Anda di halaman 1dari 6

MODEL PRAKTIK KEBIDANAN

Suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan, dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan) meliputi
unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan
kesehatan)

Model asuhan kebidanan dibuat berdasarkan filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
sebuah hal yang fisiologis. Model asuhan kebidanan yang berfokus pada perempuan (women centered
care) dapat mengurangi kejadian trauma dan kesakitan pada bayi dan operasi sectio caesarea.

Model asuhan kebidanan tersebut meliputi :

1.Monitoring keadaan fisik, psikologis spiritual dan sosial perempuan dan keluarganya sepanjang siklus
reproduksinya

2.Menyediakan kebutuhan perempuan seperti pendidikan, konseling dan asuhan keahmilan;


pendamping asuhan berkesinambungan selama,kehamilan, persalinan dan periode post partum.

3.Meminimalkan intervensi

4.Mengidentifikasi dan merujuk perempuan yang memiliki tanda bahaya (Midvifery Task Force, 1996-
2001)

Model Praktek Kebidanan di Indonesia

1. Primary care

pada tahun 1978, dalam konferensi di Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip Primary Health Care (PHC)
sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua (KBS) dan Indonesia ikut
menandatangani, menyatakan bahwa untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2000, PHC
adalah kuncinya. Sedangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah salah satu bentuk
operasional dari PHC.Di Indonesia bentuk operasional PHC adalah PKMD

Primary Health Care (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk mencapai tingkat minimal dan
pelayanan kesehatan semua penduduk. PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metoda dan teknologi praktis, ilmiah, dan social yang dapat diterima secara umum baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan
biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib
sendiri (self determination).
Pelayanan kesehatan dibagi menjadi 4 bidang Pelayanan kesehatan promotif. Adalah upaya pelayanan
kesehatan berupa promosi Contoh Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil. Pelayanan kesehatan
preventif. upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit Contoh Pencegahan terjadinya
komplikasi pada saat persalinan Pelayanan kesehatan kuratif. Adalah upaya kesehatan untuk mencegah
penyakit lebih parah melalui pengobatan. Contoh Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir Pelayanan
kesehatan rehabilitatif. Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi
orang yang baru sembuh Contoh Pemenuhan gizi pada ibu nifas

Tujuan PHC 1.Pelayanan harus mencapai keseluruhan pendudukan yang dilayani 2.Pelayanan harus
dapat diterima oleh penduduk yang dilayani 3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari
populasi yang dilayani 4. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber – sumber
daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Fungsi PHC 1. Pemeliharaan kesehatan 2. pencegahan penyakit 3. diagnosis dan pengobatan 4.


pelayanan tindak lanjut 5. pemberian sertifikat

Tiga Unsur Utama PHC 1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan 2. Melibatkan peran serta
masyarakat 3. melibatkan kerjasama lintas sektoral

PRINSIP DASAR PHC 1. Pemerataan Upaya Kesehatan, 2. Penekanan pada Upaya Preventif, 3.
Menggunakan Teknologi Tepat Guna, 4. Melibatkan Peranserta Masyarakat, 5. Melibatkan Kerjasama
Lintas Sektoral.

RUANG LINGKUP ( ELEMEN2 ) PHC 1. Pendidikan ttg masalah kesehatan, 2. Penyediaan makanan &
perbaikan gizi, 3. Penyediaan air bersih & sanitasi dasar, 4. Peningkatan KIA & KB 5. Immunisasi terhadap
penyakit-penyakit infeksi utama 6. Pencegahan & pengendalian penyakit endemik setempat 7.
Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa 8. Penyediaan obat essensial

CIRI-CIRI PHC 1). Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat 2). Pelayanan yang menyeluruh
3). Pelayanan yang terorganisasi 4). Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun
masyarakat 5). Pelayanan yang berkesinambungan/komprehensif 6). Pelayanan yang progresif 7).
Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga

Peran Bidan dalam PHC Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan Kerjasama dengan masyarakat,
keluaraga dan individu Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada
masyarakat Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada
masyarakat. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

2. Continuity of Care
Pengertian
Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik kebidanan untuk memberikan
asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan
membina hubungan saling percaya antara bidan dengan klien (Astuti, dkk, 2017).
Menurut Reproductive, Maternal, Newborn, And Child Health(RMNCH). “Continuity Of Care” meliputi
pelayanan terpadu bagi ibu dan anak dari prakehamilan hingga persalinan, periode postnatal dan masa
kanak-kanak. Asuhan disediakan oleh keluarga dan masyarakat melalui layanan rawat jalan, klinik, dan
fasilitas kesehatan lainnya (Astuti, dkk, 2017).
Dimensi

Menurut WHO dalam Astuti (2017), dimensi pertama dari continuity of care yaitu dimulai saat
kehamilan, pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan, serta hari-hari awal dan tahun kehidupan.
Dimensi kedua dari Continuity of care yaitu tempat pelayanan yang menghubungkan berbagai tingkat
pelayanan mulai dari rumah, masyarakat, dan sarana kesehatan. Dengan demikian bidan dapat
memberikan asuhan secara berkesinambungan.Diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan
standard praktik yang sama filosofi dan proses pelayanannya adalah partneship dengan perempuan
Setiap bidan mempunyai komitmen sebagai berikut :Mengembangkan hubungan yang baik dengan
pasien sejak hamil Mampu memberikan pealyanan yang aman secara individu Memberikan dukungan
pada pasien dalam persalinan Memberikan perawatan yang komprehensif kepada ibu dan bayi

Manfaat

Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban kasus, yang bertujuan untuk
memastikan bahwa ibu menerima semua asuhannya dari satu bidan atau tim praktiknya. bidan dapat
bekerja sama secara multi disiplin dalam melakukan konsultasi dan rujukan dengan tenaga kesehatan
lainnya (Astuti, dkk, 2017).

3.Collaborative Care

Pengertian

Collaborative care adalahHubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien/klien dalam melakukan diskusitentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan
kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide
yang memberikan perspektif kepada seluruhkolaborator. Kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkansharing pengetahuan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien.
Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga professional. Tujuan pelayanan ini
adalah berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang lingkup masing-masing
(Wahyuningsihdkk, 2010).Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukanoleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaanatau sebagai salah satu urutan dari
sebuah proses kegiatan pelayanankesehatan.tujuan pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam
pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang linkup masing-masing (Soepardan, 2015).Bidan meyakini
bahwa dalam memberi asuhan harus tetap menjaga,mendukung, dan menghargai proses fisiologis
manusia. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya atas indikasi. Rujukan yangefektif
dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya. Bidanadalah praktisi yang mandiri. Bidan
bekerja sama mengembangkan kemitraandengan anggota kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan
tugasnya, bidanmelakukan kolaborasi, konsultasi serta perujukan sesuai dengan kondisi pasien,
kewenangan dan kemampuannya(Marimbi, 2010).

Tujuan

Collaborative Care

adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman
tentangkontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-carameningkatkan mutu asuhan
klien. Agar hubungan kolaborasi dapatoptimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan
untuk bekerjasama. Bidan dan tim medis lain merencanakan dan mempraktekkan disiplin ilmunya
sebagai kolega, bekerja salingketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-
nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan
individu, keluarga dan masyarakat(Soepardan, 2015).

Bidan perlu berkolaborasi dengan professional lain untuk menjamin kliennya menerima pelayanan yang
baik bila terjadi sesuatu dalam asuhanKolaborasi dilaksanakan dengan informed choice demi
keuntungan ibu dan bayi

4.Informed Choice

A. pengertian informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang
alternatif asuhan yang akan dialaminya. Menurut kode etik internasional bidan yang dinyatakan oleh
ICM tahun 1993 bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan
mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab terhadap hasil dari pilihannya. Definisi informasi
dalam konteks ini adalah meliputi: informasi yang lengkap sudah diberikan dan dipahami ibu, tentang
pemahaman resiko, manfaat, keuntungan, dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Hak dan
keinginan wanita harus dihormati, tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya.

b. Tujuan Informed Choice Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran bidan
tidak hanya membuat asuhan dalam manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak
wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. .Bidan di Indonesia menghargai hak
perempuan untuk memilih tentang semua aspek dalam asuhan kebidanan. Bidan secara aktif
memberikan informasi dengan lengkap, relevan, dan objektif tanpa pemaksaan kehendak

5.Kesejahteraan IBU dan ANAK


Kesehatan Ibu dan Anak merupakan program Departemen Kesehatan Pengelolaan program KIA
bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif
dan efisien. Masyarakat khususnya wanita tani diharapkan mampu berpartisipasi aktif minimal dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan sendiri. Praktik KIA dapat dijelaskan sebagai bentuk
pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya khususnya yang menyangkut pengetahuan,
keyakinan, sikap dan tindakan tentang kesehatan Ibu dan Anak. Praktik KIA diperhatikan dalam:
kesehatan antenatal dan kesehatan neonatal.

Pelayanan kebidanan di Indonesia berdasar pada penghargaan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan proses fisiologis.

Bidan meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi dan keluarga dengan mendukung aspek social, emosional,
budaya dan aspek fisik.

6.Pemilihan tempat Persalinan

Bidan menghormati hak setiap perempuan untuk memilih tempat persalnan.

Bidan harus terampil menolong persalinan diberbagai tempat pelayanan baik rumah sakit, puskesmas
atau rumah klien.

7.Evidence Based Practice

A. Pengertian Evidence Based Pengertian Evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris)
Evidence adalah Bukti atau fakta dan Based adalah Dasar. Jadi basis bukti adalah: praktik berdasarkan
bukti. Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan akademis. EBM
secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi
tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk
membantu bidan dalam mendorong maju yang mendukung kebidanan dengan tujuan utama
meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi' (Silverton, 2003). EBM mengakui nilai yang berbeda jenis
bukti harus berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta
sebagai penelitian kuantitatif, filosofis dan konsep serta analisis pustaka yang terstruktur, sistematis,
studi kohort, terstruktur, logistik dan transparan, sehingga bidan benar-benar dapat mempengaruhi dan
meningkatkan pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Jadi pengertian evidence base-bidan dapat aman
sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah
yang sistematis.

B. Manfaat Evidence Based Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Based antara lain:
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah

b. peningkatan kompetensi (kognitif) Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif,
filosofis dan konsep serta analisis pustaka yang terstruktur, sistematis, studi kohort, terstruktur, logistik
dan transparan, sehingga bidan benar-benar dapat mempengaruhi dan meningkatkan pendidikan dan
penelitian lebih lanjut. Jadi pengertian evidence base-bidan dapat aman sebagai asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.Bidan di
indonesia diharapkan untuk dapat selalu memperbaharui ilmunya berdasarkan hasil penelitian tentang
kesejahtraan ibu dan anak

c. Memenuhi kebutuhan dan kewajiban sebagi profesional dalam memberikan asuhan yang bermutu

d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan
yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu dan pengetahuan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai