Anda di halaman 1dari 3

BUDAYA, ETNIK DAN KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI

NUTRISI

PENDAHULUAN

Persepsi yang salah dari masyarakat selama kehamilan yang tidak mendukung
kesehatan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya masalah selama kehamilan.
Banyak dari ibu hamil yang masih melakukan pantangan-pantangan terhadap makanan
serta memiliki norma/kepercayaan yang menyimpang dengan bidang kesehatan.

Kebudayaan adalah seluruh gagasan, nilai,keyakinan, sikap, kebiasaan,


tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka membangun kehidupan masyarakat
yang diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya (Kozier, ERB, Berman, &
Snyder, 2010; Mubarak, 2011). Budaya dalam suatu anggota masyarakat tidak hanya
dilihat dari kepercayaan dan tradisi, namun Mubarak, (2011); Rosdahl & Mary, (2014);
Zerfu, Melaku & Kaleab, (2016) telah merumuskan aspek-aspek budaya yang
mempengaruhi kesehatan yaitu masalah tabu dalam makanan dan norma/kepercayaan.
Keterpusatan budaya memiliki efek positif dan negatif terhadap masyarakat termasuk
dalam menangani masalah kesehatan (Medicine, 2013).

Pengalaman wanita hamil di pedesaan dan semi perkotaan sangat bergantung


pada nilai, norma dan tradisi sosio-kultural meskipun budaya dan tradisinya berbeda.
Banyak ilmuwan berpendapat bahwa pandangan medis tentang kehamilan seringkali
gagal untuk mengakui dimensi sosio-kultural yang penting bagi perempuan. Oleh
karena itu, wanita dan anggota keluarga sering disalahkan karena kurangnya layanan
medis selama kehamilan (Kaphle, Hancock, & Newman, 2013). Budaya lokal
masyarakat harus menjadi perhatian, agar bisa mendapatkan perubahan perilaku
kesehatan yang bertahan dalam waktu jangka panjang (Setyobudihono, Istiqomah, &
Adiningsih, 2016). Sedangkan internalisasi merupakan suatu proses penerapan ajaran
atau nilai yang diyakini dan disadari serta diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku
terutama pada anggota masyarakat yang baru (KBBI; Waluya, 2007).
TABU DALAM MAKANAN

Tabu makanan di kalangan perempuan telah diidentifikasi sebagai salah satu


faktor yang berkontribusi terhadap gizi buruk ibu hamil. Dalam berbagai penelitian,
terlihat bahwa wanita hamil di berbagai belahan dunia dipaksa untuk menghindari diri
dari makanan bergizi, pantangan–pantangan yang dilakukan ibu hamil adalah sumber-
sumber zat gizi salah satunya yang mengandung zat besi seperti ikan, sayur-sayuran,
buahbuahan, daging, ayam, bebek dan lainnya. Fungsi zat besi adalah sebagai
pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, yang bekerja sebagai pembawa
oksigen dari paruparu ke jaringan. Apabila zat besi kurang maka hemoglobin dalam
tubuh juga akan berkurang, hal ini menyebabkan ibu hamil akan mengalami masalah
pada kehamilan.

NORMA DAN KEPERCAYAAN

Setiap masyarakat mempunyai keyakinan atau konsep yang dianggap benar


meskipun banyak hal yang bertentangan dengan bidang kesehatan. Kepercayaan
artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
Terutama kepercayaan terhadap makanan yang dianjurkan dan dilarang selama
kehamilan (Rosdahl & Kowalski, 2014; Sari, 2013)

Masih banyak masyarakat dan ibu hamil yang mempercayai bahwa selama
hamil jangan bertambah berat badan, tidak boleh mengkonsumsi susu dan telur
menyebabkan bayi besar dan tidak hanya itu di negara tersebut ibu hamil tidak boleh
mengkonsumsi sayuran hijau karena itu dianggap berbahaya bagi janin. Kehamilan
adalah tahap yang paling penting untuk pemenuhan nutrisi yang adekuat. Tahap ini
membutuhkan kalori ekstra/tambahan dan nutrisi penting yang dibutuhkan setiap hari
untuk mendukung pertumbuhan janin. Kepercayaan yang salah dapat mengakibatkan
ibu hamil menghindari terhadap makanan, jika menghindari makanan yang parah
selama kehamilan dapat menguras nutrisi penting tubuh yang akan mempengaruhi
kehamilan.

Contoh masih ada beberapa masyarakat yang mempercayai akan kegunaan


tablet penambah darah (Fe) menyebabkan bayi besar. Zat besi (Fe) adalah suatu
mineral pokok yang penting dalam pembentukan hemoglobin protein, mioglobin dan
kolagen serta memiliki fungsi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
(Kemenkes RI, 2016). Tanpa terapi zat besi, wanita hamil yang menkonsumsi nutrisi
sangat baik sekalipun akan mengalami kekurangan zat besi selama kehamilan. Diet saja
tidak dapat menggantikan kehilangan zat besi pada masa kehamilan. Zat besi oral harus
diberikan paling sedikit 6 bulan untuk memperbaiki anemia dan untuk mengisi kembali
cadangan zat besi. Kepercayan–kepercayaan yang dilakukan ibu hamil selama hamil
dapat merubah praktik makan ibu sehingga asupan nutrisi tidak sesuai dengan
kebutuhan hal ini dapat menyebabkan metabolisme pembentukan hemoglobin
terhambat dan kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak terpenuhi seperti zat besi, vitamin
C, protein dan lainnya

SUMBER

Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kemenkes RI.

Zerfu, T. A., Umeta, M., & Baye, K. (2016). Dietary habits, food taboos, and
perceptions towards weight gain during pregnancy in Arsi, rural central Ethiopia: a
qualitative cross-sectional study. Journal of Health, Population, and Nutrition, 35(1),
22. https://doi.org/10.1186/s41043-016-0059-8

Anda mungkin juga menyukai