DISUSUN OLEH
NAMA:NOLA MARZALINA
NIM:201900034
LOKAL:ARS 1A BP 20
Dosen Pengampu :
FAKULTAS KESEHATAN
BUKITTINGGI 1442H/2021M
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah memberikan karunia
dan rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul " KOMPONEN KOMPONEN YANG TERDAPAT
DALAM PELAYANAN GIZI RS".
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian
pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan dan
dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini
menjadi tambahan pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Instalasi Gizi bertujuan untuk memberikan makanan yang bermutu, bergizi, memenuhi
higiene dan sanitasi yang sesuai dengan standar kesehatan untuk mempercepat proses
penyembuhan pasien. Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan
Instalasi Gizi. Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
langsung memengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit
yang terkait gizi (nutrition-related disease) pada semua kelompok umur rentan mulai dari ibu
hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (lansia) memerlukan penatalaksanaan gizi khusus.
Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan (Kemenkes RI, 2013)
B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa ituPelayanan Gizi Rumah Sakit?
2.Koponen apa saj ayang terdapat dalam manajemen gizi rumah sakit?
3.Bagaimana keterkaitan pelayanan gizi dengan administrasi rumah sakit?
C.TUJUAN
Agar dapat menjelaskan apa saja komponen, struktur, jobdesk, dan pelayanan
uyang terdapat pada intalansi pelayanan gizi di rumah sakit
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan penunjang medik yang harus
dilakukan di rumah sakit dalam upaya penyembuhan dan pemulihan kondisi kesehatan pasien.
Pelayanan gizi merupakan suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi
gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi
sehat atau sakit (Kemenkes RI, 2013). Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang
diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan
status metabolisme tubuh. Pelayanan gizi rumah sakit memiliki visi untuk melaksanakan
pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna
Jabatan nutrisionis terdiri nutrisionis terampil dan nutrisionis ahli. Nutrisionis terampil
terdiri dari: 1) Nutrisionis pelaksana, 2) Nutrisonis pelaksana lanjutan, dan 3) Nutrisionis
penyelia. Sedangkan Nutrisionis ahli terdiri dari: 1) Nutrisionis pertama, 2) Nutrisionis muda,
dan 3) Nutrisionis madya (UU Kepmenpan No. 23 Tahun 2001).
Dietesien adalah seseorang yang memiliki pendidikan gizi, khususnya dietetik, yang
bekerja untuk menerapkan prinsip-prinsip gizi dalam pemberian makan kepada individu atau
2
kelompok, merencanakan menu, dan diet khusus serta mengawasi penyelenggaraan dan
penyajian makanan (Kamus Gizi, 2010). Dietisien terdiri dari Registered Dietisien (RD) dan
Teknikal Registered Dietisien (TRD). Registered dietisien bertanggung jawab terhadap
pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan dietetik, sedangkan teknikal registered
dietisien bertanggung jawab membantu RD dalam melakukan asuhan gizi dan pelayanan
makanan, dietetik, dan melaksanakan kewenangan sesuai kompetensinya. Berdasarkan
Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Tahun 2007, tenaga yang diperlukan dalam
kegiatan penyelenggaraan makanan sesuai dengan bidang kegiatannya terdiri dari tenaga
profesi gizi, tenaga profesi non-gizi, dan tenaga pelaksana gizi. Tenaga profesi gizi adalah
tenaga dengan latar belakang pendidikan gizi (D1 Gizi & D4 Gizi), S1/S2 Gizi yang
berpendidikan dasar D3 Gizi dan mempunyai pengalaman di bidang penyelenggaraan
makanan. Tenaga profesi non-gizi adalah tenaga profesi lain yang dibutuhkan untuk kelancaran
kegiatanpenyelenggaraan makanan seperti akuntan, perjotelan, administrasi, teknik, dll.
Sedangkan tenaga pelaksana teknis adalah tenaga dengan latar pendidikan tataboga,
SMA/SMK, dsb.
Tanggung jawab:
Secara Struktural dan Fungsional bertanggung jawab kepada Wakil Direktur
Pelayanan Medik dan Keperawatan melalui Bidang Pelayanan Farmasi dan Gizi
berkoordinasi dengan Kepala Seksi Pelayanan Gizi.
Tugas pokok
Melaksanakan kegiatan Pelayanan Gizi secara Profesional yang terdiri dari :
Asuhan Gizi,
- Penyelenggaraan Makanan,
- Penelitian, Pengembangan,
- Pendidikan dan Pelatihan Gizi oleh Pegawai/Tenaga dalam
3
- Fungsional Nutrisionis.
Uraian Tugas
1.Menyusun dan merencanakan pelayanan gizi dalam tugasnya
2.Mengumpulkan mengolah data dan menyajikan laporan dalam bidang tugasnya
3.Mengawasi pengadaan, pengolahan dan penyaluran makanan pasien dan pegawai
sesuai dengan Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPM-RS) dan
Kebijaksanaan Direktur
4.Mengawasi kegiatan asuhan gizi/nutrisi baik rawat alan dalam bentuk
penyuluhan dan konsultasi di poliklinik gizi maupun rawat inap dalam bentuk
Nutritional Care Process (NCP) yang dilakukan oleh pegawai/tenaga dalam
jabatan fungsional nutrisionis.
5.Mengawasi kegiatan diklat gizi baik untuk pegawai instalasi gizi maupun
siswa/mahasiswa/pegawai gizi dari rumah sakit lain serta penelitian dan
pengembangan gizi terapan
6.Melaksanakan hubungan kerja sama sebaik-baiknya dengan semua satuan
organisasi di lingkungan rumah sakit
7.Melakukan koordinasi dengan seksi pelayanan gizi dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan gizi
8.Membina dan memlihara terus–menerus kemampuan berprestasi para pegawai
di lingkungannya.
9.Menilai kinerja Ka.Ur dan Staf melalui penilaian Pra DP3 tiap tahun dan
penilaian performance kinerja tiap 6 bulan.
10.Membina mental dan spiritual/keagamaan diri sendiri dan seluruh staf Instalasi
Gizi, baik melalui kegiatan rutin bulanan sesuai surat edaran Gubernur dan
Direktur maupun kegiatan yang dikelola sendiri.
b..Sekretariat Instalasi Gizi .
Tanggung Jawab:
Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi
Tugas :
1.Melaksanakan administrasi , kesekretariatan, ketatausahaan, dan kepegawaian.
4
2.Melakukan verifikasi berkas administrasi
pengadaan makanan.
3.Mengumpulkan data dan konsep rencana kebutuhan barang unit.
4.Mengusulkan kebutuhan penelitian unit kerja kepada unit litbang gizi.
5.Koordinator supervisi kedapur jasaboga.
6.Melakukan penghitungan biaya makan berdasarkan data dari Subinstalasi
pelayanan makanan.
7.Menyusun konsep instrumen penilaian dan melakukan penilaian kegiatan seluruh
unit kerja serta analisis data.
8.Melakukan monitoring evaluasi dan analisis pelaksanaan program kegiatan
pelayanan gizi.
9.Koordinator teknis pelaksanaan diklat SDM gizi.
10.Merencanakan dan melaksanakan program bimbingan dan latihan pegawai
baru dan pederta didik yang sedang praktek kerja.
11.Memberikan bimbingan dan konsultasi kepada pihak penyelenggaraan makanan.
12.Menyusun laporan kegiatan kegiatan secara periodik ( bulanan tribulan dan
tahunan )
13.Koordinasi / kerjasama dengan petugas gizi ruangan, konsultan gizi pihak ketiga
dan unit lainnya dalam rangka kelancaran kerja.
14.Mencatat dan melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Instalasi Gizi dan pihak
terkait.
15.Membina SDM unit kerja.
5
1.Membantu Ka. Instalasi dalam merencanakan kegiatan produksi makanan
2.Menyelenggaraan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan produksi
makanan baik yang sudah dilaksanakan maupun yang belum untuk hari
berikutnya.
3.Membuat perincian jumlah pasien yang harus diberi makan sesuai dengan
Peraturan Pemberian Makan Rumah Sakit (PPM-RS)
4.Mengkoordinir kegiatan inventaris alat- alat pengolahan yang dipakai, dan
mengawasi hygine dan sanitasi di ruang pengolahan
5.Menindak lanjuti keluhan tentang kegiatan produksi makanan yang berkaitan
dengan instalasi lain, seperti Instalasi Kesling, IPSRS, Gudang Barang dengan
berkoordinasi dengan Ka.Ur. lainnya.
6.Menindak lanjuti laporan dari PJ-PJ yang menjadi tanggung jawabnya tentang
keluhan/masalah yang berhubungan dengan produksi makanan
7.Melakukan perencanaan menu bersama Ahli Boga, Ka.Ur. lainnya,
Kelompok Jafung Nutrisinis untuk diusulkan ke Ka. Instalasi
8.Melakukan perhitungan kebutuhan bahan makanan harian termasuk hari libur
d.Penanggung Jawab Logistik
Tanggung Jawab:
Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi melaui Koordinator
Penyelenggaraan Makanan
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan dalam hal penyimpanan, penyaluran bahan makanan
basah dan kering serta menginventaris peralatan yang ada di instalasi Gizi
Uraian Tugas:
1.Merencanakan, mendistribusikan dan mengawasi pengguanaan peralatan
pengolahan dan peralatan makan pasien
2.Menyalurkan bahan makanan basah dan kering ke setiap masing –masing unit
pengolahan.
6
3.Mempersiapkan bahan makanan kering di lemari persiapan
4.Menerima dan menindak lanjuti kerusakan alat dari masing –masing unit
5.Mengawasi mencatat dan mengevaluasi pengeluaran bahan makanan kering
harian
6.Membuat surat pesanan bahan makanan kering setiap bulan
7.Melakukan koordinasi dengan unit lain sesuai dengan tugasnya
8.Membuat laporan harian, bulanan penggunaan dan stok bahan makanan kering.
e.Koordinator Pelayanan Gizi Rawat Inap
Tanggung Jawab;
Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi
Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir pelayanan gizi sesuai dengan pelayanan
Asuhan Gizi Terstandar ( PAGT/ NCP)
Uraian Tugas :
1.Membantu Kepala Instalasi Gizi dalam merencanakan kegiatan pelayanan gizi
Rawat Inap
2.Mengkoordinir pemesanan makanan pasien dari ruang rawat ke Instalasi Gizi
3.Kerjasama dengan tim kesehatan lain di ruangan dalam penentuan diet pasien
4.Melakukan perencanaan, pelaporan dan penilaian kegiatan pelayanan gizi rawat
inap
dan melaporkan ke kepala Instalasi Gizi
5.Mengkoordinir penanggung jawab ruangan dan petugas gizi ruangan dan
membuat jadwal piket PGR( Petugas Gizi Ruangan )
6.Mengawasi inventaris alat makan pasien, dan menindak lanjuti jika terjadi
kerusakan
7.Merekapitulasi permintaan makanan pasien harian untuk dijadikan laporan bulanan
8.Melaksanakan kegiatan pelayanan gizi sesuai pelayanan Asuhan Gizi
Terstandar ( PAGT/NCP)
9.Membantu Ka. Instalasi dalam mengawasi, mengendalikan dan menilai :
-Pelayanan penyelenggaraan Makanan agar sesuai dengan standar
7
-Disiplin Staf
-PRA DP 3 dan penilain kinerja (performance) Pj yang dibawah tanggung
jawabnya.
e.Koordinator Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Tanggung Jawab:
Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi
Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir Asuhan Gizi pada pasien rawat jalan dan rawat inap.
Uraian Tugas :
1.Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam merencanakan kegiatan asuhan gizi
2.Melaksanakan konsultasi/ penyuluhan dan rujukan gizi pada pasien rawat jalan dan
rawat inap
3.Mengatur jadwal ahli gizi di poliklinik gizi rawat jalan dan dirawat inap dan
jadwal penyuluhan materi gizi untuk Instalasi PKRS
4.Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan dan pelaporan pelayanan gizi
secara berkala ( Bulanan & tahunan)
5.Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam mengawasi, mengendalikan dan menilai
-Pelayanan asuhan gizi agar sesuai dengan standar asuhan gizi
-Disiplin staf
-PRA DP 3 dan penilaian kerja ( performance) Pj yang dibawah tanggung
jawabnya.
6.Membantu tugas-tugas lain yang diberikan Ka. Instalasi Gizi
7.Menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga gizi di Instalasi Gizi
g.Koordinator Pengembangan dan Penelitian Gizi
Tanggung Jawab:
Bertanggung Jawab Kepada Kepala Instalasi Gizi
Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan penelitian dan pengembangan Pelayanan
Gizi Rumah Sakit.
8
Uraian Tugas
1.Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam merencanakan kegiatan penelitian
dan
pengembangan pelayanan gizi rumah sakit.
2.Melaksanakan pengamatan masalah gizi yang meliputi makanan dan diet pasien.
3.Menyiapkan rencana penanggulangan masalah gizi yang meliputi, makanan
dan diet pasien
4.Menyiapkan perangkat lunak/protap2/standar2 pelayanan gizi, makanan dan
diet pasien
5.Menghimpun SDM untuk penanggulangan masalah gizi melaui pertemuan
6.Merencanakan pengembangan pengetahuan dan keterampilan petugas gizi
7.Merencanakan rencana pengembangan profesi ahli gizi / Dietesien melaui
seminar, kursus, pelatihan dan pendidikan formal.
8.Mengkoordinir bimbingan dan pengarahan siswa / mahasiswa yang
melaksanakan Praktek Kerja lapangan di Instalasi Gizi.
9.Membantu Ka. Instalasi Gizi dalam mengawasi, mengendalikan dan Menilai:
-Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi agar sesuai dengan standar
-Disiplin staf
9
6.Membantu kaur dalam mengawasi, mengendalikan dan menilai :
-Pelayanan asuhan Gizi rawat inap agar sesuai dengan standar asuhan gizi
-PRA DP 3 dan penilaian kinerja ( performance) ahli gizi ruangan
7.Menjalin kerjasama yang baik dengan ahli gizi ruangan dan tenaga kesehatan lain
10
3.Struktur Organisasi Manajemen Gizi
Direktur Utama
Kabid Penunjang
Admin
1. Registered Dietisien (RD) adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi atau sarjana gizi yang telah
mengikuti pendidikan profesi (intership) dan telah lulus uji kompetensi serta teregistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan berhak mengurus ijin memberikan pelayanan gizi,
makanan dan dietetik dan menyelenggarakan praktik gizi mandiri.
2. Teknikal Registered Dietisien (TRD) adalah seorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga Gizi sesuai aturan yang berlaku atau Ahli Madya Gizi
yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. RD bertanggungjawab terhadap pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan
dietetik, sementara TRD bertanggungjawab membantu RD dalam Uu asuhan gizi dan
pelayanan makanan serta dietetik serta melaksanakan kewenangan sesuai dengan kompetensi
(Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan penelitian
12
f. Ruangan penyimpanan bahan makanan kering
g. Ruangan pengolahan bahan makanan
h. Ruangan pencucian peralatan pasien
i. Ruangan pencucian peralatan masak
j. Ruangaan formula susu
k. Ruangan penyiapan makanan
l. Ruangan distribusi
1. Perencanaan asuhan gizi sesuai dengan standar pelayanan Rencana asuhan gizi yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan asuhan gizi. Standar pelayanan asuhan gizi :
2. Keberhasilan Konseling Gizi Perubahan sign dan symptoms dari problem gizi pada
kunjungan awal terhadap target pada kunjungan-kunjungan konseling berikutnya.
3. Ketepatan Diet yang Disajikan Persentase ketetapan diet yang disajikan sesuai dengan diet
order danrencana asuhan harus 100%.
13
5. Ketepatan Citarasa Makanan Presentasi citarasa (aroma, suhu, penampilan, rasa, dan
tekstur) hidanganyang dapat diterima atau sesuai dengan dietnya harus 100%.
6. Sisa Makanan Pasien Persentase makanan yang dapat dihabiskan pasien dari satu atau
lebihwaktu makan harus 80%. Dengan kata lain, sisa makanan pasien harus< 20%
(Kemenkes, 2013). Menurut Kemenkes (2013), adapun syarat higiene penjamah makanan
yaitu :
3. Penampilan penjamah makanan harus bersih rapi dan memakai celemek, sarung tangan
dan penutup kepala dan juga tidak memakai perhiasan
Sarana Instalasi Gizi Rumah Sakit Menurut Permenkes RI Nomor 78 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit disebutkan bahwa kegiatan pelayanan gizi di rumah
sakit dapat berjalan dengan optimal bila didukung dengan sarana yang memadai untuk
melaksanakan penyelenggaraan makanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sarana
penyelenggaraan makanan yaitu;
14
a. Mudah dicapai dari semua ruang perawatan, agar pelayanan dapat diberikan
dengan baik dan merata untuk semua pasien.
d. Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah, kamar jenazah, ruang cuci
(laundry) dan lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan.
b. Ruang penyimpanan bahan makanan yang terdiri dari 2 jenis yaitu penyimpanan
bahan makanan basah dan penyimpanan bahan makanan kering
e. Tempat pencucian bahan makanan yang terletak tepisah dengan tempat pencucian
peralatan dan dilengkapi dengan sarana air panas.
g. Ruang fasilitas pegawai adalah ruangan yang dibuat untuk tempat ganti pakaian
pegawai, istirahat, ruang makan, kamar mandi dan kamar kecil.
h. Ruang pengawas.
15
3. Peralatan dan Perlengkapan yang diperlukan di ruang penyelenggaraan makanan
terdiri dari;
a. Ruang penerimaan: timbangan 100-300 kg, rak bahan makanan beroda, kereta
angkut, dan alat-alat kecil seperti pembuka botol, penusuk beras, pisau dan
sebagainya. b. Ruang penyimpanan bahan makanan kering dan segar: timbangan 20-
100 kg, rak bahan makanan, lemari es, freezer dan tempat bahan makanan dari plastik
atau stainless steel.
c. Ruang persiapan bahan makanan: meja kerja, meja daging, mesin sayuran, mesin
kelapa, mesin pemotong dan penggiling daging, mixer, blender, timbangan meja,
talenan, bangku kerja, penggiling bumbu, dan bak cuci.
(1) bahan makanan diperiksa sesuai dengan daftar pesanan dan spesifikasi bahan makanan.
Makanan yang rusak akan segera diganti oleh pihak leveransir;
(3) bahan makanan yang tidak langsung digunakan saat itu dilakukan penyimpanan di ruang
pendingin (freezer/chiller);
(4) bentuk penerimaan bahan makanan dilakukan dengan cara buta; dan
(5) Pencatatan dilakukan setiap hari dan pelaporan dilakukan setiap bulan.
16
3 Penyimpanan Bahan Makanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas penyimpanan bahan makanan,
menyatakan bahwa penyimpanan bahan makanan dibedakan menjadi gudang bahan makanan
kering dan gudang bahan makanan basah. Bahan makanan yang masuk dan keluar selalu dicatat
di daftar stock barang yang dilakukan setiap hari. Pengambilan bahan makanan dilakukan
dengan cara first in first out (FIFO), petugas gudang akan mempersiapkan bahan makanan yang
akan diolah dan diberikan kepada petugas pengolah
Jobdesk seorang lulusan dari jurusan administrasi rumah sakit lebih banyak
meng- handle dan bertanggung jawab atas operasional rumah sakit dan bukan mengarah ke
pengurusan pasien ataupun obat – obatan yang ada pada rumah sakit. Itulah mengapa jurusan
administrasi rumah sakit dikatakan sebagai jurusan manajemennya kampus kesehatan, karena
memang nanti ketika bekerja lulusan administrasi rumah sakit hanya benar – benar fokus pada
kegiatan operasional rumah sakit.
17
Sedangkan pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan penunjang medik yang
harus dilakukan di rumah sakit dalam upaya penyembuhan dan pemulihan kondisi kesehatan
pasien.Untuk itu disinilah peran administrasi rumah sakit,khusumya seorang administrasi
rumah sakit bertugas dalam proses berlamgsuya kegiatan manajemen gizi mulai dari
perencanan,strategi,tindakan dan pengawasan penyaluran gizi kepada pasien. Bahkan
administrasi rumah sakit dapat ikut serta dalam kepejabatan yang ada di dalam struktur
organisasi manajemen gizi ruma sakit
18
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dalam manajemen pelayanan gizi di makalah ini kita mengkaji apa saj akmpone kompon yang
terdapat dalam manajemen gizi rumah sakit, hasilnya yaitu:
19
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati Nuratry. 2015. Analisis Penganggaran Belanja Makanan Pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Soreang Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Administrasi. Balqis,
Damanik. 2017. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi RSUD
Dr.R.M. Djoelham Binjai. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera
Utara. Medan. Carolina, U.R. 2013. Analisis Manajemen Penyelenggaraan Makanan di
Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe kabupaten Karo. Skripsi. Jurusan Administrasi dan kebijakan
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Hartono
Andry. 2000. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Jufri, J.,
Hamzah, A., dan Bahar, B. 2012. Manajemen Pengelolaan Makanan di Rumah Sakit Umum
Lanto Dg. Pasewang Kabupaten Janeponto.Jurnal Ilmiah Program Pasca Sarjana Universit
20