Anda di halaman 1dari 35

Kolaborasi Dalam

Pelayanan Home
Care

Umi Azizah KN, S.Kep. Ns., M. Kep

1
KOLABORAS
I

2
• Kebersamaan
• Kerja sama
• Berbagi Tugas
Kolaborasi • Kesetaraan
• Tanggung Jawab
• Tanggung Gugat

3
Definisi
• American Medical Association (AMA)
Kolaborasi adalah proses dimana dokter & perawat merencanakan dan praktek
bersama sbg kolega, bekerja saling ketergantungan dlm batasan-batasan
lingkup praktek mereka dg berbagai nilai-nilai, saling mengakui & menghargai
thd setiap org yg berkontribusi utk merawat individu, keluarga & masyarakat

• American Nurse Association (ANA)


Kolaborasi sebagai hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan
memegang tangung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam
kerangka bidang perspektif mereka

4
Kolaborasi Interprofesional

Adalah bekerja bersama dg profesi kesehatan lain


dalam melakukan kolaborasi dan komunikasi untuk
memastikan bahwa perawatan yg diberikan kpd
pasien realible & berkelanjutan sesuai dg
kewenangan dan kompetensi

5
Kolaborasi Dalam Home Care

Tenaga kesehatan yg terlibat dlm pelayanan kesehatan


hrs saling memahami TUPOKSI & wewenang
masing-masing, shg fokus pada pelayanan utama home
care yaitu tercapainya kemandirian pasien dan keluarga

6
Hubungan Perawat-Pasien

Hubungan berdasarkan azas kepercayaan dari pasien terhadap perawat yg di


kenal dg istilah transaksi terapeutik

Dalam konsep home care terjadi perikatan yang timbal antara perawat dan
pasien, yaitu dikenal dg istilah Inspanning verbintennis (perikatan ikhtiar)
dan resultaat verbintennis (perikatan hasil)

7
• Prestasi yg harus diberikan oleh perawat
adalah upaya penyembuhan semaksimal
mungkin.
• Perawat tdk menjanjikan suatu hasil
Inspanning verbintennis berupa kesembuhan krn obyek dari
(perikatan ikhtiar) hubungan ini berupa upaya maksimal yg
dilakukan scr hati-hati & penuh
ketegangan berdasarkan ilmu pengetahuan
dan pengalaman.

Prestasi yg harus diberikan oleh perawat


Resultaat verbintennis adalah berupa hasil tertentu.
(perikatan hasil)

8
•Kedudukan pasien dan perawat tidak
Dahulu : sederajat
Hubungan Vertikal •Perawat dianggap tahu ttg penyakit
peternalistik •Pasien tidak tahu apa-apa
•Positif: sangat membantu pasien
•Negatif: upaya penyembuhan
membatasi otonomi pasien

•Kedudukan pasien dan perawat


Sekarang: horizontal sederajat
konstraktual •Pasien lebih aktif dalam upaya
penyembuhan

9
Beberapa pakar hukum kesehatan (teori Solis, teori Szasz & teori Hollender),
mengemukakan tiga hubungan tenaga kesehatan dg pasien, yaitu:

1. Activity passivity relation (pola hubungan aktif-pasif)


2. Guidance cooperation relation (pola hubungan membimbing dan
kerjasama)
3. Mutual participation (pola hubungan saling berperan serta)

10
1. Activity passivity relation
(pola hubungan aktif pasif)

• Secara sosial hubungan ini bukanlah hubungan yang sempurna krn hubungan
ini berdasar atas kegiatan perawat thd pasien.
• Pasien tdk dapat melakukan fungsi dan peran scr aktif., pasien hanya sbg
resipien (penerima pelayanan saja).
• Contoh: pasien dalam kondisi anestesi, pasien tdk sadar/koma, pasien dlm
pertolongan gawat darurat krn kecelakaan.
• Hubungan pola ini serupa dg pola hubungan orang tua dengan anaknya yg
msh kecil.

11
2. Guidance cooperation relation
(pola hubungan membimbing dan kerjasama)

• Pola hubungan ini ditemukan pada pasien yg dirawat dg penyakit pasien


tidak teralu berat.
• Pasien mau bekerja sama.
• Perawat memberi nasehat, pasien mau melaksanakan nasehat dan
bimbingan perawat dlm usaha perawatan pasien.
• Hubungan pola ini serupa dg pola hubungan orang tua dengan anak remaja

12
3. Mutual participation
(pola hubungan saling berperan serta)
• Hubungan Sosial demokratif
• Saling ketergantungan
• Kedua pihak harus terbuka
• Kekuasaan hampir sama dan saling membutuhkan
• Pasien dg penyakit menahun
• Hampir seluruh perawatan di tangan pasien
• Pasien secara sadar dan aktif dalam penyembuhan
• Pasien berlatar belakang pendidikan yang cukup tinggi

13
Hubungan Perawat-Dokter

14
15
Manfaat Kolaborasi Interprofesional Dalam
Praktik Home Care Nursing

1. Memberikan pelayanan kesehatan keluarga yang berkualitas dengan


menggabungkan keahlian unik profesional.
2. Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas dan efesiensi sumber daya.
3. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.
4. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan profesional
5. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan
profesional.

16
6. Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi sumber daya
7. Meningkatkan kepuasan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja
8. Peningkatan akses ke berbagai pelayanan kesehatan
9. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan
10. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan
profesional sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama
11. Untuk tim kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

17
Model Praktik
Kolaborasi
Perawat-Dokter

National Joint Practice Comision (NJPC), menggambarkan


kolaborasi perawat-dokter dalam tiga pola sebagai berikut:

18
Model Praktik Kolaborasi Perawat-Dokter

1. Model Praktik Dokter


Kolaborasi Tipe I
Registered Nurse
Model praktik kolaborasi yg
menekankan komunikasi satu
arah, kontak terbatas antara
pasien dan dokter, dokter Pemberi
merupakan tokoh yg dominan Pelayanan lain

Pasien

19
Model Praktik Kolaborasi Perawat-Dokter

2. Model Praktik Kolaborasi Tipe II


Dokter

Pemberi
Registered Nurse
Pelayanan lain

Pasien

Model praktik kolaborasi yg menekankan komunikasi dua arah, tapi


tetap menempatkan dokter pd posisi utama dan membatasi hubungan
antara dokter dan pasien
20
Model Praktik Kolaborasi Perawat-Dokter

3. Model Praktik Kolaborasi Tipe III

Dokter Registered Nurse

Pasien

Pemberi
Pelayanan lain

21
• Model praktik kolaborasi tipe III ini lebih berpusat pada
pasien, dan semua pemberi pelayanan harus saling bekerja
sama, juga dg pasien.

• Model ini tetap melingkar dg menekankan kontinuitas, kondisi


timbal balik satu dg yg lain, & tak satupun pemberi pelayanan
yg mendominasi scr terus-menerus.

22
Indikator Praktik Kolaborasi
1. Kontrol – Kekuasaan

✔ Kedua profesi ini hrs tahu apa yg mjd kewenangan profesinya


masing-masing.
✔ Kekuasaan/kewenangan dokter adalah mendiagnosis, mengobati &
mencegah penyakit, serta melakukan prosedur pembedahan. Dalam
hal ini dokter sering bekonsultasi dg tim kesehatan lain dalam
memberi pengobatan.
✔ Dukungan perawat dalam memberi informasi yg akurat ttg keadaan
pasien sangat membatu dokter dlm menjalankan kewenangannya.

23
Indikator Praktik Kolaborasi

2. Lingkup Praktik

✔ Lingkup praktik merupakan bagian yg menunjukkan kegiatan &


tanggung jwb masing-masing pihak.
✔ Dalam membangun tanggung jwb bersama, perawat & dokter hrs
merencanakan dan mempraktikkan bersama sbg kolega, saling
ketergantungan, saling menghargai dlm berkontribusi thd perawatan
individu, keluarga dan masyarakat

24
Indikator Praktik Kolaborasi

3. Kepentingan Bersama

✔ Lingkup praktik merupakan bagian yg menunjukkan kegiatan &


tanggung jwb masing-masing pihak.
✔ Dalam membangun tanggung jwb bersama, perawat & dokter hrs
merencanakan dan mempraktikkan bersama sbg kolega, saling
ketergantungan, saling menghargai dlm berkontribusi thd perawatan
individu, keluarga dan masyarakat

25
Kompetensi dasar Dalam Praktik Kolaborasi

1. Komunikasi
2. Respek dalam kepercayaan
3. Memberikan & menerima umpan balik (feed back)
4. Pengambilan keputusan
5. Manajemen konflik

26
1. Komunikasi
• Komunikasi sangat dibutuhkan dlm kolaborasi krn kolaborasi
memerlukan pemecahan masalah yg lebih komplek.
• Masalah-masalah yg muncul dalam kolaborasi dapat dipecahkan dg
komunikasi efektif yg dapat dimengerti oleh semua anggota tim
profesional

27
2. Respek Dalam Kepercayaan
• Kualitas respek dpt dilihat lebih ke arah harga diri, sedangkan
kepercayaan dpt dilihat dari mutu proses dan hasil.
• Respek dan kepercayaan dpt disampaikan secara verbal dan non
verbal, serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapan kehidupan
sehari-hari

28
3. Memberikan & Menerima Umpan Balik
(Feed Back)

• Umpan balik (feed back) dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola


hubungan, harga diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan, serta
waktu.
• Feed back juga dapat bersifat positif dan negatif

29
4. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi utk
mewujudkan kolaborasi yg efektif. Hal ini utk menyatukan data
kesehatan pasien secara komprehensif sehingga mjd sumber
informasi bagi semua anggota tim profesional.

30
5. Manajemen konflik
• Masing-masing anggota profesi hrs memahami peran dan fungsinya utk
menurunkan konflik.
• Lakukan klarifikasi persepsi dan harapan, mengidentifikasi
kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran, serta melakukan
negosiasi.
• Terwujudnya kolaborasi tergantung pd beberapa kriteria, yaitu: saling
percaya& menghormati, saling memahami & menerima, keilmuan
masing-masing, memiliki citra diri positif, memiliki kematangan
profesional yg setara baik dlm hal pendidikan maupun pengalaman,
mengakui sbg mitra kerja, serta memiliki keinginan utk bernegosiasi

31
Elemen Kolaborasi Dalam Praktik
Home Care Nursing

1. Mutiple provider:
Kerja sama yg meliputi satu atau lebih pemberi pelayanan kesehatan & dpt lbh
dari satu group profesi.
2. Service koordinasi:
Pendekatan umum yg digunakan utk menjamin asuhan & pelayanan dlm
disiplin ilmu yg sama dan beberapa disiplin ilmu dlm bidang kesehatan
3. Coommunication:
Berkomitmen utk saling memberikan informasi pd tim pemberi pelayanan
kesehatan

32
Pentingnya MOU Dalam Praktik
Home Care Nursing
Dalam meningkatkan kolaborasi yg efektif, perlu adanya MOU (memorandum
of understanding) yg mengatur perjanjian kerja sama antara pihak home care
dg tim tenaga kesehatan. Fungsi MOU antara lain:
1.Mengatur hak & kewajiban masing-masing pihak
2.Sebagai alat kontrol bagi masing-masing pihak, apakah masing-masing pihak
sdh menunaikan kewajiban (prestasi) atau bahkan telah melakukan
wanprestasi.

33
3. Sebagai alat bukti bagi masing-masing pihak apabila di kemudian hari tjd
peselisihan antara para pihak, termasuk juga apa bila pihak ketiga yg
mungkin keberatan dg suatu kontrak dan mengharuskan kedua belah pihak
utk membuktikan hal-hal yg berkaitan dg kontrak yg dimaksud.
4. Pengamanan transaksi bisnis
5. Mengatur tentang pola penyelesaian sengketa yg timbul antara kedua
belah pihak.

34
SELAMAT
BELAJAR

35

Anda mungkin juga menyukai