Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TUGAS MODEL PRAKTEK KEBIDANAN


Budaya Dalam Praktik Kebidanan.
(Normality, Safety, Empowering)

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4
Redia Saputri, NIM : 2215201057.
Redia Saputri, NIM : 2215201057.
Redia Saputri, NIM : 2215201057.
Redia Saputri, NIM : 2215201057.

Dosen Pengajar:
Amira Amran, M.Biomed

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah dengan rahmat Allah SWT Yang Maha Esa, dan berkat hidayah-
Nya sehingga Kami mampu menyelesaikan makalah “Budaya Dalam Praktik
Kebidanan (Normality, Safety, Empowering)” dalam mata kuliah praktek kebidanan,
di profesi S1 kebidanan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan,
dan saran dari berbagai pihak. Yang dengan tulusnya memberikan waktu, doa,
saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman, dan pengetahuan yang Kami miliki. Oleh
karena itu, Kami mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan, bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Agar nantinya menjadi lebih baik lagi setelah
ini.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca, dan diharapkan bisa
bermanfaat untuk perkembangan, dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Hormat kami

Penulis

1
DAFTAR ISI

MAKALAH.......................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3

1. LATAR BELAKANG..............................................................................................3

2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................4

BAB II................................................................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................................5

1. Pengertian Normality (Normalitas) dalam kebidanan..........................................5

2. Pengertian Safety (Keamanan) dalam kebidanan.................................................5

3. Pengertian Empowering (Memberdayakan) dalam kebidanan...........................5

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG.

Persalinan merupakan akhir dari kehamilan. Semua ibu dan keluarga mengharapkan
jalannya proses persalinannya berjalan lancar. Kelancaran persalinan ditandai dengan
kemajuan persalinan. Kemajuan persalinan yang lambat merupakan satu dari komplikasi
persalinan yang mengkhawatirkan tidak terduga (Saifuddin, 2016).

Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan postpartum, eklamsia dan infeksi.
Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan utama bagi
kesehatan wanita, karena merupakan penyebab terbesar kematian ibu dan bayi. Angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator utama dalam
pelayanan kesehatan khususnya di Indonesia (WHO, 2015) Angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia mengalami sedikit penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. Pada tahun
2012 AKI berdasarkan data SDKI sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup dan pada
tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2016).

Masih tingginya persalinan dirumah dan masalah yang terkait budaya dan perilaku
dan tanda-tanda sakit pada neonatal yang sulit dikenali, juga merupakan penyebab
kematian ibu dan bayi baru lahir. Menurut hasil penelitian dari 97 Negara bahwa ada
korelasi yang signifikan antara pertolongan persalinan dengan kematian ibu. Semakin
tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah akan diikuti penurunan
kematian ibu di wilayah tersebut. Namun sampai saat ini diwilayah Indonesia masih
banyak pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun bayi yang masih menggunakan
cara- cara tradisional sehingga banyak merugikan dan membahayakan keselamatan ibu
dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2016).
Keberadaan dukun sebagai orang kepercayaan di beberapa daerah dalam menolong
persalinan, sosok yang dihormati dan berpengalaman, sangat dibutuhkan oleh
masyarakat keberadaannya. Pertolongan persalinan oleh dukun bayi menimbulkan
berbagai masalah antara lain tingginya angka kematian dan kesakitan ibu serta perinatal.
Pertolongan persalinan yang tidak adekuat dapat terjadi persalinan kasep, kematian janin
dalam rahim, ruptur uteri,

3
perdarahan post partum, infeksi berat, asfiksia dan trauma persalinan.
Budaya Dalam Praktik Kebidanan meliputi beberapa hal yaitu (Normality, Safety,
Empowering).

TUJUAN

A. Untuk mengetahui Budaya Dalam Praktik Kebidanan meliputi beberapa hal


yaitu (Normality, Safety, Empowering)
B. Untuk mengetahui tujuan Budaya Dalam Praktik Kebidanan meliputi beberapa
hal yaitu (Normality, Safety, Empowering)
C. Untuk mengetahui pentingnya Budaya Dalam Praktik Kebidanan meliputi
beberapa hal yaitu (Budaya Dalam Praktik Kebidanan meliputi beberapa hal
yaitu (Normality, Safety, Empowering)

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dapat dirumuskan sebagai berikut ;
A. Apa yang dimaksud dengan (Normality, Safety, Empowering).
B. Bagaimana tujuan (Normality, Safety, Empowering).
C. Bagaimana pentingnya (Normality, Safety, Empowering).
D. Peran Bidan Dalam (Normality, Safety, Empowering).

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian (Normality, Safety, Empowering).

1. Pengertian Normality (Normalitas) dalam kebidanan.


Normality adalah keyakinan yang dianut sebagai landasan pelayanan kebidanan.
Yang juga merupakan Filosofi kebidanan adalah keyakinan setiap bidan yang digunakan
sebagai kerangka berfikir dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien. Bidan
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan standard
pelayanan kebidanan, serta berkeyakinan bahwa setiap indivu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang baik, dan tepat.

2. Pengertian Safety (Keamanan) dalam kebidanan.


Keselamatan Pasien (patient safety) adalah pasien bebas dari cedera yang tidak
seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera
fisik/sosial psikologis, cacat, kematian) terkait dengan pelayanan kesehatan (Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, 2005). Patient Safety di rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk
assessment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Departemen
Kesehatan, 2011).

Menurut Institute of Medicine (IOM) keselamatan pasien memiliki pengertian


bebas dari kejadian cedera. Selain pengertian tersebut patient safety dapat diartikan
sebagai the prevention of harm patient. Penekanan ditempatkan pada pemberi bidanan
yang mencegah kesalahan, belajar dari kesalahan yang terjadi dan dibangun di atas
sebuah budaya keselamatan pasien yang melibatkan bidan kesehatan profesional,
organisasi, dan pasien.

3. Pengertian Empowering (Memberdayakan) dalam kebidanan.


Empowerment yaitu memberdayakan perempuan dalam menentukan pilihandalam

5
pendayagunaan metode kontrasepsi. Sedangkan penentuan pilihan dalam menggunakan
KB yaitu pertimbangan yang di pilih salah satunya (hanya suami atau hanya istri) atau
keputusan tersebut didiskusikan bersama. Suami dan istri seharusnya mencari penjelasan
yang akurat tentang kontrasepsi terlebih lagi terkait kesehatan reproduksinya sehingga
bersama-sama berpartisipasi serta memperoleh utilitas yang sepadan dari petunjuk dan
fasilitas KB Selain itu, pilihan menggunaan alat kontrasepsi sangatlah penting
dipertimbangkan dari berbagai faktor yaitu faktor pasangan, kesehatan dan bagian alat
kontrasepsi. Diharapkan kepada semua pasangan agar meningkatkan perhatian dan
komitmen bersama, dan tidak memandang gender dalam penentuan metode untuk
menggunakan KB serta mendiskusikan permasalahkan kontrasepsi serta kesehatan
reproduksi tanpa ada komponen yang menjadi preferensi, dalam diskusi maupun
penentuan kesimpulan dalam ber- KB.

B. Tujuan (Normality, Safety, Empowering).

Adapun manfaat dari Budaya Dalam Praktik Kebidanan (Normality, Safety,


Empowering) adalah:

1. Meminimalisis kebutuhan finansial dalam proses pem-bayaran pelayanan

2. Meminimalkan kemungkinan trauma bagi pasien

3. Meminimalkan kemungkinan intervensi yang tidak perlu

4. Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.

5. Meningkatkan tanggung jawab bidan mandiri terhadap pasien dan masyarakat.

Adapun dampak dari penerapan asuhan kebidanan bebasis keselamatan pasien


adalah:

1. Menurunnya kasus kejadian yang tidak di diinginkan pada pelayanan kebidanan.

2. Menurunnya kasus trauma kebidanan pada pasien

3. Meningkatnya kualitas asuhan kebidanan dan layanan kebidanan yang diberikan bidan
praktik

6
Adapun langkah-langkah Keselamatan Pasien didalam pelayanan kebidanan dan
Rumah Sakit yaitu:

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.

2. Memimpin dan mendukung staf

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko

4. Mengembangkan sistem pelaporan

5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien

6. Mempelajari dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

C. Bagaimana pentingnya (Normality, Safety, Empowering).

Manfaat (Normality, Safety, Empowering)


adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara bidan dan pasien melalui
hubungan bidan dan pasien. Normality, Safety, Empowering bertujuan membantu pasien
dalam memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, serta dapat mengambil
tindakan yang efektif untuk pasien.

D. Bagaimana Peran Bidan Dalam (Normality, Safety, Empowering).

Peran seorang bidan yaitu memberikan bidanan prenatal atau sebelum persalinan,
memeriksa kondisi fisik ibu selama masa kehamilan, saat persalinan dan setelah
melahirkan, mendampingi ibu dan menangani secara langsung persalinan per vaginal,
mengidentifikasi kemungkinan terjadinya komplikasi dari persalinan, memantau kondisi
janin selama proses persalinan serta memberikan saran medis pada ibu hamil jika
sewaktu-waktu diperlukan. Adapun peran bidan dalam (Normality, Safety, Empowering),
adalah selain memberikan edukasi kepada pasien. Juga mampu memberikan kenyamanan
dan kebaikan dalam proses penyembuhan pasien. Dengan adanya dan hadirnya bidan
secara utuh (fisik dan psikologis) pada waktu berkomunikasi dengan pasien. Bidan tidak
cukup untuk mengetahui teknik komunikasi tetapi yang sangat penting adalah sikap atau
penampilan dalam berkomunikasi.
7
Sebagaimana kita ketahui bahwa, pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan
dalam memberikan asuhan kepada kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan
mulai dari kehamilan sampai keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi
perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Sehingga melihat daripada defenisi tersebut, maka dengan menerapkan pelayanan


kebidanan, bidan sebagai mitra bagi pasien terutama perempuan akan sangat membantu
terhadap pemberdayaan perempuan. Karena bidan akan lebih mudah memahami,
bagaimana berkomunikasi dan mengingat dari sifat seorang wanita menjadikan bidan
mampu dengan mudah untuk melakukan perannya terhadap pemberdayaan perempuan.

8
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Budaya Dalam Praktik Kebidanan (Normality, Safety, Empowering) yang tidak
dilaksanakan dengan baik akan menyebabkan pasien dalam menerima setiap tindakan
yang diberikan menjadi kurang kooperatif, merasa tidak puas bahkan hal terburuknya
pasien sampai pulang paksa.

Budaya Dalam Praktik Kebidanan (Normality, Safety, Empowering) terdiri dari:


tahap persiapan, tahap perkenalan, tahap kerja, dan tahap terminal/terminasi. Tiap
tahapnya membutuhkan keterampilan, kesungguhan, dan keikhlasan dari bidan.
Kehadiran diri bidan secara utuh baik fisik maupun psikis, empati dan responsif bidan
terhadap pasien sangat membantu penerapan komunikasi terapeutik yang baik dan benar.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kebidanan yang memenuhi standar
praktek kebidanan yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan diri bidan dalam
melaksanakan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar karena komunikasi
terapeutik adalah sarana yang sangat efektif dalam memudahkan bidan dalam
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, sehingga terlaksananya tindakan
kebidanan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Trisnawati, Frisca. 2016. Pengantar Ilmu Kebidanan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Everet, S. 2012. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta:
9
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Departemen Kesehatan RI. Hubungan Antara Bidan Dengan Pasien. Departemen


Kesehatan RI, 1992.
Marpaung, L. F. B. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengambilan
keputusan Untuk Ber-KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Kelurahan Harjo
Sari 1 Kecamatan Medan Amplas Tahun 2014.
Nuryati, S., & Fitria, D. 2014. Hubungan antara Pengetahuan Suami tentang KB
dengan Partisipasi Suami dalam ber-KB di Kelurahan Kemang Kabupaten Bogor.
Stikesnh.ac.id.
Sulastri, S. 2013. Hubungan Dukungan Suami dengan Minat Ibu dalam Pemakaian
Kontrasepsi IUD Di Bergas. E-Jurnal Gizi Dan Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran,
2, 64–72.
Stuart, G.W. Therapeutic Nurse- Patient, 1998.

10

Anda mungkin juga menyukai