Anda di halaman 1dari 415

KURIKULUM INTI PENDIDIKAN NERS

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA


(AIPNI)

1
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN...................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang................................................................................................. 3
1.2. Tujuan ............................................................................................................. 6

2. KERANGKA KONSEP PENDIDIKAN NERS................................................................ 7


2.1. Falsafah Keperawatan .................................................................................... 7
2.2. Keperawatan Sebagai Profesi.......................................................................... 11
2.3. Keperawatan Sebagai Pelayanan Profesional.................................................. 13

3. PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN NERS MENGACU KKNI................... 14


3.1. Landasan Pengembangan Kurikulum ............................................................. 14
3.2. Alasan Perubahan Kurikulum.......................................................................... 15
3.3. Tahapan Penyusunan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Ners 2015........ 19
3.4. Pengembangan Kurikulum Institusi................................................................. 20

4. KURIKULUM INTI PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN DAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS................................................................. 22
4.1. Profil Lulusan Program Pendidikan Profesi Ners ............................................. 23
4.2. Capaian Pembelajaran Program Pendidikan Profesi Ners Berdasar KKNI........ 23
4.3. Penetapan Keluasan dan Kedalaman Pengetahuan........................................ 33
4.4. Pengertian Standar Isi .................................................................................... 35
4.5. Penetapan Beban Belajar Mata Kuliah dan SKS............................................... 33
4.6. Struktur Kurikulum Inti Program Sarjana Keperawatan................................... 35

5. KURIKULUM PROGRAM PROFESI NERS.................................................................230


5.1. Struktur Kurikulum Program Profesi Ners ......................................................231

6. PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PROGRAM PROFESI NERS BERBASIS


KKNI........................................................................................................................259
6.1. Fase Persiapan ...............................................................................................260
6.2. Fase Pelaksanaan............................................................................................274

7. METODA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN............................................................283


7.1. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada Program Sarjana Keperawatan .....283
3.2. Alasan Perubahan Kurikulum..........................................................................288
3.3. Tahapan Penyusunan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Ners 2015........289

8. PENUTUP...............................................................................................................290

2
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................291
LAMPIRAN 1 ..............................................................................................................292
TATA KELOLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN.........................................................292
DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK.................................................................292

3
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi


dunia berdampak secara langsung terhadap sistem pelayanan
kepada masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan. Masyarakat
bisa mendapatkan informasi secara cepat dan mudah, sehingga
tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan semakin meningkat,
baik di tatanan klinik maupun di komunitas. Mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan harus terjamin, tidak berisiko, dan
dapat memberi kepuasan, termasuk pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat
harus memenuhi standar mutu internasional, yang dapat
menjamin keamanan dan kenyamanan klien beserta keluarganya.
Perawat dituntut untuk tampil professional saat memberikan
asuhan keperawatan serta mampu menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak agar pelayanan yang diberikan dilakukan secara
komprehensif dan dapat memenuhi kebutuhan dasar, meliputi
kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual klien.
Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada
kewenangan yang diberikan karena keahlian yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat, perkembangan
ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi sebagaimana tertera
dalam Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 dan
Undang-Undang RI Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
Praktik keperawatan merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus
ditingkatkan mutunya melalui pendidikan, registrasi, sertifikasi,
akreditasi dan pelatihan berkelanjutan serta pemantauan
terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi.
Kurikulum Pendidikan Ners 2015 terdiri atas kurikulum
program Sarjana Keperawatan dan kurikulum program profesi
Ners. Kurikulum ini disusun setelah mempertimbangkan bahwa
Kurikulum Pendidikan Ners (tahap akademik Sarjana dan profesi
Ners) yang disahkan pada tahun 2010 perlu dievaluasi dan
disesuaikan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI nomor 8 tahun
2012 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia bidang Pendidikan Tinggi.
Untuk menyongsong ASEAN Economic Community tahun
2015 dan mengantisipasi perkembangan global telah diadakan
perubahan-perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi,
reformasi di dalam revisi kurikulum Pendidikan Ners. Saat ini
tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat,
masalah-masalah kesehatan semakin kompleks, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan semakin canggih,
dan selain itu persyaratan dunia kerja semakin menuntut tenaga
keperawatan yang kompeten, sehingga dunia pendidikan
keperawatan harus mampu mempersiapkan lulusan Ners yang
kompeten untuk mampu berkompetisi baik nasional maupun
global.
Penyusunan revisi kurikulum tahun 2015 berlandaskan
kepada peraturan-peraturan terkini yang ada di Indonesia,
dengan mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan,
dan tuntutan dari organisasi profesi yang mengharapkan lulusan
berstandar internasional dan sesuai dengan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia level 7. Secara nasional, aturan-aturan yang
tertuang pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil
belajar SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti
pendidikan tinggi, dan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
pasal 20 (3) bahwa Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi, dan/atau vokasi; PP RI No 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP RI No 17 tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
serta Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi. Penyusunan materi berdasarkan
masukan stake-holders dan hasil kerjasama dengan organisasi
profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui kolegium.
Tuntutan dari stakeholder: masyarakat, rumah sakit, puskesmas,
departemen kesehatan dan organisasi/institusi pelayanan
kesehatan lainnya terhadap tampilan perawat profesional,
digunakan oleh penyusun kurikulum sebagai landasan
pengembangan profil Ners di masyarakat. Kurikulum yang
disusun juga lebih menitik beratkan kepada proses pembelajaran
yang berorientasi kepada mahasiswa (student centered learning).
Capaian pembelajaran yang harus dipenuhi oleh lulusan
program pendidikan profesi sesuai dengan KKNI level 7 terdiri
atas 4 komponen yaitu komponen sikap, kemampuan kerja
umum dan khusus, penguasaan pengetahuan, serta kewenangan
dan tanggung jawab. Untuk komponen sikap dan kemampuan
kerja umum mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi
yang merupakan capaian pembelajaran yang bersifat umum
untuk seluruh lulusan pendidikan tinggi di Indonesia. Sedangkan
untuk komponen penguasaan pengetahuan, kemampuan kerja
khusus, dan kewenangan dan tanggung jawab mengacu pada
KKNI level 7 bidang keperawatan yang telah disepakati oleh tim
penyusun KKNI Dikti yang melibatkan organisasi profesi PPNI dan
AIPNI.
Berdasarkan pertimbangan di atas dilaksanakan berbagai
kegiatan yang cukup intensif sebagai upaya perbaikan kurikulum
sejak awal tahun 2014. Kegiatan dimulai dengan pembentukan
tim revisi kurikulum pada tanggal 21 Februari 2014; dilanjutkan
dengan kegiatan Semiloka Kurikulum di Jakarta pada tangga;l 14-
15 Maret 2014 yang menghadirkan nara sumber dari berbagai
stakeholders dan diperolehnya berbagai masukan termasuk
capaian pembelajaran Ners sesuai KKNI level 7. Kegiatan ketiga
diadakan rapat kerja tim kurikulum di Bandung pada tanggal 18-
19 April, untuk menindaklanjuti hasil semiloka kurikulum dan
mulai mengidentifikasi kesesuaian kompetensi dan capaian
pembelajarans KKNI level 7. Kegiatan keempat dilakukan rapat
kerja kurikulum di Jakarta pada 24-25 Mei 2014 dengan
mendatangkan narasumber dari Tim KKNI Dikti untuk
memperoleh masukan terhadap penyusunan kurikulum
berdasarkan capaian pembelajaran. Kegiatan kelima kembali
dilakukan rapat kerja tim kurikulum untuk melengkapi struktur
kurikulum pada tanggal 14-15 Juni 2014 di Jakarta. Selanjutnya
rancangan kurikulum terus disempurnakan dalam rapat kerja tim
kurikulum pada 12-13 Juli 2014 di Jakarta. Rancangan kurikulum
selanjutnya disosialisaikan ke seluruh pengurus AIPNI, kemudian
disosialisasikan ke regional AIPNI pada bulan Agustus-September
2014 untuk mendapatkan masukan dari para anggota AIPNI. Pada
bulan Oktober 2014, tim kurikulum melakukan finalisasi
rancangan kurikulum revisi untuk dapat dibawa dan disepakati
dalam Rapat Tahunan Anggota AIPNI tahun 2014 di Pontianak
pada 13-15 November 2014.Pada penyusunan rancangan
kurikulum kali ini, juga meminta tanggapan dan masukan dari
para ahli keperawatan, sehingga dilakukanlah panel experts
pertama pada tanggal 17 Desember 2014, lalu dilanjutkan dengan
kerja tim kurikulum pada tanggal 16-17 Januari 2015, dan diakhiri
dengan panel experts kedua pada tanggal 24 Maret 2015.
Berdasarkan latar belakang di atas dan berbagai kegiatan
yang telah dilaksanakan, tersusunlah kurikulum inti Pendidikan
Ners mengacu pada Capaian pembelajaran Ners tahun 2015 yang
dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum
institusional di berbagai institusi penyelenggara program studi
profesi Ners di seluruh Indonesia, dengan tahapan dan langkah
yang diharapkan dapat menjamin kualitas lulusan sehingga
mampu berkompetisi secara nasional maupun global.

1.2 Tujuan

Kurikulum ini disusun dengan tujuan memberikan


pedoman bagi institusi penyelenggara pendidikan Ners di
Indonesia, dalam menyusun kurikulum intitusional untuk
menghasilkan lulusan Ners yang kompeten sesuai kebutuhan
nasional maupun global.
2 KERANGKA KONSEP PENDIDIKAN NERS

Pendidikan Nersmerupakan pendidikan akademik-profesional


dengan proses pembelajaran yang menekankan pada tumbuh
kembang kemampuan mahasiswa untuk menjadi
seorangakademisi dan profesional. Landasan tumbuh kembang
kemampuan ini merupakan kerangka konsep pendidikan yang
meliputi falsafah keperawatan sebagai profesi, dankeperawatan
sebagai bentuk pelayanan profesional yang akan mempengaruhi
isi kurikulum dan pendekatan utama dalam proses pembelajaran.
Kerangka konsep pendidikan ners saat ini mengembangkan
kerangka konsep yang dipergunakan pada kurikulum inti
pendidikan ners tahun 2010 dengan melakukan penyesuaian
terhadap Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Standar
Nasional Pendidikan Tinggi tahun 2014.

2.1 Falsafah Keperawatan

Pendidikan Ners mengacu pada falsafah keperawatan yang


menjadi pedoman utama bagi profesi keperawatan. Berdasarkan
falsafah keperawatan, perawat meyakini bahwa manusia dan
kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya pelayanan
kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bertolak dari
pandangan ini, keperawatan meyakini paradigma dengan empat
konsepdasar yaitu manusia, lingkungan, sehat dan
keperawatan.
2.1.1 Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
merupakan satu kesatuan yang utuh dan unik dari bio-psiko-
sosio-spiritual dan kulltural. Untuk dapat melangsungkan
kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara
seimbang yang mencakup bio-psiko-sosio-spiritual-kultural.
Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh
kembang dan memberi keturunan, kemampuan mengatasi
perubahan dunia dengan menggunakan berbagai mekanisme
yang dibawa sejak lahir maupun didapat pada dasarnya bersifat
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural, kapasitas
berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi, mengembangkan
budaya dan nilai-nilai.
Manusia berorientasi kepada waktu, mampu berjuang
untuk mencapai tujuan dan mempunyai keinginan untuk
mewujudkan diri, selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya dan
berespon secara positif terhadap perubahan lingkungan melalui
adaptasi dan memperbesar potensi untuk meningkatkan
kapasitas kemampuannya.
Manusia selalu mencoba mempertahankan kebutuhannya
melalui serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta
menggunakan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan
potensi, keterbatasannya, untuk terlibat secara aktif dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Dengan demikian manusia dalam keperawatan menjadi
sasaran pelayanan keperawatan yang disebut klien mencakup
individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang selalu dapat
berubah untuk mencapai keseimbangan terhadap lingkungan
disekitarnya melalui proses adaptasi.

2.1.2 Lingkungan
Lingkungan dalam keperawataan adalah faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia yang mencakup lingkungan
internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan
yang berasal dari dalam manusia itu sendiri mencakup; faktor
genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi (psikologis), dan
predisposisi terhadap penyakit serta faktor perilaku. Adapun yang
dimaksud lingkungan ekternal adalah lingkungan disekitar
manusia mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan
spiritual.
Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai lingkungan
masyarakat yang berarti: kumpulan individu yang terbentuk
karena interaksi antara manusia, budaya dan aspek spiritual yang
dinamis, mempunyai tujuan dan sistem nilai serta berada dalam
suatu hubungan yang bersifat saling bergantung yang
terorganisir.Masyarakat adalah sistem sosial dimana semua orang
berusaha untuk saling membantu dan saling melindungi agar
kepentingan bersama dalam hubungannya dengan lingkungan
dapat mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan dasar secara
optimal.
Manusia sebagai makluk sosial selalu berinteraksi dengan
lingkungan secara dinamis dan mempunyai kemampuan
berespon terhadap lingkungan yang akan mempengaruhi derajat
kesehatannya.

2.1.3 Sehat
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, sosial
dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi sesuai undang-undang No 36
tahun 2009 tentang Kesehatan.
Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti
dimaksudkan dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu harus
dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya-upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga,
kelompok atau komunitas untuk membuat tujuan yang realistik
serta kemampuan untuk menggerakkan energi serta sumber-
sumber yang tersedia dalam mencapai tujuan tersebut secara
efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat yaitu tingkat
individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat.

2.1.4 Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia sejak
fertilisasi sampai akhir hayat. Lingkup keperawatan meliputi
promosi kesehatan, mencegah sakit, memberi asuhan pada orang
sakit dan yang mengalami ketidak mampuan serta mendampingi
klien saat sakaratul maut dengan bermartabat. Peran kunci
perawat lainnya adalah memberikan advokasi pada klien,
memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan
profesional melalui penelitian dan menggunakan hasil penelitian,
berpartisipasi didalam kebijakan manajemen sistem pelayanan
kesehatan dan pendidikan.
Falsafah Keperawatan menurut Pakar keperawatan:
2.1.4.1 Roy(McQuiston,1995)
Memandang manusia sebagai makhluk
biopsikososial yang merupakan dasar bagi
kehidupan yang baik.
Keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi
kepada praktik keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang
ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien.

2.1.4.2 JeanWatson(Caring)
Caring adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal
berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan manusia ke
proses kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman.
Ilmu pengetahuan caring meliputi seni dan umat manusia seperti
halnyailmupengetahuan. Perilaku caring meliputi mendengarkan
penuh perhatian, penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung
jawab, menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat
suatukeputusan

2.1.4.3 BettyNeuman
Neuman menggunakan pendekatan manusia utuh dengan
memasukkan konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan
konsep stressor. Sistem klien terdiri dari lima variabel yang
beriteraksi: a) fisiologi; struktur tubuh dan fungsi, b) psikologi:
proses mental dan hubungan, c) sosiokultural: kombinasi fungsi
sosiol dan kultural, d) perkembangan: proses perkembangan
manusia, e) spiritual: keyakinan spiritual.

2.1.4.4 Florence Nightingale (Modern Nursing)


Melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan
reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal
perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian
dankesehatanklien.

2.1.4.5 MarthaRogers (1970)


Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk
mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi
penderita sakit serta penyandang cacat.

2.2 Keperawatan Sebagai Profesi


Pada lokakarya Nasional (1983) yang merupakan awal
diterimanya profesionalisme keperawatan di Indonesia,
mendefinisikan: keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa
bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan
menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari
secara mandiri.
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada
manusia dan kemanusiaan, mendahulukan kepentingan
kesehatan klien diatas kepentingannya sendiri, suatu bentuk
pelayanan/ asuhan yang bersifat humanistik, menggunakan
pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan
kiatkeperawatan, serta menggunakan kode etik keperawatan
sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan/
asuhan keperawatan.
Pernyataan tersebut diperjelas dengan pandangan berbagai
pakar keilmuan keperawatan tentang pengertian keperawatan
antara lain sebagai berikut :
Virginia Handerson (1960) mendefinisikan keperawatan
secara fungsional sebagai berikut. The unique function of the
nurse is to assist the individual, sick or well, in the performance of
those activities contributing to health or its recovery or to a
peaceful death that the would perform unaided if he had the
strength, will, or knowledge. This unique function of the nurse is a
helping art, it is also a science
Martha E Roger (1970) mendefinisikan keperawatan
sebagai berikut ; Nursing is humanistic science dedicated to
compassionate concern for maintaining and promoting health,
preventing illness, caring for rehabilitating the sick and disable.
Nursing is a learn profession that both a science and art
Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan bahwa:
Nursing is primarily assisting the individual (sick or well) in the
performance of those activities contributing to health, or is
recovery or to peacefull death that he would perform unaided if
he had the necessary strength, or knowledge. It is likewise the
unique contribution of nursing to help the individual to be
independent of such assistance as soon as possible.
International Council of Nurses (2007) mendefinisikan;
Nursing encompasses autonomous and collaborative care of
indivuals of all ages, families, groups and communities, sick or
well and in all settings. Nursing includes the promotion of health,
prevention of illness, and the care of ill, disable and dying people.
Advocacy, promotion of safe environment, research, participation
in shaping health policy and in patient and health system
management, and education are also key nursing roles

Lahirnya Undang-Undang RI No.38 Tahun 2014 tentang


Keperawatan, bahwaKeperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan
kepada keluarga, kelompok, atau masyaratakt baik keadaan sakit
maupun sehat.
Tingkat pemahaman tentang keperawatan sebagai profesi akan
tercermin antara lain pada langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengembangan dan pembinaan pelayanan/ asuhan keperawatan kepada
masyarakat. Berbagai jenjang pelayanan/asuhan keperawatan harus
dikembangkan, mencakup pelayanan/asuhan keperawatan primer,
sekunder, dan tertier. Rujukan keperawatan dikembangkan dan
dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketenagaan dan
fasilitas kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan keperawatan
yang bersifat intra institusi maupun rujukan yang bersifat inter
institusipelayanan kesehatan. Berbagai sifat pelayanan/asuhan
keperawatan baik yang bersifat saling bergantung antara
pelayanan/asuhan profesional (interdependen), maupun
pelayanan/asuhan yang bersifat mandiri (independen) dapat
dilaksanakan sesuai dengan hakikat keperawatan sebagai profesi.

2.3 Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional

Sifat dan hakikat pelayanan/ asuhan keperawatan bertujuan


untuk tercapainya kemandirian klien dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya secara optimal. Pelayanan keperawatan
kepada kliendilaksanakan pada seluruh tatanan pelayanan
kesehatan baik di klinik maupun di komunitas.
Menurut ICN, lingkup praktik keperawatan tidak dibatasi
pada tugas, fungsi, dan tanggung jawab yang spesifik, tetapi
merupakan kombinasi pengetahuan, membuat keputusan, dan
ketrampilan yang mengijinkan perawat untuk memberikan
perawatan secara langsung dan mengevaluasi dampaknya,
membela pasien untuk kesehatannya, mensupervisi dan
mendelegasi pada yang lain, memimpin dan mengelola,
mengajar, melakukan penelitian dan pengembangan kebijakan
kesehatan untuk sistem asuhan kesehatan. Lingkup praktik
perawatan bersifat dinamis dan responsifterhadap perubahan
kebutuhan kesehatan, pengembangan pengetahuan dan
teknologi. Review periodik lingkup praktik ini penting untuk
mengikuti perkembangan kesehatan terbaru dan untuk
mendukung peningkatan status kesehatan. Lingkuppraktikini
harus cukupluas danfleksibel agar dapat berinovasi dan mengikuti
perkembangan (ICN 2009).
3 PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN
NERS MENGACU KKNI

3.1 Landasan pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum program studi profesi ners mengacu


pada Kemendiknas no 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan
kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa,
Kemendiknas nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti perguruan
tinggi, UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Permendiknas no
63 tahun 2009 tentang sistem penjaminan mutu pendidikan, UU no
12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, Peraturan presiden no 8
tahun 2012 tentang KKNI, Permendikbud no 49 tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah no 4
tahun 2014 tentang penyelengaraan pendidikan tinggi dan
pengelolaan perguruan tinggi, danBuku Pedoman Kurikulum
Pendidikan Tinggi Tahun 2014, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3.2 Alasan perubahan kurikulum.
Dengan berjalannya waktu, tahun 2012, pendidikan tinggi Indonesia
memasuki sebuah dekade baru. Setelah ratifikasi beberapa perjanjian dan
komitmen global (AFTA, WTO, GATTS) oleh pemerintah Negara RI, maka
dunia semakin mencair dalam berhubungan dan berinteraksi. Berbagai
macam parameter kualitas akan dipasang untuk menstandarkan mutu dan
kualitas lulusan di berbagai belahan bumi. Pada tahun 2013, ASEAN
Economic Communitytelah mempersiapkan AFTA 2012. Berbagai
kesepakatan dan kesepahaman antar Negara-negara di ASEAN mulai
ditetapkan. Roadmap atau peta pengembangan mobilitas bebas tenaga
kerja professional antar negara di ASEAN telah dibentangkan.
Perkembangan roadmap tersebut dimulai semenjak tahun 2008 dengan
melakukan harmonisasi berbagai peraturan dan sistem untuk memperkuat
institusi pengembang SDM.
Kemudian pada tahun 2010 mulailah disepakati Mutual
Recognition Agreement (MRA) untuk berbagai pekerjaan dan profesi.
Beberapa bidang profesi yang telah memiliki MRA hingga tahun ini
adalah: (1)engineers; (2)architect; (3) accountant; (4) land surveyors; (5)
medical doctor; (6) dentist; (7) nurses, dan (8) labor in tourism. Atas
dasar prinsip kesetaraan mutu serta kesepahaman tentang kualifikasi
dari berbagai bidang pekerjaan dan profesi di era global, maka
diperlukanlah sebuah parameter kualifikasi secara internasional dari
lulusan pendidikan di Indonesia. Selain alasan tuntutan paradigma baru
pendidikan global di atas, secara internal, kualitas pendidikan di
Indonesia sendiri, terutama pendidikan tinggi memiliki disparitas yang
sangat tinggi. Antara lulusan S1 program studi satu dengan yang lain
tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan dari program
studi yang sama. Selain itu, tidak juga dapat dibedakan antara lulusan
pendidikan jenis akademik, dengan vokasi dan profesi. Carut marut
kualifikasi pendidikan ini membuat akuntabilitas akademik lembaga
pendidikan tinggi semakin turun.
Pada tahun 2012, melalui Peraturan Presiden no 08 Tahun 2012,
dorongan sekaligus dukungan untuk mengembangkan sebuah ukuran
kualifikasi lulusan pendidikan Indonesia dalam bentuk sebuah kerangka
kualifikasi, yang kemudian dikenal dengan nama Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI). PerPres No.8 tahun 2012 secara lengkap
berbunyi:
Pasal 1.
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat
KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintergrasian antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor
KKNI juga disusun sebagai respons dari ratifikasi yang dilakukan
Indonesia pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30
Januari 2008 terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan
diploma dan pendidikan tinggi (the International Convention on the
Recognition of Studies, Diplomas and Degrees in Higher Education in
Asia and the Pasific). Konvensi tersebut telah disahkan dengan
Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2007 (16 November 2007). Dalam
hal ini dengan adanya KKNI maka negara-negara lain dapat
menggunakannya sebagai panduan untuk melakukan penilaian
kesetaraan capaian pembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik
yang akan belajar atau bekerja di indonesia maupun sebaliknya apabila
akan menerima pelajar atau tenaga kerja dari Indonesia.
Sebagai rangkuman bagian ini, dapat disimpulkan perjalanan
perubahan kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia. Tahun 1994
melalui SK Mendiknas No. 056/U/1995 tentang Kurikulum Nasional,
yang mengutamakan ketercapaian penguasaan IPTEKS, oleh karenanya
disebut sebagai Kurikulum Berbasis Isi. Pada model kurikulum ini,
ditetapkan mata kuliah wajib nasional pada program studi yang ada.
Kemudian pada tahun 2000, atas amanah UNESCO melalui konsep the
four pillars of education, yaitu learning to know, learning to do, learning
to be dan learning to live together (Dellors, 1998), Indonesia
merekonstruksi konsep kurikulumnya dari berbasis isi ke Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum era tahun 2000/2002 ini
mengutamakan pencapaian kompetensi, sebagai wujud usaha untuk
mendekatkan pendidikan pada kondisi pasar kerja dan industri. KBK ini
berisi dua buah kurikulum yaitu kurikulum inti dan institusional. Di
dalam mengejawantahkan KBK, ditetapkanlah kompetensi utama oleh
asosiasi/forum/badan kerjasama program studi dan kompetensi
pendukung dan lain, yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri.
Dengan dorongan perkembangan global yang saat ini dituntut adanya
pengakuan atas capaian pembelajaran yang telah disetarakan secara
internasional, dan dikembangkannya KKNI, maka kurikulum semenjak
tahun 2012 mengalami sedikit pergeseran dengan memberikan ukuran
penyetaraan capaian pembelajarannya. Kurikulum ini masih
mendasarkan pada pencapaian kemampuan yang telah disetarakan
untuk menjaga mutu lulusannya.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) memberikan parameter
ukur berupa jenjang kualifikasi dari jenjang 1 terendah sampai jenjang 9
tertinggi. Setiap jenjang KKNI bersepadan dengan level Capaian Pembelajaran
(CP) program studi pada jenjang tertentu, yang mana kesepadannya untuk
pendidikan tinggi adalah level 3 untuk D1, level 4 untuk D2, level 5 untuk D3,
level 6 untuk D4/S1, level 7 untuk profesi (setelah sarjana), level 8 untuk S2,
dan level 9 untuk S3.
3.3 Tahapan penyusunan pengembangan kurikulum pendidikan Ners
2015
3.3.1. Melakukan evaluasi terhadap implementasi
kurikulum pedidikan ners 2010 melalui survei ke seluruh
institusi anggota AIPNI melalui penyebaran kuesioner. Namun
hanya 30% dari institusi yang merespon. Hasil survei
menunjukkkan bahwa institusi belum mempunyai persepsi
yang sama tentang pemahaman dan penerapan kurikulum
pendidikan Ners 2010.
3.3.2. Melakukan evaluasi terhadap implementasi
kurikulum pedidikan ners 2010 pada saat melakukan
pembinaan ke institusi yang melaksanakan kurikulum pedidikan
ners 2010. Masih ditemukan kendala dalam implementasi
kurikulum pedidikan ners 2010 terkait dengan SDM dan sarana
dan prasarana.
3.3.3. Mendapatkan masukan dari asosiasi dan stake
holder melalui kegiatan workshop. Dalam penyusunan
kurikulum 2015 ini AIPNI telah menyelenggarakan workshop
pada tanggal 14- 15 maret dengan output mendapatkan
masukan dari Dirjen DIKTI, DIRBELMAWA, PPNI, Kolegium,
PERSI. Output yang diperoleh adalah tentang profile lulusan
pendidikan ners.
3.3.4. Beberapa kegiatan workshop tim kurikulum AIPNI
lainnya adalah:

3.3.4.1. Pada tanggal 18 19 April 2014 di Bandung.


Output yang dihasilkan adalah berupa rancangan
kegayutan profil lulusan dengan capaian
pembelajaran dan capaian pembelajaran dengan
bahan kajian.

3.3.4.2. Tanggal 24 25 Mei 2014 di Jakarta.


Output yang dihasilkan adalah revisi capaian
pembelajaran dan bahan kajian berdasarkan
masukan dari Tim pengembang kurikulum
pendidikan tinggi dirjen Belmawa DIKTI tahun 2014

3.3.4.3. Tanggal 14 15 Juni 2014 di Jakarta. Output


yang dihasilkan berupa rancangan kurikulum 2014
yang terdiri dari matriks kajian kesesuaian capaian
pembelajaran dengan bahan kajian; penetapan
rincian, keluasan dan kedalaman bahan kajian yang
harus dikuasai untuk memenuhi capaian
pembelajaran, matriks untuk pembentukan dan
penamaan mata kuliah, dan rancangan struktur
kurikulum dalam semester beserta beban SKSnya.

3.3.4.4. Tanggal 20 September 2014 di Jakarta.


Output yang dihasilkan adalah finalisasi rancangan
kurikulum pendidikan Ners 2015

3.3.4.5. Sosialisasi Rancangan Kurikulum Gel I dan II


tanggal 11-13 Oktober 2014

3.3.4.6. Rapat Tahunan Anggota (RTA) AIPNI 2014


di Pontianak Kalimantan Barat

3.3.4.7. Panel expert Pendidikan keperawatan I,


Rabu, 17 Desember 2014

3.3.4.8. Rapat tim kurikulum tanggal 16-17 Januari


2015

3.3.4.9. Rapat tim kurikulum tanggal 6-7 Maret 2015

3.3.4.10. Panel expert Pendidikan keperawatan


II, 24 Maret 2015

3.3.4.11. Rapat tim kurikulum tanggal 18 April


2015

3.4. Pengembangan kurikulum institusi

Kurikulum inti yang sudah dirancang ini berupa kurikulum


dengan beban 118 SKS yang terdiri dari kurikulum inti
keilmuan 104 SKS, mata kuliah wajib umum berdasarkan SNPT
8 SKS, Bahasa Inggris 2 SKS, dan skripsi 4 SKS. Jumlah SKS
untuk lulusan program sarjana keperawatan minimal 144
SKS, dan program studi profesi ners minimal 36 SKS,
sehingga institusi punya kebebasan untuk mengembangkan
kurikulum institusi yang lengkap sesuai visi dan misi dari
perguruan tinggi masingmasing. Kelengkapan SKS institusi
untuk program
sarjana keperawatan dari yang wajib (118 SKS) menjadi 144
SKS dapat dilakukan dengan cara menambah SKS pada
beberapa mata kuliah inti keilmuan, menambahkan mata
kuliah tambahan sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi
masingmasing, serta dapat menambahkan mata kuliah yang
terkait dengan isu lokal, nasional, maupun global. Pada
kelengkapan SKS institusi untuk program studi profesi Ners
dari jumlah minimal 36 SKS pada kurikulum ini telah disusun
sejumlah 29 SKS. Kelengkapannya diserahkan kepada institusi
masingmasing untuk mengembangkannya sesuai dengan visi
misi program studi atau unggulan program studi.
Besarnya SKS mata kuliah dimaknai sebagai waktu yang
dibutuhkan oleh mahasiswa untuk dapat memiliki
kemampuan yang sesuai dengan capaian pembelajaran
yang dirumuskan dalam sebuah mata kuliah.
Unsur penentu untuk memperkirakan besaran SKS
berdasarkan :
3.4.1. Metode atau strategi pembelajaran yang dipilih
3.4.2. Tingkat kedalaman dan keluasan bahan kajian yang
harus dikuasai
3.4.3. Besarnya sumbangan capaian pembelajaran mata
kuliah tersebut dalam kerangka pencapaian capaian
pembelajaran lulusan.
4 KURIKULUM INTI PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA
KEPERAWATAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI NERS

Berdasarkan atas kajian Kemenkes dan kemendikbud, prodi ini


diselenggarakan pada jenjang S1 secara terpisah, namun wajib sampai profesi
Ners ( Permendikbud no. 154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi).
Kurikulum inti terdiri dari dua kurikulum program studi sarjana
keperawatan dan kurikulum program studi profesi Ners. Kurikulum ini menyatu
dan hanya ditujukan untuk menghasilkan Ners sebagai luaran akhir dari sebuah
proses pendidikan tinggi keperawatan. Oleh karena itu, kurikulum ini
dikembangkan berdasarkan pada:
4.1. Profil : postur yang diharapkan pada saat pembelajar lulus
atau menyelesaikan seluruh proses pembelajaran dengan
kesesuaian jenjang KKNI
4.2. CP (Capaian Pembelajaran): dapat menyesuaikan dengan
deskriptor KKNI atau unsur CP pada SNPT.
4.3. Bahan Kajian: sebagai komponen/materi yang harus
dipelajari/diajarkan untuk mencapai CP yang direncanakan
4.4. Mata kuliah: merupakan wadah sebagai konsekwensi
adanya bahan kajian yang dipelajari mahasiswa dan harus diajarkan
oleh dosen.
4.5. Metoda Pembelajaran: merupakan strategi efektif dan
efesien dalam menyampaikan atau mengakuisisi bahan kajian
selama proses pembelajaran.
4.6. Metoda Penilaian: proses identifikasi dan penentuan tingkat
penetrasi maupun penguasaan bahan kajian oleh pembelajar
melalui parameter dan variabel ukur yang akuntabel.

4.1 Profil Lulusan Program Pendidikan Profesi Ners

Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh


lulusan program studi di masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil
lulusan program studi profesi Ners adalah sebagai :
4.1.1. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
4.1.2. Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga,
dan tim kesehatan)
4.1.3. Educator dan health promotor(Pendidikan dan promosi
kesehatan bagi klien, keluarga dan masyarakat)
4.1.4. Managerdan leader(Manajemen praktik/ruangan pada
tatanan rumah sakit maupun masyarakat)
4.1.5. Researcher (Peneliti )

4.2 Capaian Pembelajaran Program Pendidikan Profesi Ners Berdasar


KKNI
Pengertian capaian pembelajaran (CP) menurut KKNI (Perpres no
8/2012) adalah: internasilisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan,
pengetahuan, pengetahuan praktis, keterampilan, afeksi, dan
kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur
dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui
pengalaman kerja.
Secara umum CP dapat melakukan beragam fungsi, diantaranya :
a. Sebagai Penciri, Deskripsi, atau Spesifikasi dari Program Studi
b. Sebagai ukuran, rujukan, pembanding pencapaian jenjang
pembelajaran dan pendidikan
c. Kelengkapan utama deskripsi dalam SKPI (Surat Keterangan
Pendamping Ijazah)
d. Sebagai komponen penyusun Kurikulum dan Pembelajaran

Dalam SNPT capaian pembelajaran lulusan terdiri dari unsur


sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus, dan pengetahuan.
Rumusan unsur sikap dan keterampilan umum yang merupakan bagian
dari capaian pembelajaran telah dirumuskan dalam SNPT sebagai
standar minimal yang harus dimiliki oleh setiap lulusan sesuai jenis dan
jenjang program pendidikannya. Sedangkan unsur keterampilan khusus
dan pengetahuan yang merupakan rumusan kemampuan minimal
lulusan suatu program studi tertentu, wajib disusun oleh forum program
studi yang sejenis atau diinisiasi dan diusulkan oleh suatu program studi.
Hasil rumusan CP dari forum atau prodi dikirim ke Belmawa DIKTI, dan
setelah diverifikasi oleh tim pakar, hasil akhir rumusan CP bersama
rumusan CP prodi yang lain akan dimuat dalam laman DIKTI untuk masa
sanggah dalam waktu tertentu sebelum ditetapkan sebagai standar
kompetensi lulusan (SKL) oleh Dirjen DIKTI.
Capaian pembelajaran Program Studi Profesi Ners telah disusun
atas dasar kesepakatan yang dibuat oleh tim inti bidang keperawatan
yang terdiri dari representasi organisasi profesi/PPNI dengan AIPNI
melalui HPEQ Project tahun 2014, seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Capaian Pembelajaran Program Studi Profesi Ners
(Kesepakatan tim inti bidang keperawatan/ PPNI AIPNI dalam HPEQ Project,
2014)
PROGRAM STUDI NERS
SIKAP
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama,moral, dan etika;
c. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain;
f. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila;
g. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
h. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
i. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
j. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri.
k. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi
kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan
tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah
tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan;
l. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan
peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia;
m. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan
martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri
asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab
atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang
diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya.
PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. Menguasai filosofi, paradigma, teori keperawatan, khususnya konseptual model
dan middle range theories;
b. Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik;
c. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan(humanity values);
D. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan
Yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan
keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, dan
keperawatan komunitas, serta keperawatan bencana;
E. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan;
f. Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik;
g. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari
upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier;
h. Menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (advance life support) dan
penanganan trauma (basic trauma cardiac life support/btcls) pada kondisi
kegawatdaruratan dan bencana;
i. Menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara umum dan dalam
pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan;
j. Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan keperawatan dan
kesehatan
k. Menguasai prinsip-prinsip k3, hak dan perlindungan kerja ners, keselamatan pasien
dan perawatan berpusat atau berfokus pada pasien
l. Menguasai metode penelitian ilmiah.
KETERAMPILAN KHUSUS
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan
yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan
keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum
tersedia;
b. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan
medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa,
atau keperawatan komunitas (termasuk keperawatan keluarga dan keperawatan
gerontik) sesuai dengan delegasi dari ners spesialis;
c. Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan jantung (basic
trauma and cardiac life support/btcls) pada situasi gawat darurat/bencana sesuai
standar dan kewenangannya;
d. Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan
supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan;
e. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan
terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber
untuk
f. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
g. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan
keperawatansesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka
budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu,
Keluarga dan masyarakat;
h. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang
tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan
asuhan kepada penanggung jawab perawatan;
i. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler
dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
J. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi
yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat utnuk
mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya;
k. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan
evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya;
l. Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai sop;
m. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik
asuhan keperawatan;
n. Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang
rawatdalam lingkup tanggungjawabnya;
o. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan
langkah-langkah pengembangan strategis organisasi;
p. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi
kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta
kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya
hidup dan lingkungan yang sehat.
KETERAMPILAN UMUM
a. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki
kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;
b. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya
berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
c. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang
keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik
profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
d. Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat
profesinya;
e. Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan
dan pengalaman kerja;
f. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik
profesinya;
g. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat
dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat;
Pengembangan kurikulum dapat menetapkan tujuan pembelajaran
secara lebih spesifik jika menggunakan taksonomi pembelajaran untuk
menyiapkan perencanaan desain pembelajaran sampai perlengkapan evaluasinya.
Selama beberapa dekade ini, telah dikenalkan 3 (tiga) model besar taksonomi yang
dikenalkan, mulai dari Bloom (1956), Anderson dan Krathwol (2002) dan terakhir
adalah taksonomi belajar Marzano (2009). Penyusunan kurikulum dan rancangan
pembelajaran dapat memilih model taksonomi yang ada. Masing-masing memiliki
kelebihan dan kekhasan.

4.2.1 Taksonomi Pembelajaran Bloom


Bloom taksonomi terdiri atas 3 domain, yaitu (1) kognitif, yang meng-
hasilkan domain penguasaan pengetahuan; (2) Afektif, yang menghasilkan
domain sikap; dan (3) psikomotor, yang menghasilkan keterampilan fisik
(Bloom, 1956).

Tabel 2. Ringkasan capaian pembelajaran menurut Bloom (1956)

Domain Int konseptual Kemampuan yang


dihasilkan
Kognitf Berisi penguasaan
pengetahuan yang akan 1. Conceptualization
dikuasai. 2. Comprehension
Pertanyaan: 3. Application
kemampuan apa yang 4. Evaluation
saya harapkan dari 5. Synthesis
murid saya untuk
menguasai
pengetahuan tertentu
Afeksi Berisi tentang
penguasaan sebuah 1. Receiving
emosi tertentu 2. Responding
Pertanyaan: apa yang 3. Valuing
saya harapkan 4. Organizing
pembelajar rasakan 5. Characterizing
atau pikirkan secara
mendalam?
Psikomotor Penguasaan
kemampuan 1. Perception
fisik/mekanik 2. Simulation
Pertanyaan: 3. Conformation
kemampuan fisik apa 4. Production

[Type text] [Type text] [Type text]


yang saya harapkan 5. Mastery
dikuasai oleh
pembelajar

Dibawah ini akan dirangkum dalam tabel yang menjelaskan mengenai


penggunaan taksonomi domain kognitif.

Tabel 3. Penguasaan pengetahuan (domain kognitif) Bloom (1956)

Tingkatan Kemampuan Definisi Capaian


pembelajaran
1 Mengetahui Mengingat, Sebutkan,
memanggil ceritakan, kenali,
informasi menyebutkan
kembali
2 Memahami Memahami Merangkum,
maksud sebuah mengkonversi,
konsep mempertahanka
n, menyatakan
kembali
3 Mengaplikasikan Menggunakan Menghitung,
konsep pada menyiapkan,
situasi yang mencontoh
berbeda
4 Menganalisis Membagi Bandingkan,
informasi uraikan,
menjadi bedakan,
beberapa konsep pisahkan
untuk dipahami
5 Mensintesis Menyatukan Menggeneralisir,
beberapa konsep mengkategorisasi
untuk kan
membangun
konsep baru
6 Mengevaluasi Menilai sebuah Menilai,
konsep mengkritik,
beragumentasi
4.2.2 Taksonomi pembelajaran Anderson
Setelah adanya taksnonomi pembelajaran Bloom, kemudian
muncul berbagai usaha untuk memperbaharui taksonomi tersebut. Salah
satu usaha perbaikan yang paling dekat dan terkenal adalah perbaharuan
taksonomi yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwol (2001).
Perubahan utama yang dilakukan Anderson dan Krathwol (2001)
adalah perubahan pada tingkat pembelajaran kesatu, dimana menurut
Bloom adalah penguasaan pengetahuan. Hal ini menurut Anderson sering
menyebabkan kerancuan dengan aspek pengetahuannya. Maka pada
peringkat kesatu ini dari penguasaan kemampuan diubah menjadi kalimat
kerja aktifnya yaitu mengingat.
Perbedaan kedua adalah, Anderson dan Krathwol (2001)
menambahkan satu tipe kognitif yaitu metacognitive. Oleh karenanya tipe
kognitif Anderson menjadi (1) factual knowledge, pengetahuan dasar
sebuah ilmu, berisi fakta, terminologi, dan unsur-unsur sebuah
pengetahuan; (2) pengetahuan konseptual, berisi klasifikasi, prinsip,
kesimpulan umum, teori, model dan struktur; (3) pengetahuan prosedural,
yang berisi metode, cara, prinsip prosedural, dll dan (4) metakognitif, yang
berisi kesadaran seseorang akan kemampuan kognitifnya, yang merupakan
pengetahuan reflektif.

4.2.3 Taksonomi pembelajaran Marzano


Pada tahun 2009 Marzano dan Kendall, kembali melakukan
pengembangan taksonomi belajar untuk melengkapi yang telah
dikemukakan oleh Anderson. Marzano mendesain ulang kerangka 3 domain
pembelajaran dan mengkategori-sasikan aktivitas pembelajaran dalam 6
tingkatan proses pengetahuan.

Menurut Marzano (2007), capaian pembelajaran dapat ditata secara


bertingkat, seperti halnya taksonomi sebelumnya. Perbedaan utamanya
adalah bahwa pada taksonomi ini dibagi menjadi 2 buah domain utama,
yaitu domain proses pembelajaran yang terdiri atas enam tingkatan proses
dan domain pengetahuan yang terdiri atas 3 macam model pengetahuan.
Di dalam domain proses, terbagi menjadi 3 buah tingkatan sistem. Sistem
yang paling sederhana, yaitu sistem kognitif, dimana pembelajar diarahkan
untuk menguasai kemam-puan kognitif atau berpikir. Di dalam sistem
kognitif ini terdapat 3 tingkatan kemampuan berpikir, yaitu (1)
retrieval/menghafal; (2) comprehension/ memahami, (3) analysis dan
terakhir (4) knowledge utilization, dimana pembelajar mampu
mengimplementasikan pengetahuan yang dikuasainya. Di dalam usaha
menguasai capaian pembelajarannya, pembelajar dapat mencapai dan
memenuhi ketiga tingkatan kemampuan berpikir ini.

Pada tingkatan sistem kedua, pembelajar mulai diajak untuk


menguasai sistem metakognitif. Sistem ini telah mulai melibatkan sisi
afektif, dimana pembelajaran mulai harus mampu merefleksikan proses
pembelajaran yang telah dikuasainya. Pada sistem ini, pembelajar akan
mampu mengidentifikasi mana hal yang telah dikuasainya dan yang belum.
Selain itu juga pada tingkat sistem metakognitif, pembelajar mampu
mengidentifikasi kekuatan dan kelebihan dirinya. Metakognitif inilah yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa/pembelajar.
Tingkat sistem terakhir yang akan dikuasai pembelajar adalah
sistem penguasaan diri. Pada tingkat ini, sangat dipengaruhi oleh ranah
afektif, dimana di dalam pembelajaran tingkat ini, pembelajar mampu
untuk mengenal dan mengembangkan diri. Saat pembelajar tiba di tingkat
self ini, dia telah mampu untuk belajar secara mandiri dan berkelanjutan
(life long learning).
Pada sisi domain jenis pengetahuannya, terbagi menjadi 3 macam
pengetahuan. Jenis pertama adalah informasi, yang berisi tentang fakta,
pengetahuan deklaratif dan data yang ditangkap dan dikelola dalam
domain proses. Yang kedua adalah jenis mental procedures/prosedur
mental. Jenis kedua ini lebih banyak menyertakan pada logika berpikir dan
menguasai analogi sebuah informasi. Jika diperbandingkan, jenis informasi
akan berisi segala hal yang berhubungan dengan pertanyaan apa
sedangkan prosedur mental lebih banyak berhubungan dengan pertanyaan
bagaimana. Jenis terakhir dari domain pengetahuan adalah prosedur
psikomotor. Domain pengetahuan jenis ini menyatakan prosedur fisik yang
digunakan seorang individu dalam kehidupan sehari-harinya untuk dapat
melakukan aktivitas dan kerja berkreasi. Anderson (1983) menyatakan dua
alasan mengapa domain prosedur psikomotor ini dimasukkan dalam
domain pengetahuan. Alasan pertama adalah prosedur pelaksanaan setiap
aktivitas juga disimpan dalam memori, dan alasan kedua adalah model
penyimpanannya juga menggunakan production network (jejaring produksi)
di dalam otak manusia.

4.3 Penetapan Keluasan dan Kedalaman Pengetahuan

Di dalam menetapkan keluasan materi, yang harus dirujuk adalah


capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Secara praktis, penyusun
kurikulum dapat menanyakan kepada capaian pembelajaran mengenai
materi/kajian apa saja yang diperlukan untuk menguasai capaian tersebut.
Jawaban dari pertanyaan itu akan menghasilkan informasi secara lengkap
mengenai keluasan materi/kajian sebuah mata kuliah.

Setelah mendapatkan berbagai kajian ilmu, program studi juga perlu


untuk menetapkan kedalaman dari materi yang akan disampaikan. Dalam
proses penetapan kedalaman materi ini, pasal 9 Permendikbud SNPT no
49/2014 telah menetapkan kerangka tingkatannya yang harus diacu.
Penetapan ini dipandang perlu, agar di dalam melaksanakan kurikulum
pendidikan tinggi nantinya hasil lulusannya dapat distandarkan, tidak
terlalu rendah ataupun melampaui hingga kualifikasi yang jauh di atasnya.
Tidak jarang, sebuah program studi menetapkan kedalaman materi di
bawah kualifikasi yang seharusnya.Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini.

Tabel 4. Kedalaman Penguasaan Pengetahuan

Tabel di atas, yang diturunkan dari pasal 9 ayat 2, menunjukkan


adanya suatu kesinambungan ilmu dari tingkatan satu ke tingkatan lain.
Oleh karenanya, untuk dapat menjalankan pendidikan secara terstandar
dan sesuai dengan KKNI, penguasaan keluasan dan kedalaman
pengetahuan ini harus dicapai secara kumulatif dan integratif. Di dalam
Permendikbud no 49 tahun 2014 pasal 9 ayat 3 disebutkan Tingkat
kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bersifat kumulatf dan/atau integratf. Dalam hal ini pada
program studi yang memiliki jenjang pendidikan berkelanjutan, perlu untuk
melakukan desain kurikulum secara berkesinambungan dan integratif dari
jenjang ke jenjang.

Semua tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang


ditetapkan untuk mencapai capaian pembelajaran tersebut dikemas dalam
bentuk mata kuliah. Sehingga di dalam proses kurikulum ini, mata kuliah
ditetapkan secara sangat terstruktur berdasarkan capaian pembelajaran
dan kajian/materi yang diperlukan, bukan dibuat dengan mencontoh dan
mengambil dari program studilain yang sejenis. Dan di akhir kegiatan,
terbentuklah matakuliah tersebut dapat mengarah pada pencapaian
kualifikasi yang sesuai.

4.4 Pengertian Standar Isi

Standar isi yang dimaksud ini adalah sebagaimana yang tertuang di


dalam pasal 8 ayat 1 Permendikbud no 49 tahun 2014 tentang SNPT adalah
kriteria minimal tngkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.
Tingkat kedalaman serta keluasan dalam definisi ini merujuk pada capaian
pembelajaran yang ditetapkan. Tingkat kedalaman adalah sebuah
tingkatan pencapaian kemampuan lulusan yang dirancangkan untuk
memenuhi standar kompetensi lulusannya. Sementara keluasan materi
adalah jumlah dan jenis kajian, atau ilmu atau cabang ilmu ataupun pokok
bahasan yang diperlukan dalam mencapai capaian pembelajaran yang
telah ditetapkan. Di dalam Permendikbud SNPT pasal 8 ayat (3) dijelaskan
bahwa Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada program
profesi, spesialis, magister, magister terapan, doktor, dan doktor
terapan, wajib memanfaatkan hasil penelitan dan hasil pengabdian
kepada masyarakat.
Oleh karenanya, untuk dapat membelajarkan sebuah capaian
pembelajaran yang sesuai dengan bidang ilmu serta kualifikasi KKNI,
sebuah program studi perlu untuk mendesain dan melakukan perencanaan
secara integratif antara penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
akan dilakukan dengan kurikulum pembelajarannya. Pemetaan kajian
dalam kurikulum untuk dapat dikembangkan dan atau dikupas dalam
sebuah penelitian, akan menjadi kekuatan tersendiri bagi program studi
agar menghasilkan lulusan yang berkualitas.

4.5 Penetapan Beban Belajar Mata Kuliah dan SKS

Penetapan kedalaman, kerincian, keluasan bahan kajian, dan tingkat


penguasaanya, minimal harus mencakup pengetahuan atau keilmuan yang
harus dikuasai dari deskripsi capaian pembelajaran program studi yang
sesuai dengan level KKNI dan telah disepakati oleh forum program studi
sejenis. Dengan menganalisis hubungan antara rumusan kompetensi lulusan
dan bahan kajian, dapat dibentuk mata kuliah beserta perkirakan besarnya
beban atau alokasi waktu (SKS). Pembentukan sebuah mata kuliah dapat
ditempuh dengan menganalisis keterdekatan bahan kajian serta
kemungkinan efektivitas pencapaian kompetensi bila beberapa bahan kajian
dipelajari dalam satu mata kuliah, dan dengan strategi atau pendekatan
pembelajaran yang tepat.
Dalam merangkai beberapa bahan kajian menjadi suatu mata
kuliah dapat melalui beberapa pertimbangan yaitu: (a) Adanya keterkaitan
yang erat antar bahan kajian yang bila dipelajari secara terintergrasi
diperkirakan akan lebih baik hasilnya; (b) Adanya pertimbangan konteks
keilmuan, artinya mahasiswa akan menguasai suatu makna keilmuan
dalam konteks tertentu; (c) Adanya metode pembelajaran yang tepat yang
menjadikan pencapaian kompetensi lebih efektif dan efisien serta
berdampak positif pada mahasiswa bila suatu bahan kajian dipelajari
secara komprehensif dan terintegrasi. Dengan demikian pembentukan
mata kuliah mempunyai fleksibilitas yang tinggi, sehingga satu program
studi sangat dimungkinkan mempunyai jumlah dan jenis mata kuliah yang
sangat berbeda, karena dalam hal ini mata kuliah hanyalah bungkus
serangkaian bahan kajian yang dipilih sendiri oleh sebuah prodi.
Menurut pasal 15 ayat (1) Permendikbud 49 tentang SNPT
menyatakan bahwa beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran satuan kredit
semester (SKS). Selain itu untuk menetapkan besaran SKS sebuah mata
kuliah, terdapat beberapa prinsip yang harusd iikuti.Menurut Betts &
Smith (2005) dalam buku Developing the Credit-based Modular Curriculum
in Higher Education, salah satu dasar pertimbangan penyusunan kurikulum
dengan sistem kredit adalah beban kerja yang diperlukan mahasiwa dalam
proses pembelajarannya untuk mencapai kompetensi hasil pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Dasar pemikiran penetapan satuan kredit ini adalah equal credit for
equal work philosophy. Oleh sebab itu diperlukan perhitungan terhadap
beban mata kuliah yang akan dipelajari. Beban mata kuliah ini sangat
ditentukan oleh keluasan, kedalaman, dan kerincian bahan kajian yang
diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi, serta tingkat penguasaan
yang ditetapkan. Setelah mendapatkan beban/alokasi waktu untuk sebuah
mata kuliah, maka dapat dihitung satuan kredit persemesternya dengan
cara memperbandingkan secara proporsional beban mata kuliah terhadap
beban total untuk mencapai SKS total yang program pendidikan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam paradigma pengembangan kurikulum ini, besarnya SKS
sebuah mata kuliah atau suatu pengalaman belajar yang direncanakan,
dilakukan dengan menganalisis secara simultan beberapa variabel, yaitu
(a) tingkat kemampuan yang ingin dicapai; (b) tingkat keluasan dan
kedalaman bahan kajian yang dipelajari ; (c) cara/strategi pembelajaran
yang akan diterapkan; (d) posisi/letak semester suatu mata kuliah atau
suatu kegiatan pembelajaran dilakukan; dan (e) perbandingan terhadap
keseluruhan beban studi di satu semester yang menunjukkan peran/
besarnya sumbangan suatu mata kuliah dalam mencapai kompetensi
lulusan.
Secara prinsip pengertian SKS harus dipahami sebagai waktu yang
dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mencapai kompetensi tertentu, dengan
melalui bentuk pembelajaran dan bahan kajian tertentu.Sementara itu,
makna SKS telah dirumuskan dalamdalam pasal 16 Permendikbud no 49
tentang SNPT, yang menyebutkan bahwa 1 SKS :
a. Untuk perkuliahan, responsi dan tutorial di kelas bermakna 50
menit pembelajaran tatap muka di kelas, 50 menit tugas mandiri dan
1 jam tugas terstruktur setiap minggunya;
b. Untuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang
sejenis, mencakup bermakna 100 menit tugas di ruang tutorial atau
praktik dan 1 jam tugas mandiri setiap minggunya;

c. Untuk bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik


bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
dan/atau
bentuk pembelajaran lain yang setara, adalah 160 (seratus enam
puluh) menit per minggu per semester.
Dengan pengertian di atas bentuk pembelajaran yang akan
dirancang harus memperhitungkan makna SKS di setiap mata kuliah yang
ada. Pada pasal 15 ayat (3) Permendikbud 49 juga ditekankan bahwa
setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 SKS. Dan di ayat (4)
disyaratkan bahwa semester merupakan satuan waktu kegiatan
pembelajaran efektif selama 16 minggu. Proses penetapan SKS yang akan
disajikan dalam struktur kurikulum perlu mempertimbangkan kekuatan
lama belajar mahasiswa. Pasal 17 ayat (1) Permendikbud no 49
menyatakan bahwa Beban normal belajar mahasiswa adalah 8 (delapan)
jam per hari atau 48 (empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan
18 (delapan belas) SKS per semester, sampai dengan 9 (sembilan) jam per
hari atau 54 (lima puluh empat) jam per minggu setara dengan 20 (dua
puluh) SKS per semester. Sehingga struktur kurikulum program studi tidak
diperkenankan untuk memberikan beban melebihi 20 SKS pada mahasiswa
yang berkemampuan biasa.
Untuk menyelesaikan pendidikannya sesuai dengan standar
kualifikasi jenis dan jenjang pendidikan tertentu, pada pasal 17 ayat (2)
Permendikbud no 49 tahun 2014 dinyatakan bahwa: Untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan program sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5, mahasiswa wajib menempuh beban belajar paling sedikit: 144 SKS
untuk program diploma empat dan program sarjana; dan 36 SKS untuk
program profesi. Sementara itu, dalam hal masa studi untuk dapat
menyelesaikan sekolah di sebuah program pendidikan tertentu, termasuk
memberikan penghargaan pada mahasiswa yang berprestasi, pasal 17 ayat
(3) (5) Permendikbud no 49 tahun 2014 mengatur masa studi terpakai
bagi mahasiswa dengan beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) antara lain 4 (empat) sampai 5 (lima) tahun untuk program diploma
empat dan program sarjana; dan 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk
program profesi setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma
empat.
Pada ayat (3) disebutkan beban belajar mahasiswa berprestasi akademik
tinggi setelah dua semester tahun pertama dapat ditambah hingga 64
(enam puluh empat) jam per minggu setara dengan 24 (dua puluh empat)
SKS per semester.
Seluruh aturan di pasal 15 17 Permendikbud no 49 Tahun 2014
tersebut harus dirujuk dan digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan kurikulum di program studi.

4.6 Struktur Kurikulum Inti Program Sarjana Keperawatan

Kurikulum inti menurut Kepmendiknas no.045/U/2002, merupakan penciri


dari kompetensi utama, bersifat dasar untuk mencapai kompetensi lulusan,
merupakan acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi, dan
ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi (program studi sejenis) bersama
masyarakat profesi dan pengguna lulusan. Jadi Kompetensi utama ini merupakan
penciri suatu lulusan program studi tertentu, dan ini bisa disepakati dengan
mengambil beban dari keseluruhan beban studi sebesar 40% 80%. Sementara
itu kurikulum institusional didalamnya terumuskan kompetensi pendukung dan
kompetensi lainnya, yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama
suatu program studi dan ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi.
Kompetensi pendukung dapat bergerak antara 20% - 40% dari keseluruhan beban
studi. Sementara itu kompetensi lainnya equivalen dengan beban studi sebesar
0%-30% dari keseluruhan.

Kurikulum Program Sarjana Keperawatan ditetapkan dengan mengacu


kepada 80% kurikulum inti, yaitu 118 SKS dari 144 SKS, termasuk 8 SKS mata
kuliah wajib umum, 2 SKS Bahasa Inggris, dan 4 SKS skripsi, dengan masa studi
4 tahun (8 semester).

Pengembangan kurikulum institusi dapat disesuaikan dengan visi dan misi


institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut dengan memasukkan
isu global (misalnya: Ebola, Flu Burung, SARS, Disaster, Perawatan Trauma,
Entrepreuner, Bahasa Asing dan lain-lain) dan muatan lokal sesuai dengan
keunggulan institusi.
SEMESTER I

T = Teori (dapat berupa kuliah, responsi, tutorial, seminar)


P = Praktikum
PL = Praktikum lapangan

No Mata Ajar SKS T P PL


1 Bahasa Indonesia 2 2
2 Keperawatan Dasar I 3 2 1
3 Konsep Dasar Keperawatan I 3 3
4 Agama 2 2
5 Ilmu Dasar Keperawatan I 4 3 1
6 Falsafah dan Teori Keperawatan 3 3
Jumlah 17 15 2

SEMESTER II
No. Mata Ajar SKS T P PL
1 Komunikasi Dalam Keperawatan I 2 1 1
2 Pancasila 2 2
3 Keperawatan Dasar II 3 1 2
4 Konsep Dasar Keperawatan II 3 3
5 Ilmu Dasar Keperawatan II 4 3 1
6 Pendidikan dan Promosi Kesehatan 3 2 1
Jumlah 17 12 3 2

SEMESTER III
No. Mata Ajar SKS T P PL
1 Sistem Informasi Keperawatan 2 1 1
2 Kewarganegaraan 2 2
3 Keperawatan Medikal Bedah I 3 2 1
4 Keperawatan Maternitas I 4 2 1 1
5 Komunikasi dalam Keperawatan II 3 1 1 1
6 Psikososial dan Budaya dalam 2 2
Keperawatan
7 Keselamatan Pasien dan Keselamatan 2 1 1
Kesehatan Kerja dalam Keperawatan
Jumlah 18 11 5 2

1
AIPNI
SEMESTER IV
No. Mata Ajar SKS T P PL
1 Keperawatan Maternitas II 2 1 1
2 Keperawatan Medikal Bedah II 3 2 1
3 Keperawatan Anak I 4 2 1 1
4 Keperawatan Kesehatan Jiwa I 3 2 1
5 Keperawatan HIV AIDS 2 1 1
Jumlah 14 8 5 1

SEMESTER V
No. Mata Ajar SKS T P PL
1 Keperawatan Medikal Bedah III 3 2 1
2 Keperawatan Anak II 2 2
3 Keperawatan Kesehatan Jiwa II 3 2 1
4 Keperawatan menjelang ajal dan 3 2 1
paliatif
5 Keperawatan Komunitas I 2 2
Jumlah 13 10 2 1

SEMESTER VI
No. Mata Ajar SKS T P PL
1 Keperawatan Komunitas II 3 2 1
2 Metodologi Penelitian 4 3 1
3 Keperawatan Gawat Darurat 4 3 1
4 Keperawatan Keluarga 4 3 1
5 Bahasa Inggris 2 2
Jumlah 17 13 4

SEMESTER VII
No. Mata Ajar SKS T P PL
1 Keperawatan kritis 3 2 1
2 Biostatistik 2 1 1
3 Keperawatan Gerontik 4 3 1
4 Keperawatan Bencana 2 2
5 Praktik Keperawatan Medikal Bedah 3 3
Jumlah 14 8 3 3
SEMESTER VIII
No. Mata Ajar SKS T P PL
1 Skripsi 4 4
2 Manajemen Keperawatan 4 3 1
Jumlah 8 3 5
SEMESTER 1

A. Deskripsi Mata Kuliah

1. Mata kuliah: Bahasa Indonesia

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini mempelajari Bahasa Indonesia dalam ilmu keperawatan
dengan menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, berlandaskan pada konsep etika dalam
berbahasa

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran ini:
1. Bila diberi tugas diskusi dan presentasi, mahasiswa mampu
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Bila diberi tugas membuat tulisan, mahasiswa dapat menggunakan
kaedah penulisan ilmiah yang benar.
3. Bila diberi tugas membuat resume atau ringkasan suatu topik,
mahasiswa mampu menggunakan kaedah pembuatan resume dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

45
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Alternatif Metoda
Pembelajaran
1 Bila diberi tugas diskusi dan - Laras ilmiah dan ragam bahasa Collaborative Learning
presentasi, mahasiswa mampu - Persiapan penyajian lisan Kuliah interaktif
menggunakan Bahasa Indonesia - Daftar pustaka Tutorial
yang baik dan benar. - Topik dan tesis Small Group Discussion (SGD)
- Penyajian lisan

2 Bila diberi tugas membuat tulisan, -Kerangka tulisan Collaborative Learning


mahasiswa dapat menggunakan - Jenis tulisan Kuliah interaktif
kaedah penulisan ilmiah yang - Paragraf Tutorial
benar. - Pengembangan paragraph Small Group Discussion (SGD)
- Kutipan dan system rujukan
- Format makalah ilmiah
- Bagian pendahuluan
- Bagian isi
- Bagian penutup
- Tanda baca dan ejaan
- Kalimat efektif
- Cara mengacu
- Tanda-tanda koreksi

1
AIPNI
3 Bila diberi tugas membuat resume -Ringkasan, ikhtisar, dan abstrak Collaborative Learning
atau ringkasan suatu topik, - Membaca kritis Kuliah interaktif
mahasiswa mampu menggunakan - Sintesis Tutorial
kaedah pembuatan resume dengan Small Group Discussion (SGD)
menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

Daftar Pustaka:
Akhaidah, et al. 1989. Pembinaan Kemampuan menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Alwi, H, dkk. 1989. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka
American Psychological Association. 2001. Publication Manual of the American Psychological Association. Ed. Ke-5.
Washington, D.C.
Azahari, Azril. 1998. Bentuk dan gaya penulisan karya tulis ilmiah. Jakarta: Penerbit Univ. Trisakti.
Brotowidjoyo, MD. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah (Ed. Ke-2). Jakarta: Akademika Pressindo
Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud. 1991. Prosiding Teknik Penulisan Buku Ilmiah. Jakarta: Depdikbud.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Penerbit Nusa Indah.
Peraturan menteri pendidikan nasional RI No. 46 tahun 2009 tentang pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset
Yogyakarta.
Soeseno, S. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
Winarto, et al. 2004. Karya tulis ilmiah social: menyiapkan, menulis, dan mencermatinya. Jakarta: yayasan obor Indonesia.

47
AIPNI
2. Mata kuliah/kelompok Bahan Kajian: Agama

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah/Kelompok Bahan Kajian :


Agama merupakan mata kuliah yang terkait dengan keyakinan yang melandasi
manusia untuk bersikap dan bertindak toleran dalam kehidupan sosial khususnya
kerjasama antar umat beragama di masyarakat. Fokus pada pemahaman konsep-
konsep agama dan kehidupan beragama di Indonesia. Pada nilai kehidupan
beragama yang diterapkan dalam melaksanakan peran perawat sebagai pemberi
asuhan, pemenuhan kebutuhan spiritual klien, peneliti untuk mengidentifikasi
permasalahan nilai/keyakinan klien, dan peran sebagai pendidik untuk
memberikan pendidikan spiritual klien dalam melakukan pengelolaan kebutuhan
spiritual klien baik di klinik maupun masyarakat

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran ini:
1. Bila diberi masalah kesehatan yang berkaitan dengan agama, mahasiswa
mampu menjelaskan tugas hidup manusia, konsep agama dan kehidupan
beragama.
2. Bila diberi masalah pasien sakit, mahasiswa mampu menggunakan
konsep nilai dan keyakinan agama, meliputi pendampingan klien saat sakit,
tata cara ibadah dalam kondisi sakit.
3. Bila diberi masalah keperawatan pasien sakratul maut, mahasiswa
mampu menggunakan konsep agama sesuai agama pasien.
4. Bila diberi masalah kesehatan yang berkaitan dengan IPTEK, mahasiwa
mampu menjelaskan hubungan antara agama dan IPTEK

1
AIPNI
2
AIPNI
No. Sasaran Bahan Kajian Alternatif
Pembelajaran Metode
Pembelajaran
Bila diberi Tugas hidup manusia Lecture
1. masalah 1. Hakikat penciptaan manusia Collaborative
kesehatan yang 2. Proses penciptaan manusia Learning
berkaitan 3. Tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan
dengan agama,
4. Tugas manusia terhadap diri sendiri,
mahasiswa
mampu orang lain dan lingkungan
menjelaskan
tugas hidup Konsep agama dan kehidupan beragama
manusia, 1. Hakikat agama
konsep agama 2. Komponen dalam beragama (hal yang
dan kehidupan dilarang dan diperintahkan)
beragama. 3. Nilai agama dalam kehidupan profesi
keperawatan dan sosial masyarakat

2. Bila diberi 1. Pemahaman tentang konsep sakit dan


masalah pasien penyakit menurut agama
sakit, 2. Manajemen menghadapi respon sakit dan
mahasiswa
penyakit (simpati, empati, penguatan)
mampu
3. Konsistensi dalam beribadah dalam
menggunakan
konsep nilai dan berbagai kondisi sakit
keyakinan
agama, meliputi
pendampingan
klien saat sakit,
tata cara ibadah
dalam kondisi
sakit.
3. Bila diberi 1. Manajemen sakaratul maut Lecture
masalah Pendampingan masa kritis Simulasi
keperawatan Langkah-langkah sakaratul maut
pasien saratul
2. Perawatan Jenazah
maut,
mahasiswa Adab terhadap jenazah
mampu Tata cara mengkafani
menggunakan
konsep agama
sesuai agama
pasien.
No. Sasaran Bahan Kajian Alternatif
Pembelajaran Metode
Pembelajaran
3. Bila diberi 1. Pentingnya mengetahui Lecture,
masalah perkembangan teknologi SGD
kesehatan yang (small
berkaitan
2. Perkembangan agama dari waktu ke
waktu group
dengan IPTEK,
mahasiwa 3. Pentingnya umat beragama mengikuti discussion
mampu )
perkembangan teknologi
menjelaskan
4. Perkembangan agama-agama saat ini
hubungan
antara agama 5. Dampak perkembangan IPTEK
dan IPTEK terhadap nilai-nilai agama
3. Mata kuliah: Falsafah dan Teori keperawatan

Beban Studi: 3SKS


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini membahas tentang Falsafah, paradigma dan konseptual model dan
teori keperawatan, serta prinsip-prinsip pendekatan holistik dalam konteks
keperawatan.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, bila diberi data kasus, mahasiswa
mampu :
1. Memahami falsafah keperawatan
2. Menerapkan konsep paradigma keperawatan
3. Menerapkan berbagai teori keperawatan terpilih dalam berbagai situasi
4. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam
konteks keperawatan

51
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan falsafah, konsep Falsafah, Paradigma dan paradigma Mini lecture
paradigma keperawatan dan keperawatan Collaborative learning
berbagai teori keperawatan terpilih Definisi Teori dan Teori
dalam berbagai situasi Keperawatan
Komponen suatu teori
Hubungan paradigma dan
teori keperawatan
Jenis atau tingkatan teori
Teori keperawatan terpilih
(Nightingale, Henderson,
Peplau, Watson, Orem, Roy,
etc)
Teori middle range dalam
keperawatan
4 Menganalisis prinsip-prinsip 1. Konsep holistic care : holisme, Case
pendekatan secara holistik dalam humanisme study Role
konteks keperawatan 2. Konsep berubah play
3. Konsep sistem dan Pendekatan
sistem

52
AIPNI
Daftar rujukan:
th
1. Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7
Edition. Singapore:Elsevier Pte.Ltd.
2. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
3. Tomey, A.M. & Alligood, M.R. (2010). Nursing Theorists and Their
Work. Philadelphia: Mosby, Inc.
4. Rubenfeld, M.G. & Scheffer, B.K. (2010)Critical Thinking Tactics for nurses,
nd
2
Ed.Jones and Bartlett Publishers.
5. Rubenfeld, M.G. & Scheffer, B.K. (1999)Critical Thinking in
nd
Nursing: An Alternative Approach, 2 Ed. Philadelphia: Lippincott.

4. Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan I (KDK I)


Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep caring sepanjang daur kehidupan
manusia, konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia, standar profesional
dalam praktik keperawatan termasuk etika keperawatan dan aspek legal dalam
praktik keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan.Pengalaman
belajar meliputi pembelajaran di kelas dan di laboratorium keperawatan.

Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IKD I mahasiswa mampu :
1. Menerapkan konsep caring dalam kehidupan sehari-hari
2. Menerapkan standar profesional dalam pelayanan keperawatan
yang merupakan bagian integral dalam sistem pelayanan kesehatan
3. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan
dalam konteks keperawatan

AIPNI
53

AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan konsep caring 1. Pengertian Caring Case study
dalam kehidupan sehari-hari 2. Teori keperawatan tentang Caring Role play
3. AplikasiCaring dalam kehidupan sehari- Lab skills
hari dan praktik keperawatan
4. Perbedaan caring dan curing

2 Menerapkan standar profesional 1. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Mini


dalam pelayanan keperawatan Pelayanan Kesehatan lecture(expert
yang merupakan bagian integral - Sistem Klien from Kementerian
dalam sistem pelayanan - Tingkatan pelayanan kesehatan Kesehatan)
kesehatan 2. Keperawatan sebagai suatu profesi Collaborative
- Peran perawat profesional learning
- Standar praktik keperawatan
profesional
3.3. Interprofessional education dan
interprofessional collaboration
3 Menerapkan prinsip- 1. Prinsip moral dan etika Mini lecture, Case
prinsip legal etis pada 2. Ethic of care study, Small Group
pengambilan keputusan 3. Kode etik keperawatan Discussion (SGD)
dalam konteks keperawatan 4. Isue etik dalam praktik keperawatan Discovery Learning
5. Prinsip-prinsip legal dalam praktik (DL)
6. Aspek hukum dalam keperawatan

1
AIPNI
2
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
7. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
8. Nursing advocacy
9. Pengambilan keputusan legal etis

55
AIPNI
Daftar rujukan:
nd
1. Aiken, T.D. (2004). Legal, Ethical, and Political Issues in Nursing. 2 Ed.
Philadelphia: F.A. Davis Company.
2. Bertens, K. (2002). Etika. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
3. Beauchamp TL & Childress JF (1994). Principles of Biomedical Ethics.
New York : Oxford University Press.
4. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision
Making. New York. Delmar Cengage Learning
5. Franz Magniz S (2002). Etika Dasar, Yogyakarta: Penerbit Kanisius
th
6. Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7
Edition. Singapore:Elsevier Pte.Ltd.
7. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals
of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall
Health.
8. Kode Etik Perawat Indonesia
9. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor 72 tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Sistem Kesehatan Nasional dan Pelayanan Keperawatan, Kemenkes RI
11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
12. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 38 tahun 2014
tentang Keperawatan

1
AIPNI
5. Mata kuliah: Ilmu Dasar Keperawatan (IDK) I

Beban Studi: 4SKS (3T, 1P)


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini merupakan bagian dari kelompok ilmu alam dasar yang membahas
tentang konsep biologi, fisika, biokimia, gizi dengan memperhatikan lingkungan
dan etika keilmuan, serta konsep-konsep anatomi dan fisiologi manusia dalam
mempertahankan homeostasis tubuh.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IDK I, bila diberi data kasus, mahasiswa
mampu:
1. Menerapkan konsep biologi sel dan genetika sebagai suatu pendekatan
dalam menyelesaikan masalah keperawatan
2. Menerapkan prinsip-prinsip fisika (biomekanik dan biolistrik) sebagai
suatu pendekatan dalam menyelesaikan masalah keperawatan
3. Menganalisis masalah keperawatan dengan menggunakan prinsip-
prinsip biokimia dan gizi sebagai bagian pendekatan holistik
keperawatan
4. Menjelaskan konsep-konsepanatomi dan fisiologi manusia sebagai suatu
pendekatan dalam menyelesaikan masalah keperawatan.
5. Menjelaskan mekanisme fisiologi tubuh manusia dalam berbagai
aktifitas.
6. Menjelaskan mekanisme fisiologi tubuh manusia dalam
mempertahankan homeostasis tubuh.

57
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan konsep biologi Biologi sel dan konsep genetika Kuliah interaktif
sel dan genetika sebagai Tutorial
suatu pendekatan dalam Praktikum
menyelesaikan masalah
keperawatan
2 Menerapkan prinsip-prinsip Prinsip-prinsip fisika dalam keperawatan: Kuliah interaktif
fisika (biomekanik dan a. Prinsip biomekanika dalam Tutorial
biolistrik) sebagai suatu keperawatan Praktikum
pendekatan dalam b. Biolistrik pada tubuh manusia
menyelesaikan masalah
keperawatan

3 Menganalisis masalah a. Prinsip-prinsip biokimia dalam Kuliah interaktif


keperawatan dengan tubuh manusia: keseimbangan Tutorial
menggunakan prinsip-prinsip asam basa, cairan tubuh, Praktikum
biokimia dan gizi sebagai metabolisme karbohidrat,
bagian pendekatan holistik protein, lipid, purin, dan pirimidin
keperawatan b. Gizi: zat gizi makro dan mikro,
angka kecukupan gizi yang
dianjurkan, kebutuhan gizi
individu, penilaian status gizi
individu, dasar-dasar diet klinik

AIPNI
58

AIPNI
4 Menjelaskan konsep- Struktur dan fungsi tubuh manusia secara Collaborative Learning
konsepanatomi dan umum: Problem based
fisiologi manusia sebagai a. Istilah-istilah dalam anatomi dan learning
suatu pendekatan dalam pembagian region tubuh Kuliah interaktif
menyelesaikan masalah b. Macam-macam jaringan Question based
keperawatan. c. Sistem persarafan learning Discovery
d. Sistem endokrin learning
e. Sistem reproduksi
f. Sistem perkemihan
g. Sistem integumen
h. Sistem muskuloskeletal
i. Sistem respirasi
j. Sistem kardiovaskuler
k. Sistem pencernaan dan metabolisme
tubuh
5 Menjelaskan mekanisme Konsep biolistrik Collaborative Learning
fisiologi tubuh manusia a. Atom & ion, muatan listrik, potensial, Problem based
dalam berbagai aktifitas. arus & hambatan listrik learning
b. Potensial listrik pada berbagai keadaan Kuliah interaktif
sel (transduksi sinyal; potensial Question based
membrane istirahat, depolarisasi, learning Discovery
hiperpolarisasi, potensial aksi) learning
c. Penghantaran impuls di dalam tubuh
59
&Transmisi sinaps: potensial end plate,
pembentukan Excitarory Post Synaptic
Potensial (EPSP) dan Inhibitory Post-
Synaptic Potensial (IPSP)
d. Penggunaan listrik untuk tubuh
Lengkung refleks
a. Pengertian homeostasis & Sistem
pengendalian tubuh: mekanisme umpan
balik positif & negative
b. Pengertian dan komponen lengkung
refleks.
Imunologi

6 Menjelaskan mekanisme a. Kompartemen dan komposisi cairan Collaborative Learning


fisiologi tubuh manusia tubuh Problem based
dalam mempertahankan b. Teori asam basa learning
homeostasis tubuh. c. Derajat keasaman larutan (pH) Kuliah interaktif
d. Larutan elektrolit dan non elektrolit Question based
e. Sistem Buffer tubuh learning Discovery
f. Larutan isotonik, hipotonik, dan learning
hipertonik
60
Daftar Pustaka:

Berman, I. (1997). Color atlas of basic histology, Miami: Lange Medical Book
Boileau, J.C. & Basmajian, J.V. (1982). Grant's method of anatomy, New York:
Cameron, JR, Skofronick J.G., Grant R.M. (2006). Fisika Tubuh Manusia, (edisi kedua).
Penerjemah: Lamyarni. Jakarta: PT. Sagung Seto.
Gabriel, J.F. (1996). Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.
Geneser F. (1994). Buku teks histology (F. A. Gunawijaya, E. Kartawiguna, H.
Arkeman, penerjemah). Jakarta: Binarupa aksara (sumber asli diterbitkan
1993).
Gropper S.S, Smith J.L., Groff J.L. (2004). Advanced nutrition and human metabolism.
4th ed. Wadsworth, Inc.
Leeson C.R., Leeson T.S., Paparo A.A. (1993). Atlas berwarna histologi (Y. Tambayong,
Isnani A. S., F.A. Gunawijaya, penerjemah). Jakarta: Binarupa aksara (sumber
asli diterbitkan 1990).
th
Mader SS (2012). Human Biology, 12 edition.USA: The McGraw-Hill Publishing
Company.
Martini (2001). Fundamentals of anatomy and physiology, (5th ed.). Ch 23, pp 814-
844. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Paulsen, D. F. (1996). Basic histology, (3rd ed.). Ch 17, pp 218-229. Connecticut:
Appleton & Lange.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2007). Basic nursing essentials for practice. 6th Ed. St.
Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Rosdahl, C. B. (1999). Textbook of basic nursing. 7th Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Rohen J.W., Yokochi C., Drecoll E.L. (2002). Atlas anatomi manusia: kajian fotografik
tubuh manusia (Y. Joko S., penerjemah). Jakarta: penerbit buku kedokteran
EGC (sumber asli diterbitkan 2002).
Sherwood, L. (2012). Human physiology: From cells to systems, (8th ed.). California:
Thomson Learning.
Tortora, G.J. & Derrickson, B.H. (2011). Principles of anatomy and physiology. New
York: Harper Collins Publisher Inc.

1
AIPNI
6. Mata Kuliah : Keperawatan Dasar I (KD I)

Beban Studi : 3 SKS (2T; 1P)


Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang berbagai konsep, prinsip dan
keterampilan klinis keperawatan untuk membantu memenuhi
berbagai kebutuhan manusia yang mencakup kebutuhan aktivitas
dan latihan; kebutuhan oksigenasi; kebutuhan cairan, elektrolit dan
keseimbangan cairan-elektrolit; kebutuhan istirahat dan tidur;
kebutuhan nutrisi; kebutuhan eliminasi; kebutuhan rasa nyaman;
kebutuhan kebersihan dan perawatan diri. Pengalaman belajar
meliputi pembelajaran di kelas dan di laboratorium keperawatan.

Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran KD I, bila diberi kasus, mahasiswa mampu
menguasai prinsip, konsep, teknik,dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok, untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang mencakup:
a. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan;
b. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi;
c. Pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan keseimbangan cairan-elektrolit;
d. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
e. Pemenuhan kebutuhan nutrisi;
f. Pemenuhan kebutuhan eliminasi;
g. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman;
h. Pemenuhan kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menguasai konsep, prinsip,teknik,dan prosedur 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan aktivitas Collaborative
pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang dan latihan learning
dilakukan secara mandiri atau berkelompok 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Case study
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dan asuhan/ praktik keperawatan untuk
latihan memenuhi kebutuhan aktivitas dan
latihan
2. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Aktivitas
pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang oksigenasi Praktikum di
dilakukan secara mandiri atau berkelompok , 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan laboratorium
untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi asuhan/ praktik keperawatan untuk keperawatan
memenuhi kebutuhan oksigenasi (Lab skills)
3 Menguasai teknik, prinsip dan prosedur 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Mini lecture
pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang kebutuhan cairan, elektrolit dan Aktivitas
dilakukan secara mandiri atau berkelompok , keseimbangan cairan-elektrolit Praktikum di
untuk memenuhi kebutuhan cairan, elektrolit 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan laboratorium
dan keseimbangan cairan-elektrolit asuhan/ praktik keperawatan untuk keperawatan
memenuhi kebutuhan cairan, elektrolit (Lab skills)
dan keseimbangan cairan-elektrolit

4 Menguasai teknik, prinsip dan prosedur 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan istirahat Mini lecture
pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang dan tidur Aktivitas
dilakukan secara mandiri atau berkelompok , Praktikum di
2. Teknik dan prosedur pelaksanaan
63
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur asuhan/ praktik keperawatan untuk laboratorium
memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur keperawatan
(Lab skills)
5 Menguasai teknik, prinsip dan prosedur 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan nutrisi Mini lecture
pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Aktivitas
dilakukan secara mandiri atau berkelompok , asuhan/ praktik keperawatan untuk Praktikum di
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi memenuhi kebutuhan nutrisi laboratorium
keperawatan
(Lab skills)
6 Menguasai teknik, prinsip dan prosedur 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan eliminasi Mini lecture
pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Aktivitas
dilakukan secara mandiri atau berkelompok , asuhan/ praktik keperawatan untuk Praktikum di
untuk memenuhi kebutuhan eliminasi memenuhi kebutuhan eliminasi laboratorium
keperawatan
(Lab skills)
7 Menguasai teknik, prinsip dan prosedur 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan rasa Mini lecture
pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang nyaman dan aman Aktivitas
dilakukan secara mandiri atau berkelompok , 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Praktikum di
untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman asuhan/ praktik keperawatan untuk laboratorium
memenuhi kebutuhan rasa aman dan keperawatan
nyaman (Lab skills)
8 Menguasai teknik, prinsip dan prosedur 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Mini lecture
64
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang kebersihan dan perawatan diri Aktivitas
dilakukan secara mandiri atau berkelompok , 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Praktikum di
untuk memenuhi kebutuhan kebersihan dan asuhan/ praktik keperawatan untuk laboratorium
perawatan diri memenuhi kebutuhan kebersihan dan keperawatan
perawatan diri (Lab skills)

Daftar rujukan:
th
1. Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7 Edition. Singapore:Elsevier Pte.Ltd.
2. Lynn, P (2011). Taylors Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott
Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice.
New Jersey: Prentice Hall Health.
4. Mosbys Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby
65
Deskripsi Mata kuliah Semester 2

1. Mata kuliah: Konsep Dasar Keperawatan II (KDK II)

Beban Studi: 3 SKS


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan, dan
proses keperawatan dengan penekanan pada proses diagnosis keperawatan;

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran KDK II, bila diberi data kasus mahasiswa
mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menerapkan proses keperawatan termasuk proses diagnosis dalam
menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kasus

66
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan konsep berpikir kritis Konsep berpikir kritis dalam keperawatan Discovery learning
dalam keperawatan
2 Menerapkan proses keperawatan 1. Proses Keperawatan: Pengkajian, Collaborative Learning
termasuk proses diagnosis dalam Diagnosis,Perencanaan, Implementasi dan Case Study
menegakkan diagnosa keperawatan Evaluasi Problem based
yang sesuai dengan kasus 2. Proses Diagnosis: a) pengumpulan data, learning
analisis data, perumusan masalah dan
pengambilan keputusan, b)Komponen
diagnosa keperawatan, c) Klasifikasi Diagnosa
keperawatan (NANDA, NOC, NIC)

67
AIPNI
Daftar rujukan:
th
1. Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7
Edition. Singapore:Elsevier Pte.Ltd.
2. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of

Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.


3. Tomey, A.M. & Alligood, M.R. (2010). Nursing Theorists and Their

Work. Philadelphia: Mosby, Inc.


4. Rubenfeld, M.G. & Scheffer, B.K. (2010).Critical Thinking Tactics for
nd
nurses, 2 Ed.Jones and Bartlett Publishers.
5. Rubenfeld, M.G. & Scheffer, B.K. (1999).Critical Thinking in Nursing:
nd
An Alternative Approach, 2 Ed. Philadelphia: Lippincott.

1
AIPNI
2. Mata Kuliah : Keperawatan Dasar II (KD II)

Beban Studi : 3 SKS (1T; 2PL)


Prasyarat :
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prosedur keperawatan yang menjadi dasar ilmiah
dalam praktik keperawatan yang mencakup pengukuran tanda vital, pengkajian
keperawatan dan pemeriksaan fisik, pengendalian infeksi dan prosedur pemberian
medikasi. Pengalaman belajar meliputi pembelajaran di kelas, laboratorium
keperawatan, dan klinik.

Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran KD II mahasiswa mampu :
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan secara komprehensif yang
mencakup pengukuran tanda vital, pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik
2. Mampu mempersiapka pasien yang akan melakukan pemeriksaan
penunjang
3. Menerapkan prinsip dan prosedur pengendalian infeksi dan patient safety
4. Mendemonstrasikan prosedur intervensi dalam pemberian
medikasi oral, parenteral, topikal dan suppositori dengan menerapkan
prinsip benar
5. Mendemonstrasikan prosedur intervensi perawatan luka sederhana
pada pasien simulasi

69
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Mendemonstrasikan berbagai 1. Pengukuran tanda vital Aktivitas Praktikum di
prosedur pengkajian keperawatan 2. Pemeriksaan fisik laboratorium
yang mencakup pengukuran tanda 3. Pengkajian keperawatan (anamnesa keperawatan (Lab skills)
vital, pengkajian keperawatan dan dan pengumpulan data sekunder) Pre dan post conference
pemeriksaan fisik Tutorial individual yang
diberikan preceptor
Diskusi kasus
2 Mampu mempersiapkan pasien yang 1. Persiapan pasien untuk
akan melakukan pemeriksaan pemeriksaan penunjang
penunjang 2. Prosedur persiapan pemeriksaan
penunjang
3 Menerapkan prinsip dan prosedur 1. Pengendalian infeksi dasar Mini lecture
pengendalian infeksi dan patient 2. Safe patient handling Aktivitas Praktikum di
safety 3. Infeksi nosocomial laboratorium
keperawatan (Lab skills)

4 Mendemonstrasikan prosedur 1. Prinsip pemberian medikasi Aktivitas Praktikum di


intervensi dalam pemberian medikasi 2. Prosedur pemberian medikasi oral laboratorium
oral, parenteral, topikal dan 3. Prosedur pemberian medikasi keperawatan (Lab skills)
suppositori dengan menerapkan parenteral Pre dan post conference
prinsip benar 4. Prosedur pemberian medikasi Tutorial individual yang
topikal diberikan preceptor
Diskusi kasus
5. Prosedur pemberian medikasi

AIPNI
70

AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
suppositoria
5 Mendemonstrasikan prosedur 1. Prinsip perawatan luka
intervensi perawatan luka sederhana 2. Prosedur perawatan luka sederhana
pada pasien simulasi

Daftar rujukan:
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York: Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey & Sons, Inc.
3. Hall A. 2010. Basic Nursing Seventh Edition. .Missouri: Mosby Elsever
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. New Jersey. Pearson Education
5. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice.
New Jersey: Prentice Hall Health.
6. Lynn, P (2011). Taylors Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott
Williams & Wilkins.Philadelphia.
th
7. Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7 Edition. Singapore:Elsevier Pte.Ltd.
8. Perry AN. 2010. Basic Nursing Seventh Edition.Missouri. Mosby Elsever
9. Perry AG. .2010. Clinical Nursing Skills and Techniques. Missouri. Mosby Elsever
th
10. Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing (7 Ed). Missouri. Mosby Elsevier
11. Potter PA. 2010. Clinical Nursing Skills and Techniques. Missouri. Mosby Elsever
12. Potter and Perry.2013. Fundamental of Nursing. Canada: Mosby
13. Mosbys Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby
14. Stockert PA. 2010. Basic Nursing Seventh Edition. Missouri. Mosby Elsever
71
3. Mata kuliah/kelompok Bahan Kajian: Ilmu Dasar keperawatan II

Beban Studi: 4 SKS (3T, 1P)


Prasyarat : IDK I

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep patologi, patofisiologi, mikrobiologi dan
parasitologi, serta farmakologi pada berbagai kondisi sebagai landasan dalam
mempelajari ilmu-ilmu lanjutan/ keahlian.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IDK II, bila diberi data kasus, mahasiswa
mampu :
1. Menjelaskan konsep patologi dan patofisiologi yang terjadi pada
masalah yang diberikan.
2. Menjelaskan perbedaan proses infeksi berbagai agen infeksius
berdasarkan struktur, siklus hidup, dan mekanisme menyebabkan kerusakan
sel pejamu.
3. Menjelaskan konsep dasar farmakologi yang mendasari pemberian
terapi sesuai dengan masalah yang diberikan.
4. Menjelaskan konsep dasar penatalaksanaan spesimen dan
pemeriksaan data penunjang lain sesuai dengan masalah yang diberikan.

AIPNI
72

AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menjelaskan konsep patologi a. konsep dasar patologi dan patofisiologi, Collaborative Learning
dan patofisiologi yang terjadi b. adaptasi, jejas, dan penuaan sel, Kuliah interaktif
pada masalah yang diberikan. c. kelainan kongenital,
d. pertumbuhan sel dan diferensiasi,
e. respon radang.
2 Menjelaskan perbedaan a. agen-agen infeksius: virus, bakteri, Collaborative Learning
proses infeksi berbagai agen jamur, parasit, riketsia, dan clamidia, Problem based learning
infeksius berdasarkan b. faktor-faktor yang mempengaruhi Kuliah interaktif
struktur, siklus hidup, dan transmisi agen-agen infeksius, Question based learning
mekanisme menyebabkan Discovery learning
kerusakan sel pejamu. c. perbedaan proses infeksi berbagai agen
infeksius,

d. kondisi yang melemahkan pertahanan


pejamu melawan mikroorganisme,

e. infeksi oportunistik,

f. pengontrolan pertumbuhan
mikroorganisme,

g. menurunkan jumlah mikroorganisme


kontaminan & mencegah transmisi

1
AIPNI
3 Menjelaskan konsep dasar a. Penggolongan obat-obatan, Problem based learning
farmakologi yang mendasari Kuliah interaktif
b. Farmakodinamika dan farmakokinetik,
pemberian terapi sesuai Question based learning
c. Indikasi dan kontra indikasi obat,
dengan masalah yang
d. Efek / efek samping obat,
diberikan.
e. Interaksi obat,
f. Cara pemberian dan perhitungan dosis,
g. Obat-obatan tradisional,
h. Toxicologi obat

4 Menjelaskan konsep dasar Peran perawat dalam pemeriksaan untuk data Problem based learning
penatalaksanaan specimen penunjang pasien (pemeriksaan laboratorium, Kuliah interaktif
dan pemeriksaan data rontgen, dll) Question based learning
penunjang lain sesuai dengan Discovery learning
masalah yang diberikan.

74
AIPNI
Daftar Pustaka:

Aschenbrenner, DS. & Venable, S.J. (2012). Drug therapy in nursing. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins
Bullock, B.A. (2000). Focus on pathophisiology. Philadelphia: JB.Lippincott
th
Burton, GRW. & Engelkirk, PG. (2004). Microbiology for the health sciences. 7 ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Copstead, L.C. and Banasik, J.L. (2000). Pathophysiology : Biological and
behaviour perspectives. Philadelphia : W.B. Saunders Company.
Gandahusada, S., Henrry D., Wita P. (2004). Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai
Penerbit FK-UI
Greenwood, D., Slack, RCB., Peutheren, J. (2002). Medical microbiology: a guide
to microbial infections: pathogenesis, immunity, laboratory, diagnosis, and
control. (edisi 16). New York: Churchill Livingstone.
Kee, JL and Hayes, ER (2011). Pharmacology: a Nursing process approach. 7th ed.
Philadelphia: WB Sauders Co.
th
Port, C.M. (2013). Pathophysiology: Concepts of altered health status 9 ed.
Philadelphia : JB. Lippincott.
Pringgoutomo, S., Himawan, S. & Tjarta, A. (2002). Buku ajar patologi I (Umum).
Jakarta: Sagung Seto
Prosser, S., Worster, B., MacGregor, J., et.al. (2010). Applied pharmacology: an
Introduction to pathophysiology and drug management for nurses and
health care professional. London: Mosby.
Rosdahl, C.B.(2011). Textbook of basic nursing. Philadelphia: Lippincott.
Sacher, R.A & McPherson, R.A. (2000). Widmanns clinical interpretation of
laboratory tests. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Cavannaugh B.M. (2003). Nursess manual of laboratory and diagnostic tests.
Philadelphia : F.A. Davis Company

1
AIPNI
4. Mata kuliah: Komunikasi Keperawatan 1

Beban Studi : 2 SKS (1T,1P)


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata Kuliah ini mempelajari tentang prinsip-prinsip komunikasi umum beserta
aplikasinya dalam konteks pelayanan kesehatan secara umum dan secara khusus
dalam memberikan asuhan keperawatan yang diperuntukkan bagi individu,
kelompok, keluarga dan masyarakat, serta dalam tim kesehatan untuk berbagai
tatanan baik praktik klinis maupun komunitas. Selain itu, dibahas pula trend dan
issue yang berkaitan dengan perkembangan komunikasi dalam bidang kesehatan.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran komunikasi keperawatan 1, bila diberi
data, mahasiswa mampu :
1.Menganalisis konsep komunikasi umum dalam membina hubungan
interpersonal dengan individu dalam berbagai situasi dan kondisi.
2.Menganalisis konsep komunikasi efektif dalam membina hubungan interpersonal
3.Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi
4.Menganalisispengaruh latar belakang sosial budaya dalam berkomunikasi
5.Menganalisis konsep komunikasi dalam konteks pelayanan kesehatan
khususnya komunikasi multidisiplin
6.Menganalisistrend dan issue dalam komunikasi kesehatan
7.Mensimulasikan komunikasi efektif dalam hubungan interpersonal dengan
klien, keluarga, kelompok, sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menganalisis dan menerapkan konsep Konsep komunikasi secara umum 1. Interactive learning
komunikasi umum dalam membina - Pengertian komunikasi 2. Kuliah pakar
hubungan interpersonal dengan - Komponen komunikasi 3. Collaborative learning
- Bentuk komunikasi
individu maupun kelompok dalam 4. Demonstrasi
- Tujuan dan fungsi komunikasi
berbagai situasi dan kondisi. 5. Simulasi dan bermain
Jenis jenis komunikasi
Komunikasi verbal peran
- Kata dan makna
- Pengaruh kata terhadap
tindakan
Komunikasi nonverbal
- Bektuk komunikasi nonverbal
- Menafsirkan pesan nonverbal

3 Menganalisis dan menerapkan konsep Konsep Komunikasi efektif 1. Collaborative learning


komunikasi efektif dalam membina 2. Demonstrasi
hubungan interpersonal 3. Simulasi dan bermain
peran
4 Menganalisis faktor faktor yang Faktor faktor yang mempengaruhi 1. Collaborative learning
mempengaruhi komunikasi komunikasi:
- Kredibilitas pemberi pesan 2. Demonstrasi
- Isi pesan
- Kesesuaian dengan isi pesan 3. Simulasi dan bermain

1
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
- Kejelasan pesan peran
- Kesinambungan dan
konsistensi
- Saluran
- Kapabilitas sasaran
5 Menganalisispengaruh latar belakang Komunikasi dalam konteks sosial 1. Collaborative learning
sosial budaya dalam berkomunikasi dan latar belakang budaya (cultural 2. Demonstrasi
diversity) serta keyakinan 3. Simulasi dan bermain
peran
6 Menganalisis konsep komunikasi dalam Komunikasi dalam pelayanan 1. Collaborative learning
konteks pelayanan kesehatan kesehatan 2. Demonstrasi
khususnya komunikasi multidisiplin khususnya komunikasi multidisiplin 3. Simulasi dan bermain
peran

7 Menganalisistrend dan issue dalam Perspektif, Trend dan isu 1. Collaborative learning
komunikasi kesehatan komunikasidalam pelayanan 2. Demonstrasi
kesehatan 3. Simulasi dan bermain
peran
8 Mensimulasikan komunikasi efektif komunikasi efektif dalam hubungan
dalam hubungan interpersonal dengan interpersonal dengan klien, Simulasi
klien, keluarga, kelompok, sesama keluarga, kelompok, sesama
perawat dan tenaga kesehatan lainnya. perawat dan tenaga kesehatan
lainnya
DAFTAR PUSTAKA:
1. Antai-Otong, D (2008). Nurse-Client Communication: A Life Span
Approach.
United Kingdom: Jones and Barlett Publishers.
2. Bateman, T. (2011). Nursing Team Dynamics: Communication, Culture,
Collaboration. Thesis, Canada: Library and Archives. Diakses dari proquest
dissertation and Thesis
3. Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., & Erb, G.( 2008). Fundamental of
Nursing, Concept, process and practice, 8ed. USA:Pearson Education, Inc
4. Jones, L (2009). The healing relationship. Nursing Standart, 24 (3): 64.
5. Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2011). Wongs Nursing care of Infant and
children. 9ed. Canada: Elsevier Mosby
6. Leininger, M. & Mc Farland, M.R. (2006). Culture Care Diversity and
Universality: a Worldwide Nursing Theory. Canada: Jones and Bartlett
Publisher.
7. Stickley, T. & Freshwater, D. (2006). The art of listening in the
rherapeutic relationship. Mental health practice, 9 (5): 12-18.
8. Taylor C. (1993). Fundamental of Nursinng: The Art and Science of
Nursing Care. Philadelphia : Lippincott Raven Publisher.
9. Suryani (2014). Komunikasi terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC

79
AIPNI
79
AIPNI
5. Mata kuliah/kelompok Bahan Kajian: Pancasila

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang Pancasila sebagai salah satu pilar kebangsaan
Indonesia, sebagai dasar negara dan ideologi nasional, dan sebagai sumber
rujukan dan inspirasi bagi upaya menjawab tantangan kehidupan bangsa

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Pancasila, mahasiswa mampu
membangun paradigma baru dalam dirinya sendiri berdasar nilai-nilai Pancasila
melalui kemampuan menjelaskan sejarah, kedudukan dan hakikat sila-sila
Pancasila, merespon persoalan aktual bangsa dan negara, dan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan :
1. Memiliki kemampuan analisis, berfikir rasional, bersikap kritis dalam
menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Memiliki kemampuan dan tanggung jawab intelektual dalam
mengenali masalah-masalah dan memberi solusi berdasarkan nilai-nilai
Pancasila
3. Mampu menjelaskan dasar-dasar kebenaran bahwa Pancasila adalah
ideologi yang sesuai bagi bangsa Indonesia yang majemuk (Bhinneka Tunggal
Ika).
4. Mampu mengimplementasikan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila
dalam realitas kehidupan
5. Memiliki karakter ilmuwan dan profesional Pancasilais yang memiliki
komitmen atas kelangsungan hidup dan kejayaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

AIPNI
80

AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Mampu menjelaskan Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia: - Ceramah
dan memahami pancasila a. Era Pra Kemerdekaan - Pemutaran
dalam kajian sejarah Bangsa b. Era Kemerdekaan film
Indonesia c. Era Orde Lama dokumenter
d. Era Orde Baru (sidang
e. Era Reformasi BPUPKI,
Proklamasi)
- diskusi

2. Mampu menganalisis Pancasila sebagai dasar negara: - Ceramah


dan mengevaluasi pancasila a. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan - Case study
sebagai dasar negara UUD NRI Tahun 1945
b. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh
UUD NRI tahun 1945
c. Implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan negara dalam bidang Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam
3. Mampu menganalisis Pancasila sebagai Ideologi negara: - Ceramah
dan membandingkan a. Pengertian Ideologi - Small
pancasila sebagai ideologi b. Pancasila dan Ideologi Dunia group
Negara c. Pancasila dan Agama discussion

AIPNI
81

AIPNI
4. Mampu memahami dan Pancasila sebagai Sistem Filsafat: Problem
menjelaskan pancasila a. Pengertian Filsafat base
sebagai sistem filsafat b. Filsafat Pancasila learning and
c. Hakikat Sila-sila Pancasila inquiry (PBL)
5. Mampu memahami Pancasila sebagai Sistem Etika: Diskusi film
dan menjadikan pancasila a. Pengertian Etika
sebagai sistem etika b. Etika Pancasila
(pola hidup) c. Pancasila sebagai solusi problem bangsa,
seperti
d. korupsi, kerusakan lingkungan, dekadensi
moral, dll.
6. Mampu menganalisis Pancasila sebagai dasar nilai Pengembangan Problem base
dan menjadikan pancasila Ilmu: learning (PBL)
sebagai dasar nilai a. Nilai ketuhanan sebagai dasar
pengembangan ilmu (pola pengembangan ilmu
hidup) b. Nilai kemanusiaan sebagai dasar
pengembangan ilmu
c. Nilai persatuan sebagai dasar
pengembangan ilmu
d. Nilai kerakyatan sebagai dasar
pengembangan ilmu
e. Nilai keadilan sebagai dasar pengembangan
ilmu
82
Daftar rujukan:

1. Abdulga
ni, Roeslan, 1993, Pengembangan Pancasila di Indonesia, Yayasan
Idayu, Jakarta.

2. Ali, Asad Said, 2009, Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan


Berbangsa, Pustaka LP3ES, Jakarta.

3. Anshari, Endang Saifuddin, 1981, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan


Sejarah Konsensus Nasional antara Nasionalis Islam dan Nasionalis Sekular
tentang Dasar Negara Republik Indonesia 1945-1959, Pustaka-Perpustakaan
Salman ITB, Bandung.

4. Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan


Pengamalan Pancasila, 1994, Bahan Penataran P-4, Pancasila/P-4, BP-7 Pusat,
Jakarta.

5. Bahar, Safroedin, 1995, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Jakarta.

6. Darmodihardjo, D dkk.,1991, Santiaji Pancasila Edisi Revisi, Usaha


Nasional, Surabaya.

7. Dodo, Surono dan Endah. (2010). Konsistensi Nilai-Nilai Pancasila


dalam UUD 1945 dan Implementasinya, PSP-Press, Yogyakarta.

8. Hidayat, Arief (2012),Negara Hukum Pancasila (Suatu Model Ideal


Penyelenggaraan Negara Hukum, Makalah pada Kongres Pancasila IV di
UGM Yogyakarta tanggal 31 Mei-1 Juni 2012.

9. Ismaun, 1981, Tinjauan Pancasila: Dasar Filsafat Negara Republik


Indonesia, Carya Remadja, Bandung.

10. Kaelan, 2010, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.

11. _, 2012,Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan


Bernegara, Paradigma, Yogyakarta.
1
AIPNI
12. Latif, Yudi, 2011, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan
Aktualitas Pancasila, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

13. MD, Moh. Mahfud, 2011, Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam


Menegakkan Konstitusionalitas Indonesia, Makalah pada Sarasehan Nasional
2011 di Universitas Gajah Mada Yogyakarta tanggal 2-3 Mei 2011.

14. Notosusanto, Nugroho,1981, Proses Perumusan Pancasila Dasar


Negara, PN Balai Pustaka, Jakarta.

15. Setiardja, A. Gunawan, 1994, Filsafat Pancasila Bagian II: Moral


Pancasila, Universitas Diponegoro, Semarang.

16. Soekarno, 1989, Pancasila dan Perdamaian Dunia, CV Haji Masagung,


Jakarta.

17. Suwarno, 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.

6. Mata Kuliah : Pendidikan dan Promosi Kesehatan


Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat :

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep teoritis pendidikan dan promosi
kesehatan bagi klien, konsep dan teori belajar mengajar, konsep dan teori
promosi kesehatn dan pengembangan program pendidikan dan promosi
kesehatan bagi klien.

Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah ini, bila diberi data,
mahasiswa mampu :
1. Menganalisa peran perawat dalam pendidikan dan promosi kesehatan
2. Mengintegrasikan konsep, teori, dan prinsip belajar mengajar pada
program pendidikan kesehatan klien dalam rangka mengatasi, mencegah,
dan meningkatkan kesehatan klien
3. Mengintegrasikan konsep dan teori promosi kesehatan dalam
mencegah, dan meningkatkan kesehatan klien
4. Menganalisa beberapa model dalam promosi kesehatan
5. Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pendidikan dan promosi kesehatan
6. Mengembangkan program pendidikan dan promosi kesehatan bagi
klien sesuai dengan kebutuhan mereka

85
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menganalisa peran perawat dalam Peran perawat dalam pendidikan dan promosi kesehatan Minilecture
pendidikan dan promosi kesehatan Kebijakan pemerintah tentang promosi kesehatan Collaborative
learning
2 mengintegrasikan konsep, teori, 1. PengantarPendidikanKesehatanbagiKlien Minilecture
dan prinsip belajar mengajar pada 2. Konsepdanteoribelajar, mengajar Collaborative
program pendidikan kesehatan 3. Domain belajar learning
klien dalam rangka mengatasi, 4. Komunikasidalam proses pembelajaranklien
mencegah, dan meningkatkan 5. Kliensebagaipesertadidik dan
kesehatan klien Kebutuhanpendidikankesehatanklien

3 1. Mengintegrasikan konsep 1. Pengertian promosiKesehatan Minilecture


dan teori promosi kesehatan 2. Konsepdan prinsip dalam promosi kesehatan Collaborative
dalam mencegah, dan 3. Paradigma dalam promosi kesehatan learning
meningkatkan kesehatan
klien

4 Menganalisa beberapa model Model dalam promosi kesehatan Minilecture


dalam promosi kesehatan Collaborative
learning

1
AIPNI
5 Menganalisis faktor faktor Faktor faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Minilecture
yang mempengaruhi pendidikan dan promosi kesehatan Collaborative
pelaksanaan pendidikan dan learning
promosi kesehatan
6 merancang program edukasi Pengembangan program pendidikan Case Study
kesehatan sesuai kebutuhan klien kesehatan klien: Role play (Simulasi
a. Identifikasi kebutuhan belajar klien pendidikan
b. Tujuan pendidikan kesehatan klien kesehatan klien)
c. Prinsip, metode,
teknikdanstrategipendidikan
d. Media pembelajaran
e. Implementasipendidikankesehatankli
en
f. Evaluasipendidikankesehatanklien

87
AIPNI
Daftar Rujukan:
1. Rankin, S.H. & Stallings, K.D. (2005). Patient Education in Health and
Illness. 5th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2. Rankin, Sally H.& Stallings, Karen Duffy. (2001). Patient Education:
Principles
th
& Practice. 4 Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
3. Redman, B.K. (2003). Measurement Tool in PatientEducation. 2nd Ed.
Springer Publishing Company.
4. Edelmen, C L. & Mandle C L.(2006 ) Health Promotion throughout
the Life Span. St Louis: Mosby

Semester 3

1. Mata kuliah: Kewarganegaraan

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang masalah kontekstual PKn, mengembangkan
sikap positif dan menampilkan perilaku yang mendukung semangat kebangsaan
dan cinta tanah air, masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan
menampilkan perilaku yang mendukung demokrasi berkeadaban, dan masalah
kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan menampilkan perilaku yang
mendukung kesadaran hukum dan keragaman

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Kewarganegaraan, bila diberi kasus,
mahasiswa mampu :
1. Menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif
dan menampilkan perilaku yang mendukung semangat kebangsaan dan cinta
tanah air
2. Menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap
positif dan menampilkan perilaku yang mendukung demokrasi
berkeadaban
3. Menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap
88
AIPNI
positif dan menampilkan perilaku yang mendukung kesadaran hukum dan
keragaman.

88
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 a. Mampu menjelaskan PKn sebagai MPK : Critical Incident (pengalaman penting)
secara kritis dan objektif a. Latar belakang dan tujuan yakni dengan mengingatkan
latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di PT kembali pengalaman penting belajar
pembelajaran PKn di PT b. Nilai nilai Pancasila sebagai PKn
b. Meyakini nilainilai orientasi (core value ) PKn ketika masih di jenjang sekolah
Pancasila sebagai Adapun langkah-langkahnya
orientasi PKn agar 1. Menyampaikan isi PKn sebagai MPK
menjadi pedoman 2. Memberi kesempatan mahasiswa
berkarya lulusan PT untuk mengingat dan
mengungkapkan kembali
pengalaman penting ketika belajar
PKn di sekolah diikutidengan
penyampaian materi
3. Membantu mengindentifikasi nilai-
nilai penting apa yang didapatkan
dari belajar PKn
4. Mengkonfirmasi manfaat dan arti
penting PKn sebagai MPK di PT
2. a. Mampu mendeskripsikan Identitas Nasional : Pembelajaran tentang identitas
identitas nasional dan a. Pengertian identitas nasional nasional
sejarah kelahiran faham b. Sejarah kelahiran faham dapat diawali dengan
nasionalisme Indonesia nasionalisme Indonesia kajian literature yakni memberi

1
AIPNI
b. Memiliki karakter sebagai c. Identitas nasional sebagai kesempatan mahasiswa membaca
identitas kebangsaan karakter bangsa berbagai sumber tentang idenitas dan
d. Proses berbangsa dan faham
bernegara nasionalisme di Indonesia, memberi
pertanyaan kunci, mencatat kata-kata
penting
dan mengungkapkan kembali dengan
kata-kata
sendiri
Pembelajaran selanjutnya dapat
dilakukan dengan
diskusi isu actual perihal identitas,
misal identitas budaya Indonesia
diklaim oleh bangsa lain. Selanjutnya
meminta mahasiswa memposisikan
diri, apa sikap dan apa yang
perlu dilakukan?
Pada bagian akhir pembelajaran dapat
dikonfirmasi tentang pentingnya
bangsa memiliki identitas
3. a. Mampu Mengemukakan Negara dan Konstitusi : Konsep kunci dalam pembe lajaran ini
pentingnya konstitusi bagi a. Pentingnya konstitusi bagi adalah pentingnta konstitusi bagi
negara Negara negara Indonesia dan perilaku yang

AIPNI
90

AIPNI
b. Menerima secara kritis b. UUD 1945 sebagai konstitusi konstitusionalis.
UUD 1945 sebagai negara Indonesia Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
konstitusi negara c. Perilaku konstitusional dengan
Indonesia model resume kelompok
c. Menampilkan perilaku dari materi yang ada , dilanjutkan
konstitusional dalam dengan presentasi dan tanya
hidup bernegara jawab dengan kelompok lain
Pembelajaran selanjutnya dapat
dilakukan
dengan pelacakan kasus dari media,
misal contoh perilaku pejabat negara
yang konstitusional dan yang tidak
konstitusional,
memberi tanggapan dan memposisikan
diri
Memberi konfirmasi tentang
pentingnya perilaku kon
stitusional dalam hidup bernegara

1
AIPNI
4. a. Mampu menganalisis Hak dan Kewajiban Warga Negara: Pembelajaran dapat dilakukan dengan
hubungan negara dan a. Pengertian hak dan kajian
warga negara kewajiban warga Negara konstitusionalitas
b. Menilai pelaksanaan hak b. Konsep hak dan kewajiban terhadap UUD 1945 yang
dan kewajiban warga warga negara dalam UUD mengatur perihal hak dan kewajiban
negara 1945 dan contoh undang-undang yang berisi
c. Melaksanakan hak dan c. Konsep hubungan bangsa, pengaturan akan hak
kewajiban warga negara negara, dan warga negara dan kewajiban warga
secara seimbang (status, asas, syarat negara
kewarganegaraan) Melalukan bursa gagasan
untuk menilai pelaksanaan hak dan
kewajiban baik dari
negara maupun warga negara
Membuat dan mempresentasikan
laporan
hasil wawancara dengan beberapa
orang tentang pelaksanaan dari hak
dan
kewajibannya selama ini, memberi
komentar dan memposisikan dirinya

92
AIPNI
5. a. Mampu menganalisis Demokrasi Indonesia: Pembelajaran tentang demokrasi dapat
makna a. Makna demokrasi dan diawali dengan melakukan
demokrasi dan prinsip- prinsip-prinsipnya kajian literature diikuti dengan
prinsipnya b. Demokrasi Indonesia pertanyaan-
d. Mengemukakan hakekat (demokrasi Pancasila) pertanyaa kunci,
demokrasi Indonesia c. Pelaksanaan demokrasi di menemukan kata-kata penting dan
(demokrasi Pancasila) Indonesia mengungkapkan kembali dengan
e. Menilai pelaksanaan d. Pendidikan demokrasi bahasa sendiri
demokrasi di Indonesia Dilanjutkan dengan
f. Mendukung pendidikan diskusi kelompok
demokrasi di perguruan untuk menilai pelaksanaan demokrasi
tinggi di Indonesia
lalu dipresentasikan
Berbicara di depan publik
dengan topik
pentingnya pendidikan demokrasi bagi
kawula muda
3. a. Mampu Mengemukakan Negara dan Konstitusi : Konsep kunci dalam pembe lajaran ini
pentingnya konstitusi bagi a. Pentingnya konstitusi bagi adalah pentingnta konstitusi bagi
negara Negara negara Indonesia dan perilaku yang
b. Menerima secara kritis b. UUD 1945 sebagai konstitusi konstitusionalis.
UUD 1945 sebagai negara Indonesia Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
konstitusi negara c. Perilaku konstitusional dengan

1
AIPNI
Indonesia model resume kelompok
c. Menampilkan perilaku dari materi yang ada , dilanjutkan
konstitusional dalam dengan presentasi dan tanya
hidup bernegara jawab dengan kelompok lain
Pembelajaran selanjutnya dapat
dilakukan
dengan pelacakan kasus dari media,
misal contoh perilaku pejabat negara
yang konstitusional dan yang tidak
konstitusional,
memberi tanggapan dan memposisikan
diri
Memberi konfirmasi tentang
pentingnya perilaku kon
stitusional dalam hidup bernegara

6. a. Mampu menguraikan Negara Hukum dan HAM: Pembelajaran tentang negara hukum
makna Indonesia a. Makna Indonesia sebagai dan
sebagai Negara hukum Negara hukum dan prinsip- HAM dapat dilakukan denganBursa
b. Mampu prinsipnya gagasan
mendeskripsikan b. Hubungan Negara hukum dengan topik bilamana negara tidak
hubungan negara dengan HAM berdasar atas hukum
hukum dengan HAM c. Penegakan HAM di Indonesia Telaah kasus
c. Mampu menerapkan pelanggaran HAM, misal dengan media
prinsip hukum-hukum koran atau film. Mahasiswa memberi
dalam kehidupannya komentar, penilaian dan memposisikan
sebagai warga negara diri
d. Mendukung penegakkan atas kasus tersebut. Mengkonfirmasi
HAM di Indonesia tentang pentingnya negara
berdasar atas hukum dan jaminan akan
HAM

7. a. Menjelaskan pentingnya Geopolitik /Wawasan Nusantara: Pembelajaran dapat dilakukan dengan


wilayah sebagai ruang a. Konsepsi Geopolitik diskusi kelompok.
hidup bangsa b. Teori-teori geopolitik negara Dalam diskusi kelompok ini
b. Menjelaskan besar mahasiswa dapat menjelaskan
konsepsiwawasan c. Wawasan nusantara pentingnya
nusantara sebagai (geopolitik Indonesia) memiliki wawasan nusant
pandangan geopolitik d. Implementasi Wawasan ara dalam berbagai
bangsa Indonesia nusantara di era global bidang. Mahasiswa akan salin bertukar
c. Memberi contoh pengetahuannya tentang wawasan
implementasi nusantara
wawasannusantara di Adapun langkah-langkah
era global pembelajarannya
meliputi:

AIPNI
95

AIPNI
1. Mahasiswa dikelompokkan ke
dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang ditugaskan , yakni
wawasan nusantara dalam bidang
ideologi politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang
telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan sub bab
mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim
ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-
sungguh
96
6. Tiap tim ahli mempresentasikan
hasildiskusi
8. a. Mampu mengemukakan Geostrategi Indonesia / Ketahanan Pembelajaran dapat diawali dengan
unsur-unsur ketahanan nasional : kajian literatur
nasional Indonesia a. Unsur-unsur ketahanan diikuti dengan pertanyaan
b. Mampu menerapkan nasional Indonesia -pertanyaa kunci, menemukan kata-
pendekatan astagatra b. Pendekatan astagatra dalam kata
dalam pemecahan pemecahan masalah penting dan mengungkapkan kembali
masalah c. Potensi ancaman bagi dengan bahasa sendiri
c. Mampu menganalisis ketahanan bangsa di era global Membuat dan mempresentasikan
potensi ancaman bagi laporan
ketahanan bangsa di era Kelompok tentang kondisi suatu
global ketahanan di suatu wilayah
Melakukan bursa gagasan
tentang ragam potensi ancaman yang
dihadapi Indonesia di era global
9. a. Mengemukakan Integrasi Nasional: Pembelajaran dapat dilakukan melalui
pentingnya integrasi a. Pluralitas masyarakat Indonesia Pelacakan Isu Dalam Media Massa,
dalam masyarakat b. Strategi integrasi (asimilasi, yaitu mahasiswa secara berkelompok
Indonesia yang plural akulturasi, pluralisme,) ditugasi untuk melacak berita yang
b. Memilih strategi c. Strategi integrasi Indonesia berisi masalah disintegrasi
integrasi yang tepat (Bhinneka Tunggal Ika) di Indonesia , memberi komentar
untuk masyarakat tentang latar
97
Indonesia belakang terjadinya kasus te
c. Mendukung integrasi di rsebut dan memberi ide tentang solusi
Indonesia melalui apa yang tepat untuk mengatasinya
semboyan Bhinneka
Tunggal Ika
98
Daftar rujukan:

1. Achmad Sanusi. 2006. Memberdayakan Masyarakat dalam


Pelaksanaan 10 Pilar Demokrasi dalam Pendidikan Nilai Moral dalam
Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn UPI.
2. Afan Gaffar.1999. Politik Indonesia: Transisi menuju Demokrasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Agussalim, Dafri. 1998. Nasionalisme: Suatu Tantangan Reformasi
(Makalah Seminar). Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
4. Aidul Fitriacida Azhari. 2005. Menemukan Demokrasi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
5. Anderson, Benedict. 2001. Imagined Communities: Komunitas-
komunitas Terbayang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
6. Armaidy Armawi. 2012. Karakter Sebagai Unsur Kekuatan Bangsa.
Makalah disajikan dalam Workshop Pendidikan Karakter bagi Dosen
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi , tanggal 31 Agustus 2
September 2012 di Hotel Bintang Griya Wisata Jakarta
7. Asad Said Ali. 2009. Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan
Berbangsa. Jakarta: LP3ES.
8. Asshiddiqie, Jimly. 2010. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
9. Bachtiar, Harsja W. 1992. Wawasan Kebangsaan Indonesia: Gagasan
dan Pemikiran Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa. Jakarta:
Bakom PKB Pusat.
10. Bachtiar, Harsja W. 1992. Wawasan Kebangsaan Indonesia: Gagasan
dan Pemikiran Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa. Jakarta:
Bakom PKB Pusat.
11. Bagir, Zainal Abidin, 2011, Pluralisme Kewargaan, Arah Baru
Politik Keragaman di Indonesia, Mizan dan CRCS, Bandung-
Yogyakarta.
12. Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan
Multikultural. Jakarta: Penerbit Erlangga.

99
AIPNI
2. Mata kuliah: Komunikasi Keperawatan 2

Beban Studi : 3 SKS (1T,1P,1PL) Prasyarat


: Komunikasi Keperawatan 1

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata Kuliah ini mempelajari tentang prinsip-prinsip komunikasi terapeutik beserta
aplikasinya dalam konteks pelayanan kesehatan secara umum dan secara khusus
dalam memberikan asuhan keperawatan yang diperuntukkan bagi individu,
kelompok, keluarga dan masyarakat untuk berbagai tatanan baik praktik klinis
maupun komunitas.

Sasaran Pembelajaran:

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran komunikasi keperawatan, jika


berkomunikasi dengan klien, keluarga, kelompok atau tenaga kesehatan mahasiswa
akan :
1. Mampu menganalisis konsep komunikasi terapeutik dan helping
relationship dalam konteks hubungan terapeutik perawat klien dan
melakukan simulasi penerapannya dalam membantu memecahkan masalah
yang sedang dihadapi klien.
2. Mampu menganalisis kharakteristik perawat yang memfasilitasi
hubungan terapeutik
3. Mampu melakukan analisa diri untuk menumbuhkan self awareness
dalam hubungan interpersonal
4. Mampu melakukan penggunaan diri secara efektif dalam komunikasi
terapeutik
5. Mampu melakukan tahap tahap dalam komunikasi terapeutik
6. Mampu melakukan teknik-teknik komunikasi terapeutik secara tepat
sesuai dengan situasi dan kondisi klien.
7. Mampu menganalisis hambatan dalam komunikasi terapeutik dan
mengaplikasikannya secara tepat ketika berhubungan dengan klien.
8. Mampu melakukan komunikasi terapeutik pada kondisi khusus dan
berbagai rentang usia

10
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menganalisis konsep komunikasi - Konsep komunikasi 1. Interactive learning
terapeutik dan helping relationship terapeutik 2. Kuliah pakar
dalam konteks hubungan terapeutik - Prinsip dasar dalam komter 3. Collaborative learning
- Helping relationship
perawat klien dan melakukan simulasi 4. Demonstrasi
- Tujuan komunikasi
penerapannya dalam membantu 5. Simulasi dan bermain
terapeutik
memecahkan masalah yang sedang peran
dihadapi klien
2 Menganalisis kharakteristik perawat - Kharakteristik perawat yang 1. Interactive learning
yang memfasilitasi hubungan memfasilitasi hubungan 2. Kuliah pakar
terapeutik terapeutik

3 Mampu melakukan analisa diri untuk Self Awareness (kesadaran 1. Interactive learning
menumbuhkan self awareness dalam intrapersonal dalam hubungan
interpersonal: 2. Kuliah pakar
hubungan interpersonal
- Kesadaran diri
- Explorasi perasaan 3. Collaborative learning
- Kemampuan menjadi model
4. Demonstrasi
- Panggilan jiwa
- Etika dan tanggung jawab 5. Simulasi dan bermain
peran

4 Melakukan simulasi penggunaan diri - Menghadirkan diri secara 1. Demonstrasi


secara efektif dalam komunikasi terapeutik 2. Simulasi dan bermain peran
terapeutik - Dimensi respon dan tindakan

AIPNI
10

AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda

5 Melakukan simulasi tahap tahap Tahap tahap dalam komunikasi 1. Demonstrasi


dalam komunikasi terapeutik terapeutik 2. Simulasi dan bermain peran

6 Melakukan simulasi teknik-teknik Tehnik tehnik komunikasi 1. Demonstrasi


komunikasi terapeutik dan terapeutik 2. Simulasi dan bermain peran
mengaplikasikannya secara tepat sesuai
dengan situasi dan kondisi klien.
7 Menganalisis hambatan dalam Hambatan dalam komunikasi
komunikasi terapeutik dan terapeutik
mengaplikasikannya secara tepat ketika
berhubungan dengan klien.

8 Melakukan simulasi komunikasi Komunikasi terapeutik pada anak


terapeutik pada kondisi khusus dan Komunikasi terapeutik pada lansia
berbagai rentang usia Komunikasi terapeutik pada klien di
IGD
Komunikasi terapeurik pada klien di
ICU
9 Melakukan simulasi komunikasi Komunikasi terapeutik mengatasi
terapeutik padaberbagai kondisi - klien yang marah marah

- Klien yang komplain

10
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
- Klien yang rewel

10 Melakukan komunikasi terapeutik pada Aplikasi komunikasi terapeutik pada Praktik Lapangan:
klien, keluarga, kelompok ataupun klien, keluarga, kelompok ataupun Pre dan post conference
tenaga kesehatan tenaga kesehatan Tutorial individual yang
diberikan preceptor
Diskusi kasus
DAFTAR PUSTAKA:
Antai-Otong, D. (2008). Nurse-Client Communication: A Life Span Approach. United
Kingdom: Jones and Barlett Publishers.
Bateman, T. (2011). Nursing Team Dynamics: Communication, Culture, Collaboration.
Thesis, Canada: Library and Archives. Diakses dari proquest dissertation and Thesis
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., & Erb, G.( 2008). Fundamental of Nursing, Concept,
process and practice, 8ed. USA:Pearson Education, Inc.
Jones, L (2009). The healing relationship. Nursing Standart. 24 (3): 64.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2011). Wongs Nursing care of Infant and children. 9ed.
Canada: Elsevier Mosby
Leininger, M. & Mc Farland, M.R. (2006). Culture Care Diversity and Universality: a
Worldwide Nursing Theory. Canada: Jones and Bartlett Publisher.
Stickley, T. & Freshwater, D. (2006). The art of listening in the rherapeutic relationship.
Mental health practice, 9 (5): 12-18.
Taylor C. (1993). Fundamental of Nursinng: The Art and Science of Nursing Care. Philadelphia
: Lippincott Raven Publisher.
Suryani (2014). Komunikasi terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC

10
AIPNI
3. Mata Kuliah : Sistem Informasi Keperawatan
Beban Studi : 2 SKS (1 T; 1 P)
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah Sistem Informasi merupakan mata ajar dengan beban studi 2 SKS, yang
terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS pratikum. Mata ajaran ini menjelaskan dan
meningkatkan kemampuan dan prakek mahasiswa Keperawatan terhadap konsep
dan ruang lingkup sistem informasi keperawatan. Pada mata ajar ini mahasiswa akan
mendapat pemahaman dan praktik yang lebih mendalam terkait sistem informasi
dalam keperawatan.

Sasaran Pembelajaran
Mahasiswa mampu menggunakan sistem informasi yang relevan dengan
keperawatan.

No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda


1 Mahasiswa memahami Teknologi informasi Ceramah
teori dan konsep dalam keperawatan ; Diskusi
teknologi informasi, Batasan teknologi
sistem informasi secara informasi umum dengan Simulasi
umum dan untuk layanan keperawatan,
keperawatan Peran teknologi informasi Demonstrasi
bagi layanan pemberian
asuhan keperawatan,
Dampak teknologi
informasi pada pengguna
asuhan keperawatan

10
AIPNI
2 Mahasiswa memahami Sistem tekhnologi c
trend dan isue Sistem pelayanan Ceramah
Informasi dalam keperawatan, system C
teknologi informasi informasi, Collaborative
secara umum dan manajemen system Learning
teknologi informasi bagi informasi, manfaat S
keperawatan dan hambatan Simulasi
menggunakan system
informasi, aplikasi D
system informasi
Demonstrasi
dalam pelayanan
pasien

10
AIPNI
Daftar Rujukan:

1. Heardman, H et.al. (2012).NANDA international nursing diagnoses:


Definitions
& classification 20122014.John Wiley & Sons Inc: USA

2. Indrajit, E (2001). Management System Information and


Information Technology.Jakarta: Gramedia group

3. Marquis.B.L and Huston,C.J (2014). Leadership roles and


management functions in Nursing.Philadelpia: Lippincott

4. Saba, K., ( 2001). Essentials of computer for nurses. USA: Mc.Graw-Hill Comp.
4. Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I
Beban Studi : 3 SKS (2T; 1P)
Prasyarat : IDK I, IDK II

Deskripsi Mata Kuliah :

Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien dewasa dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, sirkulasi dan hematologi. Pemberian
asuhan keperawatan pada kasus gangguan pernapasan, kardiovaskuler,dan
hematologi berdasarkan proses keperawatan dengan mengaplikasikan ilmu biomedik
seperti biologi, histologi, biokimia,anatomi, fisiologi, patofisiologi, ilmu keperawatan
medikal bedah, ilmu penyakit dalam, farmakologi,nutrisi, bedah dan rehabilitasi.
Gangguan system tersebut meliputi gangguan peradangan, kelainan degenerative,
keganasan dan trauma, yang termasuk dalam 10 kasus terbesar baik lokal, regional,
nasional dan internasional. Lingkup bahasan mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi asuhan terhadap klien. Intervensi keperawatan meliputi terapi Modalitas
Keperawatan pada berbagai kondisi termasuk terapi komplementer. Proses
pembelajaran dilakukan melalui kuliah pakar, collaborative learning (CL) dan Belajar
Berdasarkan Masalah (BDM),dan praktik laboratorium.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan medikal bedah I, setelah
diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan
sistem pernafasan, kardiovaskuler dan hematologi pada klien dewasa dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan
sistem pernafasan, kardiovaskuler dan hematologi pada klien dewasa dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan keperawatan
dalam mengatasi masalah sistem pernafasan, kardiovaskuler dan hematologi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada
sekelompok klien dengan gangguan sistem pernafasan, kardiovaskuler dan
hematologi pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus dengan
gangguan sistem pernafasan, kardiovaskuler dan hematologipada klien dewasa
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan
gangguan sistem pernafasan, kardiovaskuler dan hematologi pada klien
dewasa sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Case study, SGD, Project
keperawatan dengan kasus gangguan biokimia terkait sistem perrnafasan, Based learning
sistem pernafasan, kardiovaskuler dan kardiovaskular dan hematologi (PjBL),Discovery learning
hematologi pada klien dewasa dengan Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet (DL)
memperhatikan aspek legal dan etis. pada gangguan sistem pernafasan (TB
Paru, kanker paru, asma, PPOK),
kardiovaskuler (hipertensi, penyakit
jantung coroner, gagal jantung) dan
hematologi (anemia, leukemia)
Asuhan keperawatan (pengkajian, analisa
data, diagnosis keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi secara
komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual) sistem pernafasan,
kardiovaskuler dan hematologi
2 Melakukan simulasi pendidikan Pendidikan kesehatan SGD, Project Based learning
kesehatan dengan kasus gangguan Pencegahan primer, sekunder dan tersier (PjBL), Lab skills
sistem pernafasan, kardiovaskuler dan pada masalah gangguan sistem
hematologi pada klien dewasa dengan pernafasan, kardiovaskular dan
memperhatikan aspek legal dan etis hematologi
Persiapan, pelaksanaan dan paska
pemeriksaan diagnostik dan

10
AIPNI
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
laboratorium
3 Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian Hasil-hasil penelitian tentang SGD, Discovery learning
kedalam asuhan keperawatan dalam penatalaksnaan gangguan sistem (DL), Telaah jurnal,
mengatasi masalah sistem pernafasan, pernafasan, kardiovaskuler dan
kardiovaskuler dan hematologi hematologi
Trend dan issue terkait gangguan sistem
pernafasan, kardiovaskuler dan
hematologi
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus padagangguan sistem Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok pernafasan, kardiovaskuler dan
klien dengan gangguan sistem hematologi
pernafasan, kardiovaskuler dan
hematologi pada klien dewasa dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi dan Peran dan fungsi perawat Case study,
komunikasi pada kasus dengan Discovery Learning (DL),
gangguan sistem pernafasan, SGD,
kardiovaskuler dan hematologipada
klien dewasa
6 Mendemonstrasikan intervensi pemasangan infus, Terapi intra vena, Case study,
keperawatan pada kasus dengan EKG, Nebulisasi/inhalasi, Fisioterapi Discovery Learning (DL)
gangguan sistem pernafasan, dada/ postural drainage, Suctioning, Demontrasi, Lab skills
kardiovaskuler dan hematologi pada
Terapi O2
11
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
klien dewasa sesuai dengan standar Perawatan WSD, AGD/Analisa Gas
yang berlaku dengan berfikir kreatif Darah, Perawatan Trakheostomi,
dan inovatif sehingga menghasilkan Tourniquet test
pelayanan yang efisien dan efektif.
Transfusi
11
Daftar Pustaka:
Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-Based
Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd edition,


Belland Bain Ltd, Glasgow

Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).


Nursing Interventions Classification (NIC), 6e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William
Wilkins

Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S.
(2011). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting
Critical Reasoning and Quality Care, 3e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M, (2014). Medical


Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems. Canada:
Elsevier.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing, 2nd ed. Jones
and Barklet Publisher, Sudbury

McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease
in Adults and Children, 7e. Elsevier

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes, 5e. Mosby Elsevier.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and


Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference Toronto : Mosby

11
AIPNI
5. Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep psikososial dalam praktik
keperawatan yang mencakup konsep diri, kesehatan spiritual, seksualitas, stress
adaptasi dan konsep kehilangan, kematian dan berduka konsep teoritis
antropologi kesehatan yang mencakup pembahasan terkait kebudayaan secara
umum, kebudayaan rumah sakit, etiologi penyakit ditinjau dari kebudayaan dan
persepsi sehat sakit serta respon sehat sakit berbasis budaya.Selain itu juga
membahas tentang konsep teoritis transkultural dalam keperawatan yang
mencakup perspektif transkultural dalam keperawatan, teori culture care
Leininger, pengkajian budaya dan aplikasi keperawatan transkultural pada
berbagai masalah kesehatan dan sepanjang daur kehidupan manusia.

Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa mampu :
1. Menerapkanberbagai konsep psikososial dalam praktik keperawatan
yang mencakup konsep diri, kesehatan spiritual, seksualitas, stress
adaptasi dan konsep kehilangan, kematian dan berduka.
2. Menerapkan konsep teoritis antropologi kesehatan dalam pemberian
asuhan keperawatan yang peka budaya kepada pasien
3. Menerapkan konsep teoritis keperawatan transkultural dalam
pemberian asuhan keperawatan yang peka budaya kepada pasien
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menerapkanberbagai konsep 1. Konsep diri Collaborative
psikososial dalam praktik keperawatan 2. Kesehatan spiritual learning
yang mencakup konsep diri, kesehatan 3. Konsep seksualitas Case study
spiritual, seksualitas, stress adaptasi 4. Konsep stres adaptasi
dan konsep kehilangan, kematian dan 5. Konsep kehilangan, kematian dan
berduka. berduka

2 Menerapkan konsep teoritis Antropologi Kesehatan: Minilecture


antropologi kesehatan dalam 1. kebudayaan, Collaborative learning
pemberian asuhan keperawatan yang 2. masyarakat rumah sakit dan
peka budaya kepada pasien kebudayaan,
3. etiologi penyakit,
4. persepsi sehat sakit
5. peran dan perilaku pasien
6. Respon sakit/nyeri pasien
3. Menerapkan konsep teoritis Transkultural dalam Keperawatan Case study
keperawatan transkultural dalam 1. Globalisasi & perspektif Problem based
pemberian asuhan keperawatan yang transkultural; learning
peka budaya kepada pasien 2. diversity dalam masyarakat;
3. teori Culture Care Leininger;
4. Pengkajian budaya
5. Aplikasi transcultural nursing

AIPNI
11

AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
sepanjang daur kehidupan
manusia;
6. Aplikasikeperawatan transkultural
dalam berbagai masalah
kesehatan pasien
11
Daftar Rujukan:
1. Andrew, MM & Boyle, J.S (2008). Transcultural Concepts in Nursing Care.
5th ed. Lippincott, USA
2. Leininger, MM & McFarland, MR. (2006). Culture Care Diversity and
Universality: A worldwide Nursing Theory. 2th ed. Jones & Bartlett Publisher.
3. Sagar, P. (2012).Transcultural Nursing Theory and Models: Aplication in
nursing education, practice and administration.
4. Foster, George M. and B.G. Anderson (2006). Antropologi kesehatan.
Terjemahan Prianti Pakan Suryadarma & Meutia F. Hatta Swasono. Jakarta: UI
Press.

6. Keperawatan Maternitas 1

Mata kuliah/kelompok Bahan Kajian: Keperawatan Maternitas 1


Beban Studi: 4 SKS (2T; 1P; 1PL)
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang upaya meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan
usia subur, ibu hamil, melahirkan, nifas, diantara dua masa kehamilan dan bayi baru lahir
fisiologis dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif yang menggunakan
pendekatan proses keperawatandengan memperhatikan aspek legal dan etis
ditatanan klinik maupun komunitas.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan maternitas, bila diberi
data/kasus mahasiswa mampu :
1. Melakukan asuhan keperawatan wanita usia subur (usia reproduksi),
pasangan usia subur, wanita dalam masa childbearing (hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari, keluarga dengan wanita
pada masa childbearingdengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan padawanita usia subur (usia
reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa childbearing (hamil,
melahirkan, dan setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari, keluarga
dengan wanita pada masa childbearingdengan memperhatikan aspek legal
dan etis.
1
AIPNI
3. Mengintegrasikan hasil penelitian yang berhubungandengan wanita usia
subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa
childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan) dan bayinya sampai
usia 28 hari, keluarga dengan wanita pada masa childbearingdengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan padawanita usia
subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa
childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan) dan bayinya sampai
usia 28 hari, keluarga dengan wanita pada masa childbearingdengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
5. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada wanita usia subur
(usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa childbearing
(hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari,
keluarga dengan wanita pada masa childbearing dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
No Sub Kompetensi Bahan kajian Metoda
1 Melakukan asuhan 1. Lingkup Kesehatan Perempuan Mini Lecture, Case
keperawatan wanita usia subur a. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Study, Small Group
(usia reproduksi), pasangan 1) Sistem reproduksi perempuan Discussion, Project
usia subur, wanita dalam masa 2) Respon seksual Based Learning (PjBL),
childbearing (hamil, b. Kehamilan Skills Laboratory
melahirkan, dan setelah 1) Kehamilan, konsepsi, dan perkembangan janin Pre dan post
melahirkan) dan bayinya 2) Anatomi dan Fisiologi Kehamilan conference
sampai usia 28 hari, keluarga 3) Nutrisi Ibu dan Janin Tutorial individual
yang diberikan
dengan wanita pada masa 4) Asuhan keperawatan pada ibu hamil
preceptor
childbearingdengan c. Persalinan Diskusi kasus
memperhatikan aspek legal 1) Faktor esensial dan proses persalinan
dan etis. 2) Manajemen nyeri
3) Pengkajian janin
4) Asuhan keperawatan intranatal
d. Post partum
1) Fisiologi post partum
2) Asuhan keoperawatan pada post partum
3) Home visite
e. Remaja
1) Seksualitas pada remaja
2) Kehamilan pada remaja
3) Menjadi orang tua pada masa remaja

1
AIPNI
No Sub Kompetensi Bahan kajian Metoda
f. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi,
beneficience, justice, non maleficience, moral right,
nilai dan norma masyarakatNursing advocacy
2. Asuhan Keperawatan Sistem Reproduksi
a. PengkajianSistem Reproduksi
b. Diagnosa keperawatan pada gangguan Sistem
Reproduksi
c. Perencanaan/implementasi/evaluasi keperawatan
pada gangguan Sistem Reproduksi
d. Dokumentasi asuhan keperawatan

2 Melakukan simulasi pendidikan 1. Pengkajian dan Promosi Kesehatan Wanita Mini Lecture, Case
kesehatan pada wanita usia 2. Upaya-upaya pencegahan primer, sekunder, dan Study, Small Group
subur (usia reproduksi), tersier pada sistem reproduksi Discussion, Project
pasangan usia subur, wanita a. Exercise Based Learning (PjBL),
dalam masa childbearing b. Kegel exercise Skills Laboratory
(hamil, melahirkan, dan setelah c. Nutrisi Pre dan post
melahirkan) dan bayinya d. Manajemen stress conference
sampai usia 28 hari, keluarga Tutorial individual
yang diberikan
dengan wanita pada masa
preceptor
childbearing serta masalah- Diskusi kasus
masalah yang berhubungan
No Sub Kompetensi Bahan kajian Metoda
dengan seksualitas dan
reproduksi dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
3 Mengintegrasikan hasil 1. Trend dan Issue Keperawatan maternitas: Family Telaah Jurnal, Case
peneitian yang berhubungan centered maternity care Study, Small Group
wanita usia subur (usia 2. Evidence based practice dalam keperawatan Discussion
reproduksi), pasangan usia maternitas
subur, wanita dalam masa
childbearing (hamil,
melahirkan, dan setelah
melahirkan) dan bayinya
sampai usia 28 hari, keluarga
dengan wanita pada masa
childbearing serta masalah-
masalah yang berhubungan
dengan seksualitas dan
reproduksi dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada Sistem Reproduksi (klasifikasi Case Study, Small
pengelolaan asuhan kasus sistem reproduksi dan prioritas masalah sistem Group Discussion
No Sub Kompetensi Bahan kajian Metoda
keperawatan pada wanita usia reproduksi) Pre dan post
subur (usia reproduksi), conference
pasangan usia subur, wanita Tutorial individual
yang diberikan
dalam masa childbearing
preceptor
(hamil, melahirkan, dan setelah
Diskusi kasus
melahirkan) dan bayinya
sampai usia 28 hari, keluarga
dengan wanita pada masa
childbearing serta masalah-
masalah yang berhubungan
dengan seksualitas dan
reproduksi dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Mendemonstrasikan intervensi 1. Manuver Leopold dan penghitungan denyut Skill Laboratory
keperawatan pada wanita usia jantung janin Pre dan post
subur (usia reproduksi), 2. Mengukur tinggi fundus uteri kehamilan conference
pasangan usia subur, wanita 3. Menentukan usia kehamilan Tutorial individual
yang diberikan
dalam masa childbearing 4. Melakukan periksa dalam
preceptor
(hamil, melahirkan, dan setelah 5. Menolong partus normal, meliputi : Diskusi kasus
melahirkan) dan bayinya a. Melakukan observasi kemajuan persalinan
sampai usia 28 hari, keluarga (partograf)
No Sub Kompetensi Bahan kajian Metoda
dengan wanita pada masa b. Melakukan observasi kontraksi
childbearing serta masalah- c. Manajemen nyeri persalinan
masalah yang berhubungan d. Melakukan amniotomi
dengan seksualitas dan e. Melakukan episiotomi
reproduksi dengan f. Menolong kelahiran bayi
memperhatikan aspek legal g. Membersihkan jalan nafas bayi segera setelah
dan etis. lahir
h. Menghitung nilai Apgar bayi
i. Melahirkan plasenta dan memeriksa
kelengkapannya
j. Mencegah perdarahan pada kala IV
k. Menjahit luka episiotomi (perineorafi)
l. Memfasilitasi bonding & attachment (inisiasi
dini)
6. Memasang CTG (cardiotocography)
7. Melakukan pemeriksaan umum nifas
8. Teknik menyusu
9. Melakukan perawatan perineal
10. Manajemen laktasi
11. Memandikan bayi baru lahir dan merawat tali
pusat
12. Memberikan perawatan bayi sehari-hari

AIPNI
122

AIPNI
No Sub Kompetensi Bahan kajian Metoda
13. Memberikan edukasi kesehatan
14. Melakukan konseling keluarga
15. Senam hamil
16. Senam nifas
123
Daftar rujukan:
Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
Lowdermilk, D.L. & Perry, S.E. (2006). Maternity Nursing, (7th.ed ). St. Louis: Mosby, Inc.
Lowdermilk, Perry &Cashion (2010). maternity nursing, (8th.ed). Mosby. inc
Wong, Perry & Hockenberry (2003). Maternal Child Nursing Care. St. Louis: Mosby, Inc.

7. Mata kuliah : Keselamatan Kesehatan Kerja dan Keselamatan Pasien


dalam Keperawatan

Beban Studi : 2 SKS


Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata kuliah ini adalah pada pemenuhan kebutuhan kesehatan dan keselamatan
perawat saat memberikan asuhan keperawatan klien serta keselamatan pasien. Aspek
penting yang harus menjadi perhatian adalah mengatur lingkungan pelayanan keperawatan
dalam pemberian asuhan keperawatan yang aman dari hazard dan risiko kesehatan di tempat
kerja baik di dalam maupun di luar gedung, serta keselamatan pasien. Konsep dasar
kesehatan kerja diterapkan dalam setiap tahap proses keperawatan sejak pengkajian hingga
evaluasi. Pembahasan ditekankan pada upaya mengenali hazard dan risiko serta berbagai
upaya meminimalkannya pada setiap tahap proses keperawatan. Proses pembelajaran
dilakukan melalui belajar berdasarkan pertanyaan/ question based learning (QBL),
collaborative learning (CL), belajar berdasarkan kasus atau masalah/ case orproblem based
learning (CBL or PBL), klarifikasi narasumber melalui ceramah interaktif, danrole play.

Kompetensi/ Capaian Pembelajaran Terminal


Saat dihadapkan pada kasus terkait kesehatan dan keselamatan kerja keperawatan serta
keselamatan pasien, mahasiswa mampu merencanakan upaya meningkatkkan kesehatan dan
keselamatan perawat dalam setiap tahap proses keperawatan sesuai standar kesehatan dan
keselamatan kerja serta keselamatan pasien .

Sub-Kompetensi/ Capaian Pembelajaran Penunjang


Mahasiswa mampu:
1.Membedakan berbagai risiko dan hazardK3 dalam setiap tahap pemberian
asuhan keperawatan
2.Mengidentifikasi manajemen risiko K3 dalam keperawatan
3.Mengidentifikasi upaya pencegahan penyakit akibat kerja dalam keperawatan
4.Menentukan upaya pencegahan risiko dan hazard pada setiap tahap asuhan
keperawatan meliputi tahap pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
5.Menunjukkan praktik K3 individu selama proses pembelajaran seperti upaya
memutus rantai infeksi, pencegahan bahaya fisik, radiasi, kimia, ergonomik, dan
psikososial

1
AIPNI
6.Menganalisis konsep dan prinsip patient safety serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya

125
AIPNI
No Sub Kompetensi Bahan kajian Metoda
1. Membedakan 1. K3 dalam keperawatan: pentingnya, tujuan, QBL
berbagai risiko dan manfaat, & etika.
hazard K3 dalam 2. Ruang lingkup K3 dalam keperawatan
setiap tahap 3. Kebijakan K3 yang berkaitan dengan
pemberian asuhan keperawatan di Indonesia
keperawatan 4. Konsep dasar K3: sehat, kesehatan kerja, risiko
&hazard dalam pemberian asuhan
keperawatan (somatik, perilaku, lingkungan,
ergonomik, pengorganisasian pekerjaan,
budaya kerja)
5. Risiko &hazard dalam pengkajian asuhan
keperawatan
6. Risiko &hazard dalam perencanaan asuhan
keperawatan
7. Risiko &hazard dalam implementasi asuhan
keperawatan
8. Risiko &hazard dalam evaluasi asuhan
keperawatan
2. Mengidentifikasi 1. Pentingnya manajemen risiko CL
manajemen risiko 2. Proses manajemen risiko
K3 dalam 3. Hirarki pengendalian risiko
keperawatan 4. Manajemen risiko K3 di dalam gedung
5. Manajemen risiko K3 di luar gedung
3. Mengidentifikasi 1. Penyakit akibat kerja pada perawat: penyakit CBL
upaya pencegahan menular & tidak menular
penyakit akibat 2. Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja
kerja dalam pada perawat
keperawatan 3. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada
perawat
4. Menentukan 1. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko PBL
upaya dan hazard pada tahap pengkajian asuhan
pencegahan risiko keperawatan
dan hazard pada 2. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko
dan hazard pada tahap perencanaan asuhan
setiap tahap
keperawatan
asuhan
3. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko
keperawatan dan hazard pada tahap implementasi asuhan
meliputi tahap keperawatan
pengkajian, 4. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko
perencanaan, dan hazard pada tahap evaluasi asuhan
implementasi, keperawatan
126
No Sub Kompetensi Bahan kajian Metoda
dan evaluasi

5. Menunjukkan 1. Upaya memutus rantai infeksi: precaution Role


praktik K3 individu 2. Upaya mencegah hazard fisik-radiasi Play
selama proses 3. Upaya mencegah hazardkimia
pembelajaran 4. Upaya mempertahankan ergonomik pada
seperti upaya posisi berbaring, duduk, berdiri, dan berjalan
memutus rantai 5. Upaya mencegah hazard psikososial
infeksi,
pencegahan
bahaya fisik,
radiasi, kimia,
ergonomik, dan
psikososial
6. Menganalisis 1. Prinsip dan konsep patient safety
konsep dan prinsip 2. Pengaruh faktor lingkungan dan
patient safety manusia pada patient safety
serta faktor-faktor 3. Cara untuk meningkatkan patient
yang safety dengan menggunakan metode
mempengaruhinya peningkatan kualitas
4. EBP untuk peningkatan patient safety

5. Budaya dalam lingkup kerja perawat


dalam peningkatan patient safety
6. Peran manajemen risiko dalam
patient safety
7. Mengenali, dan berespon terhadap
adverse events
8. Penggunaan teknologi dalam
peningkatan patient safety
9. Peran kerja tim untuk patient safety
10. Peran pasien dan keluarga sebagai
partner di pelayanan kesehatan untuk
mencegah terjadinya bahaya dan
adverse events
11. Aplikasi pengontrolan dan
pencegahan infeksi, prosedur invasif
12. Penyebab terjadinya adverse
eventsterkait prosedur invasif
13. medication safety

1
AIPNI
Daftar Rujukan:

1. J.B Herington F.S Gill,(2005), Buku Saku Kesehatan (terjemahan), edisi 3, EGC,
Jakarta
2. Aditama, T.Y.,Hastuti, T., ( 2002), Health induatrial higienne safety medicine
industrial works environment, Universitas Indonesia, Jakarta
2. Reese, C.D., (2003), Occupational Health and Safety management, Lowes
Publisher, USA
3. Undang Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Philip, B ( 2007), Managing occupational and Safety: Mutidiciplinary approach,
second ed., maccmillian Publhiser, Australia
5. Undang Undang Kesehatan RI nomor 36 tahun 2009.
6. Fabre, June. 2009. Smart Nursing: Nurse Retention & Patient safety
Improvement Strategies. New York: Springer Pulishing Company.
7. Lyer, Patricia W. 2006 . Business Principles for Legal Nurse Consultants. New
York: Springer Publishing Company
8. Levin, Rona F.2006. Teaching Evidence-based Practice in Nursing: a Guide for
Academic and Clinical Settings. New York: Springer Publishing Company.
9. Lisa, Carroll,2006. Acute Medicine A Handbook for Nurse Practitioners.
Chichester: John Wiley & Sons Ltd.
10. Vincent, C. 2011. Essential Patient Safety.
11. WHO.2011. WHO patient safety curriculum guide: multi-professional edition
SEMESTER 4:

1. Mata kuliah : Keperawatan Maternitas II

Beban Studi: 2 SKS (1T; 1P)


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang upaya meningkatkan kesehatan reproduksi
perempuan usia subur, ibu hamil, melahirkan, nifas, diantara dua masa kehamilan
dan bayi baru lahir dalam kondisi berisiko dan masalah-masalah yang berhubungan
dengan reproduksi dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif yang
menggunakan pendekatan proses keperawatanserta memperhatikan aspek legal
dan etis ditatanan klinik maupun komunitas.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan maternitas, bila diberi
data/ kasus mahasiswa mampu:
1. Melakukan asuhan keperawatan wanita usia subur (usia reproduksi),
pasangan usia subur, wanita dalam masa childbearing (hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari dalam kondisi berisiko
beserta keluarga dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan padawanita usia subur (usia
reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa childbearing (hamil,
melahirkan, dan setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari dalam
kondisi berisiko beserta keluargadengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengintegrasikan hasil penelitian yang berhubungandengan wanita usia
subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa childbearing
(hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari
dalam kondisi berisiko beserta keluarga dengan memperhatikan aspek legal
dan etis.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan padawanita usia
subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa childbearing
(hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari
dalam kondisi berisiko beserta keluarga dengan memperhatikan aspek legal dan
AIPNI
etis.
5. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada wanita usia subur (usia
reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa childbearing (hamil,
melahirkan, dan setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari dalam
kondisi berisiko beserta keluargadengan memperhatikan aspek legal dan etis.

130
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
1 Melakukan asuhan 1. Masalah-masalah kesehatan wanita Mini Lecture,
keperawatan wanita usia pada masa reproduksi Case Study,
subur (usia reproduksi), a. Gangguan perdarahan Small Group
pasangan usia subur, wanita 1) Perdarahan awal kehamilan, Discussion,
dalam masa childbearing perdarahan kehamilan lanjut. Project Based
(hamil, melahirkan, dan 2) Perdarahan pada pasca persalinan Learning (PjBL),
setelah melahirkan) dan 3) Syok Hemoragi Skills Laboratory
bayinya sampai usia 28 hari 4) Gangguan pembekuan pada masa
dalam kondisi berisiko kehamilan
beserta keluarga dengan b. Infeksi Maternal
memperhatikan aspek legal 1) Penyakit Menular seksual
dan etis. 2) Infeksi TORCH
3) Human Papilomavirus
4) Infeksi traktus genetalis
5) Infeksi pasca partum
c. Penyakit pada masa kehamilan
1) DM
2) Hyperemisis gravidarum
3) Hypertensi pada kehamilan
4) Gangguan kardiovaskuler pada
masa kehamilan

AIPNI
131

AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
5) Anemia
d. Persalinan berisiko
1) Distosia
2) Prematur
3) Postmatur
e. Keluarga Berencana
f. Gangguan menstruasi:
1) Amenorea Hipogonadotropi
2) Dismenore
3) Endometriosis
g. Infeksi:
Penyakit radang panggul
h. Infertilitas
1) Investigasi infertilitas wanita
2) Investigasi infertilitas pria
i. Klimakterium
1) Gejala klimakterium
2) Gejala pasca klimakterium
j.Trauma melahirkan
1) Inkontinensia urine
2) Fistula Genetalia
132
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
k. Keganasan:
1) Kanker payudara
2) Keganasan organ-organ reproduksi
(Kanker serviks, kanker
endometrium, ovarium)
l. Kekerasan terhadap perempuan

2. Asuhan Keperawatan Sistem Reproduksi


a. PengkajianSistem Reproduksi
b. Diagnosa keperawatan pada gangguan
Sistem Reproduksi
c. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan Sistem
Reproduksi
d. Dokumentasi asuhan keperawatan
3. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem Reproduksi
(rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi 1. Pengkajian dan Promosi Kesehatan Wanita Mini Lecture,
pendidikan kesehatan 2. Upaya-upaya pencegahan primer, Case Study,
padawanita usia subur (usia sekunder, dan tersier pada sistem reproduksi Small Group
a. Sadari
133
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
reproduksi), pasangan usia b. Screening Discussion,
subur, wanita dalam masa Project Based
childbearing (hamil, Learning (PjBL),
melahirkan, dan setelah Skills Laboratory
melahirkan) dan bayinya
sampai usia 28 hari dalam
kondisi berisiko beserta
keluargadengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
3 Mengintegrasikan hasil 1. Trend dan Issue Keperawatan maternitas Telaah Jurnal,
penelitian yang terkait masalah-masalah kesehatan wanita Case Study,
berhubungandengan wanita 2. Evidence based practice dalam Small Group
keperawatan maternitas
usia subur (usia reproduksi), Discussion
pasangan usia subur, wanita
dalam masa childbearing
(hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan
bayinya sampai usia 28 hari
dalam kondisi berisiko
beserta keluarga dengan
134
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
memperhatikan aspek legal
dan etis.

4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada Sistem Reproduksi Case Study,


pengelolaan asuhan (klasifikasi kasus sistem reproduksi dan Small
keperawatan padawanita usia prioritas masalah sistem reproduksi) Group
subur (usia reproduksi), Discussion
pasangan usia subur, wanita
dalam masa childbearing
(hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan
bayinya sampai usia 28 hari
dalam kondisi berisiko
beserta keluarga dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.

5 Mendemonstrasikan 1. Membantu melakukan pemeriksaan Skill Laboratory


intervensi keperawatan pada pap smear, IVA
wanita usia subur (usia 2. Pemeriksaan payudara sendiri
reproduksi), pasangan usia (SADARI)
135
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
subur, wanita dalam masa 3. Memberikan penyuluhan alat
childbearing (hamil, kontrasepsi
melahirkan, dan setelah 4. Memasang alat kontrasepsi dalam
melahirkan) dan bayinya rahim
sampai usia 28 hari dalam 5. Memberikan injeksi kontrasepsi
kondisi berisiko beserta 6. Melakukan konseling keluarga
keluar

Daftar rujukan:
Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
Lowdermilk, D.L. & Perry, S.E. (2006). Maternity Nursing, (7th.ed ). St. Louis: Mosby, Inc.
Lowdermilk, Perry &Cashion (2010). maternity nursing, (8th.ed). Mosby. inc
Wong, Perry & Hockenberry (2003). Maternal Child Nursing Care. St. Louis: Mosby, Inc.
136
2. Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Beban Studi : 3 SKS (2T; 1P)


Prasyarat : Keperawatan Dasar I dan II, IDK I, IDK II, Keperawatan Medikal
Bedah I

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien dewasa dengan
gangguan sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan perkemihan. Pemberian
asuhan keperawatan pada kasus gangguan sistem endokrin, imunologi,
pencernaan dan perkemihan berdasarkan proses keperawatan dengan
mengaplikasikan ilmu biomedik seperti biologi, histologi, biokimia,anatomi,
fisiologi, patofisiologi, ilmu keperawatan medikal bedah, ilmu penyakit dalam,
farmakologi,nutrisi, bedah dan rehabilitasi. Gangguan dari system tersebut meliputi
gangguan peradangan, kelainan degenerative, keganasan dantrauma, yang
termasuk dalam 10 kasus terbesar baik lokal, regional, nasional dan internasional.
Lingkup bahasan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan terhadap
klien. Intervensi keperawatan meliputi terapi Modalitas Keperawatan pada
berbagai kondisi termasuk terapi komplementer. Proses pembelajaran dilakukan
melalui kuliah pakar, collaborative learning (CL) dan Belajar Berdasarkan Masalah
(BDM),dan praktik laboratorium.

Capaianpembelajaran mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan medikal bedah II, setelah
diberi data/kasus/artikelmahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan
sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan perkemihan pada klien
dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan
sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan perkemihan pada klien
dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan keperawatan
dalam mengatasi masalahsistem endokrin, imunologi, pencernaan dan
perkemihan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok
klien dengan gangguan sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan
1
AIPNI
perkemihan pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis.

2
AIPNI
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan
sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan perkemihan pada klien
dewasa.
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan
gangguan sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan perkemihan pada
klien dewasa sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif
dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

AIPNI
138

AIPNI
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Case study, SGD, Project
keperawatan dengan kasus gangguan biokimia terkait sistem endokrin, Based learning
sistem endokrin, imunologi, imunologi, pencernaan dan perkemihan (PjBL),Discovery learning
pencernaan dan perkemihan pada Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet (DL)
klien dewasa dengan memperhatikan pada gangguan sistem endokrin (DM,
aspek legal dan etis. gangguan tiroid), imunologi (rematik),
pencernaan (Apendisitis, kanker
kolorektal, hepatitis, sirosis hepatis) dan
perkemihan (penyakit ginjal kronik, BPH)
Asuhan keperawatan (pengkajian, analisa
data, diagnosis keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi secara
komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual) sistem endokrin, imunologi,
pencernaan dan perkemihan
2 Melakukan simulasi pendidikan Pendidikan kesehatan SGD, Project Based learning
kesehatan dengan kasus gangguan Pencegahan primer, sekunder dan tersier (PjBL), Lab skills
sistem endokrin, imunologi, pada masalah gangguan sistem endokrin,
pencernaan dan perkemihan pada imunologi, pencernaan dan perkemihan
klien dewasa dengan memperhatikan Persiapan, pelaksanaan dan paska
aspek legal dan etis pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium

AIPNI
139

AIPNI
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
3 Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian Hasil-hasil penelitian tentang SGD, Discovery learning
kedalam asuhan keperawatan dalam penatalaksnaan gangguan sistem (DL), Telaah jurnal,
mengatasi masalahsistem endokrin, endokrin, imunologi, pencernaan dan
imunologi, pencernaan dan perkemihan
perkemihan Trend dan issue terkait gangguan sistem
endokrin, imunologi, pencernaan dan
perkemihan
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus padagangguan sistem Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok endokrin, imunologi, pencernaan dan
klien dengan gangguan sistem perkemihan
endokrin, imunologi, pencernaan dan
perkemihan pada klien dewasa dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi dan Peran dan fungsi perawat Case study,
komunikasi pada kasus dengan Discovery Learning (DL),
gangguan sistem endokrin, imunologi, SGD,
pencernaan dan perkemihan pada klien
dewasa
6 Mendemonstrasikan intervensi Pemeriksaan GDS, Injeksi sub kutan Case study,
keperawatan pada kasus dengan (dalam pemberian insulin), Pemasangan Discovery Learning (DL)
gangguan sistem endokrin, imunologi, Nasogastric Tube (NGT), Bilas lambung Demontrasi, Lab skills
pencernaan dan perkemihan pada klien
(gastric Lavage), Menentukan jenis dan
dewasa sesuai dengan standar yang
berlaku dengan berfikir kreatif dan jumlah kalori dalam diet, Wash-out /
140
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
inovatif sehingga menghasilkan Enema, Colostomy care, kateter, irigasi
pelayanan yang efisien dan efektif. bladder, Pemberian obat kemoterapi,
Manajemen nyeri
141
Daftar Pustaka:
Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-Based
Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd edition,


Belland Bain Ltd, Glasgow

Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).


Nursing Interventions Classification (NIC), 6e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William
Wilkins

Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S.
(2011). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting
Critical Reasoning and Quality Care, 3e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M, (2014). Medical


Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems. Canada:
Elsevier.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing, 2nd ed. Jones
and Barklet Publisher, Sudbury

McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease
in Adults and Children, 7e. Elsevier

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes, 5e. Mosby Elsevier.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and


Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference Toronto : Mosby

1
AIPNI
3. Mata Kuliah :
Keperawatan Anak I Beban Studi :
4 SKS (2T, 1P, 1PL) Prasyarat :

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini adalah mata kuliah keahlian keperawatan yang berfokus kepada
respon anak dan keluarganya pada setiap tahap perkembangan mulai lahir sampai
akhir masa remaja baik dalam keadaan sehat ataupun sakit akut, di masyarakat
ataupun dirawat di rumah sakit, serta intervensi keperawatannya baik yang bersifat
mandiri maupun kolaboratif.
Mata kuliah ini juga merupakan integrasi dan penerapan ilmu keperawatan
dasar dan ilmu dasar keperawatan yang membantu mengantarkan mahasiswa untuk
mendalami tentang bagaimana melakukan asuhan keperawatan profesional
(holistik), memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi bagi
klien/keluarganya dengan menerapkan komunikasi efektif, serta membuat
keputusan dengan mempertimbangkan aspek legal dan etik.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep dengan
pendekatan proses keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah serta
mengembangkan sikap profesional (pengembangan soft sklills) melalui beberapa
model belajar yang relevan.

Sasaran Pembelajaran :
Bila diberi kasus, mahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sehat /keluarganya
dengan mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis, menggunakan
komunikasi terapeutik dan memperhatikan aspek budaya, menghargai
sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik
2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sakit akut,
kronis/terminal serta keluarganya dengan mengembangkan pola pikir kritis,
logis dan etis, menggunakan komunikasi terapeutik dan memperhatikan
aspek budaya dan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain
dari setiap pasien yang unik
3. Mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan baik mandiri
maupun kolaborasi pada sehat/sakit akut dengan menerapkan konsep ilmu
dasar
keperawatan dan ilmu keperawatan dasar sesuai SOP serta menerapkan
prinsip atrauma care, legal dan etis.
4. Mampu memberikan simulasi pendidikan kesehatan kepada anak/keluaga
sebagai upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier.
5. Mampu menjalankan fungsi advokasi bagi anak/keluarga berbagai yang
mengalami untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya.
No Sasaran pembelajaran mata Bahan kajian Metoda
kuliah
1 Mampu menerapkan konsep 1. Perspektif keperawatan anak dalam konteks Discovery learning (DL),
keperawatan anak dalam keluarga Project Based learning
konteks keluarga 2. Konsep tumbuh kembang anak mulai neonatus- (PjBL)
remaja, pengukuran dan permasalahannya:
SDIDTK, denver, vineland, sex education,
anticipatory guidance, toilet training
3. Konsep hospitalisasi
4. Konsep bermain
5. Konsep Komunikasi pada anak
6. Konsep atraumatic care
7. Pemeriksaan fisik pada anak
8. Konsep imunisasi
9. Pendekatan teori Model keperawatan pada anak

2 Mampu melakukan simulasi 1. Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada Discovery learning (DL),
asuhan keperawatan kepada neonatal : prematuritasas, BBLR, RDS, asphyxia, Project Based learning
anak sakit akut, serta Hiperbilirubinemia dan dampaknya terhadap (PjBL)
keluarganya dengan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia (dalam
mengembangkan pola pikir
konteks kel.)
kritis, logis dan etis,
menggunakan komunikasi 2. Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada
terapeutik dan
anak dengan Kelainan Kongenital pada sistem
memperhatikan aspek budaya
dan menghargai sumber- respirasi : bronkhomalasia, dan dampaknya

1
AIPNI
No Sasaran pembelajaran mata Bahan kajian Metoda
kuliah
sumber etnik, agama atau terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia
faktor lain dari setiap pasien (dalam konteks kel.)
yang unik
3. Patofisiologi peradangan pada sistem respirasi
dan asuhan keperawatan anak:ISPA, Pneumoni,
asthma, TBC dan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia (dalam
konteks kel.)

4. Patofisiologi peradangan pada sistem digestive


dan asuhan keperawatan anak: Diare, Typhoid
Fever dan dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam konteks kel.)

5. Patofisiologi pada gangguan nutrisi dan asuhan


keperawatan anak: obesitas, KKP

6. Patofisiologi Kelainan pada sistem endokrin


dan asuhan keperawatan anak : Juvenile
Diabetes dan dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam konteks kel.)

7. Patofisiologi dan asuhan keperawatan anak


No Sasaran pembelajaran mata Bahan kajian Metoda
kuliah
hidrocephalus, meningitis, kejang

a.
3 Mampu mendemonstrasikan Intervensi keperawatan pada bayi dan anak : Discovery Learning (DL)
intervensi keperawatan baik a. Pemberian oksigen pada anak Demontrasi, PjBL
mandiri maupun kolaborasi b. Nebulisasi
pada sehat/sakit akut dengan c. Suctioning pada anak
menerapkan konsep ilmu
d. Pemasangan infus pada bayi dan anak
dasar keperawatan dan ilmu
keperawatan dasar sesuai SOP e. Transfusi darah
serta menerapkan prinsip f. Pencegahan infeksi lingkungan pada BBL
atrauma care, legal dan etis. g. Phototherapy
h. Exchange tranfusion
i. Pemberian obat pada anak
j. Terapi bermain
k. Tepid sponge
4 Mampu memberikan simulasi 1. Anticipatory guidance Case study, Small Group
pendidikan kesehatan kepada Discussion (SGD)
anak/keluaga sebagai upaya 2. Konsep family center care
pencegahan primer, sekunder
dan tersier. 3. Health promotion pada infant- remaja

5 Mampu menjalankan fungsi Pengkajian pada anak dg kekerasan (fisik, mental, Case study, Small Group
advokasi bagi anak/keluarga dan seksual)

AIPNI
147

AIPNI
No Sasaran pembelajaran mata Bahan kajian Metoda
kuliah
berbagai yang mengalami Discussion (SGD)
untuk mempertahankan hak Prinsip atraumatic care Discovery Learning (DL)
klien agar dapat mengambil Demontrasi, PjBL
keputusan untuk dirinya.
6 Mampu melakukan kerjasama MTBS Case study, demonstrasi,
dengan sumber kesehatan role play, Project Based
yang ada dimasyarakat, learning
melakukan rujukan pasien,
mendokumentasikan
pengkajian MTBS dengan
benar, mendemonstrasikan
pengobatan MTBS ,
mendemonstrasikan
pendidikan kesehatan pada
anak dan keluarga

Daftar rujukan:
1. Wholey L.F. And D.L. Wong, (2007). Nursing Care Of Infants and Children. St. Louis : Mosby year Book.
2. Burn, C.E., Barber, N., Brady,M.A., And Dunn, A.M., (1996). Pediatric Primary Care: A Handbook
for Nurse Practitioners. Philadelphia: WB Sauders Company.
3. Ball, J.W., Bindler, R.C., and Cowen, K.J., (2010). Child Health Nursing. Partnering with children and
families (second edition). New Jersey, Pearson Education Ltd.
4. Behrman, R.E. et.al, (1996). Texbook Of Pediatric. Philadelphia : W.B. Saunders Company.

1
AIPNI
5. Mott, S.R. et,al, (1990). Nursing Care of Children and Families. Redwood city : Addison Wesley.
6. Pillitteri, A., (1999). Maternal & Child Health Nursing : Care of The Childbearing & Childrearing
Family. Third Edition. Philadelphia : J.B. Lippincott.
7. Pott, NL., and Mandleco, BL., (2002). Pediatric Nursing : Caring for Children and Their Families.
United State : Thomson Learning.

149
AIPNI
4. Mata kuliah: Keperawatan Kesehatan Jiwa 1
Beban Studi : 3 SKS (2 T, 1P)
Prasyarat :
Deskripsi Mata Kuliah:
Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep - konsep dan prinsip prinsip sertatrend
dan isu kesehatan dan keperawatan jiwa. Dalam mata kuliah ini juga dibahas tentang
klien sebagai sistem yang adaptif dalam tentang respons sehat jiwa sampai ganggua
jiwa, psikodinamika, terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di
Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tertier
terhadap klien dengan masalah psikososial dan spiritual serta gangguanjiwa juga
merupakan fokusdalam mata kuliah ini, termasukhubungan terapeutik secara
individu dan dalam koteks keluarga, dan penerapan terapi modalitas keperawatan.
Pengalamn belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan jiwa dan integrasi kepeerawatan jiwa pada area keperawatan lainnya
Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan jiwa, bila diberi kasus,
mahasiswa mampu :
1. Menganalisis proses terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif
keperawatan jiwa dan Konseptual model dalam keperawatan jiwa
2. Menganalisis sejarah keperawatan jiwa dan Trend serta isu
dalam keperawatan jiwa global
3. Menganalisis konsep recovery, supportive environment, dan peran
perawat jiwa serta interdisiplinary approach dalam keperawatan jiwa
4. Menerapkan proses keperawatan jiwa, prinsip-prinsip legal etis dan
lintas budaya dalam asuhan keperawatan keperawatan jiwa
5. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien dengan masalah
psikososial: Kecemasan, konsep diri, kehilangan, dan distres spiritual
6. Melakukan simulasi asuhan keperawatan penyalahgunaan NAPZA dan AIDS
7. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien dengan gangguan
mood dan bunuh diri
8. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien halusinasi, waham,
menarik diri dan perilaku kekerasan
9. Melakukan simulasi asuhan keperawatan pada kelompok khusus:
anak dan remaja serta lansia
10. Mampu melakukan terapi modalitas

15
AIPNI
15
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda

1 Menganalisis proses terjadinya 1. Proses terjadinya gangguan jiwa dalam Kuliah pakar dan diskusi
gangguan jiwa dalam perspektif perspektif keperawatan jiwa Collaborative Learning
keperawatan jiwa dan Konseptual Problem based learning
2. Konsep stress, rentang sehat sakit jiwa,
model dalam keperawatan jiwa koping
Case study
3. Konseptual model dalam keperawatan Simulasi dan Role play
jiwa

2 Menganalisis sejarah keperawatan Sejarah keperawatan jiwa dan Trend serta


jiwa dan Trend serta isu dalam isu dalam keperawatan jiwa global
keperawatan jiwa global
3 Menganalisis konsep recovery, 1. Konsep recovery dan supportive
supportive environment, dan peran environment dalam pelayanan
perawat jiwa serta interdisiplinary kesehatan jiwa.
approach dalam keperawatan jiwa 2. Peran perawat jiwa
3. Pelayanan dan kolaborasi
interdisiplin dalam kesehatan dan
keperawatan jiwa
4 Menerapkan proses keperawatan jiwa, 1. Proses keperawatan jiwa
prinsip-prinsip legal etis dan lintas 2. Sociocultural context of psychiatric
budaya dalam asuhan keperawatan nursing care.
keperawatan jiwa 3. Legal and ethical context of
1
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda

psychiatric nursing
5 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien dgn masalah
keperawatan klien dengan masalah psikososial: Kecemasan, konsep diri,
psikososial: Kecemasan, konsep diri, kehilangan, dan distres spiritual
kehilangan, dan distres spiritual
6 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan penyalahgunaan
keperawatan penyalahgunaan NAPZA NAPZA dan AIDS
dan AIDS
7 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien dgn gangguan
keperawatan klien dengan gangguan mood dan bunuh diri
mood dan bunuh diri
8 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien halusinasi,
keperawatan klien halusinasi, waham, waham, menarik diri dan perilaku kekerasan
menarik diri dan perilaku kekerasan
9 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan pada kelompok
keperawatan pada kelompok khusus: khusus: anak dan remaja serta lansia
anak dan remaja serta lansia
10 Mampu melakukan terapi modalitas Terapi modalitas: terapi somatik dan
psikofarmaka, terapi perilaku, TAK, terapi
keluarga, terapi okupasi dan rehabilitasi,
dan terapi lingkungan
Daftar Rujukan:

Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced Practice
Nurse & Primary Care Issues of Mental Health/Therapeutic Use of Self . School of
Nursing, The University of Texas Health Science Center at San Antonio
Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second edition.
Nanda. (2005). Nursing Diagnosis definition & Clasificatian. Nanda International.
Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental Health Nursing,
third edition.New York:Thomson Delmar Learning.
Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth edition.
Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.
Stuart, G. W.,T. (2009). Principles and practice of psychiatric nursing (9thEd.). St.
Louis, MO: Mosby.
Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of Care in
Evidance Based Practise (6thEd). F.A. davis Company.
Vena Benner Carson & Elizabeth Nolan Arnold.(1996).Mental Health Nursing, The
nurse patient Journey, W.B Saunder Company, Philadelphia.

153
AIPNI
153
AIPNI
5. Mata kuliah : Keperawatan HIV/AIDS
Beban Studi : 2 SKS (1T; 1P)
Prasyarat : Ilmu Keperawatan Dasar, Biomedik, Komunikasi

Deskripsi Mata Kuliah :

Mata kuliah ini mempelajari tentangtrend issue dan perilaku yang berisiko
tertular/menularkan HIV AIDS, Pengkajian bio, psiko, sosial spiritual dan kultural;
pemeriksaan fisik dan diagnostik; tanda dan gejala;, dan penatalaksanaan pasien
dengan HIV AIDS, Prinsip hidup dengan ODHA, family centerd pada ODHA dan
stigma pada ODHA, Prinsip komunikasi konseling pada klien dengan HIV/AIDS,
Konseling pada klien dengan HIV/AIDS, Prinsip perawatan pada bayi dan anak
penderita HIV AIDS atau dengan orang tua HIV AIDS, Asuhan keperawatan pada
pasien terminal illnes (palliative care), Pengkajian spiritual dan kultural pada klien
dengan HIV/AIDS dan long term care, Berbagai macam terapi komplementer,
Tinjuan agama tentang penyakit kronis.

154
AIPNI
Sasaran Pembelajaran Bahan Kajian/ Sub Bahan Metode
Kajian
2 3 4
Mampu memahami 1. Penjelasan rancangan Ceramah, diskusi
kompetensi dan metode pembelajaran
pembelajaran 2. Kontrak proses
pembelajaran
Mahasiswa mampu Mahasiswa dapat Ceramah dan
mengetahui dan menjelaskan trend issue diskusi
memahami trend dan dan perilaku yang berisiko
issue, perilaku yang tertular/menularkan HIV
berisiko AIDS
tertular/menularkan
HIV AIDS

Mahasiswa mampu Mahasiswa dapat Ceramah, SGD, skills


memahami pengkajian menjelaskan pengkajian lab keperawatan
bio, psiko, spiritual dan bio, psiko, sosial spiritual
kultural, pemeriksaan dan kultural; pemeriksaan

AIPNI
155

AIPNI
Sasaran Pembelajaran Bahan Kajian/ Sub Bahan Metode
Kajian
2 3 4
fisik dan diagnostik, fisik dan diagnostik; tanda
tanda dan gejala, dan dan gejala;, dan
penatalaksanaan pasien penatalaksanaan pasien
dengan HIV AIDS dengan HIV AIDS

Mahasiswa mampu Mahasiswa dapat Ceramah dan


memahami prinsip menjelaskan prinsip hidup
diskusi
hidup bersama dengan dengan ODHA, family
ODHA, family centered centerd pada ODHA dan
pada ODHAdan stigma stigma pada ODHA
pada ODHA

Mahasiswa mampu Mahasiswa menjelaskan Skills lab


mendemonstrasikan kembali prinsip komunikasi keperawatan
komunikasi dan konseling pada klien dengan
konseling pada klien HIV/AIDS.
dengan HIV/AIDS

Mahasiswa mampu
mendemonstrasikan
156
Sasaran Pembelajaran Bahan Kajian/ Sub Bahan Metode
Kajian
2 3 4
konseling pada klien dengan
HIV/AIDS
Mahasiswa mampu Mahasiswa dapat Ceramah, diskusi
memahami prinsip menjelaskan prinsip
perawatan pada bayi perawatan pada bayi dan
dan anak penderita HIV anak penderita HIV AIDS
AIDS atau dengan orang atau dengan orang tua
tua HIV AIDS HIV AIDS

Mahasiswa mampu Mahasiswa dapat Ceramah, diskusi,


menjelaskan asuhan
menyusun rencana dan experience
keperawatan pada pasien
asuhan keperawatan terminal illnes (palliative learning
care)
pada pasien terminal
illness (palliative care)

Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Skills lab


menganalisa aspek mendemonstrasikan keperawatan
157
Sasaran Pembelajaran Bahan Kajian/ Sub Bahan Metode
Kajian
2 3 4
spiritual dan cultural pada pengkajian spiritual dan
pasien dengan HIV/ AIDS dan kultural pada klien dengan
long term care HIV/AIDS dan long term
care.

Mahasiswa mampu Mahasiswa dapat Small Group


mengintegrasikan terapi menjelaskan berbagai Discussion
komplementer pada macam terapi
HIV/AIDS and long term komplementer
care
Tinjauan Islam tentang Mahasiswa mampu Skills lab
HIV/AIDS and long term care memahami tinjuan Islam keperawatan
tentang penyakit kronis

Mahasiswa mampu
memahami tinjauan Islam
tentang kematian
158
Daftar Pustaka:
1. Oxford Textbook of Palliative Nursing. 2010

2. Heman, Susan Alvare, Fuzy. Hartman's Nursing Assistant Care:


Long-Term Care .2009

3. Nursing Diagnosis:
Definition and Classification North American
Nursing Diagnosis Association. 2010

4. Herdman, T. Heather. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification


2012- 2014 . 2011

5. Matzo, M. & Sherman, DW. Palliative Care Nursing : Quality Care to the End of Life.
2010

1
AIPNI
Semester V:

1. Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III


Beban Studi : 3 SKS (2T; 1P)
Prasyarat : Ilmu Keperawatan Dasar, IDK, KMB I, KMB II

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien dewasa dengan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan.
Pemberian asuhan keperawatan pada kasus gangguan sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan persarafan berdasarkan proses keperawatan
dengan mengaplikasikan ilmu biomedik seperti biologi, histologi, biokimia,anatomi,
fisiologi, patofisiologi, ilmu keperawatan medikal bedah, ilmu penyakit dalam,
farmakologi, bedah, nutrisi dan rehabilitasi. Gangguan dari system tersebut
meliputi gangguan peradangan, kelainan degenerative, trauma, yang termasuk
dalam 10 kasus terbesar baik lokal, regional, nasional dan internasional. Lingkup
bahasan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan terhadap klien.
Intervensi keperawatan meliputi terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
kondisi termasuk terapi komplementer. Proses pembelajaran dilakukan melalui
kuliah pakar, collaborative learning (CL) dan Belajar Berdasarkan Masalah
(BDM),dan praktik laboratorium.

Capaianpembelajaran mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan medikal bedah III, setelah
diberi data/kasus/artikelmahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan
pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan
sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada
klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan keperawatan
dalam mengatasi masalahsistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok
klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori
dan persarafanpada klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafanpada klien dewasa
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafanpada klien dewasa sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

AIPNI
161

AIPNI
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Case study, SGD, Project
keperawatan dengan kasus gangguan biokimia terkait sistem muskuloskeletal, Based learning
sistem muskuloskeletal, integumen, integumen, persepsi sensori dan (PjBL),Discovery learning
persepsi sensori dan persarafan pada persarafan (DL)
klien dewasa dengan memperhatikan Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet
aspek legal dan etis. pada gangguan sistem muskuloskeletal
(fraktur, dislokasi), integumen (luka
bakar), persepsi sensori (glaukoma,
katarak,otitis, vertigo) dan persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)
Asuhan keperawatan (pengkajian, analisa
data, diagnosis keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi secara
komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual) sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan
persarafan
2 Melakukan simulasi pendidikan Pendidikan kesehatan SGD, Project Based learning
kesehatan dengan kasus gangguan Pencegahan primer, sekunder dan tersier (PjBL), Lab skills
sistem muskuloskeletal, integumen, pada masalah gangguan sistem
persepsi sensori dan persarafan pada muskuloskeletal, integumen, persepsi
klien dewasa dengan memperhatikan sensori dan persarafan

AIPNI
162

AIPNI
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
aspek legal dan etis Persiapan, pelaksanaan dan paska
pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium
3 Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian Hasil-hasil penelitian tentang SGD, Discovery learning
kedalam asuhan keperawatan dalam penatalaksnaan gangguan sistem (DL), Telaah jurnal,
mengatasi masalahsistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan
sensori dan persarafan Trend dan issue terkait gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus padagangguan sistem Case study, SGD
asuhan keperawatan pada sekelompok muskuloskeletal, integumen, persepsi
klien dengan gangguan sistem sensori dan persarafan
muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan pada klien
dewasa dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi dan Peran dan fungsi perawat Case study,
komunikasi pada kasus dengan Discovery Learning (DL),
gangguan sistem muskuloskeletal, SGD,
integumen, persepsi sensori dan
persarafanpada klien dewasa
6 Mendemonstrasikan intervensi Irigasi mata, Tetes mata, Irigasi telinga, Case study,
163
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
keperawatan pada kasus dengan Tetes telinga, Body movement / body Discovery Learning (DL)
gangguan sistem sistem mechanic, Pain management, Ambulasi Demontrasi, Lab skills
muskuloskeletal, integumen, persepsi dini, Fiksasi dan imobilisasi, Wound care,
sensori dan persarafan pada klien
ROM exercise
dewasa sesuai dengan standar yang
berlaku dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif.
164
Daftar Pustaka:

Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-Based


Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd edition,


Belland Bain Ltd, Glasgow

Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).


Nursing Interventions Classification (NIC), 6e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William
Wilkins

Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S.
(2011). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting
Critical Reasoning and Quality Care, 3e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M, (2014). Medical


Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems. Canada:
Elsevier.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing, 2nd ed. Jones
and Barklet Publisher, Sudbury

McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease
in Adults and Children, 7e. Elsevier

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes, 5e. Mosby Elsevier.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and


Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference Toronto : Mosby

1
AIPNI
2. Mata kuliah : Keperawatan Paliatif dan menjelang ajal

Beban Studi : 3SKS (2T; 1P)


Prasyarat : Ilmu Keperawatan Dasar, IDK, Komunikasi

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini mempelajari tentangperspektif keperawatan dan konsep perawatan
paliatif, etik, kebijakan, teknik menyampaikan berita buruk, komunikator, kebutuhan
psikologis pasien paliatif, manajemen nyeri, berbagai macam terapi komplementer,
tinjuan agama dan budaya tentang penyakit kronik.
Sasaran Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, bila diberi kasus, mahasiswa mampu:

1. Menjelaskanperspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif

2. Meenjelaskanetik dan kebijakan tentang perawatan paliatif

3. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat perawatan paliatif

4. Menjelaskan patofisiologi penyakit terminal

5. Melakukan pengkajian bio, psiko, sosio, spiritual dan cultural

6. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien terminal illness

166
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan Kajian/ Sub Bahan Kajian Metode
1. Mampu 1. Perspektif keperawatan Ceramah, diskusi
menjelaskanperspektif
keperawatan dan konsep 2. Konsep perawatan paliatif
perawatan paliatif

2. Mampu menjelaskanetik 1. Etik dalam perawatan paliatif Ceramah dan


dan kebijakan tentang
2. Kebijakan nasional terkait perawatan paliatif diskusi
perawatan paliatif

3. Mampu berkomunikasi 1. Teknik menyampaikan berita buruk Ceramah, diskusi,


dengan pasien dan
2. Prinsip komunikasi dalam perawatan paliatif simulasi
keluarga yang mendapat
perawatan paliatif
4. Mampu 1. Patofisiologi berbagai penyakit kronik Ceramah dan
menjelaskanpatofisiologi
2. Patofisiologi penyakit terminal diskusi
penyakit terminal
5. Mahasiswa mampu 1. Pengkajian fisik dan psikologis Ceramah, SGD, skills
melakukanpengkajian bio, 2. Tinjauan agama tentang perawatan lab keperawatan
psiko, sosio, spiritual dan paliatif
kultural 3. Tinjauan sosial dan budaya tentang
perawatan paliatif

AIPNI
167

AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan Kajian/ Sub Bahan Kajian Metode
6. Mahasiswa mampu 1. asuhan keperawatan pada pasien terminal illnes Ceramah, diskusi,
(palliative care)
menyusun rencana skills lab
2. Manajemen nyeri
asuhan keperawatan 3. Berbagai terapi komplementer keperawatan, dan
pada pasien terminal experience learning
illness (palliative care)

Daftar Pustaka:

1. Oxford Textbook of Palliative Nursing. 2010

2. Heman, Susan Alvare, Fuzy. Hartman's Nursing Assistant Care: Long-Term Care .2009

3. Nursing Diagnosis: Definition and Classification North


American Nursing Diagnosis Association. 2010

4. Herdman, T. Heather. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014 . 2011

5. Matzo, M. & Sherman, DW. Palliative Care Nursing : Quality Care to the End of Life. 201
168
3. Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas I
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar kesehatan dan keperawatan
komunitas, program-program kesehatan/kebijakan pemerintah dalam
menanggulangi masalah kesehatan prioritas di Indonesia, asuhan keperawatan
komunitas dan pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah
kesehatan komunitas.
Mata kuliah ini berguna dalam memahami konsep dasar keperawatan komunitas
dan berbagai area khusus dalam keperawatan komunitas terutama terkait dengan
masalah kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia, dan memahami mekanisme
jaminan layanan keperawatan komunitas, serta issue/kecenderungan yang terjadi;
dan atau prasyarat untuk mengikuti mata kuliah keperawatan komunitas II.
Pengalaman belajar meliputi lecture, diskusi (SGD), PjBL, pembahasan kasus dan
praktikum.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan
Komunitas, bila diberi data/kasus/ dihadapkan pada situasi nyata mahasiswa
memilikikemampuan :

1. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas dalam rentang sehat-sakit.


2. Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada area sekolah
dan kesehatan kerja tersebut dengan menggunakan langkah proses
keperawatan komunitas dan pelaksanaannya menggunakan pembelajaran
berbasis projek Pengabdian Masyarakat.

16
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Bahan Kajian Metoda
Kuliah
1. Setelah mengikuti kegiatan Pengantar kesehatan komunitas dan konsep dasar Lecture, Case study, SGD
pembelajaran , mahasiswa keperawatan komunitas :
mampu menjelaskan pengantar 1. Pengertian kesehatan, indikator sehat,
kesehatan komunitas karakteristik dan perilaku sehat
2. Kesehatan komunitas : pengertian komunitas,
tahapan pencegahan (tujuan dan strategi serta
pelayanan kesehatan utama)
2. Setelah mengikuti kegiatan Epidemiologi dan Kependuudukan Lecture, Case study, SGD
pembelajaran , mahasiswa
mampu menjelaskan
epidemiologi dan kependudukan
3. Setelah mengikuti kegiatan Komunitas sebagai klien : Lecture, Case study, SGD
pembelajaran, mahasiswa 1. Pengertian Keperawatan Komunitas
mampu menjelaskan konsep 2. Sejarah perkembangan keperawatan
dasar keperawatan komunitas komunitas
3. Prinsip Keperawatan Komunitas
4. Teori dan Model Konseptual dalam
Keperawatan Komunitas
4 Setelah mengikuti kegiatan Asuhan keperawatan komunitas Lecture, Case study, SGD,
pembelajaran, mahasiswa 1. Peran, Fungsi,dan Etika Perawat dalam Project Based Learning
mampu merencanakan asuhan Keperawatan Komunitas (PjBL), Lab skills
keperawatan komunitas dalam 2. Proses keperawatan komunitas
rentang sehat-sakit. 3. Standar Praktik dalam Keperawatan Komunitas
4. Program evaluasi : definisi, tujuan, manfaat,
17
AIPNI
tahapan, metode/alat
5. Proses belajar mengajar di komunitas
6. Terapi tradisional di komunitas
5 Setelah mengikuti kegiatan Program-program kesehatan/ kebijakan dalam Lecture, Case study, SGD,
pembelajaran, mahasiswa menanggulangi masalah kesehatan utama di Project Based Learning
mampu menguraikan program- Indonesia : (PjBL), Lab skills
program kesehatan/kebijakan 1. Konsep Pembangunan Kesehatan di Indonesia
dalam menanggulangi masalah 2. Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era
kesehatan utama di Indonesia Otonomi Daerah
3. Pemberantasan penyakit menular dan
penyehatan lingkungan pemukiman
(Tuberkulosis, AIDS, ISPA, dll.)
4. Program pembinaan kesehatan komunitas (Gizi
Masyarakat, Program dan pengembangan kota
sehat, dll.)
5. Puskesmas
6. PHN
6 Setelah mengikuti kegiatan Issue dan trend dalam pelayanan keperawatan Lecture, Case study, SGD,
pembelajaran mahasiswa komunitas: Project Based Learning
mampu menjelaskan isu dan 1. Issue dan trend dalam pendidikan (PjBL)
kecenderungan dalam keperawatan komunitas
keperawatan komunitas 2. Issue dan trend dalam penelitian keperawatan
komunitas
3. Issue dan trend dalam keprofesian terkait
keperawatan komunitas
Daftar pustaka:
Allender, et al. 2011. Community health nursing: promoting and protecting the
th
publics health, 7 edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. (Ruang Baca
Henderson)
Ferry & Makhfudli. 2009. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta :
Salemba Medika.
Notoatmojo, S. 2010. Promosi kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Promosi kesehatan, komitmen global dari Ottawa-
Jakarta-Nairobi menuju rakyat sehat. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan,
Depkes RI bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku-FKM UI.
Ridwan, M. 2009. Promosi kesehatan dalam rangka perubahan perilaku. Jurnal
Kesehatan Metro Sai Wawai, Volume 2 Nomor 2, hal 71-80.
Ajzen, I. 2011. Behavioral interventions: Design and evaluation guided by the theory
of planned behavior. In M. M. Mark, S. I. Donaldson, & B. C. Campbell (Eds.),
Social psychology for program and policy evaluation (pp. 74-100). New York:
Guilford.
Pender, N. 2011. The health promotion model, manual. Retrieved February 4, 2012,
from nursing.umich.edu: http://nursing.umich.edu/faculty-staff/nola-j-
pender.
Bandura, A. (1989). Social cognitive theory. In R. Vasta (Ed.), Annals of child
development. Vol. 6. Six theories of child development (pp. 1-60). Greenwich,
CT: JAI Press.
Yun, et al. 2010. The role of social support and social networks in smoking behavior
among middle and older aged people in rural areas of South Korea: A cross-
sectional study. BMC Public Health: 10:78.
Rogers. 2003. Diffusion of Innovations. Fifth Edition. Free Press, New York, p221
Siagian, S. 2004. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Leddy, S.K. 2006. Health promotion mobilizing. Philadelphia: Davis Company.
Lucas dan Lloyd. 2005. Health promotion evidence and experience. London: SAGE
Publications.
Anderson & Mc Farlane. 2011. Community as Partner: Theory and Practice in
th
Nursing, 6 edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. (Ruang Baca
Henderson)
Stanhope & Lancaster. 2010. Foundation of nursing in the community, community-
rd
oriented practice, 3 edition. USA: Mosby Elsevier. (Ruang Baca Henderson)
Kotler dan Lee. 2007. Social marketing: influencing behavior for good. London: SAGE
Publication

1
AIPNI
Mata Kuliah : Keperawatan Anak II
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini adalah mata kuliah keahlian keperawatan yang berfokus kepada
respon anak dan keluarganya pada setiap tahap perkembangan mulai lahir sampai
akhir masa remaja baik dalam keadaan sakit kronis dan kondisi terminal serta
berkebutuhan khusus, di masyarakat ataupun dirawat di rumah sakit, serta intervensi
keperawatannya baik yang bersifat mandiri maupun kolaboratif.
Mata kuliah ini juga merupakan integrasi dan penerapan ilmu keperawatan
dasar dan ilmu dasar keperawatan yang membantu mengantarkan mahasiswa untuk
mendalami tentang bagaimana melakukan asuhan keperawatan profesional
(holistik), memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi bagi
klien/keluarganya dengan menerapkan komunikasi efektif, serta membuat
keputusan dengan mempertimbangkan aspek legal dan etik.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep dengan
pendekatan proses keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah serta
mengembangkan sikap profesional (pengembangan soft sklills) melalui beberapa
model belajar yang relevan.

Sasaran Pembelajaran :
Bila diberi kasus, mahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sehat /keluarganya
dengan mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis, menggunakan
komunikasi terapeutik dan memperhatikan aspek budaya, menghargai sumber-
sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik
2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sakit
kronis/terminal serta keluarganya dengan mengembangkan pola pikir kritis,
logis dan etis, menggunakan komunikasi terapeutik dan memperhatikan
aspek budaya dan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain
dari setiap pasien yang unik
3. Mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan baik mandiri
maupun kolaborasi pada sehat sakit kronis/terminal dengan menerapkan
konsep ilmu dasar keperawatan dan ilmu keperawatan dasar sesuai SOP serta
menerapkan prinsip atrauma care, legal dan etis.
4. Mampu memberikan simulasi pendidikan kesehatan kepada
anak/keluaga sebagai upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier.
5. Mampu menjalankan fungsi advokasi bagi anak/keluarga berbagai
yang mengalami untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya.
No Sasaran pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Mampu memahami konsep Konsep perawatan anak dengan penyakit kronis/ Discovery learning (DL),
keperawatan anak dengan terminal Project Based learning
penyakit kronis/ terminal (PjBL)
dalam konteks keluarga

2 Mampu melakukan simulasi 1. Patofisiologi Kelainan Kongenital pada Discovery learning (DL),
asuhan keperawatan kepada sistem cardiovascular dan asuhan Project Based learning
anak sakit kronis/terminal dan keperawatan pada anak : PDA, VSD, (PjBL)
berkebutuhan khusus serta
Tetralogi of Fallot dan dampaknya terhadap
keluarganya dengan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia
mengembangkan pola pikir
kritis, logis dan etis, (dalam konteks kel.)
menggunakan komunikasi
2. Patofisiologi peradangan pada sistem
terapeutik dan
memperhatikan aspek budaya cardiovascular dan asuhan keperawatan
dan menghargai sumber- pada anak : RHD dan dampaknya terhadap
sumber etnik, agama atau pemenuhan kebutuhan dasar manusia
faktor lain dari setiap pasien (dalam konteks kel.)
yang unik
3. Patofisiologi Kelainan Kongenital pada
sistem digestive dan asuhan keperawatan
pada anak : Hirschprung, atresia ani, atresia
ductus hepaticus dan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia
17
AIPNI
No Sasaran pembelajaran Bahan kajian Metoda
(dalam konteks kel.)

4. Patofisiologi Kelainan Kongenital pada


sistem urinari dan asuhan keperawatan
pada anak: Willems tumor dan dampaknya
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
manusia (dalam konteks kel.)

5. Patofisiologi peradangan pada sistem


urinary dan asuhan keperawatan pada anak
: NS, SNA, GNC dan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(dalam konteks kel.)

6. Patofisiologi Kelainan Kongenital pada


sistem hematologi dan asuhan
keperawatan pada anak: talasemia dan
dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam konteks
kel.)

7. Patofisiologi keganasan pada sistem


hematologi dan asuhan keperawatan pada
No Sasaran pembelajaran Bahan kajian Metoda
anak: Leukemia dan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(dalam konteks kel.)

8. Patofisiologi Kelainan pada sistem


endokrin dan asuhan keperawatan pada
anak : Juvenile Diabetes dan dampaknya
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
manusia (dalam konteks kel.)

9. Patofisiologi masalah pada sistem imun dan


asuhan keperawatan pada anak : AIDS, DHF,
SLE dan dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam konteks
kel.)

10. Patofisiologi keganasan pada sistem sensori


dan asuhan keperawatan pada anak :
Retinoblastoma (dalam konteks kel.)

11. Perioperative care pada anak

12. . Asuhan keperawatan pada anak dg

AIPNI
17

AIPNI
No Sasaran pembelajaran Bahan kajian Metoda
berkebutuhan khusus:

a. Retardasi mental
b. Autisme
c. ADHD

3 Mampu mendemonstrasikan Intervensi keperawatan pada bayi dan anak : Discovery Learning (DL)
intervensi keperawatan baik a. Pemberian kemoterapi Demontrasi, PjBL
mandiri maupun kolaborasi b. Pemberian desferal
pada kronis/terminal dengan c. Terapi lain pada anak sakit
menerapkan konsep ilmu
kronis/terminal
dasar keperawatan dan ilmu
keperawatan dasar sesuai SOP
serta menerapkan prinsip
atrauma care, legal dan etis.

Daftar rujukan:
1. Wholey L.F. And D.L. Wong, (2007). Nursing Care Of Infants and Children. St. Louis : Mosby year Book.
2. Burn, C.E., Barber, N., Brady,M.A., And Dunn, A.M., (1996). Pediatric Primary Care: A Handbook for
Nurse Practitioners. Philadelphia: WB Sauders Company.
3. Ball, J.W., Bindler, R.C., and Cowen, K.J., (2010). Child Health Nursing. Partnering with children and families
(second edition). New Jersey, Pearson Education Ltd.

17
AIPNI
4. Behrman, R.E. et.al, (1996). Texbook Of Pediatric. Philadelphia : W.B. Saunders Company.
5. Mott, S.R. et,al, (1990). Nursing Care of Children and Families. Redwood city : Addison Wesley.
6. Pillitteri, A., (1999). Maternal & Child Health Nursing : Care of The Childbearing & Childrearing Family. Third
Edition. Philadelphia : J.B. Lippincott.
7. Pott, NL., and Mandleco, BL., (2002). Pediatric Nursing : Caring for Children and Their Families. United State :
Thomson Learning.
Deskripsi Mata Kuliah Semester 6

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas II


Beban Studi : 3 SKS (2 T, 1 Lab)
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata kuliah ini membahas tentang asuhan keperawatan komunitas dan
pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas
dalam konteks pelayanan kesehatan utama dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area khusus
dalam keperawatan komunitas, meliputi keperawatan kesehatan sekolah,
keperawatan kesehatan kerja, keperawatan di rumah (homecare), jaminan mutu
layanan keperawatan komunitas dan isu/kecenderungan dalam keperawatan
komunitas, dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
dan pemeliharaan kesehatan.
Mata kuliah ini berguna dalam memahami berbagai area khusus dalam
keperawatan komunitas terutama terkait dengan masalah kesehatan yang lazim
terjadi di Indonesia, dan memahami mekanisme jaminan layanan keperawatan
komunitas, serta issue/kecenderungan yang terjadi; Pengalaman belajar meliputi
lecture, diskusi (SGD), PjBL, pembahasan kasus dan praktikum

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan
Komunitas, bila diberi data/kasus/ dihadapkan pada situasi nyata mahasiswa
memilikikemampuan :

1. Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada peningkatan


kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada area sekolah dan kesehatan
kerja tersebut dengan menggunakan langkah proses keperawatan komunitas
dan pelaksanaannya menggunakan pembelajaran berbasis projek Pengabdian
Masyarakat.

18
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Bahan kajian Metoda
Mata Kuliah
1 Setelah mengikuti kegiatan 1. Review Konsep promosi kesehatan Lecture, Case Study, SGD
pembelajaran mahasiswa mampu 2. Program promosi kesehatan
menyusun rencana asuhan
keperawatan komunitas fokus pada
promotif
2 Setelah mengikuti kegiatan 1. Konsep perawatan di rumah Lecture, Case Study, SGD,
pembelajaran mahasiswa mampu 2. Program perawatan di rumah Project Based learning
memberikan asuhan keperawatan (PjBL)
dirumah
3 Setelah mengikuti kegiatan 1. Konsep keperawatan kesehatan sekolah Lecture, Case Study, SGD,
pembelajaran mahasiswa mampu 2. Asuhan keperawatan kesehatan sekolah Project Based learning
memberikan asuhan keperawatan 3. Program Usaha Kesehatan Sekolah (PjBL)
pada agregat dalam Komunitas:
kesehatan sekolah
4 Setelah mengikuti kegiatan Askep Agregat dalam Komunitas: Kesehatan Anak Lecture, Case Study, SGD,
pembelajaran mahasiswa mampu dan Remaja Project Based learning
memberikan asuhan keperawatan (PjBL)
pada agregat dalam Komunitas:
Kesehatan Anak dan Remaja
5 Setelah mengikuti kegiatan Askep Agregat dalam Komunitas: Kesehatan Wanita Lecture, Case Study, SGD,
pembelajaran mahasiswa mampu dan Pria Project Based learning
memberikan asuhan keperawatan (PjBL)
pada agregat dalam Komunitas:
Kesehatan Wanita dan Pria
18
AIPNI
6 Setelah mengikuti kegiatan Askep Agregat dalam Komunitas: Kesehatan Lansia Lecture, Case Study, SGD,
pembelajaran mahasiswa mampu Project Based learning
memberikan asuhan keperawatan (PjBL), Lab skills
pada agregat dalam Komunitas:
kesehatan lansia
7 Setelah mengikuti kegiatan Askep Kesehatan Komunitas Populasi Rentan: Mini Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa mampu Penyakit Mental, Kecacatan, dan populasi terlantar SGD, Project Based
memberikan asuhan keperawatan learning (PjBL), Lab skills
pada agregat dalam Komunitas:
Populasi Rentan: Penyakit Mental,
Kecacatan, dan populasi terlantar
8 Setelah mengikuti kegiatan Askep Komunitas dengan Masalah Kesehatan Lecture, Case Study, SGD,
pembelajaran mahasiswa mampu Populasi: Penyakit Infeksi Project Based learning
memberikan asuhan keperawatan (PjBL)
pada agregat dalam Komunitas:
dengan Masalah Kesehatan Populasi:
Penyakit Infeksi
9 Setelah mengikuti kegiatan Askep Komunitas Masalah Kesehatan Populasi: Lecture, Case Study, SGD,
pembelajaran mahasiswa mampu Penyakit Kronik Project Based learning
memberikan asuhan keperawatan (PjBL)
pada agregat dalam Komunitas:
Masalah Kesehatan Populasi: Penyakit
Kronik
10 Setelah mengikuti kegiatan Terapi komplementer dalam keperawatan Lecture, Case Study, SGD,
pembelajaran mahasiswa mampu komunitas: Project Based learning
memberikan asuhan keperawatan 5. Definisi Terapi Komplementer (PjBL)
dengan mengembangkan terapi 6. Jenis Jenis Terapi Komplementer
komplementer 7. Fokus Terapi Komplementer
8. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer
9. Teknik Terapi Komplementer
Daftar pustaka:
Allender, et al. 2011. Community health nursing: promoting and protecting the
th
publics health, 7 edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. (Ruang Baca
Henderson)
Ferry & Makhfudli. 2009. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta :
Salemba Medika.
Notoatmojo, S. 2010. Promosi kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Promosi kesehatan, komitmen global dari Ottawa-
Jakarta-Nairobi menuju rakyat sehat. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan,
Depkes RI bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku-FKM UI.
Ridwan, M. 2009. Promosi kesehatan dalam rangka perubahan perilaku. Jurnal
Kesehatan Metro Sai Wawai, Volume 2 Nomor 2, hal 71-80.
Ajzen, I. 2011. Behavioral interventions: Design and evaluation guided by the theory
of planned behavior. In M. M. Mark, S. I. Donaldson, & B. C. Campbell (Eds.),
Social psychology for program and policy evaluation (pp. 74-100). New York:
Guilford.
Pender, N. 2011. The health promotion model, manual. Retrieved February 4, 2012,
from nursing.umich.edu: http://nursing.umich.edu/faculty-staff/nola-j-
pender.
Bandura, A. (1989). Social cognitive theory. In R. Vasta (Ed.), Annals of child
development. Vol. 6. Six theories of child development (pp. 1-60). Greenwich,
CT: JAI Press.
Yun, et al. 2010. The role of social support and social networks in smoking behavior
among middle and older aged people in rural areas of South Korea: A cross-
sectional study. BMC Public Health: 10:78.
Rogers. 2003. Diffusion of Innovations. Fifth Edition. Free Press, New York, p221
Siagian, S. 2004. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Leddy, S.K. 2006. Health promotion mobilizing. Philadelphia: Davis Company.
Lucas dan Lloyd. 2005. Health promotion evidence and experience. London: SAGE
Publications.
Anderson & Mc Farlane. 2011. Community as Partner: Theory and Practice in
th
Nursing, 6 edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. (Ruang Baca Henderson)
Stanhope & Lancaster. 2010. Foundation of nursing in the community, community-
rd
oriented practice, 3 edition. USA: Mosby Elsevier. (Ruang Baca Henderson)
Kotler dan Lee. 2007. Social marketing: influencing behavior for good. London: SAGE
Publication

AIPNI
18

AIPNI
Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga
Beban Studi : 4SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata kuliah Keperawatan Keluarga adalah pembahasan tentang konsep
keluarga, kesehatan keluarga, konsep keluarga sejahtera, asuhan keperawatan
keluarga pada tiap tahapan perkembangan keluarga yang meliputi pasangan
keluarga yang baru menikah, keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan
balita, keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga dewasa
dan masalah-masalah keluarga yang terkait dengan masalah kesehatan yang lazim di
Indonesia. Kegiatan belajar meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.

Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah keperawatan keluarga
mahasiswa memiliki kemampuan:
1. Menjelaskan konsep keperawatan dan konsep terkait dan
penerapannya pada asuhan keperawatan keluarga
2. Melengkapi data kasus tersebut menggunakan format pengkajian
keluarga yang sesuai.
3. Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung
untuk merumuskan masalah keperawatan menggunakan format
analisa data.
4. Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5. Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan
keluarga menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6. Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan
tujuan tersebut menggunakan format yang sesuai
8. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9. Menghubungkan dampak isu tersebut pada perkembangan
keperawatan keluarga.

18
AIPNI
18
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Mampu menjelaskan 1. Konsep keluarga Mini Lecture,Case studi, SGD, Project
konsep tersebut 2. Konsep keluarga sejahtera Based learning (PjBL), Lab skills
penerapannya pada 3. Konsep keperawatan keluarga
asuhan keperawatan 4. Ruang lingkup keperawatan keluarga
keluarga 5. Trend dan isu keperawatan keluarga
6. Proses keperawatan keluarga
7. Asuhan keperawatan Keluarga sesuai
kebutuhan tumbuh kembang
8. Asuhan keperawatan Keluarga dengan
masalah kesehatan yang lazim di
Indonesia

2 Apabila diberi data kasus 1. Konsep asuhan keperawatan keluarga Mini Lecture,Case study, SGD, Project
keluarga, mahasiswa 2. Pengkajian keluarga Based learning (PjBL), Lab skills
mampu melakukan 3. Perumusan masalah keperawatan
asuhan keperawatan keluarga
keluarga 4. Diagnosis keperawatan keluarga
5. Prioritas diagnosis keperawatan
keluarga
6. Perencanaan kep. keluarga
7. Evaluasi kep. Keluarga

18
AIPNI
Daftar Pustaka:

Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health


nursing.Third edition. California: Appleton & Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.
Saunders
Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint
Carolus
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:
Rieka Cipta.
Stanhope, M., Lancaster, J. (1995).Community health nursing: Process and practice
for promoting health. St. Louis: Mosby years books

Mata kuliah: Metodologi Penelitian

Beban Studi: 4SKS


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang filsafat ilmu, konsep penelitian, perkembangan
penelitian keperawatan, proses penelitian, dimensi penelitian, prosedur
pemilihan uji hipotesis, statistk deskriptif, uji hipotesis komparatif, uji hipotesis
variabel kategorikal, uji korelasi, proposal penelitian, etika penelitian, dan
penulisan hasil penelitian

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Metodologi Riset, bila diberi data
kasusmahasiswa mampu :
1. Menjelaskan konsep dan prinsip penelitian

2. Menguraikan prosedur dan tata cara melakukan penelitian

3. Mengidentifikasi sumber-sumber masalah penelitian keperawatan

4. Menyusun proposal penelitian dengan baik dan benar.

18
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Mampu menjelaskan Konsep dasar penelitian keperawatan : Discovery learning
konsep dan prinsip 1. Hakikat Ilmu pengetahuan dan penelitian
penelitian
2. Pendekatan Penelitian (Induktif Deduktif)
3. Pengertian metodologi penelitian, berfikir dan
bersikap ilmiah serta urgensi metodologi penelitian
dalam pengembangan IPTEK
4. Perkembangan metodologi ilmu dan penelitian
5. Mencari kebenaran
6. Definisi penelitian
7. Klasifikasi Penelitian
8. Karakteristik penelitian
9. Kegunaan penelitian
2. Mampu menguraikan 1. Jenis penelitian Lecture
prosedur dan tata 2. Langkah-langkah penelitian
cara melakukan 3. Ruang lingkup penelitian keperawatan
penelitian

3. Mengidentifikasi Perumusan masalah dan tinjauan pustaka: Contextual


sumber-sumber 1. Identifikasi topik penelitian Instructon (CI)
masalah penelitian 2. Sumber penemuan masalah penelitian
keperawatan 3. Identifikasi masalah
4. Tipe masalah penelitian

AIPNI
18

AIPNI
5. Kriteria masalah
6. Karakteristik permasalahan
7. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
permasalahan
8. Tinjauan pustakata atau survei literature
9. Perumusan masalah
Kerangka teoritis dan penyusunan hipotesis: lecture
1. Telaah pustaka
2. Kerangka teoritis
3. Teori
4. Variable
5. Hipotesis
6. Karakteristis hipotesis yang baik
7. Klasifikasi hipotesis
Populasi, sample dan sampling: Problem-Based
1. Pengertian populasi, sampel dan sampling Learning/Inquiry
2. Alasan pemilihan sampel (PBL/I)
3. Karakteristis sampel yang baik
4. Kesalahan yang biasa terjadi
5. Proses pemilihan sample
6. Faktor yang mempengaruhi penetapan jumlah sampel
7. Menghitung besar sampel (sample size)
8. Desain sampel : probability dan non probability
18
sampling
Instrumen penelitian: Project-Based
Learning (PjBL)
1. Jenis instrument penelitian
2. Mengembangkan instrument penelitian
3. Mengkaji dan menilai instrumen
4. Memilih alat pengumpulan data
5. Uji validitas instrument
6. Theory related validity dan criterio-related validity
7. Uji reliabilitas instrument
8. Homogenitas
9. Ekuivalensi dan analisis item
Pengumpulan data: Discovery
Learning (DL)
1. Data
2. Jenis data
3. Metode observasi
4. Metode wawancara
5. Metode kuesioner danPengukuran
Analisis data: Self-Directed
1. Mengolah dan menganalisis data Learning (SDL)
2. Tujuan analisis data dan tahapannya
3. Tahapan analisis data
4. Uji hipotesis
19
5. Menentukan uji statistic

Studi deskriptif dan analisis data dasar: Lecture


1. Metode analisis deskriptif
2. Klasifikasi deskriptif dengan ukuran numeric

Asosiasi dan uji perbedaan: Simulasi/Demons


1. Metode asosiasi (analisis bivariat) dan trasi
2. Analisis multi variat

4. Menyusun proposal Menyusun proposal penelitian Small


penelitian dengan baik 1. Proposal penelitian
dan benar 2. Tujuan proposal Group Discussion
3. Jenis proposal
4. Manfaat proposal
5. Struktur proposal penelitian

19
AIPNI
Etika penelitian: Lecture
1. Kepentingan etik penelitian
2. Prinsip dasar etik penelitian keperawatan
3. Uji Etik

Menulis laporan penelitian: Small


1. Sistematika penulisan laporan penelitian
2. Menulis hasil penelitian Group Discussion
3. Menulis pembahasan
4. Menulis naskah publikasi di jurnal ilmiah
Daftar rujukan:

1. Burns, N and Grove, S.K. 2011. Understanding Nursing Research: Building


th
an Evidence-Based Practice. 5 . edition. Elseiver Saunders
2. Lwanga. S.K, Lemeshow. S., 1991. Sample Size Determination in Health

Studies, WHO. Genewa


3. Polit. D.F., Bect. C.T., 2010. Essentials of Nursing Research: Appraising Evidence
th
for Nursing Practice, 6 edition. Lippincott William and Wilkins
4. Tench, M.R., Taylor,B., Kermode, S., Robert, K.,2011. Research in
th
Nursing; Evidence for Best Practice. 4 edition. Cengage Learning.
5. The International Council of
Nurses. 2010. Improving Health Through Nursing
Research, 1th. Edition, A. John Wiley & Sons. Ltd. Publication.

6. Mata kuliah : Bahasa Inggris

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang integrasi empat kemampuan dasar berbahasa
Inggris yaitu berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis termasuk aspek-
aspek tata-bahasa dan kosakata kedalam ruang lingkup pelayanan dan pekerjaan
keperawatan baik dalam praktik klinik/komunitas maupun pada pembelajaran di
kelas dan/atau di laboratorium. Pada tahap lanjut, mata kuliah ini
mempersiapkan mahasiswa untuk bisa mendapatkan nilai skor TOEFL/IELTS yang
memadai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja
di luar negeri.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris, bila diberi data,
mahasiswa mampu :
1. Membaca dan menjelaskan instruksi medis dan/atau tim
kesehatan terkait catatan medis pasien dalam bahasa Inggris
2. Mengidentifikasi perintah/instruksi dalam percakapan bahasa
Inggris di kelas atau simulasi seting pelayanan kesehatan
19
AIPNI
3. Menulis/mendokumentasikan laporan kegiatan asuhan
keperawatan yang diberikan ke pasien
4. Berkomunikasi bahasa Inggris aktif dalam pembelajaran di
kelas dan dalam simulasi pelayanan kesehatan
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Membaca dan menjelaskan catatan 1. Pengantar bahasa Inggris untuk profesi SGD, Role play, presentasi
medis dan/atau tim kesehatan kesehatan
terkait catatan medis pasien dalam 2. Review anatomi dan fisiologi manusia
bahasa Inggris 3. Berfikir kritis
4. Catatan medis (medical record) pasien

2 Mengidentifikasi perintah/instruksi 1. Lingkungan rumah sakit dan pelayanan Problem based learning,
dalam percakapan bahasa Inggris di kesehatan lainnya SGD, Role Play
kelas atau simulasi seting pelayanan 2. Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan
kesehatan 3. Nursing Skills

3 Menulis/mendokumentasikan 1. Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan Minilecture, Case Study,


dalam bahasa Inggris kegiatan 2. Pengkajian keperawatan pada pasien dan
asuhan keperawatan yang diberikan keluarga
ke pasien 3. Intervensi keperawatan
4. Dokumentasi asuhan keperawatan

4 Berkomunikasi bahasa Inggris aktif 1. Pengantar bahasa Inggris untuk profesi Case study, Role play,
dalam pembelajaran di kelas dan kesehatan Collaborative Learning
dalam simulasi pelayanan 2. Anatomi dan fisiologi manusia
kesehatan 3. Berfikir kritis
4. Lingkungan rumah sakit dan pelayanan

19
AIPNI
kesehatan lainnya
5. Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan
6. Pengkajian keperawatan pada pasien dan
keluarga
7. Intervensi keperawatan
8. Dokumentasi asuhan keperawatan
9. Kerjasama tim dalam pelayanan kesehatan

Daftar rujukan:
1
1. Grace, Tony, 2007. Oxford English for Careers: Nursing . Oxford University Press

2. Allum, Virginia &McGarr, Patricia. 2010. Cambridge English for Nursing: Pre-intermediate. Cambridge University Press.
nd
3. Potter & Perry. 2005, Fundamentals of Nursing, 2 edition. Evolve

4. Human Anatomy and Physiology

5. Incredible easy, 2010. Medical Surgical Nursing

6. NANDA, 2006, Nursing Diagnosis, Lippincott-William Wilkins

7. Oxford English Dictionary

8. Oxford English Thesaurus

9. Medical and Nursing Dictionary

AIPNI
19

AIPNI
Mata kuliah: Keperawatan Gawat Darurat

Beban Studi: 4 SKS


Prasyarat : Keperawatan Klinik (KMB, Keperawatan Anak, Keperawatan
Maternitas, Ilmu Keperawatan Jiwa)

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep dan perencanaan asuhan keperawatan
yang etis, legal dan peka budaya pada klien yang mempunyai masalah actual dan
resiko yang terjadi secara mendadak atau tidak dapat diperkirakan dan tanpa atau
disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan, serta kondisi klien yang
mengalami kritis dan mengancam kehidupan. Perencanaan asuhan keperawatan
dikembangkan sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mencegah atau
mengurangi kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi.

Capaianpembelajaran mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan gawat darurat, setelah
diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu:
1. Menerapkan filosofi, konsep holistic dan proses keperawatan
kegawat daruratan

2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan,


kedaruratan dan kegawat daruratan terkait gangguanberbagai sistem pada
individu dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus
kegawatan, kedaruratan, kegawat daruratan terkait gangguan berbagai
sistem pada individu dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
4. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan keperawatan
dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai sistem
5. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada individu
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai
sistem dengan memperhatikan aspek legal dan etis
6. Melaksanakan fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus
kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai
sistem
7. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kegawat daruratan
sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

AIPNI
19

AIPNI
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan filosofi, konsep holistic dan Konsep keperawatan gawat darurat Mini Lecture, Case
proses keperawatan kegawat daruratan Peran dan fungsi perawat gawat darurat study, SGD
Proses keperawatan pada area keperawatan
gawat darurat
Efek kondisi kegawat daruratan terhadap pasien
dan keluarga
Pengkajian primer dan sekunder
Triage
Isu End of life di keperawatan gawat darurat
Mekanisme trauma
2 Melakukan simulasi asuhan keperawatan Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet pada Mini Lecture, Case
dengan kasus kegawatan, kedaruratan gangguan berbagai sistem(Syok, trauma dada, study, SGD, Project
dan kegawat daruratan terkait infark miokardium, trauma kepala, trauma Based Learning (PjBL),
gangguanberbagai sistem pada individu Lab skills, mapping
abdomen, trauma muskuloskeletal, kegawatan
dengan memperhatikan aspek legal dan based learning
obstetri, kegawatan psikiatrik, overdosis dan
etis.
keracunan obat)
Asuhan keperawatan kegawat daruratan
(pengkajian, analisa data, diagnosis
keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi secara komprehensif meliputi bio-
psiko-sosio-spiritual) pada berbagai sistem

3 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada Mini Lecture, Case
kesehatan dengan kasus kegawatan, masalah pada kasus kegawatdaruratan berbagai study, SGD, Project

AIPNI
19

AIPNI
kedaruratan dan kegawat daruratan sistem Based Learning (PjBL),
terkait multi sistem pada individu dengan Lab skills
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis

4 Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian Hasil-hasil penelitian terkait pada masalah pada Telaah jurnal, Case
kedalam asuhan keperawatan dalam kasus kegawatdaruratan berbagai sistem study, SGD
mengatasi masalah yang berhubungan
dengan kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait berbagai
sistem
5 Melakukan simulasi pengelolaan asuhan Manajemen pada kasus kegawatdaruratan Case study, SGD,
keperawatan pada individu dengan berbagai sistem Problem Based
kegawatan, kedaruratan dan kegawat learning (PjBL)
daruratan terkait berbagai sistem dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
6 Melaksanakan fungsi advokasi dan Peran dan fungsi perawat Case study, SGD,
komunikasi pada kasus kegawatan, Problem Based
kedaruratan dan kegawat daruratan learning (PjBL)
terkait berbagai sistem
7. Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan pada kegawatan, Lab skills
keperawatan pada kegawat daruratan kedaruratan dan kegawat daruratan
sesuai dengan standar yang berlaku 1. Pengkajian kegawatan, kedaruratan dan
dengan berfikir kreatif dan inovatif kegawat daruratan
sehingga menghasilkan pelayanan yang 2. Triase
efisien dan efektif. 3. Pembidaian
4. Pembebasan jalan nafas dan control servikal
19
5. Needle decompression dan occlusive
dressing
6. BCLS
20
Daftar Pustaka:

Emergency Nurses Association. (2013). Sheehys Manual of Emergency Nursing:


th
Principles and Practice. 7 ed. St Louis: Elsevier Inc
Proehl, Jean. A. (2009). Emergency Nursing Procedures. St Louis: Saunders
Fultz, J. & Sturt, P. (2005). Mosbys Emergency Nursing Reference. St Louis: Elsevier
Mosby
Emergency Nursing Association. (2008). Emergency Nursing Core Curriculum (6 Eds).
Philadelphia: WB Saunders Company
Tscheschlog, B. A. & Jauch, A. (2014). Emergency nursing made incredibly easy.
Wolter Kluwers
Schumacher, L. & Chernecky, C. C. (2009).Saunders Nursing Survival Guide: Critical
Care & Emergency Nursing, 2e. Saunders

20
AIPNI
Semester 7:

1. Mata kuliah : Keperawatan Kritis

Beban Studi: 3SKS


Prasyarat : Keperawatan Klinik (KMB, Keperawatan Anak, Keperawatan
Maternitas, Ilmu Keperawatan Jiwa)

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep dan perencanaan asuhan keperawatan
yang etis, legal dan peka budaya pada klien yang mengalami kritis dan mengancam
kehidupan. Perencanaan asuhan keperawatan dikembangkan sedemikian rupa
sehingga diharapkan mampu mencegah atau mengurangi kematian atau
kecacatan yang mungkin terjadi.

Capaianpembelajaran mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan medikal bedah I, setelah
diberi data/kasus/artikelmahasiswa mampu:
1. Menerapkan filosofi, konsep holistic dan proses keperawatan kritis

2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kritis terkait


gangguanberbagai sistem pada individu dengan memperhatikan aspek legal dan etis

3. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kritis terkait


gangguan berbagai sistem pada individu dengan memperhatikan aspek legal
dan etis.

4. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan keperawatan dalam


mengatasi masalah yang berhubungan dengan kasus kritis terkait berbagai sistem

5. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada individu dengan


kasus kritis terkait berbagai sistem dengan memperhatikan aspek legal dan etis

6. Melaksanakan fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus kritis terkait


berbagai sistem

7. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus kritis sesuai dengan


standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan filosofi, konsep holistic dan Konsep keperawatan kritis Mini Lecture, Case study, SGD
proses keperawatan kritis Peran dan fungsi perawat kritis
Proses keperawatan pada area keperawatan
kritis
Efek kondisi kritis terhadap pasien dan
keluarga
Isu End of life di keperawatan kritis
Psikososial aspek dari keperawatan kritis
2 Melakukan simulasi asuhan keperawatan Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet Mini Lecture, Case study,
dengan kasus kritis terkait pada kasus kritis dengan gangguan SGD, Project Based Learning
gangguanberbagai sistem pada individu berbagai sistem (PjBL), Lab skills, mapping
dengan memperhatikan aspek legal dan based learning
Asuhan keperawatan kritis (pengkajian,
etis
analisa data, diagnosis keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi
secara komprehensif meliputi bio-psiko-
sosio-spiritual) pada berbagai sistem
3 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier Mini Lecture, Case study,
kesehatan dengan kasus kritis terkait pada masalah pada kasus kritis berbagai SGD, Project Based Learning
gangguan berbagai sistem pada individu sistem (PjBL), Lab skills
dengan memperhatikan aspek legal dan
etis
4 Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian Hasil-hasil penelitian terkait pada masalah Telaah jurnal, Case study, SGD
kedalam asuhan keperawatan dalam pada kasus kritis berbagai sistem
mengatasi masalah yang berhubungan
dengan kasus kritis terkait berbagaisistem
20
AIPNI
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda

5 Melakukan simulasi pengelolaan asuhan Manajemen pada kasus kritis berbagai Case study, SGD
keperawatan pada individu dengan kasus sistem
kritis terkait berbagai sistem dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
6 Melaksanakan fungsi advokasi dan Peran dan fungsi perawat Case study, SGD, Problem
komunikasi pada kasus kritis terkait Based learning (PBL)
berbagai sistem
7 Mendemonstrasikan intervensi 1. Prinsip-prinsip penatalaksanaan ventilasi Lab skills
keperawatan pada kasus kritis sesuai mekanik
dengan standar yang berlaku dengan 2. Indikasi dan efeksamping penggunaan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga ventilator mekanik
menghasilkan pelayanan yang efisien dan 3. Perawatan pasien dengan menggunakan
efektif ventilator mekanik
20
Daftar Pustaka:
Alspach, J. G. (2006). AACN Core Curriculum for Critical Care Nursing, 6th Ed.
Bench, S & Brown, K. (2011). Critical Care Nursing: Learning from Practice. Iowa:
Blackwell Publishing
Burns, S. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing, Third Edition (Chulay, AACN
Essentials of Critical Care Nursing). Mc Graw Hill
nd
Comer. S. (2005). Delmars Critical Care Nursing Care Plans. 2 ed. Clifton Park:
Thomson Delmar Learning
nd
Elliott, D., Aitken, L. & Chaboyer, C. (2012). ACCCNs Critical Care Nursing, 2 ed.
Chatswood: Elsevier
Porte, W. (2008). Critical Care Nursing Handbook. Sudburry: Jones and Bartlett
Publishers
Schumacher, L. & Chernecky, C. C. (2009).Saunders Nursing Survival Guide: Critical
Care & Emergency Nursing, 2e. Saunders
Urden, L.D., Stacy, K. M. & Lough, M. E. (2014). Critical care Nursing: diagnosis and
th
Management. 7 ed. St Louis: Mosby

2. Mata Kuliah : Biostatistik

BebanStudi : 2 SKS (1 T, 1 P)
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata jar ini berfokus pada pemahaman tentangprinsip-prinsip statistik, tingkat-
tingkat pengukuran, penyajian grafis, ukuran deskriptif dari ringkasan statistik,
disperse dan asosiasi statistika inferensial, tes hipotesa dan aplikasi dalam
menafsirkan literatur riset keperawatan.

Capaian Pembelajaran Mata kuliah:

1. Bila diberi satu set data siap olah, mahasiswa mampu menyajikan data
tersebut dalam bentuk tabel, diagram, grafik sesuai data yang telah dikatagorikan .
2. Bila diberi satu set data siap olah, mahasiswa mampu menetapkan ada
tidaknya hubungan antara dua variabel dengan menggunakan uji statistik bivariat
sesuai dengan jenis data yang telah dikategorikan .

20
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata kuliah: Pokok bahasan Metoda

1. Bila diberi satu set data siap olah, Statistik Deskriptif: Ceramah

mahasiswa mampu menyajikan data Pengertian statistik, pengertian data & Tanya Jawab

tersebut dalam bentuk tabel, diagram, variabel Tugas Baca


Jenis data & skala pengukuran Tugas mandiri
grafik sesuai data yang telah dikatagorikan
Perbedaan statistik deskriptif dengan Diskusi Kelompok
.
inferensial Laboratorium komputer/statistik

Penyajian data:
Tujuan, prinsip, dan penyajian data Bentuk
penyajian data kuantitaif dan kualitatif
Tabel frekuensi, distribusi frekuensi,
distribusi normal

2. Bila diberi satu set data siap olah, Tendensi sentral:


mahasiswa mampu menetapkan ada Ukuran tengah (mean, median, mode)
tidaknya hubungan antara dua variabel Ukuran variasi (range, interquartil, varian,
SD, COV)
dengan menggunakan uji statistik bivariat
Ukuran posisi (quartil, persentil, desil)
sesuai dengan jenis data yang telah
Probabilitas: Permutasi kombinasi
dikategorikan

AIPNI
20

AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata kuliah: Pokok bahasan Metoda

Distribusi probabilitas:
Distribusinormal
Distribusi binomial

Distribusi sampling:
Pengertian
populasi,sampel dan
distribusi sampling
Pengertian standar erorr
Sentral Limit Theorem

Estimasi:
Pengertian estimasi
Estimasi titik dan selang
Estimasi rata-rata & proporsi

Statistik inferensial:
Pengertian, konsep statistik inferensial,
hubungan statistik deskriptif dan
inferensial
Langkah-langkah pengujian hipotesis
20
No Capaian Pembelajaran Mata kuliah: Pokok bahasan Metoda

Uji beda satu mean: uji t, uji z:


Konsep uji hipotesis perbedaan 1 mean
dan 2 mean
Aplikasi uji hipotesis perbedaan 1 mean
dan 2 mean
Uji beda proporsi:
Konsep uji hipotesis beda proporsi
Uji 1 proporsi uji z

Uji beda > dari 2 proporsi:


Konsep uji Chi square
Aplikasi uji Chi square untuk uji asosiasi,
uji homogenitas, uji kesesuaian
Korelasi:
Korelasi Pearson
Korelasi Spearman
20
Kepustakaan

Sabri, L & Hastono, S.P.,(2007). Statistik kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kuzma. J. W., (1984). Basic statistical for health sciences. California :
MayfieldPublishing Company
Moore, D, S., (2000). The Basic practice of statistics. New York: W.H. Freeman
andCompany
Salkind, N.J. (2000). Statistics for people who hate statistics. USA: Sage Publications Inc

3. Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik


Beban Studi : 4 SKS (3 T, 1 P)
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar keperawatan gerontik adalah membahas konsep dasar keperawatan
gerontik, berbagai teori keperawatan gerontik dan asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar lansia. Penerapannya pada asuhan keperawatan
gerontik melingkupi pembahasan mengenai kebutuhan bio, psiko, social dan spiritual
pada lanjut usia dengan sasaran individu, keluargadankelompok/komunitas.
Pembahasan mata ajar ini meliputi teori dan praktikum laboratorium dalam
pemenuhan kebutuhan klien lanjut usia dengan gangguan bio, psiko, social dan
spiritual. Proses pembelajaran mata kuliah gerontik ini diarahkan agar mahasiswa
memperoleh kemampuan dalam melakukan asuhan keperawatan yang meliputi
melakukan pengkajian, menentukan diagnosa yang sesuai, merencanakan intervensi
keperawatan, melakukan tindakan keperawatan di laboratorium dan melakukan
evaluasi dan dokumentasi pada berbagai contoh kasus gangguan kebutuhan dasar
lansia. Proses pembelajaran pada mata ajar ini dilakukan melalui teori dengan
pendekatan Student Center Learning (SCL) dan praktikum laboratorium kampus.

Sasaran Pembelajaran Terminal


Bila diberi contoh kasus keperawatan lanjut usia di rumah sakit, panti wredha
dan keluarga dengan gangguanbio, psiko, social dan spiritual,mahasiswa mampu
menyusun asuhan keperawatan individu, keluarga, dan kelompok/ komunitas
sesuai dengan konsep dan prinsip keperawatan gerontik

1
Sasaran Pembelajaran Penunjang

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah keperawatan gerontik


mahasiswa akan mampu :

1. Bila diberi pertanyaan pemicu dan bahan bacaan, mahasiswa mampu


menjelaskan konsep dan teori menua yang digunakan dalam keperawatan gerontik
dengan tepat

2. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan strategi komunikasi terapeutik sesuai


dengan masalah dan kondisi perkembangan lanjut usia

3. Bila diberi data kasus lansia (individu, keluarga, kelompok) dengan masalah
bio, psiko, social dan spiritual, mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan
(pengkajian, analisis data, merumuskan dua diagnosis dan merencanakan
intervensi keperawatan) sesuai dengan standar NANDA
No SasaranPembelajaran Bahankajian Metoda
1 Bila diberi pertanyaan Mini Lecture,Case
pemicu dan bahan 1. Konsep dasar keperawatan gerontik studi, SGD, Project
2. Teori-teori penuaan Based learning (PjBL),
bacaan, mahasiswa
3. Perubahan bio-psiko-sosial-spiritual-cultural yang lazim terjadi pada Lab skills
mampu menjelaskan proses menua
konsep dan teori 4. Program nasional kesehatan lansia
5. Isu-isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan
menua yang
kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap orang yang terlibat
digunakan dalam merawatlansia.
keperawatan gerontik
dengan tepat

2 Mahasiswa mampu 1. Komunikasi dengan lansia Mini Lecture,Case


mendemonstrasikan studi, SGD, Project
2. Komunikasi dengan kelompok keluarga dengan lansia
Based learning (PjBL),
strategi komunikasi
3. Masalah yang umum terjadi pada lansia dengan masalah komunikasi Lab skills
terapeutik sesuai 4. Perumusan diagnosis keperawatan pada lansia dengan masalah komunikasi
dengan masalah dan 5. Perencanaan tindakan keperawatan pada lansia dengan masalah
komunikasi
kondisi perkembangan
lanjut
usia

1
No SasaranPembelajaran Bahankajian Metoda
3 Biladiberi data 1. Asuhan Keperawatan (pengkajian, analisis data, diagnosis keperawatan, Mini Lecture,Case
kasuslansia (individu, intervensi) pada lansia dengan perubahan fisiologis study, SGD, Project
2. Asuhan Keperawatan (pengkajian, analisis data, diagnosis keperawatan, Based learning (PjBL),
keluarga, kelompok)
intervensi) pada lansia dengan perubahan psiko, sosial, dan spiritual pada Lab skills
dengan bio, psiko, lansia
social dan spiritual,
mahasiswamampu
menyusun asuhan
keperawatan
(pengkajian, analisis
data, merumuskan
dua diagnosis dan
merencanakan
intervensi
keperawatan) sesuai
dengan standar
NANDA
DAFTAR RUJUKAN

1. Annete, G. L. (2000). Gerontologic Nursing. St. Louis : Mosby. (Wajib)


2. Black, JM., Matassin E. (2002). Medical surgicalnursing,
clinicalmanagement for continuity of care. JB. Lipincott.co
3. Bobak, I.M & Jensen, M.D. (2005). Maternity and gynecologic care: the nurse
th
and the family. 5 .ed. Saint louis: CV Mosby.Co
4. Craven, R.F., Hirnle, C.J. (2007). Fundamental of nursing: Human health and
function. Fifth edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
5. Chenitz, W.C, Stone, J.T., Salisbury, S.A. (1991). Clinical Gerontological
Nursing: a guide to advanced practice. Philadelphia: WB Saunders. (dianjurkan)
6. Crisp, J., Taylor, C., Potter, P.A., & Perry, A.G. (2001). Fundamental of
nursing.
Singapore: Mosby
7. Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T., Jett, K. (2005). Gerontological nursing &
nd
health aging. 2 ed. St. Louis, Missouri: Mosby, Inc. (Wajib).
8. Kozier, B., Erb, G., Berman, A.J. & Snyder (2004). Fundamental nursing:
Concepts, process, and practice. Seventh edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
9. Matteson, MA. And Mc Connel, E.S (1988). Gerontological Nursing: concept
and practice. Philadelphia: WB Saunders. (dianjurkan).
10. Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older adults: theory and
practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin. (wajib)
11. Miller, C. A. (2005). Nursing care of older adults : theory and practice.
Philadelphia: JB. Lippincot.
12. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental nursing: Concepts, process,
and practice. Sixth edition. St. Louis: Mosby Year Book
13. Roach, S. (2006). Introductory Gerontological Nursing. Philadelphia :Lippincot.
th
14. Sherwood, L. (2004). Human physiology: From cells to systems, (5 ed.). Ch
31, pp 459-509. California: Thomson Learning.
15. Stanhope, M and Lancaster, J. (2004). Community & Public health nursing. St.
Louis : Mosby. (dianjurkan)
16. Stanley, M. & Beare, P.G. (1999). Gerontological nursing: a health
nd
promotion/ protection approch. 2 ed. Philadephia: F. A. Davis Company
17. Nanda International. (2009). Nursing diagnoses: definition & classification
2009- 2011. United Kingdom: Blackwell Publishing.
18. Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M. (2008). Nursing
intervention classification (NIC). 5th ed. United Kingdom: Elsevier Inc

4. Mata kuliah: Keperawatan Bencana

Beban Studi: 2SKS


Prasyarat : Keperawatan Klinik (KMB, Anak, Maternitas, Jiwa, Gadar, Kritis),
Keperawatan Komunitas

21
AIPNI
Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :
Mata kuliah ini membahas tentang konsep, jenis, klasifikasi, dan karakteristik bencana,
dampak bencana terhadap kesehatan, prinsip penanggulangan kedaruratan bencana,
persiapan bencana, penilaian sistematis, tindakan-tindakan keperawatan selama fase
bencana, perawatan psikososial dan spiritual bagi korban bencana, perawatan bagi
populasi rentan, aspek etik dan legal pada bencana, perlindungan bagi petugas,
pendekatan interdisiplin, pemulihan pasca bencana, dan penerapan evidence based
practice dalam keperawatan bencana. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir kritis, sistematis, dan komprehensif dalam
mengaplikasikan konsep keperawatan bencana dengan pendekatan holistik, etis, dan
peka budaya.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Setelah menyelesaikan pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa akan mampu:
1. Menjelaskan sistem penanggulangan bencana terpadu yang terintegrasi pada
sistem pelayanan kesehatan secara komprehensif dan sistematis
2. Melakukan simulasi penilaian secara cepat, tepat, dan sistematis pada keadaan
sebelum, saat, dan setelah bencana
3. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan pencegahan dan penanggulangan
bencana dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip dan teori pembelajaran orang
dewasa
4. Mendemonstrasikan pertolongan korban bencana dan penanggulangan
bencana dengan memperhatikan keselamatan korban dan petugas, keselamatan
dan keamanan lingkungan
5. Melakukan simulasi perencanaan penanggulangan bencana di berbagai area
pelayanan kesehatan dan non pelayanan kesehatan dengan pendekatan interdisiplin
serta menerapkan aspek etik, legal, dan peka budaya
No Capaianpembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
1 Menjelaskan sistem 1. Pengantar keperawatan bencana Mini Lecture, Case study,
penanggulangan bencana terpadu 2. Dampak bencana terhadap kesehatan SGD
yang terintegrasi pada sistem 3. Sistem penanggulangan bencana terpadu
pelayanan kesehatan secara 4. Sistem pelayanan kesehatan
komprehensif dan sistematis 5. Aspek etik dan legal dalam keperawatan bencana
6. Perencanaan penanggulangan bencana
7. Pengembangan dan perencanaan kebijakan

2 Melakukan simulasi penilaian 1. Konsep dan model-model Triase bencana Case study, SGD
secara cepat, tepat, dan sistematis 2. Berfikir kritis dan sistematis
pada keadaan sebelum, saat, dan 3. Penilaian sistematis sebelum, saat, dan setelah bencana pada
setelah bencana korban, survivor, populasi rentan, dan berbasis komunitas
4. Surveilen bencana
5. Dokumentasi dan pelaporan hasil penilaian bencana

3 Melakukan simulasi pendidikan 1. Persiapan dan mitigasi bencana Mini lecture, Role Play,
kesehatan tentang pencegahan dan 2. Aplikasi pendidikan kesehatan dalam pencegahan dan SGD, Project Based
penanggulangan dampak buruk penanggulangan dampak buruk bencana Learning (PjBL)
bencana (mitigasi bencana) dengan 3. Pemberdayaan masyarakat
mengintegrasikan prinsip-prinsip 4. Pendidikan dan kesiapsiagaan
dan teori pembelajaran orang 5. Evidence based practice pada keperawatan bencana
dewasa

4 Mendemonstrasikan pertolongan 1. Pengelolaan kegawatdaruratan bencana (4 Cs: Command, Case study, Role Play,

21
AIPNI
korban bencana dan Control, Coordination and Communication) Demontrasi
penanggulangan bencana dengan 2. Perawatan terhadapa individu dan komunitas
memperhatikan keselamatan 3. Perawatan psikososial dan spiritual pada korban bencana
korban dan petugas, keselamatan 4. Perawatan untuk populasi rentan (lansia, wanita hamil, anak-
dan keamanan lingkungan, dan anak, orang dengan penyakit kronis, disabilitas, sakit mental)
pendekatan interdisiplin 5. Pemenuhan kebutuhan jangka panjang

5 Melakukan simulasi perencanaan 1. Aplikasi pengelolaan penanggulangan bencana dengan Mini Lecture, Case study,
penanggulangan bencana di pendekatan komprehensif pada setiap fase (Prevention, Project Based Learning
berbagai area (pelayanan Mitigation,Planning/Response/Recovery) (PjBL), Simulasi
kesehatan dan non pelayanan 2. Pengurangan resiko, pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan) dengan pendekatan kesehatan
interdisiplin 3. Komunikasi dan penyebaran informasi
4. Perawatan psikososial dan spiritual pada korban bencana
5. Perawatan untuk populasi rentan (lansia, wanita hamil, anak-
anak, orang dengan penyakit kronis, disabilitas, sakit mental)
6. Perlindungan dan perawatan bagi petugas dan caregiver
7. Kerjasama tim inter dan multidisiplin
8. Pemberdayaan masyarakat
21
Daftar Pustaka:
Adelman, D.S, and Legg, T.J. (2008). Disaster Nursing: A Handbook for Practice. New
York: Jones & Bartlett Learning
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (www.bnpb.go.id)
Howard, PK., and Steinman RA. (2013). Sheehys Manual of Emergency Nursing:
th
Principles and Practice. 7 ed. St Louis: Elsevier Inc
Jordan, KS. (2000). Emergency Nursing Core Curriculum (5 Eds). Philadelphia: WB
Saunders Company
Veenema, T.G. (2013). Disaster Nursing and Emergency Preparedness For Chemical,
Biological, and Radiological Terrorism and Other Hazards 3 ed. New York:
Springer Publishing Company, LLC
WHO western pacific region & International council of nurses. (2009). ICN framework
on disaster nursing competencies. Geneva: ICN

1
AIPNI
Mata kuliah : Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
Beban Studi : 3 SKS (3 PL)
Prasyarat : IDK I, IDK II, KD I, KD II, KMB I, KMB II, KMB III

Deskripsi Mata Kuliah :

Mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah merupakan satu kelompok
Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang memiliki fokus pada penerapan asuhan
keperawatan yang diajarkan pada mata ajar Keperawatan Dewasa (KD). Fokus
mata kuliah ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien dewasa dengan
gangguan pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, hematologi, endokrin, imun,
pencernaan dan perkemihan, muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan. Penerapan asuhan keperawatan pada Praktik Klinik Keperawatan
Medikal Bedah ini ditekankan pada kemampuan membangun jiwa
profesionalisme mahasiswa, belajar reflektif (reflective learning) dan
kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan. Pemberian asuhan
keperawatan meliputi membina hubungan terapeutik dengan klien, melakukan
pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan yang sesuai
dengan kasus, melakukan tindakan keperawatan dengan pendekatan tindakan
sederhana ke kompleks, dan melakukan evaluasi yang sesuai dengan rencana
tindakan. Proses pembelajaran dilakukan melalui praktik klinik di Rumah Sakit,
diskusi kasus, presentasi kasus, dan belajar mandiri.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran praktik klinik keperawatan medikal bedah:
1. Bila diberi data pasien dewasa dengan gangguan pada sistem
pernafasan, kardiovaskuler, hematologi, endokrin, imun, pencernaan
dan perkemihan, muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan, peserta didik mampu menyusun rencana keperawatan yang
sesuai dengan format proses keperawatan dan konsep-konsep dasar
keilmuan
2. Bila diberi pasien dewasa dengan gangguan pada sistem pernafasan,
kardiovaskuler, hematologi, endokrin, imun, pencernaan dan perkemihan,
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan, peserta didik
mampu mendemonstrasikan dan mengevaluasi tindakan-tindakan
keperawatan berupa prosedur keterampilan keperawatan sesuai dengan
AIPNI
format prosedur.

218

AIPNI
No Capaian pembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
1 Bila diberi data pasien dewasa dengan Persiapan, pelaksanaan dan paska Pre dan post conference
gangguan pada sistem pernafasan, pemeriksaan diagnostik dan Bed Site Teaching
kardiovaskuler, hematologi, endokrin, laboratorium Tutorial individual yang
imun, pencernaan dan perkemihan, diberikan preceptor
muskuloskeletal, integumen, persepsi Diskusi kasus
sensori dan persarafan, peserta didik
mampu menyusun rencana
keperawatan yang sesuai dengan
format proses keperawatan dan konsep-
konsep dasar keilmuan

2 Bila diberi pasien dewasa dengan Fokus pada observasi dan di bawah Pre dan post conference
gangguan pada sistem pernafasan, pengawasan pembimbing: Bed Site Teaching
kardiovaskuler, hematologi, endokrin, Pemasangan, perawatan, dan lepas Tutorial individual yang
imun, pencernaan dan perkemihan, diberikan preceptor
infuse; Terapi intra vena; balans cairan;
muskuloskeletal, integumen, persepsi Diskusi kasus
EKG; Nebulisasi/inhalasi; Fisioterapi
sensori dan persarafan, peserta didik dada/ postural drainage; Suctioning;
mampu mendemonstrasikan dan
Terapi O2
mengevaluasi tindakan-tindakan
Perawatan WSD; AGD/Analisa Gas
keperawatan berupa prosedur
Darah; Perawatan Trakheostomi;
keterampilan keperawatan sesuai
dengan format prosedur. Tourniquet test; Transfusi

AIPNI
219

AIPNI
No Capaian pembelajaran mata kuliah Bahan kajian Metoda
Pemeriksaan GDS; Injeksi sub kutan
(dalam pemberian insulin); Pemasangan
Nasogastric Tube (NGT); Bilas lambung
(gastric Lavage); Menentukan jenis dan
jumlah kalori dalam diet; Wash-out /
Enema; Colostomy care; kateter; irigasi
bladder; Pemberian obat kemoterapi;
Manajemen nyeri

Irigasi mata; Tetes mata; Irigasi telinga;


Tetes telinga; Body movement / body
mechanic; Pain management; Ambulasi
dini; Fiksasi dan imobilisasi; Wound
care; ROM exercise
220
Daftar Pustaka:

Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-Based


Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd edition,


Belland Bain Ltd, Glasgow

Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).


Nursing Interventions Classification (NIC), 6e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William
Wilkins

Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S.
(2011). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting
Critical Reasoning and Quality Care, 3e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M, (2014). Medical


Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems. Canada:
Elsevier.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing, 2nd ed. Jones
and Barklet Publisher, Sudbury

McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease
in Adults and Children, 7e. Elsevier

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes, 5e. Mosby Elsevier.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and


Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference Toronto : Mosby

22
AIPNI
Semester 8:

Mata kuliah: Skripsi

Beban Studi: 4 SKS (4PL)


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah implementasi dari metodologi penelitian
yang mewajibkan mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang
harus diselesaikan dengan penelitian, membuat proposal penelitian, melakukan
penelitian dan membuat laporan hasil penelitian dengan menggunakan
metodologi penelitian.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah menyelesaikanSkripsi, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
2. Membuat rancangan penelitian
3. Melakukan penelitian
4. Menyusun laporan penelitian dalam bentuk Skripsi
5. Mempertanggungjawaban melalui uji sidang skripsi
No Sasaran Bahan kajian Metoda
Pembelajaran
1 Mampu Perumusan masalah dan tinjauan Discovery
mengidentifikasi pustaka: learning dan
masalah 1. Identifikasi topik penelitian Self-Directed
penelitian 2. Sumber penemuan masalah Learning (SDL)
2. Mampu penelitian
membuat 3. Identifikasi masalah
rancangan 4. Tipe masalah penelitian
5. Kriteria masalah
penelitian
6. Karakteristik permasalahan
3. Mampu
7. Hal yang perlu dipertimbangkan
melakukan
dalam penentuan
penelitian permasalahan
4. Mampu 8. Tinjauan pustakata atau survei
menyusun literature
laporan 9. Perumusan masalah
penelitian dalam Menyusun proposal penelitian
bentuk Skripsi 1. Proposal penelitian
2. Tujuan proposal
5. Mempertanggun 3. Jenis proposal
gjawabkan 4. Manfaat proposal
melalui uji 5. Struktur proposal penelitian
sidang skripsi
1
AIPNI
2
AIPNI
Daftar rujukan:

Burns, N and Grove, S.K. 2011. Understanding Nursing Research: Building an


th
Evidence-Based Practice. 5 . edition. Elseiver Saunders
Lwanga. S.K, Lemeshow. S., 1991. Sample Size Determination in Health Studies, WHO.
Genewa
Polit. D.F., Bect. C.T., 2010. Essentials of Nursing Research: Appraising Evidence for
th
Nursing Practice, 6 edition. Lippincott William and Wilkins
Tench, M.R., Taylor,B., Kermode, S., Robert, K.,2011. Research in Nursing; Evidence
th
for Best Practice. 4 edition. Cengage Learning.
The International Council of Nurses. 2010. Improving Health Through Nursing
Research, 1th. Edition, A. John Wiley & Sons. Ltd. Publication.
2. Mata kuliah : Manajemen Keperawatan
Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat : MK Keperawatan Dewasa

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata kuliah ini adalah mempelajari cara mengelola sekelompok perawat dengan
menggunakan peran dan fungsi manajemen untuk dapat memberikan asuhan keperawatan
kepada klien pada tatanan pelayanan keperawatan di tingkat ruang rawat di rumah sakit (RS)
dan di tingkat keluarga di Puskesmas dan masyarakat sesuai standar nasional dan
internasional. Aspek penting yang harus menjadi perhatian adalah kemampuan bekerja
sama dalam mencapai tujuan organisasi. Konsep dasar peran dan fungsi manajemen
dibahas secara bertahap dalam setiap pertemuan. Pembahasan ditekankan pada
implementasi peran dan fungsi manajer unit perawatan. Proses pembelajaran dilakukan
melalui metode pembelajaran aktif berupa diskusi (berbasis pertanyaan dan masalah),
presentasi, role play, dan belajar berdasarkan hasil studi lapangan digunakan selama satu
semester agar mencapai kemampuan kognitif 6 dan afektif 5.

Kompetensi/ Capaian Pembelajaran Terminal


Kompetensi akhir MK ini adalah apabila diberi masalah manajemen dalam pemberian asuhan
keperawatan di suatu unit perawatan, mahasiswa mampu secara sistematis dan tepat
merancangpenyelesaian masalahnya sesuai teori dan konsep kepemimpinan dan manajemen
dalam manajemen asuhan keperawatan

Sub-Kompetensi untuk mencapai terminal/ akhir adalah agar mahasiswa mampu:


1. membedakan berbagai teori, tipe kepemimpinan, peran, dan fungsi
manajemen keperawatan dalam pengelolaan/ manajemen asuhan
keperawatan
2. menyusun perencanaan manajemen keperawatan suatu unit ruang rawat sesuai
dengan tahapan penyusunan perencanaan dan standar akreditasi pelayanan
3. menetapkan kegiatan fungsi pengorganisasian yang sesuai dengan
prinsip pengorganisasian
4. merencanakan ketenagaan keperawatan sederhana yang sesuai dengan
kebutuhan ruang rawat
5. mengaplikasikan kegiatan manajer ruang rawat pada fungsi pengarahan
6. menyusun upaya pengendalian mutu asuhan dan pelayanan keperawatan
7. memainkan peran dalam proses konferens & timbang terima sesuai konsep manajemen
8. merencanakan penyelesaian konflik dalam pelaksanaan asuhan-pelayanan
keperawatan ruang rawat
No Sub Kompetensi. Bahan kajian Metoda
Mahasiswa mampu:
1. membedakan - Teori, konsep, dan prinsip dasar QBL
berbagai teori, tipe kepemimpinan-manajemen keperawatan
kepemimpinan, - Fungsi, peran, dan tanggung jawab manajer
peran, dan fungsi keperawatan
manajemen - Gaya kepemimpinan: perbedaan dan
keperawatan dalam penggunaannya
pengelolaan/ - Penerapan teori, konsep, dan prinsip
manajemen asuhan kepemimpinan-manajemen di ruang rawat dan
keperawatan Puskesmas
2. menyusun - Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen CBL
perencanaan perencanaan
manajemen - Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang
keperawatan suatu rawat
unit ruang rawat - Proses penyusunan rencana penyelesaian
sesuai dengan masalah manajemen
tahapan penyusunan - Perencanaan dalam manajemen asuhan
perencanaan dan keperawatan di ruang rawat dan Puskesmas
standar akreditasi yang sesuai dengan standar akreditasi nasional
pelayanan dan internasional

3. menetapkan - Konsep dasar, tujuan, dan prinsip CBL


kegiatan fungsi pengorganisasian
pengorganisasian - Berbagai jenis struktur organisasi dalam
yang sesuai dengan keperawatan
prinsip - Perbedaan budaya dan iklim organisasi
pengorganisasian - Implementasi pengorganisasian keperawatan
di ruang rawat dan Puskesmas: kewenangan
klinik perawat

4. merencanakan - Konsep dasar, prinsip, dan tujuan ketenagaan CBL


ketenagaan - Variabel-variabel yang mempengaruhi
keperawatan ketenagaan
sederhana yang - Cara penghitungan jumlah tenaga dalam suatu
sesuai dengan shift
kebutuhan ruang - Alokasi dan penjadwalan tenaga keperawatan
rawat setiap shift
- Peningkatan kualitas ketenagaan yang efektif
sesuai standar akreditasi
No Sub Kompetensi. Bahan kajian Metoda
Mahasiswa mampu:
- Jenis metode penugasan dalam ruang rawat

5. mengaplikasikan - Konsep dasar dan tujuan pengarahan CBL


kegiatan manajer - Kegiatan manajer keperawatan pada fungsi
ruang rawat pada pengarahan
fungsi pengarahan - Indikator pengarahan yang baik
- Langkah supervisi ruang rawat
- Praktik pengarahan kepala ruangan sesuai
standar akreditasi
6. menyusun upaya - Konsep dasar dan tujuan pengendalian CBL
pengendalian mutu - Indikator mutu asuhan keperawatan
asuhan dan - Jenis pengendalian ruang rawat
pelayanan - Proses menjaga mutu asuhan keperawatan di
keperawatan ruang rawat
7. merencanakan - Jenis-jenis konflik di ruang rawat CBL/
penyelesaian konflik - Tahapan konflik PBL
dalam pelaksanaan - Teknik manajemen konflik dalam pengelolaan
asuhan-pelayanan ruang rawat
keperawatan ruang
rawat
8. memainkan peran - Konferensi keperawatan Role
dalam proses - Timbang terima Play
konferens & timbang - Ronde keperawatan
terima sesuai konsep
manajemen

Daftar Rujukan:

Kepustakaan Utama

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2012). Leadership roles & management functions in nursing:
Theory & Application (7th ed., p. 642). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Robbins, S., & Timothy, J. (2013). Organizational Behavior (15th ed., p. 711). Boston:
Pearson.
Swansburg, R.C& Swansburg, J.R.(2006). Introductory management & leadership for Nurses.
Toronto: Jones and Bartlert Pub.Ca.
Tim Kolaborasi Rumpun Ilmu Kesehatan. (2014) Modul kolaborasi kesehatan. Pedoman tidak
dipublikasikan
Tim Manajemen Keperawatan FIK-UI. (2014). BPKM manajemen keperawatan. Pedoman
tidak dipublikasikan
Kepustakaan Penunjang

Depkes RI (2006). Pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat di


Puskesmas. Depkes RI: BUK Dasar
Depkes RI (2004). Kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Depkes: BUK Dasar
Gillies (1998). Nursing management: A system approach. (third edition). Philadelphia: WB.
Saunders.
Hariyati, RT (2014). Perencanaan, utilisasi, dan pengembangan tenaga keperawatan. Jakarta:
Raja Grafindo
Huber, D. (2010). Leadership & nursing care management. Philadelphia: WB. Saunder.
Joint Commission International. (2013). Joint Commission International Accreditation
Standars for Hospitals (5th editio., p. 274). Illinois: Departement of Publication Joint
Commission Resources
Kemenkes RI. (2010). Pedoman penyelenggaraan pelayanan keperawatan keluarga.
Kemenkes: BUK Dasar.
Kozier, E. (2001).Fundamentals of nursing. Addison Wesley Co., Redwood City.
Marquis, B.L & Huston,CJ .(2004). Management& leadership in nursing & health care.
New York: Springer Pub.
Peterson, C. & Seligman, M. E. P. 2004. Character strengths & virtues: A handbook &
classification. Oxford: Oxford University Press
Stanhope, M & Lancaster, J. (2004). Community & public health nursing. St Louis: The Mosby
Year Book
Swansburg, R.C. (2006). Management & leadership for nurse administration. Boston: Jones &
Bartlert Pub.
E- book lainnya.

1
AIPNI
5 KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI NERS

Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik


untuk mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai ners. Hal ini sesuai dengan
keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 pasal 2
ayat 2 bahwa program pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam
menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian
serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Program pendidikan profesi ners merupakan lanjutan tahap akademik pada


pendidikan sarjana keperawatan. Artinya, tahap ini dilaksanakan setelah
menyelesaikan program sarjana keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS
(mengacu pada PP no. 4 pendidikan kedinasan) atau setara magister (SK.
Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5 ayat 2). Pendidikan tahap profesi keperawatan
merupakan tahapan proses adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional,
memberikan pendidikan kesehatan menjalankan fungsi advokasi pada klien,
membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang
berkaitan dengan keperawatan.

Pengembangan kurikulum pendidikan tahap profesi terdiri dari kurikulum inti


dan kurikulum institusi yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi
keperawatan yang menyelenggarakan program pendidikan profesi. Kurikulum
institusi pendidikan tahap profesi terdiri dari 80% kurikulum inti (29 SKS) dan 20%
kurikulum yang mencirikan institusi. Dengan demikian, diharapkan seluruh institusi
pendidikan profesi mempunyai kurikulum inti yang sama.
Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi 2 3 semester
dengan perhitungan 36 SKS x 160 menit = 5760 menit : 60 menit = 96 x 16 minggu =
1536 jam.

5.1 Struktur Kurikulum Pendidikan Ners Tahap Profesi

Pendidikan tahap profesi merupakan kelanjutan dari tahap pendidikan program


sarjana keperawatan dimana tahap ini peserta didik mengaplikasikan teori dan
konsep yang didapat selama proses pendidikan sarjana Oleh karena itu, pelaksanaan
pendidikan tahap profesi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
di bawah ini :

1. Calon peserta pendidikantahap

profesi: Lulus pendidikan sarjana

keperawatan

2. Tersedianya wahana praktik yang kondusif (sarana dan prasarana) untuk


menumbuh kembangkan kemampuan berfikir kritis, menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

3. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan tahap


profesi, buku log, dan modul praktik.

4. Tersedianya preceptor/mentor untuk penyelenggaraan pendidikan profesi.

5. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorientasi pada tahap


pembelajaran sederhana ke kompleks dengan memfokuskan pada pengetahuan,
keterampilan dan sikap untuk mencapai kompetensi profesional seorang ners.
Matrik sebaran Mata kuliah Pendidikan Profesi

Semester Jumlah SKS

Mata Kuliah Kurikulum Kurikulum


inti institusi

IX KDP 2

Keperawatan Medikal Bedah 6


Keperawatan Anak 3
KeperawatanMaternitas 3
KeperawatanJiwa 3
X Manajemen keperawatan 2
KeperawatanGadar dan kritis 3
Keperawatan Gerontik 2
Keperawatan Keluarga dan 5
Komunitas
Jumlah 29 36

A. Deskripsi mata kuliah Profesi

Mata Kuliah : Keperawatan Dasar Profesi (KDP)


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata Kuliah:

Program Keperawatan Dasar Profesi (KDP) merupakan bagian dari rangkaian


proses program profesi pendidikan keperawatan yang wajib diikuti oleh seluruh
mahasiswa program profesi di Pendidikan Tinggi Keperawatan. Program ini
dijalankan pada awal program profesi di berbagai rumah sakit. Kemampuan yang
dicapai selama program ini akan menjadi dasar kemampuan di mata ajar profesi
selanjutnya.
Setelah menjalankan program ini, mahasiswa diharapkan mampu menentukan
gangguan kebutuhan dasar yang terjadi pada klien dan melaksanakan tindakan-
tindakan dasar keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan keluarga.
Mahasiswa juga diharapkan mampu menggunakan pendekatan proses keperawatan
sebagai dasar analisis kegiatan yang dilakukan di setiap tindakan.
Keterampilan dasar keperawatan difokuskan untuk mengasah kemampuan
mahasiswa agar mampu bersikap dan bertindak sebagai perawat profesional.
Kemampuan yang dimaksud adalah: kemampuan melakukan analisis gangguan
kebutuhan dasar klien dan keluarga, bersikap caring di setiap kesempatan
memberikan asuhan keperawatan, membina hubungan interpersonal kepada klien
dan keluarganya, memberikan asuhan saat klien dan keluarga mengalami gangguan
fisik dan emosional.

Kompetensi :
Bila merawat klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar, mahasiswa
mampu:
1.menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan serta dapat melakukan perencanaan pulang yang
adekuat
a. menegakkan diagnosa keperawatan yang terkait dengan gangguan
kebutuhan dasar klien dan keluarga
b. menjelaskan rasional diagnosa dan tindakan keperawatan untuk
mengatasi gangguan

2.Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan profesional dalam:


a. menunjukkan sikap caring di setiap asuhan keperawatan yang diberikan
b. menerapkan tindakan universal precaution di setiap asuhan
keperawatan yang diberikan (keamanan dan kenyamanan)
c. membina komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga (komunikasi)
d. melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kecemasan (stres
koping)
e. melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan
konsep diri (konsep diri)
f. melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kehilangan dan
berduka (nilai dan keyakinan)
g. memberikan pendidikan kesehatan dan perencanaan pulang untuk
klien dan keluarga (nilai dan keyakinan)
h. melakukan pemeriksaan fisik umum (general survey)
i. melakukan penyadapan EKG 12 lead (sirkulasi)
j. melatih nafas dalam dan batuk efektif (oksigenasi)
k. melakukan fisioterapi dada (oksigenasi)
l. memberikan terapi oksigen melalui nasal kanula dan masker (oksigenasi)
m. melatih rentang pergerakan sendi (RPS) (mobilisasi)
n. mengatur posisi klien di tempat tidur (mobilisasi)
o. memindahkan klien (mobilisasi)
p. memandikan klien di tempat tidur (integritas kulit)
q. merawat mulut klien penurunan kesadaran (integritas kulit)
r. merawat perineum (integritas kulit)
s. memasang dan melepaskan NGT (cairan dan nutrisi)
t. memberikan makan melalui NGT (cairan dan nutrisi)
u. merawat luka sederhana (integritas kulit)
v. melakukan kanulasi intra vena: pasang, rawat, lepas (sirkulasi)
w. memasang kateter urin (eliminasi)
x. melakukan enema (eliminasi)
y. memberikan medikasi melalui intramuskular, intravena,
subkutan, dan intrakutan (keamanan dan kenyamanan)
z. mengambil darah vena (sirkulasi)
aa. melakukan penghisapan lendir (suction)
(oksigenasi) bb.menghitung kebutuhan kalori (cairan
dan nutrisi) cc. memberikan makan per-oral (cairan
dan nutrisi)
dd.mengajarkan teknik relaksasi, distraksi, hypnoterapi, dan guided imagery.
(istirahat tidur)
ee.mengajarkan kesehatan reproduksi (seksualitas reproduksi)
ff. melakukan teknik keperawatan untuk menstabilkan suhu tubuh pasien
(thermoregulasi)

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4.Case report dan overan dinas.
5.Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health/ hospital(PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:

1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)

4. Critical insidence report.


5. OSCE

6. Problem solving skill

7. Kasus lengkap, kasus singkat

8. Portfolio

Daftar Referensi:
Amelia K., Hanny H. (2005). Buku Panduan Keterampilan Dasar Profesi
Keperawatan. Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Jakarta: Penerbit Fakultas
Ekonomi UI.
Harkreader, H., Hogan M.A., Thobaben M. (2007). Fundamentals of Nursing Caring
and Clinical Judgement. Canada: Elsevier.
Kozier, B., Erb, G., Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:
Concepts, Process, and Practice.
Lynn P. (2011). Taylors Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed.
NANDA International (2012). Nursing diagnosis: Definiton and classificaton 2012-
2014. Oxford: Wiley-Blackwell.
th
Potter, PA. & Perry, A.G. (2009). Potter & Perrys fundamentals of nursing (7 ed).
Sydney: Mosby
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah
Beban Studi : 6 SKS

Deskripsi Mata Kuliah:

Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan program yang


menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap ketika melakukan asuhan keperawatan
profesional, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada
klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan keperawatan pada orang dewasa. Praktik Profesi
Keperawatan Medikal Bedah mencakup asuhan keperawatan pada klien dewasa
dalam konteks keluarga yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya
akibat gangguan satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ) tubuhnya.

Kompetensi :
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa
mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada orang dewasa.
b.Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien dewasa ditatanan klinik dengan gangguan:
- Termoregulasi : Thypoid .
- Oksigenasi akibat ARDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Dekompensasio
cordis, Ca paru .
- Eliminasi :Ileus, Ca saluran cerna, BPH .
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare, DHF,
ARF/CRF, Pankreatitis akut, Kolelitiasis akut.
- Nutrisi: DM, Hipo/hipertiroid.
- Keamanan fisik : Leukemia , Stroke, Cirhep, hepatitis, HIV/AIDS.
- Mobilitas fisik: fraktur.
e.Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama
atau faktor lain dari setiap klien yang unik.
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien dewasa.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan orang dewasa.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku
dalam bidang kesehatan.
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan
dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan
yang diberikan .
o.Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p.Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
q.Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan

Metoda pembelajaran

1. Pre dan post conference.


2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4.Case report dan overan dinas.
5.Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health/ hospital(PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)

4.Critical insidence report.


5.OSCE

6. Problem solving skill

7. Kasus lengkap, kasus singkat

8.Portfolio

Daftar Referensi:
Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-Based
Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd edition,


Belland Bain Ltd, Glasgow

Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).


Nursing Interventions Classification (NIC), 6e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William
Wilkins

Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S.
(2011). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting
Critical Reasoning and Quality Care, 3e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M, (2014). Medical


Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems. Canada:
Elsevier.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health
Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing, 2nd ed. Jones
and Barklet Publisher, Sudbury

McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic Basis for
Disease in Adults and Children, 7e. Elsevier

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes, 5e. Mosby Elsevier.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and


Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference Toronto : Mosby

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mata Kuliah : Keperawatan Anak


Beban Studi : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :

Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan


mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan
efektif, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien
anak dan keluarganya, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan pada anak.
Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai tingkat usia (
neonatus, bayi, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja ) dalam konteks keluarga
yang bertujuan untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak
sehat, anak sakit akut dan sakit yang mengancam kehidupan, anak dengan masalah
pediatrik sosial dan manajemen terpadu balita sakit, dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan ditatanan klinik.

Kompetensi :
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan anak dengan berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien anak pada berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga ditatanan klinik
- Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS, RDS, BBLR,
Thypoid, Morbili
- Bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi akibat RDS, Pneumonia,
Asma, Anemia, Thalasemia
- B
ayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan kongenital :
Hirschprung, Atresia Ani, Hypospadia, Labiopalatoschiziz
- Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit :, Diare, DHF, NS
- Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi: KEP/ malnutrisi, Juvenile
DM, Obesitas
- Bayi dan anak dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
- Bayi dan anak dengan gangguan keamanan fisik : Leukemia,
ITP,
Trombositopenia, Meningitis / Enchepalitis, Hyperbilirubinemia, Kejang
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
pada klien anak dalam konteks keluarga
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien anak dalam konteks keluarga
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif pada klien anak
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan pada klien anak dalam konteks keluarga
i. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien dan
keluarga agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko pada klien
anak dalam konteks keluarga
k. Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di
Puskesmas, dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
l. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan pendekatan
Manajemen Terpadu Balita Sehat di masyarakat
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan
dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Metode Evaluasi:
1.Log book
2.Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4.Critical insidence report.
5.OSCE
6.Problem solving skill
7.Kasus lengkap, kasus singkat
8.Portfolio
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

Daftar Pustaka
Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing : Caring for Children. New Jersey
: Prentice Hall
Barbara, V.W. et. al. 2000. Nursing Care of the General Pediatric SurgicalPatient.
Maryland : Aspen Publication
Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their
families:The continuum of care. Philadelphia: W.B.Saunders Company.
Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticut :
Appleton dan Lange.
Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007). Wongs Nursing Care of Infants and
Children. (8th edition). Canada: Mosby Company.
th
Hockenberry, Wilson. (2008). Wongs Essentials of Pediatric Nursing. (8 ed.). St.
Louis: Mosby Elseiver
Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphian :
Lippincott.
Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of Children and Families.
Redwood City : Addison Wesley
Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical assessment: Skills and procedures.
Philadelphia: Lippincot
Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Ilmu
Kedokteran Universitas Indonesia.
Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis : Mosby Year
Book
Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of pediatric nursing, St.
Louis : Mosby.
th
Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and children, (7
edition), St. Louis: Mosby.
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
Beban : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Praktik profesi keperawatan maternitas merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan
dengan keperawatan maternitas dalam konteks keluarga.
Praktik profesi keperawatan maternitas dilakukan secara bertahap dimulai dari
prenatal, intranatal dan post natal serta masalah-masalah pada sistem reproduksi
dan keluarganya.

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu :
a. Melak
ukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada
b. ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan serta masalah-masalah
pada sistem reproduksi dan keluarganya.
c. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
d. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
e. Menggunakan proses keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan
paska melahirkan serta masalah-masalah pada sistem reproduksi dan
keluarganya.
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
: merencanakan program keluarga berencana.
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau
faktor lain dari setiap klien yang unik.
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan ibu hamil, melahirkan, paska melahirkan, masalah-masalah pada
sistem reproduksi dan keluarganya.
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
j. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan maternitas.
k. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten.
l. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
m. Mempertahankan lingkungan yang aman
secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen
kualitas dan manajemen risiko.
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan
dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan
yang diberikan.
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas.

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preceptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio
Daftar Pustaka
Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006. Nursing Care
th
PlansGuidelines for Individualizing Client Care Across The life Span. 7 Edition.
F.A. DavisCompany. Philadelphia.
Gulanick Meg, Myers Judith L. 2007. Nursing Care Plans: Nursing Diagnosis and
th
Intervention. 6 Edition. St. Louis. Mosby.
Jensen Margaret Duncan dan Bobak Irene M. 1985. Maternity and Gynecology
Care The Nurse ang the Family. The C.V. Mosby Company. St. Louis. Toronto.
Princeton.
Kozier Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey, Snyder Shirlee J. 2004. Fundamentals
th
of Nursing Concepts, Process, and Practice. 7 Edition. Pearson Education,
Inc. Upper SaddleRiver. New Jersey. United Stated of America.
Lowdermilk Deitra Leonard, Perry Shannon E, Bobak Irene M. 1999. Maternity
Nursing. Fifth Edition. Mosby. St. Louis, London, Philadelphia, Sydney,
Toronto.
May Katharyn Antle and Mahlmeister Laura Rose. 1990. Comprehensive Maternity
Nursing Nursing Process and Childbearing Family. . J.B. Lippincott Company
Philadelphia. Grand Rapids, Newyork, St. Louis, San Fransisco, London,
Sydney, Tokyo.
Neeson Jean D dan May Katharyn A. 1986. Comprehensive Maternity Nursing
Nursing Process and Childbearing Family. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. London Mexico City, Newyork, St. Louis Sao Paolo Sydney.
Niswander Kenneth R. 1983. Manual of Obstetri Diagnosis and Therapy. Second
Edition. Little, Brown and Company, Boston Medical Science International,
Ltd, Tokyo.
Mata ajar : Keperawatan Gerontik
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Ajar :


Praktik profesi keperawatan gerontik merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan
efektif, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada
klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan keperawatan gerontik.
Praktik profesi keperawatan gerontik berfokus pada klien usia lanjut dengan
masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial serta untuk
meningkatkan kualitas hidup klien.

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:
a. Melakukan
komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan
pada klien usia lanjut.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim .
c. Menggunakan teknologi dan
informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien usia lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik,
Dekompensasio cordis, hipertensi.
- Eliminasi : BPH .
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare.
- Nutrisi: KEP.
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal .
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau
faktor lain dari setiap klien usia lanjut yang unik .
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien usia lanjut.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan usia lanjut.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan .
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan
dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan.

Metoda evaluasi:
1.Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4.Critical insidence report.
5.OSCE
6.Problem solving skill
7.Kasus lengkap, kasus singkat
8.Portfolio

Daftar pustaka
Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah tentang Kesehatan Gerontik
Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing. St. Louis: Mosby Book, Inc.
Miller, C. (1995). Nursing care of older adults, theory and practice. Second edition.
Philadelphia: J.B. Lippincott company
Taylor, Carrol et all. (2004).Fundamentals of Nursing. Philadelphia : JB Lippincott
Company
Tyson, S.R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders
company.
Wold, G.H. (1999).Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto: Mosby.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mata ajar : Keperawatan Jiwa


Beban Studi: 3 SKS

Deskripsi Mata Ajar


Praktik profesi keperawatan jiwa merupakan tahapan program yang
menghantarkan mahasiswa ketika adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa yang
diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sifatnya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif serta memberikan pendidikan kesehatan,
menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta
menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.

Praktik profesi keperawatan jiwa berfokus pada penerapan asuhan


keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa dalam konteks keluarga
dan masyarakat melalui penerapan terapi modalitas keperawatan.

Kompetensi

Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Jiwa mahasiswa mampu:


b. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa.
c. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
d. Menggunakan teknologi dan
informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
e. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan keluarga
yang mengalami masalah adaptasi bio-psiko-sosio-spiritual terutama masalah
gangguan jiwa dengan core problem; Hallusinasi, Waham, Harga Diri Rendah,
Isolasi Sosial, Bunuh Diri, Perilaku Kekerasan dan Defisit Perawatan Diri. peserta
pratik melakukan proses keperawatan jiwa
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau
faktor lain dari setiap klien yang unik.
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien.
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
j. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan jiwa.
k. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten.
l. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
m. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan
dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan .

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
Metode Evaluasi:

1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Pustaka

Doenges, M.E, Townsend, M.C and Moorhouse, M.F. (1998). Psychiatric Care
Plans Guidelines for individualizing Care. Ed.3. Philadelphia : F.A Davis
Company.
Fortinash, C, M and Holloday, P.A (1991). Psychiatric Nursing Care Plan . St.Louis :
Mosby
Fountaine, Fletcher (1995). Essential of Mental Health Nursing.Addison-
Wesley,California.
Keltner, Schwecke,Bostrom.(1999).Psychiatric Nursing. Mosby, St.Louis.
Kozier. B (1995) Fundamental of Nursing, Conceps, Prosess and Practice, Fifth
Edition, Addison Publising Company. California,
Potter. P (1997). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process and Practice, Fouth
Edition, Mosby. St. Louis.
Rawlin, R.P and Heacock, P.E (1993 ). Clinical Manual of Psychiatric Nursing. St.
Louis; Mosby.
th
Stuart S, Laraia (2003). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 7
edition.Mosby, St.Louis.
Taylor C (1997). Fundamental of Nursing, The Art and Science of Nursing Care.
Philadelpia. Lippincott.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis
Beban Studi : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah

Praktik profesi keperawatan gawat darurat merupakan program yang


menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan salah satu referensi dari hasil
penelitian yang berkaitan dengan keperawatan gawat darurat.

Praktik Profesi Keperawatan Gawat darurat mencakup asuhan keperawatan


dalam konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang mengalami
masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem (organ)
ataupun beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat.

Kompetensi

Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat mahasiswa mampu :

a. Melakukan
komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan
pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan
informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien pada berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat akibat gangguan:
- Termoregulasi : trauma kapitis.
- Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan ketoasidosis ,
krisis tiroid.
- Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang berbisa.
e. Menggunakan langkah-langkah
pengambilan keputusan etis dan legal pada
klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif pada klien dengan berbagai
tingkat usia dalam keadaan gawat darurat: resusitasi/RJP/BHD.
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan
gawat darurat (Triage).
i. Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat usia
dalam keadaan gawat darurat untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya.
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko pada klien
dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
k. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan .
l. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan .
m. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
n. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
o. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
p. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan.

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mata ajar : Manajemen Keperawatan


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata kuliah:

Praktik profesi manajemen keperawatan merupakan program yang


menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerapkan
konsep-konsep yang berhubungan dengan manajemen & kepemimpinan dalam
pelayanan keperawatan yang sesuai dengan keadaan saat ini.

Praktik Profesi Manajemen Keperawatan mencakup perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan menerapkan berbagai
gaya kepimpinan yang efektif. Selama praktik mahasiswa memprakarsai perubahan
yang efektif dan inovatif dalam asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
Kompetensi :
Setelah mengikuti praktik profesi manajemen keperawatan mahasiswa mampu:
a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
b. Menggunakan teknologi dan
informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
d. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan
secara berkelompok.
e. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara
berkelompok.
f. Mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim.
g. Memberikan pengarahan kepada anggota timnya.
h. Melakukan supervisi terhadap anggota timnya.
i. Melakukan evaluasi terhadap anggota timnya.
j. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan kondisi
ruangan.
k. Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan keperawatan.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan
dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pengelolaan klien.

Metoda pembelajaran.
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
Metode Evaluasi:
1. Log book.
2. Direct Observasional of Prosedure skill.
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis).
4. Critical insidence report.
5. OSCE.
6. Problem solving skill.
7. Kasus lengkap, kasus singkat.
8. Portfolio.

Daftar Pustaka
Sullivan,J.E., et all (2001) Effective leadership and management in nursing . New
Jersey: Prentice- Hall
Barret Jean et all (1975). The Head Nurse, Her Ladership Role
Gilliies, D.A. (1994).Nursing management: A System approach. Philadelphia: W.B
Saunders.
Kron (1981). The Management of Patient Care. Putting Leadership Skills to Work.
WB Saunders
Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis: The CV Mosby
Marquis, B. L., (2000). Leadership roles and management functions nursing.
Philadelphia: Lippincott.
Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J. (1998). Introductory management and
Leadership for Nurses. London : Jones and Bartlett Publisher.
Roussel, L. , Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J (2006 ). Nursing management and
leadership .Sudbury: Jones and Bartlett Publishers
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mata ajar : Keperawatan keluarga dan komunitas
Beban Studi : 5 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas merupakan tahapan
program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan untuk pencegahan primer, sekunder dan tersier kepada individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas dengan masalah kesehatan yang bersifat
aktual, risiko dan potensial, menjalankan fungsi advokasi, membuat keputusan legal
dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini terkait dengan keperawatan
keluarga dan komunitas. Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas
berfokus kepada kebijakan dan program pemerintah tentang kesehatan
masyarakat, pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui kerjasama dengan
lintas program dan sektoral

Kompetensi :
Setelah melaksanakan praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas
mahasiswa memiliki kemampuan :
a. Melakukan
komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan
pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan
informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang terkait dengan individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
e. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas .
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau
faktor lain dari setiap individu, keluarga, kelompok dan komunitas klien yang
unik .
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan secara individu, keluarga, masyarakat dan komunitas.
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
j. Mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan
komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui
pemberdayaan masyarakat.
k. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan keluarga dan komunitas.
l. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten.
m. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak individu,
keluarga, masyarakat dan komunitas agar dapat mengambil keputusan.
n. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
o. Memberikan dukungan kepada tim asuhan
dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
p. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
q. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
r. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
s. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan.
t. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai
dengan kebutuhan klien.

Daftar Pustaka :
Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health
nursing.Third edition. California: Appleton & Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.
Saunders
Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint
Carolus
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:
Rieka Cipta.
Stanhope, M., Lancaster, J. (1995).Community health nursing: Process and practice
for promoting health. St. Louis: Mosby years books

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.
2.Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3.Diskusi kasus.
4.Case report dan overan dinas.
5.Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang
klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan
terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaanasuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)

4. Critical insidence report.

5.OSCE

6.Problem solving skill

7.Kasus lengkap, kasus singkat

8.Portfolio

Daftar Referensi:

Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
6

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM


PROGRAM STUDI PROFESI NERS BERBASIS KKNI

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) mengacu KKNI tahun 2014, pada tahap
profesi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari KBK mengacu KKNI pada
tahap akademik. Penerapan KBK profesi menjadi berkesinambungan dengan KBK
akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK profesi merupakan proses memantapkan
semua kompetensi yang telah dimiliki pada program akademik dan
memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk melaksanakan
kompetensi tersebut.

Pada KBK program profesi ners ini para peserta didik menerapkan ilmu
pengetahuan teori, konsep dan keterampilan teknis yang telah dikuasai pada
program akademik pada klien langsung melalui program internship dimana peserta
didik dibimbing oleh seorang perawat sebagai preceptor. Keberadaan preceptor
sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam menjamin keterlaksanaan
layanan pasien yang berkualitas serta menjamin keberadaan peserta didik bukan
merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau
dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping itu, preceptor juga diperlukan untuk
mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana
keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk
menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik,
tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang
tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi risiko pekerjaan terjadi pada
peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih
kompleks. Beban studi pada program profesi ini adalah 36 SKS.
Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik
dan staf dari wahana praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai
kegiatan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi
dan membuat keputusan tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan
peserta didik. Dengan penetapan keputusan tersebut peserta didik dinyatakan
layak atau tidak layak mengemban peran dan fungsi sebagai Ners.
Sesuai dengan UU 38 tahun 2014 tentang keperawatan pasal 16 ayat 1 mahasiswa
Keperawatan pada akhir masa pendidikan profesi harus mengikuti Uji Kompetensi
secara nasional.

Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai
dari tahap persiapan, implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dalam KBK
profesi. Disamping itu, karena pendekatan proses bimbingan masih merupakan
metoda atau model yang baru dalam pendidikan keperawatan, maka bahasan
tentang model bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya agar terdapat
pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan pelaksana program profesi
tentang bagaimana model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan
kompetensi yang disertai dengan kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.

6.1 FASE PERSIAPAN

Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan


kegiatan program profesi harus tumbuh sebelum tahap implementasi program
profesi dijalankan. Tahap persiapan terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik;
persyaratan pelaksanaan praktik; profil yang harus dimiliki oleh lulusan program
profesi; kompetensi yang harus dicapai selama program profesi; mata kuliah yang
harus dilaksanakan pada program profesi; penerapan hubungan kompetensi dengan
mata kuliah dan beban studi; wahana praktik dan pencapaian kompetensi.

6.1.1 Ketentuan pelaksanaan praktik


- Fokus implementasi pada pencapaian kompetensi peserta didik.
- Beban studi : 36 SKS (PP no 14 / 2010 tentang pendidikan kedinasan,
pasal 1 ayat 1 & 2 tentang pendidikan profesi serta pasal 5 ayat 2 & 3).
- Beban studi yang dirancang secara nasional adalah = 29 SKS untuk
kompetensi utama dan 7 SKS kompetensi global maupun kompetensi
pendukung (penciri institusi).
- Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien HIV/AIDS, trauma, Flu babi (H1N1), Flu Burung
(H1N5), asuhan keperawatan pada kondisi emergensi dan darurat masal.
Selain itu, kemampuan menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasa
Inggris dengan lancar, serta memiliki kemampuan enterpreuner. Materi ini
dapat dimasukkan pada MK tertentu seperti KMB, ANAK, KOMUNITAS,
GAWAT darurat/emergensi dengan menambahkan beban studi. Demikian
juga kompetensi penciri institusi seandainya dapat terakomodasi kedalam MK
yang sudah ada.
- Kegiatan profesi dilaksanakan dalam 2 semester.
- Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian Visi dan
misi institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut.
- Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinikyang
diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama denganRS terkait atau
mahasiswa sudah mengikuti serangkaian pembelajaran persiapan praktik
klinik dan sudah dinyatakan lulus pada kegiatan tsb yang dilakukan
institusinya.
- Minimal keterampilan klinik yang harus dikuasai adalah:
i.Pemeriksaan fisik.
ii. Prosedur pemberian obat secara 12 benar.
iii. Pemberian oksigen, suksion, nebulisasi, fisioterapi dada dan
postural drainage.
iv. Prosedur pemasangan infus dan enteral.
v. Prosedur pemasangan kateter urin.
vi. Prosedur pemasangan selang naso gastrik (NGT).
vii. Prosedur pencegahan cedera.
viii. Resusitasi Jantung Paru (basic life support = BLS).
ix. Perawatan luka
x. Pemberian transfusi darah dan produknya.
xi. Prosedur pencegahan infeksi nosokomial.
xii. Pendokumentasian dan pelaporan.
- Keterampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS
atau ruangan setempat yang spesifik. Sebagai contoh: jika akan
menempatkan peserta didik di RS Bersalin, maka kompetensi pemasangan
kateter urin untuk memicu kontraksi uterus dan pemeriksaan Leopold harus
lulus dan dimiliki oleh peserta didik, sedangkan jika akan menempatkan
peserta didik di RS jiwa,
maka beberapa kompetensi seperti berkomunikasi terapeutik dan Terapi
Aktifitas Kelompok (TAK) harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke
wahana praktik tersebut.
- Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A. B, dan B pendidikan
sedangkan kompetensi pendukung dan lainnya dapat dilaksanakan di RS tipe C
atau tatanan layanan kesehatan lain yang sesuai.
- Selama periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis
diminimalisasi sehingga penugasan tertulis hanya ditujukan untuk kepentingan
langsung kegiatan klien seperti pendokumentasian dan laporan, serta
presentasi kasus.

6.1.2 Persyaratan pelaksanaan praktik


- Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi.
- Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preceptor / mentor sudah memiliki
sertifikat pelatihan Preceptor.
- Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik
atau perawat senior untuk menjadi preceptor/mentor .
- Tersedia uraian tugas dan kewenangan preceptor /mentor.
- Tersedia pedoman praktik di setiap stase.
- Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan.
- Tersedia buku log untuk mahasiswa.
- Setiap mahasiswa memiliki nursing kit .

6.1.3 Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi


a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
b. Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga, dan tim
kesehatan)
c. Educatordanhealth promotor(Pendidikan dan promosi kesehatan bagi klien,
keluarga dan masyarakat)
d. Managerdan leader(Manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah sakit
maupun masyarakat)
e. Researcher (Peneliti )
f. Profil lain yang mendukung visi / penciri institusi.
6.1.4 Kompetensi yang harus dicapai selama program profesi
a. Melakukan berkomunikasi efektif.
b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan.
c. Mengelola administrasi keperawatan.
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim.
e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan.
f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan
di komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
dengan berpusat pada pasien dan memperhatikan keselamatan pasien.
g. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai
sumber- sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang
unik.
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
i. Mampu menjalin hubungan interpersonal
j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula
k. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau
belajar sepanjang hayat.

Sub-kompetensi / unit kompetensi


1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam
sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai
sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik *)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten
*)
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien
*)
8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak
klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
10. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan SOP *)
11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien *)
12. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen risiko
14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam bidang kesehatan *)
15. Mampu berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan *)
16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan
kualitas berkesinambungan dalam praktik *)
18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
19. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja
tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif *)
20. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana serta
memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
21. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis
dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan.
22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan dan kesehatan.
23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan
kemampuan professional
24. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan
kompetensi (deskriptif)
Keterangan:
*) menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan
program mentoring dan preceptoring.
6.1.5 Kegiatan fokus mata kuliah yang diberikan untuk mencapai
unit kompetensi
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
1. Mampu melakukan 1. Konsep komunikasi secara umum
komunikasi yang 2. Perspektif, trend dan isu komunikasidalam
efektif dalam pelayanan kesehatan
memberi asuhan 3. Faktor - faktor yang mempengaruhi
komunikasi
4. Pengaruh faktor budaya dalam komunikasi
(klinik dan komunitas)
5. Komunikasi dalam pelayanan kesehatan
6. Khususnya komunikasi multidisiplin
7. Konsep komunikasi terapeutik
8. Menghadirkan diri secara terapeutik
9. Tahap tahap komunikasi terapeutik
10. Tehnik tehnik komunikasi terapeutik
11. Hambatan dalam komunikasi terapeutik
12. Komunikasi terapeutik pada kondisi khusus
dan berbagai rentang usia
2. Mampu menerapkan 1. Penerapan etika RS, etika layanan
pengetahuan, kerangka keperawatan, etika profesi
etik dan legal dalam 2. Penerapan kode etik keperawatan
sistem kesehatan yang 3. Mempertahankan hak pasien
berhubungan dengan 4. Profesionalisme keperawatan
keperawatan. 5. Hukum kesehatan.
3. Mampu membuat 6. Pengambilan keputusan etik terkait pasien
keputusan etik 7. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan : malpraktik, neglected,
pertanggunggugatan (mandiri dan limpahan),
pertanggungjawaban, dan lain-lain
8. Fungsi advokasi
4. Mampu memberikan i. Mempertimbangkan latar belakang pasien
asuhan peka budaya dan menyesuaikan dalam asuhan yang
dengan menghargai diberikan.
sumber-sumber etnik, ii. Menerapkan holistic care pada klien
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
agama atau faktor lain iii. Menerapkan transcultural nursing
dari setiap pasien yang iv. Menggunakan pendekatan agama,
unik. *) kepercayaan,dan spiritual dalam praktik
keperawatan
v. Menghargai keinginan pasien dalam terapi
alternatif atau pelengkap (complementary
nursing)
1. Mampu 1. Menerapkan proses keperawatan
menjaminkualitas 2. Menerapkan konsep Caring, Holism dan
asuhan holistik Humanism
secara kontinyu dan 3. Mempertimbangkan keperawatan lintas
konsisten *) budaya
4. Mempertahankan spiritualitas/Religiositas
5. Menerapkan ilmu Keperawatan Klinik &
Komunitas
6. Menggunakan Teknologi Informasi dalam
keperawatan
7. Mempertahankan kualitas
8. Melakukan pendidikan kesehatan
9. Mempertahankan Hak dan Kewajiban Pasien
10. Melakukan Prosedur Keperawatan dengan
handal
11. Menerapkan komunikasi Terapeutik
12. Mempertahankan Patient Safety
13. Mempertahankan Infection Control.

2. Mampu menggunakan 1. Menggunakan perangkat komputer dan jaringan


teknologi dan informasi dalam mengakses teknologi terkini dalam
kesehatan secara efektif keperawatan dan kesehatan.
2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC-NOC atau lainnya)

1
AIPNI
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
3. Mampu 1. Penerapan Keperawatan Maternitas dalam
menggunakan proses Konteks Keluarga.
keperawatan dalam 2. Penerapan Keperawatan Medikal Bedah
menyelesaikan masalah 3. Penerapan Keperawatan Anak dalam Konteks
klien *) Keluarga
4. Penerapan Keperawatan pada lansia
5. Penerapan Keperawatan Kritis dan Gawat
Darurat
6. Askep klien dg Gawat Darurat pada Sistem
Kardiovaskuler
7. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock dan
Trauma Multisistem
8. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu dan Bencana
9. Penerapan keperawatan Kesehatan Jiwa
10. Penerapan keperawatan Keluarga
11. Penerapan keperawatan Home Care
12. Penerapan keperawatan Komunitas
13. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus
(Kesehatan kerja, UKS)
14. Mengelola mutu dan risiko asuhan
keperawatan
15. Menerapkan terapi modalitas keperawatan
pada berbagai kondisi termasuk terapi
komplementer.
16. Mengelola asuhan menggunakan pendekatan
holistik, preventif, promotif, kuratif,
restorative, rehabilitatif, consolation of the
dying.
4. Mampu menjalankan a. Menggunakan hak moral dalam pengambilan
fungsi advokasi untuk keputusan
mempertahankan hak b. Menerapkan pendekatan etik dalam
klien agar dapat pengambilan keputusan
mengambil keputusan
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
untuk dirinya *) c. Mempertimbangkan hak pasien dan keluarga
dalam pelayanan kesehatan
5. Mampu menggunakan Self management of learning
prinsip-prinsip a. Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien
peningkatan kualitas b. Aktif dalam kegiatan ilmiah
berkesinambungan c. Membaca artikel ilmiah keperawatan.
dalam praktik d. Mengikuti kursus, pelatihan tentang asuhan
keperawatan.
10. Mampu Menerapkan keterampilan-keterampilan teknis
mendemonstrasikan keperawatan (keterampilan dasar dan keterampilan
keterampilan teknis khusus) sesuai dengan tingkat usia di setiap tatanan
keperawatan yang pelayanan kesehatan.
sesuai dengan SOP *)
11.Mampu 1. Membahas secara ilmiah tentang kondisi klien
mengkolaborasikan dengan profesi lain.
berbagai aspek dalam 2. Memberikan asupan dan saran kepada profesi
pemenuhan kebutuhan lain terkait kondisi pasien.
kesehatan klien *)
12.Mampu melaksanakan 1. Menerapkan terapi komplementer seperti
terapi modalitas sesuai massage, terapi sentuhan, pernapasan efektif,
dengan kebutuhan *) herbal.
2. Menerapkan terapi keperawatan holistik
3. Menerapkan terapi modalitas seperti terapi
kelompok, terapi keluarga, terapi perilaku
13.Mampu 1. Mengkaji situasi pelayanan / asuhan
mempertahankan keperawatan.
lingkungan yang aman 2. Mengikuti alur penanganan pasien
secara konsisten melalui 3. Mengorganisasikan kegiatan layanan
penggunaan strategi 4. Menerapkan pengelolaan kasus.
menjamin kualitas dan 5. Mengendalikan kualitas asuhan keperawatan
manajemen risiko
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
14.Mampu melaksanakan 1. Mempertahankan Keselamatan dan kesehatan
pelayanan kesehatan kerja (K3)
sesuai dengan kebijakan 2. Melaksanakan kegiatan berdasarkan SOP
yang berlaku dalam 3. Menerapkan prinsip bekerja dengan benar
bidang kesehatan *) dalam asuhan keperawatan.
4. Memberikan tindakan keperawatan yang
diperlukan dalam mempertahankan K3
15.Mampu 1. Membahas tentang terapi klien dengan tim
berkolaborasikan medik.
pelayanan keperawatan 2. Mempertahankan kepentingan klien jika
*) terdapat dilema tentang terapi.
3. Membahas tentang diet dan nilai2 lab yang
relevan.
4. Mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk anak,
klien dewasa, ibu hamil, dan masyarakat.
16.Mampu memberikan 1. Menerapkan dinamika kelompok (team building)
dukungan kepada tim 2. Memberikan pengarahan pada bawahan atau
asuhan dengan anggota tim.
mempertahankan 3. Menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai
akontabilitas asuhan untuk klien, keluarga, sejawat, dan masyarakat.
keperawatan yang 4. Menggunakan pendekatan sistematis dalam
diberikan *) mengelola konflik, memperkenalkan perubahan
17.Mampu mewujudkan 1. Berkomunikasi Profesional dan kaitannya
lingkungan bekerja dengan Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
yang aman 2. Berkomunikasi dalam konteks sosial
dan keaneka ragaman Budaya serta
Keyakinan
3. Mempertahankan K3.
4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior,
18.Mampu menggunakan 1. atau profesi lain.
Menerapkan pola komunikasi efektif untuk
keterampilan kepentingan kepuasan pelanggan, dalam
interpersonal yang berkolaborasi dan kerja tim.
efektif dalam kerja tim 2. Membina hubungan kerja secara baik dengan
dan pemberian asuhan pihak lain yang terkait.
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
keperawatan dengan
mempertahankan
hubungan kolaboratif *)

19.Mampu merancang, 1.Mengidentifikasi fenomena klien dan


melaksanakan proses lingkungan
penelitian sederhana 2.Menyusun rumusan masalah dan tujuan
serta memanfaatkan penelitian.
hasil penelitian dalam 3.Mengembangkan instrumen penelitian
upaya peningkatan 4.Melakukan pengumpulan data
kualitas asuhan 5.Menganalisis data
keperawatan. 6.Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian.

20.Mampu 1. Menyelesaikan masalah klien secara efektif


mengembangkan pola dan efisien serta sistematis.
pikir kritis, logis dan etis 2. Menindak lanjuti hasil dari penyelesaian
dalam mengembangkan masalah klien.
asuhan keperawatan

21.Mampu mengikuti 1. Menggunakan perangkat komputer dan


perkembangan ilmu dan jaringan dalam mengakses teknologi
teknologi di bidang terkini dalam keperawatan dan kesehatan
keperawatan dan 2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome
kesehatan. keperawatan (NIC- NOC atau lainnya)

22.Mampu 1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah


mengembangkan keperawatan.
potensi diri untuk 2. Terlibat dalam diskusi tentang layanan
meningkatkan kesehatan dan keperawatan.
kemampuan
professional
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
23.Mampu berkontribusi
dalam mengembangkan
profesi keperawatan
24.Mampu 1. Melakukan proses pembelajaran sepanjang
mengembangkan hayat
potensi diri untuk
mempertahankan 2. Mewujdkan perubahan yang positif untuk
kompetensi (deskriptif) kepentingan klien, layanan, dan profesi.
6.1.6 Penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi.
- Melakukan secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat.
komunikasi efektif

- Membantu
melaksanakan
pendidikan kesehatan

- Mengelola
administrasi
keperawatan

- Berpartisipasi
aktif sebagai
anggota tim.

- Mampu menerapkan
aspek etik dan legal
dalam praktik
keperawatan.

- Mampu melaksanakan
asuhan keperawatan
professional di klinik dan
di komunitas.

- Mampu
mengaplikasikan
kepemimpinan dan
manajemen keperawatan.

- Mampu menjalin
hubungan interpersonal.

- Mampu
melakukan
penelitian sederhana
sebagai peneliti pemula.

- Mampu
mengembangkan
profesionalisme
Dilakukan untuk kegiatan: - Keperawatan Kedarurat-gawatan (3 SKS).
(29 SKS-kurikulum inti) - Keperawatan Komunitas / kelg (5 SKS).
- PKD (2 SKS) - Keperawatan Gerontik (2 SKS)
- Keperawatan Medikal - Penerapan manajemen kepr (2 SKS).
Bedah (6 SKS).
- Keperawatan Anak (3 Beban studi yang dimuat dalam kurikulum ini adalah
SKS). 80% (inti), sedangkan sisanya 20% materi isu global
- Keperawatan Jiwa (3 (dapat dimasukkan dalam beban studi MK KMB, Anak,
SKS). atau lainnya) serta penciri institusi dapat dimasukan
- Keperawatan kedalam MK yang ada atau membuat MK baru yang
Maternitas (3 SKS). sesuai).
6.1.7 Wahana praktik dan pencapaian kompetensi

Kompetensi Wahana praktik


Utama RS tipe A, B, B pendidikan dan wahana di komunitas.
Pendukung / isu global RS tipe A, B. B pendidikan, C
Lain2 (penciri institusi) Sesuai kebutuhan

Semua wahana praktik yang digunakan harus dilandasi oleh kesepakatan


kerjasama yang bersifat saling menguntungkan, meliputi kegiatan Tridarma.
Kegiatan ini selain untuk meningkatkan proses belajar peserta didik di wahana
praktik, tetapi juga diharapkan dapat mewujudkan peningkatan layanan yang
berkualitas sebagai hasil kontribusi dari peserta didik, pembimbing akademik, dan
para preseptor.

Kegiatan Tridarma dalam pendidikan dilaksanakan melalui pelibatan aktif kedua


pihak dalam proses belajar peserta didik baik pemberian asuhan, kegiatan ilmiah
seperti diskusi kasus, presentasi kasus, seminar kecil tentang pasien atau ilmu dan
teknologi kesehatan / keperawatan terkini. Pada pelaksanaan Tridarma kedua
penelitian, pihak pendidikan dan peserta didik mengidentifikasi fenomena pasien
atau klinik yang terjadi dan harus segera dicari solusinya, kemudian disusun dalam
bentuk proposal penelitian atau proyek dengan melibatkan pihak pelayanan.
Setelah itu, pengumpulan data dilakukan untuk dianalisis oleh kedua pihak yang
terlibat dalam kegiatan penelitian ini.
Pelaksanaan Tridarma ketiga yaitu pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan
oleh pihak pendidikan bersama pelayanan dengan mengembangkan program-
program pelatihan untuk para perawat, dan keluarga pasien atau pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluarga. Selain itu, pengembangan model
pendekatan pada pasien yang kemudian diterapkan secara terrencana dan
sistematis dapat menjadi sebuah bentuk pengabdian masyarakat yang bermakna
dari pihak pendidikan kepada pihak pelayanan.

1
AIPNI
6.2 FASE PELAKSANAAN

6.2.1 Komposisi stase:

I II III IV V VI VII VIII IX X XI

Semester 1 Semester 2 Semester 3

Matrik diatas merupakan contoh blok praktik. Stase I sd VIII merupakan kegiatan
praktik preseptoring untuk kurikulum inti program studi pendidikan profesi ners.
Sedangkan stase IX sd XI merupakan tambahan stase untuk mengakomodasi
kompetensi pendukung dan lain2 apabila tidak dapat diintegrasikan kedalam 8
stase.

Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun pada


pelaksanaannya, semester pertama program profesi dapat diintegrasikan ke dalam
semester VIII program pendidikan sarjana keperawatan.

Catatan:
Minimal lama studi untuk program studi pendidikan Ners adalah 2 semester untuk
minimal 36 SKS.
6.2.2 Model-model bimbingan

6.2.2.1 Preceptoring

Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses melimpahkan


kewenangan secara bertahap dari para preseptor kepada peserta didik.
Setiap ruang yang dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang
berperan sebagai preseptor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi
dewasa dan matang dalam profesionalisme keperawatan sehingga ketika
lulus mampu menjadi profesional sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan
membekali peserta didik suatu program ANTARA yang terstruktur dan
mendukung sebagai jembatan menuju upaya menghasilkan praktisi yang
handal dan kompeten terutama untuk mampu bekerja dalam situasi
layanan yang bertingkat tinggi.

Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan menggunakan


istilah preseptor karena durasi hanya kurang lebih satu tahun dan
berlangsung secara intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah.
Peserta didik memiliki akontabilitas sendiri karena preseptor tidak
memiliki akuntabilitas untuk mewakili peserta didik.

6.2.2.2Preseptee (peserta didik)

Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah dibekali dengan


kompetensi yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga
dapat berfungsi sebagai praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua
peserta didik yang akan berperan sebagai preseptee adalah individu yang
baru akan memasuki dunia nyata dan memerlukan bimbingan namun
telah memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan.

Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan


layanan pasien yang berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak
merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga
atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Sebaliknya, preseptor juga
diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta
didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal
dunia kerja sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga untuk
menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta
didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan
secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko
pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan
layanan kesehatan yang lebih kompleks.

Pada program preseptoring, proses mempelajari suatu kompetensi sudah


diminimalisasi, sebaliknya pada pendidikan ini difokuskan pada penerapan
pengetahuan, teori, konsep, sikap, dan keterampilan kedalam tatanan
nyata dengan subyek klien nyata / riil bukan pasien simulasi. Oleh karena
itu, keberadaan seseorang yang bertindak sebagai pembimbing dan
preseptor bukan hanya memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan
sebagian kewenangan yang dimilikinya dalam memberikan asuhan klien
kepada peserta didik.

6.2.2.3. Definisi tentang Preseptor:

- Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang


ditempatkan di tatanan klinik atau perawat senior yang bekerja di
tatanan layanan dan ditetapkan sebagai preseptor.
- Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan
pelatihan dan pengalaman praktik kepada peserta didik; biasanya
seorang perawat praktisi yang bekerja dan berpengalaman di suatu
area keperawatan tertentu, yang mampu mengajarkan, memberikan
konseling, menginspirasi, serta bersikap dan bertindak sebagai model
peran untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu
pemula dalam periode tereantu dengan tujuan tertentu
mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional
6.2.2.4 Kriteria preseptor

1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya


berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36
ayat 1), minimal merupakan seorang ners tercatat (STR) / memiliki
lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertfikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya
(PP no 19/2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3
dan pasal 36 ayat 1) .
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut
ditempatnya bekerja dimana ybs ditunjuk sebagai preseptor sehingga
dapat membimbing peserta didik dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh
karena sikap, perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata2.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami
tentang kebutuhan
6. peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan,
perencanaan kegiatan dan cara mengevaluasinya.

6.2.2.5. Kemampuan preseptor

Berkomunikasi secara baik dan benar.


Model peran profesional.
Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik.
Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah.
Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman
peserta didik.
Cukup megenali dan terbiasa dengan teori dan praktik terkini.
Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor.
6.2.2.6. Tugas pokok preseptor

Preseptor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta


didik melalui silabus / Course Study Guide / modul praktik dari
institusi pendidikan.
Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta
didik menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik.
Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta
didik selama proses belajar klinik berlangsung.
Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran
dari peserta didik menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta
didik.
Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk
menjembatani masalah transisional tersebut diatas.
Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan
menumbuhkan akuntabilitas peserta didik selama proses belajar.
Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam
peran profesi ners peserta didik.
Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik
pada peserta didik terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik
selama belajar di klinik.
Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan
personal dan profesional kepada peserta didik.
Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta
mencatat pencapaian kompetensi klinik peserta didik.

6.2.2.7. Metoda pembelajaran peserta didik

Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor/
mentor di setiap stase, meliputi :
- Pre dan postconference.
- Tutorial individual yang diberikan preseptor.
- Diskusi kasus.
- Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan/keperawatan terkini.
- Pendelegasian kewenangan bertahap (lampiran 1.)
- Problem Solving for Better Health (PSBH).
- Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
- Laporan kasus dan overan dinas.
Pemilihan metoda disesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama
waktu program preseptoring sudah berlangsung.

6.2.2.8 Pelaksanaan kegiatan program preseptoring

a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor.


Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik
harus menjalani beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu:
- Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku
pedoman preseptorship dan program kegiatannya. Memberikan waktu pada
peserta didik untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi.
- Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama
dengan RS selama 2 hari. Pelatihan informal ini meliputi diseminasi informasi
terkait berbagai hal, seperti berikut:
kebijakan yang berlaku di RS dan ruang rawat dimana
peserta didik ditempatkan.
sifat layanan yang diberikan.
jenis dan kriteria pasien yang dirawat.
aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak
diharapkan seperti klien jatuh, salah memberikan obat, kebakaran, dll.
kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik.

- Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang


rawat, untuk:
Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik.
Berbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta didik
berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan
kemampuan belajar peserta didik.
Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara
preseptor dan peserta didik.
Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review
peserta didik.
Menyepakati kontrak belajar

1
AIPNI
b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship.

Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan


memberikan kepada setiap preseptor beberapa kasus klien dengan berbagai
tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda. Lazimnya,
setiap preseptor memiliki 4 sd 6 klien yang menjadi tanggung jawabnya.

Setiap preseptor memiliki 2 sampai dengan 3 orang peserta didik yang menjadi
tanggung jawabnya. Preseptor harus memahami karakteristik setiap peserta
didik agar ketika melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya tidak
menyama-ratakan tingkat kemampuan menjalankan kompetensi dari masing-
masing peserta didik, walaupun ia harus memiliki asumsi bahwa setiap peserta
didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang ners
dan telah lulus uji masuk klinik.

Mengikuti preseptor dalam mengkaji klien, menghadiri pertemuan tim asuhan,


mendokumentasikan, mengoperasionalkan komputer, mengantarkan klien
keluar ruang rawat.

Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di


ruangan dimana peserta didik ditempatkan.

Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan


diskusi kasus. Mendengarkan ners spesialis atau konsultan ketika memberikan
ceramah atau pencerahan bagi perawat.

6.2.3 Pelimpahan kewenangan dilakukan bertahap melalui:

- Pemberian tugas prosedural, untuk meyakini bahwa peserta didik telah


memiliki kemampuan melaksanakan prosedur sesuai dengan tingkat kemahiran
keterampilan yang diharapkan. Pelimpahan kewenangan prosedural dapat
diberikan selama minggu pertama dan maksimal sampai minggu kedua.
- Pemberian klien secara utuh untuk diberikan asuhan oleh peserta didik
dimulai dengan klien yang memiliki tingkat ketergantungan yang paling rendah
(misal: mandiri). Pelimpahan kewenangan memberikan asuhan dengan tingkat
ketergantungan yang paling rendah ini dapat diberikan selama minggu kedua
atau maksimal minggu ketiga. Kemudian secara bertahap diberikan klien
dengan tingkat ketergantungan lebih tinggi.
- Setiap setelah melakukan tindakan prosedural atau asuhan, peserta didik
diminta untuk selalu melaporkan secara lisan tentang cara melakukan, respon
klien, dan hasil tindakan untuk kemudian dievaluasi oleh preseptor. Pelimpahan
kewenangan melaporkan lisan ditumbuh kembangkan dari awal sejak peserta
didik menjalani program internship. Kewenangan melaporkan lisan kemudian
secara bertahap dilanjutkan dengan melaporkan tertulis dalam bentuk menulis
laporan di kartu pasien / kardex dan selalu ditanda tangani oleh preseptor /
mentor berdampingan dengan tanda tangan peserta didik.
- Setiap peserta didik tidak selalu harus memiliki klien dengan jenis
ketergantungan yang sama. Preseptor harus memahami dan meyakini
kemampuan peserta didik dalam menerima kewenangan. Apabila peserta didik
dinilai belum mampu menerima pendelegasian kewenangan pada tingkat yang
lebih sulit, maka ia tidak diperkenankan menerima pendelegasian berikutnya
sampai ia dianggap sudah mampu untuk menerima kewenangan pada tingkat
berikutnya.
- Peserta didik mengikuti jadwal dinas dari preseptornya masing-masing
sehingga setiap peserta didik mengetahui kemana harus pergi jika mau
bertanya, melaporkan, meminta saran, dan mendiskusikan hal-hal tentang
kliennya.

- Peserta didik difasilitasi untuk melakukan presentasi, diskusi kasus, seminar


kecil diruangan masing-masing sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
yang harus diperolehnya melalui klien masing2.

6.2.4 Hal lain yang harus diperhatikan pada program preseptoring.


- Setiap preseptor memiliki catatan riwayat proses pembelajaran peserta
didik, format penilaian proses belajar, dan critical incidence report book
untuk mencatat setiap kejadian yang dianggap luar biasa baik atau jelek,
kesalahan yang dibuat peserta didik atau kelemahan peserta didik yang
mengakibatkan kecelakaan pada diri sendiri, klien, atau orang lain.
- Selama preseptor melimpahkan sebagian kewenangan tentang asuhan
klien kepada peserta didik, maka tanggung jawab dan tanggung gugat
tentang
klien tetap berada pada preseptor. Namun, apabila peserta didik sudah
memperoleh kewenangan secara utuh dan menyeluruh terkait klien yang
telah didelegasikan, maka tanggung jawab dan tanggung gugat secara
internal ruangan telah dimiliki oleh peserta didik.
- Pencapaian kompetensi berkomunikasi berbahasa Inggris dilakukan
dengan memfasilitasi peserta didik untuk melakukan komunikasi berbahasa
Inggris baik ketika presentasi, diskusi kasus atau seminar kecil.
- Preseptor melakukan penilaian kegiatan peserta didik setiap
pertengahan proses belajar dan di akhir proses belajar di suatu ruang rawat.
- Sebelum berpindah ruang rawat / blok / stase, maka dilakukan
penilaian / umpan balik tentang peran preseptor oleh peserta didik.
7 METODA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada pendidikan ners dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi


menggunakan berbagai metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa /
Student Centered Learning (SCL). Metoda pembelajaran pada program Sarjana
Keperawatan dan program pendidikan profesi.

7.1 Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program Sarjana Keperawatan

7.1.1 Metoda pembelajaran pada program Sarjana Keperawatan di


antaranya:

a. Small Group Discussion : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang


ditugaskan kepadanya atau mempraktikan/mencoba berbagai model
(komputer) yang telah disiapkan
b. Role-Play & Simulation : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau mempraktikan/mencoba berbagai model
(komputer) yang telah disiapkan
c. Case Study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi
kasus tersebut
d. Discovery Learning (DL) : mencari, mengumpulkan, dan menyusun
informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan
e. Self-Directed Learning (SDL) : merencanakan kegiatan belajar,
melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri
f. Cooperative Learning (CL) : Membahas dan menyimpulkan masalah/
tugas yang diberikan dosen secara berkelompok
g. Collaborative Learning (CbL) : Bekerja sama dengan anggota
kelompoknya dalam mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses
dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri.
h. Contextual Instruction (CI) : Membahas konsep (teori) kaitannya dengan
situasi nyata dan melakukan studi lapang/ terjun di dunia nyata untuk
mempelajari kesesuaian teori
i. Project Based Learning (PjBL) : Mengerjakan tugas ( berupa proyek) yang
telah dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan
mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum
j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL) : Belajar dengan menggali/
mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk
memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen

Pada tabel berikut menjelaskan rangkuman aktivitas mahasiswa dan dosen pada
setiap model pembelajaran.

No Model Belajar Aktivitas Belajar Mahasiswa Aktivitas Dosen


1 Small Group membentuk kelompok (5- Membuat rancangan
Discussion 10) bahan dikusi dan aturan
memilih bahan diskusi diskusi.
mepresentasikan Menjadi moderator dan
paper dan mendiskusikan di sekaligus mengulas pada
kelas setiap akhir sesion
diskusi mahasiswa.

2 Simulasi mempelajari dan Merancang situasi/


menjalankan suatu peran yang kegiatan yang mirip
ditugaskan kepadanya. dengan yang
atau sesungguhnya, bisa
mempraktikan/mencoba berupa bermain peran,
berbagai model (komputer) yang model komputer, atau
telah disiapkan. berbagai latihan
simulasi.
Membahas kinerja
mahasiswa.

3 Discovery mencari, Menyediakan data, atau


Learning mengumpulkan, dan menyusun petunjuk (metode) untuk
informasi yang ada untuk menelusuri suatu
mendeskripsikan suatu pengetahuan yang harus
pengetahuan. dipelajari oleh
mahasiswa.
Memeriksa dan memberi
ulasan terhadap hasil
1
AIPNI
belajar mandiri
mahasiswa.

4 Self-Directed merencanakan kegiatan sebagai


Learning belajar, melaksanakan, dan fasilitator. memberi
menilai pengalaman belajarnya arahan, bimbingan, dan
sendiri. konfirmasi terhadap
kemajuan belajar yang
telah dilakukan individu
mahasiswa.

5 Cooperative Membahas dan Merancang dan


Learning menyimpulkan masalah/ tugas dimonitor proses belajar
yang diberikan dosen secara dan hasil belajar
berkelompok. kelompok mahasiswa.

masalah/ kasus atau


bentuk tugas untuk
diselesaikan oleh
mahasiswa secara
berkelompok.

6 Collaborative Bekerja sama dengan Merancang tugas yang


Learning anggota kelompoknya dalam bersifat open ended.
mengerjakan tugas
Membuat rancangan motivator.
proses dan bentuk penilaian
berdasarkan konsensus
kelompoknya sendiri.

7 Contextual Membahas konsep Menjelaskan bahan


Instruction (teori) kaitannya dengan kajian yang bersifat teori
situasi nyata dan mengkaitkannya
Melakukan studi lapang/ dengan situasi nyata
terjun di dunia nyata untuk dalam kehidupan sehari-
mempelajari kesesuaian teori. hari, atau kerja
profesional, atau
manajerial, atau
entrepreneurial.

studi mahasiswa terjun


ke lapangan
8 Project Based Mengerjakan tugas Merancang suatu tugas
Learning (berupa proyek) yang telah (proyek) yang sistematik
dirancang secara sistematis. agar mahasiswa belajar
Menunjukan kinerja dan pengetahuan dan
mempertanggung jawabkan hasil keterampilan melalui
kerjanya di forum. proses pencarian/
penggalian (inquiry),
yang terstruktur dan
kompleks.

melakukan proses
pembimbingan dan
asesmen.

9 Problem Based Belajar dengan menggali/ Merancang tugas


Learning mencari informasi (inquiry) serta untuk mencapai
memanfaatkan informasi kompetensi tertentu
tersebut untuk memecahkan
masalah faktual/ yang dirancang petunjuk(metode) untuk
oleh dosen . mahasiswa dalam
mencari pemecahan
masalah yang dipilih oleh
mahasiswa sendiri atau
yang ditetapkan.

9 Problem Based Belajar dengan menggali/ Merancang tugas


Learning mencari informasi (inquiry) serta untuk mencapai
memanfaatkan informasi kompetensi tertentu
tersebut untuk memecahkan
masalah faktual/ yang dirancang petunjuk(metode) untuk
oleh dosen . mahasiswa dalam
mencari pemecahan
masalah yang dipilih oleh
mahasiswa sendiri atau
yang ditetapkan.
7.1.2 Evaluasi Pembelajaran pada Program Sarjana Keperawatan
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau kondisi akhir saat
ini (Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

7.1.2.1 Tujuan Evaluasi.

Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan:


Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya
Sebagai unpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya
Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
Untuk memotivasi peserta didik
Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik

7.1.2.2 Metode

Penilaian Evaluasi

Kompetensi
Beberapa metode evaluasi kompetensi yang dapat dilakukan, salah satunya
dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik (Millers Pyramid):
Skor 1 Mengetahui dan menjelaskan
(Pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, baik konsep, teori,
prinsip, maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya)
Skor 2 Pernah melihat atau pernah mendemonstrasikan
(Memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah
melihat demonstrasinya).
Skor 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi
(memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah
menerapkan keterampilan ini beberapa kali dibawah supervisi.
Skor 4 Mampu melakukan secara mandiri (memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan ini dan memiliki pengalaman untuk
menggunakan dan menerapkan keterampilan ini secara mandiri.
Strategi Evaluasi Penilaian
Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi :
1) OSCE (Objective Stuctured Clinical Examination)
2) Test Tertulis (Essay, MCQs, Short Answer Question)
3) Permasalahan (Case Study)
4) Reflective Learning
5) Observasi
6) Oral Test
7) Presentasi
8) Projek
9) Laporan

Evaluasi Proses

1.Evaluasi Pelaksanaan
2.Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa
3.Evaluasi Dosen oleh Dosen

7.2 Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada Program Profesi Ners

Metoda pembelajaran program profesi berfokus pada pelaksanaan


pendelegasian kewenangan dari preceptor kepada peserta didiknya. Sedangkan
kegiatan evaluasi program profesi lebih terfokus pada pembuktian bahwa peserta
didik telah memiliki kompetensi yang ditetapkan dan disertai dengan kemandirian
dalam menjalankan kompetensinya sebagai cerminan kewenangan telah dimiliki.

7.2.1 Metoda Pembelajaran pada program profesi

Metoda belajar peserta didik pada tahap profesi meliputi:


- Diskusi kasus
- Presentasi Kasus
- Seminar ilmiah kecil
- Kegiatan prosedural keperawatan
- Asuhan keperawatan klien (bertahap)
- Rotasi tugas sesuai preceptor
1
AIPNI
7.2.2 Evaluasi Program Profesi Ners
- Log book
- Direct Observasional of Prosedure skill
- Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
- Critical insidence report.
- OSCE
- Problem solving skill
- Kasus lengkap, kasus singkat
- Portofolio

7.3 Evaluasi kompetensi


Setiap kompetensi dievaluasi melalui beberapa cara yaitu:
- log book
- laporan pada preseptor / mentor
- proses pelaporan pada dinas berikut
- format evaluasi resmi dari pendidikan (direct observational procedure
skills test; case test/ uji kasus).
- Student Oral Case Analyses (SOCA)
- Critical incidence report.
Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah
melalui pendelegasian kewenangan. Disamping itu, ada beberapa kompetensi
tambahan yang harus juga dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik
karena ybs akan menjadi praktisi. Kompetensi itu adalah berkomunikasi,
kemampuan mengembangkan diri dan orang lain (klien), kemampuan
mempertahankan lingkungan bekerja yang sehat, aman dan keselamatan,
meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara berkualitas, ekualitas
dan perbedaan.
Evaluasi kompetensi untuk menetapkan kelulusan dari Program Studi
dilakukan dalam bentuk uji kompetensi sebelum yudisium. Ketika peserta
didik program profesi dinyatakan lulus maka ia diberi sebutan Ners dan
kemudian memiliki hak untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR).
Namun, jika ternyata peserta didik tidak lulus, maka seyogya yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk mendapatkan remedial dan diuji
kembali setelah program remedial selesai.
8 PENUTUP

Kurikulum adalah jantung penyelenggaraan pendidikan, oleh karena itu bagian


yang sangat vital ini perlu terus di kaji, ditelaah dan ditata kembali agar institusi
pendidikan berjalan dengan sehat, benar dan sesuai tujuan yang diharapkan dengan
senantiasa menyesuaikan perkembangan IPTEK sehingga lulusan pendidikan profesi
Ners memiliki kemampuan memberikan layanan kesehatan yang berkualitas.

Sejak adanya himbauan dan tuntutan dari pemerintah tentang penerapan


kurikulum berbasis kompetensi (KBK) di setiap satuan pendidikan maka AIPNI terus-
menerus melakukan pengawalan terhadap pelaksanaan KBK tersebut. AIPNI telah
menyusun rancangan buku kurikukum berbasis kompetensi pendidikan sarjana
keperawatan tahun 2006 dan telah disempurnakan untuk digunakan pada tahun
2008. Hingga saat ini kurikulum tersebut telah digunakan secara luas oleh Institusi
pendidikan keperawatan di Indonesia dan disempurnakan kembali tahun 2010
dengan sebutan Kurikulum Pendidikan Ners. Pada tahun 2014, AIPNI kembali
melakukan peninjauan kembali kurikulum Pendidikan Ners, dan hasilnya diharapkan
dapat menjadi alternatif atau pun panduan bagi institusi penyelenggara pendidikan
Ners dalam mengembangkan kurikulum pada institusinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Morrow, K. (1984). Preceptorships in nursing staff development, in Kramer, M.


(1993). Preceptorship ploicy: a tool for success, Journal of Continuing Education
in Nursing, 24 (6), 274-276.

NMC. (2002). Supporting nurses and midwives through lifelong learning. London:
NMC.

Gaberson, K. B., & Oermann, M. H. (1999). Clinical Teaching Strategies in Nursing.


Teaching of nursing. New York: Springer Publishing Company.
Lampiran 1.

TATA KELOLA PENDELEGASIAN


KEWENANGAN

DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK


Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik merupakan fokus
dari proses belajar sehingga kegiatan belajar diarahkan pada penumbuh kembangan
peserta didik untuk menjadi ners profesional. Berikut ini dijelaskan tahapan
pendelegasian kewenangan yang sifatnya sangat fleksibel dan individual dimana
peserta didik yang di anggap belum mampu untuk mendapatkan tahap pendelegasian
pada tingkat yang lebih tinggi tidak dipaksakan untuk menerima pendelegasian
tersebut.

Waktu Komponen pendelegasian kewenangan asuhan klien


/mggu pada setiap stase
Tindakan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan
prosedural Mandiri minimal sedang tinggi
1-2 V
2-3
dst

Anda mungkin juga menyukai