Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 1

PERSPEKTIF ILMU SOSIAL


BUDAYA DAN
HUMANIORA DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN
PENGERTIAN
Ilmu Humaniora Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa

dalam Konteks Indonesia (KBBI) Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan (BalaiPustaka: 1988), adalah ilmu-
Kebidanan ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan
membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti
membuat manusia lebih berbudaya.
PENERAPAN ILMU HUMANIORA
DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN KEBIDANAN
• Pemberian Asuhan Kebidanan.

Ilmu Dalam memberikan pelayanan kepada klien, bidan


harusnya memenuhi kode etik dan sumpah profesi yang
Humaniora telah dilakukan sebelum terjun menjadi bidan antara
lain :
-Kewajiban bidan terhadap klien dan masyrakat
dalam Konteks -Kewajiban bidan terhadap tugasnya
-Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga
kesehatan
Kebidanan -Kewajiban bidan terhadap profesinya
-Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
-Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa
dan tanah air
Kode etik inilah yang menjadi pembatas tindakan-
tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
bidan yang tentunya harus dilandasi ilmu humanira
sehingga mampu memuliakan klien.
PENERAPAN ILMU HUMANIORA
DALAM MEMBERIKAN
Ilmu PELAYANAN KEBIDANAN
• Aborsi
Humaniora Ilmu humaniora di sini sangat dibutuhkan sabagai

dalam Konteks penguat dasar kode etik bidan, secara otomatis


bidan yang memegang teguh kode etik dan
memegang konsep humaniora tidak akan
Kebidanan melakukan aborsi ini. Karena selain bukan
merupakan kewenangannya, juga diluar dari kode
etiknya.
PENERAPAN ILMU HUMANIORA
DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN KEBIDANAN
• Pembatasan Kehamilan

Ilmu Semakin melunjaknya jumlah penduduk yang tidak


diimbangi dengan meningkatnya sumber daya alam yang
dibutuhkan memacu adanya prosedur diberlakukannya
Humaniora pembatasan kehamilan. Dalam hal ini merujuk pada 2
sistem pembatasan kelahiran yaitu promotif untuk
memiliki 2 anak saja dan adanya keluarga berencana.
dalam Konteks Sebenarnya KB ini dapat memicu kontra terkait
pelanggaran hak manusia dalam meneruskan keturunan.
Namun setelah dikaji lebih mendalam, hal ini tidaklah
Kebidanan melanggar peri kemanusiaan yang tentunya juga
disendingkan dengan alasan-alasan yang logis. Sehingga
diperlukan bidan professional yang mampu memahami
penerapan Ilmu humaniora dalam melaksanakan
tugasnya.
APA YANG MENYEBABKAN ILMU
HUMANIORA INI BISA SANGAT
PENTING DALAM KONTEKS
KEBIDANAN
Ilmu 1. Bidan sebagai barisan pertama dalam masyarakat
untuk menangani masalah kesehatan.

Humaniora 2. Bidan sebagai pelayan kesehatan yang menangani


mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan,
nifas dan menyusu.
dalam Konteks 3. Bidan merupakan ujung tombak pelayanan

Kebidanan kesehatan di masyarakat yang mana berhadapan


langsung dengan masyarakat itu sendiri.

4. .Bidan sebagai komponen sosial di masyarakat yang


menunjukkan empatinya di hadapan anggota keluarga,
Sosial budaya merupakan segala hal
yang di ciptakan manusia dengan
pikiran dan budinya dalam
kehidupan bermasyarakat.

Ilmu Sosial Budaya dalam


Konteks Kebidanan
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Pra Perkawinan.

Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para


calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan
perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri
pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental
dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses
kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan
pasca kehamilan.

Ilmu Sosial Budaya dalam


Konteks Kebidanan
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Perkawinan

Pembinaan yang dilakukan oleh bidan sendiri antara lain


mempromosikan kesehatan agar peran serta ibu dalam upaya kesehatan
ibu, anak dan keluarga meningkat. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, keluarga
berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita dan
anak prasekolah sehat.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut
diyakini memerlukan pengetahuan aspek sosial budaya dalam
penerapannya kemudian melakukan pendekatan- pendekatan untuk
melakukan perubahan-perubahan terhadap kebiasaan-kebiasaan yang
tidak mendukung peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Ilmu Sosial Budaya dalam


Konteks Kebidanan
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Kehamilan

Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya


pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak terdeteksinya
faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.
Contohnya di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu
(Maluku) terdapat suatu tradisi upacara kehamilan yang dianggap
sebagai suatu peristiwa biasa, khususnya masa kehamilan seorang
perempuan pada bulan pertama hingga bulan kedelapan. Namun
pada usia saat kandungan telah mencapai Sembilan bulan, barulah
mereka akan mengadakan suatu upacara. Masyarakat nuaulu
mempunyai anggapan bahwa pada saat usia kandungan seorang
perempuan telah mencapai Sembilan bulan, maka pada diri
perempuan yang bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-
roh jahat yang dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib.

Ilmu Sosial Budaya dalam


Konteks Kebidanan
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Persalinan, Nifas, Dan
Bayi Baru Lahir (BBL)

Tingkat kepercayaan masyarakat kepada petugas kesehatan, dibeberapa


wilayah masih rendah. Mereka masih percaya kepada dukun karena
kharismatik dukun tersebut yang sedemikian tinggi, sehingga ia lebih
senang berobat dan meminta tolong kepada ibu dukun. Di daerah
pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak
untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Beberapa
penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat
praktek-praktek persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan si ibu,
seperti "ngolesi" (membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk
memperlancar persalinan), "kodok" (memasukkan tangan ke dalam
vagina dan uterus untuk rnengeluarkan placenta) atau "nyanda" (setelah
persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandardan kaki diluruskan ke
depan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan
pembengkakan).

Ilmu Sosial Budaya dalam


Konteks Kebidanan
Pendekatan Sosial
Budaya Dalam Praktek
Kebidanan
• Pendekatan melalui masing-masing keluarga, jadi setiap keluarga di
lakukan pendekatan

• Pendekatan melalui langsung pada setiap individunya sendiri,


mungkin cara ini lebih efektif.

• Sering melakukan penyuluhan di setiap PKK atau


Rt tentang masalah dan menanggulangi masalah kesehatan.

• Mengikuti arus sosial budaya yang ada dalam masyarakat tersebut,


kemudian kalau sudah memahami, kita mulai melakukan pendekatan
secara perlahan-lahan.

• Melawan arus dalam kehidupan sosial budaya mereka, sehinnga kita


menciptakan asumsi yang baru kepada mereka, tapi cara ini banyak
tidak mendapatkan respon positive
Ilmu Spiritual dalam
Konteks Kebidanan

Konsep spiritualitas merupakan hal yang tidak dapat


diabaikan dalam pelayanan kebidanan. Price et al. (2007)
dalam penelitiannya yang berjudul “The Spiritual
Experience of High‐Risk Pregnancy” menyebutkan bahwa
aspek spiritualitas membantu dalam mengatasi stres pada
kehamilan risiko tinggi, dan diyakini dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin. Fatma Sylvana Dewi Harahap
(2018) dalam publikasinya menyebutkan bahwa asuhan
kebidanan yang diberikan selama kehamilan dengan
memperhatikann keseimbangan fisik, psikis dan spiritual
pada wanita dengan risiko rendah dapat menurunkan
intervensi medis dalam proses persalinan.
Ilmu Spiritual dalam Konteks
Kebidanan
Pandangan Agama Yang Berhubungan Dengan Praktik Kebidanan :

Keluarga Berencana
Pandangan agama islam terhadap pelayanan keluarga berencana. Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu
memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa yang mengatakan penggunaan alat
kontrasepsi itu adalah berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.

Pandangan agama yang memperbolehkan pemakaian alat kontrasepsi IU


Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan. Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat
merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik

Khitan Pada Perempuan


secara internasional sunat perempuan adalah Female Genital Mutilation (FGM) atau Female Genital Cutting (FGC).
Tindakan ini tidak dikenal sama sekali dalam dunia medis. Pemotongan atau pengirisan kulit sekitar klitoris apalagi
klitorisnya sangat merugikan. Tidak ada indikasi medis untuk mendasarinya. Seorang bidan di Jawa Barat pernah
mengulas tentang hal ini karena menemukan bekas-bekasnya pada pasiennya. Kenyataannya memang ada kelompok yang
meyakini bahwa anak perempuan pun diwajibkan bahkan di pusat-pusat pelayanan kesehatan.
Sedangkan dalam pembahasannya mengenai khitan untuk perempuan para ulama berbeda pendapat dalam
menghukuminya seperti halnya Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad berpendapat Khitan juga wajib bagi anak perempuan,
adapun sebagian besar ulama seperti mahzab Hanafi, Al-Maliky, Hambali berpendapat Khitan disyariatkan dan
disunnahkan bagi perempuan.
Status Sosial dan Dampaknya
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki
seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial
yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat
dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah

·Dampak Positif status sosial


1.Mendorong kemajuan seseorang
2.Mempercepat perubahan social
3.Meningkatkan Integrasi social

·Dampak Negatif status social


1.Terjadinya konflik
2.Memengaruhi kesehatan
Menurut kamus KBBI etnik/et·nik/ /étnik/ a Antr bertalian dengan
kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang
mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat,
agama, bahasa, dan sebagainya; (etnis)

Pengaruh budaya terhadap status kesehatan masyarakat tidak bisa


diabaikan begitu saja, kesehatan merupakan bagian integral dari
kebudayaan. Hasil riset etnografi kesehatan tahun 2012 di 12 etnis di
Indonesia menunjukkan masalah kesehatan ibu dan anak terkait
budaya kesehatan sangat memprihatinkan. Keharusan untuk tetap
bekerja keras sampai mendekati persalinan bagi ibu hamil juga
sangat membahayakan baik bagi ibu maupun janinnya. Pemotongan
tali pusat dengan sembilu (bambu yang ditipiskan dan berfungsi
seperti pisau) masih banyak digunakan untuk memotong tali pusat
bayi yang baru dilahirkan.

Etnik dalam Kebidanan


Terima Kasih
Alifya Azzahra K (4008210018)
Della Miranda (4008210006)
Diana Nurfadilla (4008210034)
Putri Ragil Auliya (4008210016)
Tantia Sriwidianti (4008210048)

Anda mungkin juga menyukai