Anda di halaman 1dari 31

KOMUNIKASI

KESEHATAN
dr. Tiara Melodi Megantara, M.M
TUJUAN PEMBELAJARAN
◦ MEMAHAMI KOMUNIKASI KESEHATAN SECARA UMUM
◦ MEMAHAMI KOMUNIKASI ANTAR TENAGA KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
◦ MENGETAHUI BAHWA MELALUI KOMUNIKASI KESEHATAN MEMILIKI PERAN DALAM PROMOTIF DAN
PREVENTIF MASALAH KESEHATAN
SEJARAH ISTILAH KOMUNIKASI
KESEHATAN
 Tahun 1970 muncul istilah “Komunikasi Kependudukan” Namun, di
awal program para ‘komunikatornya’ mengalami kesulitan semantik
dengan istilah tersebut

 Implikasinya :

1. Tidak ada program dan dukungan saat dibutuhkan


2. Ketika program dilaksanakan hanya sedikit yang mengikuti
3. Akhirnya sampai pada fase tersendiri yang memunculkan program dan
personal yang fokus pada bidang spesifik seperti informasi dan edukasi,
program sosial ekonomi yang mempromosikan KB, dan studi tentang
keefektivan
STRATEGI KOMUNIKASI AKTIVITAS
KOMUNIKASI KESEHATAN
 Menurut Worral (1977) ada enam strategi awal Komunikasi
Kesehatan, yaitu :

1. Penggunaan saluran medis dan komunikasi tradisional


2. Social Marketing
3. Pendidikan kependudukan
4. Penggunaan media massa
5. Penggunaan insentif dan disinsentif
6. Pengintegrasian KB (masalah2 kesehatan) dalam issu
pembangunan yang lebih luas
TERMINOLOGI KESEHATAN

◦ Kesehatan adalah salah satu konsep yang sering


digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya
◦ Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya
mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit
(Gochman,1988; De Clercq,1993)
◦ Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung
paling tidak komponen: biomedis,personal dan
sosiokultural
PENGERTIAN
WHO (1947)

◦ “ ....keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani),


dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan...”

Perilaku Kesehatan menurut Gochman (1988)

◦ “those attributes such as beliefs, expectations, motives, values, perceptions,


and other cognitive elements, personality characteristics, including
affective and emotional states and habits that relate to health maintenance,
to health restoration and to health improvement”
PENGERTIAN
◦ Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara
langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan
keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung.
◦ Komponen perilaku kesehatan dapat dilihat dalam dua aspek
perkembangan penyakit (Gerace dan Vorp, 1985).
◦ Pertama, adalah perilaku yang mempengaruhi faktor resiko penyakit
tertentu. Faktor resiko adalah ciri kelompok individu yang menunjuk
mereka sebagai at-high-risk terhadap penyakit tertentu.
◦ Kedua, perilaku itu sendiri dapat berupa faktor resiko.
KOMUNIKASI KESEHATAN
Proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu
kepada komunikan dengan tujuan untuk
mendorong perilaku manusia tercapainya
kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah
kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik,
mental (rohani), dan sosial
“The Healthy People 2010
Information”

Bahwa tidak ada jalan lain untuk mensukseskan


kesehatan masyarakat kecuali memanfaatkan jasa
komunikasi, terutama strategi komunikasi untuk
menyebar luaskan informasi dan mempengaruhi
individu ataupun komunitas masyarakat
PERHATIAN DUNIA PADA KOMUNIKASI
KESEHATAN
• WHO (1978) membuat kesepakatan mengenai pelayanan kesehatan
primer ( primary health care ) yang mencakup 8 unsur pokok
bidang kesehatan :
(1) penyuluhan kesehatan
(2) gizi
(3) sanitasi dasar dan air bersih
(4) KIA
(5) imunisasi terhadap penyakit utama
(6) pencegahan dan pengelolaan penyakit endemik
(7) pengobatan penyakit yang umum di jumpai
(8) tersedianya obat esensial
CAKUPAN KOMUNIKASI
KESEHATAN

1. Komunikasi persuasif atau komunikasi yang


berdampak pada perubahan perilaku kesehatan
2. Faktor psikologis individual yang mempengaruhi
persepsi terhadap kesehatan (stimulus,interpretasi,
memory recal )
3. Pendidikan kesehatan yang meliputi jenis
pendidikan,jenjang pendidikan,pelatihan
profesional,SDM pendidik
TUJUAN STRATEGIS KOMUNIKASI
KESEHATAN

Relay information
• meneruskan informasi

Enable informed decision making


• memberikan informasi akurat untuk pengambilan keputusan

Promote Healthy behaviors


• informasi untuk memperkenalkan perilaku sehat

Promote self care


• memperkenalkan pemeliharaan kesehatan sendiri

Manage demand for health services


• memenuhi permintaan layanan kesehatan
TUJUAN PRAKTIS KOMUNIKASI
KESEHATAN

Meningkatkan pengetahuan dan


kualitas sumber daya manusia

Meningkatkan kemampuan dan


ketrampilan komunikasi efektif

Membentuk sikap dan perilaku


komunikasi
FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Komponen pesan :
◦ Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa menarik perhatian
komunikan
◦ Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti
◦ Pesan harus mampu membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut
◦ Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang
layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki
FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komponen komunikan :
◦ Dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi
◦ Pada saat mengambail keputusan ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai
dengan tujuannya
◦ Pada saat mengambil keputusan ia sadar bahwa keputusannya itu
bersangkutan dengan kepentingan pribadinya
◦ Mampu untuk menepatinya baik secara mental maupun fisik
FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komponen komunikator :
◦ Trustworthiness atau kepercayaan pada komunikator
◦ Attractiveness atau daya tarik komunikator.
◦ Source power atau kekuasaan : kemampuan untuk menimbulkan
ketundukan atau kepatuhan
◦ Expertise atau keahlian komunikator.
KOMUNIKASI KESEHATAN MASA DEPAN

1. Telehealth: aplikasi teknologi dan telekomunikasi


untukmemperkuat spektrum informasi
2. Interactive health communication: interaksi antaraindividu
dengan konsumen,pasien dan penyedia layanan kesehatan
3. Consumer health informatics: interaktif komunikasi kesehatan
yang di fokuskan pada komsumen
4. Telemedicine: aplikasi telekomunikasi dan teknologi komputer
yang secara khusus melayani “klinik”
PENGERTIAN KOLABORASI
◦ Banyak definisi disampaikan para ahli

◦ Sebagian besar menggunakan prinsip :

◦ Perencanaan

◦ Pengambilan keputusan bersama


◦ Berbagi saran

◦ Kebersamaan
◦ Tanggung gugat

◦ Keahlian

◦ Tujuan dan tanggung jawab bersama


Shortridge et al (1986)

◦ … Hubungan timbal balik di mana [pemberi pelayanan]


memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien
dalam kerangka kerja bidang respektif mereka.
◦ Meskipun ada bidang yg tumpang tindih,…mayoritas pelayanan
yg diberikan adalah.. pelengkap.
◦ Praktik Kolaboratif menekankan
◦ Tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien
◦ Proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-
masing pendidikan dan kemampuan praktisi.
ELEMEN-ELEMEN
KOLABORASI

Struktur

Proses

Hasil Akhir
STRUKTUR

◦ Sebelum ada model Kolaborasi, hubungan yang ada adalah Model PRAKTIK
HIRARKIS
◦ Praktik Hirarkis merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan sebelum
profesi perawat semakin berkembang

◦ Selanjutnya dikenal ada 2 (dua) model Kolaborasi yang lain (Model 1 dan 2)
Pendekatan Praktik Hirarkis

◦ Menekankan Komunikasi satu


DOKTER
arah
◦ Kontak Dokter dengan Pasien
terbatas
Registered NURSE
◦ Dokter merupakan Tokoh yang
dominan
Pemberi Pelayanan ◦ Cocok untuk diterapkan di
Lain keadaan tertentu, spt IGD

Pendekatan ini sekarang masih


PASIEN dominan dalam Praktik dokter
di Indonesia.
Model Kolaboratif Tipe I

 Menekankan
DOKTER
Komunikasi Dua Arah
 Masih menempatkan
Dokter pada posisi
Registered Nurse Pemberi utama
Pelayanan Lain
 Masih membatasi
Hubungan Dokter
dengan Pasien
PASIEN
Model Kolaboratif Tipe II

 Lebih berpusat pada Pasien


Registered
DOKTER Nurse
 Semua Pemberi Pelayanan
harus bekerja sama
 Ada kerja sama dengan
Pasien
PASIEN  Tidak ada pemberi
pelayanan yang
mendominasi secara terus-
menerus

Pemberi
Pelayanan Lain
PROSES dan HASIL

Asertif

Bersaing Berkolaborasi
KEASERTIFAN

Menyetujui
Tidak Asertif

Menghindari Menunjang

Tidak Kooperatif
Kooperatif
KEKOOPERATIFAN
INTERAKSI DAN KOLABORASI

◦ Tidak semua interaksi Dokter-Perawat bersifat Kolaboratif.


◦ Pasien rajal  mungkin hanya membutuhkan kolaborasi secara berkala.

◦ Gawat darurat dan perawatan pasien lemah  lebih perlu kolaborasi.

◦ Secara “naluri” profesional  tahu kapan harus dengan kolaborasi,


kapan tidak.

◦ Praktik Kolaborasi yg ideal  profesional mudah beralih gaya,


tergantung dari kondisi klinis dan kebutuhan pasien.
INTERAKSI DAN KOLABORASI

◦ Praktik Kolaborasi perlu mempertimbangkan beberapa aspek kerja


sama antar pasangan, termasuk:
◦ Siapa yg akan dilibatkan (disiplin apa yg dibutuhkan)
◦ Kebutuhan fisik pelaksanaannya (ruangan, peralatan)
◦ Keuangan
◦ Kebutuhan komunikasi
◦ Pertemuan
◦ Pencatatan
◦ Korespondensi, dll
ETIKA PROFESI

◦ Dokter harus selalu menjaga dan berpegang pada etika kedokteran,


termasuk dalam hubungan dan komunikasi dengan profesi lain
◦ Dokter harus menghormati profesi lain sebagai mitra kerja yang
sejajar secara profesi, dengan tujuan utama pelayanan terbaik untuk
pasien
MEDIKOLEGAL

◦ Dalam konteks hubungan dengan profesi lain:

◦ Dokter harus memahami sampai di mana tanggung jawab dan


wewenang profesinya (apa yg harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan)
◦ Memahami sejauh mana pendelegasian dapat dilakukan

◦ Tetap bertanggung jawab dan memperhatikan aspek medikolegal,


dalam menjalankan kolaborasi dan kerja sama dengan profesi lain,
sesuai kewenangan profesi masing-masing.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai