Anda di halaman 1dari 15

COVER

TUGAS INDIVIDU KOMUNIKASI


Dosen Pengampu : Aida Rusmadiana, S.Kep.Ns.MAN

Nama : Dian Pramesti Wulan


NIM : 202202030102
Kelas : 2C

SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya
sehingga karya ilmiah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya terhadap
terwujudnya karya ilmiah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi karya ilmiah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
karya ilmiah ini.

Pekalongan, Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
COVER ................................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4

B. Tujuan ..................................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................................... 5

A. Pengertian komunikasi ............................................................................................ 5

B. Komponen komunikasi ........................................................................................... 7

C. Tujuan komunikasi .................................................................................................. 8

D. Fungsi komunikasi ................................................................................................ 10

BAB 111 PENUTUP ............................................................................................................ 14

A. Simpulan ............................................................................................................... 14

B. Saran ..................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan
rangsangan stimulus berbentuk lambang, bahasa, atau gerak non-verbal
untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Komunikasi kesehatan adalah
bagian dari komunikasi antar manusia, dengan fokus utama pada bagaimana
individu menghadapi isu-isu kesehatan dan upaya pemeliharaannya.
(Rahmadiana, 2012)
Komunikasi kesehatan memanfaatkan jasa komunikasi untuk
memberikan dampak positif terhadap perilaku kesehatan individu, keluarga,
dan masyarakat. Hal ini termasuk informasi mengenai pencegahan penyakit,
promosi kesehatan, kebijakan pemeliharaan kesehatan, serta meningkatkan
kesadaran individu tentang isu-isu kesehatan, masalah kesehatan, resiko
kesehatan, dan solusi kesehatan. Media advokasi, media massa, media
entertainment, dan internet merupakan ragam bentuk komunikasi
kesehatan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan derajat
kesehatan.
Maka dari itu adanya latar belakang tersebut guna menambah
wawasan dan pengetahuan saya sebagai penyusun makalah ini tentunya
sebagai supaya sebagai wadah seorang calon perawat yang nantinya dapat
berkerja secara professional sesuai dengan standar prosedur operasional
dalam menerapkan asuhan keperawatan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian komunikasi.
2. Mahasiswa mampu memahami tentang komponen komunikasi.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang tujuan komunikasi.
4. Mahasiswa mampu memahami tentang fungsi komunikasi.

4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian komunikasi
Salah satu isu utama dalam komunikasi kesehatan adalah me-
mengaruhi individu dan komunitas. Tujuannya meningkatkan derajat
kesehatan dengan cara berbagi informasi seputar kesehatan. Centers for
Disease Control and Prevention mendefinisikan komunikasi kesehatan
sebagai studi mengenai penggunaan strategi komunikasi untuk
menginformasikan dan memengaruhi keputusan individu atau kelompok
guna meningkatkan kesehatan. Kata memengaruhi juga tertuang dalam
pengertian komunikasi kesehatan menurut Healthy People 2010, yaitu seni
dan teknik-teknik yang digunakan untuk menginformasikan, memengaruhi
dan memotivasi individu, institusi, serta masyarakat tentang isu-isu penting
di bidang kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan. Hal ini
menjelaskan bahwa komunikasi kesehatan semakin diakui sebagai unsur
yang diperlukan dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan pribadi dan
publik. Komunikasi kesehatan memberi kontribusi terhadap semua aspek
yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan promosi kesehatan,
termasuk juga dalam beberapa konteks yang lain (Aris Prio Agus Santoso,
2021), seperti:
1. Hubungan kesehatan antara pasien-pekerja medis,
2. Panduan individu dalam pencarian serta penggunaan
informasi kesehatan,
3. Panduan individu untuk mematuhi rekomendasi klinis,
4. Menyelanggarakan kampanye kesehatan masyarakat,
5. Penyebaran informasi mengenai risiko-risiko kesehatan
bagi penduduk,
6. Penggambaran kondisi kesehatan dalam media massa dan
bu- daya pada umumnya,
7. Pendidikan bagi konsumen tentang cara untuk
mendapatkan akses kesehatan masyarakat dan sistem
perawatan kesehatan dan
8. Pengembangan alat-alat komunikasi kesehatan mutakhir.

5
Ratzan dalam Liliweri menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi kesehatan ialah proses kemitraan anara partisi- pan berdasarkan
dialog dua arah yang di dalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran
gagasan, ada kesepakatan mengenai ke- satuan gagasan mengenai kesehatan,
juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh
informasi mengenai ke- sehatan yang seimbang demi membaharui pemahaman
bersama.
Komunikasi kesehatan menurut Notoatmodjo merupakan usaha yang
sistemastis untuk memengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat
dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik
menggunakan komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa. Tujuan
utama komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku kesehatan masyarakat
yang selanjutnya akan berpengaruh pula kepada meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat. Guna menyukseskan kesehatan masyarakat, peman-
faatan jasa komunikasi kesehatan memang harus ditingkatkan. Semua analisis
mengenai upaya meningkatkan kualitas hidup manusia harus mengikutsertakan
peranan ilmu komunikasi, terutama strategi komunikasi, dengan tujuan
menyebarluaskan informasi yang dapat memengaruhi individu dan komunitas
masyarakat agar dapat membuat keputusan yang tepat demi memelihara
kesehatan mereka. Demi menjawab tantangan kesehatan masyarakat dunia
dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan, sejak tahun 1982 pemerintah
Indonesia telah menyusun suatu tatanan atau program menyeluruh untuk bidang
kesehatan, yang dikenal sebagai Sistern Kesehatan Nasional (SKN).
Sistem ini merupakan sub sistem dari suatu sistem pembangunan
nasional yang sifatnya menyeluruh. Dengan tidak seimbangnya biaya bidang
kesehatan yang terse- dia dibandingkan dengan banyaknya masalah yang harus
diatasi. maka dalam SKN dicantumkan penentuan prioritas serta perlunya
peranan masyarakat dan pihak swasta Tujuan dan sasaran SKN mencangkup:
1. Peningkatan kemampuan masyarakat, yaitu menolong diri
sendiri dalam menghadapai masalah kesehatan yang sering di-
jumpai sehari-hari; (2) peningkatan mutu lingkungan hidup:

6
2. Peningkatan status gizi masyarakat:
3. Pengurangan kejadian morbiditas dan mortalitas: dan
4. Pengembangan keluarga sejahtera.
Dari uraian di atas disebutkan bahwa unsur kemandirian harus
terdapat dalam konteks peningkatan derajat kesehatan masyara- kat.
Kemandirian yang dimaksud disini adalah adanya upaya dari masing-masing
warga masyarakat untuk segera keluar dari masalah Kesehatan yang sedang
mereka hadapi tanpa harus menunggu pertolongan dari pihak lain.
B. Komponen komunikasi
1. Pengirim Pesan (Sender) dan Isi Pesan atau Materi.
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk
disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang
yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah
informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan.
Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir
secara baik dan jelas.
2. Materi Pesan
Materi pesan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja,
pertanyaan dan sebagainya. Pengirim pesan membuat kode atau simbol
sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang
manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota
badan (tangan, kepala, mata, dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap,
perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Media atau Penghubung
Media atau penghubung adalah alat untuk menyampaikan pesan
seperti TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dan sebagainya.
4. Mengartikan kode atau isyarat

7
Setelah pesan diterima melalui indra (telinga, mata dan
sebagainya) maka penerima pesan harus dapat mengartikan simbol atau
kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.
5. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari
pengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan
yang dimaksud oleh pengirim.
6. Umpan Balik (feedback)
Umpan balik adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari
penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa umpan balik
seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap
sipenerima pesan hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar
dan tepat. Umpan balik dapat disampaikan oleh penerima pesan at orang
lain yang bukan penerima pesan. Umpan balik yang disampaik oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung ya
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupak.....
apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan
tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena setiap situasi
hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang
merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah
menafsirkan pesan yang diterimanya. (Afnuhazi, 2015)
C. Tujuan komunikasi
Tujuan komunikasi antara lain :
1. Mampu memahami perilaku orang lain.
Bila menemukan klien marah, sikap yang diambil oleh perawat
yaitu dengan menenangkannya, kemudian menanyakan sebab-sebab
kemarahannya, mengapa ia bisa marah, diperoleh kejelasan klien marah
karena keterlambatan perawat mengambil- kan pot/urinal.

8
Setelah masalahnya diketahui, perawat kemudian membantu
klien untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan memberi
penjelasan, bila sudah terasa buang air besar segera beritahukan kepada
perawat sehingga tidak terlambat mengembalikannya, agar klien juga
merasa diperhatikan.
2. Menggali perilaku bila setuju dan tidak setuju
Disini kita menangkan atau mengerti tingkah laku atau reaksi
nonverbal klien terhadap anjuran kita Contoh perawat akan menyuntik, lalu
klien menjawab "ya".... Tetapi kata ya tadi dari klien seolah-olah kata "ya"
yang tidak rela, berarti klien terpaksa mau disuntik.
Menghadapi hal demikian perlunya kita berkomunikasi dengan
klien, sebelum kita melakukan sesuatu terhadap klien perlu kita beritahukan
terlebih dahulu. Yakni menjelaskan terlebih dahulu sebelum penyuntikan
dilakukan, tentang maksud pemberian suntikan serta efek samping yang
mungkin timbul, misalnya rasa sakit (nyeri), mual dan sebagainya. Apapun
yang kita lakukan terhadap klien kita harus memberitahukan serta tujuan
tindakan yang akan kita lakukan terhadap klien tersebut.
3. Memahami perlunya memberi pujian
Dalam menggali potensi klien untuk memecahkan masalahnya,
perawat perlu pujian dan memberikan bantuan memecahkan masalah
klien dimana kurang bisa memecahkan masalahnya sendiri.
Contoh pada saat komunikasi di rumah klien tentang yang punya
anak balita dan kurang protein (KKP). Perawat menggali pendapat ibu
tentang kebiasaan ibu memberikan makanan kepada anaknya, tetapi
porsinya kurang. Disini perawat berkalata "Oh ya.... Susunan makanan
itu sudah baik tetapi akan lebih baik lagi bila ibu tambahkan lauknya."
Dengan adanya perawat memperbaiki dengan pujian demikian, ibu
akan senang tidak merasa disalahkan.
4. Menciptakan hubungan personal yang baik
Dengan melakukan komunikasi yang baik, maka akan terbina
hubungan personal yang baik
5. Memperoleh informasi tentang situasi atau sikap tertentu

9
Untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan
situasi/sikap tertentu dapat digali dengan mengajukan pertanyaan
terbuka, karena pertanyaan terbuka memerlukan jawaban panjang
ataupun berupa uraian.
Contoh : pada saat praktek lapangan di daerah binaan kita
menemukan anak yang sakit panas. Kemudian ajuran pertanyaan
kepada ibunya/ keluarganya sebagai berikut:
latihan duduk dengan berbagai jenis alasan. Mungkin juga klien
tidak mengerti pentingnya mobilisasi. Jelaskan pada klien tentang
tujuan mobilisasi setelah operasi antara lain dengan menjelaskan bahwa
dengan melakukan latihan berjalan, duduk, klien akan terhindar dari
berbagai komplikasi seperti:
a. Untuk menghindari kontraktur/kekakuan pada sendi
b. Mempercepat kembalinya peristaltik usus, terutama pada
operasi usus
c. Memulihkan kembali otot-otot supaya tidak mengecil,
karena terlalu lama tiduran atau tidak bergerak.
d. Mencegah terjadinya bronkho pneumonia/ radang karena
terlalu lama terlentang
Karena adanya dorongan-dorogngan dari perawat, maka klien
akan mengerti pentingnya mobilisasi sehingga ia mau berlatih
(mobilisasi). (Musliha, 2017)
D. Fungsi komunikasi
Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi punyai
dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesen untuk
menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan mem hubungan.
Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memu untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu
Begitu pentingnya komunikasi dalam hidup manusia, maka
Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain:
1. Pengawasan lingkungan yaitu penyingkapan ancaman
dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.

10
2. Menghubungkan bagian-bagian penting yang tak
terpisahkan bagi masyarakat untuk menanggapi
lingkungan.
3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi
Selain itu ada pihak lain yang menilai bahwa dengan komunikasi
yang baik, hubungan antarmanusia dapat dipelihara kelangsunganya. Sebab,
melalui komunikasi dengan sesama manusia kita bisa mem- perbanyak
sahabat, memperbanyak rezeki, memperbanyak dan meme- lihara pelanggan,
serta juga memelihara hubungan baik antara bawahan dan atasan dalam suatu
organisasi. Singkat kata komunikasi berfungsi menjembatani hubungan
antaramanusia dalam bermasyarakat.
Fungsi lain komunikasi dilihat dari aspek kesehatan, ternyata
kalangan dokter jiwa (psikiater) menilai bahwa orang yang kurang
berkomunikasi dalam arti terisolasi dari masyarakatnya mudah kena
gangguan kejiwaan seperti depresi, kurang percaya diri, dan kanker sehingga
memiliki kecenderungan cepat mati dibandingkan dengan orang yang senang
berkomunikasi. Fungsi-fungsi komunikasi juga bisa ditelusuri dari tipe
komunikasi itu sendiri
Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan
kreativitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkat-
kan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan. Mengembangkan
imajinasi berarti menciptakan sesuatu lewat daya nalar melalui komunikasi
dengan diri sendiri. Melalui cara seperti ini seseorang dapat mengetahui
keterbatasan-keterbatas yang dimiliknya. Sehingga mengenal akan diri
sendiri, tahu membawakan diri, dan tahu menempatkan diri dalam
masyarakat. Orang dapat berfikir dan mengendalikan diri bahwa apa yang
ingin dilakukan mungkin saja tidak menyenangkan orang lain. Jadi
komunikasi dengan diri sendiri dapat meningkatkan kematangan berfikir
sebelum menarik keputusan. Komunikasi juga merupakan suatu proses
internal yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah.
Adapun fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha
meningkat- kan hubungan insani (human relation), menghindari dan

11
mengatasi konflik- konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta
berbagai penge- tahuan dan pengalaman dengan orang lain. Komunikasi
antarpribadi, dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara pihak-
pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermsyarakat seseorang bisa
memperoleh kemudahan-kemudahan dalam hidupnya karena memiliki
banyak sahabat. Melalui komunikasi antarpribadi, juga kita dapat berusaha
membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi
terjadinya konflik-konflik di antara kita, apakah dengan teman, tetangga, atau
orang lain.
Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat ke-
bersamaan (solidaritas), memengaruhi orang lain, memberi informasi, men-
didik, dan menghibur. Bagi orang yang terlibat dalam proses komunikasi
publik, dengan mudah ia menggolongkan dirinya dengan orang banyak atau
kelompok. Ia berusaha menjadi bagian dari kelompok sehingga seringkali ia
terbawa oleh pengaruh kelompok itu.
Adapun fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha
meningkat- kan hubungan insani (human relation), menghindari dan
mengatasi konflik- konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta
berbagai penge- tahuan dan pengalaman dengan orang lain. Komunikasi
antarpribadi, dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara pihak-
pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermsyarakat seseorang bisa
memperoleh kemudahan-kemudahan dalam hidupnya karena memiliki
banyak sahabat. Melalui komunikasi antarpribadi, juga kita dapat berusaha
membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi
terjadinya konflik-konflik di antara kita, apakah dengan teman, tetangga, atau
orang lain.
Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat ke-
bersamaan (solidaritas), memengaruhi orang lain, memberi informasi, men-
didik, dan menghibur. Bagi orang yang terlibat dalam proses komunikasi
publik, dengan mudah ia menggolongkan dirinya dengan orang banyak atau
kelompok. Ia berusaha menjadi bagian dari kelompok sehingga seringkali ia
terbawa oleh pengaruh kelompok itu.

12
Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi,
meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan
kegembiraan dalam hidup seseorang. Akan tetapi, dengan perkembangan
teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran
dan media audiovisual, menyebabkan fungsi media massa mengalami banyak
perubahan. (Fauzie Rahma, 2017)

13
BAB 111 PENUTUP
A. Simpulan
Komunikasi kesehatan dalam berbagai bentuk seperti media
advokasi, media massa, media entertainmen dan internet mampu
membentuk sikap dan mengubah perilaku individu dengan cara
meningkatkan kesadaran dan menambah pengetahuan tentang isu-isu
kesehatan, masalah-masalah kesehatan dan solusi kesehatan dengan tujuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan derajat kesehatan.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat dipertanggungjawabkan. untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
bahasan makalah yang telah dijelaskan. untuk bagian terakhir dari Makalah
adalah daftar Pustaka.

14
DAFTAR PUSTAKA
Afnuhazi, R. (2015). Komuniksi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa (1 ed.).
(Marni, Ed.) Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Aris Prio Agus Santoso, T. S. (2021). Pengantar komunikasi kesehatan (1 ed.). (P.
C. Ari Maftuhin, Ed.) jakarta timur: CV Trans Info Meddia.
Fauzie Rahma, A. N. (2017). Komunikasi kesehatan (1 ed.). Yogjakarta: Pustaka
panasea.
Musliha, S. F. (2017). Komunikasi Keperawatan (3 ed.). (A. Setiawan, Ed.)
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahmadiana, M. (2012). KOMUNIKASI KESEHATAN. JURNAL
PSIKOGENESIS. doi: https://doi.org/10.24854/jps.v1i1.38

15

Anda mungkin juga menyukai