Anda di halaman 1dari 160

TINJAUAN PELAKSANAAN GENERAL CONSENT

PADA PASIEN BARU RAWAT JALAN RSUP dr. SARDJITO


YOGYAKARTA TAHUN 2020

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG

Oleh

Bhre Diansyah D.K


NIM G41162075

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
TINJAUAN PELAKSANAAN GENERAL CONSENT
PADA PASIEN BARU RAWAT JALAN RSUP dr. SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2020

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan


Program Studi D-IV Gizi Klinik
Jurusan Kesehatan

Oleh

Bhre Diansyah D.K


NIM G41162075

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020

ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER

LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN PELAKSANAAN GENERAL CONSENT


PADA PASIEN BARU RAWAT JALAN RSUP dr. SARDJITO
YOGYAKARTA TAHUN 2020

Bhre Diansyah D.K


NIM G41162075

HALAMAN PENGESAHAN
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang dan dinyatakan lulus

Tim Penilai

Ketua Penguji Sekertaris Penguji

Gamasiano Alfiansyah S.KM M.Kes. Sustin Farlinda, S.Kom.,MT


NIP. 199004052018031001 NIP. 19720204 200112 2 003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan

Sustin Farlinda, S.Kom.,MT


NIP. 19720204 200112 2 003

iii
RINGKASAN

Tinjauan Pelaksanaan General Consent Pada Pasien Baru Rawat Jalan


Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, Bhre Diansyah, NIM G41162075,
Tahun 2020, Kesehatan, Politeknik Negeri Jember, Gamasiano Alfiansyah S.KM,
M.Kes. (Pembimbing I), Sugeng, S.KM., MM. (Pembimbing II).

Rumah sakit ialah institusi pelayanan kesehatan yang menyediakan


pelayanan kesehatan perorangan seperti pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat (Kemenkes RI, 2010). Menurut Kemenkes (2009) fungsi rumah
sakit adalah sebagai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis, penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulian kesehatan sesuai
dengan standart pelayanan rumah sakit, penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan serta penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan kesehatan. Rumah sakit
wajib memberikan pelayanan yang aman, bermutu
Formulir general consent atau persetujuan umum. Formulir general
consent (persetujuan umum) adalah pernayatan persetujuan untuk menerima
layanan kesehatan yang diperoleh dari seseorang selama proses asupan pada
pengunjungan awal, sebelum penyediaan layanan kesehtan yang harus diferivikasi
oleh atau tanda tangan wali sah dan penerima kesehatan tersebut (Puspitasari,
2014). Menurut standar akreditasi KARS 2012 dalam elemen akreditasi HPK 6,3
pemberian general consent atau formulir persetujuan umum diberikan kepada
pasien baru rawat jalan maupun rawat inap dengan jelas dalam cakupan dan batas-
batasanya , oleh sebab itu maka pasien ataupun keluarga pasien hendaknya dapat
mengetahui dan mengerti isinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan general
consent yang ada pada rumah sakit dr. Sardjito , metode penelitian yang

iv
digunakan yaitu metode deskriptif dengan menggunkan data primer yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada petugas pendaftaran.
Hasil penelitian ini yaitu Petugas pendaftaran sering kali tidak
melaksanakan pemberian informasi general consent kepada pasien baru
dikarenakan kebanyakan petugas lebih mementingkan kecepatan dalam
mendaftarkan pasaien serti menurunkan waktu tunggu pasien serta menurunkan
keluhan yang di terima Sehingga membutuhkan upaya peningkatan pelaksanaan
dan pengisian formulir general consent pihak rumah sakit dr.Sardjito khususnya
petugas pendaftaran memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap
penanggungjawab pasien dengan cara melakukan komunikasi dengan baik agar
pemberian infomasi kepada pasien tersampikan dengan baik.

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah serta pertolonganNya, sehingga laporan praktek kerja lapang yang
berjudul Tinjauan Pelaksanaan General Consent Pada Pasien Baru Rawat Jalan
RSUP dr. Sardjito Yogayakrta Tahun 2020 Yogyakarta dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Proses penyelesaian laporan ini dibantu oleh banyak
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Saiful Anwar S.TP, MP, selaku Direktur Politeknik Negeri Jember dan Ir. Abi
Bakri, M.Si Wakil Direktur Bidang Akademik
2. Sustin Farlinda, S.Kom., MT, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
3. Atma Deharja, S.KM, M.Kes. selaku ketua rogram studi rekam medik
Politeknik Negeri Jember
4. Gamasiano Alfiansyah S.KM. M.kes. sebagai dosen pembimbing saya
5. Gamasiano Alfiansyah S.KM. M.kes. sebagai dosen koordinator praktek kerja
lapang
6. Seluruh Dosen Rekam Medik Jurusan Kesehatan dan civitas Akademika
Politeknik Negeri Jember
7. Direksi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan ijin praktek
kerja lapang di Rumah Sakit Umum Pendidikan Dr. Sardjito
8. Pimpinan, Staf, dan Karyawan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Laporan praktek kerja lapang ini masih belum sempurna dan perlu
perbaikan dari berbagai aspek atau bagian, maka itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga hasil
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, April 2020

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PRAKATA
HALAMAN RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Umum................................................... 4
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................... 4
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................. 4
1.2.3 Manfaat PKL..................................................................... 4
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja......................................................... 4
1.3.1 Lokasi................................................................................ 4
1.3.2 Jadwal Kerja...................................................................... 4
1.4 Metode Pelaksanaan................................................................. 5
1.4.1 Sumber Data...................................................................... 5
1.4.2 Pengumpulan Data............................................................ 5
BAB 2. KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr.
SARDJITO YOGYAKARTA....................................................... 6
2.1 Sejarah Rumah Sakit............................................................... 6
2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit.......................................... 7
2.3 Kondisi Lingkungan................................................................. 8
2.3.1 Kepemilikan Rumah sakit ................................................ 8
2.3.2 Tipe Rumah sakit .............................................................. 8

vii
2.3.3 Visi dan Misi Rumah Sakit .............................................. 8
2.3.4 Jenis Pelayanan.................................................................. 10
BAB 3. KEGIATAN UMUM RSUP dr. SARDJITO YOGYAKARTA. 12
3.1 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Manajemen
Informasi Kesehatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun
2020............................................................................................ 12
3.1.1 Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis yang digunakan di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta........................................ 12
3.1.2 Identifikasi Alur dan Prosedur dalam Penyelenggaraan Sistem
Rekam Medis................................................................... 18
3.1.3 Identifikasi Jenis-Jenis Formulir Rawat Jalan, Rawat Inap dan
Unit Gawat Darurat Berikut formulir-formulir yang digunakan
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.................................... 23
3.1.4 Kegiatan Assembling........................................................ 26
3.1.5 Identifikasi Prosedur Pelaksanaan Retensi Atau Penyusutan
Rekam Medis, Meliputi Pemilahan, Penyimpanan Rekam Medis
In Aktif, Penilaian Dan Pemusnahan Rekam Medis.........30
3.2 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Klasifikasi
dan Kodefikasi Penyakit Serta Masalah Terkait dengan
Kesehatan dan Tindakan Medis Di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta Tahun 2020.......................................................... 31
3.2.1 Alur Pelaksanaan Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi
Diagnosis Penyakit dan Tindakan Medis Rawat Jalan di RSUP
Dr. Sardjito........................................................................ 31
3.2.2 Alur Pelaksanaan Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi
Diagnosis Penyakit dan Tindakan Medis Rawat Inap di RSUP
Dr. Sardjito........................................................................ 32
3.2.3 Hasil Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Penyakit
dan Tindakan Medis ......................................................... 33

viii
3.2.4 Kegiatan Indeksing / Tabulasi (dengan menggunakan kartu
indeks / komputerisasi)...................................................... 37
3.3 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Hukum
dan Etika Profesi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun
2020......................................................................................... 37
3.3.1 Pengertian Hukum Dan Etika Profesi Dalam Rekam Medis 37
3.3.2 Penggunaan Rekam Medis Dalam Aspek Hukum............ 38
3.3.3 Dasar Hukum Rekam Medis Secara Umum...................... 38
3.3.4 Kebijakan Rumah Sakit Tentang Keamanan dan Kerahasiaan
Rekam Medis..................................................................... 40
3.4 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam
Medis Dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Statistik
Rekam Medis Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2020
................................................................................................. 46
3.4.1 Alur Dan Prosedur Pengumpulan, Pengolahan, Analisis Dan
Penyajian Data Statistik Rumah Sakit............................... 46
3.4.2 Jenis formulir pengumpulan data untuk statistik kesehatan di
RSUP Dr. Sardjito............................................................. 48
3.4.3 Informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan
keputusan di RSUP Dr. Sardjito........................................ 50
3.4.4 Pengumpulan Data Penyakit dan Tindakan Medis untuk
Penyusunan Laporan Morbiditas (Rawat Jalan dan Rawat Inap)
di RSUP Dr. Sardjito......................................................... 60
3.4.5 Prosedur dan Pencatatan dan Pelaporan Data Mortalitas di
RSUP Dr. Sardjito............................................................. 60
3.4.6 Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Data Indikator
Pelayanan Rumah Sakit di RSUP Dr. Sardjito.................. 61
3.4.7 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Penyajian Data 10
Besar Penyakit (Rawat Jalan dan Rawat Inap) di RSUP Dr.
Sardjito.............................................................................. 62

ix
3.4.8 Pemanfaatan Data 10 Besar Penyakit Terbesar Rawat Jalan dan
Rawat Inap untuk Kepentingan Manajemen Rumah Sakit di
RSUP Dr. Sardjito............................................................. 63
3.5 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam
Medis Dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Manajemen
Mutu Rekam Medis Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun
2020............................................................................................ 63
3.5.1 Identifikasi Standar Akreditasi Pelayanan Rekam Medis yang
Berlaku di Rumah Sakit.................................................... 63
3.5.2 Identifikasi dan Analisis Sasaran Mutu Rekam Medis..... 64
3.5.3 Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Rekam Medis (Quality
Assurance)......................................................................... 75
3.6 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam
Medis Dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Manajemen
Unit Kerja Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2020. 76
3.6.1 Identifikasi SDM di Unit Kerja Rekam Medis.................. 76
3.6.2 Struktur Organisasi di Instalasi Catatan Medik................. 78
3.6.3 Tugas dan Fungsi Unit-Unit Terkait di Rumah Sakit, seperti
Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap dan Unit Gawat Darurat
........................................................................................... 79
3.6.4 Fungsi dan Peran Perekam Medis dalam Aspek-Aspek
Manajemen........................................................................ 85
3.6.5 Sarana Penunjang Penyimpanan Rekam Medis................ 86
3.7 Aspek Teknologi Dan Informasi Kesehatan............................ 88
3.7.1 Mengidentiikasi jenis aplikasi yang digunakan dalam
penyelenggaraan unit rekam medis di rs........................... 88
3.7.2 Indeks Utama Pasien (Master Patient Index).................... 88
3.7.3 Pendaftaran atau Registrasi............................................... 89
3.7.4 Indeks Penyakit dan Tindakan.......................................... 89

BAB 4. KEGIATAN KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr.


SARDJITO YOGYAKARTA....................................................... 117

x
4.1 Gambaran Formulir General Consent di RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta................................................................................ 117
4.1.1 General Consent................................................................ 117
4.1.2 Ruang Lingkup Pelaksana................................................. 117
4.1.3 Penerima General Consent................................................ 118
4.1.4 Persetujuan diberikan berdasarkan kepentingan............... 118
4.2 Alur pemberian General Consent di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta................................................................................ 118
4.3 Identifikasi Permasalahan bagian TPPRJ khususnya pemberian
persetujuan umum (General Consent) di RSUP dr. Sardjito
Yogyakarta................................................................................ 119
BAB 5. PEMBAHASAN.............................................................................. 112
5.1 Mengidentifikasi formulir General Consent di RSUP dr.Sardjito
Yogyakarta................................................................................ 112
5.2 Mengidentifikasi prosedur penerapan pemberian informasi
general consent di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta................ 124
5.3 Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat penerapan general
consent di RSUP dr.Sardjito................................................... 126
5.3.1Mengidentifikasi faktor man (manusia) sebagai faktor
penghambat penerapan general consent di RSUP dr.Sardjito
........................................................................................... 126
5.3.2 Mengidentifikasi faktor facilities (fasilitas) sebagai faktor
penghambat penerapan general consent di RSUP dr.Sardjito
........................................................................................... 127
5.3.3 Mengidentifikasi faktor method (metode) sebagai faktor
penghambat penerapan general consent di rsup dr sardjito
........................................................................................... 129
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 131
6.1 Kesimpulan.............................................................................. 131
6.2 Saran........................................................................................ 131

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 132

xi
LAMPIRAN.................................................................................................. 134

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Sruktur Organisasi dan Tata Kerja Instalasi Catatan Medik...... 7
Gambar 3.1 Tanda Peringatan dan Fasilitas Fingerprint di Depan Ruang Filing
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta................................................. 41
Gambar 3.2 Tanda Peringatan yang Terdapat di Setiap Sisi Ruang Penelitian di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta................................................. 41
Gambar 3.3 Analisis Pemberian Informasi Bulan Januari 2020.................... 70
Gambar 3.4 Analisis Pemberian Informasi Bulan Februari 2020.................. 70
Gambar 3.5 Menu Home................................................................................ 91
Gambar 3.6 Menu Login................................................................................ 92
Gambar 3.7 Pendaftaran Rawat Jalan............................................................ 92
Gambar 3.8 Set Default Entry........................................................................ 93
Gambar 3.9 Pencarian Data Pasien................................................................ 93
Gambar 3.10 Pencarian Pasien Rujukan Rawat Jalan................................... 94
Gambar 3.11 Tampilan Pendaftaran Rawat Inap........................................... 94
Gambar 3.12 Reservasi Rawat Inap............................................................... 95
Gambar 3.13 Tampilan Pendaftaran IGD...................................................... 95
Gambar 3.14 Rujukan IGD............................................................................ 96
Gambar 3.15 Reservasi IGD......................................................................... 96
Gambar 3.16 Pencarian Data Pasien.............................................................. 97
Gambar 3.17 Registrasi Utama Rumah Sakit................................................ 97
Gambar 3.18 Rekam Medis........................................................................... 98
Gambar 3.19 Laporan Masuk Keluar............................................................. 98
Gambar 3.20 Laporan Kunjungan Pasien...................................................... 99
Gambar 3.21 Laporan Kelengkapan Berkas RM........................................... 99
Gambar 3.22 Laporan Diagnosa Terbanyak.................................................. 100
Gambar 3.23 Pengembalian Berkas ke Filling.............................................. 100
Gambar 3.24 Tracer Aktif.............................................................................. 101
Gambar 3.25 Cek Berkas Distribusi.............................................................. 101

xiii
Gambar 3.26 Cetak Barcode Distribusi......................................................... 102
Gambar 3.27 Cetak Tracer Distribusi............................................................ 102
Gambar 3.28 Distribusi.................................................................................. 103
Gambar 3.29 Keluar Kertas Tracer................................................................ 103
Gambar 3.30 Monitoring Cetak..................................................................... 104
Gambar 3.31 Monitoring............................................................................... 104
Gambar 3.32 Flowchart System Pendaftaran Rawat Jalan............................ 106
Gambar 3.33 Data Flow Diagram level 0...................................................... 108
Gambar 3.34 DFD Pendaftaran Rawat Jalan................................................. 110
Gambar 3.35 ERD Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Jalan..................... 111
Gambar 3.36 Desain Database SIMRS RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta....... 114
Gambar 5.1 Formulir General Consent Di Rsup Dr Sardjito Yogyakarta..... 123
Gambar 5.2 Alur Pelaksaan Pemberian General Consent............................. 124
Gambar 5.3 formulir general consent di RSUP dr.Sardjito........................... 128

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Hasil Observasi terhadap pelaksaan General Consent.................. 3
Tabel 2.1 Jenis Pelayanan.............................................................................. 10
Tabel 3.1 Hasil Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Penyakit dan
Tindakan Medis............................................................................. 33
Tabel 3.2 Laporan eksternal RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta........................ 51
Tabel 3.3 Laporan Internal Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta............... 57
Tabel 3.4 Data Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito
Bulan Januari 2020........................................................................ 65
Tabel 3.5 Data Kelengkapan Pengisian Rekam Medis RSUP Dr.Sardjito Bulan
Januari 2020.................................................................................. 67
Tabel 3.6 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Bulan Januari
2020............................................................................................... 72
Tabel 3.7 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Bulan 11
Februari 2020................................................................................ 74
Tabel 3.8. Data Sumber Daya Manusia di Instalasi Catatan Medik.............. 76
Tabel 3.9 Data Sarana Prasarana di Ruang Filing......................................... 87
Tabel 4.1 Ketidaksesuaian Pemberian Informasi General Consent Kepada Pasien
Rawat Jalan ................................................................................... 120
Tabel 5.1 Karakteristik Petugas Pendaftaran Rawat Jalan............................. 126

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Persetujuan Setelah Penjelasan................................................. 134


Lampiran 2. Pedoman Wawancara................................................................ 136
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ............................................................... 138
Lampiran 4. Lembar Observasi ..................................................................... 142

xvi
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit ialah institusi pelayanan kesehatan yang menyediakan
pelayanan kesehatan perorangan seperti pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat (Kemenkes RI, 2010). Menurut Kemenkes (2009) fungsi rumah
sakit adalah sebagai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis, penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulian kesehatan sesuai
dengan standart pelayanan rumah sakit, penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan serta penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan kesehatan. Rumah sakit
wajib memberikan pelayanan yang aman, bermutu , anti diskiriminasi dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dapat diukur akreditasi
yang dilakukan secara berkala minimal 3(tiga) tahun sekali.
Akreditasi rumah sakit menurut Kemenkes (2012) yaitu pengakuan terhadap
rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu
memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan. Akreditasi rumah sakit tidak
hanya diukur berdasarkan pelayanan saja, tetapi juga diukur berdasarkan aspek
aspek penunjang lainnya yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Unit Rekam Medis adalah salah satunya.
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain
identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Depkes, 2008).
Sistem penyelenggaraan rekam medis dilakukan ketika pasien datang ke rumah
sakit yaitu proses pendaftaran kemudian dilanjutkan dengan pencatatan data medis

1
2

pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medis di puskesmas, yang


kemudian dilanjutkan dengan sistem pengelolaan berkas rekam medis seperti
assembling, coding, indexing dan filing. Proses pendaftaran pasien menjadi salah
satu bagian utama dalam proses pencatatan rekam medis.
Hak pasien dibagian pendaftaran rawat jalan salah satunya terdapat pada
formulir general consent atau persetujuan umum. Formulir general consent
(persetujuan umum) adalah pernayatan persetujuan untuk menerima layanan
kesehatan yang diperoleh dari seseorang selama proses asupan pada pengunjungan
awal, sebelum penyediaan layanan kesehtan yang harus diferivikasi oleh atau
tanda tangan wali sah dan penerima kesehatan tersebut (Puspitasari, 2014).
Menurut standar akreditasi KARS 2012 dalam elemen akreditasi HPK 6,3
pemberian general consent atau formulir persetujuan umum diberikan kepada
pasien baru rawat jalan maupun rawat inap dengan jelas dalam cakupan dan batas-
batasanya , oleh sebab itu maka pasien ataupun keluarga pasien hendaknya dapat
mengetahui dan mengerti isinya. Pada elemen akreditasi HPK 6,3 menyebutkan
bahwa pasien dan keluarganya berhak diberikan penjelasan tentang lingkup dari
persetujuan umum (Sutoto, et at, 2012).

Berdasarkan hasil observasi selama magang pada tempat pendaftaran pasien


rawat jalan di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta diketahui bahwa pasien baru yang
mendaftar dalam seharinya rata-rata 43,25 pasien dan hampir 89% tidak
mendapatkan penjelasan terkait isi formulir pada general consent. Berikut
merupakan hasil observasi selama tanggal 17 Febeuari hingga tanggal 24 Februari
2020. Observasi dilakukan hanya pada unit rawat jalan di RSUP drSardjito
Yogyakarta.
3

Tabel 1.1 Hasil Observasi terhadap pelaksaan general consent

Jumlah Pasien Yang Mendapatkan


Penjelasan General Consent Jumlah
Ya Tidak
Tanggal Pengamatan Pasien
F % F %
17 Februari 2020 4 11,1% 30 88,9% 34
19 Februari 2020 3 10,3% 26 89,7% 29
20 Februari 2020 3 8,8% 31 91,2% 34
24 Februari 2020 10 13,2% 66 86,8% 76
Rata-Rata 5 10,85% 38,3 89,15% 43,25
Sumber : Data Primer TPPRJ 2020
Berdasarkan Table 1.1 diketahui bahwa rata-rata persentase pasien yang
mendapatkan penjelasan mengenai isi general consent hanya 10,85%. Nilai
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan persentase pasien yang tidak
mendapatkan penjelasan mengenai isi dari general consent. Hasil studi
pendahuluan tersebut tidak sesuai dengan instrument akreditasi KARS 2012 yaitu
HPK 6,3 yang menyeutkan bahwa pasien dan keluarganya harus diberi penjelasan
tentang lingkup dari persetujuan umum (general consent).
Berdasarkan hasil observasi awal yang ditemukan di tempat pendaftaran
pasien rawat jalan di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta diketahui bahwa kurangnya
penjelasan mengenai isi hak dan kewajiban pasien atau keluarga pasien dalam
general consent. Hal tersebut dapat menyebabkan berkurangnya tingkat pelayanan
pemberian informasi terhadap pasien (Aqmalia,2018). Oleh karena itu Gambaran
pelaksanaan General Consent Rumah Sakit dr.Sardjito Yogyakarta diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Tinjauan Pelaksanaan
General Consent Pada Pasien Baru Rawat Jalan Rumah Sakit dr. Sardjito
Yogayakarta tahun 2020”

1.2 Tujuan dan Manfaat Umum


4

1.2.1 Tujuan Umum


Identifikasi pelaksanan General Consent pada pasien baru rawat jalan di
rumah sakit dr. Sardjito Yogyakarta.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Formulir General Consent Di RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta
b. Mengidentifikasi Prosedur Penerapan Pemberian Informasi General
Consent Di Rsup Dr Sardjito Yogyakarta
c. Mengidentifikasi Faktor-Faktor Penghambat Penerapan General Consent
Di Rsup Dr Sardjito
1.2.3 Manfaat PKL
a. Bagi RSUP dr. Sardjioto Yogyakarta
Memberikan referensi tentang prosedur pelaksanaam formulir General
Consent di rumah sakit dr. Sardjito Yogyakarta
b. Bagi Politeknik Negeri Jember
Dapat digunakan sebagai referensi kepustakaan pada penelitian selanjutnya dan
pengembangan ilmu pengetahuan dilingkungan Politeknik Negeri Jember.
c. Bagi Peneliti
1) Mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.
2) Mengembangkan kemampuan dan potensi diri.
3) Mendapatkan pengalaman kerja untuk menjadi tenaga profesi di bidang rekam
medis.

1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja


1.3.1 Lokasi
Praktek Kerja Lapang ini dilakukan pada Instalasi Rekam Medis di RSUP
dr. Sardjito Yogyakarta
1.3.2 Jadwal Kerja
Kegiatan Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2020
- 28 April 2020.
5

1.4 Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada pelaksanaan Praktek
Kerja Lapang di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta sebagai berikut :
1.4.1 . Sumber Data
a. Data primer didapatkan dengan melakukan penelitian terhadap suatu topik.
b. Data sekunder di dapatkan dari laporan-laporan rumah sakit yang
berkaitan dengan manajemen rumah sakit.
1.4.2 . Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan informasi yang dilakukan
dengan pengamatan terhadap objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang akurat dan sesuai dengan keadaan yang ada di
lapangan.
b. Wawancara
Melakukan sesi tanya jawab kepada narasumber mengenai segala seusatu yang
dibutuhkan dalam penelitian.
BAB 2. KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

2.1 Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum Pusar Dr. Sardjito sebagai RSUP pendidikan
membantu memberikan fasilitas utnuk melaksanakan kegiatan pendidikan profesi
calon dokter dan dokter spesialis serta menjadi lahan praktek dari institusi
kesehatan dan non kesehatan baik dari wilayah propinsi. Daerah istimewa
Yogyakarta maupun dari propinsi daerah istimewa yogyakarta bahkan ada dari
luar negeri.
Meskipun rumah sakit Dr. Sardjito mengalami berbagai macam perubahan
status, tidak mempengaruhi kinerja Rumah Sakit Dr. Sardjito dalam
mengembangkan misi dan visinya bahkan penyelenggaraan pelayanan dan SDM
yang dimiliki semakin berkualitas, hal ini dapat dibuktikan dengan turunnya surat
keputusan mentri kesehatan RI No. 1174/MENKES/SK/2004 pada tanggal 18
Oktober 2004 tentang penetapan kelas dr.Sardjito Yogyakarta sebagai RS umum
kelas A yang merupakan rujukan untuk daerah profinsi DIY dan Jawa Tengah
Bagian Selatan.
Gagasan mendirikan Rumah Sakit Umum dan Pendidikan pada satu lokasi
guna pendidikan calon dokkter dan dokter ahli serta untuk pengembangan
penelitian, pertama kali dicetuskan oleh Prof.dr.Sardjito pada tahun 1954, dan
karena dirasakan pula adanya kebutuhan mendesak perlunya Rumah Sakit Umum
Pemerintah (RSUP) guna mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Tengah Bagian
Selatan.
Perjuangan tersebut baru berhasil tahun anggaran 1970/1971 menggunakan
biaya dari Departemen Kesehatan RI dengan lokasi di Pingit, sayangnya setelah
ditinjau oleh Departemen Kesehatan RI dianggap tidak memadai. Setelah
pembicaraan lebih lanjut maka pembangunan RSUP di pindah ke daerah Sekip
dengan nama RSUP Dr. Sardjito. Penggunaan nama tersebut adalah untuk
mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof Dr. Sardjito.

6
7

RSUP dr.Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74


tanggal 13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh
DepKes RI melalui Dir.Jen.Yan.Med. tugas utamanya adalah melakukan
pelayanan kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi
masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna
kepentingan pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Falkutas Kedokteran
UGM.
Berdasarkan SK bersama antara MenKes RI dan Mentri P & K RI No.
522/MenKes/SKB/X/81 no. 02883a/U/1981 tanggal 2 oktober 1981 telah
dilakukan penggabungan RS UGM ke dalam RSUP dr.Sardjito dengan
memanfaatkan fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari
Departemen Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi
lain terkait. Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP dr.sardjito telah dibuka secara
resmi oleh presiden RI Soeharto.

2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit


Sruktur Organisasi dan Tata Kerja Instalasi Catatan Medik

Gambar 2.1 Sruktur Organisasi dan Tata Kerja Instalasi Catatan Medik
8

2.3 Kondisi Lingkungan


2.3.1 Kepemilikan Rumah sakit
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta adalah milik
Kementerian Kesehatan RI dan bertanggung jawab langsung kepada Kementerian
Kesehatan RI melalui Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Hal ini berdasarkan SK
bersama antara Men.Kes RI dan Menteri P dan K RI No. 522/Men.Kes/SKB/X/81
no.0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan penggabungan RS
UGM ke dalam RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan fasilitas pemerintah,
baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen Kesehatan RI, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan serta instansi lain terkait.

2.3.2 Tipe Rumah sakit


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
126/Ka/B.VIV/1974 tanggal 13 Juni 1974 RS Dr. Sardjito merupakan Rumah
Sakit Umum tipe B pendidikan yang berada di bawah pengawasan langsung dan
bertanggungjawab kepada Departemen Kesehatan melalui Dirjen Pelayanan
Medis. Pada tahun 2004, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1174/MenKes/SK/X/2004 RS Dr. Sardjito menjadi Rumah Sakit Pemerintah
tipe A.

2.3.3 Visi dan Misi Rumah Sakit


a. Visi:
Menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan Nasional berstandar
Internasional yang terkemuka pada tahun 2019.
b. Misi:
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima, berstandar
Internasional yang terkemuka dan terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat, melalui pembinaan akuntanbilitas korporasi dan profesi.
2) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas.
9

3) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi kedokteran/kesehatan (IPTEKDOKKES) yang
berwawasan global.
4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

c. Maksud dan Tujuan


1) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang akuntabel dengan
paradigma sehat yang bermutu prima, paripurna, terjangkau dan
menjalankan fungsi sebagai pusat rujuksn di wilayahnya.
2) Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan yang mampu
menghasilkan SDM yang profesional, kompeten dan berkualitas.
3) Terselenggaranya penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran
klinik dan ilmu kesehatan lain sehingga menjadi suatu pusat penelitian
kesehatan yang terkemuka.
4) Terwujudnya kesejahteraan karyawan yang memadai.
5) Terwujudya kemandirian rumah sakit.

d. Luas, Letak dan Situasi


Luas Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta adalah 8,4 Hektar.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta letaknya sangat
strategis yakni di Jl. Kesehatan No. 1. Sekip, Yogyakarta dengan situasi dan
kondisi sangat baik dan nyaman didampingi dengan kawasan kampus Universitas
Gadjah Mada khususnya Fakultas Kedokteran yang berada di tengah kota dengan
sarana transportasi yang memadai sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
10

2.3.4 Jenis Pelayanan


Tabel 2.1 Jenis Pelayanan
Layanan
Layanan Rawat Jalan Layanan Layanan
No Gawat
Poliklinik Tindakan Penunjang
Darurat
1 Akupuntur Rawat Trancitory Laboratorium
Darurat Surgery Klinik
2 Anesthesi Klinik 24 jam Home Care Radiodiagnosti
k
3 Bedah Anak Patologi
Anatomi
4 Bedah Mulut
5 Bedah Orthopedi dan
Traumatologi
6 Bedah Plastik
7 Bedah Saraf
8 Bedah Thorax dan
Vaskuler
9 Bedah Umum
10 Bedah Urologi
11 Edelweis
12 Gangguan Tidur
13 General Check Up
14 Geriatri
15 Gigi dan Mulut
16 Gizi
17 Herbal
18 Jantung Terpadu
19 Jantung (cardiologi)
20 Kanker Terpadu
21 Kesehatan Anak
22 Kesehatan Jiwa
23 Kedokteran Nuklir
24 Kesehatan Reproduksi
(infertilitas)
25 Kontrasepsi Mantap
26 Kulit dan Kelamin
27 Mata
28 Maternal
29 Memori dan Gangguan
Tidur
30 Obsgyn
31 PTRM
32 Penyakit Dalam
33 Perinatal
11

Layanan
Layanan Rawat Jalan Layanan Layanan
No Gawat
Poliklinik Tindakan Penunjang
Darurat
34 Perjanjian Cemul
35 Poli 24 jam
36 Poliklinik IRNA 1
37 Wijaya Kusuma
38 Psikologi
39 Pulmonologi (Paru)
40 Radioterapy RJ
41 Rawat Jalan IBS
42 Rehab Medik
43 Saraf
44 Estetika
45 THT-KL
46 Tumbuh Kembang
47 UPKT-PA Sekar Arum
48 Unit Stroke Rajal
49 Urologi
Sumber : Data Sekunder (2019)
BAB 3. KEGIATAN UMUM RSUP dr. SARDJITO YOGYAKARTA

3.1 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam Medis dan


Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Manajemen Informasi
Kesehatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2020
Deskripsi kompetensi dari aspek manajemen informasi kesehatan yaitu
perekam medis mampu mengelola rekam medis dan informasi kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan medis, administrasi dan kebutuhan informasi
kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Berikut ini
hasil penyelenggaraan manajemen rekam medis berdasarkan aspek manajemen
informasi kesehatan di RSUP Dr. Sardjito tahun 2020:
3.1.1 Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis yang digunakan di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta
a. Sistem Penamaan
Sistem penamaan merupakan suatu sistem yang pada dasarnya digunakan
untuk memberikan identitas kepada seorang pasien. Dengan menerapkan sistem
ini digunakan untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang
lainnya dan juga untuk menciptakan keseragaman tata cara menuliskan nama
pasien, sehingga dapat mempermudah dalam proses pelayanan kesehatan kepada
pasien yang datang berobat ke rumah sakit (Depkes RI, 2014). Penamaan pasien
di di RSUP Dr. Sardjito dituliskan secara lengkap sesuai dengan Kartu Pengenal
yang dimiliki oleh pasien seperti KTP/Kartu Keluarga/ SIM yang dimiliki pasien.
Penambahan status diberikan kepada pasien saat melakukan proses identifikasi
nama diikuti dengan singkatan. Singkatan yang diberikan dituliskan di belakang
nama pasien, khusus nya pada penamaan bayi di RSUP Dr. Sardjito contohnya :
Setyani By Ny. Penulisan gelar/ pangkat pada RSUP dr Sardjito dituliskan di
belakang nama pasien, untuk nama pasien yang seharusnya mempunyai gelar di
depan namanya maka gelar tetap dituliskan di belakang nama pasien, misalnya
pada pasien yang yang memiliki gelar ST, maka penulisan nama ditulis Nuryanto
Setyawan ST. Nama pada sampul berkas rekam medis pasien di RSUP Dr Sardjito
diketik dengan menggunakan huruf kapital.

12
13

b. Sistem Penomoran
Berdasarkan Departemen Kesehatan RI (2014) sistem penomoran dalam
pelayanan rekam medis yaitu tata cara penulisan nomor yang diberikan kepada
pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas dari pasien yang
bersangkutan. Ada 3 cara atau sistem penomoran rekam medis yaitu Pemberian
nomor seri (Serial Numbering System), (Unit Numbering System), dan Serial Unit
Numbering System). Penomoran di RSUP Dr Sardjito Menggunakan Unit
Numbering System. Pemberian Nomor rekam medis akan diperoleh secara
otomatis dari SIMRS pada saat pasien teregistrasi sebagai pengunjung rawat jalan
maupun gawat darurat. Selanjutnya dalam pelaksanaan setiap pasien (baik rawat
jalan atau rawat inap) hanya diperbolehkan memiliki satu nomor rekam medis
yang senantiasa dipakai sebagai nomor identitas pasien yang bersangkutan setiap
kali datang ke RSUP Dr. Sardjito dan dipakai seumur hidup, satu nomor hanya
dipakai oleh satu pasien. Apabila satu orang pasien yang mempunyai dua nomor
rekam medis atau lebih, akan menggunakan nomor yang sering dipergunakan
pasien untuk pelayanan rawat inap, sedangkan nomor yang lain dibatalkan. Bila
terdapat duplikasi berkas rekam medis pada seorang pasien maka akan
dilaksanakan penggabungan berkas rekam medis ke nomor rekam medis yang
ditetapkan pada saat proses penggabungan nomor.
c. Sistem Penyimpanan
Penyimpanan berkas rekam medis di RSUP Dr. Sardjito menggunakan
sistem penyimpanan sentralisasi, yaitu suatu sistem penyimpanan ke dalam satu
folder tempat penyimpanan yang terdiri dari rekam medis aktif pasien rawat
jalan, rawat darurat, dan rawat inap. Kelebihan penyimpanan sentralisasi yaitu :
1. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan berkas
rekam medis.
2. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan utuk peralatan ruangan.
3. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah
distandarisasikan.
4. Memungkinkan peningkatan efesiensi kerja petugas penyimpanan.
14

5. Mudah untuk menerapkan sistem unit record RSUP Dr. Sardjito menggunakan
rak penyimpanan Roll O’Pack dan rak filing statis.

Sistem penyimpanan pada nomor rekam medis terdiri dari 8 angka (digit)
00000001 s/d 99999999. Penomoran di RSUP dr Sardjito menggunakan kode
warna yang terdiri dari :
0 = ungu 5 = coklat
1 = orange 6 = hijau muda
2 = hijau tua 7 = biru tua
3 = biru muda 8 = kuning
4 = pink 9 = merah
Ruang penyimpanan dokumen rekam medis aktif di lengkapi dengan 6 unit
komputer, AC, Roll O’Pack, tangga bantu untuk bagian file, troli untuk membawa
dokumen rekam medis, APAR (Alat Pemadam Api Ringan), Alat P3K, stopper
besi yaitu alat bantu agar tidak terjepit pada Roll O’Pack, dan dumbwaiter untuk
mendistribusikan dokumen rekam medis ke setiap lantai. Sistem pemeliharaan
berkas rekam medis di RSUP Dr. Sardjito yaitu jika ada map folder yang rusak
diganti dengan map folder baru, jika ditemukan berkas rekam medis yang tidak
sesuai dengan nomor TDF nya maka diurutkan atau di tata pada tempatnya.
d. Sistem Penjajaran
Sistem penjajajaran yang digunakan di RSUP Dr. Sardjito menggunakan
angka akhir atau Terminal Digit Filing. Penjajajaran berkas rekam medis dengan
sistem angka akhir di rak filing dilakukan dengan menjajarkan berkas rekam
medis berdasarkan urutan nomor rekam medis kelompok akhir. Artinya 2 angka
pada kelompok akhir ini dijadikan sebagai kunci penyimpanan berkas rekam
medisnya. Pelaksanaan untuk menjalankan sistem ini, terlebih dahulu disiapkan
rak penyimpanan dengan membaginya menjadi 00 - 99 nomor sesuai dengan 2
angka kelompok akhir tersebut, mulai dari angka akhir 00 dan seterusnya sampai
nomor 99. Kemudian cara menyimpannya pada setiap rak diisi berkas rekam
medis dengan nomor rekam medis berdasarkan kelompok akhir, kelompok akhir
pada sistem terminal digit filing sebagai digit pertama (primary digit) sebagai
15

patokan dalam penyimpanan. Selanjutnya secara beturut-turut (di depannya)


dengan berpatokan pada 2 angka kelompok angka tengah sebagai digit kedua
(secondary digit), patokan berikutnya pada 2 angka sebagai digit ketiga (tertiary
digit) dan terakhir sebagai patokannya pada 2 angka kelompok pertama sebagai
digit keempat. Kelebihan dari sistem penjajaran terminal digit filing adalah:
1. Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar secara merata ke 100
kelompok di dalam rak penyimpanan. Petugas penyimpanan tidak akan
berdesak-desakan di suatu tempat.
2. Petugas dapat diberi tanggung jawab untuk sejumlah nomor tertentu misalnya
ada 4 petugas masing-masing 00-24, 25-49, 50-74, 75-99.
3. Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan
jumlah rekam medis yang hampir sama setiap harinya untuk setiap bagian.
4. Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari setiap
nomor.
5. Jumlah rekam medis untuk setiap nomor terisi dan bisa dihindarkan
timbulnya rak-rak kosong.
6. Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis, membantu memudahkan
perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak)
7. Kekeliruan penyimpanan dapat dicegah, jika ditambah kode warna.

e. Sistem Pengendalian
Sistem pengendalian rekam medis memerlukan suatu peraturan/ ketentuan
untuk mengendalikan dokumen rekam medis. Sistem Pengendalian rekam medis
RSUP Dr. Sardjito terdiri dari prosedur peminjaman, prosedur pendistribusian,
dan prosedur pengembalian. Rekam medis rawat jalan yang berobat ulang
dikendalikan dengan SIMRS.
1. Prosedur Penjaminan
Petugas rekam medis mengeluarkan berkas rekam medis apabila ada
permintaan baik untuk keperluan pasien berobat ulang atau keperluan lain
(Depkes RI, 2014). Setiap petugas di RSUP Dr. Sardjito baik dokter, perawat,
16

mahasiswa dan petugas lainnya yang hendak melakukan peminjaman dokumen


rekam medis harus mengikuti prosedur yang berlaku yaitu :
a) Pasien dirawat ulang
1) Menulis di kertas tracer (tgl, no, nama, bangsal)
2) Masukan dalam kantong tracer
3) Pengambilan berkas ke rak file dan mengganti dengan tracer
b) Pelayanan residen
1) Membawa surat pengantar dari kepala unit dan proposal penelitian yang
akan dilakukan
2) Membawa surat ijin penelitian dari bag pendidikan dan penelitian
RSUP Dr. Sardjito
c) Pelayanan mahasiswa kedokteran (co as)
1) Membawa surat ijin dari kepala unit
2) Membawa surat ijin dari bag diklit RSUP Dr. Sardjito
d) Pelayanan mahasiswa fakultas lain
1) Membawa surat ijin dari dekan/ fakultas
2) Membawa surat ijin penelitian dari bag diklit RSUP Dr. Sardjito
e) Ketentuan lain
1) Penggunaan berkas rekam medis hanya diperkenankan di dalam ruang
rekam medis (tidak dibenarkan membawa berkas rekam medis keluar
dari ruan penyimpanan/ difotokopi).
2) Dilarang ada penghapusan dengan cara apapun

2. Prosedur Pendistribusian
Berkas rekam medis dikirim ke poliklinik atau unit tujuan dibawa oleh
petugas rekam medis yang sudah diberi kewenangan untuk membawa berkas
rekam medis (Depkes RI, 2014) Pendistribusian berkas rekam medis di RSUP Dr.
Sardjito dilakukan oleh petugas distribusi. Semua dokumen rekam medis yang
keluar dan masuk dari ruang filing untuk kepentingan pelayanan pasien harus
melalui petugas distribusi. Setelah dokumen rekam medis atau yang disebut status
di RSUP Dr. Sardjito diambil oleh petugas filing dari roll o’pack atau dari rak
17

penyimpanan kemudian Petugas distribusi melakukan pengendalian dengan cara


scan barcode yang tertera di berkas rekam medis pasien di SIMETRIS kemudian
disortir berdasarkan poli yang dituju, lalu petugas distribusi di basement mengirim
berkas menggunakan dumbwaiter atau lift berkas ke setiap lantai, kemudian
petugas distribusi di setiap lantai mengambil berkas rekam medis di dumbwaiter
yang ada di tiap lantai tersebut, lalu diantar ke setiap poli yang ada di lantai
tersebut. Pada RSUP Dr. Sardjito terdapat kebijakan maksimal waktu penyedian
berkas dari dilakukan regristrasi di TPPRJ sampai berkas ditemukan yaitu ≤10
menit, maksimal waktu petugas distribusi mulai mengirim berkas dari basement
sampai berkas sampai di poli tujuan pasien yaitu ≤20 menit. Total waktu dari
dilakukan regristrasi di TPPRJ sampai berkas tersebut sampai di poli yaitu ≤30.
Sistem pendistribusian rekam medis di RSUP Dr. Sardjito sudah sesuai dengan
teori yaitu pendistribusian berkas dilakukan oleh petugas distribusi. Total waktu
dari dilakukan regristrasi di TPPRJ sampai berkas tersebut sampai di poli masih
terdapat keterlambatan yaitu ≥30 menit.
3. Sistem Pengembalian
Standar Pengembalian dokumen rekam rawat jalan di RSUP Dr. Sardjito
yaitu 1x24 jam yaitu dimulai dari setelah pasien selesai dilakukan pemeriksaan di
poliklinik lalu petugas distribusi mengambil dokumen rekam medis dari poliklinik
lalu di bawa ke ruang koding rawat jalan, setelah selesai koding dokumen rekam
medis di bawa atau di kirim melalui drumweter ke ruang penyimpanan. Standar
pengembalian berkas rawat inap di RSUP Dr. Sardjito yaitu 1x 24 jam yaitu
dimulai dari setelah pasien pulang oleh dokter, lalu dokumen rekam medis di
verifikasi kelengkapannya oleh petugas verifikasi, kemudian dokumen rekam
medis di koding di setiap bangsal, setelah di koding dokumen tersebut kembali ke
instalasi catatan medik untuk dilakukan proses assembling dan penggabungan.
Realisasi Pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSUP Dr. Sardjito
belum bisa mencapai standar 1x24 jam. Pengembalian berkas rekam medis rawat
inap pada bulan Februari yaitu 56,2% .
18

3.1.2 Identifikasi Alur dan Prosedur dalam Penyelenggaraan Sistem Rekam Medis
a. Prosedur Penerimaan Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD

1. Prosedur penerimaan pasien rawat jalan baru di RSUP Dr. Sardjito adalah
sebagai berikut:

a) Pasien mengambil nomor antrian


b) Pasien menunggu di ruang tunggu (counter pendaftaran)
c) Petugas di TPP :
1) Memberikan formulir isian data identitas pasien untuk diisi dan
ditandatangani oleh pasien atau keluarga, serta dilampiri kartu
identitas resmi yang masih berlaku.
2) Meneliti kelengkapan pengisian formulir data identitas pasien
3) Mewawancarai pasien atau keluarganya untuk mendapatkan
identitas sosial pasien yang belum terisi dalam form data identitas
pasien
4) Melayani pendaftaran pasien baru (sesuai nomor antrian ) dengan
memasukan data sosial pasien ke dalam komputer (SIMRS)
5) Mencetak kartu pasien dengan printer cetak kartu
6) Mencetak SEP khusus untuk pasien dengan jaminan BPJS dengan
printer cetak SEP
7) Mencetak rincian biaya menggunakan printer cetak billing
8) Prosedur penerimaan pasien mencetak ringkasan riwayat klinik
dan label barcode melalui printer di urusan distribusi
9) Memberi penjelasan sesuai kebutuhan informasi pasien/ keluarga
10) Menunjukan proses proses selanjutnya kepada pasien dan arah
menuju klinik yang akan dikunjungi oleh pasien.

2. Pasien rawat jalan lama di RSUP Dr. Sardjito adalah sebagai berikut:
a) Pasien lama mengambil nomor antrian dengan mesin antrian yang
tersedia.
19

b) Pasien menunggu di ruang tunggu pasien lama, jika menggunakan


jaminan asuransi BPJS maka melalui proses verifikasi kelengkapan
jaminan
c) Petugas TPP RJ melakukan prosedur pendaftaran sesuai nomor antrian
pasien yang akan berobat kembali di counter penerimaan pasien lama
dengan meng-entry nomor RM pasien atau barcode pada komputer
SIMRS
d) Mencari nomor rekam medis pasien lama yang tidak membawa kartu
pasien (lupa/hilang) dengan komputer SIMRS
e) Mencetak SEP khusus untuk pasien dengan jaminan
f) Mencetak perincian biaya perawatan
g) Mencetak nomor rekam medis pasien pada tracer sesuai klinik yang
akan dituju
h) Memberi penjelasan pasien yang berkunjung ulang ke rumah sakit
i) Menunjukan proses proses yang selanjutnya kepada pasien dan arah
menuju klinik yang dikunjungi oleh pasien.
3. Prosedur penerimaan pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito sebagai
berikut:
a) Mendaftar pasien yang akan masuk perawatan (rawat inap) dengan
form yang telah ditentukan, dengan entri data sosial pada komputer
SIMRS
b) Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang hak dan
kewajiban pasien selama menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito
c) Pasien atau keluarga menandatangani surat pernyataan (concent) yang
telah disediakan
d) Memasukan diagnose masuk pada aplikasi SIMRS yang telah
disiapkan
e) Mencetak label data sosial pasien
f) Memasukan jaminan biaya perawatan pada aplikasi SIMRS
g) Membuat laporan setiap periode jam kerja
20

4. Prosedur penerimaan pasien UGD di RSUP Dr. Sardjito adalah sebagai


berikut :
a) Setelah pelayanan rawat darurat dan menyatakan menggunakan
fasilitas JKN, pasien dan atau keluarganya dapat menunjukan kartu
kepersertaan JKN atau cukup menyampaikan informasi
kepesertaannya di loket registrasi IGD
b) Petugas registrasi rawat darurat mengimputkan dalam SIMRS pasien
tersebut adalah pasien dengan asuransi JKN
c) Setelah selesai pelayanan di IGD, pasien atau keluarganya
dipersilahkan menyelesaikan administrasi
d) Petugas administrasi (sekaligus sebagai petugas biling)
menginformasikan jika tidak membawa bukti kepesertaan maka
pasien atau keluarga diberikan kesempatan 3x24 jam untuk
menyerahkan bukti kepesertaan.
e) Jika bukti kepesertaan sudah ada, pasien atau keluarganya
menunjukan kepada petugas regristrasi atau petugas billing untuk
dicetakkan SEP
f) Jika dalam 3x24 jam bukti kepesertaan tidak diserahkan kepada
petugas regristrasi dan petugas billing maka SIMRS secara otomatis
mengubah cara bayar dari “asuransi” menjadi pasien umum.

b. Alur Rekam Medis Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD


1. Alur Rekam Medis Rawat Jalan

a) Pertama Pasien mendaftar di TPP RJ sesuai dengan poliklinik tujuan,


setelah di registrasi dan datanya sudah tersimpan dalam SIMETRISS,
ketika petugas mencetak kwitansi maka tracer akan keluar pada mesin
tracer.
b) Petugas filing mengambil berkas rekam medis yang sudah sesuai
dengan tracer yang keluar, setelah berkas rekam medis ditemukan
kemudian di klik oleh petugas distribusi.
21

c) Petugas distribusi menyortir ke setiap rak poliklinik, kemudian


dimasukan ke dumbwaiter, lalu berkas rekam medis dikirim ke lantai
1, 2, 3, dan 4.
d) Petugas distribusi perlantai mengambil berkas rekam medis untuk
diantarkan ke poli - poli yang berada di setiap lantai,
e) Setelah berkas diantarkan di poliklinik, kemudian diklik terima berkas
di poliklinik tersebut,
f) Berkas yang telah selesai digunakan untuk pemeriksaan pasien rawat
jalan, maka diambil oleh petugas distribusi lalu diantarkan ke bagian
coding,
g) Petugas coding mengklik terima, lalu dikoding dan setelah dikoding
berkas rekam medis dikembalikan dumbwaiter.
h) Berkas yang sudah selesai dikoding lalu diturunkan ke ruang
penyimpanan.

2. Alur Rekam Medis Rawat Inap


a) Pasien atau keluarga pasien mendaftar rawat inap di TPPRI untuk
proses booking kamar atau bangsal
b) Berkas rekam medis rawat inap diambilkan sesuai klasifikasi penyakit
pasien
c) Berkas rekam medis berada di bangsal untuk dilengkapi pada selama
pasien dirawat sampai pulang
d) Berkas rekam medis di verifikasi oleh petugas verifikasi berkas terkait
kelengkapan berkas
e) Berkas rekam medis yang sudah lengkap kemudian di koding,
assembling dan gabung
f) Berkas rekam medis yang telah digabung rawat jalan dan rawat inap
disimpan di rak filing
22

c. Standar Prosedur Operasional (SPO) Sistem Penamaan, Sistem Penomoran


dan Sistem Penyimpanan Standar Prosedur Oprasional (SPO) Sistem
Penamaan di RSUP dr Sardjito:
1. Menyiapkan formulir identitas sosial untuk pasien baru
2. Melakukan cek ulang kelengkapan data sosial pasien
3. Menanyakan kepada pasien/ keluarga apabila ditemukan identitas
yang tidak jelas/ mencocokan dengan kartu identitas pasien
(KTP,SIM,DLL)
4. Melakukan Regristrasi Dengan Melakukan Entry Data Sosial Pasien
Ke Dalam Komputer SIMRS.
5. Mencetak label identifikasi
6. Memberikan gelang identifikasi untuk pasien bayi baru lahir di RSUP
Dr. Sardjito, pasien IGD, pasien RI. Standar Prosedur Oprasional
(SPO).

Penomoran di RSUP Dr. Sardjito otomatis dari SIMETRIS. Standar


Prosedur Oprasional (SPO) Sistem Penyimpanan di RSUP Dr. Sardjito:
1. Penerimaan kembali berkas RM dari poliklinik lengkap dengan sensus
harian
2. Melakukan pengecekan dengan sensus harian antara berkas RM yang
keluar dengan jumlah rm yang dikembalikan
3. Mensortir berkas RM menurut kelompok umur
4. Menyimpan dalam rak file dengan sistem Terminal Digit Filling
(TDF)
5. Mengganti map folder yang rusak dan memperbaiki lembaran yang
lepas.
23

3.1.3 Identifikasi Jenis-Jenis Formulir Rawat Jalan, Rawat Inap dan Unit Gawat
Darurat Berikut formulir-formulir yang digunakan di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
a. Formulir Rawat Jalan
1. Ringkasan Riwayat Klinik
2. Resume Harian Rawat Jalan
3. Penempelan Hasil Laboratorium
4. Lembar Poliklinik Utama
5. General Consent
6. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi Rawat Jalan

b. Formulir Rawat Inap


1. Dokumen Pengantar Rawat Inap dan Ringkasan
a) Ringkasan Riwayat Masuk Dan Keluar
b) Pengantar Rawat Inap
c) Penempelan Surat/Rujukan Dari Rs Dan Lain-Lain
d) Persetujuan Umum/ General Consent
e) Ringkasan Setelah Pasien Keluar Rumah Sakit
f) Check List Pasien Pindah Ruangan
g) Pengalihan Pelayanan/Pasien Pindah Ruang
h) Ringkasan Untuk Alih Rawat
i) Surat Keterangan Kematian
j) Surat Pengiriman Jenazah
k) Surat Penyerahan Jenazah
l) Laporan Kematian
m) Sebab Kematian
n) Assesment Ulang Pasien Dirawat
2. Dokumen Rekam Medis Utama
a) Assesment Awal Rawat Inap
b) Rekam Medis Utama Ksm
c) Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap
24

d) Rencana Penatalaksanaan Terintegrasi


e) Discharge Planning Medis
f) Pengkajian Keperawatan Rawat Intensif
g) Monitoring 24 Jam
3. Dokumen Pemeriksaan Penunjang
a) Penempelan Hasil Laboratorium
b) Penempelan Hasil Diagnostik
4. Catatan Perkembangan Terintregasi
a) Catatan Perkembangan Daftar Instruksi Dan Implementasi
Terintegrasi
b) Pemberian Pendidikan Kesehatan Pasien/Keluarga Interdisplin
c) Instruksi Dan Pelaksanaan Pemberian Obat
d) Rekonsiliasi Obat
e) Tindakan Fisioterapi
5. Dokumen Rekaman Asuhan Keperawatan
a) Discharge Planning
b) Rekam Asuhan Keperawatan Pengkajian Perinatal
c) Resume Pasien Pulang
d) Rekam Asuhan Kebidanan Pengkajian Obstretri
e) Asuhan Kebidanan Pengkajian Pasien Ibu Dengan Terminasi
Kehamilan
6. Dokumen Konsultasi
a) Lembar Konsultasi
7. Dokumen Pemantauan Khusus
a) Pengkajian Risiko Jatuh Dewasa (Skala Morse)
b) Pemantauan / Pengawasan Transportasi Pasien
c) Balance Cairan, Pengkajian Dan Asuhan Gizi, Resep Dan
Pencampuran Obat Kemoterapi
d) Pengkajian Pasien Akhir Hayat
e) Early Warning Scoring System
f) Pengkajian Pada Pasien Immunocompromised
25

g) Pengkajian Pada Remaja Bermasalah


h) Pengkajian Pasien Geriatri
i) Monitoring Bundles Infeksi
j) Pengkajian Pada Pasien Isolasi Dan Penyakit Menular
k) Pengkajian Pasien Restrain/Seklusi
l) Intervensi Pencegahan Risiko Jatuh
m) Pengkajian Fungsional ADL Barthel Indek
n) Assesmennyeri Lanjutan Dan Intervensi Nyeri
o) Nursing Pathway Kemoterapi
8. Dokumen Persetujuan Tindakan
a) Persetujuan Upaya Tindakan Kedokteran
b) Persetujuan Tindakan Pembiusan/ Anestesi
c) Persetujuan Berpartisipasi Dalam Penelitian Klinis
d) Permintaan Pendapat Dari Dokter Lain
e) Penolakan Upaya Tindakan Kedokteran
f) Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
g) Pernyataan Tidak Dilakukan Resusitasi (DNR)
9. Dokumen Tindakan Medik dan Operasi
a) Assesment Pra Operasi
b) Ceklist Verifikasi Pra Operasi
c) Permintaan Pemakaian Kamar Bedah
d) Monitoring Pasien Transfusi Darah
e) Evaluasi Pra Sedasi Dan Anastesi
f) Chek List Keselamatan Prosedur Invasif 25
g) Chek List Kesiapan Anestesi
h) Chek List Patient Safety Di Kamar Operasi
i) Pengkajian Dan Monitoring Periopenatif Lokal Anastesi
j) Catatan Asuhan Keperawatan Peri Operasi
k) Catatan Anastesi Dan Kamar Pemulihan
l) Laporan Operasi m) Assesment Pasca Operasi
m) Verifikasi Pasien Pasca Operasi
26

c. Formulir UGD
1. Triase Skunder
2. Ringkasan Riwayat Klinik
3. Triase Primer
4. Penanganan Lanjutan Pasien Gawat Darurat (Lembar Tambahan)
5. Asuhan Keperawatan
6. Resume Harian Rawat Jalan
7. Penempelan Hasil Laboratorium
8. Pengantar Rawat Inap (Jika Ada)
9. Surat Pengantar Pembuatan Jaminan Rawat Inap (Jika Ada)
10. Monitoring 24 Jam
11. Catatan Perkembangan Dan Implementasi Terintegrasi

3.1.4 Kegiatan Assembling


Kegiatan assembling di RSUP Dr. Sardjito terbagi menjadi dua, yaitu
kegiatan assembling rawat jalan dan rawat inap. Kegiatan assembling tidak hanya
merakit atau mengurutkan satu halaman ke halaman yang lain sesuai dengan
aturan yang berlaku namun merupakan kegiatan pengecekan kelengkapan.
Kegiatan assembling dilakukan setiap hari. Berkas yang disusun adalah berkas
yang baru kembali dari poli dan bangsal. Bagian assembling mencatat pada buku
register semua berkas yang masuk sesuai dengan tanggal masuk ke bagian
assembling dan tanggal pasien pulang. Berkas yang baru datang dari poli atau
klinik akan dipilah berdasarkan spesialis perawatannya (bedah, anak, obsgyn,
mata, jantung, edelweis, THT dan lain-lain). Kegiatan assembling rawat jalan
dilakukan oleh petugas coding yang ada di setiap lantai. Sedangkan berkas yang
baru datang dari bangsal dicek kelengkapan dan ketepatan waktu pengembalian
berkas rekam medis. Setelah di assembling berkas yang dari poli akan disimpan di
ruang filing, berkas rekam medis yang dari bangsal akan dipindahkan di unit
gabung untuk dilakukan penggabungan antara berkas rekam medis rawat jalan dan
rawat inap. Setelah melalui proses penggabungan maka berkas akan di simpan di
27

ruang filing. Sistem penyimpanan yang digunakan di RSUP Dr. Sardjito adalah
sentralisasi sehingga rekam medis untuk rawat jalan dan rawat inap berada dalam
satu berkas. Rekam medis yang digunakan untuk rawat jalan diletakkan di bagian
depan setelah formulir rawat darurat, dan RM rawat inap diletakkan di bagian
paling belakang atau setelah RM rawat jalan. Pergantian pada masing-masing
pelayanan akan diberikan kertas pembatas yang menonjol sehingga dapat
mempermudah pencarian formulir dalam berkas rekam medis. Pada berkas rekam
medis di RSUP Dr. Sardjito diberikan pembatas pada masing-masing jenis
pelayanan selain itu keunggulan di RSUP Dr. Sardjito adalah pembatas yang
sudah tersedia petunjuk masing-masing perawatan misalnya tindakan medis,
asuhan keperawatan, dan lain-lain sudah dibedakan dengan tulisan dan pembatas
yang menonjol. Urutan penyusunan tiap lembar di dalam berkas rekam medis
pada RSUP Dr. Sardjito adalah berurutan dengan ketentuan atau urutan seperti
berikut :
a. Dokumen Rawat Jalan
1. Ringkasan Riwayat Klinik
2. Resume Harian Rawat Jalan
3. Penempelan Hasil Laboratorium
4. Lembar Poliklinik Umum
5. General Consent
6. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi Rawat Jalan
b. Dokumen Rawat Inap dan Ringkasan
1. Triase Sekunder
2. Ringkasan Riwayat Klinik
3. Triase Primer
4. Penanganan Lanjutan Pasien Gawat Darurat (Lembar Tambahan)
5. Asuhan Keperawatan
6. Resume Harian Rawat Jalan
7. Penempelan Hasil Laboratorium
8. Pengantar Rawat Inap (Jika Ada)
9. Surat Pengantar Pembuatan Jaminan Rawat Inap (Jika Ada)
28

10. Monitoring 24 Jam


11. Catatan Perkembangan Dan Implementasi Terintegrasi
c. Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
1. Ringkasan Riwayat Masuk Dan Keluar
2. Pengantar Rawat Inap
3. Penempelan Surat Rujukan Luar Rumah Sakit
4. General Consent
5. Ringkasan Pasien Keluar Rumah Sakit,

Format lain :
a) Pengalihan Pelayanan Pasien Pindah Ruang
b) Ringkasan Untuk Alih Rawat
c) Surat Keterangan Kematian
d) Surat Pengantaran Jenazah
e) Surat Penyerahan Jenazah
f) Laporan Kematian
g) Sebab Kematian
h) Assesment Ulang Pasien Dirawat > 30 Hari

6. Assesment Awal Pasien Rawat Inap


7. Rekam Medik Utama KSM
8. Pengkajian Awal Rawat Inap
9. Rencana Penatalaksanaan Terintegrasi
10. Dhischange planning

Format Lain:
a) Pengkajian Keperawatan Rawat Intensif
b) Monitor 24 Jam 11. Penempelan Hasil Laboratorium

11. Penempelan Hasil Diagnostik Lain


29

12. Catatan Perkembangan, Daftar Instruksi Dan Implementasi Terintegrasi


13. Pemberian Edukasi Interdisiplin
14. Instruksi Dan Pelaksanaan Pemberian Obat
15. Rekonsiliasi Obat, Format Lain: a) Tindakan Fisioterapi
16. Discharge Planning

Format Lain :
a) Rekam Asuhan Kebidanan Pengkajian Obstetri Rawat Inap
b) Asuhan Kebidanan Pengkajian Pasien Ibu Dengan Terminasi Kehamilan

17. Lembar Konsultasi


18. Pengkajian Risiko Jatuh
19. Pemantauan Selama Transportasi Internal

Format Lain :
a) Balance Cairan, Pengkajian Dan Asuhan Gizi, Resep Dan Pencampuran Obat
Kemoterapi
b) Pengkajian Pasien Akhir Hayat
c) EWS (Warly Warning Score System)
d) Pengkajian Pada Pasien Immunocom Promised
e) Pengkajian Pada Remaja Bermasalah
f) Pengkajian Pasien Geriatri
g) Monitoring Bundles Infeksi
h) Pengkajian Pada Pasien Isolasi Dan Penyakit Menular
i) Pengkajian Pasien Reinstrain Atau Seklusi
j) Intervensi Pencegahan Risiko Jatuh
k) Assesmen Nyeri Lanjutan Dan Intervensi Nyeri
l) Nursing Pathway Kemoterapi
30

20. Persetujuan Upayatindakan Kedokteran


21. Persetujuan Tindakan Anestesi
22. Persetujuan Berpartisipasi Dalam Penelitian Klinis
23. Permintaan Pendapat Dari Dokter Lain (Second Opinion)
24. Penolakan Upaya Tindakan Kedokteran
25. Pasien Pulang APS
26. Pernyataan Tidak Dilakukan Resusitasi (DNR)
27. Assesment Pra Operasi
28. Checklist Veriviksi Pra Operasi
29. Permintaan Pemakaian Kamar Bedah
30. Monitoring Transfusi Darah
31. Evaluasi Pra Sedasi Dan Anestesi
32. Checklist Keselamatan Prosedur Invasif
33. Checklist Kesiapan Anestesi
34. Checklist Patient Safety Di Kamar Operasi
35. Pengkajian Dan Monitoring Perioperatif Lokal Anestesi
36. Catatan Asuhan Keperawatan Perioperatif
37. Catatan Anestesidan Kamar Pemulihan
38. Laporan Operasi
39. Assesment Pasca Operasi
40. Verifikasi Pasien Pasca Operasi
41. Grafik Pemantauan Terpadu
31

3.1.5 Identifikasi Prosedur Pelaksanaan Retensi Atau Penyusutan Rekam Medis,


Meliputi Pemilahan, Penyimpanan Rekam Medis In Aktif, Penilaian Dan
Pemusnahan Rekam Medis
a. Mencatat nomor-nomor rekam medis yang sudah waktunya retensi sesuai
dengan ketentuan jadwal retensi. Data diambil dari data indeksing rekam
medis dan atau dari buku register pendaftaran pasien rajal dan ranap.
b. Menulis pada tracer dengan keterangan bahwa berkas rekam medis tersebut
diretensi dan disimpan inaktif
c. Menyelipkan tracer pada rak penyimpanan di posisi berkas rekam medis
yang akan disimpan inaktif
d. Mengambil berkas rekam medis yang akan disimpan inaktif. Menyimpan
berkas rekam medis inaktif berdasarkan urutan tanggal terakhir berobat dan
dikelompokan berdasarkan jenis penyakit untuk keperluan:
1. Menentukan lamanya penyimpanan berkas rekam medis inaktif
2. Memudahkan ketika akan dinilai nilai gunanya.
e. Pemusnahan berkas rekam medis dilakukan secara total pada berkas rekam
medis inaktif secara fisik yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya
berdasarkan umur berkas rekam medis. Penghancuran berkas rekam medis
dilakukan dengan cara membakar atau mencacah atau daur ulang sehingga
tidak dapat lagi dikenal lagi isi maupun bentuknya.

3.2 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam Medis dan


Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Klasifikasi dan Kodefikasi
Penyakit Serta Masalah Terkait dengan Kesehatan dan Tindakan Medis
Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2020
3.2.1 Alur Pelaksanaan Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Penyakit
dan Tindakan Medis Rawat Jalan di RSUP Dr. Sardjito

a. Berkas rekam medis yang ada pada setiap poliklinik diambil dan
kemudian diberikan ke bagian coding rawat jalan.
32

b. Petugas melakukan terima berkas dengan barcode atau menginputkan


nomer rekam medis pada SIMETRISS yang bertujuan untuk
menunjukkan bahwa berkas rekam medis sudah diterima oleh petugas
coding. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan berkas rekam
medis.
c. Petugas mengelompokkan berkas rekam medis sesuai dengan
poliklinik masing-masing.
d. Petugas melakukan coding berkas rekam medis secara komputerisasi
dengan menginputkan diagnosa penyakit dan tindakan medis pada
SIMETRISS. Kodefikasi diagnosa penyakit menggunakan ICD-10 dan
kodefikasi tindakan medis dengan menggunakan ICD-9 CM.
e. Setelah proses kodefikasi diagnosa penyakit dan tindakan medis
selesai, berkas rekam medis diberikan ke bagian distribusi rekam
medis yang ada pada masing-masing lantai untuk kemudian dilakukan
proses penyimpanan.

3.2.2 Alur Pelaksanaan Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Penyakit


dan Tindakan Medis Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito
a. Berkas rekam medis pasien yang telah mendapatkan perawatan atau
dinyatakan pulang dari rawat inap akan diberikan pada petugas
assembling. Hal ini bertujuan untuk dilakukan pengecekan kelengkapan
terhadap berkas rekam medis tersebut. Jika berkas belum lengkap maka
langsung dikembalikan ke bangsal.
b. Setelah dilakukan proses assembling, berkas di coding oleh petugas
coding dengan menginputkan data pemeriksaan pasien pada
SIMETRISS yang yaitu meliputi anamnesis, diagnosa penyakit dengan
ICD-10 dan tindakan dengan ICD-9 CM serta menyertakan registrasi
keluar pasien dan penanggung jawab dokter spesialis. Koding rawat
inap dilakukan di ruang perawatan sehingga koding dilakukan sebelum
pasien pulang.
33

c. Berkas yang sudah di coding akan dikembalikan kepada bagian gabung


untuk proses selanjutnya, yaitu proses penggabungan rekam medis
rawat jalan dan rawat inap.
d. Setelah proses penggabungan selesai dilakukan, kemudian berkas
rekam medis akan dilakukan proses filling.
3.2.3 Hasil Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Penyakit dan Tindakan Medis
Tabel 3.1 Hasil Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Penyakit dan Tindakan Medis
Kode Dx Kode Tindakan
Tanggal No. RM Diagnosa Penyakit Reseleksi Dx Utama Tindakan Medis
Penyakit Medis
11-03-2020 18033xx Vulnus Laceratum Regio Vulnus Laceratum Regio - S01.8 -
16178xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Keloid Regio Cubiti Sinistra L91.0
19162xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Dehisensi Luka Operasi T81.3
19281xx Bilateral Flat Foot Bilateral Flat Foot M21.47 -
19244xx Kontrol Kontrol Ganti Balut Z48.0 93.57
Necrotic Of Wound Of The Level Heacting Aff R02 97.89
Of Dip Joint
19289xx Lacerated Wound Of The Lower Lacerated wound of the - S01.8 -
Face lower face
19261xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Bilateral Cavovarus Foot Q66.7
Deformity Of the Foot

19289xx Congenital Trigger Finger Congenital Trigger Finger - Q74.0 -


12-03-2020 11408xx Susp. Bilateral OA of knee joint Susp. Bilateral OA of - M17.9 -
Knee Joint
19289xx Adolescence Idiopathic Scoliosis Adolescence Idiopathic - M14.1 -
Scoliosis
19282xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Soft Tissue Mallet of the right
Little Finger
18139xx Kontrol Kontrol - Z09.4 -
Close Fracture of Intercondylar S42.40

34
Of The Left Humerus
19167xx Cauda Equina Syndrome Cauda Equina Syndrome Ganti Balut G83.4 93.57
18646xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Osteomyelitis M86.9
18684xx Close Fracture Of Proximal Of Close Fracture Of - S42.20 -
The Left Humerus Proximal Of The Left
Humerus
19247xx Kontrol Kontrol - M84.46 -
Close Pathologic Fracture Of The
Leg Proximal

18519xx Claw To Deformity Of The Right Claw To Deformity Of Ganti Balut M20.5 93.57
Foot The Right Foot
13-03-2020 07013xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
04092xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
19282xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
18758xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
19282xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
18294xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
19283xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
16091xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
15303xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
18758xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
16314xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
18759xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
04472xx Syarat Pengangkatan PNS Syarat Pengangkatan PNS MMPI-II Z02.8 94.02
14-03-2020 19292xx Observation For Suspected Observation For Suspected - Z03.1 -
Malignant Neoplasm Malignant Neoplasm
18841xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
DM Type 2 E11.9
Hipertensi CKD I12.0
CKD N18.9
Anemia D63.8

35
18510xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Sirosis Hati K74.6
Hepatitis B B18.1
Hipertensi I10
18866xx Kontrol Kontrol - Z09.8
Colitis Ulserative K51.9
19116xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Sindrom Nefrotik N04.9
18082xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Ulkus DM E11.5
06611xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
DM Type 2 E11.9
Hipertensi I10

18965xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -


SLE M32.9
12633xx Kontrol Kontrol Poli Kaki Diabetes Z09.8 86.22
DM Type Lain Sedang E14.9
19252xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Hepatitis B Akut pada Kronis B18.1
Sirosis Hati dengan Splenomegali K74.6
18890xx Kontrol Kontrol - Z09.8 -
Hepatitis B Kronik DO Terapi B18.1
Antivirus K74.6
Sirosis Hati Dekompensata A16.2
TB Paru dalam Terapi OAT E83.5
Hipokalemia

36
37

3.2.4 Kegiatan Indeksing / Tabulasi (dengan menggunakan kartu indeks /


komputerisasi)
a. Indeks penyakit pasien rawat jalan dan rawat inap.
b. Indeks penyakit (diagnosis) pasien rawat jalan dan rawat inap.
c. Indeks tindakan medis.
d. Indeks kematian.

3.3 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam Medis dan


Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Hukum dan Etika Profesi di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2020
3.3.1 Pengertian Hukum Dan Etika Profesi Dalam Rekam Medis
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi di
dalam melaksanakan tugas profesinya dan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu kode etik merupakan ciri profesi tang bersumber dari nilai-nilai internal
dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu
profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian
profesi. Salah satu tujuan dari dibentuknya kode etik profesi adalah untuk
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis.
Kode etik perekam medis yaitu pedoman untuk sikap dan perilaku perekam
medis dalam menjalankan tugas serta mempertanggung jawabkan segala tindakan
profesi baik kepada profesi, pasien, maupun masyarakat luas. Kode etik
memegang peranan penting dari suatu profesi untuk menjamin suatu moral profesi
di mata masyarakat (Rustiyanto, 2012).
Perekam medis dalam pekerjaannya sangat penting dalam menunjang upaya
pengendalian mutu pelayanan medis yang diberikan oleh sarana kesehatan beserta
staf medis dan keperawatan. Sarana kesehatan bertanggung jawab untuk
melindungi informasi kesehatan yang terdapat di dalam rekam medis terhadap
kemungkinan hilang, rusak, pemalsuan dan akses yang tidak sah (Hatta, 2012).
38

3.3.2 Penggunaan Rekam Medis Dalam Aspek Hukum


Penerapan prinsip kepemilikan rekam medis di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta telah sesuai dengan PMK.No.269/MENKES/PER/III/2008 dimana
berkas rekam medis bersifat rahasia yang harus dijaga kerahasiaannya oleh
seluruh pihak rumah sakit baik pimpinan rumah sakit, dokter, perawat, pertugas
rekam medis dan petugas terkait lainnya. Semua pihak rumah sakit bertanggung
jawab melindungi informasi yang ada dalam rekam medis serta bertanggung
jawab atas hilangnya informasi, pemalsuan, maupun penggunaan yang tidak
bertanggung jawab terhadap keadaaan rekam medis itu sendiri baik secara fisik
maupun informasi didalamnya.

3.3.3 Dasar Hukum Rekam Medis Secara Umum


Dasar hukum rekam medis secara umum berdasarkan Peraturan Mentri
Kesehatan Nomor 269 Menkes PER/III 2008 tentang kepemilikian berkas rekam
medis adalah :
a. Pasal 12
1) Berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan kesehatan.
2) Isi dari rekam medis merupkan milik pasien.
3) Isi rekam medis berupa ringkasan yang dapat dierikan, dicatat, atau
digandakan baik oleh pasien maupun oleh orangorang yang diberi kuasa
atas pertetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk hal
tersebut.
b. Pasal 13
1) Pemanfaatan Rekam Medis dapat dipakai sebagai berikut :
a) Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;
b) Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan
kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran
gigi;
c) Keperluan pendidikan dan penelitian;
d) Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan; dan
e) Data Statistik kesehatan
39

2) Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c


yang menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara
tertulis dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.
3) Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian
tidak diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan
negara.
c. Pasal 14
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak,
pemalsuan dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak
terhadap rekam medis. Berdasarkan hukum sudah dijelaskan bahwa berkas rekam
medis merupakan milik rumah sakit dan isi rekam medis merupakan milik pasien.
Jadi sudah sewajarnya pihak rumah sakit benar-benar menjaga kerahasiaan dari
berkas rekam medis itu sendiri. Dengan kaitannya kepemilikan isi berkas rekam
medis, pasien hanya berhak mendapatkan penjelasan dari dokter yang
merawat/menanganinya. Dokter atau pihak lain tidak berhak memberikan
penjelasan kepada pasien, kecuali dokter yang merawat tersebut telah memberi
wewenang kepada dokter lain untuk memberikan penjelasan kepada pasien.
Berkas rekam medis sepenuhnya milik rumah sakit, berkas rekam medis
tidak boleh dibawa keluar rumah sakit atau di copy/digandakan kecuali untuk
kepentingan pengadilan dan mendapat izin dari pimpinan rumah sakit, atas
sepengetahuan dari kepala seksi rekam medis dan atas izin dari pasien.
Berdasarkan UU RI No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada:
a. Pasal 46
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedoktcran
wajib membuat rekam medis.
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera
dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
40

b. Pasal 47
1) Berkas rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan
milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi
rekam medis merupakan milik pasien.
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan
dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

3.3.4 Kebijakan Rumah Sakit Tentang Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis
a. Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Keamanan berkas rekam medis merupakan perlakuan untuk melindungi
fisik dan elektronik untuk informasi berbasis komputer secara utuh, sehingga
menjamin ketersediaan dan kerahasiaan informasi (Gemala, 2008), sementara
kerahasiaan merupakan pembatasan pengungkapan informasi pribadi tertentu,
dalam hal ini mencangkup tanggung jawab untuk menggunakan, mengungkapkan
atau mengeluarkan informasi hanya dengan sepengetahuan dan izin individu
(Hatta, 2008).
Salah satu upaya untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan berkas rekam
medis yang terdapat pada ruang filing Instalasi Catatan Medis di RSUP Dr.
Sardjito adalah terdapatnya seorang petugas keamanan yang selalu berjaga di
depan ruang ICM untuk mengontrol siapa saja yang boleh masuk ke dalam ruang
tersebut. Selain itu tepat pada pintu masuk ruang filing terdapat tulisan “SELAIN
STAF ICM DILARANG MASUK RUANG FILE” untuk menghindari masuknya
orang-orang yang tidak berkepentingan. Terdapat juga fingerprint perijinan
petugas untuk dapat masuk ke ruang filing, tetapi fasilitas ini di non aktifkan
karena pada bagian penelitian dan pendistibusian basement sering melakukan
aktifitas untuk mengambil berkas rekam medis dengan melewati pintu tersebut,
sehingga jika pintu terkunci akan mempersulit petugas beraktifitas karena harus
menggunakan fingerprint terlebih dahulu untuk membuka pintu ruang file.
41

Gambar 3.1 Tanda


Peringatan dan Fasilitas Fingerprint di Depan Ruang Filing RSUP Dr. Sardjito
Berkas rekam medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta juga digunakan
untuk penelitian, dimana mahasiswa ataupun peneliti wajib disumpah untuk
menjaga segala kerahasiaan rekam medis dan menandatangani surat pernyataan
untuk menjaga kerahasiaan sehingga kerahasiaan rekam medis dapat terjaga.
Pasien juga diberikan informasi yang lengkap dan jelas terkait hal tersebut melalui
informed consent yang disetujui oleh pasien, dengan catatan peneliti tidak
diperkenankan untuk mengungkap identitas pasien serta mengambil gambar
formulir yang ada pada berkas rekam medis yang diteliti. Larangan ini juga
tertulis pada setiap sisi ruangan penelitian yang disediakan khusus di dalam ruang
ICM yaitu “DILARANG MENGAMBIL GAMBAR/MEMFOTO BERKAS
REKAM MEDIS!”

Gambar 3.2 Tanda Peringatan yang Terdapat di Setiap Sisi Ruang Penelitian di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Terdapat barcode scanner pada ruang distribusi, coding dan setiap poli
yang digunakan untuk menscan barcode yang ada pada berkas rekam medis,
dimana nantinya sistem akan menunjukkan posisi berkas terakhir berada. Petugas
42

distibusi basement akan menscan barcode seluruh berkas yang akan dinaikkan dan
diantar oleh petugas distribusi setiap lantai ke poli-poli, kemudian barcode
tersebut kembali discan oleh petugas pada masing-masing poli. Hal ini berguna
untuk menghindari hilangnya berkas dan kemudahan dalam pencarian berkas
rekam medis pasien.
Selain itu, bentuk keamanan dan kerahasiaan yang diaplikasikan pada
SIMETRISS (Sistem Informasi Manajemen Terintegrasi Rumah Sakit) adalah,
setiap petugas yang berkepentingan mengakses sistem tersebut perlu login dengan
menginputkan username dan password yang telah terdaftar di database,sehingga
setiap input ataupun perubahan data yang dilakukan akan terekam serta tidak
sembarang orang dapat mengakses sistem ini.
Map folder merupakan sampul utama rekam medis yang digunakan untuk
melindungi isi atau formulir yang ada dalam rekam medis, bahan sampul rekam
medis lebih tebal dibanding dengan formulir lainnya. Terdapat item nama pasien,
nomor rekam medis, barcode, tahun kunjungan, kode warna dan identitas rumah
sakit, pada sampul rekam medis yang digunakan di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.Pada UU Nomor 77 Tahun 2016 tentang Sistem Klasifikasi
Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, menyatakan bahwa berkas yang memilik
nilai kerahasiaan maka berkas tersebut diberikan sebuah tanda atau tulisan
“RAHASIA” di tengah bagian atas dan bagian paling bawah dari setiap halaman
dengan huruf kapital, tinggi 10 dan berwarna merah. Tetapi kebijakan yang
berlaku di RSUP Dr. Sardjito setelah diadakan diskusi oleh panitia rekam medis
terkait penulisan kata “RAHASIA” pada berkas rekam medis diputuskan untuk
tidak memberi kata tersebut,karenadengan adanya kata “RAHASIA” pada berkas
rekam medis maka akan membuat seseorang lebih terpancing terhadap isi berkas
rekam medis, maka diputuskan untuk tidak memberi kata rahasia.
Dalam segi keamanan berkas rekam medis khususnya pada bagian fisik
berkas, masih ditemukan banyak berkas yang rusak, baik sobek, terlipat atau
lapuk karena berkas terlalu sering digunakan ataupun karena berkas lama, hal
tersebut mengancam keamanan informasi yang terdapat dalam berkas rekam
medis. Pada standar prosedur operasional penyimpanan berkas RSUP Dr.
43

Sardijito dinyatakan bahwa jika ditemukan berkas sampul yang rusak, maka
petugas berkerwajiban dan harus mengganti dengan sampul yang baru,serta jika
ditemukan lembaran yang belum atau tidak terpasang maka harus dipasang
sebelum berkas kembali disimpan pada ruang rak filing.
b. Pelepasan Informasi Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Proses pelepasan informasi medis di RSUP Dr. Sardjito
dikategorikankedalam pelepasan informasi pengadilan dan informasi non
pengadilan. Salah satu informasi non pengadilan yaitu pembuatan surat
keterangan medis yang biasanya digunakan sebagai persyaratan pengajuan klaim
kepada pihak ketiga (Reimbursement) yang diberikan dalam bentuk resume
medis. Kebijakan terkait pelepasan informasi dan data pasien kepada pasien atau
pihak ketiga (Institusi/Lembaga) diatur dalam Standar Prosedur Operasional
(SPO) dalam alur pelepasan informasi data rekam medis.
Proses permintaan surat keterangan medis di RSUP Dr. Sardjito ditujukan
kepada direktur rumah sakit dan dilakukan secara tertulis oleh pihak pemohon.
Surat permohonan tersebut berisi identitas penanggungjawab, apabila permohonan
dilakukan oleh selain pemohon, identitas pemohon apabila diajukan oleh
pemohon sendiri, serta keterangan untuk apa surat permohonan tersebut dibuat.
Persyaratan yang harus dilengkapi dalam pengajuan surat keterangan medis
apabila pihak pemohon merupakan pasien sendiri yaitu pasien masih hidup dan
melampirkan fotocopy identitas pasien (KTP), pasien dewasa berusia 18 tahun
keatas, tidak ada gangguan jiwa (Sehat rohani). Apabila pasien dibawah umur dan
orang tua sebagai pihak pemohon maka persyaratannya yaitu fotocopy akta
kelahiran, fotocopy kartu keluarga serta fotocopy kartu identitas pihak pemohon.
44

Adapun alur permohonan resume medis/surat keterangan medis adalah:

Pemohon mengajukan Resume Medis/SKM dengan


membawa surat yang ditujukan kepada direktur RSUP Dr.
Sardjito bermaterai ke ruang SKM

Jika pemohon bukan merupakan pasien itu sendiri, maka


adapun berkas yang harus dilengkapi adalah:
Surat Kuasa
Fotokopi Surat Nikah
Surat Pernyataan
Fotokopi KTP/SIM
Fotokopi Akta Kelahiran/Kartu Keluarga
Surat Kehilangan dari Polisi (Pembuatan Duplikat)

Surat diteruskan kepada Direktur RSUP Dr. Sardjito melalui


bagian tata usaha dan akan didisposisi untuk diberikan
perijinan pembuatan resume medis.

Bagian SKM akan membuat agenda pembuatan resume


medis, kemudian petugas akan mencarikan berkas rekam
medis yang dibutuhkan.

Resume medis/SKM akan dibuat sesuai dengan format dan


kebutuhan Asuransi atau jika tidak, maka akan dibuatkan
sesuai dengan format yang disiapkan RSUP Dr. Sardjito.

Jika resume medis/SKM telah selesai dibuat, bagian SKM


akan menghubungi pemohon dan menginformasikan bahwa
berkas telah siap untuk diambil.

Pemohon datang dan melakukan pembayaran biaya


pembuatan yaitu Rp. 30.000,- untuk kemudian dapat
mengambil resume medis/SKM.
45

Sistem Pelapasan Informasi yang ada di RSUP Dr. Sardjito sudah sesuai
dengan standar yang ada yaitu Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam
medis, dimana setiap orang atau pemohon yang meminta resume medis apabila
bukan pasien sendiri harus melampirkan surat kuasa bermaterai yang di tanda
tangani oleh pasien atau keluarga yang berhak.
c. Syarat Pelepasan Informasi Untuk Pihak Ketiga
Pelepasan informasi untuk pihak ketiga dapat dilakukan apabila pihak ketiga
tersebut melengkapi syarat-syarat berikut:
2. Biodata lengkap.
3. Kartu berobat RSUP Dr. Sardjito
4. Surat kehilangan (apabila ada).
5. Surat kuasa bermaterai (apabila yang meminta pelepasan informasi
bukan pasien).
6. Surat permohonan informasi medis.
7. Bukti pernah dirawat (rincian biaya).
8. Form asuransi (apabila untuk kebutuhan klaim asuransi).
9. Unit Terkait Pelepasan Informasi Medis di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta

Proses pelepasan informasi medis pasien yang dilakukan oleh pemohon


(pasien) tersebut melibatkan unit terkait di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
diantaranya direktur rumah sakit, dokter, keuangan, asuransi, dan petugas rekam
medis dalam pelayanan surat keterangan medis. Unit-unit tersebut adalah:
1. Direktur rumah sakit, bertugas melakukan disposisi atau izin guna
memerintahkan kepada petugas yang bertanggungjawab atas
pelepasan informasi medis pasien.
2. Dokter, bertugas memberikan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
serta menandatangani surat keterangan medis yang sudah benar dan
lengkap.
46

3. Pihak keuangan, bertugas sebagai administrasi dalam pembayaran


proses pelepasan informasi medis dalam bentuk suat keterangan medis
sebagaimana yang dibutuhkan oleh pihak pemohon.
4. Pihak asuransi, bertugas memintakan surat keterangan medis ke
bagian pelayanan pembuatan surat keterangan medis untuk asuransi
yang bekerja sama dengan RSUP Dr. Sardjito. Untuk asuransi yang
tidak bekerja sama dengan pihak rumah sakit, maka pemohon (pasien)
sendiri yang mengajukan surat keterangan medis dan melakukan
klaim langsung ke pihak asuransi tanpa melibatkan pihak rumah sakit.
5. Petugas rekam medis, bertugas dalam melayani permintaan
pembuatan surat keterangan medis mulai dari pencarian berkas rekam
medis pasien, pembuatan data medis pasien dan memintakan tanda
tangan dokter yang merawat pasien.

3.4 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam Medis Dan


Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Statistik Rekam Medis Di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2020
3.4.1 Alur Dan Prosedur Pengumpulan, Pengolahan, Analisis Dan Penyajian Data
Statistik Rumah Sakit
a. Pengumpulan data pelaporan di RSUP Dr. Sardjito :
1. Petugas bagian pelaporan menerima data hasil rekapan sensus harian
rawat jalan dan rawat inap dari petugas bagian sensus harian.
2. Petugas pelaporan mengumpulkan data kegiatan dari seluruh unit
pelayanan yang ada di RSUP Dr. Sardjito yang kemudian akan
digunakan sebagai penyusunan laporan RL1.
3. Petugas pelaporan menerima hasil rekapan data penayakit pasien rawat
jalan dari petugas bagian morbiditas pasien rawat jalan.
4. Petugas pelaporan menerima laporan jumlah pemeriksaan laboratorium
dari petugas bagian laboratorium.
b. Pengolahan data pelaporan di RSUP Dr. Sardjito :
47

1. Petugas sensus meng-entry hasil rekapan data sensus harian (rawat


jalan dan rawat inap) secara manual dan komputerisasi pada
SIMETRISS. Hasil rekapan tersebut menghasilkan data berupa
laporan bulanan, triwulan, tahunan yang dipakai untuk keperluan
intern dan ekstern Rumah Sakit.
2. Petugas pelaporan menerima hasil rekapan kemudian melakukan
cross-check antara data pada form RP1 dengan laporan hariannya.
3. Petugas pelaporan melakukan entry rekapan data penyakit rawat jalan
kemudian output dari rekapan data tersebut berupa RL2b, RL2b1,
laporan 10 besar penyakit.
4. Petugas coding melakukan entry kode penyakit pasien rawat inap
yang kemudian menghasilkan output berupa RL2a, RL2a1, RL2c,
laporan kejadian luar biasa, laporan 10 besar penyakit.
5. Petugas laboraorium melakukan entry data kode pemeriksaan
laboratorium yang kemudian outputnya berupa LL1b.
6. Petugas registrasi melakukan entry data sosial pasien baik pasien
rawat jalan maupun rawat inap yang kemudian outputnya berupa
register pasien rawat jalan, register pasien rawat inap.
c. Analisis dan penyajian data pelaporan di RSUP Dr. Sardjito
Penyajian data pelaporan statistik rawat inap di RSUP Dr. Sardjito masih
dilakukan secara manual sedangkan untuk data pelaporan statistik rawat jalan
sudah komputerisasi. Penyajian data yang dilakukan secara manual merupakan
penyajian data sensus harian rawat inap dan rekapituslasi sensus harian rawat
inap, hal tersebut dikarenakan petugas tidak memproses data tersebut secara real
time sehingga menyebabkan data tidak valid pada SIMETRISS. Jadi, data yang
dihasilkan berbeda dengan perhitungan yang dilakukan secara manual. Data-data
tersebut didapatkan melalui pengumpulan dan pencatatan yang dilakukan oleh
petugas, data pencatatan didapatkan melalui formulir sendus harian rawat inap dan
rekapituasi sensus harian rawat inap yang tersedia. Kemudian direkap secara
manual sehingga didapatkan jumlah BOR, LOS, TOI, Alos, NDR, dan GDR.
Meskipun pengolahan BOR dapat dilakukan dengan sistem namun hasil yang
48

didapatkan tidak valid, sehingga petugas tetap harus melakukan perhitungan


secara manual.
Pada rawat jalan pengumpulan dan pengolahan data sudah dilakukan secara
komputerisasi yaitu ketika pasien mendaftar maka secara otomatis didapatkan data
yang kemudian dapat dilakukan pengolahan dengan cara input filter pencarian
seperti tanggal pelayanan, tanggal regitrasi, sub jenis pelayanan, detail sub jenis
pelayanan, nama devisi/poli serta cara bayar. Kemudian data statistik akan secara
otomatis muncul setelah klik tombol cari dan petugas dapat mengunduh data
tersebut dengan formar microsoft excel. Data sensus tersebut menghasilkan output
seperti laporan jumlah kunjungan rawat jalan dalam periode tertentu, laporan jenis
kunjungan pasien baru/lama, laporan jenis cara bayar, dan lain lain yang
kemudian dilaporkan kepada direktur pimpinan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

3.4.2 Jenis formulir pengumpulan data untuk statistik kesehatan di RSUP Dr.
Sardjito
a. Sensus Harian Rawat Inap

Sensus harian rawat inap adalah sensus yang dibuat oleh perawat pada tiap
ruangan dimulai pada pukul 00.01 dan berakhir pada pukul 24.00 . Data sensus
harian rawat inap merupakan data yang harus dikumpulkan setiap hari dan
merupakan aktivitas pasien untuk selama 24 jam periode waktu lapor termasuk
pasien yang masuk dan keluar 24 jam sebelumnya. Formulir sensus harian rawat
inap di RSUP Dr. Sardjito berisi data pasien masuk, keluar, pindahan,
dipindahkan, meninggal, jumlah tempat tidur, diagnosis dan dokter yang merawat.
Sensus harian rawat inap untuk bayi dibedakan dengan menggunakan sensus
harian bayi baru lahir.
Kegiatan sensus harian rawat inap dilakukan secara manual dan
komputerisasi. Petugas sensus mengentry data sensus pada SIMETRISS dan juga
mengisi pada lembar sensus harian rawat inap. hal tersebut dilakukan karena
terkadang terjadi permasalahan seperti pasien sudah keluar rumah sakit tetapi
pada SIMETRISS masih belum terdaftar sebagai pasien keluar dan
49

mengakibatkan nilai perhitungan indikator mutu pelayanan rawat inap tidak tepat.
Petugas bagian pelaporan di instalasi catatan medik bertugas menyamakan data
sensus harian rawat inap manual dengan yang ada pada sistem serta melakukan
rekapitulasi hasil sensus harian rawat inap pada formulit laporan harian pasien
dirawat. Data pada formulir laporan harian pasien dirawat tersebut diolah
menggunakan bantuan microsoft excell sehingga menghasilkan laporan indikator
mutu pelayanan rawat inap.
b. Sensus Harian Rawat Jalan

RSUP Dr. Sardjito telah melakukan sensus harian rawat jalan secara
komputerisasi yaitu menggunakan SIMETRISS sehingga mempermudah petugas
dalam melakukan penginputan dan pengolahan data, serta laporan yang dihasilkan
dapat lebih akurat. Pada form sensus harian rawat jalan memuat beberapa item
yaitu :
1) Filter pencarian berdasarkan
a) Tanggal Registrasi
b) Tanggal Pelayanan
c) Sub Jenis Pelayanan
d) Nama Divisi
e) Cara Bayar
2) Data yang dihasilkan
a) Nomor RM
b) Nama Pasien
c) Provinsi
d) Status Warga Negara
e) Warga Negara
f) Tanggal Registrasi
g) Pengunjung
h) Instalasi
i) Jenis Kunjungan
j) Kunjungan Ke
50

k) Cara Bayar
l) Prosedur Masuk
m) Divisi
n) Cara Masuk
o) Rujukan
p) User Insert
c. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap
Rekapitulasi sensus harian rawat inap di RSUP Dr. Sardjito masih dilakukan
secara manual dengan menggunakan formulir Laporan Harian Pasien Dirawat
yang datamya didapat dari sensus harian rawat inap. hasil rekapitulasi akan diolah
dengan menggunakan bantuan microsoft excell dan menghasilkan laporan berupa
indikator mutu pelayanan rawat inap (BOR, TOI, LOS, BTO, NDR, GDR).
Sistem informasi yang ada sebenernya sudah bisa menghasilkan nilai BOR tetapi
nilai yang dihasilkan kurang tepat. Rekapitulasi sensus harian inap dilakukan
setiap bulan.
d. Register Masing-Masing Unit pelayanan
Register masing-masing unit pelayanan sudah dilakukan secara
terkomputerisasidi dalam SIMETRISS. Register pada unit rawat jalan dilakukan
di setiap lantai berdasarkan poli tujuan. Register rawat jalan dibagi menjadi
register untuk pasien umum dan pasien BPJS. Register pada unit rawat inap
pertama kali dilakukan pada bagian admisi untuk melakukan pencarian dan
pemesanan kamar, setelah itu dilakukan pendaftaran pasien rawat inap serta
mengarahkan pasien ke poli untuk diverifikasi oleh perawat. Pada unit gawat
darurat sebelum dilakukan registrasi, pasien dilakukan pengecekan tingkat
kegawatan, jika gawat maka pasien akan dilakukan registrasi gawat darurat dan di
diberi pelayanan sedangakan jika tidak gawat pasien akan disuruh menuju
poliklinik 24 jam untuk pasien umum atau ke fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
51

3.4.3 Informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan di RSUP


Dr. Sardjito
a. Laporan Eksternal Rumah Sakit
Laporan ekternal rumah sakit merupakan pelaporan data yang sudah
terekapselama periode tertentu (sesuai dengan jenis laporan) yang kemudian di
laporkan pada pihak eksternal rumah sakit, dalam hal ini yaitu Kementerian
Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman. Laporan eksternal RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dibuat
sesuai dengan Juknis SIRS 2011 yaitu :
Tabel 3.2 Laporan eksternal RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
No. Macam Laporan Sumber Periode Pelaporan
Data
1. Laporan RL1 Manual Tahunan
2. Laporan RL2 SDM Tahunan
3. Laporan RL3 (RL3.3 s/d Manual Tahunan
RL3.15)
4. Laporan RL4 SIMETRISS, Tahunan
Manual
5. Laporan RL5 SIMETRISS Bulanan
6. Laporan STP RS SIMETRISS, Bulanan
Manual
7. Laporan Profil RS SIMETRISS, Bulanan
Manual
8. Laporan Keracunan SIMETRISS, Tahunan
Manual
9. Laporan W2 SIMETRISS, Mingguan
Manual
10. Laporan Surveilance (DHF, SIMETRISS, Setiap Terdapat Kasus
Campak, Leptospirosis, Manual Terkait
Kelainan Kongenital, Flu
Burung, Flu Babi, MersCov)
11. Laporan Imunisasi SIMETRISS Bulanan
Sumber : Data Laporan Eksternal RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2019

1. Formulir RL 1
Berisikan data dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila
terdapat perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan
data yang bersifat terbarukan setiap saat (updated).
52

a. Formulir Data Dasar Rumah Sakit (Formulir RL1.1)


Formulir untuk data dasar rumah sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila
ada perubahan data rumah sakit. Pengisian dapat dilakukan di aplikasi RS Online.
Untuk data yang tidak ada tetap diisi dengan angka 0 (nol).

b. Formulir Indikator Pelayanan Rumah Sakit (Formulir RL1.2)


Pada formulir RL1.2, yang harus diisi adalah BOR, LOS, BTO, TOI,
NDR, GDR dan rata-rata kunjungan perhari selama 1 (satu) tahun serta tiap
indikator.
c. Formulir Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap (Formulir RL1.3)
Yang dimaksud dengan jumlah tempat tidur adalah jumlah tempat tidur
yang tersedia pada ruang rawat inap. Jumlah tempat tidur ini bukanlah kapasitas
tempat tidur. Data tempat tidur diisi dengan jumlah TT keseluruhan dan
dikelompokkan berdasarkan perincian tempat tidur per-kelas (VVIP, VIP, I, II, II
dan Kelas Khusus) sesuai dengan jenis pelayanan.
2. Formulir RL2
Berisikan data ketenagaan yang dilaporkan periodik setiap tahun. Formulir
RL2 merupakan data rekapitulasi semua tenaga yang ditetapkan resmi bekerja di
suatu rumah sakit (full time) berdasarkan jenis kelamin sesuai dengan keadaan,
kebutuhan dan kekurangan dalam rumah sakit tersebut, dan dilaporkan satu kali
dalam setahun.
3. Formulir RL3

Berisikan data kegiatan pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik


setiap tahun.
a. Formulir Data Kegiatan Pelayanan Rawat Inap (Formulir RL3.1)

Jenis pelayanan rawat inap disuatu Rumah Sakit diisi dengan jenis
pelayanan yang diberikan pada pasien. Pelayanan rawat inap disuatu Rumah Sakit
mempunyai tingkatan pelayanan yang diperinci menurut kelas perawatan. Kelas
53

perawatan tersebut ditentukan oleh masing-masing Rumah Sakit dan untuk


standarisasi berbagai kelas telah diadakan pengelompokkan kelas perawatan.
b. Formulir Pelayanan Rawat Darurat (Formulir RL3.2)

Kasus-kasus Instalasi Rawat Darurat terdiri dari Kasus Bedah, Kasus Non
Bedah dan kasus kebidanan, kasus Psikiatrik dan kasus Anak.
c. Formulir Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut (Formulir RL3.3)
Kegiatan kesehatan gigi dan mulut dilaporkan bagi Rumah Sakit yang telah
melakukan kegiatan tersebut. Istilah-istilah yang dipakai untuk masing-masing
kegiatan yaitu tumpatan, pengobatan pulpa, pencabutan, pengobatan periodontal,
pengobatan abses, pembersihan karang gigi, prothese karang gigi, prothese
lengkap, prothesa sebagian, prothesa cekat, orthodonti, jacket/bridge dan bedah
mulut.
d. Formulir Kegiatan Kebidanan (Formulir RL3.4)
Untuk kegiatan kebidanan, asal pasien dibedakan menjadi rujukan dan non
rujukan. Untuk rujukan dirinci menjadi Rujukan Medis yang terdiri dari (Rujukan
Medis Rumah Sakit, Bidan, Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Lainnya) dan
Rujukan Non Medis yang masing-masing dirinci menjadi jumlah pasien dan
jumlah yang mati.
e. Formulir Kegiatan Perinatologi (Formulir RL3.5)
Formulir RL3.5 memuat informasi bayi lahir hidup, kematian perinatal dan
sebab kematian perinatal.
f. Formulir Kegiatan Pembedahan (Formulir RL3.6)
Kegiatan yang dilaporkan meliputi tindakan operasi menurut golongan
operasi dan spesialisasi. Untuk golongan operasi dibedakan menjadi 4 kategori
yaitu operasi khusus, operasi besar, operasi sedang dan operasi kecil. Penentuan
golongan operasi disesuaikan dengan kebijakan di Rumah Sakit masing-masing.
g. Formulir Kegiatan Radiologi (Formulir RL3.7)
Kegiatan radiologi adalah semua kegiatan Radiodiagnostik, Radiotherapi,
Kedokteran Nuklir dan Imaging/Pencitraan yang dilakukan oleh Rumah Sakit,
tidak terbatas pada kegiatan yang dilakukan pada Bagian Radiologi saja tapi juga
54

termasuk kegiatan seperti tersebut diatas yang dilakukan dilakukan di bagian lain
dilingkungan Rumah Sakit yang bersangkutan.
h. Formulir Pemeriksaan Laboratorium (Formulir RL3.8)
Kegiatan pemeriksaan Patologi Klinik terdiri dari pemeriksaan Hematologi
dan pemeriksaan Kimia Klinik.
i. Formulir Pelayanan Rehabilitasi Medik (Formulir RL3.9)
Pelayanan Rehabilitasi Medik biasanya dilakukan pada Rumah Sakit
Umum, Rumah Sakit Orthopedi dan Prothese serta Rumah Sakit Jiwa dan Rumah
Sakit Kusta.
j. Formulir Kegiatan Pelayanan Khusus (Formulir RL3.10)
Jika satu jenis kegiatan dilakukan dibeberapa Unit/bagian maka angka yang
dilaporkan adalah penjumlahan angka-angka dari unit-unit/bagian yang
melakukan kegiatan tersebut.
k. Formulir Kegiatan Kesehatan Jiwa (Formulir RL3.11)
Kegiatan yang termasuk didalamnya adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakkan di poliklinik Psikiatri Rumah Sakit. Data yang dilaporkan adalah jumlah
kunjungan dari penderita-penderita yang datang ke poliklinik Psikiatri tersebut
untuk berbagai jenis terapi.
l. Formulir Kegiatan Keluarga Berencana (Formuir RL3.12)
Kegiatan keluarga berencana terdiri dari konseling, KB baru dengan cara
masuk, KB baru dengan kondisi, kunjungan ulang dan keluhan efek samping.
m. Formulir Kegiatan Obat, Penulisan dan Pelayanan Resep (Formulir RL3.13)
Formulir RL3.13 terdiri dari kegiatan pengadaan obat (golongan obat,
jumlah item obat, jumlah item obat yang tersedia di rumah sakit, jumlah item obat
formularium tersedia dirumah sakit) dan penulisan dan pelayanan resep.
n. Formulir Kegiatan Rujukan (Formulir RL3.14)
Kegiatan rujukan untuk pengobatan/perawatan penderita akan tercermin
dalam pola pengiriman penderita dari suatu unit kepada unit yang lebih mampu
dan sebaliknya. Untuk dapat memperoleh informasi tetang pola pengiriman
penderita tersebut maka pada bab ini dimintakan data tentang penderita rujukan
dan penderita dirujuk.
55

o. Formulir Cara Pembayaran (Formulir RL3.15)


Diisi sesuai dengan cara pembayaran pasien terdiri dari membayar sendiri,
asuransi, keringanan (cost sharing) dan grastis.

4. Formulir RL4
Berisikan data morbiditas/mortalitas pasien yang dilaporkan periodik
setiap tahun.
a. Formulir Data Keadaan Morbiditas dan Mortitalitas Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit (Formulir RL4a)

Formulir untuk data keadaan morbiditas pasien rawat inap yang merupakan
formulir rekapitulasi dari jumlah pasien keluar Rumah Sakit (hidup dan mati)
untuk periode tahunan.
b. Formulir Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit
(Formulir RL4b)
Formulir standar untuk data keadaan morbiditas pasien rawat jalan yang
merupakan formulir rekapitulasi dari jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan
yang terdapat pada unit rawat jalan Rumah Sakit untuk Tahunan.

5. Formulir RL 5
Merupakan data bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan,
berisikan data kunjungan dan data 10 (sepuluh) besar penyakit.
a. Formulir Pengunjung Rumah Sakit (Formulir RL5.1)
Pengunjung rumah sakit dibagi menjadi dua yaitu paengunjung baru dan
pengunjung lama. Pengunjung baru adalah pengunjung yang baru pertama kali
datang ke Rumah Sakit dan mendapatkan nomor rekam medis baru. Pengunjung
lama adalah pengunjung yang datang untuk kedua kali dan seterusnya, yang
datang ke poliklinik yang sama atau berbeda sebagai kunjungan baru dengan
kasus lama dan kasus baru.
b. Formulir Kunjungan Rawat Jalan (Formulir RL5.2)
56

Formulir RL5.2 terdiri dari kunjungan rawat jalan, kunjungan baru serta
kunjungan lama
c. Formulir Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap (Formulir RL5.3)
Formulir untuk data 10 besar penyakit rawat inap rekapitulasi dari jumlah
pasien keluar Rumah Sakit (hidup dan mati) untuk satu tahun.
d. Formulir Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Jalan (Formulir RL5.4)
Formulir Untuk data 10 besar penyakit rawat jalan rekapitulasi dari jumlah
banyaknya kasus baru pada rawat jalan untuk satu tahun.

6. Laporan STP (Surveilans Terpadu Penyakit) RS


Laporan STP merupakan bentuk laporan survailans pengamatan kasus baru
penyakit menular yang dilakukan dalam periode bulanan.
7. Laporan Profil RS
Laporan profil RS merupakan data dasar rumah sakit yang dilaporkan dalam
periode bulanan. Data yang dilaporkan sama dengan laporan pada formulir RL1
pada SIRS, perbedaannya hanya pada format, format yang dilaporkan sesuai
permintaan Dinkes setempat.
8. Laporan Keracunan
9. Laporan W2
Laporan W2 merupakan laporan wabah mingguan yang berfungsi untuk
mendeteksi dini terhadap kejadian luar biasa suatu penyakit sehingga periode
pelaporannya yaitu mingguan.
10. Laporan Surveilance (DHF, Campak, Leptospirosis, Kelainan Kongenital,
Flu Burung, Flu Babi, MersCov)
11. Laporan Imunisasi.

b. Laporan Internal Rumah Sakit


Laporan internal merupakan rekapan data keseluruhan dari unit atau bagian
terkait yang digunakan sebagai pelaporan pada pihak internal rumah sakit.
57

Tabel 3.3 Laporan Internal Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta

No. Macam Laporan Sumber Data Periode Pelaporan

1. Laporan IKT Dirut SIMETRISS Bulanan


2. Laporan IKU ICM SIMETRISS, Manual Bulanan
3. Laporan SPM Instalasi SIMETRISS, Manual Bulanan
4. Laporan INOS PE Bulanan
5. Laporan Pelayanan IRD SIMETRISS Bulanan
6. Laporan Semesteran ICM SIMETRISS, Manual Semester
7. Laporan Tahunan ICM SIMETRISS, Manual Tahunan
8. Laporan Jumlah Operasi Manual Tahunan
9. Laporan Ketepatan dan SIMETRISS Bulanan
Kelengkapan
Pengembalian RM Rawat
10. Laporan Penyediaan SIMETRISS, Manual Mingguan, Bulanan
Berkas dan Distribusi
Berkas RM
11. Laporan Kegiatan Manual Bulanan
Pelayanan Rawat Inap
12. Laporan Jumlah SIMETRISS Bulanan
Kunjungan Rawat Jalan
13. Laporan Jumlah SIMETRISS Bulanan
Kunjungan Berdasarkan
Cara Bayar
14. Laporan Jumlah SIMETRISS, Manual Bulanan
Kunjungan Rawat Jalan
dan Pasien dirawat
Perbulan
15. Laporan Insidentil :
 Laporan Jenis dan SIMETRISS Sesuai Permintaan
Jumlah Penyakit
Terbanyak
 Laporan Jenis dan SIMETRISS Sesuai Permintaan
58

No. Macam Laporan Sumber Data Periode Pelaporan

Jumlah Tindakan
Terbanyak
 Data untuk Penelitian SIMETRISS Sesuai Permintaan
 Data jumlah kasus SIMETRISS Sesuai Permintaan
penyakit
 dsb SIMETRISS Sesuai Permintaan
Sumber : Data Laporan Internal Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta 2019

1. Laporan IKT Dirut


Laporan IKT Dirut merupakan pelaporan yang berisi indikator kinerja, salah
satu contohnya yaitu kelengkapan rekam medik pasien pulang rawat inap 1x24
jam setelah pasien pulang yaitu 48,63%.
2. Laporan IKU (Indikator Kinerja Unit) ICM
Laporan IKU merupakan indikator untuk mengukur mutu kinerja unit ICM
yang merupakan hasil perjanjian antara ICM dengan Direktur Rumah Sakit.
Indikator tersebut meliputi:
a) Penyelesaian koding pasien Rawat Jalan.
Target : 100% diagnosis dalam rekam medis rawat jalan yang
dikembalikan ke ICM setelah selesai pelayanan, dikoding dalam
SIMRS.
b) Distribusi berkas Rekam Medis Rawat Jalan ≤30 menit dari mulai
registrasi s/d berkas diterima di klinik.
Target : Waktu yang diperlukan untuk penyediaan rekam medis rawat
jalan, mulai pasien mendaftar sampai dengan rekam medis diterima di
poliklinik ≤30 menit. Standar atau target pengukuran yang ditetapkan
oleh Rumah Sakit yaitu 80%
c) Waktu penyediaan Rekam Medis Rawat Inap ≤15 menit setelah
pasien dinyatakan rawat inap s/d berkas berada diruang perawatan.
59

Target : Waktu yang diperlukan untuk penyediaan rekam medis rawat


inap, sejak pasien diputuskan untuk rawat inap oleh dokter sampai
dengan rekam medis rawat inap tersedia ≤15 menit.
d) Pemunuhan kebutuhan formulir rekam medis rutin, form rekam medis
dan revisi formulir lama.
Target : kebutuhan formulir rekam medis rawat jalan maupun rawat
inap terpenuhi 100%.
3. Laporan SPM Instalasi
4. Laporan INOS
5. Laporan Pelayanan IRD
6. Laporan Semesteran ICM
7. Laporan Jumlah Operasi
Laporan jumlah operasi merupakan pelaporan yang berisikan data-data
terkait kegiatan operasi seperti jenis operasi, dll.
8. Laporan Ketepatan dan Kelengkapan Pengembalian RM
Laporan ketepatan dan kelengkapan pengembalian rm merupakan laporan
yang berisikan data data terkait kegiatan pengembalian serta kelengkapan isi
rekam medis.
9. Laporan Penyediaan Berkas dan Distribusi Berkas RM
Laporan penyediaan berkas dan distribusi berkas rm merupakan pelaporan
terkait data-data kegiatan pendistribusian seperti lama waktu penyediaan
berkas, dll.
10. Laporan Kegiatan Pelayanan Rawat Inap
11. Laporan Jumlah Kunjungan Rawat jalan
12. Laporan Jumlah Kunjungan Berdasarkan Cara Bayar
13. Laporan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Pasien dirawat Perbulan
14. Laporan Jenis dan Jumlah Penyakit Terbanyak
15. Laporan Jenis dan Jumlah Tindakan Terbanyak
16. Data untuk penelitian
Pelaporan data untuk penelitian merupakan pelaporan terkait kegiatan
peminjaman dan pengembalian berkas yang digunakan untuk penelitian.
60

Data ini mencakup data identitas peminjam berkas rm serta data terkait rm
yang dipinjam.
17. Data jumlah kasus penyakit.
Pelaporan yang berisikan data-data terkait jumlah kasus penyakit yang
terjadi, pelaporan ini dihasilkan berdasarkan permintaan atau apabila hanya
diminta saja.

3.4.4 Pengumpulan Data Penyakit dan Tindakan Medis untuk Penyusunan


Laporan Morbiditas (Rawat Jalan dan Rawat Inap) di RSUP Dr. Sardjito.
Dalam melakukan pengumpulan data penyakit dan tindakan medis untuk
laporan morbiditas sudah terkomputerisasi. Pengumpulan data untuk laporan
morbiditas di RSUP Dr. Sardjito yaitu :
a. Data untuk laporan morbiditas bagian data sosial pasien didapat dari pada
saat pasien melakukan pendaftaran

b. Petugas koding rawat jalan menginputkan kode ICD-10 dan ICD-9CM


setiap harinya sesuai dengan nomor rekam medis pasien

c. Data diolah oleh sistem sehingga menghasilkan laporan morbiditas 4a-4b


Berdasarkan wawancara dan pengamatan secara langsung mengenai laporan
morbiditas, format pelaporan telah disesuaikan dengan RL 4a-b menurut Petunjuk
Pengisian SIRS tahun 2011 dan dilaporkan secara rutin. Dalam SIMETRISS
sudah bisa menghasilkan secara langsung laporan mobisitas sensuai dengan
format RL 4a-4b. Laporan morbiditas RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta berisi
rekapitulasi dari jumlah pasien keluar Rumah Sakit (hidup dan mati) dan
rekapitulasi dari jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan yang terdapat pada unit
rawat jalan Rumah Sakit untuk periode tahunan.
61

3.4.5 Prosedur dan Pencatatan dan Pelaporan Data Mortalitas di RSUP Dr.
Sardjito
Petugas pelaporan di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tidak membuat laporan
mortalitas pasien. Hal ini dikarenakan tidak adanya permintaan dari pihak
eksternal maupun internal rumah sakit tentang laporan khusus mortalitas atau
pasien meninggal. Ketika ada permintaan untuk laporan penyebab meninggal,
maka petugas pelaporan akan mengumpulkan data melalui data kunjungan pasien
yang ada pada SIMETRISS dan diolah menggunakan bantuan microsft excell.
Bagian pelaporan RSUP Dr. Sardjito tidak membuat format laporan
mortalitas yang karena tidak ada permintaan/format untuk laporan mortalitas
tersebut. Namun untuk pencatatan terhadap pasien meninggal telah dilakukan
oleh petugas pelaporan dan bagian TPPRI di dalam buku register kematian.

3.4.6 Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Data Indikator Pelayanan Rumah


Sakit di RSUP Dr. Sardjito
a. Data Kunjungan Rawat Jalan
Data kunjungan rawat jalan adalah semua data pasien yang melakukan
pengobatan rawat jalan di seluruh poli yang ada di RSUP Dr. Sardjito. Data
kunjungan rawat jalan dapat dilihat melalui SIMETRISS pada bagian kunjungan
pasien dan dipilih filter unit pelayanan rawat jalan. Data yang dihasilkan yaitu
identitas pasien, jenis kunjungan (baru atau lama), jumlah pasien, cara bayar,
diagnosa, dan lain-lain. SIMETRISS sudah mampu merekap secara otomatis
pasien rawat jalan ketika pasien tersebut telah didaftarkan oleh petugas
pendaftaran sehingga data kunjungan rawat jalan akan bertambah secara otomatis
sesuai dengan jumlah pasien yang mendaftar dan mengahasilkan data yang sesuai
serta akurat. Data juga dapat diunduh dalam bentuk excel sehingga dapat
memudahkan petugas untuk melakukan pengolahan lebih lanjut karena data
bentuk excel lebih fleksibel.
b. Data Kunjungan per Poliklinik
62

Data kunjungan per poliklinik adalah semua data pasien yang melakukan
pengobatan rawat jalan pada poli tertentu yang ada di RSUP Dr. Sardjito. RSUP
Dr. Sarjito memiliki 55 poliklinik. Data kunjungan per poliklinik dapat dilihat
melalui SIMETRISS pada bagian kunjungan pasien dan dipilih filter unit
pelayanan rawat jalan serta pilih poliklinik yang diinginikan. Data yang dihasilkan
yaitu identitas pasien, jenis kunjungan (baru atau lama), jumlah pasien, cara bayar,
diagnosa, dan lain-lain. SIMETRISS sudah mampu merekap secara otomatis
pasien rawat jalan ketika pasien tersebut telah didaftarkan oleh petugas
pendaftaran yang terbagi menjadi 4 lantai dan petugas juga telah menginputkan
poli yang dituju berdsarkan surat keterangan diagnosa bagi pasien kontrol,
permintaan pasien, dan surat rujukan bagi pasien yang dirujuk sehingga data
kunjungan rawat jalan per poliklinik akan bertambah secara otomatis sesuai
dengan jumlah pasien yang mendaftar dan mengahasilkan data yang sesuai serta
akurat. Data juga dapat diunduh dalam bentuk excel sehingga dapat memudahkan
petugas untuk melakukan pengolahan lebih lanjut karena data bentuk excel lebih
fleksibel.
c. Data Cara Pembayaran Pasien
Data cara pembayaran pasien adalah semua data pasien yang melakukan
pengobatan rawat jalan di seluruh poli dan cara pembayaran tertentu yang ada di
RSUP Dr. Sardjito. Data cara pembayaran pasien dapat dilihat melalui
SIMETRISS pada bagian kunjungan pasien dan dipilih filter unit pelayanan rawat
jalan serta cara pembayaran yang dingiinkan. Data yang dihasilkan yaitu identitas
pasien, jenis kunjungan (baru atau lama), jumlah pasien, cara bayar, diagnosa, dan
lain-lain. SIMETRISS sudah mampu merekap secara otomatis pasien rawat jalan
ketika pasien tersebut telah didaftarkan oleh petugas pendaftaran karena petugas
juga telah menginputkan cara pembayaran pasien sehingga data kunjungan pasien
rawat jalan berdsarkan cara pembayaran pasien akan bertambah secara otomatis
sesuai dengan jumlah pasien yang mendaftar dan mengahasilkan data yang sesuai
serta akurat. Data juga dapat diunduh dalam bentuk excel sehingga dapat
memudahkan petugas untuk melakukan pengolahan lebih lanjut karena data
bentuk excel lebih fleksibel.
63

3.4.7 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Penyajian Data 10 Besar Penyakit


(Rawat Jalan dan Rawat Inap) di RSUP Dr. Sardjito
Kegiatan pengumpulan, pengolahan serta analisis penyajian data 10 besar
penyakit untuk rawat jalan dan rawat inap dilakukan melalui sistem yaitu
SIMETRISS berdasarkan data kunjungan rawat jalan/rawat inap, sistem akan
mengolah diagnosa terbanyak sesuai angka yang diinputkan petugas misalnya 15,
30, dan 50 penyakit. Bentuk penyajian dari data tersebut yaitu berupa tabel
dengan informasi didalamnya yaitu data nomor urut, kode ICD-10, diagnosa, dan
jumlah pasien. Data 10 besar penyakit tersebut diperoleh dari jumlah kasus
terbanyak yang terjadi pada data kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat
inap. Pada rawat jalan data terkait dapat diakses dengan cara filter pada tanggal,
bulan, tahun pasien registrasi, kemudian pilih opsi rawat jalan, serta poliklinik
yang diinginkan. Setelah itu klik tombol cari maka akan secara otomatis muncul
daftar 10 besar penyakit pada periode tertentu tersebut.
Pada rawat inap data 10 besar penyakit dapat diakses dengan cara yang
sama namun pada opsi pilihan jenis pelayanan diganti menjadi instalasi rawat inap
serta poliklinik yang diinginkan. Kemudian klik tombol cari maka secara otomatis
data 10 besar penyakit pada periode tertentu akan muncul.

3.4.8 Pemanfaatan Data 10 Besar Penyakit Terbesar Rawat Jalan dan Rawat Inap
untuk Kepentingan Manajemen Rumah Sakit di RSUP Dr. Sardjito
Pemanfaatan data 10 besar penyakit rawat jalan dan rawat inap bermanfaat
sebagai bahan perencanaan kebutuhan alat dan bahan medis, sebagai bahan
evaluasi, dan bahan perencanaan kebutuhan sumberdaya manusia/tenagamedis.
64

3.5 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam Medis Dan


Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Manajemen Mutu Rekam
Medis Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2020
3.5.1 Identifikasi Standar Akreditasi Pelayanan Rekam Medis yang Berlaku di
Rumah Sakit
Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan setelah dinilai bahwa rumah sakit tersebut telah memenuhi
pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit secara berkesinambungan (Kemenkes RI, 2012). RSUP Dr. Sardjito telah
tersertifikasi sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A yang
diserahkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia kepada Direktur Utama
terhitung 4 Maret 2011 sampai dengan 4 Maret 2016.
RSUP Dr. Sardjito telah terarkeditasi Paripurna Akreditasi KARS versi
2012 pada tahun 2014 dan berlaku hingga tahun 2020 dan telah lulus akreditasi
Joint Commission International (JCI) pada tahun yang sama dan berlaku mulai
tahun 2014 hingga tahun 2017. Persiapan akreditasi tersebut telah dilaksanakan
mulai tahun 2012.
Standar akreditasi yang telah dicapai oleh RSUP Dr. Sardjito ini diharapkan
dapat membuat rumah sakit terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Pelayanan kesehatan yang baik
tercermin dari rekam medis yang baik pula (Benjamin, 1980 dalam Giyana, 2012).
Berdasarkan hal tersebut, pelayanan rekam medis yang sesuai dengan standar
perlu terus ditingkatkan agar menunjang peningkatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit.

3.5.2 Identifikasi dan Analisis Sasaran Mutu Rekam Medis


Sasaran mutu rekam medis menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2008) meliputi sebagai berikut :
a. Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 Jam Setelah Pelayanan
65

Definisi rekam medis yang lengkap adalah rekam medis yang telah diisi
lengkap oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan. RSUP Dr.
Sardjito dalam SK. Kebijakan Pengelolaan Berkas Rekam Medis menyebutkan
bahwa berkas rekam medis dilengkapi dan dikembalikan ke Instalasi Catatan
Medik dalam 1 x 24 jam, namun berdasarkan hasil observasi ditemukan
keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis seperti yang tertera pada
Tabel 3.4 Data Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Bulan
Januari 2020.

Tabel 3.4 Data Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito
Bulan Januari 2020
No Bangsal Jumlah Kembali 1 x 24 Keter-
. DRM Jam lambatan
Ya Tidak (%)
1. Amarta Lt I 40 17 23 57,5
2. Amarta Lt II 39 13 26 66,7
3. Anggrek 1 (THT) 104 84 20 19,2
4. Anggrek 2 66 58 8 12,1
5. Ayodya Lt 1 31 9 22 71,0
6. Ayodya Lt 2 35 18 17 48,6
7. Bugenvil 1 141 95 46 32,6
8. Bugenvil 2 144 62 82 56,9
9. Bugenvil 3 105 58 47 44,8
10. Bugenvil 4 209 182 27 12,9
11. Bugenvil 5 42 14 28 66,7
12. Cempaka Mulya 24 24 0 0
13. Cendana 1 (Bedah) 79 50 29 36,7
14. Cendana 2 (Bedah) 85 55 30 35,3
15. Cendana 3 (Bd. Syaraf) 91 53 38 41,8
66

16. Cendana 4 (Bedah) 98 85 13 13,3


17. Cendana 5 (Bedah) 40 28 12 30,0
18. Cendrawasih I 22 10 12 54,5
19. Cendrawasih II 84 52 32 38,1
20. Cendrawasih III 35 17 18 51,4
21. Dahlia 1 (Penyakit Dalam) 89 75 14 15,7
22. Dahlia 2 (Penyakit Dalam) 94 43 51 54,3
23. Dahlia 3 (Penyakit Dalam) 38 34 4 10,5
24. Dahlia 4 (Penyakit Dalam) 89 54 35 39,3
25. Dahlia 6 (Penyakit Dalam) 46 33 13 28,3
26. High Care 18 1 17 94,4
27. ICU (GBST) 18 0 18 100
28. IMC 2 25 7 18 72,0
29. Indraprastha 1 (Lt 5) 56 26 30 53,6
30. Indraprastha 2 (Lt 6) 58 43 15 25,9
31. Indraprastha 3 (Lt 7) 33 19 14 42,4
32. Kartika 1 (Estella) 48 46 2 4,2
33. Kartika 1B 40 34 6 15,0
34. Kartika 2 (Estella) Lt 2 77 63 14 18,2
35. Kedokteran Nuklir 6 6 0 0
36. Kesawamrti (Lt 7 PJT) 82 62 20 24,4
37. Kresna CVCU (Lt 3 PJT) 24 13 11 45,8
38. Kresna ICU Bedah Jantung 1 0 1 100
39. Luka Bakar (GBST) 5 2 3 60,0
40. Maternal (GBST) 40 10 30 75,0
41. Melati 1 / Menur 23 15 8 34,8
42. Melati 2 / Mawar 37 33 4 10,8
43. Melati 3 / Melati 32 30 2 6,3
44. Melati 4 / Matahari 53 44 9 17,0
45. Melati 5 (Isolasi) 16 2 14 87,5
46. NICU (GBST) 25 0 25 100
47. Neuro Restorasi 5 5 0 0
48. PICU (GBST) 14 6 8 57,1
49. Padmanaba 127 95 32 25,2
50. Perinatal (GBST) 77 23 54 70,1
51. SICU (GBST) 2 0 2 100,0
52. Teratai 14 7 7 50,0
53. Unit Stroke 33 33 0 0
54. Wisnumurti (Lt 6 PJT) 186 131 55 29,6
55. Yudhistira 2 63 24 39 61,9
Jumlah 3108 2003 1105 35,6
Sumber : Data Laporan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Bulan Januari
2020
67

Berdasarkan Tabel 3.1 Data Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap RSUP
Dr. Sardjito Bulan Januari 2020 masih terdapat keterlambatan pengembalian
dokumen rekam medis selama 1 x 24 jam dengan persentase sebesar 35,6%.
Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap paling besar
terjadi pada bangsal Kresna ICU Bedah Jantung, NICU (GBST), dan SICU
(GBST) dengan persentase sebesar 100%.
Hal tersebut tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh rumah sakit
dimana berkas rekam medis harus kembali ke Instalasi Catatan Medis yaitu 1 x 24
jam dalam artian target pengembaliannya adalah 100%. Winarti dan Supriyanto
(2013) menyatakan bahwa dampak dari pengembalian dokumen rekam medis
yang tidak tepat waktu menyebabkan data yang diperoleh akan mengalami
keterlambatan dan proses pengolahannya juga terhambat. Purba (2016) juga
menyatakan bahwa dampak dari ketidaktepatan pengembalian dokumen rekam
medis akan menghambat tahap proses pengolahan rekam medis selanjutnya dan
menyulitkan petugas dalam mencari dokumen rekam medis ketika dibutuhkan
kembali sehingga dapat berpengaruh pada kecepatan penyediaan dokumen rekam
medis dan pelayanan pasien.
Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis di RSUP Dr. Sardjito
disebabkan karena belum terisi lengkapnya formulir rekam medis oleh petugas.
Item yang sering terlewati adalah tanda tangan atau bagian autentifikasi dari
Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP). Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2006) menyatakan bahwa semua pencatatan dalam rekam medis harus
ditandatangani oleh dokter, perawat atau tenaga medis lain sesuai
kewenangannya.
Berdasarkan hal tersebut, tanda tangan dari DPJP perlu didokumentasikan
dengan lengkap untuk menunjang pencatatan pelayanan. Namun, DPJP tidak
setiap saat berada di bangsal perawatan, sehingga pemberian tanda tangan yang
kurang akan terhambat. Hal tersebut mengakibatkan keterlambatan pengembalian
berkas rekam medis rawat inap ke Instalasi Catatan Medik.
Berdasarkan hasil observasi di RSUP Dr. Sardjito juga masih terdapat
ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis dalam waktu ≤ 24 jam yang
68

disajikan dalam Tabel 3.5 Data Kelengkapan Pengisian Rekam Medis RSUP Dr.
Sardjito Bulan Januari 2020.
Tabel 3.5 Data Kelengkapan Pengisian Rekam Medis RSUP Dr.Sardjito Bulan
Januari 2020
No Bangsal Jumlah Lengkap 1 x 24 Ketidak-
. DRM Jam lengkapan
Ya Tidak (%)
1. Amarta Lt I 40 18 22 55,0
2. Amarta Lt II 39 11 28 71,8
3. Anggrek 1 (THT) 104 82 22 21,2
4. Anggrek 2 66 57 9 13,6
5. Ayodya Lt 1 31 8 23 74,2
6. Ayodya Lt 2 35 18 17 48,6
7. Bugenvil 1 141 94 47 33,3
8. Bugenvil 2 144 63 81 56,3
9. Bugenvil 3 105 58 47 44,8
10. Bugenvil 4 209 180 29 13,9
11. Bugenvil 5 42 14 28 66,7
12. Cempaka Mulya 24 21 3 12,5
13. Cendana 1 (Bedah) 79 49 30 38,0
14. Cendana 2 (Bedah) 85 55 30 35,3
15. Cendana 3 (Bd. Syaraf) 91 51 40 44,0
16. Cendana 4 (Bedah) 98 84 14 14,3
17. Cendana 5 (Bedah) 40 28 12 30,0
18. Cendrawasih I 22 9 13 59,1
19. Cendrawasih II 84 47 37 44,0
20. Cendrawasih III 35 17 18 51,4
21. Dahlia 1 (Penyakit Dalam) 89 69 20 22,5
22. Dahlia 2 (Penyakit Dalam) 94 37 57 60,6
23. Dahlia 3 (Penyakit Dalam) 38 24 14 36,8
24. Dahlia 4 (Penyakit Dalam) 89 50 39 43,8
25. Dahlia 6 (Penyakit Dalam) 46 29 17 37,0
26. High Care 18 1 17 94,4
27. ICU (GBST) 18 0 18 100,0
28. IMC 2 25 4 21 84,0
29. Indraprastha 1 (Lt 5) 56 26 30 53,6
30. Indraprastha 2 (Lt 6) 58 43 15 25,9
31. Indraprastha 3 (Lt 7) 33 19 14 42,4
32. Kartika 1 (Estella) 48 44 4 8,3
33. Kartika 1B 40 32 8 20,0
34. Kartika 2 (Estella) Lt 2 77 62 15 19,5
35. Kedokteran Nuklir 6 6 0 0
36. Kesawamrti (Lt 7 PJT) 82 61 21 25,6
37. Kresna CVCU (Lt 3 PJT) 24 13 11 45,8
38. Kresna ICU Bedah Jantung 1 0 1 100,0
69

39. Luka Bakar (GBST) 5 2 3 60,0


40. Maternal (GBST) 40 10 30 75,0
41. Melati 1 / Menur 23 12 11 47,8
42. Melati 2 / Mawar 37 33 4 10,8
43. Melati 3 / Melati 32 29 3 9,4
44. Melati 4 / Matahari 53 43 10 18,9
45. Melati 5 (Isolasi) 16 2 14 87,5
46. NICU (GBST) 25 0 25 100,0
47. Neuro Restorasi 5 5 0 0
48. PICU (GBST) 14 6 8 57,1
49. Padmanaba 127 94 33 26,0
50. Perinatal (GBST) 77 22 55 71,4
51. SICU (GBST) 2 0 2 100,0
52. Teratai 14 7 7 50,0
53. Unit Stroke 33 33 0 0,0
54. Wisnumurti (Lt 6 PJT) 186 131 55 29,6
55. Yudhistira 2 63 24 39 61,9
Jumlah 3108 1937 1171 37,7
Sumber : Data Laporan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Bulan Januari
2020

Berdasarkan Tabel 3.5 Data Kelengkapan Pengisian Rekam Medis RSUP


Dr. Sardjito Bulan Januari 2020 didapatkan bahwa masih terdapat 37,7%
pengisian dokumen rekam medis yang belum lengkap selama 1 x 24 jam.
Persentase ketidaklengkapan pengisian terbesar terdapat pada bangsal ICU
(GBST), Kresna ICU Bedah Jantung, NICU (GBST), dan SICU (GBST) sebesar
100%. Hal tersebut tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2008) yakni kelengkapan pengisian rekam medis
dalam 24 jam adalah 100%.
Lihawa, dkk. (2015) ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis
akan berdampak pada mutu rekam medis dan mempengaruhi kesinambungan
pencatatan pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien. Dampak
lebih lanjut dari ketidaklengkapan pengisian juga menghambat pemenuhan hak
pasien terhadap pemenuhan hak pasien terhadap isi rekam medis, menghambat
proses kodefikasi yang berpengaruh pada pengajuan klaim asuransi, serta
menghambat proses pelaporan rumah sakit.
70

b. Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan Informasi yang Jelas


Informed consent merupakan persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
walinya kepada dokter untuk melakukan suatu tindakan medis terhadap pasien
sesudah memperoleh informasi lengkap dan yang dipahaminya mengenai tindakan
itu (Octaria dan Trisna, 2016). Standar kelengkapan informed consent menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) adalah 100%, namun
berdasarkan hasil observasi di RSUP Dr. Sardjito ditemukan ketidaklengkapan
informed consent pada bulan Januari 2020 dan bulan Februari 2020 sebagai
berikut.

Gambar 3.3 Analisis Pemberian Informasi Bulan Januari 2020


71

Gambar 3.4 Analisis Pemberian Informasi Bulan Februari 2020

Berdasarkan gambar hasil analisis pemberian informasi didapatkan


terjadinya ketidaklengkapan informed consent pada bulan Januari 2020 sebesar
134 poin dan mengalami penurunan pada bulan Februari 2020 menjadi 129 poin.
Meskipun mengalami penurunan, angka kelengkapan informed consent di RSUP
Dr. Sardjito masih belum memenuhi standar yaitu 100%.
Lihawa, dkk. (2015) ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis
akan berdampak pada penurunan mutu rekam medis itu sendiri. Rahayu dan
Sarwinanti (2014) menyatakan bahwa ketidaklengkapan informed consent dan
pengisian yang belum sesuai dengan protap dapat berakibat apabila terjadi
penuntutan oleh pihak pasien, maka pihak rumah sakit akan berurusan dengan
hukum. Berdasarkan hal tersebut, hendaknya RSUP Dr. Sardjito sebagai rumah
sakit yang telah terakreditasi paripurna lebih memperhatikan dan melakukan
sosialisasi lebih kepada petugas mengenai pengisian informed consent sesuai
dengan protap yang ada.

c. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan


Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) mendefinisikan waktu
penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan dimulai dari pasien mendaftar
sampai rekam medis disediakan/ditemukan oleh petugas dengan standar ≤ 10
72

menit untuk pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam medis di
RSUP Dr. Sardjito dimulai dari proses pendaftaran dan tracer akan keluar dari
mesin untuk memudahkan petugas filling mencari dokumen rekam medis hingga
kemudian diantarkan oleh petugas distribusi menuju poliklinik.
Standar waktu penyediaan rekam medis di RSUP Dr. Sardjito adalah ≤ 30
menit, namun berdasarkan hasil observasi penyediaan dokumen rekam medis
masih mengalami keterlambatan seperti yang tertera pada Tabel 3.6 Waktu
Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Bulan Januari 2020 sebagai
berikut.

Tabel 3.6 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Bulan Januari
2020
Durasi Penyediaan DRM ≤ 30
Jumlah Menit Keterlambat-
Tanpa
No Poli Kunjung- an (%)
Ya Tidak Keterangan
an

1. Anesthesi 235 56 52 127 22,13


2. Edelweis 937 286 572 79 61,05
3. General 808 16 136 656 16,83
Check Up
4. Geriatri 90 50 23 17 25,56
5. Kesehatan 1.942 1.418 429 95 22,09
Anak
6. Kesehatan 326 82 146 98 44,79
Jiwa
7. Kulit dan 1.051 319 589 143 56,04
Kelamin
8. Mata 3.934 1.820 1.487 627 37,80
9. Obsgyn 1.567 782 644 141 41,10
10. Wijaya 835 192 73 570 8,74
73

Kusuma
11. Skin 317 86 167 64 52,68
Center
12. Tumbuh 457 222 138 97 30,20
Kembang
Jumlah 12.499 5.329 4.456 2.714 35,65
Sumber : Data Laporan Waktu Distribusi Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Bulan
Januari 2020

Berdasarkan Tabel 3.6 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat


Jalan Bulan Januari 2020 didapatkan bahwa terjadi keterlambatan penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan dengan persentase sebesar 35,65%.
Keterlambatan paling besar terdapat pada Poli Edelweis yang berada di lantai tiga
dengan persentase keterlambatan sebesar 61,05%.
Andria dan Sugiarti (2015) menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan
akibat lamanya waktu penyediaan dokumen rekam medis adalah terjadinya
penumpukan pasien yang menunggu karena dokumen rekam medisnya belum
tersedia sehingga pelayanan pun tidak dapat dilakukan. Hal tersebut juga terjadi di
RSUP Dr. Sardjito, dimana terdapat penumpukan pasien di depan poli perawatan
untuk menunggu giliran pelayanan.
Lamanya waktu penyediaan rekam medis di RSUP Dr. Sardjito disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor dari bagian filling adalah tidak segera ditemukannya
dokumen rekam medis. Hal tersebut bisa disebabkan karena dokumen rekam
medis yang salah letak, dokumen rekam medis yang tidak berada di rak
penyimpanan karena masih dipinjam oleh poli pelayanan lain, dokumen dipinjam
oleh bagian penelitian atau dokumen yang masih berada di ruang gabung.
Faktor lain yang menyebabkan lamanya waktu penyediaan dokumen rekam
medis ada pada faktor bagian distribusi itu sendiri. Petugas distribusi menunggu
dokumen rekam medis terkumpul banyak, baru kemudian diantarkan ke poli
pelayanan. Hal tersebut disebabkan karena setiap lantai pelayanan hanya ada satu
petugas distribusi dan jarak dari bagian distribusi dengan poli-poli pelayanan bisa
dikatakan cukup jauh.
d. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Inap
74

Waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap adalah waktu mulai
pasien diputuskan rawat inap oleh dokter sampai dokumen rekam medis tersedia
di bangsal perawatan (Depkes RI, 2008). Standar minimal waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat inap adalah ≤ 15 menit menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2008).
Proses penyediaan dokumen rekam medis rawat inap dimulai dari pihak
pasien mendaftar pelayanan admisi untuk mendapatkan tempat tidur pelayanan.
Pihak pasien yang telah mendapatkan tempat tidur, akan diarahkan ke bagian
registrasi rawat inap. Petugas pendaftaran rawat inap akan mendaftarkan pasien
serta menyiapkan dokumen rekam medis rawat inap sesuai dengan kasus pasien
dan mencetak barcode nama, gelang pasien, dan kartu tunggu. Setelah itu, petugas
pendaftaran rawat inap akan mendistribusikan dokumen rekam medis rawat inap
ke bangsal pelayanan untuk kemudian diserahkan kepada perawat bangsal.
Berikut adalah hasil observasi waktu penyediaan dokumen rekam medis
rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada pukul 08.00 – 11.00 WIB tanggal 11
Februari 2020 yang tertera pada Tabel 3.7 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap 11 Februari 2020.

Tabel 3.7 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Bulan 11
Februari 2020
Pasien Waktu Total
Reservasi Registrasi (Menit)
1 08.01 – 08.15 08.15 – 08.21 20
2 08.13 – 08.27 08.33 – 08.36 23
3 08.17 – 08.26 08.26 – 08.31 14
4 08.27 – 08.32 08.46 – 08.51 24
5 08.28 – 08.45 08.57 – 09.05 37
6 08.36 – 08.40 08.59 – 09.15 39
7 08.37 – 08.48 08.52 – 08.55 18
8 08.57 – 09.11 09.16 – 09.25 28
9 09.16 – 09.21 09.22 – 09.28 10
10 09.22 – 10.04 10.04 – 10.07 45
11 09.59 – 10.05 10.08 – 10.12 13
12 10.06 – 10.10 10.11 – 10.17 11
13 10.19 – 10.28 10.29 – 10.35 16
14 10.20 – 10.29 10.29 – 10.41 21
75

15 10.39 – 10.46 10.46 – 11.03 24


16 10.49 – 11.00 11.00 – 11.04 15
Rata-Rata 22,36
Sumber : Data Observasi Waktu TPPRI (2020)

Berdasarkan Tabel 3.7 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat


Inap Bulan 11 Februari 2020 didapatkan bahwa rata-rata lamanya waktu
penyediaan dokumen rekam medis rawat inap adalah 22,36 menit. Hal tersebut
tidak sesuai dengan standar minimal waktu penyediaan dokumen rekam medis
rawat inap menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) yaitu ≤ 15
menit. Dampak dari lamanya waktu penyediaan adalah terjadinya penumpukan
pasien karena belum terlayani. Hsl tersebut sesuai dengan hasil penelitian Andria
dan Sugiarti (2015) yang menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan akibat
lamanya waktu penyediaan dokumen rekam medis adalah penumpukan pasien
yang menunggu karena dokumen rekam medisnya belum tersedia.
Berdasarkan hasil observasi penyebab lamanya waktu penyediaan dokumen
rekam medis rawat inap adalah lamanya waktu reservasi atau pemesanan kamar
rawat. Menurut petugas, lamanya waktu pemesanan kamar disebabkan karena
petugas admisi masih harus berkoordinasi dengan perawat bangsal untuk
mencarikan kamar yang kosong atau masih bisa digunakan. Selain itu, terkadang
pasien yang telah mendapatkan kamar ada yang menginginkan naik kelas dan
masih harus diantrikan kembali pencarian kamar yang bisa menyebabkan waktu
reservasi pun menjadi lama.
3.5.3 Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Rekam Medis (Quality Assurance)
Quality assurance adalah suatu program kontinu yang disusun secara
objektif dan sistematis untuk memantau dan menilai mutu dan kebenaran asuhan
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan peluang untuk meningkatkan
asuhan pasien dan memecahkan permasalahan (Hatta, 2008). Quality assurance
untuk menilai mutu dokumen rekam medis dilakukan dengan dua cara, yaitu
analisis kuantitatif dan analisis kualitatif rekam medis.
Analisis kuantitatif rekam medis menurut Budi (2011) adalah review bagian
tertentu dari isi rekam medis dengan maksud menemukan kekurangan khusus
76

yang berkaitan dengan pendokumentasian (pencatatan) pada berkas rekam medis.


Analisis kualitatif adalah review untuk menjaga keajegan (konsistensi) isi rekam
medis, taat asas serta menghindari pelanggaran rekaman yang mengakibatkan
ketidakakuratan dan kelengkapan.
Analisis kuantitatif dan kualitatif rekam medis di RSUP Dr. Sardjito telah
untuk berkas rekam medis rawat inap, meskipun tidak terdapat form khusus untuk
menilai kelengkapan berkas rekam medis. Pengecekan kelengkapan berkas rekam
medis akan dilakukan sebelum proses coding. Petugas koding yang berada
dibangsal yang bertugas melakukan pengecekan kelengkapan. Hal tersebut
dikarenakan RSUP Dr. Sardjito mempunyai standar atau kebijakan sendiri untuk
menilai kelengkapan berkas rekam medis. Penilaian kelengkapan berkas rekam
medis rawat inap dilakukan berdasarkan teknik close medical record review yaitu
dimana terdapat form berisi tools format telaah rekam medis secara tertutup sesuai
dengan standar akreditasi rumah sakit yang berlaku.

3.6 Mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Rekam Medis Dan


Informasi Kesehatan Berdasarkan Aspek Manajemen Unit Kerja Di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2020
3.6.1 Identifikasi SDM di Unit Kerja Rekam Medis
Pada unit rekam medis atau Instalasi Catatan Medik terdapat sumber daya
manusia sebanyak 163 orang petugas rekam medis. Adapun sebagai berikut:
Tabel 3.8. Data Sumber Daya Manusia di Instalasi Catatan Medik
NO JABATAN KUALIFIKAS JUMLAH SDM
I
1 ASSEMBLING D3 1
SMA 9
2 DISTRIBUSI SMA 16
3 FILE D3 8
KA INSTALASI CATATAN S2 1
MEDIK
4 KEPALA PELAYANAN D3 1
ADMINISTRASI PASIEN
5 KEPALA PELAYANAN S2 1
PENGOLAHAN DATA
77

NO JABATAN KUALIFIKAS JUMLAH SDM


I
KEPALA PELAYANAN D3 1
VERIFIKASI DAN KLAIM
6 KEPALA PENUNJANG D3 1
PELAYANAN
ADMINISTRASI DAN SDM
7 KEPALA VERIFIKASI S1 1
PELAYANAN MEDIS DAN
OBAT
8 KODING RAJAL D3 6
SMA 1
9 LOGISTIK D3 1
S1 1
SMA 1
10 PELAPORAN D3 3
11 PENDAFTARAN D3 27
SMA 6
12 PENELITIAN D3 2
13 PENGGABUNGAN SMA 4
14 PENYUSUTAN D3 1
SMA 3
15 SKM D3 3
S1 1
16 TU SMA 2
17 VERIFIKASI ALAT OBAT S1 4
DAN TINDAKAN
18 VERIFIKASI JAMINAN SMA 8
19 VERIFIKASI KELENGKAPAN D3 8
20 VERIFIKASI PENDAFTARAN D3 1
ONLINE
SMA 5
21 VI RAJAL D3 12
22 VI RANAP D3 23
JUMLAH 169
Sumber : Data Sekunder (2020)
78

3.6.2 Struktur Organisasi di Instalasi Catatan Medik

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR MEDIK DIREKTUR SDM DAN DIREKTUR DIREKTUR UMUM DAN


DAN KEPERAWATAN PENDIDIKAN KEUANGAN OPERASIONAL

Kepala
Instalasi Catatan Medik

Kepala Kepala
Kepala Pelayanan Kepala pelayan Penunjang
Kepala Pelayanan Pelayanan
Verivikasi Coding administrasi Pelayanan
Pengolahan Data Verifikasi
Dan Klaim pasien Administrasi Dan
Pelayanan Medis
Dan Obat SDM

Pelaksana register Pelaksana Pelaksana


Pelaksana
kanker Verifikasi Coding Verifikasi Jaminan Verifikasi Analis Data
dan Klaim Rawat Klaim Pelayanan medis
Jalan
Pelaksana coding Pengelola Data
dan indeks penyakit
Pelaksana Analis Data
Pelaksanan Pelaksana Verifiksi Regristrasi Pasien Pelaksana Verifikasi
penataan berkas RM Coding dan Klaim
Pelayanan Obat
rawat inap Rawat Inap Pengadministras
i Umum
Pelaksana
Pelaksana Penyimpanan dan Pelaksana Entry
Pelaksan Revisi
pengolahan data pengembalian obat dan Alat Pramubakti
Rawat Jalan
dan laporan Berkas Rekam
Kesehatan
Medis (RM)
Pelaksana Pelaksan Revisi
Rawat Inap Pelaksana
pelayanan
Administrasi
penelitian
Pelaksana vesifikasi medis
pemberkasan
Pelaksana Klaim
Pelayanan Berkas
RM Untuk Penelitian
Dan Keperluan Lain
Pelaksana
pelayanan Surat
Pelaksana Keterangan Medis
Penyusutan Berkas (SKM)
RM Inaktif

Pelaksana
Penggabungan
Berkas Rawat Inap
ke Berkas utama
79

3.6.3 Tugas dan Fungsi Unit-Unit Terkait di Rumah Sakit, seperti Unit Rawat
Jalan, Unit Rawat Inap dan Unit Gawat Darurat
Tugas pokok dan fungsi instalasi catatan medik adalah menyediakan sumber
daya, fasilitas, dan kompetensi untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan
pelayanan penyediaan, pendistribusian, pengelolaan dan penyimpanan catatan
medik di RSUP Dr. Sardjito. Tugas – tugas unit unit yang ada di Instalasi Catatan
Medik RSUP Dr. Sardjito sebagai berikut :
a. Kepala Instalasi bertanggung jawab:
1) Terlaksananya tugas pokok dan fungsi instalasi secara baik,
2) Kelancaran perencanaan pelaksanaan, pengendaliaan, pengawasan, dan
evaluasi pelayanan di instalasi (dari aspek manajemen instalasi),
3) Pelaksanaan manajemen SDM di Instalasi,
4) Pengukuran capaian indikator SPM sesuai bidangnya,
5) Menyusun rencana dan Laporan Kegiatan Instalasi secara berkala dan
incidental,
6) Koordinasi yang baik dengan seluruh jajaran manajmen Rumah Sakit
dan instalasi dalam instruktur RSUP Dr. Sardjito secara fungsi dan
lintas sektor,
7) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
dalam rangka kelancaran tugas rumah sakit.
b. Tugas Pokok Penanggung Jawab Logistik dan Keuangan:
1) Melaksanakan perencanaan dan pelaporan dalam lingkup logistik dan
keuangan
2) Menyiapkan kebutuhan formulir untuk pelayanan medis dan
keperawatan
3) Menyiapkan data untuk mengembalikan efisiensi dan efektivitas
penggunaan aset dan barang sediaan
4) Melaksanakan pelayanan pendukung bagi tugas pokok instalasi catatan
medik dibidang pelayanan logistik dan keuangan
80

5) Melaksanakan upaya pemeliharaan dan pengamanan sarana dan


prasarana rumah sakit
6) Melaksanakan koordinasi lintas fungsi dengan instalasi, urusan / bidang
dan satuan kerja lain sesuai ketentuan,
7) Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan dalam rangka
kelancaran tugas rumah sakit,
c. Tugas Pokok Pelaksanaan Logistik dan ATK :
1) Melaksanakan kegiatan pelayanan logistik dan ATK,
2) Melakukan pengelolaan dan pencatatan mutasi aset dan persediaan
setiap bulan,
3) Melaksanakan pemantauan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan
logistik dan ATK,
4) Membuat laporan pelaksanaan pelayanan logistik dan ATK.
d. Tugas Pokok Penangung Jawab Administrasi dan SDM :
1) Melaksanakan perencanaan dan pelaporan dalam lingkup administrasi
dan SDM,
2) Menyusun perencanaan, melakukan pembinaan, peningkatan kualitas,
dan pengawasan SDM,
3) Menyiapkan usulan data dan perencanaan penyusutan arsip rekam
medis,
4) Melaksanakan pelayanan pendukung bagi tugas pokok instalasi
catatan medik dibidang pelayanan administrasi SDM,
5) Melakukan koordinasi lintas fungsi dan instalasi, bidang/ urusan dan
satuan kerja lain sesuain ketentuan,
6) Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atas dalam
rangka kelancaran tugas rumah sakit.
e. Tugas Pokok Pelaksana Administrasi Tata Usaha :
1) Melakukan kegiatan pelayanan administrasi tata usaha,
2) Melakukan pendataan, dokumentasi, dan kegiatan kearsipan dokumen
di instalasi catatan medik,
3) Melakukan perekapan daftar hadir karyawan,
81

4) Membuat laporan pelaksanaan administrasi tata usaha

f. Tugas Pokok Pengolahan Data adalah :


1) Mengkompilasi dan mengolah data kegiatan pelayanan medis di
rumah sakit,
2) Memproduksi olahan data untuk laporan rutin dan insidental, untuk
keperluan manajemen, penelitian, maupun keperluan orang lain,
3) Menyediakan berkas rekam medis untuk keperluan penelitian, audit
medis, penilaian kinerja operasional, dll.
4) Memonitor, mengendalikan pelaksanaan, dan menyiapkan data
laporan :
i. Registrasi kanker,
ii. Coding dan indeks penyakit,
iii. Penataan dan verivikasi berkas rekam medis rawat inap,
iv. Sensus harian rawat inap.
5) Menjaga mutu data yang dihasilkan.
6) Menyusun skala prioritas program pelayanan pengolahan data,
7) Melakukan inovasi dan peningkatan terus menerus dalam pengolahan
dan penyediaan data.
g. Tugas Pokok Pelaksana Register Kanker adalah:
1) Melasanakan kegiatan pengolahan data register kanker,
2) Membantu pelaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan pengolahan data
register kanker,
4) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pengolahan data register
kanker.
h. Tugas Pokok Pelaksana Coding dan Indeks Penyakit adalah :
1) Melaksanakan kegiatan pengolahan data coding dan indeks penyakit,
2) Membantu pelaksanaan pendidikan dan penelitian,
82

3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, dan


evaluasi kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan pengolahan data
coding dan indeks penyakit,
4) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pengolahan data coding dan
indeks penyakit.
i. Tugas Pokok Pelaksana Penataan Berkas Rekam Medis Rawat Inap adalah:
1) Melaksanakan kegiatan penataan berkas rekam medis rawat inap,
2) Membantu pelaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan penataan berkas
rekam medis rawat inap,
4) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan penataan berkas rekam medis
rawat inap.
j. Tugas Pokok Pelaksana Pengolahan Data dan Pelaporan adalah:
1) Melaksanakan kegiatan pengolahan data dan pelaporan,
2) Membantu pelaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan pengolahan data
dan pelaporan,
4) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pengolahn data dan pelaporan
k. Tugas Pokok Kepala Rekam Medis Pasien adalah :
1) Memproduksi layanan regisrasi pasien rawat jalan, rawat darurat, rawat
inap untuk mendukung pelayanan medis,
2) Penyiapan dan penyimpanan berkas rekam medis pasien,
3) Melakukan monitoring dan pengendalian:
i. Distribusi rekam medis rawat jalan,
ii. Penyimpanan dan pengambilan rekam medis pasien,
iii. Penyusutan rekam medis pasien,
iv. Pelayanan sura keterangan medis,
v. Pelaksanaan registrasi pasien rawa jalan, rawa darurat, dan
rawat inap,
83

vi. Pelaksanaan peminjaman rekam medis pasien.


4) Memproduksi pelayanan adminisrasi rekam medis pasien,
5) Menjaga mutu pelayanan rekam medis pasien,
6) Menyusun skala prioritas program pelayanan rekam medis pasien,
7) Melakukan inovasi dan peningkatan mutu erus pelayanan rekam
medis pasien,
l. Tugas Pokok Pelaksana Distribusi Berkas Rekam Medis adalah:
1) Melaksanakan kegiatan distribusi berkas rekam medis,
2) Membantu pelaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan distribusi berkas
rekam medis,
4) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan distribusi berkas rekam medis.
m. Tugas Pokok Pelaksana Penyimpanan dan Pengambilan Berkas Rekam
Medis adalah:
1) Melaksanakan kegiatan penyimpanan dan pengembalian berkas rekam
medis,
2) Membantu pelaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan penyimpanan dan
pengembalian berkas rekam medis,
4) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan penyimpanan dan
pengembalian berkas rekam medis.
n. Tugas Pokok Pelaksana Penyusutan berkas rekam medis inaktif adalah:
1) Melaksanakan kegiatan penyusunan berkas rekam medis (RM) inaktif,
2) Membantu melaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, evaluasi
kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan penyusutan berkas rekam
medis (RM) inaktif,
4) Membuat pelaporan pelaksanaan kegiatan penyusutan berkas rekam
medis (RM) inaktif.
84

o. Tugas Pokok Pelaksana Pelayanan Surat Keterangan Medis (SKM) adalah:


1) Melaksanakan kegiatan pelayanan surat keterangan medis,
2) Membantu melaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, evaluasi
kegiatan guna peningkatan mutu surat keterangan medis,
4) Membuat pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan surat keterangan
medis.
p. Tugas Pokok Pelaksana Regisrasi Pasien adalah:
1) Melaksanakan kegiatan pelayanan registrasi pasien,
2) Membanu melaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian guna peningkatan
mutupelayanan registrasi pasien,
4) Membuat pelaporan pelaksanaan pelayanan registrasi pasien.
q. Tugas Pokok Pelaksana Penggabungan Berkas Rekam Medis rawat inap ke
berkas utama adalah:
1) Melaksanakan kegiatan penggabungan berkas rekam medis (RM)
rawat inap ke berkas utama.
2) Membantu melaksanaan pendidikan dan penelitian.
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan penggabungan
berkas rekam medis (RM) rawat inap keberkas utama,
4) Membuat pelaporan pelaksanaan kegiatan penggabungan berkas
rekam medis (RM) rawat inap ke berkas utama.
r. Tugas Pokok Pelaksana pelayanan berkas rekam medis (RM) untuk
penelitian dan keperluan lain adalah:
1) Melaksanakan kegiatan pelayanan peminjaman berkas rekam medis
(RM) untuk penelitian dan keperluan lain,
2) Membanu melaksanaan pendidikan dan penelitian,
3) Ikut membantu melaksanakan pengendalian, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan guna peningkatan mutu kegiatan pelayanan
85

peminjaman berkas rekam medis (RM) untuk penelitian dan keperluan


lain,
4) Membuat pelaporan pelaksanaan pelayanan peminjaman berkas rekam
medis (RM) untuk penelitian dan keperluan lain.
3.6.4 Fungsi dan Peran Perekam Medis dalam Aspek-Aspek Manajemen
Fungsi manajemen sumber daya manusia sangat luas, hal ini disebabkan
karena tugas dan tanggung jawab manajemen sumber daya manusia untuk
mengelola unsur-unsur manusia seefektif mungkin agar memiliki suatu tenaga
kerja yang memuaskan. Menurut Hasibuan (2006) fungsi-fungsi manajemen
sumber daya manusia meliputi fungsi manajerial, yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian yang
meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengaaan, pengembangan,
kompetensi, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian karawan. Program
yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Perencanaan di Instalasi Catatan Medik dilakukan dengan
penyusunan rencana tahunan yang dilakukan setiap akhir tahun. Penyusunan
anggaran tahunan antara lain:
1) Penyusunan kerja dan anggaran kerja tahunan
2) Perencanaan kegiatan untuk pengembangan SDM melalui pelatihan dan
pengembangan pendidikan
3) Perencanaan anggaran dana untuk kegiatan operasional rutin
4) Perencanaan kebutuhan SDM di Instalasi catatan Medik
5) Perencanaan pengembangan kegiatan pelayanan rekam medik
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian (Organinizing) adalah kegiatan untuk mengorganisasi
setiap karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart).
Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Organisasi yang baik akan
membantu terwujudnya tujuan secara efektif. Pengorganisasian di Instalasi
Catatan Medik dilakukan dengan melakukan pembagian kerja, delegasi
86

wewenang, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Pembagian kerja dan shift
kerja dilakukan oleh masing-masing penanggung jawab, sedangkan koordinasi
dalam bagan organisasi dilakukan dengan mengadakan evaluasi kegiatan setiap
bulannya.
c. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar
mau bekerja sama dan bekerja efektif secara efisien dalam membantu tercpainya
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan
dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
Pengarahan di Instalasi Catatan Medik dilakukan oleh masing-masing
penananggung jawab kepada bawahannya. Penanggung jawab kegiatan antara lain
Penanggung jawab logistik dan keuangan, penanggung jawab administrasi dan
SDM, kepala pengolahan data, kepala rekam medis pasien serta dua
penanggungjawab verifikasi koding.
d. Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua
karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai
rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan
perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi
kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksaan pekerjaan dan menjaga
situasi lingkungan pekerjaan. Pengendalian di Instalasi Catatan Medik merupakan
kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh masing-masing penanggung jawab
kepada bawahannya. Apabila ada petugas yang melakukan kesalahan atau
penyimpangan, maka akan diberikan teguran dan selanjutnya akan dilakukan
pembinaan oleh masing-masing penanggung jawab.

3.6.5 Sarana Penunjang Penyimpanan Rekam Medis


a. Sarana dan Prasarana
Filing adalah salah satu bagian dari unit rekam medik yang bertugas
menyimpan rekam medis, mengambil rekam medis, meretensi rekam medis, dan
membantu dalam pelaksanaan pemusnahan rekam medis. Bagian filing
87

bertanggungjawab terhadap penyimpanan dokumen rekam medis. Pelayanan yang


cepat dan tepat dengan di dukungnya sarana dan prasarana yang ada dibagian
filing. Sarana dan prasarana yang ada di ruang filing rekam medis terdapat pada
tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9 Data Sarana Prasarana di Ruang Filing
No Nama Barang Jumlah
1 Bangku Tungku Kayu 1
2 Filing Cabinet Besi 3
3 HT 1
4 Jam Dinding 1
5 Kursi Besi 25
6 Loker 1
7 Meja Besi 6
8 Meja Komputer 3
9 Mesin Barcode 2
10 PC Unit 3
11 Pesawat Telepone 2
12 Printer 4
13 Rak Besi 64
14 Rak Kayu 3
15 Roll Opeck 10
16 Televisi 1
17 Trolli 5
Sumber : Data Primer dan Data Sekunder (2020)

b. Petunjuk Keluar
Petunjuk keluar adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi
penggunaan rekam medis. Dalam penggunaannya, petunjuk keluar ini diletakkan
sebagai pengganti pada tempat berkas rekam medis yang diambil (dikeluarkan)
dari rak penyimpanan. Petunjuk keluar tetap berada di rak file tersebut sampai
berkas rekam medis yang diambil (dipinjam) kembali ketempat semula.Petunjuk
keluar yang paling umum dipakai berbentuk kartu yang dilengkapi dengan
kantong tempel tempat menyimpan surat pinjam.
Petunjuk keluar (tracer) di Instalasi Catatan Medik RSUP Dr. Sardjito
berbentuk kartu yang dilengkapi dengan kantong tempel tempat menyimpan surat
pinjam. Petunjuk keluar (tracer) dibagi menjadi 4 warna yaitu merah, hijau, hitam
88

dan biru. Tracer merah digunakan untuk mengganti berkas yang keluar dari rak
penyimpanan untuk penelitian atau keperluan lain, tracer hijau digunakan untuk
menggantikan berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan untuk
pelayanan rawat jalan, tracer hitam digunakan untuk menggantikan berkas rekam
medis yang keluar dari rak penyimpanan untuk penggabungan rekam medis,
sedangkan tracer biru digunakan untuk menggantikan berkas rekam medis yang
keluar dari rak penyimpanan untuk pelayanan gawat darurat.
Surat pinjam / bon pinjam pada masing-masing tracer berbeda. Surat pijam/bon
pinjam untuk pelayanan rawat jalan berisi ― No RM, Nama, Poli Tujuan, No.
Reg, Tanggal Masuk, No. Urut, Tanggal, Keterangan‖ dan terintegrasi dari bagian
pendaftaran, surat pinjam untuk penelitian atau keperluan lain (internal, forensik,
audit) berisi ― No. RM, Nama, Tanggal Masuk, Keperluan, Tanggal, Tanda
tangan, Nama Peminjam‖, surat pinjam untuk penggabungan berisi ―Nama, No.
RM dan Tanggal‖, surat pinjam untuk IGD berisi ―Nama, No. RM, Tanggal‖.
Surat pinjam/bon pinjam dimasukkan ke dalam kantung pada petunjuk keluar
(tracer).

3.7 Aspek Teknologi Dan Informasi Kesehatan


3.7.1 Mengidentiikasi jenis aplikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan unit
rekam medis di rs, meliputi:

3.7.2 Indeks Utama Pasien (Master Patient Index)


RSUP Dr. Sardjito tidak menggunakan cara manual dalam pembuatan
Indeks Utama Pasien atau Master Patient Index. Seluruh proses pembuatan indeks
utama pasien sudah terkomputerisasi pada SIMETRISS, yang berisi data
diantaranya yaitu nomor rekam medis, nama lengkap sesuai identitas pasien
(KTP, SIM, dll), alamat, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, nama lengkap ayah, nama lengkap ibu, nama istri/suami, tanggal
masuk, tanggal keluar, dan diagnosa penyakit. Sistem yang digunakan ini sudah
mampu mengetahui riwayat pasien yang berobat, baik melalui instalasi rawat
jalan, rawat inap dan farmasi. Semua informasi tersebut dapat dicari dengan
89

menggunakan nomor rekam medis pasien, nama pasien, alamat pasien, kota
pasien, serta tanggal lahir dalam penginputannya.

3.7.3 Pendaftaran atau Registrasi


Proses pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat di
RSUP Dr. Sardjito dilakukan dengan SIMETRISS. SIMETRISS (Sistem
Informasi Manajemen Terintergrasi Rumah Sakit) adalah sebuah sistem informasi
yang terintegrasi untuk menangani keseluruhan proses manajamen Rumah Sakit,
mulai dari pendaftaran pasien baru, transaksi perpindahan pasien dan proses
pemulangan pasien. Pendaftaran di RSUP Dr. Sardjito terdiri dari pendaftaran
rawat jalan, rawat inap, dan instalasi gawat darurat.
Pada sistem pendaftaran rawat jalan dapat mengetahui transaksi antrian
pasien yang berobat ke setiap poli disetiap lantai , mendaftarkan pasien berobat
dengan pembagian pasien BPJS yang kemudian diverifikasi pada sistem INA-
CBGs untuk dibuatkan SEP (Surat Elagibilitas Pasien) dan pasien umum yang
kemudian dibuatkan kwitansi untuk proses pembayaran pada kassa setelah
mendapatkan pelayanan dari poli yang dituju. Pada pendaftaran pasien rawat inap
terdapat informasi pasien yang sedang rawat inap, bangsal, kelas dan pembayaran
yang dilakukan dimana data tersebut digunakan untuk pengendalian pengelolaan
laporan oleh manajemen dan keuangan.
Perpindahan pasien (Transfer System) terdiri perpindahan dari poli satu ke
poli lain, bangsal ke bangsal lain atau dari kelas satu ke kelas lainnya yang
dilakukan secara komputerisasi. Pemulangan pasien dicatat secara manual dan
komputerisasi kemudian disimpan di dalam database sistem informasi rumah sakit
dengan catatan tanggal dan jam yang jelas ketika pasien itu keluar. Pemulangan
pasien (Discharge System) dapat dilakukan dengan mengisi berberapa data di
menu yang terdapat dalam SIMETRISS yaitu nama kondisi akhir, status kondisi
akhir, tanggal dan sebab meninggal jika pasien tersebut meninggal.

3.7.4 Indeks Penyakit dan Tindakan


90

Pada Sistem Informasi Manajemen Terintegrasi Rumah Sakit sudah


terdapat beberapa database yang dapat digunakan dalam pengelolaan indeks
penyakit dan tindakan. Data tersebut didapat dari data pasien, data kunjungan
pasien yang meliputi nomor rekam medis pasien, data sosial, data penjaminan,
jenis pelayanan, waktu, jenis dan pelaksana tindakan, serta diagnosa per
kunjungan. Beberapa data induk dan transaksi yang telah dientri dalam sistem,
SIMETRISS dapat menghasilkan laporan indeks yaitu :
a. Laporan pasien masuk / keluar
b. Laporan SIRS RL 5
c. Laporan berkas belum kembali
d. Laporan ketepatan dan kelengkpan berkas
e. Laporan diagnosa terbanyak
f. Laporan kunjungan pasien
g. Laporan SIRS RL 4
h. Laporan Rekapitulasi kunjungan
i. Laporan pasien dirawat lebih dari7 hari
j. Laporan BOR
9. Pelacakan Berkas Rekam Medis (MR tracking system)
Pelacakan berkas rekam medis adalah bagian dari sistem informasi yang
berguna untuk mengetahui posisi dan riwayat pengiriman berkas rekam medis.
Sumber data dari sistem pelacakan rekam medis ini adalah :
a. Data registrasi pelayanan pasien, yang berisi kode registrasi, tanggal
registrasi, dan pelayanan yang dituju.
b. Data distribusi rekam medis, yaitu data yang didapat dari entri nomor
rekam medis menggunakan metode pindai barcode pada map rekam
medis di bagian distribusi lantai dasar (Basement).
c. Data poliklinik terima rekam medis, yaitu data yang didapat dari entri
nomor rekam medis setelah berkas sampai di poliklinik tujuan pasien
mendaftar.
91

d. Data terima petugas coding, yaitu data yang didapat dari entri nomor
rekam medis setelah berkas dikembalikan dari poliklinik menuju petugas
coding rekam medis.
e. Data terima ruang filing, setelah semua proses rekam medis selesai berkas
dientri terima pada ruang filing dengan mengklik barcode pada map
rekam medis.

Selain beberapa lokasi berkas tersebut, juga terdapat lokasi lain yang
memungkinkan keberadaan rekam medis dapat dilacak. Beberapa tempat tersebut
yaitu bagian penelitian, verifikasi, dan assembling. Dengan menggunakan sistem
ini petugas dan manajemen ICM dapat memantau posisi rekam medis secara tepat
dan valid serta waktu yang dibutuhkan dalam proses pendistribusian rekam medis
yang telah tertera dalam sistem.
Aplikasi SIMETRISS
1. Menu Home

Gambar 3.5 Menu Home


92

2. Login

Gambar 3.6 Menu Login


3. Tampilan untuk pendaftaran rawat jalan
93

Gambar 3.7 Pendaftaran Rawat Jalan

Gambar 3.8 Set Default Entry


94

Gambar 3.9 Pencarian Data Pasien

Gambar 3.10 Pencarian Pasien Rujukan Rawat Jalan


4. Tampilan untuk pendaftaran rawat inap
95

Gambar 3.11 Tampilan Pendaftaran Rawat Inap

Gambar 3.12 Reservasi Rawat Inap


5. Tampilan untuk pendaftaran IGD
96

Gambar 3.13 Tampilan Pendaftaran IGD

Gambar 3.14 Rujukan IGD


97

Gambar 3.15 Reservasi IGD

Gambar 3.16 Pencarian Data Pasien


6. Rekam Medis
98

Gambar 3.17 Registrasi Utama Rumah Sakit

Gambar 3.18 Rekam Medis


99

Gambar 3.19 Laporan Masuk Keluar

Gambar 3.20 Laporan Kunjungan Pasien


100

Gambar 3.21 Laporan Kelengkapan Berkas RM

Gambar 3.22 Laporan Diagnosa Terbanyak


101

Gambar 3.23 Pengembalian Berkas ke Filling

Gambar 3.24 Tracer Aktif


102

Gambar 3.25 Cek Berkas Distribusi

Gambar 3.26 Cetak Barcode Distribusi


103

Gambar 3.27 Cetak Tracer Distribusi

Gambar 3.28 Distribusi


104

Gambar 3.29 Keluar Kertas Tracer

Gambar 3.30 Monitoring Cetak


105

Gambar 3.31 Monitoring

b. Cara Pengoperasian Aplikasi INA-CBG’s, SIMRS, dan Interoperabilitasnya


serta Trouble Shooting
SIMETRISS (Sistem Infromasi Manajemen Terintegrasi Rumah Sakit)
merupakan aplikasi yang dapat diakses menggunakan browser yang dioperasikan
pada komputer di tiap-tiap unit. SIMETRISS dioperasikan dengan cara user
(pengguna) harus login terlebih dahulu dengan menginputkan username dan
password pada aplikasi SIMETRISS, sehingga keamaan dari SIMETRISS dapat
terjaga dengan baik, dimana setiap user memiliki hak akses yang berbeda-beda
sesuai dengan job description masing-masing.
SIMETRISS sering mengalami masalah yaitu sering terjadinya error sejak
pergantian tahun atau sejak awal tahun 2020. User akan menguhubungi
menggunakan telepon dan melaporkan permasalahan yang terjadi pada INSTI
(Instalasi Teknologi Informasi), yaitu pada bagian system support ketika
SIMETRISS mengalami error yang lama dan tidak ada satupun server yang bisa
digunakan. SIMETRISS di RSUP Dr. Sardjito memiliki 5 server yang bisa
digunakan dimulai dari 0 ketika server satu mengalami error bisa diatasi dengan
menggunakan server lainnya agar dapat meminimalisisr terjadinya kegiatan yang
106

menghambat pelayanan. SIMETRISS yang mengalami trouble diidentifikasi


darimana timbulnya masalah tersebut, apabila kemudian diidentifikasi masalah
yang timbul berasal dari trouble pada software atau hardware.
Jika yang bermasalah adalah hardware, ada bagian reparasi tersendiri.
Namun, jika yang bermasalah adalah software, maka pihak Instalasi Teknologi
Informasi akan mengkaji ulang dengan 3 cara, yaitu bagian system support akan
membimbing user melalui telepon untuk melakukan troubleshooting program, di
remote melalui komputer bagian system support, atau diselesaikan sendiri
troubleshooting-nya oleh bagian system support. Ada masalah yang langsung bisa
diselesaikan namun ada juga masalah yang tidak bisa langsung diselesaikan.
Masalah yang tidak bisa langsung diselesailan diserahkan kepada bagian
developer. Jika ada penambahan fitur yang kemungkinan akan mengedit /
menambah coding program, system support dengan developer menggunakan bug
tracker.
Sebelum terintegrasinya SIMETRISS dengan aplikasi INA-CBGS petugas
harus double-entry data ke aplikasi SIMETRISS dengan aplikasi INA-CBGS,
namun sekarang SIMETRISS sudah diinteroperabilitaskan dengan aplikasi INA-
CBGS dengan cara menyamakan bahasa komunikasi (menggunakan XML) untuk
perantara komunikasi dua sistem (SIMETRISS dan INA-CBGS) serta untuk
alasan keamanan.
c. Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Jalan dan Rawat Inap dengan
menggunakan Flowchart System, DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity
Relationship Diagram)

1) Flowchart Pendaftaran Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD

a. Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Jalan

1. Flowchart System Pendaftaran Rawat Jalan


107

Flowchart System Pendaftaran Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Kasir Petugas Pendaftaran Pasien


Iya
Ambil nomor
Kwitansi antrian sesuai
Nomor antrian,
pembayran
Kartu JKN,
Rujukan, SKD

Pasien JKN ?
Menerima
Verifikasi
Pembayaran
kelengkapan berkas

Lengkapi
Tidak Persyaratan
Input data Berkas
Pembayaran Lengkap?

Iya
Tidak Pasien baru?

DB Form persetujuan,
Simpan form data sosisal
Keuangan Iya
pasien
Mengisi form
persetujuan umum, form
data sosial pasien

Input data pasien


Bukti
Pembayaran Form persetujuan,
form data sosisal
pasien
Regisrasi
kunjungan rawat
jalan

DB KIB
Simpan kunjungan
pasien

Cetak KIB

Paien JKN ? Bukti Registrasi


Tidak Pasien

Iya

Cetak
kwitansi dan
Paien JKN ?
SEP
Cetak
kwitansi
Tidak

Melakukan
Pembayran

Iya

Bukti
Pembayaran

Menuju
Poliklinik

Gambar 3.32 Flowchart System Pendaftaran Rawat Jalan

Flowchart System pada gambar 3.32 menjelaskan mengenai alur dari


sistem informasi pendaftaran rawat jalan di RSUP Dr. Sarjdito Yogyakarta,
dimana pada sistem informasi pendaftaran rawat jalan terdapat tiga entitas yang
terlibat dalam proses pendaftran yaitu pasien, petugas pendaftaran, dan kasir.
Pasien datang kemudian terlebih dahulu mengambil nomor antrian pada mesin
antrian pendaftaran yang nanatinya pasien dapat melakukan pendaftaran apabila
nomor antrian tersebut telah dipanggil. Pengambilan nomor antrian harus
disesuaikan dengan cara pembayran pasien, yaitu umum atau jaminan kesehatan
(JKN). Untuk pasien umum, langsung di panggil oleh petugas pendaftaran pasien
umum, sedangkan pasien BPJS atau JKN akan di panggil oleh petugas
pendaftaran khusus JKN, dimana saat pasien JKN mendaftar dilakukan verifikasi
108

terlebih dahulu untuk mengecek kelengkapan persyaratan pendaftran seperti kartu


identitas asli (KTP, SIM, Paspor, dll), kartu indeks berobat RSUP Dr. Sardjito
(KIB), Kartu Peserta Jaminan Kesehatan (BPJS), surat rujukan dari rumah sakit
daerah yang masih berlaku atau surat keterangan diagnosis dari poliklinik untuk
pasien kontrol.
Petugas melakukan klasifikasi kepada pasien, apakah pasien merupakan
pasien lama atau pasien baru. Apabila pasien baru, pasien atau keluarga pasien
diminta untuk mengisi persetujuan umum dan identitas pasien secara lengkap,
kemudian diserahkan kepada petugas pendaftaran beserta foto copy KTP untuk
mengecek kebenaran data yang dituliskan oleh pasien atau keluarga
pasien,petugas mengidentifikasi terlebih dahulu apakah pasien tersebut benar
pasien baru atau tidak, dengan cara menginputkan nama dan tanggal lahir pada
SIMETRISS dan dilakukan pencarian data pasien tersebut, jika data tidak
ditemukan menunjukkan bahwa pasien tersebut merupakan pasien baru.
Petugas menginputkan data pasien baru pada Aplikasi SIMETRISS sesuai
dengan data sosial pasien. Setelah entri data pasien baru, maka petugas
mencetakkan kartu indeks berobat (KIB) baru yang diberikan kepada pasien untuk
dibawa pasien setiap kali berobat. Kemudian prosesnya sama seperti pasien lama,
yaitu petugas pendaftaran mengentri data kunjungan rawat jalan sesuai dengan
persyaratan pasien JKN, atau berdasarkan poli tujuan pasien (pasien umum).
Setelah semua proses entri selesai, petugas registrasi mencetak SEP (surat
egibilitas peserta) khusus pasien JKN dan kwitansi.
Bukti registrasi pasien telah tercetak semua, berkas persyaratan
dikembalikan kepada pasien bersama dengan bukti registrasi, kemudian pasien
menandatangai bukti SEP yang telah dicetak oleh petugas dan pasien dapat
langsung ke poliklinik tujuan. Sedangkan untuk pasien umum, harus melakukan
pembayaran terlebih dahulu sesuai dengan kwitansi pada kasir rawat jalan.
2. Data Flow Diagram (DFD)
a) DFD Level 0
109

Pasien Persyaratan Pendaftaran


Persetujuan Umum Persyaratan Daftar Petugas
Kelengkapan Pendaftaran Data Pasien Lama Pendaftaran
Pembayaran Persyaratan Lengkap

Persyaratan Tdk Lengkap


Data Pasien Baru
Nomor Antrian Registrasi Kunjungan Pasien
Persyaratan Tidak Lengkap 1 Cetak Kwitansi
Kwitansi Cetak SEP
SEP SIMETRISS Cetak KIB Pasien Baru
Pendaftaran
Rawat Jalan

Bukti Pembayaran Pembayaran Pendaftaran


Kwitansi Pendaftaran

Kasir

Gambar 3.33 Data Flow Diagram level 0

Gambar 3.33 merupakan data flow diagram level 0 pada Sistem Informasi
Rawat Jalan RSUP Dr. Srdjito yang didalamnya terdiri dari 3 entitas yaitu entitas
pasien, entitas petugas penedaftaran, dan entitas kasir. Pada data flow diagram
level 0 ini terdiri dari satu proses utama yang nantinya akan di decompose process
atau di decomposisi menjadi beberapa proses yang lebih detail agar dapat
menggambarkan secara terperinci mengenai sistem informasi pendaftaran rawat
jalan yang terdapat pada RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Entitas pasien terhadap
sistem melakukan proses memberikan persyaratan pendaftaran, persetujuan
umum, melengkapi persyaratan pendaftaran, membayar biaya pendaftaran
kemudian dari sistem entitas pasien menerima nomor antrian, persyaratan tidak
lengkap ketika persyaratan pendaftaran sebelumnya tidak lengkap, menerima
bukti registrasi SEP dan kwitansi pendaftaran.
Entitas petugas pendaftaran melakukan proses menerima memberikan
persyaratan lengkap dan tidak lengkap setelah dilakukan verfikasi kelengkapan
berkas penjaminan, menginputkan data pasien baru, menginputkan registrasi
kunjungan pasien, mencetak kwitansi, mencetak SEP, dan mencetak KIB pasien
110

baru, sedangkan dari sistem petugas pendaftran menerima nomor antrian


pendaftaran yang telah diambil pasien dari mesin antrian kemudian petugas
menerima persyaratan lengkap pendaftaran untuk diinputkan ke dalam sistem,
dapat menerima data pasien lama dari sistem yang nantinya diinputkan kedalam
kunjungan pasien rawat jalan.
Entitas kasir merupakan petugas bank (yang bekerjasama) yang
ditugaskan pada tempat pendaftaran pasien rawat jalan tiap lantai (lantai satu
hingga lantai empat). Entitas kasir dari sistem menerima biaya pendaftaran yang
ditanggungkan kepada pasien ketika pasien tersebut pasien umum. kemudian
terhadap sistem kasir menginputkan jumlah yang harus dibayar pada kwitansi
pendaftaran yang telah diterima pasien sebelumnya dan memberikan tandatangan
dan stempel lunas tanggungan biaya pendaftaran. Ketika pasien belum
membayarkan biaya pendaftaran maka pasien tidak dapat dilayani di poliklinik.
111

b. DFD level 1
Daftar Tunggu
1
Antrian

Kwitansi Ambil Nomor Antrian


Pasien 1.1
Pembayaran Persyaratan Pendaftaran Nomor Antrian
Mengambil
Persyaratan Tidak Lengkap Nomor Antrian
Kelengkapan Persyaratan
1.7
Membayar
Pendaftaran Persyaratan Pendaftaran
Pasien Umum
Persyaratan Tidak Lengkap
1.2
Verifikasi
Kelengkapan
Kwitansi Tanda Tangan Persyaratan
Bukti Pembayaran JKN

Kasir Data Pasien Baru


Persetujuan Umum
Registrasi Kunjungan Pasien Baru
1.3
Melakukan
Identitas Paisien Registrasi Pasien
Data Pembayaran Baru

Data Kunjungan
2
Pasien
1.8 1.4 Petugas
Mengentri Melakukan Pendaftaran
Bukti Registrasi Registrasi Kunjungan Pasien Lama
Pembayaran Pasien Lama

KIB 1.5 Cetak


3 Data Pembayaran Mencetak KIB

Bukti Registrasi 1.6


Kwitansi, SEP Mencetak Bukti Cetak
Registrasi

Gambar 3.34 DFD Pendaftaran Rawat Jalan

Gambar 3.34 diatas menggambarkan data flow diagram level 1 yang


menjelaskan alur proses dari sistem infromasi pendaftaran rawat jalan yang terdiri
dari delapan proses yaitu ambil nomor antrian, verifikasi kelengkapan persyaratan
JKN, melakukan registrasi pasien baru, melakukan registrasi pasien lama,
mencetak KIB, mencetak bukti registrasi, membayar pendaftaran pasien umum,
dan mengentri bukti pembayran. Serta terdapat tiga external entinity yaitu pasien,
petugas pendaftaran, dan kasir.
Entitas pasien dengan petugas pendaftaran terjadi proses 1.1 yaitu ambil
nomor antrian sehingga bentuk kegiatannya adalah pemanggilan nomor antrian
dan pasien menuju tempat pendaftaran. Proses 1.2 yaitu verifikasi persyaratan
pendaftaran JKN, sehingga bentuk kegiatannya adalah penyerahan berkas
persyaratan pendaftaran dan melengkapi persyaratan apabila belum lengkap.
Proses 1.3 yaitu melakukan registrasi pasien baru, sehingga kegiatannya adalah
112

penyerahan persetujuan umum, Input data pasien baru, dan registrasi kunjungan
pasien baru. Proses 1.4 yaitu melakukan registrasi pasien lama, sehingga
kegiatannya adalah penyerahan identitas pasien seperti KIB dan registrasi
kunjungan pasien lama. Proses 1.5 yaitu Mencetak KIB, sehingga kegiatanya
adalah Cetak KIB yang kemudian di serahkan kepada pasien sehinggga saat
berkunjung kembali pasien hanya perlu menunjukkan KIB tersebut. Proses 1.6
yaitu mencetak bukti regsitrasi, sehingga kegiatannya adalah cetak bukti registrasi
kwitansi dan SEP khusus untuk pasien BPJS.
Entitas pasien dengan Kasir terjadi proses 1.7 yaitu membayar pendaftaran
pasien, kegiatannya adalah penyerahan kwitansi, pembayaran, tanda tangan
petugas dan bukti pembayaran. Proses 1.8 yaitu mengentri bukti pembayaran
dimana petugas pendaftaran menginputkan data pembayaran pasien umum ke
dalam SIMETRISS, pembayaran ini dilakukan untuk pendaftaran bagi pasien
umum.
3. ERD Pendaftaran Rawat Jalan
No_identitas Status_pernikahan
No_telpon Warga_negara
agama
Alamat

Gender
Nama_sutri
Tgl_lahir
Nama_ayah
Tmp_lahir
Nama_ibu

Nama
Pasien Foto

Tgl_daftar
Last_update
Norm
Umur_perkiraan
Kode_bayi
Is_sistem
Norm_ibu
User_daftar
Norm_lain
deposit
Poliklinik
Prosedur
Jenis_pel masuk
Tanggal_bayar
No_reg pemeriksaan
No_bayar
Dr_perujuk Nama_pemerika Registrasi

Bank
Cara_masuk Catatan
Registrasi
Norm Kelas_tarif

Id_user
Tgl_reg

Petugas Keterangan Kasir


Password_user Diagnosa_masuk
Pendaftaran Cara_bayar

Nama_user Rs_perujuk Sub_poliklinik


Id_user Nama_user

Password_user

Gambar 3.35 ERD Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Jalan


Diagram relasi di atas menggambarkan tiga entitas yaitu pasien, petugas
pendaftaran dan petugas kasir. Untuk pasien memiliki atribut berdasarkan
identitas sosial seperti nama, tempat lahir, tanggal lahir, nomer telpon, no
identitas (KTP/SIM/Paspor/KK), status kewarganegaraan, alamat, nomer rekam
113

medis, umur perkiraan, foto, deposit, lastupdate, id sistem, user daftar, jenis
kelamin, kode bayi, nomer rekam medis ibu, nomer rekam medis lain. Pada
pasien juga terdapat identitas penanggungjawab pasien atau keluarga pasien yaitu
nama suami atau istri atau keluaga yang menjadi penanggungjawab pasien.
Relasi yang menghubungkan entitas-entitas adalah registrasi, dan bayar.
Pada relasi verifikasi antara entitas pasien dengan entitas petugas registrasi
terdapat atribut no rm untuk mengecek kunjungan terakhir pasien sehingga dapat
diketahui apakah berkas jaminan yang diberikan pasien atau keluarga pasien
masih berlaku atau tidak, sudah lengkap atau tidak. Relasi kedua adalah registrasi
antara entitas pasien dengan entitas petugas pendaftaran memiliki atribut nomer
rekam medis, cara masuk dokter perujuk, nomer registrasi, jenis pelayanan,
poliklinik, prosedur masuk, pemeriksaan, nama pemeriksa, catatan, kelas tarif,
tanggal registrasi, diagnosa masuk, sub poliklinik, rumah sakit perujuk, cara
bayar, keterangan. Relasi terakhir adalah bayar antara pasien dengan petugas kasir
yang memiliki atribut nomer bayar, tanggal bayar dan bank.

d. Pelaporan pada bagian unit rekam medis berdasarkan inputan dari system
pendaftaran baik rawat jalan maupun rawat inap.
Pelaporan di instalasi catatan medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta didapat
dari urusan sensus harian tentang hasil rekapan data sensus harian baik pasien
rawat jalan maupun pasien rawat inap. Pengambilan data pelaporan yang ada di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara
manual dan terkomputerisasi. Untuk cara manual yaitu mengambil data dari
sensus harian rawat inap. Sedangkan yang terkomputerisasi yaitu khusus untuk
pelayanan rawat jalan. Instalasi catatan medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
menerima hasil rekapan data penyakit pasien rawat jalan dari urusan morbiditas
pasien rawat jalan. Dalam pengolahan hasil rekapan data sensus harian baik rawat
jalan maupun rawat inap dimasukkan ke dalam komputer dengan outputnya
berupa laporan bulanan, triwulan dan tahunan yang dipakai untuk keperluan
internal dan eksternal rumah sakit. Rekapan data penyakit rawat jalan outputnya
berupa laporan 10 besar penyakit rawat jalan dan rekapan data penyakit rawat
114

inap outputnya berupa laporan kejadian luar biasa, laporan 10 besar penyakit
rawat inap. Data sosial pasien baik rawat jalan maupun pasien rawat inap
outputnya berupa laporan kunjungan pasien baik rawat jalan maupun rawat inap.
Pengolahan pelaporan data kunjungan dilakukan dengan cara mencentang
inputan tanggal pelayanan, jenis pelayanan, subpelayanan, detail subpelayanan,
nama divisi, atau cara bayar. Setelah memasukkan inputan dalam SIMETRISS
(dalam Form Data Kunjungan) sesuai kebutuhan, kemudian klik command CARI,
setelah data kunjugan muncul dalam tabel SIMETRISS, klik command
DOWNLOAD untuk mengunduh hasil pelaporan data kunjungan dalam bentuk
file Microsoft Excel. File yang terunduh masih berupa data mentah, yang
kemudian di olah kembali untuk dibuat laporan data kunjungan pasien.
Sementara untuk membuat laporan index penyakit, dilakukan dengan cara
mencentang inputan di SIMETRISS. Inputan-inputan tersebut antara lain :
Tanggal Register, Tanggal Keluar, Jenis Pelayanan, Subpelayanan, Detail
Pelayanan, SMF, Provinsi, Kota/Kabupaten, Cara Keluar, Cara Bayar, Kode INA-
CBG‟s, Kode ICD-10. Kode ICD9CM, Nama DPJP, Penyebab Luar Cidera,
Diagnosa Keracunan, dan Penyebab Kematian, sesuai kebutuhan kemudian klik
tombol CARI. Jika data laporan sudah ditemukan, klik tombol DOWNLOAD
untuk mendownload hasil laporan. Hasil laporan yang didownload masih berupa
data mentah yang kemudian akan diolah kembali untuk dibuat Laporan Index
Penyakit.
Pelaporan yang dihasilkan dari penginputan data pasien dari tempat
pendaftaran pasien di unit rekam medik Rumah Sakit RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta sudah sesuai dengan fungsi dari penerimaan pasien dengan informasi
yang dapat dihasilkan adalah data dan informasi terkait pelayanan rawat jalan dan
rawat inap.

e. Desain Database atau Basis Data SIM RS khususnya unit rekam medis
Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang
saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis
data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada sistem yang memakai
115

pendekatan berbasis berkas (Al-barha bin jadmudin, 2005). Menurut Hatta (2008),
Fungsi penting dalam sistem informasi pelayanan kesehatan meliputi kemampuan
untuk mencakup data, menyimpan, mengodefikasi dan mengolah, menghapus
serta menampilkan informasi pasien. Berikut desain Database SIM Rumah Sakit
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta:

Gambar 3.36 Desain Database SIMRS RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Database yang digunakan di Rumah Sakit RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta


adalah database SQL server. Sedangkan tipe database adalah Object Relational
Database. dimana database tersebut dapat menyimpan dan memanfaatkan data
dalam bentuk tradisional maupun data tingkat lanjut.
f. Teknologi yang digunakan serta menggambarkan rancangan system yang
dibutuhkan menyempurnakan fitur dari sistem yang ada
116

Sistem informasi atau (SIMETRIS) pada rumah sakit dr.Sardjito dapat berjalan
dengan baik dan menghasilkan output yang diinginkan, maka dalam
penggunaannya perlu dirancang sebuah penggunaan sistem informasi.
Penggunaan fiture pada sistem informasi (SIMETRIS) pada rumah sakit
dr.Sardjito ini cenderung mudah dalam pengoperasiannya. Selain itu, fiturnya juga
terkesan menarik ditambah dengan adanya informasi-informasi seputar kesehatan
atau peraturan rumah sakit sehingga itu membuat salah satu edukasi bagai
pegawai rumah sakit. Sistem informasi yang dibuat telah mampu mempermudah
petugas rumah sakit mulai dari pasien masuk yaitu dengfan mendaftar pasien baru
kemudian mengimputkan pada data base SIMETRIS, proses keluar masuk berkas
rekam medis juga sudah tertata dengan baik , yang masih menjadi masalah yaitu
tiap waktu tertentu sistem yang digunakan rumah sakit menjadi lelet sehingga
mengakibatkan penumpukan pasien pada temapt pendaftran khususnya
pendaftarann rawat jalan.

Tahapan prosedur penggunaan sistem informasi adalah sebagai berikut:


1. User login dengan menggunakan password yang dimilikinya. User yang
menggunakan sistem informasi ini diberikan hak untuk menggunakan
sistem informasi.
2. User dapat membuka semua menu sesuai dengan tugas masing masing
3. Untuk User petugas pendaftaran membuka menu pendaftran pasien rawat
jalan, rawat inap dan unit gawat darurat
4. Untuk User petugas pelaporan membuka menu pelaporan yang sudah
disediakan
5. Untuk user petugas koding membuka menu koding yang sudah terdedia jadi
petugas koding menginputkan kode penyakit yang telah dituliskan oleh
dokter setelah pemeriksaan baik dipoli maupun di pondok.
6. Untuk user petugas penelitian membuka menu berkas penelitian yang ada
pada aplikasi SIMETRIS
7. Untuk user petugas distributor membuka menu distribusi seperti cetak
barcode distribusi, cetak tracer distribusi rekam medis
117

8. Untuk user petugas filling membuka menu filling seperti pengambilan


berkas filling dan lain lain
9. Untuk user user lainya tentunya sesuai dengan jobdess masing masing
BAB 4. KEGIATAN KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

4.1 Gambaran Formulir General Consent di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta


4.1.1 General Consent
Persetujuan Umum Pelayanan Kesehatan (General Consentt) adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai pelayanan kesehatan yang akan dilakukan
terhadap pasien terkait dengan proses pemeriksaan, perawatan dan pengobatan.
Selain itu, Instrumen Standar Akrditasi KARS 2012 dalam Hak dan
Kewajiban Pasien (HPK) 6.3 tentang General Consent/Persetujuan Umum
menjelaskan bahwa Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada
waktu pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai
pasien rawat jalan, harus jelas dalam cakupan danbatas-batasnya. Elemen-elemen
penilaian HPK 6.3 meliputi :
1) Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari persetujuan
umum, apabila cara ini dipakai oleh rumah sakit.
2) Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan umum,bila dipakai,
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien

4.1.2 Ruang Lingkup Pelaksana


Adapun ruang lingkup pelaksanaan General Consent, meliputi:
a. Pelayanan Administrasi Terpatu
b. Unit Rekam Medis
c. Instalasi Rawat Jalan
d. Instalasi Rawat inap

117
118

4.1.3 Penerima General Consent


Penerima General Consent yaitu:
a. Pasien
b. Keluarga yang mempunyai hubungan dekat dekat dengan pasien (sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan).

4.1.4 Persetujuan diberikan berdasarkan kepentingan


General Consent diberikan berdasarkan kepentingan, meliputi:
a. Kerahasiaan dan pengungkapan informasi
b. Pemeriksaan Skrinning
c. Persetujuan pertanggung jawaban barang pribadi (uang, perhiasan,buku cek,
kartu kredit, handphone atau barang lainnya), selain itu jugabarang barang
alat bantu atau protese yang melekat pada pasien (Gigi palsu, kaca mata,
lensa kontak, prosthetic atau barang lainnya yangsaya butuhkan untuk
diamankan).
d. Persetujuan pelepasan informasi
e. Informasi tentang rawat inap (informasi tentang hak pasien dan keluarga,
peraturan yang berlaku di RSD Balung termasuk bila ada pengunjung yang
dtang di luar jam besuk ).
f. Informasi tentang biaya
g. Pendidikan
h. Penelitian

4.2 Alur pemberian General Consent di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta


Berdasarkan hasil observasi mengenai pemberian informasi general consent
di tempat pendaftaran pasien rawat jalan di RSUP dr.Sardjito adalah sebagai
berikut:
a. Keluarga pasien datang ke TPP untuk melakukan pendaftaran pasien rawat
jalan, kemdudian petugas menanyakan kepada pasien apakah pesien tersebut
pasien baru atau pasien lama, jika pasien baru maka petugas meminta identitas
119

pasien untuk diinputkan atau mengisi informasi regestrasi pasien baru dengan
memberikan dan menjelaskan kepada pasien tentang hak dan kewajiban kemudian
petugas menyarankan pasien untuk membaca terlebih dahulu kemudian
menandatangi general consent tersebut. Apabila pasien tersebut pasien lama
petugas hanya meminta kartu berobat pasien. Selanjutnya petugas menginputkan
data pasien dan mencetak bukti pembayaran yang sudah sesuai dengan poli yang
dituju.
b. Selanjutnya pasien diperiksa oleh dokter dan dibantu dengan perawat sesaui
dengan poli yang dituju, kemudian dokter melakukan pemeriksaan yang berisikan
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Kemudian dokter juga
dapat menetapkan jika pasien sakit ringan hanya diberi obat sedangkan apabila
pasien dalam kondisi sakit berat bisa dirawat inap.
c. Setelah kegiatan selesai dalam poli yang dituju pasien, jika pasien
dinyatakan untuk dirawat inap maka kelurga pasien melakukan pendaftaran
dirawat inap dengan membawa surat yang diberikan dokter,kemudian petugas
rawat inap menanyakan kepada pasien untuk menggunakan metode pembayaran
yang dilakukan dan memastikan kelas rawat. Kemudian petugas melihat apakah
tersedia kamar di rumah sakit, jika tersedia kamar rawat maka petugas admission
memberikan dan menjelaskan kepada pasien tentang hak dan kewajiban kemudian
petugas menjelaskan isi dari formulir general consent yang disi oleh pasien atau
keluarga pasien dan ditanda tangani oleh petugas pendaftaran , saksi pasien, dan
wali, dan diberikan tanggal dan waktu pencatatan.

4.3 Identifikasi Permasalahan bagian TPPRJ khususnya pemberian


persetujuan umum (General Consent) di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan yang menyelenggarakan upaya
pelayanan informasi yang akurat dan berkesinambungan. Persetujuan umum
(General Consent) adalah persetujuan yang diberikan kepada pasien atau keluarga
tersekat setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai pelayanan
kesehatan yang akan diberikan kepada pasien terkait dengan proses pemeriksaan,
perawatan dan pengobatan.
120

Selain itu, instrumen Standart Akreditasi KARS 2012 dalam Hak dan
Kewajiban Pasien (HPK) 6.3 terkait General Consent (penjelasan umum)
menjelaskan bahwa persetujuan umum untuk pengobatan, apabila diperoleh
keteika pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau rawat jalan maupun IGD
maka harus jelas dalam cakupan dan batas-batasnya. Elemen-elemen penilaian
HKP 6.3 meliputi:
a. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari
persetujuan umum
b. Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan umum bila
digunakan atau didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
Instalasi rekam medis di RSUP dr.Sardjito melaksanakan pelayanan
General Consent setiap kali melaksanakan pelayanan di pendaftaran
khususnya di pendaftaran rawat jalan. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta diperoleh data sebagai
berikut:

Tabel 4.1 Ketidaksesuaian Pemberian Informasi General Consent Kepada Pasien


Rawat Jalan
Jumlah Pasien Yang Mendapatkan
Penjelasan General Consent Jumlah
Ya Tidak
Tanggal Pengamatan Pasien
F % F %
17 Februari 2020 4 11,1% 30 88,9% 34
19 Februari 2020 3 10,3% 26 89,7% 29
20 Februari 2020 3 8,8% 31 91,2% 34
24 Februari 2020 10 13,2% 66 86,8% 76
Rata-Rata 5 10,85% 38,3 89,15%
Sumber : Studi Pendahuluan di TPPRJ (2020)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa masih banyak pasien yang
tidak mendapatkan penjelasan terkait isi general consent di RSUP dr. Sardjito
Yogyakarta. Tanggal 17 Februari 2020 diketahui bahwa sebanyak 4 pasien baru
mendapatkan penjelasan mengenai isi dari general consent. Jumlah tersebut tidak
121

sebanyak jumlah pasien yang tidak menerima penjelasan terkait general consent.
Pasien yang tidak mendapatkan penjelasan terkait isi dari general consent
sebanyak 30 pasien. Persentase rata-rata pasien yang mendapatkan penjelasan isi
general consent hanya sebesar 10,85%. Persentase tersebut lebih kecil daripada
persentase rata-rata pasien yang tidak mendapatkan penjelasan mengenai isi
general consent oleh petugas yaitu sebesar 89,15%.
Dari data tersebut dapat mengakibatkan dampak negative salah satunya
adalah complain dari pasien maupun keluarga pasien berkaitan dengan hak dan
kewajiban pasien serta rumah sakit. Pasien akan menuntut hak dan kewajibannya
yang tidak tertera pada general consent karena tidak dijelaskannya isi dari general
consent itu sendiri. (Nindia,2016). Hal ini juga dapat dikaitkan dengan mutu
pelayanan di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta.
Selama ini di RSUP dr.Sardjito belum terdapat SOP atau ketentuan khusus
dalam pemberian informasi mengenai General Consent. Petugas pendaftaran
khususnya petugas pendaftaran Rawat Jalan (TPPRJ) melakukan kegiatan hanya
berdasarkan ajaran dari para senior. Berdasarkan gambaran permasalahan tersebut
dibutuhkan adanya upaya dalam memperbaiki pelaksanaan General consent di
RSUP dr.Sardjito agar sesuai dengan kriteria yang ada. Salah satu upaya
perbaikannya yaitu pembuatan pedoman atau Standart Operational Procedure
(SOP) tentang pelaksanaan General Consent serta melakukan sosialisasi atau
pembirian informasi terkait SOP tersebut sehingga petugas pendaftaran
mengetahui aturan yang benar terkait pemberian General Consent terhadap
pasien.
BAB 5. PEMBAHASAN

5.1 Mengidentifikasi formulir General Consent di RSUP dr.Sardjito


Yogyakarta
Persetujuan Umum Pelayanan Kesehatan (General Consent) adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai pelayanan kesehatan yang akan dilakukan
terhadap pasien terkait dengan proses pemeriksaan, perawatan dan pengobatan.
Berdasarkan hasil observasi diketahui formulir general consent yang terdapat di
RSUP dr.SardjitoYogyakarta menggunakan general consent dalam bentuk manual
yaitu masih menggunakan kertas. Formulir general consent di RSUP dr.Sardjito
terdiri dari 1 lembar formulir dimana penulisannya membutuhkan tulis tangan
manual. Berikut merupakan formulir general consent yang digunakan di RSUP
dr.Sardjito:

122
123

Gambar 5.1 Formulir General Consent Di Rsup Dr Sardjito Yogyakarta

Berdasarkan gambar 5.1 diketahui bahwa isi dari formulir general consent
di RSUP dr. Sardjito meliputi tata tertib dan persyaratan kelengkapan,
Kerahasiaan dan pengungkapan informasi, Persetujuan pertanggung jawaban
barang pribadi, Persetujuan pelepasan informasi, Informasi tentang hak pasien dan
keluarga, peraturan yang berlaku di RSUP dr.Sardjito, informasi tentang biaya ,
informasi tentang adanya persetujuan khusus serta persetujuan pendidikan dan
penelitian. Isi dari formulir general consent di RSUP dr.Sardjito sudah sesuai
124

dengan teori yang dipaparkan oleh Utono et.al (2012) yaitu general consent
memuat antara lain hak dan kewajiban pasien, persetujuan pelepasan informasi,
identifikasi privasi, persetujuan untuk pengobatan, informasi biaya atau asuransi
kesehatan, pendidikan dan penelitian, informasi tentang adanya persetujuan
khusus dan barang berharga milik pribadi.

5.2 Mengidentifikasi prosedur penerapan pemberian informasi general


consent di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta
Seperti yang kita ketahui bahwa general consent merupakan sebuah formulir
persetujuan yang diberikan kepada pasien saat pasien baru mendaftar di rumah
sakit atau layanan kesehatan lainnya. Alur pemberian formulir general consent di
setiap fasilitas pelayanan kesehatan berbeda beda sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Berdasarkan hasil observasi selama menjalankan magang di RSUP
dr.Sardjito khususnya bagian pendaftaran, berikut merupakan alur pemberian
formulir general consent terhadap pasien rawat jalan di RSUP dr.Sardjito:

Pasien / Keluarga pasien Petugas memberikan


datang ke TPPRJ RSUP formulir general consent
dr.Sardjito. ( Persetujuan Umum)
kepada pasien.

Formulir yang sudah di Petugas meminta pasien /


tanda tangani di simpan keluarga pasien
didalam sistem yaitu pada menandatangani formulir
rekam medis pasien general consent
( persetujuan
Gambar 5.2 Alur Pelaksaan Pemberian General ConsentUmum)

Berdasarkan gambar 5.2 diketahui bahwa alur pelaksanaan pemberian


formulir general consent di RSUP dr.Sardjito hanya sekedar menmberikan
formulr general consent dan meminta pasien untuk menandatangani formulir
125

tersebut tanpa adanya penjelasan terlebih dahulu. Menurut Guwardi (2006)


penandatanganan oleh pasien hanya merupakan suatu kelanjutan atau pengukuhan
apa yang sebenarnya telah disepakati. Penerapan pemberian general consent di
rsup dr sardjito tidak sesuai dengan ketentuan standart akreditasi yaitu HPK6.3
yang mewajibkan pasien dan keluarganya mendapatkan penjelasan tentang
lingkup dari persetujuan umum (general consent).
Petugas mengatakan alasan tidak dijelaskannya isi dari persetujuan umum
(general consent) karena banyaknya jumlah pasien di RSUP dr.Sardjito dan
petugas pendaftaran harus melayani dengan cepat. Berikut merupakan kutipan
hasil wawancara dengan petugas pendaftaran rawat jalan di RSUP dr.Sardjito
Yogyakarta:
“ alasan tidak dijelaskan kepada pasien karena membutuhkan waktu yang lama
sedangkan yang mengantri dan menunggu untuk dilayani juga banyak”
(narasumber 2, 2020)
Kutipan wawancara tersebut menjelaskan alasan mengapa petugas tidak
menerapkan pemberian informasi mengenai general consent kepada pasien sesuai
dengan ketentuan HPK6.3. Petugas hanya memberikan penjelasan apabila pasien
atau keluarga pasien tersebut sudah tua, tidak bisa membaca atau kendala lainnya.
Petugas pendaftaran sering kali tidak melaksanakan pemberian informasi general
consent kepada pasien baru dikarenakan kebanyakan petugas lebih mementingkan
kecepatan dalam mendaftarkan pasien sehingga dapat menurunkan waktu tunggu
pasien serta menurunkan jumlah keluhan yang diterima. Hal ini dapat berdampak
negative bagi rumah sakit salah satunya yaitu menurunnya mutu pelayanan rumah
sakit (Puspasari,2014).

5.3 Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat penerapan general consent di


RSUP dr.Sardjito
Terdapat beberapa faktor-faktor penghambat penerapan general consent di
rsup dr sardjito. Faktor-faktor tersebut diidentifikasi berdasarkan unsur
manajemen yang dikemukakan oleh James D (1945) dalam Mangkunegara
(2009).
126

5.3.1 Mengidentifikasi faktor man (manusia) sebagai faktor penghambat


penerapan general consent di RSUP dr.Sardjito
Definisi man atau manusia menurut Prasetyo (2018) merupakan seseorang
yang berperan sebagai pelaksana dari suatu kegiatan. Unsur man dalam penerapan
general consent pada bagian tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ)
adalah perekam medis khususnya pada bagian pendaftaran rawat jalan.
Karakteristik petugas yang dapat mempengaruhi suatu proses manajemen adalah
kualifikasi pendidikan, umur, masa kerja dan pelatihna (Mangkunegara,2009).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap petugas pendaftaran rawat jalan di RSUP
dr.Sardjito diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.1 Karakteristik Petugas Pendaftaran Rawat Jalan
Karakteristik Responden
No Frekuensi Persentase (%)
(petugas)
1. Umur
<30 Tahun 2 50 %
31-45 tahun 2 50%
>46 Tahun
2. Pendidikan
SMA/SMK 3 75%
D3 RMIK 1 25%
3. Masa Kerja
< 5 tahun 2 50%
6-10 tahun 1 25%
>11 tahun 1 25%
4. Pelatihan
Pernah
Belum pernah 4 100%
Sumber : data primer, 2020
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa umur petugas pendaftaran rawat
jalan di RSUP dr sardjito yaitu berumur dibawah 30 tahun sebebanyak 2 orang
(50%) dan diantara 31-40 tahun sebanyak 2 orang (50%), latar belakang
pendidikan dari 4 petugas pendaftaran rawat jalan yaitu (75%) adalah SMA
sedangkan sisanya adalah lulusan D3 rekam medis yaitu sebesar 1 orang (25%).
Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Depkes (2007) dimana kualifikasi petugas
rekam medis tidak terkecuali petugas pendaftaran yaitu minimal D3 rekam medis
dan informasi kesehatan. Petugas memiliki masa kerja sebagai petugas
127

pendaftaran rawat jalan selama 5 tahun yaitu sebanyak 2 orang dan sisanya diatas
10 tahun . Petugas pendaftaran di RSUP dr Sardjito belum pernah mengikuti
pelatihan khususnya untuk pelatihan penerapan pemberian general consent. Hal
tersebut tidak sesuai dengan Depkes (2008) yang menyatakan bahwa petugas atau
tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit termasuk rekam medis
mendapatkan pelatihan minimal 20 jam pertahun.
Petugas sebaiknya lebih aktif dalam menikuti pelatihan rekam medis dan
informasikesehatan khususnya dalam penerapan pemberian general consent agar
mengetahui perkembangan teori sehinga petugas dapat memberikan kinerja yang
efektif dan efisien dalam suatu organisasi.

5.3.2 Mengidentifikasi faktor facilities (fasilitas) sebagai faktor penghambat


penerapan general consent di RSUP dr.Sardjito
James (1945) dalam Mangkunegara (2009) mendefinisikan faktor
facilities dapata meliputi material atau mesin atau uang). Unsur facilities
(fasilitas) dalam faktor penghambat penerapan general consent di RSUP
dr.Sardjito adalah formulir general consent itu sendiri. Formulir general consent
di RSUP dr.Sardjito menggunakan kertas yang berisi lebih banyak tulisan pada 1
lembar saja. Berikut merupakan formulir general consent yang digunakan di
RSUP dr.Sardjito:
128

Gambar 5.3 formulir general consent di RSUP dr.Sardjito

Berdasarkan gambar 5.3 diketahui bahwa isi dari formulir general consent
di RSUP dr.Sardjito meliputi tata tertib dan persyaratan kelengkapan, Kerahasiaan
dan pengungkapan informasi, Persetujuan pertanggung jawaban barang pribadi,
Persetujuan pelepasan informasi, Informasi tentang hak pasien dan keluarga,
peraturan yang berlaku di RSUP dr.Sardjito, informasi tentang biaya , informasi
tentang adanya persetujuan khusus serta persetujuan pendidikan dan penelitian. Isi
129

dari formulir general consent di RSUP dr.Sardjito sudah sesuai dengan teori yang
dipaparkan oleh Utono et.al (2012) yaitu general consent memuat antara lain hak
dan kewajiban pasien, persetujuan pelepasan informasi, identifikasi privasi,
persetujuan untuk pengobatan, informasi biaya atau asuransi kesehatan,
pendidikan dan penelitian, informasi tentang adanya persetujuan khusus dan
barang berharga milik pribadi. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hambatan
pada formulir general consent terhadap penerapan pemberian informasi general
consent terhadap pasien.

5.3.3 Mengidentifikasi faktor method (metode) sebagai faktor penghambat


penerapan general consent di rsup dr sardjito
Method atau metode adalah cara kerja yang ditetapkan organisasi agar
terjadi keteraturan dalam menjalankan setiap aktifitas guna mncapati tujuan yang
telah disepakati. Unsur method dalam penerapan general consent adalah
ketersediaan standart operational procedure (SOP) yang mengatur tentang aturan
pemberian informasi general consent pada bagian pendaftaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di bagian pendaftaran rawat
jalan rsup dr sardjito diketahui bhwa belum adanya SOP yang membahas terkait
penerapan pemberian general consent kepada pasien. Hal ini dibuktikan dengan
hasil wawancara di bawah ini:
“ belum ada sop nya, selama ini ya berdasarkan sama pekerja yang lebih senior
dek”
(narasumber 3,2020)
Hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa petugas masih berpedoman
pada petugas yang sudah lebih dahulu bekerja di rsup dr sardjito khususnya
bagian pendaftaran. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh kemenkes (2017) bahwa setiap pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
dalam menjalankan setiap kegiatan harus disertai SOP. Selama ini petugas dalam
memberikan informasi terkait isi dari general consent kepada pasien kurang
menyeluruh, petugas pendaftaran langsung meminta pasien atau keluarga pasien
untuk menandatangani formulir persetuuan perawatan (general consent) tanpa
memberikan informasi secara lisan. Hal ini dapat menyebabkan pengetahuan
130

pasien rawat jalan tentang isi dari perstujuan umum (general consent) masih
kurang.
Sebaiknya dibuat SOP terkait penerapan pemberian informasi kepada
pasien agar kegiatan tersebut berjalan sesuai pedoman yang berlaku. Selain itu
juga dilakukan pengawasan yan rutin terkait pelaksanaan penerapan general
consent di bagian pendaftaran agar pemberian general consent oleh petugas
pendaftaran di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta dapat dilakukan sesuai dengan
peraturan yang ada serta konsisten.
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Karakteristik petugas pendaftaran rawat jalan terdapat 4 responden dengan
pendidikan sebagian besar SMA dan untuk dari rekam medis hanya
sedikit. Rata rata untuk usia petugas sekitar 31-40 tahun dan kurang dari
30 tahun.
b. Petugas pendaftaran sering kali tidak melaksanakan pemberian informasi
general consent kepada pasien baru dikarenakan kebanyakan petugas lebih
mementingkan kecepatan dalam mendaftarkan pasaien serti menurunkan
waktu tunggu pasien serta menurunkan keluhan yang di terima.
c. Tidak adanya SOP pemberian informasi general consent yang dapat
menyebabkan kurang terlaksananya dengan baik dalam menjalankan suatu
pekerjan

6.2 Saran
a. Dibuatnya SOP pemberian infomasi general consent pasien rawat jalan
agar petugas pendaftran mengetahui langkah-langkah dalam pemberian
informasi general consent yang baik, benar dan terstruktur.
b. Diadakan pelatihan secara rutin mengenai isi dari SOP pemberian general
consent kepada petugas pendaftaran rawat jalan .

131
DAFTAR PUSTAKA

A. Zeithaml, V. Parasuraman, A. and L. Berry L. 1985. Problems and Strategies


in Services Marketing. Jurnal of Marketing Vol. 49. (Spring).

Aqmalia, N. 2018. Tinjauan Pemberian Informasi General Consent Di Tempat


Pendaftaran Pasien Rawat Inap Rsup Fatmawati. Repository Universitas
Esa Unggul.

Azwar, Asrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan kesehatan Aplikasi Prinsip


Lingkaran Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Budi, Savitri Citra. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis.


Yogjakarta: Quantum Media

Ivantyo, C. Gambaran Pelaksanaan Pemberian Informasi Persetujuan Perawatan


(General Consent) Pada Pasien Rawat Inap Kelas Iii Di Rsup Fatmawati
Jakarta. Repository Universitas Esa Unggul.

KARS. (2012). Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi. Jakarta: KARS 2012

Kemenkes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/MENKES/PER/III/2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Jakarta: Depkes RI.

Kemenkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009.


Rumah Sakit. [Online]. http://www.depkes.go.id/ . [Diakses 14 Februari
2019].

Lolita, Sella. 2016. Analisis Kebutuhan Tempat Tidur Tiap Kelas Di Rawat Inap
Rumah Sakit Djatiroto Kabupaten Lumajang. Artikel Ilmiah Hasil
Penelitian Mahasiswa. Jember: Universitas Negeri Jember.

Munawi. (2014). Tinjauan Tingkat Pemahaman Pasien Rawat Inap dan


Keluarga pada Penjelasan General Consent di RSUPN Cipto
Mangunkusumo. Jakarta: Program Studi DIII Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul.

132
133

Mangkunegara, A. Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Rfika Aditama

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Puspasari, L. 2014. Tinjauan Terhadap Penerapan Persetujuan Umum Pasien


Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhakti Mulia. Repository Universitas Esa
Unggul.

Prasetyo, A. 2018. Tinjauan Pelaksanaan General Consent Pada Pasien Baru


Rawat Jalan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
Repository Politeknik Kemenkes Semarang.

Widiyanto, Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi Penelitian. Semarang: BP Undip.


LAMPIRAN

Lampiran 1.Persetujuan Setelah Penjelasan


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Mastrip PO.BOX 164 Telp.333532-333534 Fax 333531

NASKAH PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

1. Judul Penelitian:

Tinjauan Pelaksanaan General Consent Pada Pasien Baru Rawat Jalan


RSUP dr. Sardjito Yogayakrta Tahun 2020

2. Deskripsi Penelitian:

a. Ringkasan Penelitian:

Penelitian Ini Mengenai Tinjaun Pelaksanaan General Consent Pada


Petugas Pendaftaran Rawat Jalan Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
b. Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan General Consent


Pada Petugas Pendaftaran Rawat Jalan Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
c. Resiko selama prosedur penelitian berlangsung:

Akibat langsung dan tidak langsung dari penelitian ini tidak dapat
mengancam nyawa responden. Kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah
akan mengganggu jalannya pelayanan pasien di rawat jalan RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.

d. Jaminan Kerahasiaan:

Peneliti bersedia menjaga kerahasiaan setiap data dan informasi yang


didapat dari tempat penelitian.

134
135

Saya telah diberikan penjelasan mengenai hal-hal yang akan dilakukan


peneliti dan saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum saya mengerti dan saya telah mendapat jawaban yang benar.

Dengan ini saya menyatakan secara sukarela untuk melaksanakan kegiatan


yang akan dilakukan oleh peneliti.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Profesi :

Bersedia untuk dijadikan subjek penelitian dari:

Nama : Bhre Diansyah D.K

NIM : G41162075

Jurusan/Prodi : Kesehatan/D-IV Rekam Medik

Dengan judul “ Tinjauan Pelaksanaan General Consent Pada Pasien Baru


Rawat Jalan RSUP dr. Sardjito Yogayakrta Tahun 2020 ”.

Yogyakarta, ………………...2020

Saksi
Responden

(...................................................
(.................................................)
)

Peneliti

Bhre Diansyah D.K


136

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

TINJAUAN PELAKSANAAN GENERAL


CONSENT PADA PASIEN BARU RAWAT
JALAN RSUP dr. SARDJITO YOGAYAKRTA
TAHUN 2020

A. TATA CARA PELAKSANAAN WAWANCARA

Dalam melakukan wawancara mendalam dengan informan untuk memperoleh


data yang dibutuhkan, maka peneliti menyusun tata cara petunjuk dalam
melakukan wawancara dengan informan yang terdiri dari:
I. PETUNJUK UMUM
1. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk di wawancarai.
2. Menjelaskan tentang maksud dan tujuan wawancara.

II. PETUNJUK WAWANCARA


1. Wawancara dilakukan dan dicatat oleh peneliti sendiri.
2. Informan bebas untuk menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan
komentar.
3. Pendapat, pengalaman, saran dan komentar informan sangat bernilai.
4. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena wawancara ini untuk
kepentingan penelitian.
5. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar akan dijamin
kerahasiaannya.
6. Menyampaikan kepada informan bahwa wawancara ini akan menggunakan
alat bantu rekam untuk membantu ingatan pewawancara.

III.PELAKSANAAN WAWANCARA
1. Perkenalan dari pewawancara.
2. Menjelaskan maksud wawancara kepada informan.
137

3. Meminta kesediaan informan untuk diwawancarai

I. Identitas Informan
No. Responden : .…..................................................
Tanggal diisi : ……………………………………..
Nama : ……………………………………..
Usia : …………………………………….. Tahun
Masa Kerja : ……………………………………... Bulan / Tahun
(*Coret yang tidak perlu)
138

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

TINJAUAN PELAKSANAAN GENERAL CONSENT


PADA PASIEN BARU RAWAT JALAN RSUP dr.
SARDJITO YOGAYAKRTA TAHUN 2020

Pertanyaa R1 R2 R3 R4 Kesimpu
N n lan
o

1. Berapakah Usia saya 25 Usia saya 25 tahun Umur berumur


usia bapak tahun dek 40 per dek saya 40 dibawah
atau ibu satu april tahun 30 tahun
saat ini? sebebany
ak 2
orang dan
diantara
31-40
tahun
sebanyak
2 orang

2. Apa Diploma 3 Saat ini terakhir Terakhir Rata rata


pendidika rekam medis ijazah saya SMA saya pendidika
n terakhir terkahir ijazah n terkahir
bapak SLTA SMA yaitu
atau ibu sedang SLTA
ketika menempu
bekerja h D3
dibagian Rekam
pendaftara Medis
n?

3. Apakah Ingin SMA D3 Saat ini Tidak Responde


bapak melanjutkan reka sedang karena n mudah
atau ibu ke s1, tp medis itu dalam sudah kebenyak
waktunya
akan mas kuliah cukup an ingin
139

melanjutk belum ada sesuai rekam tua kuliah


an kompeten medis di sedangka
pendidika si sebuah n yang
n yang universitas tua
lebih sebalikny
tinggi ? a.

4. Pada Mulai di tpp Tahun Di tempat Kalau Untuk


tahun thn 2017 1996 mas pendaftaran tidak lama
berapakah mulai tahun salah berkerja
bapak 2018 dek tahun ada yang
atau ibu 2000 masih
mulai baru da
bekerja nada
pada yang
bagian sudah
pendaftara lama
n bahkan
20 tahun
lebih

5. Apakah Mengikuti Pernah Belum Pernah Untuk


bapak seminar iya. mengikuti pernah mengiku pelatihan
atau ibu Tp kalau pelatihan mengikuti ti terapi pada
pelatihan/se dasar
pernah pelatihan bukan di pendaftar
minar rekam
mengikuti tentang tpp medis sama sekali TPP an belum
pelatihan belum teapi lupa dek pernah
khususnya pernah. tahun ada.
pelatihan Soalnya berpa
rekam jarang ada
medis? yg ngambil
topik
seminar ttg
pendaftaran
pasien
6 Apakah Tidak ada Tidak ada belum ada Belum Tidak ada
terdapat kayaknya sop nya, ada SOP SOP
peraturan untuk selama ini nya, terkait
ya
atau SOP SOPnya selama tata cara
berdasarkan
atau dek sama ini ya
pedoman pekerja berdasar
terkait tata yang lebih kan
140

cara senior dek sama


pemberian pekerja
general yang
consent? lebih
senior
dek

7 Jika ada - - - - -
bagaiman
akah
peraturan
yang
seharusny
a?

8 Jika tidak Selama ini Hanya berdasarkan Mengik Pedoman


ada, apa ya berdasark sama uti apa yang
pedoman menjalankan an pada pekerja yang digunaka
anda dan kegiatan
apa yang yang lebih selama n petugas
bagaiman tersebut
a anda hanya sudah senior dek ini pendaftar
melakuka berdasarkan rekan teman an yaitu
n kegiatan apa yang kerja teman berdasark
tersebut telah di saya an rekan
selama jelaskan kerjakan kerja
ini? pada saat yang
training
telah
lama
bekerja
pada
bagian
pendaftar
an

9 Apakah Tidak. Tidak Saya rasa Tidak Menurut


anda alasan tidak karena tdak karena karena responde
selaku dijelaskan menjelask membututu paien n sudah
petugas kepada
an hkan waktu banyak dijelaska
pendaftara pasien
n karena membutu yang lama n
menjelask membutuhka hkan bahwasan
an tentang n waktu waktu nya tidak
peraturan yang lama yang lama menjelas
dan tata sedangkan kan
141

tertib yang tentang


pasien mengantri peraturan
yang dan karena
tertera menunggu
keterbata
pada untuk
Persetujua dilayani juga san
n Rawat banyak waktu
Jalan?
Jika tidak,
apa alasan
anda tidak
melakuka
n hal
tersebut?
142

Lampiran 4. Pedoman Observasi

TINJAUAN PELAKSANAAN GENERAL CONSENT PADA


PASIEN BARU RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DR.
SARDJITO YOGAYAKRTA TAHUN 2020

PEDOMAN OBSERVASI
Petunjuk Pengisian :
Tanda checklist (√) diberikan sesuai kolom data ya atau tidak.

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan


1. Petugas pendaftaran V Petugas pendafataran hanya
menjelaskan tentang menjelaskan apabila pasien
peraturan dan tata tertib menanyakan isis dari
pasien yang tertera pada general consent tersebut
Persetujuan Rawat Jalan
2. Petugas pendaftaran Petugas pendaftaran hanya
selalu menawarkan v menawarkan bantuan pada
bantuan ketika sedang pasien apabila petugas
membutuhkan bantuan pendaftaran tidak sibuk
dalam melayani pasien.
4. Hak selaku pasien di v Petugas tidak menjelaskan
RSUP dr.Sardjito tentang hak hak pasien
dijelaskan oleh petugas
pendaftaran
5. Kewajiban selaku pasien v Petugas tidak menjelaskan
di RSUP dr.Sardjito tentang kewajiaban pasien
dijelaskan oleh petugas
pendaftaran
143

6 Petugas Bersikap Petugas pendaftaran RSUP


Ramah, Bersahabat, dan v dr.Sardjito memang
Berkerjasama mengharuskan melaksanan
budaya 5S (senyum, sapa,
salam, sopan, santun)
7 Petugas pendaftaran Petugas pendaftaran RSUP
mengucapkan salam v dr.Sardjito mengharuskan
hangat, dan atusias pada melaksanan budaya 5S
saat pelayanan (senyum, sapa, salam, sopan,
santun)
8 Tata Tertib yang berlaku v Petugas tidak menjelaskan
di Rumah Sakit tata tertib yang tertera pada
dijelaskan oleh petugas formulir general consent
pendaftaran

Anda mungkin juga menyukai