Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

KEBIDANAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

FAUZIAH

MUTHIYA HAINI RAUDHATUNNISA’

WIRA JULIA GUNTESA

DOSEN PEMBIMBING :

TRIVENI, S.ST,M.KM

DIPLOMA III KEBIDANAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TAHUN AJARAN 2022 / 2023

BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah nyasehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “pemberdayaan
masyarakat” yang telah di tentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang di
berikan dosen matakuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

 Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini baik itusecara lansung maupun tidak lansung. Penulis menyadari isi makalah
ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segikalimat, isi maupun dalam
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun daridosen mata kuliah
yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapan demikesempurnaan
makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Bukittinggi 27 maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................
A.LATAR BELAKANG ................................................................
B.RUMUSAN MASALAH.........................................................…
C.TUJUAN......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................
1.PEMBINAAN KADER ...............................................................
2.PEMBINAAN DUKUN BAYI ....................................................
3.PENGEMBANGAN WAHANA /FORUM PSM ........................
4.PEMBBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT ..................
5.HAMBATAN TANTANGAN DAN STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN
KOMUNITAS .................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................


A.KESIMPULAN............................................................................
B.SARAN........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesiasebagaimana tertulis di pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, upaya kesehatan harus selalu diusahakan
peningkatannya secara terus menerus agar masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam
pembangunan dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis) Perhatian terhadap
permasalah kesehatan terus dilakukan terutama dalam perubahan paradigma sakit yang
selama ini dianut masyarakat ke paradigmasehat. Paradigmasakit merupakan upaya untuk
membuat orang sakit menjadi sehat,menekankan pada kuratif dan rehabilitatif, sedangkan
paradigma sehat merupakanupaya membuat orang sehat tetap sehat, menekan pada
pelayanan promotif danpreventif. Berubahnya paradigma masyarakat akan kesehatan,
juga akan merubah pemeran dalam pencapaian kesehatan masyarakat, dengan
tidakmengesampingkan peran pemerintah dan petugas kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Pembinaan kader?
2. Bagaimana Pembinaan dukun bayi?
3. Jelaskan Pengembangan wahana /forum psm ?
4. Apa itu Pembbinaan peran serta masyarakat ?
5. Bagaimana Hambatan tantangan dan strategi pelayanan kebidanan komunitas ?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mahasiswa mampu melakukan pemberdayaan masyarakat


2. Mampu menjelaskan tentang pemberdayaan masyarakat
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tentang pemberdayaan masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN

1. PEMBINAAN KADER

Setelah kader posyandu terbentuk maka perlu dilakukan strategi seperti


pembinaan dan refresing agar mereka dapat selalu eksis membantu masyarakat dibidang
kesehatan. Para kader kesehatan yang berkerja dipedesaan membutuhkan pembinaan atau
pelatihan dalam rangka menghadapi tugas2 mereka dan masalah yang dihadapi mereka.
Tugas dari kader kesehatan masyarakat adalah sebagai pemberi informasi dan pelaku
penyuluhan kepada masyarakat tentang informasi masalah 2 kesehatan.

Kader kesehatan harus mempunyai bekal pengetahuan dan ketrampilan untuk


menyampaikan informasi dalam penyuluhan (Sulastyawati. et al, 2007). Menurut WHO,
kader kesehatan masyarakat seharusnya membantu pemerintah daerah setempat dan
masyarakat setempat untuk mengambil inisisatif dan memperlihatkan adanya kemauan
untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya membangun masyarakat. Kader
kesehatan masyarakat seharusnya dapat menyelesaikan masalah tentang kesehatan yang
terjadi dan dapat menyelesaikan masalah di wilayah tersebut dengan menggunakan
sumber daya masyarakat setempat, dan tentu saja dalam batas biaya yang masih dapat
dicapai oleh masyarakat setempat pula. Ada banyak materi informasi yang dapat
disampaikan oleh seorang kader kesehatan, salah satunya adalah informasi tentang
kesehatan reproduksi.

2.PEMBINAAN DUKUN BAYI


Pembinaan dukun sendiri adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun
bayi oleh tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan dukun
yang bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat-
alat  persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan
kehamilan, deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan bayi, KB,  gizi serta
pencatatan kelahiran dan kematian. Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya
menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan bidang dan dukun dengan tujuan
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. 
Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal
yang terkait dengan reproduksi wanita. Ia selalu membantu pada masa kehamilan,
mendampingi wanita saat bersalin, sampai persalinan selesai dan mengurus ibu dan
bayinya dalam masa nifas.

1. Program penempatan Bidan Di desa (BDD) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kematian ibu hamil bayi dan balita belum menunjukkan hasil yang optimal, karena masih
banyak persalinan yang terjadi di beberapa daerah dilakukan oleh dukun bayi, berarti
Dukun Bayi masih dibutuhkan oleh masyarakat setempat.

Hasil temuan dilapangan menunjukkan bahwa kemitraan Bidan Di Desa dengan Dukun
bayi sudah menampakkan tanda-tanda yang menggembirakan, masih berjalan lancar,
saling mendukung tanpa menimbulkan image persaingan, pasaran kerja, dan mengurangi
status dukun bayi sebagai tokoh masyarakat

Tetapi kemitraan yang sementara berjalan sekarang ini masih dalam batas
pemaknaan transfer knowledge, masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan
yang higiens BDD kepada Dukun Bayi, berarti belum ada dalam bentuk kesepekatan
uraian tugas dan fungsi masing-masing, juga belum mengarah pada alih peran
pertolongan persalinan secara optimal.

Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang, masyarakat, pemerintah
dalam rangka meningkatkan keterampilan dan mempersempit kewenangan sesuai dengan
fungsi dan tugasnya

Kemitraan adalah kerjasama yang didasarkan atas kesepakatan¬ kesepakatan bersama


antara beberapa pihak yang terkait.

2.Peran Dukun Bayi Jaman Dahulu

1) Melakukan pemeriksaan ibu hamil.

2) Menolong persalinan.

3) Merawat ibu nifas dan bayi.

4) Menganjurkan ibu hamil dan nifas untuk berpantang makanan tertentu.


5) Melarang ibu untuk ber KB sebelum 7 bulan pasca persalinan.

6) Melarang bayi diimunisasi.

 b. Jaman Sekarang.

1) Merujuk ibu hamil ke petugas kesehatan.

2) Merujuk ibu bersalin ke petugas kesehatan dan tidak boleh menolong persalinan.

3) Membantu merawat ibu nifas dan bayi

4) Melarang ibu berpantang makanan tertentu sesuai dengan petunjuk kesehatan.

5) Memotivasi ibu untuk segera berKB, ASI eklusif dan segera imunisasi.

3.Tujuan Pembinaan dan Kemitraan Dukun Bayi dan Bidan


Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia utamanya
mempercepatpenurunan AKI dan AKB.

4.Manfaat Pembinaan dan Kemitraan Dukun Bayi


a. Meningkatkan mutu ketrampilan dukun bayi dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

b. Meningkatkan ke~asama antara dukun bayi dan bidan.c. Meningkatkan cakupan


persalinan dengan petugas kesehatan.

 5 Program pembinaan dukun bayi meliputi :


a. Fase I : Pendaftaran dukun

1) Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar.

2) Dilakukan assesment mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka dalam


penanganan kehamilan dan persalinan.

b. Fase II : Pelatihan

1) Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assesment.

2) Diberikan sertifikat.
3) Dilakukan penataan kembali tugas dan wewenang dukun dalam pelayanan kesehatan
ibu.

4) Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek

.c. Fase III : Pelatihan oleh tenaga terlatih

1) Persalinan hanya boleh ditolong oleh tenaga terlatih.

2) Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak/keluarga dukun.

3.PENGEMBANGAN WAHANA/FORUM PSM

POLINDES (POS PERSALINAN DESA) Suatu tempat yang didirikan oleh


masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan dari pembangunan kesehatan,
musyawarah desa, untuk memberikan pelayanan K1A dan KB.Kegiatan
PolindesPemeriksaan kehamilan, termasuk pemberian imunisasi TT, bumil persalinan
normal dini dan pertolongan pertama kehamilan, persalinan kesehatan Ibu nifas dan
bisu;Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita, prasekolah dan imunisasi dasar pada
bayi KB rujukan dari dukun bayi dan kader ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu
Melatih dan membina dukun bayi/kader kesehatan dan gizi buruk, anak dan peningkatan
penggunaan ASI serta

KB-KIAKB : Daya upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam
keluarga pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Meningkatkan taraf kehidupan
rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak
melebihi kemampuan negara.

Tujuan : Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan Ibu, anak dan keluarga
pada khususnya dan bangsa pada umumnya taraf kehidupan rakyat dengan cara
menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
negara.Usaha-usaha KB : Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan keluarga
kehamilan dan membatasi jumlah anak kemandulan nasehat perkawinan angka kelahiran
langsung dari penggunaan alat /obat kontrasepsi. (kegunaan kehamilan),Kebijakan
kependudukan terpadu yang secara tidak langsung membantu menurunkan angka
kelahiran.

KIA Tujuan : Memberikan pelayanan kesehatan kepada Ibu-ibu secara teratur dan
terus menerus dalam waktu sehat dan sakit, masa ante partum, intra partum. post partum
dan masa menyusui serta pemeliharaan anaknya dan mulai lahir sampai masa prasekolah
integrasi pelayanan kesehatan menyeluruh (penerasi health service) dan kerja sama serta
koordinasi dengan dinas kesehatan lain dan mengumpulkan masalah-masalah mengenai
ibu bayi dan anak untuk mencari penyelesaiannya.

Kegiatannya : Peningkatan kesehatan ibu hamil, melahirkan, menyusui serta bayi anak
balita dan pra sekolah nasehat tentang gizi serta bila ada pembinaan (PMT).Pemberian
nasehat tentang perkembangan anak 4an cara stimulasinya TY 2 x pada ibu hamil dan
BEG, DPT 3 x, polio 3 x, dan campak pada bayi kesehatan meliputi : berbagai aspek
dalam mencapai tujuan KB Puskesmas dan perhatian khusus pada mereka yang dalam
keadaan bahaya (reshi).Pengobatan bayi, anak balita dan anak pada pra sekolah untuk
penyakit ringan rumah dan bimbingan kepada kader dan dukun bayi.

Dasa wisma adalah : Kelompok Ibu berasal dari 10 rumah yang bertetangga ini terjadi
melalui kegiatan PKK kelompok ini bidan dapat memberikan penyuluhan : upaya untuk
meningkatkan kesehatan keluarga dasa wisma dapat melakukan arisan untuk menunjang
kesehatan keluarga, pembuatan jamban keluarga, sumur dsbnya Kelompok dasa wisma
dapat mengembangkan dana sehat. Melalui dana sehat, uang dapat dikumpulkan secara
gotong-royong untuk kepentingan kesehatan keluarga.Dengan uang terkumpul dapat
mendukung kegiatan :Pemberian makanan tambahan bagi bayi dan anak.Pengobatan
ringan.Membangun sarana pembuangan sampah dan kotoran

1. TABULIN

merupakan dana simpanan Ibu hamil atau keluarga yang dipersiapkan untuk biaya
persalinan.Penyimpanan dapat ditiupkan kepada. Bank maupun disimpan dalam bentuk
benda Awang bergerak seperti: ayam, kelapa dsbnya.Dengan adanya tabulin akan sangat
membantu keluarga terutama keluarga yang kurang mampu untuk membiayai biaya
persalinan

2. DONOR DARAH BERJALAN

Adalah: sekelompok warga yang slop untuk menjadi donor darah bagi Ibu melahirkan
yang

membutuhkan darah.

3. AMBULAN DESA

Yaitu : alat transportasi ibu hamil dari rumah menuju pelayanan kesehatan seperti :
tempat praktik ibu Bidan, Puskesmas, ataupun Rumah Sakit, atau alat transportasi untuk
menghadirkan Bidan ke Ibu hamil/melahirkan.Intinya adulah : Untuk memberi bantuan
agar Ibu yang akan melahirkan mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cepat. :Sarana
transportasi ini : merupakan pinjaman dari warga desa yang diikhlaskan untuk
memberikan pertolongan kepada Ibu hamil, terulama di
Desa yang kesulitan mendapatkan fasilitas transportasi.
 Pemantauan Pertumbuhan Balita
 Cara menimbang BB balita dengan benarPersiapanJelaskan pada ibu alasan
 penimbanganGunakan pakaian seminimal mungkin
 Menimbang anak dengan menggunakan dacin

Gantung dacin pada tempat kokohAtur posisi batang dacin sejajar dengan mata
penimbangPastikan bandul geser berada pada angka nol dan posisi paku tegak
lurusPasang sarung
timbangSeimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik berisi pasir/batu di ujung
batang dacin,
 sampai kedua jarum tegak lurus.
 Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin &
geser bandul
 sampai jarum tegak lurusBaca BB balita dgn melihat angka di ujung bandulCatat
hasil
 penimbanganKembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita
 Cara mengukur panjang/tinggi badan balita dgn benar
 Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan kemampuan anak untuk
berdiri.
 Mengukur panjang dilakukan dgn cara anak telentang, sedangkan mengukur tinggi
anak dilakukan
 ddengan cara anak berdiri tegak.

4.PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga, lembaga, lembaga


swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada umumnya :
Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri, keluarga dan
masyarakat
1. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan
mereka sendiri dan masyarakat sehingga termotivasi untuk memecahkan masalah
kesehatan yang di hadapinya
2. Menjadi perintis pembangunan kesehatan dan memimpin dalam perkembangan kegiatan
masyarakat dibidang kesehatan yang dilandasi dengan semangat gotong royong ( Depkes
RI 1997 ).
3. Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan
berdasarkan gotong royong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri, mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat,
baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan
agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkanmutu
hidup dan kesejahteraan masyarakat

Tujuan.
Tujuan pembinaan peran serta masyarakat yang dilakukan oleh bidan adalah
terwujudnya upaya yang dilakukan oleh masyarakat secara lerorgerasi untuk meningkatkan
kesehatan ibu, anak, keluarga berencana menuju keluarga sehat dan sejahtera. Untuk
mencapai tujuan tersebut berbagai upaya dilakukan oleh bidan, seperti :
1. Peningkatan peran pemimpin di masyarakat untuk mendorong dan mengarahkan
masyarakat dalam setiap upaya kesehatan ibu, anak  dan keluarga berencana.
2. Peningkatan dan kesadaran serta kemauan masyarakat dalam pemeliharaan, perbaikan
dan peningkatan keluarga terutama kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
3. Dorongan masyarakat untuk mengenali potensi tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung kesehatan masyarakat ( Melani N, 2009 ).
Selain itu juga, tujuan peran serta masyarakat adalah tujuan program peran serta
masyarakat yang meningkatkan peran dan kemandirian dan kerja sama dengan lembaga –
lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai, yaitu meningkatkan kuntitas dan
kualitas kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat, memperkuat peran
aktif masyarakat dalam setiap tahap dalam proses pembangunan melalui peningkatan
jaringan kemitraandengan masyarakat ( Laluna A, 2008 )
Faktor – faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat
1. Manfaat kegiatan yang dilakukan
2. Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat
maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih besar.
3. Adanya kesempatan
4. Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperan serta
dan masyarakat melihat memangg ada hal – hal yang berguna dalam kegiatan yang akan
dilakukan.
5. Memiliki keterampilan
6. Jika yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan tertentu dan orang mempunyai
keterampilan sesuai dengan keterampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperan
serta.
7. Rasa memiliki
8. Rasa memiliki sesuatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah
diikutsertakan jika rasa memiliki ini bisa ditumbuhkembangkan dengan baik maka peran
serta akan dapat di lestarikan.
9. Faktor tokoh masyarakat
Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh – tokoh
masyarakat atau pimpinan kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula
berperan serta ( Depkes RI, 1997 ).

Langkah Pembinaan Peran Serta Masyarakat


Pembinaan peran serta masyarakat pada umumnya merupakan ekologi manusia.
Manusia didorong agar berupaya mengembangkan kemampuannya menjadikan pelaku
upaya kesehatan keluarga di masyarakat.
Secara garis besar langkah mengembangkan peran serta adalah :
1. Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat melalui dialog
untuk mendapatkan dukungan.
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan keluarga dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya.
3. Melaksanakan kegiatan kesehatan keluarga untuk masyarakat melalui kader yang telah
terlatih ( Depkes RI, 1997 ).

A.    Pendataan Sasaran
Adapun sasaran dalam pendataan sasaran ini adalah :
1. Semua masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun menengah baik pedesaan
maupun perkotaan.
2. Unsur lintas sektor dan lintas program yang terkait.
3. Kader teknis yang tersedia.
4. Organisasi masyarakat.
5. Masyarakat umum.
Adapun tahap-tahap dalam pendataan sasaran yang harus dilakukan oleh bidan
komunitas, yaitu :
1. Pengumpulan data
2. Pencatatan data
3. Pengolahan data
4. Pembuatan Grafik PWS KIA

B.    Pencatatan Kelahiran dan Kematian Ibu dan Bayi


a. Pengertian
Pencatatan adalah suatu kegiatan pokok baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas, pustu, dan bidan di desa harus di catat. Kematian ibu adalah kematian seorang
perempuan saat hamil atau dalam 42 minggu setelah berhentinya kehamilan, tanpa
memandang durasi atau lokasi kehamilan, karena berbagai penyebab yang berhubungan
dengan distimulasi oleh kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak dari kasus – kasus
kecelakaan atau incidental (Depkes RI, 1998 ).
Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah jumlah kematian ibu ( 15 – 49 tahun ) per
100.000 perempuan per tahun. Ukuran ini merefleksikan, baik resiko kematian ibu hamil
dan baru saja hamil, serta proporsi perempuan menjadi hamil pada tahun tersebut
( Depkes RI, 1998 ). Angka Kematian Bayi ( AKB ) adalah jumlah kematian bayi
sebelum mencapai umur tepat satu tahun per 1000 kelahiran hidup ( BPS, 2003 )
b.Tingginya AKI dan AKB di Indonesia
AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian ibu dan
kematian bayi menunjukan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ( Maternal
mortality is an indicator of how well the entire health care system is functioning).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatah Indonesia pada tahun 2007 ( SDKI
2007 ). AKI di Indonesia sebesar 228 kematian / 100.000 kelahiran hidup. Target yang
ingin dicapai sesuai tujuan MDGs pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102 kematian /
100.000 kelahiran hidup.
c.  Penyebab Kematian Ibu dan Bayi
Penyebab Kematian Ibu diantaranya adalah perdarahan (42%), eklampsia
(13%),  aborsi (11%), infeksi (10%), partus lama (9%), dan lain-lain (15%). Sedangkan
AKI berdasarkan BPS (2003) adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup, dengan penyebab
gangguan perinatal 34,7%, sistem pernapasan 27,6%,  diare 9,4%,  sistem pencernaan
4,3%,  tetanus 3,4%,  syaraf 3,2%,  dan gejala tidak jelas 4,1%.

C.    Penggerakan Sasaran Agar Mau Menerima / Mencapai  Pelayanan KIA


Penggerakan sasaran agar mau menerima atau mencapai pelayanan KIA adalah dilihat
dari peran bidan komunitas, yang tidak lain  adalah membantu keluarga dan masyarakat agar
selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal.
1. Sebagai Pendidik
2. Berupaya agar sikap dan perilaku komuniti di wilayah kerjanya dapat berubah sesuai
dengan kaidah kesehatan.
3. Sebagai Pelaksana
4. Bidan harus mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan bimbingan
terhadap kelompok remaja pra nikah, pemeliharaan kesehatan bumil, nifas, dan masa
interval dalam keluarga, pertolongan persalinan di rumah, tindakan pertolongan pertama
pada kasus kegawatan obstetrik di keluarga, pemeliharaan kesehatan kelompok wanita
dengan gangguan reproduksi dikeluarga, pemeliharaan kesehatan anak balita.
5. Sebagai Pengelola
6. Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak di puskesmas,
polindes, posyandu dan praktek bidan, memimpin dan mengelola bidan lain atau tenaga
kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus
mampu mengenali kondisi kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan.
Kesehatan komuniti dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat itu
sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
7. Sebagai Peneliti

D.    Pengaturan Transportasi Setempat yang Siap Pakai Untuk Rujukan Kedaruratan


Penyaluran Transportasi Serta Yang Siap Pakai Untuk Rujukan Kegawat daruratan,yaitu:
a. Rujukan Upaya Kesehatan
Rujukan Upaya Kesehatan ini pada dasarnya meneliti rujukan kesehatan
serta rujukan medik yang dapat bersifat vertical atau horizontal serta timbal balik.
Rujukan kesehatan terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan
pencegahan.
b. Bantuan Teknologi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan teknologi tertentu baik
dalam bidang kesehatan maupun yang berkaitan dengan kesehatan yang mampu
memberikan teknologi tertentu. Teknologi yang diberikan harus tepat guna dan
cukup sederhana dan dapat dikuasai dan dilaksanakan serta dapat dibiayai oleh
masyarakat yang brsangkutan. Bantuan teknologi tersebut dapat berupa:
1)      Pembuatan jamban keluarga dan sarana air minum
2)      Pembuangan air limbah
3)      Penimbangan bayi untuk pengisian kartu menuju sehat

E.     Pengaturan Biaya
a. Pengembangan Pembiayaan kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan dan sarana pembangunan kesehatan diperlukan
dana baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat terdapat
kecenderungan,bahwa tingginya biaya kesehatan akan memberikan beban berat
kepada pemerintah.oleh karena itu sesuai dengan dasar dasar pembangunan sistem
kesehatan nasional dan bahwa upaya kesehatan menjadi tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat.
b.  Sumber – sumber pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan untuk pelaksanaan pembangunan kesehatan akan
berasal dari:
1)      Masyarakat termasuk swasta
2)      Pemerintah pusat dan daerah
3)      Dana upaya kesehatan

c. Cara Pembiayaan
Pengakolasian dana kedalam program atau kegiatan, hendaknya bukan
saja di sesuaikan dengan prioritas yang berorientasi pada manfaat dan  daya guna
yang akan tercapai,namun hendaknya di pertimbangkan pula segi-segi kesesuaian
dengan kebijaksanaan umum, namun di gariskan dana di arahkan kepada program
atau kegiatan yang di titikberatkan kepada upaya kesehatan dengan kelompok
sasaran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatan baik biaya berupa biaya
berobat, daya sehat maupun asuransi kesehatan merupakan komponenen biaya
upaya kesehatan secara menyeluruh ( Depkes RI 1997 ).

F.     Pengorganisasian Donor darah


Pengorganisasian donor darah adalah sekelompok warga yang siap untuk menjadi
donor darah bagi ibu melahirkan yng membutuhkan darah. Para warga dikelompokkan
berdasarkan golongan darahnya. Dengan pendataan dan pengelompokkan ini akan
memudahkan warga dalam mendapatkan darah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam proses pendonoran, kelompok ini dibantu atau bekerja sama dengan
Palang Merah Indonesia ( PMI ) terdekat dengan mekanisme yang disepakati bersama
antara PMI dengan masyarakat.

G.    Pertemuan Rutin GSI dalam Promosi Suami Siaga dan Desa Siaga
Dalam upaya mencapai tujuan Negara untuk mensejahterakan masyarakat telah
dilakukan berbagai upaya pembangunan di daerah sampai tingkat desa/kelurahan. Salah
satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui penurunan
Angka Kematian Ibu ( AKI ) saat hamil, melahirkan dan masa nifas dan Angka Kematian
Bayi ( AKB ).
Sejak tahun 1996 telah diluncurkan suatu Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) yang
pencanangannya dilakukan oleh Presiden RI pada tanggal 22 Desember 1996 di
Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) adalah gerakan bersama antara pemerintah dan
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan utamanya dalam percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) dalam
rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penurunan AKI dan AKB
berkontribusi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) daerah dan
Negara yang salah satu indikatornya adalah derajat kesehatan. Upaya percepatan
penurunan AKI dan AKB juga merupakan komitmen internasional dalam rangka target
mencapai target Millineum Development Goal’s ( MDG’s ). Adapun target penurunan
AKB adalah sebesar dua per tigadan AKI sebesar tiga perempatnya dari 1990-2015.
.
Tujuan yang akan dicapai dari aksi siaga dengan pembentukan desa siaga adalah
untuk membentuk atau mengembangkan sistem pencatatan kehamilan, kelahiran dan
kematian ibu dan bayi, menumbuhkan dukungan promosi masyarakat dalam perawatan
BBL, dan meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam pemberian ASI segera
dan ASI saja selama 6 bulan sejak kelahiran. Di dalam desa siaga terdapat pula unsure
desa siaga seperti suami siaga, warga siaga dan siaga.
Suami siaga adalah suami yang telah menyadari dan waspada untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan istri nya yang sedang hamil sampai dengan persalinan nya.
Suami siaga senantiasa siap untuk memberikan yang terbaik untuk istri dan calon
anaknya dan siap untuk memeriksakan kehamilan istrinya dan ikut mempersiapkan
persalinan dengan bantuan tenaga medis.

5. HAMBATAN,TANTANGAN DAN STARETEGI PELAYANAN KEBIDANAN


KOMUNITAS

6. A. Kematian Ibu dan Bayi


7. Sejak kehamilan pertama
manusia,mereka
mengarahkan diri pada
8. keterampilan menolong
persalinan. DiIndonesia
dikenal penolong
9. persalinan parahi atau
dukun beranak. Salah satu
bentuk kepedulian dunia
10. tentang tingginya angka
kematian ibu diseluruh dunia
melalui WHO dan
11. UNICEF (1978)
melaksanakan pertemuan
dan mencanagkan primary
12. health care dan health
for all bu the years
2000. Diperkirakan terjadi
13. kematian dinegara
berkembang. Sebagian besar
kematian maternal masih
14. dapat dihindari jika
pertolongan pertama dapat
dilakukan dengan
15. memuaskan. Kematian
maternal merupakan
masalah yang kompleks
16. karena berkaitan dengan
penyebab antara dan
penyebab tidak
17. langsung.penyebab
kematian antara lain sebagai
berikut.
18. 1. Kesanggupan memberi
pelayanan gawat-dararut
19. 2. Keadaan gizi ibu
hamil laktasi yang
berkaitan dengan status
sosial
20. ekonomi
21. 3. Kebodohan dan
kemiskinan sehingga
masih tetap berorientasi
pada
22. pelayanan tradisional.
23. 4. Penerimaan gerakan
keluarga berencana kurang
nyata menurunkan
24. angka kematian ibu (AKI)
atau angka kematian perinatal
(AKP)
25. 5. Masalah perilaku
seksual sehingga terjadi
kehamilan yang tidak
26. dikehendaki dan
melakukan terminasi yang
tidak adekat.
27. Penyebab kematian tidak
langsung, yaitu sebagai
berikut.
28. 1. Rendahnya status
perempuan Indonesia .
29. 2. Wanita melaksanakan
pekerjaan yang berat
sekalipun sedang hamil
30. 3. Budaya komunal,
ketika dalam kondisi
kritis masih diperlukan
31. persetujuan kepala
keluarga, kepala desa ,
orang yang disegani,
32. sehingga terlambat untuk
mengambil keputusan .
33. A. Kematian Ibu dan Bayi
34. Sejak kehamilan pertama
manusia,mereka
mengarahkan diri pada
35. keterampilan menolong
persalinan. DiIndonesia
dikenal penolong
36. persalinan parahi atau
dukun beranak. Salah satu
bentuk kepedulian dunia
37. tentang tingginya angka
kematian ibu diseluruh dunia
melalui WHO dan
38. UNICEF (1978)
melaksanakan pertemuan
dan mencanagkan primary
39. health care dan health
for all bu the years
2000. Diperkirakan terjadi
40. kematian dinegara
berkembang. Sebagian besar
kematian maternal masih
41. dapat dihindari jika
pertolongan pertama dapat
dilakukan dengan
42. memuaskan. Kematian
maternal merupakan
masalah yang kompleks
43. karena berkaitan dengan
penyebab antara dan
penyebab tidak
44. langsung.penyebab
kematian antara lain sebagai
berikut.
45. 1. Kesanggupan memberi
pelayanan gawat-dararut
46. 2. Keadaan gizi ibu
hamil laktasi yang
berkaitan dengan status
sosial
47. ekonomi
48. 3. Kebodohan dan
kemiskinan sehingga
masih tetap berorientasi
pada
49. pelayanan tradisional.
50. 4. Penerimaan gerakan
keluarga berencana kurang
nyata menurunkan
51. angka kematian ibu (AKI)
atau angka kematian perinatal
(AKP)
52. 5. Masalah perilaku
seksual sehingga terjadi
kehamilan yang tidak
53. dikehendaki dan
melakukan terminasi yang
tidak adekat.
54. Penyebab kematian tidak
langsung, yaitu sebagai
berikut.
55. 1. Rendahnya status
perempuan Indonesia .
56. 2. Wanita melaksanakan
pekerjaan yang berat
sekalipun sedang hamil
57. 3. Budaya komunal,
ketika dalam kondisi
kritis masih diperlukan
58. persetujuan kepala
keluarga, kepala desa ,
orang yang disegani,
59. sehingga terlambat untuk
mengambil keputusan .
1.Kematian Ibu dan Bayi

Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama masa kehamilan atau
dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan,
oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau incidental (faktor kebetulan).

AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target yang diharapkan.
Sedangkan untuk target SDGs AKI yaitu sebesar 70/100.000 KH. Angka kematian ibu
dikatakan masih tinggi karena : • Jumlah kematian ibu yang meninggal mulai saat hamil
hingga 6 minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan tinggi.

• Angka kematian ibu tinggi adalah angka kematian yang melebihi dari angka target
nasional.
• Tingginya angka kematian, berarti rendahnya standar kesehatan dan kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan, dan mencerminkan besarnya masalah kesehatan. Kematian
bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat
1 tahun. Berdasarkan perhitungan BPS tahun 2007 sebesar 27/1000 kelahiran hidup.
Adapun target AKB pada SDG’s 2030 sebesar 12/1000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian bayi meliputi :
 Gangguan perinatal (34,7%)
 Sistem pernapasan (27,6 %)
 Diare (9,4%)
 Sistim pencernaan (4,3%)
 Tetanus (3,4%)
2.Unsafe Abortion
Unsafe Abortion adalah pengguguran kandungan yang dilakukan dengan tindakan
yang tidak steril serta tidak aman, secara medis. Peran bidan dalam menangani unsafe
abortion adalah memberikan penyuluhan pada klien tentang efek-efek yang ditimbulkan
dari tindakan unsafe abortion. Jika terminasi kehamilan dilakukan secara illegal maka
akan mengakibatkan perdarahan, trauma, infeksi dengan mortalitasnya 1/3 AKI serta
adanya kerusakan fungsi alat reproduksi. Dampak jangka panjang dari terminasi
kehamilan yang illegal adalah PID/penyakit radang panggul yang menahun, infertilitas
dan kehamilan ektopik terganggu/KET.
3.Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual merupakan salah satu dari tiga tipe infeksi saluran
reproduksi (ISR), yaitu infeksi dan penyakit menular seksual, infeksi-infeksi endogen
vagina dan infeksi-infeksi yang berhubungan dengan saluran reproduksi. Infeksi menular
seksual berhubungan dengan keadaan akut, kronik dan kondisi-kondisi lain yang
berhubungan dengan kehamilan, seperti Gonore, Chlamidia, Sifilis, Herpes kelamin,
Trichomoniasis, HIV/AIDS. Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada masyarakat
terkait dengan infeksi menular seksual, dan perlu memperhatikan semua jenis infeksi
saluran reproduksi, sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.

Strategi pelayanan kebidanan komunitas sbb ;

1.Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat

         Dalam pendekatan ini ujung tombaknya adalah gerakan peberdayaan, yang
memiliki tiga mata tombak disebut TRISULA, yaitu konseling, kunjungan rumah, dan
pengorganis asian masyarakat. Ketiga mata tombak ini pada hakikatnya adalah upaya
memfasilitasi proses pemecahan masalah dalam diri sasaran/ klien. Pemberdayaan itupun
tidak dilakukan secara serta-merta, melainkan secara berjenjang. Para petugas kesehatan
dan petugas lintas sektor terkait memberdayakan pemuka-pemuka masyarakat, yang
disusul dengan gerakan para pemuka masyarakat untuk memberdayakan unsur-unsur
masyarakat (yaitu kader), dan akhirnya para kader bergerak memberdayakan seluruh
msyarakat.

          Pendekatan edukatif memerlukan kesabaran dan ketangguhan dari para petugas
(penggerak), karena mereka harus mengawal proses secara berkelanjutan hingga
tercapainya kemandirian masyarakat. Dijajaran kesehatan, penggerak awal adalah para
petugas di Dinas kesehatan Kabpaten/Kota, rumah sakit, serta puskesmas dan
jaringannya.

Definisi

Secara umum

          Rangkaian kegiatan yang di laksanakan secara sistemtis, terencana dan terarah
dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk
memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor
social, ekonomi dan budaya setempat.

Secara Khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadai
masyarakat dngan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses pemecahan
masalah tersebut.

Tujuan Pendekatan Edukatif

Memecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah kebidanan
komunitas.

Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan masalah


yang di hadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan

Langkah-Langkah Pendekatan Edukatif

Pendekatan pada tokoh masyarakat

Nonformal untuk penjagaan lahan

Formal dengan surat resmi.    

Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat.

Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data.

Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu kebijakan alternative
pemecahan masalah dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan

Menjalin hubungan social yang baik dengan menghadiri upacara-upacara agama,


perkawinan, kematian dsb.

Pendekatan kepada provider

 Diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan,tingkat


dusun / lingkungan.

Pengumpulan data primer dan sekunder

             Data umum, data teknis sesuai dengan kepentingan masing-masing-masing


sector, data perilaku sesuai dengan masalah yang ada, data khusus hasil pengamatan, data
orang lain. Pengembangan masyarakat perlu dilakukan baik sumber daya alam / potensi
desa, dan sumber daya manusia/kader kesehatan agar tahu mau dan mampu mengatasi
masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong.

2 Pelayanan yang Berorientasi pada Kebutuhan Masyarakat

Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari
kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha
memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di
masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari tiga asfek
penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat.

Yaitu pendeketan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat
sebagai pengambilan prakarsa kemudian dikembangakan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh : kader

3.Menggunakan atau Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi yang Ada di Masyarakat

Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan oleh rendahnya status social-ekonomi


yang diakibatkan ketidak tahuan dan ketidak mampuan memelihara diri sendiri (self care)
sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan keluarga dan
masyarakat juga produktifitasnya.

Definisi

Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu


menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai fisiknya.

Pengembangan manusia yang tujuannya adalah mengembangakan potensi dan


kemampuan manusia dalam mengontrol lingkungannya.

Langkah-langkah

Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan.

Tingkatkan potensi yang ada.

Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada

Tingakatkan kesejahtraan masyarakat secara keseluruhan


Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat

Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat

Program disesuaikan denagan kemampuan masyarakat

Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada pembimbing, pengarahan dan dorongan agar dari
satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya

Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katasilator untuk
mempercepat proses.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Tujuan dari pemberdayaan komunitas adalah membentuk individu dan masyarakat


menjadi mandiri. Kemandirian itu meliputi kemandirian bertindak, berpikir, dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan. Sedangkan, sasaran pemberdayaan komunitas
menunjuk kepada komunitas yang kurang berdaya atau tidak berdaya

B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi
untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang
bermanfaat bagi banyak orang
DAFTAR PUSTAKA

https://dinkes.pakpakbharatkab.go.id/berita/2018-08-14/pembinaan-kader-posyandu-di-
puskesmas-tinada
https://eprints.umm.ac.id/23530/1/jiptummpp-gdl-angrenanio-41791-2-babi.pdf
https://puskesmas-kaliangkrik.magelangkab.go.id/home/detail/pembinaan-dukun-bayi/
350#:~:text=Pembinaan%20dukun%20sendiri%20adalah%20suatu,baru%20lahir%2C
%20serta%20pengetahuan%20tentang
https://slideplayer.info/slide/11885796/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-singaperbangsa-karawang/teknik-penulisan-
karya-ilmiah/tugas-pengembangan-wahana-atau-forum-nadila-rizkiana/42520410

Anda mungkin juga menyukai