DOSEN PENGAMPUH:
Dr. Yusriani, SKM.,M.Kes
KELOMPOK 7:
B4 KESEHATAN MASYARAKAT
Nurul Anisya Jusmin / 14120200078
Zahratul Aini Asnawi / 14120200077
Tim Penyusun
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan mampu hidup sendiri, dengan demikian dibutuhkan suatu
metode untuk menyampaikan gagasan atau ide dari seseorang ke orang yang lain, proses inilah yang
disebut sebagai komunikasi. Komunikasi yang baik akan memberikan persepsi yang sama bagi pengirim
maupun penerima pesan, sehingga informasi dapat diteima dan dipahami dengan baik. Di dalam
komunikasi tersebut, tentunya tidak akan lepas dari berbagai hal yang dapat menjadi hambatan dalam
penyampaian pesan. Hambatan tersebut harus ditanggulangi guna menciptakan suasana yang dapat
mendukung terjadinya komunikasi efektif.
Menurut Healthy People 2010 dalam Liliweri (2009), komunikasi kesehatan yaitu seni
menginformasikan, mempengaruhi dan memotivasi individu, institusi, serta masyarakat tentang isu-isu
penting di bidang kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam
masyarakat. Sedangkan menurut Cline, R. dalam Liliweri (2009), komunikasi kesehatan merupakan
sebuah bidang teori, riset dan praktek yang berkaitan dengan pemahaman dan saling ketergantungan
mempengaruhi komunikasi (interaksi simbolik dalam bentuk pesan dan makna) dan kepercayaan
kesehatan terkait, perilaku dan hasil. Ratzan dalam Liliweri (2009) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan komunikasi kesehatan ialah proses kemitraan antara partisipan berdasarkan dialog dua arah yang
di dalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan gagasan
mengenai kesehatan, juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh informasi
mengenai membaharui pemahaman bersama. Secara umum, Komunikasi kesehatan adalah usaha yang
sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat,
dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi baik komunikasi interpersonal,
maupun komunikasi massa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana isi Media dalam Komunikasi Kesehatan?
2. Apa saja hakikat pesan dalam komunikasi kesehatan?
3. Apa yang dimaksud Content/Isi Informasi (pesan) komunikasi?
4. Apa saja kategori Fungsi-Isi pesan?
5. Apa saja teknik pengelolaan pesan?
6. Bagaimana cara memahami Pesan Verbal dan Non Verbal dalam Komunikasi Kesehatan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui isi media dalam komunikasi kesehatan
2. Mengetahui hakikat pesan dalam komunikasi kesehatan
3. Mengetahui maksud Content/Isi informasi dalam komunikasi kesehatan
4. Mengetahui kategori Fungsi-Isi pesan
5. Mengetahui teknik pengelolaan pesan
6. Memahami pesan Verbal dan Non Verbal dalam komunikasi kesehatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. ISI MEDIA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN
Secara umum, media atau saluran komunikasi yang digunakan sebagai media promosi kesehatan
maupun media penyuluhan kesehatan meliputi media komunikasi interpersonal, media komunikasi massa,
dan media komunikasi digital. Dengan demikian, saluran atau media yang kerap digunakan dalam
komunikasi kesehatan di antaranya adalah :
1. Saluran interpersonal
Jenis media dalam komunikasi kesehatan yang pertama adalah saluran interpersonal atau saluran
komunikasi interpersonal. Hal yang paling penting dalam komunikasi interpersonal adalah hubungan
dan interaksi yang terjalin antara individu, petugas medis, dan sistem dukungan sosial individu.
Hubungan ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap keputusan individu tentang masalah
kesehatan. Yang termasuk saluran interpersonal di antaranya adalah komunikasi tatap muka,
kunjungan ke rumah, pelatihan, diskusi kelompok, dan lain-lain.
2. Media cetak
Secara umum pengertian media cetak adalah media yang menampilkan pesan komunikasi
dengan cara dicetak pada kertas. Dalam komunikasi kesehatan, yang dimaksud dengan media cetak
menurut Susilowati (2016) adalah media yang mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk media cetak di antaranya
adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik atau tulisan pada surat kabar
atau majalah, poster, dan foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
3. Media siaran
Media siaran dalam komunikasi kesehatan adalah media yang menyediakan cakupan yang sangat luas
bagi pesan-pesan komunikasi kesehatan. Media siaran digunakan untuk menyampaikan informasi
kesehatan kepada khalayak luas secara cepat dengan tujuan untuk menciptakan dan mengembangkan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Yang termasuk media siaran adalah radio dan televisi.
4. Media luar ruang
Menurut Susilowati (2016), media luar ruang dalam komunikasi kesehatan adalah media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan di luar ruang. Media luar ruang meliputi
media cetak, media elektronik seperti reklame atau videotron, spanduk, banner, televisi layar lebar,
umbul-umbul yang berisi pesan, slogan atau logo.
5. Media hiburan
Penyebaran informasi dan pendidikan kesehatan juga dapat dilakukan melalui media hiburan. Adapun
strategi yang paling banyak diterapkan oleh para profesional komunikasi kesehatan adalah
menciptakan kemitraan dengan pihak kreatif suatu stasiun televisi agar informasi kesehatan publik
dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari jenis program televisi yang ada. Selain menjalin kemitraan
dengan pihak televisi, kemitraan juga dapat dijalin dengan pihak rumah produksi atau studio film.
Contoh media hiburan yang digunakan untuk menyebarkan jenis-jenis informasi kesehatan seperti
program acara televisi Dr. OZ.
6. Media komunikasi modern
Salah satu pengaruh media baru dalam komunikasi adalah komunikasi dilakukan melalui internet.
Kehadiran internet sebagai media komunikasi, menuntut para profesional komunikasi kesehatan
menggunakan media komunikasi modern untuk menyebarluaskan informasi dan promosi kesehatan
kepada masyarakat. Yang termasuk dalam media komunikasi modern di antaranya adalah blog, wiki,
dan situs jejaring sosial.
7. Media lainnya
Media lainnya yang juga kerap digunakan untuk menyebarkan informasi dan promosi kesehatan di
2
antaranya adalah iklan-iklan yang disematkan di transportasi umum seperti bus atau mengadakan
kegiatan-kegiatan seperti road show, pemberian sampling atau contoh produk kepada khalayak sasaran
secara gratis, dan pameran.
Menurut Cangara (2004:113) bahwa terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan
pesan yang memakai teknik persuasi, antara lain :
a. Fear Appeal, motode penyusunan pesandengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak.
Sebenarnya khalayak kurang senang menerima pesan yang disertai ancaman yang menakutkan,
sebab meraka tidak memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan mengemukakan
pendapatnya. tetapi dalam hal tertentu, khalayak harus menerima karena bisa mengancam dirinya.
b. Emotional Appeal, cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah
emosional khalayak. misalnya dengan mengungkapkan masalah suku, agama, kesenjangan
ekonomi, diskriminasi, dan sebagainya. Bentuk lain dari emotional appeal adalah propaganda.
dalam komunikasi bisnis, propaganda banyak sekali digunakan dalam bentuk iklan, agar
konsumen bisa membeli barang.
c. Reward Appeal, cara penyusunan atau penyampaian pesan menawarkan janji-janji kepada
khalayak. dalam berbagai studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan reward appel,
ditemukan bahwa dengan menjanjikan uang Rp. 1 juta, seorang cenderung mengubah sikap
daripada menerima janji uang Rp. 50 ribu.
d. Motivational Appeal, teknik penyusunan pesan yang dilakukan bukan karena janji-janji, tetapi
disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti
pesan-pesan itu, misalnya menumbuhkan rasa nasionalisme atau gerakan memakai produksi
dalam negeri.
e. Humoris Appeal, teknik penyusunan pesan yang dilakukan dengan humor, sehingga penerimaan
pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang disertai humor mudah diterima, enak dan
menyegarkan. hanya saja dalam penyampaian pesan yang disertai humor diusahakan jangan
sampai terjadi humor yang lebih dominan daripada materi yang ingin disampaikan.
4
3) Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa, serta gerakan-gerakan nonverbal yang
dapat menarik perhatian khlayak.
5
menyatakan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi
terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal
yang terjadi dalam dirinya.
6
2. KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Kode nonverbal disebut
isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui komunikasi nonverbal kita bisa mengetahui
suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, marah, bingung, atau sedih. Bahasa verbal
sealur dengan bahasa nonverbal, contoh ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala kita mengangguk.
Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Komunikasi nonverbal meliputi semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri seperti
bagaimana kita mengucapkan kata-kata (volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi
(suhu, pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian,
perhiasan, mebel). Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa
tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal
suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa
yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang
bersifat nonverbal.
Jenis Komunikasi Non Verbal
1. Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal. Alat penerima
sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan
orang melalui sentuhan. Alma I Smith, seorang peneliti dari Cutaneous Communication Laboratory
mengemukakan bahwa berbagai perasaan yang dapat disampaikan melalui sentuhan, salah satunya
adalah kasih sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki khasiat kesehatan.
2. Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai
dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini termasuk bentuk penilaian terhadap seseorang
hanya berdasarkan persepsi. Contohnya dapat dilihat pada penggunaan seragam oleh pegawai sebuah
perusahaan, yang menyatakan identitas perusahaan tersebut.
3. Kronemik
Kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal yang dilakukan ketika menggunakan waktu,
yang berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks tertentu. Contohnya Mahasiswa menghargai
waktu. Ada kalanya kita mampu menilai bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan
mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.
4. Gerakan Tubuh (Kinestetik)
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa. Beberapa bentuk dari
kinestetik yaitu:
a) Emblem, yaitu gerakan tubuh yang secara langsung. Biasanya berfungsi untuk menggantikan
sesuatu. Misalnya , menggangguk sebagai tanda setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik.
b) Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal untuk menggambarkan pesan sekaligus
melengkapi serta memperkuat pesan. Biasanya dilakukan secara sengaja. Misalnya, memberi tanda
dengan tangan ketika mengatakan seseorang gemuk/kurus.
c) Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya wajah yang memperlihatkan perasaan dan emosi.
Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah dan kuat, semangat dan kelelahan, marah dan takut.
Terkadang diungkapkan dengan sadar atau tanpa sadar. Dapat mendukung atau berlawanan dengan
pesan verbal.
7
d) Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang digunakan untuk mengatur , memantau, memelihara atau
mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator terikat dengan kultur dan tidak bersifat universal.
Misalnya, ketika kita mendengar orang berbicara,kita menganggukkan kepala, mengkerutkan bibir,
dan fokus mata.
e) Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan fisik dan
mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang sedang sendirian dan tanpa disengaja. Misalnya,
menggigit bibir, memainkan pensil ditangan, garuk-garuk kepala saat sedang cemas dan bingung.
5.Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain,
termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa dekat tingkat
keakraban seseorang dengan orang lain. Jarak mampu mengartikan suatu hubungan.
7. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah
penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
8. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu cara berbicara.
Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas
suara, intonasi, dan lain-lain.
8
Karakteristik Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal memiliki karakteristik yang bersifat
universal, diantaranya:
1. Komunikatif, yaitu perilaku yang disengaja/tidak disengaja untuk mengkomuniasikan sesuatu
sehingga pesan yang ada bisa diterima secara sadar. Contoh mahasiswa memandang keluar
jendela saat kuliah yang menunjukkan perasaan bosan.
2. Kesamaan perilaku, yaitu kesamaan perilaku nonverbal antara 1 orang dengan orang lain. Secara
umum bisa dilihat pada gerak tangan, cara duduk, berdiri, suara , pola bicara, kekerasan suara, cara
diam
3. Artifaktual, yaitu komunikasi nonverbal bisa juga dalam bentuk artefak seperti cara
berpakaian, tata rias wajah, alat tulis, mobil, rumah, perabot rumah & cara menatanya, barang yang
dipakai seperti jam tangan.
4. Konstektual, yaitu bahasa nonverbal terjadi dalam suatu konteks. Membantu tentukan makna dari
setiap perilaku non verbal. Misalnya, memukul meja saat pidato akan berbeda makna dengan
memukul meja saat dengar berita kematian.
5. Paket, yaitu bahasa nonverbal merupakan sebuah paket dalam satu kesatuan. Paket nonverbal
jika semua bagian tubuh bekerjasama untuk komunikasikan makna tertentu. Harus dilihat
secara keseluruhan (paket) dari perilaku tersebut Contoh : ada cewek lewat kemudian
kedipkan mata. Gabungan paket verbal dan nonverbal, misalnya marah secara verbal disertai
tubuh & wajah menegang, dahi berkerut. Hal yang wajar jadi tidak diperhatikan. Dikatakan tidak
satu paket bila menyatakan “Saya senang berjumpa dengan anda” (verbal) tapi hindari kontak
mata atau melihat/ mencari orang lain (non verbal).
6. Dapat dipercaya, Pada umumnya kita cepat percaya perilaku non verbal. Verbal & non
verbal haruslah konsisten. Ketidak konsistenan akan tampak pada bahasa nonverbal yang akan
mudah diketahui orang lain. Misalnya seorang pembohong akan banyak melakukan
gerakangerakan tidak disadari saat ia berbicara.
7. Dikendalikan oleh aturan, sejak kecil kita belajar kaidah-2 kepatutan melalui pengamatan
perilaku orang dewasa. Misalnya: Mempelajari penyampaian simpati (kapan, dimana, alasan) atau
menyentuh (kapan, situasi apa yang boleh atau tidak boleh)
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Sebagai calon tenaga kesehatan, kami berharap makalah ini dapan membantu dalam memahami
berbagai aturan-aturan dalam berkomunikasi dibidang kesehatan masyarakat. Kita sebagai
mahasiswa/mahasiswi dalam kesehatan masyarakat harus memahami pentingnya menjaga kesopanan
dan tutur kata dalam berbicara.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=content%2Fisi+pesan+komunikasi&oq=content%2Fisi+pesan+komun
ikasi&aqs=chrome..69i57j69i58.15738j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://pdfcoffee.com/mengelola-pesan-kesehatandocx-pdf-free.html
https://www.google.com/search?q=mengelola+pesan+dalam+komunikasi+kesehatan+(universitas+wiralo
dra)&oq=mengelola+pesan+dalam+komunikasi+kesehatan+(universitas+wiralodra)&aqs=chrome..69i57.
16936j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 https://pakarkomunikasi.com/hakikat-pesan-dalam-
komunikasi#:~:text=Pesan%20merupakan%20inti%20dari%20setiap%20proses%20komunikasi%20yang
%20terjalin.&text=saluran%20tertentu%20dengan%20harapan%20bahwa,lain%20yang%20hendak%20d
iajak%20berkomunikasi.
http://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/10/teknik-pengelolaan-pesan-komunikasi.html
http://duniakitaji.blogspot.com/2013/05/materi-komunikasi-kesehatan.html
https://pakarkomunikasi.com/jenis-media-dalam-komunikasi-kesehatan
11