Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR PRAKTEK KEBIDANAN

PARTNERSHIP, CRITICAL THINKING DAN CRITICAL


REASONING, INFORMED CHOICE DAN INFORMED CONSENT DI
DUNIA KEBIDANAN

DISUSUN OLEH: FATIMAH HARAHAP

DOSEN PENGAMPU : DWI PRATIWI KASMARA, STT., M.KEB

PRODI S1
KEBIDANAN STIKES
SENIOR
T.A 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan
demikian, yang menjadi objek ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
yang baru dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu kebidanan adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat
reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk
mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan
selamat, dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat
reproduksi ke keadaan normal (manuaba,2012).
Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur
dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya
ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana (manuaba,2012). Dalam
hal ini,
Bidan merupakan matarantai yang sangat penting karena kedudukannya
sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui
kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan
neonatus dan pada persalinan ibu post partum. Di samping itu, upaya untuk
meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui
keluarga berencana (manuaba,2012).
Dalam praktiknya, dilapangan masih banyak kita temukan masalah-
masalah yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Seperti cakupan
kunjungan kehamilan K1 maupun K4, cakupan kunjungan nifas lengkap,cakupan
2 kunjungan neonatal lengkap serta aseptor KB yang tercatat di Wilayah bidan X
belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 100%. Seperti contoh pada tahun
2015 hingga bulan November Di wilayah bidan X tercatat kunjungan kehamilan
K1 30 ibu hamil dari jumlah keseluruhan ibu hamil di wilayah tersebut adalah 38.
Kunjungan K4 yang tercatat adalah 15 ibu hamil dari jumlah keseluruhan 22 ibu
hamil di TM III. Tercatat 10 ibu nifas yang telah mendapatkan kunjungan lengkap
dari jumlah keseluruhan yaitu 12 ibu nifas. Tercatat 9 bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kunjungan neonatal lengkap dari jumlah keseluruhan bayi baru lahir
yaitu 12. Dari 162 pasangan usia subur yang memerlukan pelayanan KB, hanya
120 pasangan usia subur yang tercatat sebagai aseptor KB aktif. Dengan kata lain,
capaian K1 di wilayah bidan X mencapai 78% , capaian K4 75% , capaian
kunjungan nifas lengkap adalah 83%, capaian kenjungan neonatal lengkap 75% ,
serta cakupan pelayanan KB 74% dari 100% target yang diharapkan
(Dokumentasi Pustu ngasinan wilayah bidan X).
Untuk mewujudkan kesehatan ibu dan anak secara optimal, di perlukan
pencapaian target yang maksimal. Karena jika hal ini tidak di upayakan maka
dapat berpengaruh pada tingkat AKI dan AKB serta tingkat cakupan KB secara
nasional. AKI dan AKB merupakan suatu indikator kesehatan suatu negara.
Maka, jika masalah ini tidak diatasi dengan segera, akan membawa dapat yang
besar terhadap status kesehatan Indonesia dimata dunia.
Kejadian kematian ibu dan bayi sebenarnya dapat di cegah melalui
kegiatan yang efektif, seperti pemeriksaan kehamilan secara rutin dan berkualitas,
kehadiran tenaga kesehatan yang terampil pada saat persalinan serta pemberian
gizi yang memadai pada ibu hamil, menyusui dan balita, pemantauan berkala pada
ibu nifas serta konseling secara 3 diri tenteng keluarga berencana. Dengan
berbagai perbaikan dilakukan semaksimal mungkin diharapkan pencapaian yang
ditargetkan dapat terpenuhi sehingga penurunan AKI dan AKB dengan
meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan asuhan kebidanan
secara continuity of care yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan sayang bayi
yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dapat terselengara secara
maksimal.
Melihat kondisi tersebut perlunya dilakukan Partnership (Pendampingan),
Critical Thinking (Berpikir Kritis), Critical Reasoning (Alasan Masuk Akal),
Informed Choice (Pilihan Sumber Informasi) dan Informed Consent (Isi dan Arti
dari Informasi) oleh bidan untuk masyarakat luas demi berkurangnya tingkat
kematian bayi dan ibu saat masa kehamilan, melahirkan dan setelah kehamian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PARTNERSHIP KEBIDANAN


Menurut Thoby Mutis, Partnership adalah suatu strategi yang dilakukan
oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat
bersama maupun keuntungan bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan
saling mengisi sesuai kesepakatan yang muncul. Keinginan dua pihak menjalin
suatu kerja sama pada prinsipnya didasari atas keinginan masing-masing pihak
agar dapat memenuhi kebutuhan usaha satu sama lain.
Dengan demikian, Partnership kebidanan dapat dimaknai sebagai satu
bentuk kerjasama antara bidan dengan teman sejawat atau dengan perempuan atas
dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan terutama terhadap perempuan sehingga dapat memperoleh
hasil yang lebih baik. Dibawah ini Kegiatan yang berkaitan dengan partnership
bidan dengan perempuan dalampelayanan kebidanan.

Terdapat berbagai jenis partnership atau pendampingan dalam kebidanan,


yaitu
:
 Primary Care
 Women Center Care
 Empowering Women
 Trust

2.1.1 PRYMARY CARE


Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau
oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib
sendiri (self determination).
Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil,
masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Rahmawati,
2012).
Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami, dan
sehat. Bidan meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta
melindungi proses kehamilan dan kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi
sebagian besar wanita. Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan
dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional,
dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau
dengan baik.
Maka dari itu, dilakukan asuhan kebidanan yang berkelanjutan berkaitan
dengan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu yang membutuhkan hubungan
terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Layanan
kebidanan harus disediakan mulai pra konsepsi, awal kehamilan, selama semua
trimester, kelahiran dan melahirkan sampai enam minggu pertama post partum
(Pratami, 2014).

PRINSIP PHC adalah :


1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Penekanan pada upaya preventif
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
5. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan

2.1.2 WOMEN CENTRED CARE


Women Centred Care adalah asuhan kesehatan yang berpusat pada wanita.
Dalamm kebidanan terpusat pada ibu (wanita) adalah suatu konsep yang
mencakup hal-hal yang lebih memfokuskan pada kebutuhan , harapan dan
aspirrasi masing-masing wanita dengan memperhatikan lingkungan sosialnya
daripada kebutuhan institusi atau profesi terkait (Asri Hidayat, dkk,2008:108).
Women center adalah istilah yang digunakan filosofi asuham maternitas
yang member proiritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan menekankan
pentinfnya informed choice,kontinuitas perawatan, keterlibatan pengguna,
efektivitas klinis, respon dan aksebelitas. Women centred care adalah istilah yang
menggambarkan kesehatan yang yang menghormati nilai-nilai budaya, pilhan dan
preferensi wanita dan keluarganya, dalam konteks mempromosikan hasil
kesehatan yang optimal. Dalam praktikk kebidanan, women centred care adalah
konsep yang menyiratkan hal berikut :
1. Perawatan yg berfokus pada perawatan wanita yang unik, harapan dan
aspirasi wanita tersebut dari pada kebutuhan lembaga atau profesi yang
terlibat.
2. Memperhatikan hak-hak perempuan untuk menentukan nasib sendiri
dalam hal pikiran, kontrol dan kontinuitas perawatan dalam bidang
kebidanan.
3. Melibatkan peran serta masyarakat melalui semua tahapan, mulai dari
kehamilan sampai setelah kelahiran bayi.
4. Melibatkan kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya bila
diperlukan.
5. Holistik dalam menangani masalah sosial wanita, emosional,
fisik,psikologis, kebutuhan spiritual dan budaya.

Prinsip – prinsip Women Centred Care:


1. Memastikan perempuan dalam mitra yang sejajar dalam perencanaan
dan pemberian perawatan maternitas.
2. Mengebali layanan yagng ada untuk memenuhi kebutuhan perempuan
3. Memberikan informasi pilihan pilihan dalam hal pelayanan maternitas
4. Memberikan pelayanan berkesinabungan pada perempuan
5. Memberikan kontrol kepada perempuan atas keputusan yang
mempengaruhi kemajuan perawatan mereka.
Bentuk-bentuk women centred care di indonesia :
1. Safe Motherhood
2. Gerakan Sayang Ibu
3. Komunikasi Interpersonal dan konseling
4. Asuhan Persalinan Normal
5. Making Pregnancy Safer

Semua program diatas bertujuan untuk mencapai safe motherhood sesuai


kriteria yang ditetapkan oleh WHO tentang asuhan atau pelayanan yang harus
memiliki kriteria :
1. Available : pelayanan harus ada dan dapat dicapai oleh siapapun
2. Acceptable : diterima oleh masyarakat
3. Accestable : mudah dijangkau

2.1.3 EMPOWERING WOMEN


Empowering women adalah pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan
adalah suatu proses memberi kekuatan dan penguatan. Bidan melalui penampilan
dan pendekatan akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien.
Indikatornya antara lain Penguatan atau penegasan affairmation, Memvalidasi,
Meyakinkan kembali, Dukungan atau support (Morten pada tahun 1991)
Pemberdayaan perempuan adalah upaya untuk memberikan peranan yang lebih
luas dan beragam, tidak hanya pada kegiatan-kegiatan sosial reproduktif dalam
keluarga tapi juga adanya partisipasi perempuan dalam wilayah publik dan
pembangunan, Oleh sebab itulah mereka harus berpartisipasi aktif dalam
pelayanan yang diperolehnya selama kehamilan, kelahiran dan masa nifas dan
membuat pilihan serta keputusan mengenai cara pelayanan yang disediakan
untuknya Pemberdayaan perempuan berarti:
1. Memberikan hak dan juga pilihan kepada wanita yang secara signifikan
dapat mempengaruhi kesehatan mereka dan kesehatan keluarganya dengan
cara positif.
2. Mendorong bidan untuk mulai dari diri sendiri untuk peka dan
mengatasi masalah kemasyarakatan, budaya dan tradisi keluarga seperti
kekerasan dalam rumah tangga yang merugikankan anak perempuan dan
wanita. Bidan harus mendidik dan membiasakan dirinya sendiri dengan
konsep HAM dan mengaktualisasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Mengharuskan para bidan dan wanita belajar pengetahuan, keterampilan
yang diperlukan untuk mencapai otonomikemandirian dalam pengambilan
keputusan yang vital untuk dirinya sendiri dan kepentingan keluarga
4. Mengharuskan bidan dalam bekerja sama dengan wanita, keluarga dan
kelompok advokasi lainnya untuk menyediakan dukungan serta pemberian
informasi sesuai yang dibutuhkan oleh seorang perempuan guna membuat
keputusannya.

2.1.4 TRUST ( Kepercayaan)


Kepercayaan adalah suatu keadaan yang terjadi ketika seorang mitra
percaya atas keandalan serta kejujuran mitranya. Kepercayaan melibatkan
kesediaan seseorang untuk bertingkahlaku tertentu karena kayakinan bahwa
mitranya akan memberikan apa yang ia harapakan dan suatu harapan yang
umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat
148) Pengertian kepercayaan tersebut memiliki beverapa hal yang penting sebagai
berikut :
1. Konsumen yang memiliki kepercayaan akan berdedia untuk bergantung
pada penyedia jasa dan juga bersedia untuk melakukan tindakan untuk
penyedia jasa.
2. Kepercayaan mempunyai 3 aspek dari karakterisktik penyedia jasa yaitu
ability, Integrity dan Motivation. Pertama-tama konsumen akan
menilaimapakah provider cukup kompeten untuk menjalankan
kewajibannya dan melayani kionsumen. Kemudian kedua konsumen akan
menilai apakah penyedia jasa memiliki integritas dan kemudian konsumen
akan percaya bahwa penyedia jasa memiliki motivasi untuk melakukan
tindakan seseuai dengan harapan konsumen.
3. Pihak yang dioercaya akan menjadi pihak lain, memplihatkan
kebutuhan dan harapan pihak lain tersebut, bukan hanya memperlihatkan
kebutuhan dan harapan sendiri.
2.2 CRITICAL THINKING DAN CRITICAL REASONING (KONSEP)
2.2.1 Critical Thingking
Critical thinking atau berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif,
beralasan yang difokuskan pada keputusan apa yang dilakukan atau diyakini
(Jennicek,2006). Berfikir kritis adalah merupakan proses yang penuh makna untuk
mengarahkan dirinya sendiri dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut
memberikan berbagai alasan sebagai pertimbangan dalam membrikan bukti
konteks, konseptualisasi, metode dan kinerja yang sesuai (American Philosophical
Association, 1990).
Critical Thingking didasarkan pada nilai :
a. Kejelasan (Clarity)
b. Keakuratan (Accuracy)
c. Ketepatan ( Precision)
d. Konsistensi (Consistency)
e. Relevansi (Relevance)
f. Bermakna (Significance)
g. Alasan yang logis (Logicalnes)
h. Kedalaman (Dept)
i. Keluasan (Breadth)
j. Keadilan (Fairness)

2.2.2 CRITICAL REASONING


Critical reasoning adalah proses penarikan kesimpulan yang dilakukan
dengan melewati langkah-langkah berfikir kritis, yaitu menilai data bukti
informasi yang diperoleh, menginterpretasi dan menganalisis data/ bukti tersebut,
untuk kemudian menarik kesimpulan yang berbasis pada data atau bukti yang ada.
Berpikir kritis dalam manajemen asuhan kebidan menggambarkan bahwa
seorang bidan tersebut memiliki basis pengetahuan dan kemampuan untuk
menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan terbaru, mengaplikasikan logika dan
rasionalnya untuk mengambil suatu keputusan klinis.
2.3 INFORMED CHOICE AND INFORMED CONSENT
2.3.1 INFORMED CHOICE
Informed Choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan
tentang alternative asuhan yang akan dilaluinya.menurut kode etik internasional
bidan yang dinyatakan oleh ICM tahun 1993 bahwa bidan harus mengfhormati
hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk
menerima tanggung jawab terhadap hasil dari pilihannya.
Defenisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi lengkap yang
sudah difahami dan dimengerti ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat,
keuntungan, dan kemingkinan hasil dari tiap pilihannya. Hak dan keinginan
wanita harus dihormati, tujuannya adalah untuk mendorong wanita
memilihasuhannya. Dalam memberikan informed choice kepada klien bidan harus
:
1. Memperlakukan klien dengan baik
2. Berinteraksi dengan nyaman
3. Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta
tidak berlebihan.
4. Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan seseuai
dengan kondisinya.

Tujuan Informed Choice adalah untuk mendorong wanita memilih


asuhannya. Peran bidan tidak hanya memberi asuhan tetapi juga menjamin bahwa
hak wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi.

2.3.2 INFORMED CONSENT


Informed Consent berasal dari dua kata yakni informed ( telah
mendapatkan penjelasan/keterangan/informasi) dan Consent (memberikan
persetujuan / memgizinkan), jadi informed consent adalah suatu persetujuan
tertulis yang diberikan setelah mendapatakan informasi. Dalam PERMENKES
no.585 tahun 1989 pasal 1 informed consent di artikan sebagai persetujuan
tindakan medis yang diberikan pasien atau keluarga atas dasra penjelasan
mengenai tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien tersebut.
1. Bentuk-bentuk Informed Consent
a. Implied Consent : persetujuan yang dinyatakan tidakm langsung
( mengukur tekanan darah).
b. Expres Consent : persetujuan yang diberikan dalam bentuk
tulisan atau verbal (SIO SC).
2. Manfaat Informed Consent
a. Membantu kelancaran tindakan medis . secara tidak langsung
terjadi kerjasama antar bidan dan klien.
b. Mengurangi efek samping dan komplikasi yang mungkin trejadi.
Tindakan bidan yang tepat akan mengurangi resiko kompplikasi.
c..Mempercepat proses pemulihan, karena ibu memiliki
mpemahaman terhadap tindakan yang dilakukan.
d. Meningkatkan mutu pelayanan.
e. Melindungi bidan dari kemungkinan tuntutan hukum jika
tindakan medis menimbulkan masalah.

DAFTAR PUSTAKA
Eviast N.2014.partnership bidan. http://nurjana-
eviasty.blogspot.com/2014/11/normal-0-false-false-en-us-x-none.html .
(tgl 04/12/2021)
http://eprints.umpo.ac.id/2704/2/BAB%20I.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/3297/2/BAB%20I.pdf
Febi.2021.critical thingking and critical
reasoning.

https://id.scribd.com/document/437207949/Pemberdayaan-Empowering-Dalam-
Konteks-Kebidanan . (tgl 04/12/2021)

Riska M. 2017. Pemberdayaan(Empowering) Dalam Konteks Kebidanan.

Suprayanto,dr.2012.primary health care. http://dr-


suparyanto.blogspot.com/2012/09/primary-health-care-phc.html . (tgl
04/12/2021)

https://id.scribd.com/document/360011695/Pengertian-informed-choice-adalah-

membuat-pilihan-setelah-mendapatkan-penjelasan-tentang-alternatif-asuhan-

yang-akan-dialaminya-docx .(tgl 05/12/2021)

https://id.scribd.com/presentation/495791410/critical-thingking-and-critical-
reasoning . (tgl05/12/2021)

Paramitha N. 2017. Pengertian informed choice adalah membuat pilihan setelah


mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai