Anda di halaman 1dari 23

1

MAKALAH MATERI I
 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Berbagai
Tatanan Pelayanan Kesehatan Promosi Kesehatan
 Peran Bidan dalam Pelayanan Primer Kesehatan
Masyarakat

OLEH :
Nama : Heni Dartiyana Indirawati
NIM : 201000415201061
Kelas : Jambi 2 IKESPNB
Prodi : S.1 Kebidanan
Mata Kuliah : Profesionalisme Kebidanan
Dosen : Siti Khadijah, S.SiT, M.Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKIT TINGGI

TAHUN 2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan


kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya selaku penyusun dan khususnya para pembaca makalah ini.
Makalah yang bejudul “Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam
Promosi Kesehatan dan Pelayanan Primer Kesehatan Masyarakat” ini
berisikan tentang peran bidan sebagai advocator, educator, fasilitator dan
motivator.
Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini. Dengan dukungan dan bantuan dari mereka saya dapat menyelesaikan
makalah ini. saya menyadari pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu saya harapkan saran dan kritik yang membangun.

Sungai Penuh, 25 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI

COVER
3

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Tujuan................................................................................................................4
1.3 Manfaat..............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................6
2.1 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Berbagai Tatanan Pelayanan
Kesehatan Promosi Kesehatan.......................................................................................6
2.1.1 Konsep Dasar Promosi Kesehatan..............................................................6
2.1.2 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Tatanan Pelayanan Kesehatan. 12
2.2 Peran Bidan dalam Pelayanan Primer Kesehatan Masyarakat..........................15
2.2.1 Ruang Lingkup Praktik Bidan..................................................................15
2.2.2 Peran Bidan di Pelayanan Kesehatan Primer Termasuk Kesehatan
Masyarakat...............................................................................................................16
BAB III............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan......................................................................................................20
3.2 Saran................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

BAB I

PENDAHULUAN
4

1.1 Latar Belakang

Bidan yang profesional dituntut mampu memberikan pelayanan yang

terbaik bagi masyrakat di era globalisasi saat ini dan ditengah-tengah

persaingan yang begitu ketat, seiring dengan meningkatnya kesadaran

masyrakat terhadap kesehatan . Bidan profesional tidak hanya dilihat dari

kemampuan menjaga dan merawat klien, tetapi juga kemampuan memberikan

pelayanan secara menyeluruh baik dari aspek biologis, psikologis, sosial, serta

spritual sengan penuh semangat yang di iringi dengan senyuman ikhlas dan

tulus. Tenaga Bidan merupakan sumber daya kesehatan masyarakatsehingga

diharapkan mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana harapan

profesi bidan yaitu menjadi bidan yang profesional.Bidan akan berupaya

secara maksimal menjalankan fungsi dan peran sebagaimana yang diharapkan

oleh masyrakat. Seiring dengan peran dan fungsi Bidan profesional tersebut,

sering muncul pertanyaan yang sangat mendasar : “Peran seperti apakah yang

diharapkan ? “. Hal ini sangatlah wajar, karnanya itu upaya yang dilakukan

Bidan saat ini dan untuk kedepan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Peran dan tanggung jawab bidan dalam berbagai tatanan pelayanan

kesehatan promosi kesehatan

2. Peran bidan dalam pelayanan primer kesehatan masyarakat


5

1.3 Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu agar mahsiswa dapat

memahami peran bidan dalam promosi kesehatan agar nantinya saat

terjun kelapangan, bidan mengetahui apa yang diinginkan masyarkat

sebagai saat mengemban perannya dalam p romosi kesehatan.

2. Sebagai salah satu tugas individu dalam mata kuliah Profesionalisme

Kebidanan

BAB II

TINJAUAN TEORI
6

2.1 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Berbagai Tatanan Pelayanan
Kesehatan Promosi Kesehatan

2.1.1 Konsep Dasar Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat

menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan

publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2013).

Sedangkan WHO memberi pengertian bahwa promosi kesehatan

merupakan “the process of enabling individuals and communities to increase

control over the determinants of health and thereby improve their health”

(proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk

meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesehatan, dengan demikian meningkatkan derajat kesehatan).

Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,

untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri,

serta kegiatan yang sumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial

budaya setempat dan didukung kebijakan kebijakan public yang berwawasan

kesehatan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktoral

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mengajak

masyarakat untuk dapat menuju masa muda sehat dan hari tua nikmat tanpa
7

Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan perilaku “CERDIK”. “CERDIK”

merupakan jargon kesehatan yang setiap hurufnya mewakili: Cek kesehatan

secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan

kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress. Penerapan

“CERDIK” dapat mengurangi faktor resiko dan deteksi dini PTM.

a. Tujuan Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan

memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan

meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai

pemberdayaan diri sendiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari,

oleh, untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan sosial budaya

setempat. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik dari

fisik, mental maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan

mewujudkan aspirasi dan kebutuhannya, serta mampu mengubah atau

mengatasi lingkungannya (Kemenkes, 2013).

b. Sasaran Promosi Kesehatan

Menurut Maulana (2013), pelaksanaan promosi kesehatan dikenal

memiliki 3 jenis sasaran yaitu sasaran primer, sekunder dan tersier.

1. Sasaran Primer

Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan

keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat.


8

Masyarakat diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang tidak

bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah

sesuatu yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan

keluarga (rumah tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh

sistem nilai dan norma sosial serta norma hukum yang dapat

diciptakan atau dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik

pemuka informal maupun pemuka formal. Keteladanan dari para

pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun formal dalam

mempraktikkan PHBS. Suasana lingkungan sosial yang kondusif

(social pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat

umum (public opinion). Sumber daya dan atau sarana yang

diperlukan bagi terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan atau

dibantu penyediaannya oleh mereka yang bertanggung jawab dan

berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat pemerintahan

dan dunia usaha (Maulana, 2013).

2. Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik

pemuka informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-

lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat

pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media

massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya

meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah


9

tangga) dengan cara: berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan

PHBS. Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan

menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai

kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya

PHBS (Maulana, 2013).

3. Sasaran Tersier

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang

berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan

bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi

atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam

upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga

(rumah tangga) dengan cara:

a) Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang

tidak merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung

terciptanya PHBS dan kesehatan masyarakat.

b) Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain)

yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien,

individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta

masyarakat luas pada umumnya (Maulana, 2013).

c. Jenis Promosi Kesehatan

Maulana (2013), mengidentifikasi tujuan area kegiatan Promosi

Kesehatan yaitu :
10

1. Progam Pendidikan Kesehatan

Program pendidikan kesehatan adalah kesempatan yang direncanakan

untuk belajar tentang kesehatan, dan melakukan perubahan-

perubahan secara sukarela dalam tingkah laku.

2. Pelayanan Kesehatan Preventif

Maulana (2013), mengungkapkan 3 tahap pencegahan yang dikenal

dengan teori five levels of prevention, yaitu:

a. Pencegahan Primer. Dilakukan saat individu belum menderita

sakit, meliputi: Promosi Kesehatan (health promotion). Kegiatan

pada tahap ini ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh

terhadap masalah kesehatan.

b. Perlindungan Khusus (specific protection). Berupa upaya spesifik

untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya

melakukan imunisasi, dan peningkatan keterampilan remaja untuk

mencegah ajakan menggunakan narkotik, dan penanggulangan

stress.

c. Pencegahan Skunder

1) Diagnosis dini dan pengobatan segera.

2) Pembatasan kecacatan

d. Pencegahan Tersier
11

Pada tahap ini upaya yang dilakukan adalah mencegah agar cacat

yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga indiviu yang

menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental, dan sosial.

3. Kegiatan Berbasis Masyarakat

Promosi kesehatan menggunakan pendekatan “dari bawah”, bekerja

dengan dan untuk penduduk, dengan melibatkan masyarakat dalam

kesadaran kesehatan.

4. Pengembangan Organisasi

Pengembangan organisasi berhubungan dengan pengembangan dan

pelalaksanaan kebijakan dalam oranisasi-organisasi yang berupaya

meningkatkan kesehatan para staf dan pelanggan.

5. Kebijakan Publik yang Sehat

Upaya ini melibatkan badan resmi atau sukarela, kelompok

profesional, dan masyarakat umum yang bekerja sama

mengembangkan perubahan-perubahan dalam situasi dan kondisi

kehidupan.

6. Tindakan Kesehatan Berwawasan Lingkungan

Upaya yang dilakukan adalah menjadikan lingkungan fisik penunjang

kesehatan, baik di rumah, tempat kerja, atau tempat-tempat umum.

2.1.2 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Tatanan Pelayanan


Kesehatan
12

Sistem pelayanan kesehatan adalah suatu tatanan yang menghimpun

berbagai upaya bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung

guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai

perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam UUD 45 (Djoko

Wiyono, 2015) Sesuai dengan definisi Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus

dari pendidikan Bidan yang diakuipemerintah dan organisasi profesi di wilayah

Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk

diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk

menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga professional

yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan

untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa

persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab

sendiri dan memberikan asuhan kepada bayibaru lahir, dan bayi.Promosi

Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni membantu

masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang

optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,

spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara

sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa

individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif

menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program

promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan

pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.


13

Bidan memegang tanggung jawab penuh dalam pelayanan

kesehatan di masyarakat. Sebagai tenaga professional, bidan memikul

tanggung jawab dalam melaksanakan tugas seorang bidan harus dapat

mempertahankan tanggung jawabnya dalam pelayanannya. Tanggung jawab

bidan dalam sistem pelayanan antara lain:

1. Tanggung jawab terhadap peraturan perundang-undangan

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan. Peraturan tenaga kesehatan

ditetapkan didalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Tugas

dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan

kegiatan praktik bidan diatur didalam peraturan atau keputusan menteri

kesehatan.Kegiatan praktek bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan

harus dapat mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang

dilakukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi

Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan

profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus selalu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan,

pendidikan berkelanjutan, seminar, serta pertemuan ilmiah lainnya.

3. Tanggung jawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan

Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan kegiatannya dalam

bentuk catatan tertulis. Catatan bidan mengenai pasien yang dilayaninya

dapat di pertanggungjawabkan bila terjadi gugatan. Catatan yang


14

dilakukan bidan dapat digunakan sebagai bahanlaporan untuk disampaikan

kepada atasannya.

4. Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani

Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak

yang meminta pertolongan kepadanya. Ibu dan anak merupakan

bagian dari keluarga. Oleh karena itu, kegiatan bidan sangat erat

kaitannya dengan keluarga. Tanggung jawab bidan tidak hanya pada

kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga. Bidan

harus dapat mengidentifikasi masalah dan kebutuhan keluarga serta

memberi pelayanan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan keluarga.

Pelayanan yang membutuhkan keselamatan, kepuasan,dan kebahagiaan

selama masa hamil atau melahirkan. Oleh karena itu, bidan

harus mengerahkan segala kemampuan pengetahuan, sikap, dan

perilakunya dalam memberi pelayanan kesehatan keluarga yang

membutuhkan

5. Tanggung jawab terhadap profesi

Bidan harus menerima tanggung jawab keprofesian yang dimilikinya.

Oleh karena itu, ia harus mematuhi dan berperan aktif dalam

melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan dan

standar keprofesian. Bidan harus ikut serta dalam kegiatan

organisasi bidan dan badan resmi kebidanan. Untuk

mengembangkan kemampuan profesiannya, bidan haru mencari

informasi tentang perkembangan kebidanan melalui media kebidanan,


15

seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya. Semua bidan harus menjadi

anggota organisasi bidan. Bidan memilki hak mengajukan suara dan

pendapat tentang profesinya

6. Tanggung jawab terhadap masyarakat

Bidan adalah anggota masyarakat yang bertanggung jawab. Oleh

karena itu, bidan turut bertanggung jawab dalam memecahkan

masalah kesehatan masyarakat (mis., lingkungan yang tidak sehat,

penyakit menular, masalah gizi terutama yang menyangkut kesehatan

ibu dan anak). Baik secara mandiri maupun bersama tenaga

kesehatan lain, bidan berkewajinban memanfaatkan sumber daya

yang ada untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Bidan harus

memelihara kepercayaan masyarakat. Imbalan yang diterima dari

masyarakat sesuai dengan kepercayaan yang diberikan oleh

masyarakat kepada bidan. Tanggung jawab terhadap masyarakat

merupakan cakupan dan bagian tanggung jawabnya kepada Tuhan.

2.2 Peran Bidan dalam Pelayanan Primer Kesehatan Masyarakat

2.2.1 Ruang Lingkup Praktik Bidan

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan

kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian

kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nidan kepada pasien

(individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan

kemampuannya. Bidan yang yang menjalankan praktek harus memiliki


16

Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada

saran kesehatan atau program. (Imamah, 2012)

Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk

menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan,

obat-obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang

memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan

kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkaptindakan dalam

memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien.

Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek

mandiri tersebut kurang memuaskan. (Rhiea,2011). Menurut Permenkes

nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan,

Bidan memiliki kewenangan untuk meberikan pelayanan kesehatan ibu,

pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana.

2.2.2 Peran Bidan di Pelayanan Kesehatan Primer Termasuk


Kesehatan Masyarakat

Peran bidan dalam masyarakat sebagai tenaga terlatih dalam PHC :

a. Sebagai pelaksana, memberi pelayanan kesehatan (provider care)

Bidan memegang peranan penting untuk meningkatkan pelayanan

yang menyeluruh dan bermutu ditengah masyarakat dengan

memberika pelayanan kebidanan secaran langsung maupun tidak

langsung. Pelayanan kesehatan yang patut dilaksanakan bidan antara

lain :
17

1. Meningkatkan upaya pengawaasn ibu hamil

2. Meningkatkan gizi ibu hamil dan ibu menyusui

3. Meningkatkan penerimaan gerakan KB

4. Meningkatkan kesehatan lingkungan

5. Meningkatkan sistem rujukan

6. Meningkatkan penerimaan imunisasi ibu hamil dan bayi.

b. Sebagai pengelola

Sebagai pengelolah bidan berperan dalam pengembangan pelayanan

dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu,

keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerja dengan

melibatkan keluarga/klien. Pengembangan pelayanan dasar kesehatan

yang dapat dilakukan bidan antara lain:

1. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji

kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan

anak untuk meningkatkan dan mengembangan kesehatan di

wilayah kerjanya.

2. Mengelolah pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan

ibu dan anak serta KB sesuai rencana

3. Mengkoordinasi, mangewasi dan membimbing kader, dukun atau

petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan

pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB


18

4. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat, khusunya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk

pemanfaatan sumber yag ada pada program dan sector terkait.

5. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta

memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada.

c. Sebagai pendidik (Health Education)

Pendidikann masyarakat memegang peranan penting yang meliputi :

1. Pentingnya arti pengawasan hamil

2. Pentingnya arti imunisasi TT pada ibu hamil pentingnya arti

pelaksanaan KB

3. Mengarahkan kemana persalinan dilakukan untuk mendapatkan

well born baby

4. Pengawasan post partum danpersiapan untuk merawat bayi dan

menyususi

d. Sebagai pangamat kesehatan (Health Monitor)

Melakukan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang

terjadipada individu, keluarga dan masyarakat yang menyangkutkan

masalah-masalah kesehatan yang tibul serat berdampak terhadap

setatus kesehatan mereka melalui kunjungan rumah, pertemuan-

pertemuan dengan cara observasi dan pengumpulan data.

e. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan (coordinator of service)

Mengkoordinasi seluruh kegiatan upaya peeayanan kesehatan

puskesmas dan masyarakat dalam mencapai tujuan kesehatan melalui


19

kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan

dalam sistem pelayanan kesehatan.

f. Sebagai penggorganisasian pelayanan kesehataan (organisator)

Berperan serta memberikanmotivasi untuk meningkatkan partisipasi

individu, keluarga dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya posyandu,

dana sehat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dan

berpartisipasi aktif dalamkegiatan pengembangan kegiatan masyarakat

dalam bidang kesehatan.

Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan

kepada hal-hal sebagai berikut :

a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan

b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga, dan individu dalam

meningkatkan derajat kesehatan

c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri

pada masyarakat

d. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan

kesehatan dan kepada masyarakat

e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.


20

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan, Bidan yang profesional dituntut mampu memberikan

pelayanan yang terbaik bagi masyrakat. Bidan sebagai advocator, peran ini

dilakukan bidan dalam membantu pasien dan keluarga dalam

menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi

lain, khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan kebidanan yang

diberikan kepada pasien. Bidan Sebagai Fasilitator adalah bidan memberikan

bimbingan teknis dan memberdayakan pihak yang sedang didampingi (dukun

bayi, kader, tokoh masyarakat) untuk tumbuh kembang ke arah pencapaian tujuan

yang diinginkan. Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu

tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.

Dan kesimpulan tentang Pelayanan Kesehatan Primer (PHC) :

1. PHC merupakan startegi untuk menyajikan pelayanan kesehatan essensial

kepada masyarakat

2. Para petugas pada sistem PHC merupakan mitra dalam berbagai kegiatan

bersama-sama dengan anggota masyarakat

3. PHC menandaskan pelayanan kesehatan yang terbayar, bisa dijangkau,

tersedia dan bisa diterima


21

4. Pengkajian masyarakat, menentukan prioritas kesehatan. Implementasi

aktifitas melaksanakan evaluasi merupakan aspek-aspek perawatan

kesehatan masyarakat yang dipakai PHC

5. Menghimbau masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri,

menyiapkan diri untuk mendapatkan kesempatan mekasanakan perawatan

sendiri dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan dan sosial.

6. Memberikan penyuluhan kepada penduduk mengenai perkembangan

kesehatan dan sosial untuk membantu diri mereka meraih perawatan

mandiri, mengambil keputusan sewndiri dan mempercayai diri sendiri.

7. Target dari PHC adalah seluruh masyarakat dan bukan individu.

8. PHC Berbeda dengan pelayanan primer. Pelayanan primer merupakan

komponen dari PHC

9. Para petugas kesehatan masyarakat berpartisipasi dalam implementasi

PHC

10. TIM PHC terdiri dari perawat, dokter, gigi, apoteker, penyuluhan

kesehatan, ahli sanitasi dan ahli diet.

11. Perawat yang efektif dari sistem PHC bekerja dekat dengan penduduk,

masyarakat dengan sumber-sumebr dan dengan profesional-profesinal lain

di masyarakat yang bersangkutan.

12. Perawat di tim PHC membutuhkan kepemimpinan yang disertai

ketrampilan manajemen
22

3.2 Saran

Sebagai bidan kita harus memperhatikan ,menghayati dan

mengamalkan pelayanan kebidanan agar nantinya profesi kebidanan yang kita

dalami dapat diaplikasikan pada masyarakat khususnya kaum perempuan,ibu

dan anak.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun

bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat

dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.


23

DAFTAR PUSTAKA

Djoko Wiyono. 2015. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta: Airlangga


University Press

Hamdani, M. SKM, M.Kes. 2013. Promosi kesehatan untuk kebidanan. TIM :


Jakarta

Imamah. 2012. Perencanaan Bidan Praktek Mandiri Bpm. Buletin Penelitian


Sistem Kesehatan. 18(2):179–186

Maulana, Heri, d.j. 2013. Promosi Kesehatan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Permenkes RI No 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.


2 Mei 2017. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 954.
Jakarta

Rhiea, Rachma. 2011. Perencanaan Peningkatan Mutu Pelayanan. Jurnal


Kesehatan Unila. 1(2):272-282

Anda mungkin juga menyukai