleh panitia. Tetapi, tidak dilakukan pemantauan kenaikan pengetahuan peserta
(pre-post test) mempertimbangkan keterbatasan waktu.

3.3 Saran dan Tindak Lanjut


Sebaiknya dipersiapkan pre dan post test untun mengetahui seberapa besar peningkatan
kebutuhan peserta. Pelaksanaan penyuluhan selanjutnya lebih tepat waktu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hariawan, H., Fathoni, A., & Purnamawati, D. (2019). Hubungan gaya hidup (pola makan dan
aktivitas fisik) dengan kejadian diabetes melitus di Rumah Sakit Umu Provinsi NTB. Jurnal
Keperawatan Terpadu, 1(1), 1-6.

Ikmar, Noerul. 2022. “Mengenal Peran dan Fungsi PKRS di Rumah Sakit”. Kementrian Kesehatan
Direktrat Jenderal Pelayanan Kesehtaan

Permenkes Nomor 44 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS)

Yunanto, K., W. (2017). Pengetahuan, sikap dan Tindakan terhadap pola hidup terkait factor risiko
diabetes melitus tipe 2 pada remaja di Kecamatan Kraton Yogyakarta. [Skripsi].
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

14
LAMPIRAN

Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gizi seimbang pada penderita DiabetesMelitus


Hari/ Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2023
Tempat : Selasar Mawar Kuning
Sasaran : Keluarga Pasien
Waktu : 30 Menit

A. Latar Belakang
DM termasuk dalam kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hipoglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin dan kerja insulin. Pravelensi
diabetes melitus semakin meningkat pada usia lanjut (Misnadiarly, 2006). Diabetes
melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data survei global
International Diabetes Federation (IDF) (2011), menunjukkan bahwa jumlah penderita
DM pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. WHO (2000) menyatakan bahwa
dari statistik kematian di dunia, diperkirakan bahwa sekitar 3,2 juta jiwa per tahun
penduduk dunia meninggal akibat diabetes melitus. Kemudian, WHO (2003)
memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk dunia yang berusia 20-
79 tahun menderita diabetes melitus dan pada 2025, WHO memperkirakan jumlah
penderita DM akan meningkat menjadi 333 juta jiwa. WHO memprediksi di Indonesia
akan meningkat dari 8,4 juta pada tahun 2000 akan meningkat menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030 (Depkes RI, 2008). DM merupakan salah satu penyakit tidak menular
Depkes RI, 2008). Diabetes melitus digambarkan sebagai penyakit yang gejalanya adalah
sering kencing sehingga disebut pula dengan penyakit kencing manis.Pada pasien yang
menderita penyakit diabetes melituskadar gulanya menjadi meningkat. Pada saat itu
tubuh tidak bisa menggunakan glukosa yang ada didalam darah untuk diubah menjadi
energi karena penumpukan atau kelebihan glukosa dalam darah (Erik, 2005). Maka dari

15
itu, untuk mengetahui bahwa seseorang mengidap penyakit diabetes melitus dapat
ditegakkan melalui pemeriksan klinis berupa pemeriksaan kadar gula darah, Pemeriksaan
klinis merupakan data penunjang yang dapat digunakan untuk menegakan diagnosa
terhadap suatu penyakit. Salah satunya pada penderita diabetes melitus yang dapat
dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan glukometer. Menurut PERKENI (2015)
ada empat kriteria dalam menegakkan diagnosis DM, diantaranya melakukan
pemeriksaan kadar gula darah anteprandial, kadar gula darah post prandial, kadar gula
darah acak dan pemeriksaan HbA1c. Namun, pemeriksaan kadar gula darah dengan
HbA1c saat ini tidak digunakan lagi sebagai alat diagnosis ataupun evaluasi dikarenakan
tidak semua laboratorium di Indoesia memenuhi standar. Menurut WHO (2019),
seseorang didiagnosis diabetes melitus apabila dalam pemeriksaan kadar gula darah
ditemukan nilai pemeriksaan kadar gula darah anteprandial ≥ 126 mg/dl, dua jam setelah
makan ≥ 200 mg/dl dan kadar gula darah acak ≥ 200 mg/dl. Menurut International
Diabetes Federation (2019) jumlah penderita diabetes melitus diseluruh dunia mengalami
peningkatan menjadi 463 juta jiwa pada tahun 2019 dan jumlah kematian pada kasus ini
yaitu 4,2 juta jiwa yang mana Indonesia menjadi urutan ke 7 dengan jumlah penderita
10,7 juta. IDIABETIC FOOT juga memperkirakan bahwa pada tahun 2045 kasus diabetes
akan meningkat menjadi 700 juta. Selain itu, Menurut RISKESDAS (2018) menyebutkan
bahwa jumlah prevelensi kasus diabetes melitus di Indonesia menurut diagnosis dokter
pada penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar 2%. Angka tersebut menunjukan peningkatan
jika dibandingkan pada tahun 2013 dengan prevelensi 1.5% . Selain itu, jumlah kasus
tertinggi terjadi di provinsi Jakarta ( 3,4 %) dan terendah dimiliki oleh provinsi Nusa
Tenggara Timur (0,9%) Menurut penelitian dari Trisnadewi et al., (2018) di Tabanan
mengenai manajemen DM dengan jumlah sampel 80 orang, mendapatkan hasil bahwa
sebanyak 49 orang (61,3%) berpengetahuan kurang tentang pengobatan DM, dikarenakan
kurangnya informasi dari petugas kesehatan. Selain itu, menurut responden hanya obat
yang dapat mengendalikan kadar gula darah, diet dan melakukan aktivitas fisik dianggap
tidak terlalu berperan, hal inilah yang mempengaruhi naiknya kasus DM di Kabupaten
Tabanan. Dalam menegakkan diagnosa pada kasus diabetes melitus perlu dilakukan
pemeriksaan kadar gula darah di dalam tubuh. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Tabanan II dengan jumlah sampel 80 orang, status Kadar Gula
Darah Anteprandial pada penderita diabetes melitus menunjukan nilai rata-rata dalam

16
katagori buruk ( ni wayan Trisnadewi & Pramesti, 2020). Selain itu, berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ari Rasdini yang tertuang dalam jurnal Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar (2017) dengan jumlah sampel 79 orang
pasien diabetes melitus yang dirawat di RSUP Sanglah, Ratarata nilai kadar gula darah
anteprandial dan nilai kadar gula darah 2 jam pp juga dalam kategori buruk. Selain
mentaati empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus, pasien DM juga diwajibkan
melakukan kontrol kadar gula darah secara teratur. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
status kadar gula darah pada pasien DM berada pada kategori normal, sedang atau buruk
sehingga membantu memutuskan pencegahan atau penatalaksanaan yang sesuai dengan
status kadar gula darah dalam tubuhnya. Menurut penelitian dari Masfufah (2014)
terdapat 16,7% responden yang melakukan pemeriksaan terkontrol dan mengetahui status
kadar gula darahnya berada dalam kategori normal sedangkan 77,8% responden yang
jarang kontrol dan tidak mengetahui status kadar gula darah didalam tubuhnya berada
dalam kategori buruk. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden dengan kualitas hidup
baik dimiliki oleh responden yang mengetahui status kadar gula darahnya melalui
pemeriksaan kadar gula darah yang terkontrol. Maka dari itu, pentingnya mengetahui
status kadar gula darah pada pasien DM, karena dapat membantu tenaga kesehatan dalam
menentukan penatalaksaanaan yang sesuai dengan riwayat kesehatan pasien. Selain itu,
tenaga kesehatan juga wajib memahami status kadar gula darah pada pasien DM saat
dilakukan pemeriksaan pertama kali, karena dengan hal itu dapat mengetahui status
kesehatan pasien berada dalam kategori normal, sedang atau buruk sehingga tenaga
kesehatan dapat meningkatkan perannya didalam pemberian intervensi, motivasi dan
edukasi dalam menekan kasus DM (Masfufah, 2014).
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah adanya penyuluhan ini diharapkan audiens/peserta dapat mengetahui dan
juga memahami mengenai Diabetes Melitus dan Diet Diabetes Mellitus dengan prinsip
3J.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah berjalannya penyuluhan selama 30 menit sasaran diharapkan dapat :
a. Peserta/audiens dapat memahami apa itu Diabetes Melitus Peserta/audiens dapat
menjelaskan mengenai seputar Diabetes Melitus

17
b. Peserta/audiens dapat mengetahui gejala dan faktor resiko yang dapat dialami
penderita Diabetes melitus
c. Peserta/audiens diharapkan mengetahui jenis-jenis Diabetes Melitus
d. Peserta/ audiens dapat memahami mengenai diet 3J
D. Materi
• Pengertian DM
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan penyebab yang beragam yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sebagai
akibat gangguan fungsi insulin, kencing manis juga dapat disebut dengan DM.
DM termasuk dalam kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hipoglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin dan kerja insulin.
Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Penyakit
menahun disebabkan karena hormon insulin dalam tubuh yang tidak dapat bekerja
secara efektif dalam mengendalikan kadar gula darah sehingga menyebabkan
peningkatan kadar gula di dalam darah atau yang dikenal dengan hiperglikemia
Nilai Normal :
- Gula Darah Sewaktu (GDS) / tanpa puasa <200 mg/dL
- Gula Darah Puasa (GDP) < 126 mg/dL
• Gejala Diabetes Melitus dan Faktor Resiko
Menurut Kemenkes gejala utama dari diabetes melitus ada 3 gejala utama yaitu :
1. Intensitas buang air kecil yang cukup sering
2. Cepat merasa lapar
3. Sering merasa haus

Sedangkan faktor resiko yang dapat terjadi pada penderita Diabetes Melitus yaitu :
1. Kegemukan (berat badan lebih/IMT > 23 kg/m2) dan lingkar perut (Pria > 90
cm dan Perempuan > 80 cm)
2. Kurangnya aktivitas fisik
3. Dislipidemia (kolestrol HDL ≤ 35 mg/dL, trigliserida ≤ 250 mg/dL.
4. Mempunyai penyakit jantung
5. Hipertensi/tekanan darah Tinggi (>140/90mmHg)

18
6. Diet yang dijalani tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak, dan rendah serat
• Jenis-Jenis Diabetes Melitus
Berdasarkan Kemenkes RI, DM dibagi beberapa tipe dan jenis diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. DM tipe 1, yang disebabkan oleh rusaknya sel pankreas yang biasanya
memproduksi insulis sehingga harus menerima terapi insulin dari luar tubuh
secara rutin, DM tipe 1 ini biasanya dapat terjadi pada dewasa muda atau juga
bisa
2. DM tipe 2, adanya resistensi insulin atau produksi pada insulin yang tidak
adekuat sehingga menyebabkan orang tersebut bisa terkena DM tipe 2.
3. DM Gestasional, DM tipe ini biasanya terjadi saat kehamilan yang mana
intoleransi glukosa yang biasanya terjadi pada saat trimester ke 2 & 3.
4. DM tipe lain, yang terjadi akibat dari gangguan penyakit, gangguan
metabolik berupa penyakit eksorin pankreas, penyakit metabolik endokrin
lain, penyakit autoimun. Penyakit DM tipe ini dapat dipicu dengan obat atau
bisa juga bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah
transplantasi organ)
• Diet 3J
1. Tepat jumlah, mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan Tubuh
2. Tepat jadwal, terdiri dari 3x makanan utama dan 2-3x makanan selingan
dengan porsi kecil
3. Tepat jenis, jenis makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan konsep
piring makan yang bermodel T yaitu terdiri dari :
4. Sayur dan buah (timun labu siam apel)
• Karbohirat (nasi, kentang, ubi)
• Protein (ikan, telur, tempe, tahu)
E. Metode
Metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara
penuturan lisan kepada khalayak ramai (Armai, 2002). Alasan pemilihan metode ceramah
yaitu karena audience promosi kesehatan tersebut berjumlah lebih dari lima belas orang
atau merupakan kelompok besar (Notoatmodjo, 2007). Selain itu, metode ceramah dinilai
lebih efektif dan efisien karena dapat membantu audience memperoleh informasi yang

19
sulit diperoleh dengan cara-cara lain, dimana jika peserta tersebut mempelajari suatu
materi akan memakan waktu hingga berjam-jam lamanya. Metode ceramah juga dapat
menghemat waktu dan tenaga, mengingat waktu pelakanaan promosi kesehatan yang
terbatas dan panitia pelaksana juga terbatas jumlahnya. Ceramah juga dapat bersifat
fleksibel dan hampir dapat dilakukan pada semua bidang, serta relatif sederhana
dibandingkan dengan metode-metode lainnya (Cuban dalam Yamin, 2013). Disisi lain,
metode ceramah memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah pembicara sukar
mengetahui sampai dimana pengetahuan para audience yang mendengarkan dan para
audience sering kali memberikan pengertian lain yang dimaksudkan pembicara
(Suryosubroto, 2002).
F. Media
PPT, Lembar balik, Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan

Waktu Acara Penanggung jawab


10.00-10.05 Pembukaan Penyelenggara
10.05-10.20 Penyampaian Materi Penyelnggara
10.10-10.25 Tanya jawab Penyelenggara
10.25-10.30 Penutup Penyelenggara

H. Evaluasi (kriteria struktur, Prosedur dan Hasil)


a. Evaluasi Struktur
1. Pemateri dan peserta pada posisi yang sudah direncanakan
2. Media dan alat memadai
3. Waktu dan pelaksanaan tepat waktu
4. Lingkungan tenang dan mendukung
b. Evaluasi Proses
1. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tepat waktu sesuai yang direncanakan
2. Pemateri menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
dimengerti keluarga pasien
3. Keluarga pasien mendengarkan dengan penuh perhatian
4. Keluarga pasien berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan

20
5. Tujuan khusus dapat dicapai
c. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti konseling gizi, keluarga pasien mampu:
1. Mengerti dan menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus
2. Mengerti dan menjelaskan Gejala Diabetes Mellitus
3. Mengerti dan menjelaskan Faktor Risiko Diabetes Mellitus
4. Mengerti dan menjelaskan jenis-jenis Diabetes Mellitus
5. Mengerti dan menjelaskan Diet Diabetes Mellitus (3J)

21
Lampiran 2. Daftar Hadir Peserta

22
Lampiran 3. Media Edukasi

Lembar Balik

23
24
Leaflet

25
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

26

Anda mungkin juga menyukai