Anda di halaman 1dari 10

JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS DAN DIETISIEN

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Etika Profesi)

Dosen Pengampu:
Annisa Rizky Maulidiana, S.Gz, MS

Oleh:
Nama : Tiara Ramadina Kinanti
NIM : 225170201111029

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Annisa Rizky Maulidiana,
S.Gz, MS sebagai dosen pengampu mata kuliah etika profesi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 03 Oktober 2022

Tiara Ramadina

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 4
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ………..……………............................................................... 5
2.1.1 Pengertian Nutrisionis………...……………………………..…... 5
2.1.2 Pengertian Dietisien……………………………………………... 5
2.2 Jenis Jabatan Fungsional………………..…………………………....... 6
2.3 Kualifikasi..………………………………………...…………………… 7
2.4 Wewenang Dan Ruang Lingkup Pelayanan Gizi……………………….. 8
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tenaga gizi yang ada di Indonesia saat ini lebih banyak yang berlatar
belakang pendidikan Diploma III, sedangkan pendidikan sarjana gizi baru saja
dimulai. Adanya 2 (dua) jenis tenaga gizi ini tentunya mempunyai wewenang dan
kompetensi yang berbeda. Selain tenaga gizi tersebut, adapula tenaga kesehatan lain
yang melakukan kegiatan gizi yang sama. Oleh karena itu, Standar Profesi Gizi
dapat digunakan sebagai pedoman bagi tenaga gizi dengan tujuan untuk mencegah
tumpang tindih kewenangan berbagai profesi yang terkait dengan gizi.

Upaya pelaksanaan pelayanannya, seorang ahli gizi tidak dapat bekerja


sendiri. Upaya pengkajian gizi pasien, baik itu upaya penyembuhan ataupun
pemulihan pasien untuk keperluan metabolisme tubuh dilaksanakan secara
kerjasama dengan pihak profesi terkait atau bisa disebut tim pendukung Kesehatan
lain seperti dokter, perawat dan tim pendukung kesehatan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian nutrisionis dan dietisien?
2. Bagaimana jenis jabatan fungsional nutrisionis dan dietisien?
3. Bagaimana kualifikasi nutrisionis dan dietisien?
4. Apa wewenang dan ruang lingkup pelayanan gizi?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang pengertian nutrisionis dan dietisien
b. Untuk memahami tentang jenis jabatan fungsional nutrisionis dan dietisien
c. Untuk memahami kualifikasi nutrisionis dan dietisien
d. Untuk mengetahui wewenang dan ruang lingkup pelayanan gizi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.1.1 Pengertian Nutrisionis
Nutrisionis adalah seorang yang mempunyai pendidikan gizi minimal
dengan ijazah Sarjana Gizi atau Sarjana terapan Gizi (PERSAGI et al., 2018).
Dalam pengertian lain nutrisionis merupakan Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan, dan dietetic (KEPMENPAN, 2001).
Ahli gizi atau nutritionis adalah tenaga spesialis yang menyediakan
informasi tentang gizi dan masalah kesehatan serta pola makan sehat. Mereka
biasanya bekerja untuk badan publik atau pemerintah, tapi ada juga yang bekerja
secara mandiri dengan klien. Ahli gizi lulusan universitas biasanya bekerja untuk
produsen makanan, bisnis ritel, dan promosi kesehatan masyarakat yang didukung
oleh negara maupun lembaga swasta. Ada pula nutrisionis yang terjun ke dalam
bidang akademis dan mendalami penelitian.

2.1.2 Pengertian Dietisien


Seorang dietisien merupakan sarjana gizi yang telah mengikuti pendidikan
profesi dan ujian profesi serta dinyatakan lulus kemudian diberi hak untuk
mengurus ijin memberikan pelayanan dan menyelenggarakan praktik gizi
(PERSAGI et al., 2018).
Dietitian adalah ahli gizi yang telah melalui penyetaraan formal gelar RD
(Registered Dietitian). Di Indonesia, seorang dietisien adalah tenaga kesehatan
profesional yang memiliki kualifikasi universitas terakreditasi di bidang atau
program: akademi gizi (B.Sc Gizi), Diploma III Gizi (Ahli Madya Gizi), Diploma
IV Gizi (Sarjana Terapan Gizi), atau Strata Satu Gizi (S.Gz).
Mereka yang telah lulus menjadi ahli gizi lalu menjalani pendidikan profesi
gizi dan lulus uji kompetensi sesuai undang-undang. Dengan ini, dietisien menjadi
tenaga kesehatan profesional yang berwenang terhadap gizi individu dan

5
masyarakat yang lebih luas. Dietisien dapat mendiagnosis masalah gizi dan
merumuskan cara untuk menanganinya. Mereka memberikan konsultasi kepada
pasien dan bekerja dengan tenaga kesehatan lainnya untuk menunjang kelancaran
proses pengobatan.
Ahli gizi yang ada di rumah sakit merupakan seorang RD yang memberikan
diet khusus bagi pasien, misalnya makanan untuk pasien kanker, HIV/AIDS, atau
diabetes. Mereka juga memberikan saran untuk menjaga status gizi pasien selama
perawatan.

2.2 Jenis Jabatan Fungsional


Terdapat 2 jenis jabatan fungsional nutrisionis: nutrisionis terampil dan
nutrisionis ahli. Nutrisionis Terampil adalah Jabatan Fungsional Nutrisionis
keterampilan yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional yang
berkaitan dengan penerapan prinsip, konsep, dan metode operasional kegiatan di
bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetic, sedangkan nutrisionis ahli ialah
jabatan fungsional nutrisionis keahlian yang pelaksanaan tugasnya meliputi
kegiatan teknis yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan
konsep, teori, ilmu dan seni untuk mengelola kegiatan pelayanan gizi, makanan
dan dietetik serta pemberian pengajaran dengan cara sistematis dan tepat guna di
bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetic (KEPMENPAN, 2001).

Jabatan fungsional Dietisien terdiri dari jenjang jabatan fungsional Ahli


Pertama, Muda, Madya dan Utama. Jabatan fungsional Dietisien Ahli berlatar
belakang Dietisien Sarjana Terapan Gizi atau Sarjana Gizi yang telah pengikuti
pendidikan Profesi Dietisien dan telah lulus Uji Kompetensi serta Teregistrasi
sesuai peraturan perundang-undangan (PMK Nomor 26 Thaun 2013 Pasal 4).

Jabatan fungsional dietisien adalah tenaga kesehatan yang melakukan


pelayanan kesehatan di bidang gizi masyarakat, pelayanan asuhan gizi dan dietetik,
dan Manajemen Penyelenggaraan Makanan (MPM) atau food service. Pelayanan
gizi masyarakat meliputi pelaksanaan: perencanaan program, surveillance gizi,
pemantauan pertumbuhan balita, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi,

6
melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor, pelatihan bidang gizi,
advokasi, dan perencana kebijakan gizi.

2.3 Kualifikasi
Sebagaimana kita ketahui bahwa tenaga gizi berlatar belakang pendidikan yang
cukup beragam. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan Tenaga Gizi adalah
setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan (Pasal 1 ayat 1). Berdasarkan pendidikannya, tenaga gizi
dikualifikasikan sebagai berikut (pasai 3):
1. Tenaga Gizi lulusan Diploma Tiga Gizi sebagai Ahli Madya Gizi.
2. Tenaga Gizi lulusan Diploma Empat Gizi sebagai Sarjana Terapan Gizi.
3. Tenaga Gizi lulusan Sarjana sebagai Sarjana Gizi; dan
4. Tenaga Gizi lulusan pendidikan profesi sebagai Registered Dietisien.

Jabatan fungsional Nutrisionis Ahli berlatar belakang Sarjana Terapan Gizi atau
Sarjana Gizi yang telah lulus Uji Kompetensi serta Teregistrasi sesuai peraturan
perundangundangan (PMK Nomor 26 Tahun 2013 Pasal 4), dengan kualifikasi
sebagai berikut:
a. Dietisien Pertama, golongan ruang III.a – III.b.
b. Dietisien Muda, golongan ruang III.c – III.d.
c. Dietisien Madya, golongan ruang IV.a – IV.c.
d. Dietisien Utama, golongan ruang IV.d – IV.e.

Jabatan fungsional Nutrisionis Terampil minimal berlatar belakang pendidikan


Diploma III Gizi, dengan kualifikasi sebagai berikut:
a. Pelaksana/Terampil, golongan ruang II.c s/d II.d.
b. Pelaksana Lanjutan/Mahir, golongan ruang III.a s/d III.b.
c. Penyelia, golongan ruang III.c s/d III.d

Jabatan fungsional Dietisien Ahli berlatar belakang Dietisien Sarjana Terapan Gizi
atau Sarjana Gizi yang telah pengikuti pendidikan Profesi Dietisien dan telah lulus

7
Uji Kompetensi serta Teregistrasi sesuai peraturan perundang-undangan (PMK
Nomor 26 Taun 2013 Pasal 4), dengan kualifikasi sebagai berikut:
a. Dietisien Pertama, golongan ruang III.a – III.b.
b. Dietisien Muda, golongan ruang III.c – III.d.
c. Dietisien Madya, golongan ruang IV.a – IV.c.
d. Dietisien Utama, golongan ruang IV.d – IV.e.

2.4 Wewenang Dan Ruang Lingkup Pelayanan Gizi


Ruang lingkup kegiatan jabatan fungsional nutrisionis terampil meliputi
pengumpulan, pengukuran, tabulasi dan persiapan dalam kegiatan di bawah ini:.
Pelayanan gizi, makanan, dan dietetik, tatalaksana gizi, dan surveilans gizi. Ruang
lingkup kegiatan jabatan fungsional nutrisionis ahli meliputi melakukan,
menyelenggarakan, mengarahkan, merumuskan, pelaksanaan kebijakan dan
mengembangkan. Pelayanan gizi nutrisionis ahli berupa pendidikan gizi,
suplementasi gizi, intervensi gizi masyarakat, dan surveilans gizi.

Pelayanan asuhan gizi dan diitetik di lingkup gizi klinik meliputi: penapisan,
pengkajian, penetapan masalah/diagnosis gizi, penyusunan rencana diit (orang
sehat, sakit tanpa dan dengan komplikasi), koordinasi tim medis, implementasi diit,
konseling gizi, monitoring dan evaluasi, penyusunan laporan dan rencana tindak
lanjut. Ruang lingkup Jabatan Fungsional Dietetik meliputi: Pendidikan gizi seperti
Konseling gizi pada klien di RS, Edukasi gizi pada klien di RS atau keluarga pasien
di RS; Suplementasi gizi seperti pemberian Kapsul Vitamin A, Tablet Tambah
Darah (TTD),Makanan Tambahan Ibu Hamil, Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI),Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Makanan Tambahan Anak
Usia Sekolah, Bubuk Multi Vitamin dan Mineral; Tatalaksana gizi; surveilans gizi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Dietisien adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri
Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian/dan atau keterampilan dalam pelayanan gizi, makanan dan dietetik
serta bersifat mandiri.
Dalam jabatan fungsional ini terbagi dalam tiga katagori yaitu Jabatan
Fungsional Nutrisionis Terampil, Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Jabatan
Fungsional Dietisein. Perubahan ini dilakukan sesuai dengan Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang menyebutkan bahwa tenaga
gizi terdiri dari dua Nutrisionis dan Dietisien.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, A., Joko, S. and Tjarono, S. 2019. KAJIAN URAIAN TUGAS DAN
SPESIFIKASI TENAGA PENGOLAH MAKANAN DI INSTALASI
GIZI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUNTILAN
(Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Menpan RI. 2001. KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA NOMOR 23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang
Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya.
Nissa, C., Buku Panduan Kepaniteraan Gizi Intitusi 2018.
Penyusun, T., Kompetensi, S., & Jakarta, N. (2018). STANDAR KOMPETENSI
NUTRISIONIS.
Tjaronosari., Herianandita, E. 2018. Buku Bahan Ajar Gizi: Etika Profesi, Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai