Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan
dengan dosen pengampu Septian Andriyani, S.Kp., M.Kep.
Disusun oleh:
Kelompok 7
Anggota Kelompok:
Fitri Noviani 2206226
Ghina Salsabila 2210209
Pradita Agna Utami 2201862
Riztia Nur Amala 2200036
Zulfathatul Ilmi A 2200050
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kami anugerah kesehatan dan kehidupan yang berharga, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Promosi Kesehatan
yang berjudul “PERAN PERAWAT DALAM PROMOSI KESEHATAN”.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan pemahaman yang lebih baik kepada pembaca tentang
peran penting perawat dalam upaya promosi kesehatan. Kami harap makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pemahaman yang lebih dalam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua yang telah mendukung saya dalam penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Menggambarkan tantangan yang sering dihadapi oleh perawat dalam peran promosi
kesehatan dan bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
3. Memberikan pemahaman tentang peraturan dan kebijakan yang mengatur praktik promosi
kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Mendukung Perawatan Holistik: Perawat berperan dalam merawat individu dan komunitas
secara holistik, mengintegrasikan aspek fisik, emosional, sosial, dan psikologis dari
kesehatan.
2.2.2. Manfaat
Peran seorang perawat dalam promosi kesehatan sangat penting, dan manfaatnya
mencakup:
Edukasi Pasien:
1. Perawat memberikan informasi kepada pasien tentang pentingnya gaya hidup sehat,
pencegahan penyakit, dan tindakan kesehatan yang perlu diambil.
2. Pemantauan Kesehatan: Perawat dapat melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan
pasien secara teratur, memberikan saran, dan membantu dalam manajemen penyakit.
3. Promosi Kesehatan Masyarakat: Perawat dapat terlibat dalam kegiatan promosi kesehatan
masyarakat, seperti penyuluhan di sekolah atau komunitas, serta kampanye penyadaran
kesehatan.
4. Dukungan Psikososial: Perawat memberikan dukungan emosional dan psikososial kepada
pasien, membantu mereka mengatasi stres dan masalah kesehatan mental.
5. Kolaborasi Tim Kesehatan: Perawat bekerja dalam tim kesehatan yang lebih besar untuk
memberikan perawatan yang holistik.
4
contoh, seorang perawat keluarga yang melakukan kunjungan ke rumah sebuah
keluarga dengan anggota yang menderita TBC akan memberikan penyuluhan
tentang tindakan pencegahan, termasuk contoh konkret seperti cara batuk yang
efektif. Dalam hal ini, perawat memberikan demonstrasi tentang bagaimana cara
yang benar untuk batuk yang mengurangi penularan penyakit.
● Fasilitator : Perawat berperan dalam memberikan solusi untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga. Contohnya, ketika perawat
melakukan kunjungan ke sebuah keluarga dan mendeteksi masalah kesehatan pada
salah satu anggota keluarga, perawat akan membantu keluarga dalam menemukan
solusi dengan melibatkan partisipasi anggota keluarga dalam perawatan individu
yang sakit tersebut.
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau keluarga pada intinya
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, serta kemampuan individu
atau keluarga dalam upaya meningkatkan tingkat kesehatan mereka.
2.3.2 Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat
kerja, dan tempat umum
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan
masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang
mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya
setempat.
● Sarana kesehatan
Pemberi Perawatan Kesehatan: Perawat adalah bagian integral dari tim perawatan
kesehatan di rumah sakit, puskesmas, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya. Mereka
memberikan perawatan langsung kepada pasien, termasuk pemantauan kondisi kesehatan,
pemberian obat, dan perawatan kesehatan lainnya.
● Institusi pendidikan
Peran perawat pendidik dalam upaya promosi kesehatan tidak kalah besarnya.
Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun selalu ada dimasukkan pengajaran tentang
5
simulasi pendidikan baik setting individu, kelompok bahkan komunitas pada tahap
pendidikan akademik.
● Tempat kerja
Kesehatan Pekerja: Di tempat kerja, perawat dapat memiliki peran dalam
mempromosikan kesehatan dan keselamatan karyawan. Mereka dapat memberikan
informasi tentang pola hidup sehat, mengelola cedera kerja, dan memberikan pertolongan
pertama.
● Tempat umum
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat: Perawat dapat terlibat dalam program-program
penyuluhan kesehatan di komunitas dan tempat umum. Mereka memberikan informasi
tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan tindakan darurat.
6
Peran perawat dalam tatanan organisasi kemasyarakatan (organisasi non-
pemerintah), organisasi profesi, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan media massa
bisa sangat bervariasi dan penting dalam mengadvokasi dan memajukan bidang perawatan
kesehatan serta kepentingan pasien. Berikut adalah penjelasan tentang peran perawat dalam
setiap tatanan tersebut:
1. Organisasi Profesi Perawat:
a. Perwakilan Profesi: Perawat sering tergabung dalam organisasi profesi seperti
asosiasi perawat. Mereka berperan dalam mewakili suara dan kepentingan
perawat dalam hal regulasi, peraturan, dan perkembangan dalam bidang
perawatan kesehatan.
b. Pendidikan: Organisasi profesi perawat juga terlibat dalam mengembangkan
dan memelihara standar pendidikan dan pelatihan perawat.
c. Sertifikasi dan Lisensi: Mereka dapat berperan dalam proses sertifikasi dan
lisensi perawat, yang menentukan bahwa perawat memenuhi standar
kompetensi yang diperlukan.
2. Organisasi Kemasyarakatan (Organisasi Non-Pemerintah):
a. Pelayanan Kesehatan Masyarakat: Perawat dapat bekerja dalam organisasi
kemasyarakatan yang menyediakan pelayanan kesehatan kepada kelompok
yang membutuhkan, seperti populasi miskin, lanjut usia, atau pengungsi.
b. Pendidikan Masyarakat: Mereka dapat memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit, perawatan mandiri, dan
promosi kesehatan.
c. Advokasi: Organisasi kemasyarakatan sering berperan dalam mengadvokasi
kebijakan yang memengaruhi kesehatan masyarakat. Perawat dapat
memberikan pandangan mereka tentang pentingnya layanan perawatan
kesehatan berkualitas.
3. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat):
a. Kemanusiaan dan Kepedulian Sosial: Perawat dapat berperan dalam LSM yang
fokus pada kemanusiaan, seperti organisasi penyelamatan atau bantuan
kemanusiaan di bencana alam.
7
b. Pemberdayaan Masyarakat: Mereka dapat bekerja dengan LSM yang berfokus
pada pemberdayaan masyarakat, membantu individu dan komunitas untuk
meningkatkan akses mereka terhadap layanan kesehatan dan sumber daya.
c. Kampanye dan Advokasi: Perawat dalam LSM dapat terlibat dalam kampanye
untuk meningkatkan kesadaran dan mengatasi isu-isu kesehatan tertentu yang
relevan bagi LSM tersebut.
4. Media Massa:
a. Jurnalis Kesehatan: Beberapa perawat menjadi jurnalis kesehatan dan penulis
lepas yang mengkaji dan melaporkan berita dan isu-isu kesehatan kepada
masyarakat.
b. Penyuluhan Kesehatan: Mereka dapat digunakan oleh media massa untuk
memberikan penyuluhan kesehatan melalui surat kabar, televisi, radio, atau
platform online.
c. Pendapat Ahli: Perawat dapat diundang untuk memberikan komentar dan
pandangan ahli tentang topik-topik kesehatan yang sedang berlangsung.
Peran perawat dalam organisasi-organisasi ini sangat penting dalam memajukan
perawatan kesehatan, menyuarakan kepentingan pasien, dan mempromosikan praktik
perawatan yang berkualitas. Dalam berbagai peran ini, perawat membantu membangun dan
memelihara sistem kesehatan yang efisien dan berkelanjutan serta berkontribusi pada
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
8
1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang besaran
masalah dan penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan dalam pemecahan
masalah.
2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor dalam
pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan sektor terkait dalam
promosi kesehatan.
3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program kesehatan.
b. Penggerakan pelaksanaan
1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program kesehatan di
kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati bersama.
2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor secara berkala
untuk menyelaraskan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi manajemen.
1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai rencana yang
telah ditetapkan.
2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
arah dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan yang mungkin terjadi.
3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan integrasi `pada
akhir kegiatan.
4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran perbaikan
program integrasi mendatang.
5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait untuk
perbaikan kegiatan integrasi selanjutnya.
Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina suasana dan
advokasi yang meliputi:
a. Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
b. Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
c. Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat 10
d. Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan
kesehatan ( JPK ). e. Integrasi promosi kesehatan dengan program
9
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular (P2PTM). (Pusat
Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, tahun 2006)
10
sasaran yang ada melalui kebijakan yang pemerintah rancang dengan pertimbangan
kesehatan.
11
Keterbatasan waktu adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh perawat
dalam konteks promosi kesehatan karena beban kerja perawat yang sibuk dan padat,
memprioritaskan perawatan medis, harus melakukan dokumentasi dan tugas administrasi
yang sangat menghabiskan waktu yang signifikan, serta waktu singkat dengan pasien
sehingga interaksi yang diinginkan sulit tercapai.
5. Teknologi dan Informasi
Teknologi dan informasi memiliki peran yang semakin penting dalam promosi
kesehatan. Hal ini dapat menjadi tantangan karena adanya beberapa faktor diantaranya
yaitu, ketidaksetaraan akses, informasi yang tidak terkelola dengan baik, teknologi yang
rumit, dan perlindungan privasi data pasien.
6. Kesadaran pasien
Kesadaran pasien dalam konteks promosi kesehatan mengacu pada pemahaman
dan kesadaran individu tentang pentingnya menjaga kesehatan mereka, mengidentifikasi
faktor risiko, dan mengambil tindakan pencegahan. Tantangan yang mungkin timbul
adalah bahwa tidak semua pasien memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang sama.
Beberapa mungkin kurang sadar akan risiko yang mereka hadapi atau mungkin tidak
memahami pentingnya tindakan pencegahan.
Perawat perlu mengatasi tantangan tersebut agar promosi kesehatan yang dilakukan dapat
mencapai hasil yang diharapkan, selain itu agar dapat memberikan perawatan yang
berfokus pada pencegahan dan promosi kesehatan kepada pasien atau klien.
12
memastikan bahwa perawat memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang cara
mendukung masyarakat dalam mencapai kesehatan yang lebih baik.
2. Kolaborasi Tim Kesehatan
Kolaborasi tim kesehatan adalah kerja sama yang erat antara berbagai profesional
kesehatan, termasuk perawat, dokter, ahli gizi, terapis, dan ahli kesehatan lainnya. Tujuan
dari kolaborasi ini adalah untuk memberikan perawatan yang holistik kepada pasien.
Kolaborasi tim kesehatan juga memungkinkan berbagi informasi yang lancar antar
profesional, sehingga setiap anggota tim memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
kondisi pasien dan rencana perawatan yang dibutuhkan. Ini menghasilkan perawatan yang
lebih terintegrasi dan memperhatikan aspek fisik, emosional, dan psikologis dari kesehatan
pasien.
3. Penggunaan Teknologi
Memanfaatkan teknologi modern, seperti aplikasi mobile dan platform digital,
memiliki dampak besar dalam memperluas jangkauan perawat dalam promosi kesehatan.
Dengan aplikasi mobile, perawat dapat menciptakan platform interaktif di mana mereka
dapat menyebarkan informasi kesehatan kepada masyarakat secara langsung melalui
ponsel atau tablet. Melalui platform digital, perawat dapat menghadirkan materi edukasi,
video, dan panduan kesehatan kepada individu di berbagai lokasi, tanpa adanya batasan
geografis.
4. Pendekatan Pasien-Centris
Pendekatan pasien-centris adalah pendekatan dalam perawatan kesehatan yang
menempatkan pasien sebagai pusat perhatian. Ini berarti bahwa perawat tidak hanya
mendengarkan apa yang pasien katakan, tetapi juga berusaha untuk memahami sepenuhnya
kebutuhan, nilai, dan preferensi pasien. Perawat berusaha menciptakan hubungan yang
kuat dan saling percaya dengan pasien.
5. Integrasi Promosi Kesehatan
Integrasi promosi kesehatan adalah menggabungkan pendekatan pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan ke dalam praktek perawatan sehari-hari. Ini berarti bahwa perawat
tidak hanya berfokus pada pengobatan penyakit, tetapi juga secara rutin
mempertimbangkan cara untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah masalah
kesehatan. Tujuan utama dari integrasi promosi kesehatan adalah menciptakan pendekatan
13
perawatan yang holistik, di mana perawat bukan hanya memperbaiki masalah kesehatan
saat ini, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan jangka panjang pasien.
6. Evaluasi Rutin
Evaluasi rutin sangat penting karena membantu memastikan bahwa upaya promosi
kesehatan yang dilakukan oleh perawat efektif dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Ini juga memungkinkan perkembangan berkelanjutan dan peningkatan dalam praktik
perawat dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.
14
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
c. Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa Puskesmas
adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Sebagai UPT dari dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD),
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas
kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan
adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (1)
upaya kesehatan wajib dan (2) upaya kesehatan pengembangan. Upaya
kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Upaya kesehatan wajib tersebut
adalah: (1) Promosi Kesehatan, (2) Kesehatan Lingkungan, (3) Kesehatan Ibu
dan Anak serta Keluarga Berencana, (4) Perbaikan Gizi Masyarakat, (5)
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan (6) Pengobatan. Upaya
kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
5. Strategi dasar: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan, yang harus
mengandung kemitraan Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor
dalam mencapai tujuan bersama dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan kemitraan
tersebut digunakan strategi dasar Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan.
15
6. Dinas kesehatan kabupaten/kota: koordinasi, tingkatkan dan bina pemberdayaan
masyarakat oleh puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan lain; bina suasana dan advokasi
tingkat kabupaten/kota Program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota
berdasarkan program yang dirancang pemerintah provinsi.
7. Dinas kesehatan provinsi: koordinasi, kembangkan dan fasilitas promosi kesehatan
kab/kota; memperkuat pemberdayaan masyarakat oleh kabupaten/kota; bina suasana dan
advokasi tingkat provinsi. Pemerintah membuat program kegiatan sesuai masalah
kesehatan yang ada di dinas kesehatan provinsi.
8. Pusat promosi kesehatan: kembangkan kebijakan nasional, pedoman dan standar; fasilitasi
dan koordinasi promosi kesehatan daerah; bina suasana dan advokasi tingkat nasional
promosi kesehatan di daerah dikembangkan dari kebijakan nasional dan pedoman standar
promosi kesehatan yang didukung adanya fasilitas dan koordinasi promosi kesehatan dari
pemerintah pusat dan daerah dengan adanya bina suasana dan advokasi. Kebijakan yang
mengatur tentang promosi kesehatan adalah Permenkes dan Kepmenkes.
9. Kemitraan adalah dalam rangka Good Governance dalam melaksanaan program promosi
kesehatan diperlukan kerjasama lintas sektoral baik dari pemerintah, swasta, masyarakat
dan LSM.
10. Promosi Kesehatan harus berdasar fakta pendayagunaan data dalam perencanaan dan
desain pada pelaksanaan promosi kesehatan yang lebih mengetahui tentang kebutuhan
kesehatan di berbagai tatanan layanan kesehatan adalah pemerintah daerah sehingga
diperlukan langkah otonomi / desentralisasi terkait pelaksanaan promosi kesehatan.
11. Profil promosi kesehatan : sarana penyedia data dan benchmarking Untuk melaksanakan
promosi kesehatan perawat bekerjasama dengan lintas sektor antara lain Puskesmas, dinas
kesehatan sehingga promosi kesehatan yang dilakukan sesuai dengan masalah kesehatan
yang muncul atau sesuai sasaran.
12. Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilakukan secara bertahap Upaya promosi
kesehatan yang dilakukan juga mengupayakan pemberdayaan masayarakat setempat.
Namun, upaya perberdayaan ini harus melalui tahapan yang harus dilalui, dimulai dari
upaya mengenalkan apa yang jadi masalah terkait kesehatan, menumbuhkan keinginan
masyarakat untuk mau mengikuti promosi kesehatan dan pada akhirnya masayarakat dapat
melaksanakan upaya promosi kesehatan secara mandiri untuk kesehatan.
16
13. Peningkatan Promosi Kesehatan: kembangkan sumber daya dan infrastruktur (utamanya
SDM) tenaga ujung tombak harus ditingkatkan jumlah dan mutunya dalam meningkatkan
pengembangan promosi kesehatan di bidang keperawatan dibutuhkan sumber daya
manusia yang seimbang antara kualitas dan kuantitas sehingga diharapkan institusi
pendidikan dalam mencetak generasi perawat yang berdaya saing dan penyusunan jenjang
karir jelas yang memicu perawat untuk meningkatkan kualitas pribadi.
14. Pengembangan Sumber Daya Manusia promosi kesehatan profesionalisme dan
kesejahteraan dalam mengembangkan promosi kesehatan dibutuhkan sumber daya
manusia (perawat) yang berkompeten dalam bidang promosi kesehatan, untuk itu
dilakukan pendidikan dan pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan akan didapat
perawat yang mempunyai kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi dan
profesionalisme yang perawat miliki akan menujang jenjang karir yang jelas, pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan perawat yang bersangkutan.
15. Pengorganisasian Promosi Kesehatan harus memadai Kegiatan promosi kesehatan perlu
dikelola dengan baik oleh penyedialayanan promosi kesehatan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah suatu usaha yang tidak terpisahkan dari penyampaian pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran tentang kesehatan. Promosi kesehatan memiliki visi, misi, dan strategi yang jelas
yang tertuang dalam kebijakan nasional. Peran perawat dalam promosi kesehatan melibatkan
tatanan individu dan keluarga, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum,
organisasi kemasyarakatan, program kesehatan, lembaga pemerintahan/politisi/swasta. Dalam
upaya promosi kesehatan, perawat memiliki peran yang sangat penting dalam membantu
masyarakat mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Mereka tidak hanya memberikan
perawatan medis, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam masyarakat, mendukung pencegahan
penyakit, dan mempromosikan gaya hidup sehat. Peran perawat dalam promosi kesehatan adalah
kunci untuk menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.2 Saran
Perawat dapat menyelenggarakan sesi penyuluhan dan lokakarya untuk meningkatkan
kesadaran kesehatan masyarakat tentang isu-isu penting. Mereka harus memiliki kemampuan
komunikasi yang baik dan Perawat dapat memainkan peran utama dalam memberikan edukasi
kesehatan kepada pasien dan masyarakat. Mereka harus memiliki pengetahuan yang kuat tentang
penyakit, pencegahan, dan promosi kesehatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan & Zulfa. (2013). Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Motivasi Pasien Hipertensi
Tentang Pelaksanaan Diet Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Rajawali Bandung.
Nababan, T., Sihite, U. H. (2018). Efektivitas Peran Perawat terhadap Pelaksanaan Promkes pada
Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tandang Buhit Kecamatan Balige Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2017. Jurnal Keperawatan, 1 (1), 2-3.
Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, PT Rhinneka Cipta, Jakarta.
Andrist, L. C., Nicholas, P. K., & Wolf, K. M. (2017). A History of Nursing Ideas. Jones & Bartlett
Learning.
American Nurses Association. (2015). Nursing: Scope and Standards of Practice (3rd ed.).
Andrist, L. C., Nicholas, P. K., & Wolf, K. M. (2017). A History of Nursing Ideas. Jones & Bartlett
Learning.
19