kesehatan masyarakat
"Menganalisis Standar dan Pelaksanaan SE pada Penyakit
Tertentu (Corona Virus-19) menurut WHO Berdasarkan Data
dari Lapangan"
Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. drg. H.Masriadi, S. K. M., S.Pd.I., S.Kg., M. Kes., MH
Kelompok 12 & 13
Zahratul Aini Asnawi (14120200077)
Nur Annisa Al Waly Ramadhana (14120200083)
KELOMPOK 12
Zahratul Aini Asnawi
(14120200077)
LATAR BELAKANG
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat.
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia.
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
TUJUAN
Memberikan informasi
Melakukan deteksi dini epidemiologi (evidence)
kasus, tes laboratorium, sebagai acuan
isolasi dan pengelolaan kesiapsiasiagaan dan
suspek respon
penanggulangan.
Melakukan evaluasi
Identifikasi dan terhadap dampak
pengawasan karantina pandemi pada sistem
kontak erat pelayanan kesehatan
dan masyarakat.
mendeteksi dan
Memantau tren
melakukan containment
epidemiologi jangka
pada komunitas dan
panjang
populasi rentan
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Definisi Operasional Kasus Covid-19 Secara Epidemiologi Sebagai Berikut:
1. KASUS KONFIRMASI
adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19
yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR dengan
gejala (Symptomatic) ataupun tanpa gejala (Asymptomatic) covid-19
2. KASUS SUSPEK, sesorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan
transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.
c. Pasien dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN
tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Lanjutan......
3. KASUS PROBABLE
adalah kasus meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 tetapi
tidak/belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR, atau seseorang dengan
gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dengan kondisi berat/kritis tetapi tidak
dapat dilakukan pemeriksaan Rt PCR dengan alasan apapun.
6. KEMATIAN COVID-19
untuk kepentingan surveilans adalah kematian yang terjadi pada kasus konfirmasi dan
probable COVID-19 harus dilaporkan dan dicatat sebagai variable yang berbeda
Seluruh definisi tersebut penting untuk dipahami oleh seorang epidemiolog Kesehatan di
puskesmas untuk melakukan manajemen kasus dan response terhadap semua kasus yang
ada. Kasus bukan hanya kasus konfirmasi yang telah dipastikan dengan pemeriksaan Swab,
tetapi termasuk Suspek dan Probable. (Bozio et al. 2021)
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Gambar disamping, menjelaskan secara singkat
perjalanan surveilans epidemiologi berdasarkan
kriteria kasus dan apa yang harus dilakukan
berdasarkan definisi kasus, kasus konfirmasi
secepatnya dilakukan isolasi, kontak erat di
karantina, seluruh suspek dipastikan statusnya
melalui pemeriksaan laboratorium.
Kontak erat, suspek dan pelaku perjalanan dengan hasil
pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari
berturut-turut dengan selang waktu >24 jam atau
telah menjalani karantina selama 14 hari statusnya
dikeluarkan (Discarded) dari kasus dan diberikan
surat keterangan bukan kasus Covid-19 atau telah
menjalani karantina/isolasi mandiri selama 14 hari.
Bagan 4: Kasus, kontak erat dan pelaku perjalanan pada
surveilans epidemiologi Covid19
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Surveilans epidemiologi dibagi atas:
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Kegiatan surveilans epideimologi dibagi atas:
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
rangkuman kegiatan yang dilakukan dalam surveilans
epidemiologi
01 02
Data Base Surveillance Lab Base Surveillance
a. Melakukan analisis data ILI, ISPA, a. Surveilans data parameter spesifik
pneumonia, melalui SKDR untuk Covid-19
b. Melakukan analisis data SARI di Rumah b. Pemeriksaan RT-PCR untuk suspek dan
Sakit. sampling pada kasus yang terdeteksi
c. Melalukan analisis data kematian melalui surveilans sentinel ILI, SARI,
pneumonia dan ARDS dan Pneumonia.
d. Melalukan analisis data klaster kasus dan c. Sero Survei pada populasi khusus
kematian Covid-19 d. Seluruh data dilakukan analisis secara
e. Melakukan pemantauan indikator berkala untuk melihat perubahan
epidemiologi dan surveilans kesehatan situasi terkait dengan perubahan
masyarakat. (Kibry et al. 2021) parameter laboratorium yang mungkin
terjadi.
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
rangkuman kegiatan yang dilakukan dalam surveilans
epidemiologi
03 04
Community dan Event Base Surveillance Kegiatan surveilans epidemiologi
a. Identifikasi event yang diduga a. Penemuan kasus
memiliki risiko terhadap transmisi b. Penyelidikan epidemiologi dan
Covid-19 contact tracing
b. Pengawasan/surveilans protokol c. Isolasi dan karantina
kesehatan d. Analisis data kasus
c. Rapid assessment risiko transmisi e. Assessment perkembangan
d. Identifikasi kelompok berisiko transmisi
e. Rumor verification
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
● Pada tanggal 27 Mei, WHO, United Nations
Children’s Fund (UNICEF), US Centers for
Perencanaan Disease Control and Prevention (US CDC), dan
Bank Dunia berpartisipasi dalam rapat
surveilans kelompok teknis untuk penanggulangan
COVID-19, yang diadakan oleh Kementerian
epidemiologi Kesehatan (Kemenkes) untuk membahas
kesiapsiagaan rumah sakit dalam
covid-19 mengantisipasi gelombang kedua COVID-19
dan skenario kenormalan baru.
Ayu, Ira Wati. Handayani, Rini. Dan Sangadji, Namira W. Sosialisasi Surveilans Dalam Menghadapi Covid-19
Gelombang ke-2. Program studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Esa Unggul.
Pada tanggal 28 Mei hingga 10 Juni, WHO mendukung
Kemenkes dalam pelaksanaan peninjauan rencana
penanggulangan provinsi untuk seluruh provinsi melalui
konferensi video interaktif yang memfasilitasi diskusi antara
pemerintah pusat dan provinsi. Seluruh provinsi yang
berpartisipasi mempresentasikan rencana penanggulangan
mereka dan melaporkan praktik-praktik terbaik, inovasi-inovasi
dan tantangan-tantangan dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan COVID-19. WHO, Kemenkes dan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan
masukan untuk memperbaiki rencana-rencana penanggulangan
berdasarkan konteks provinsi. Petugas-petugas teknis WHO dari
tim surveilans, laboratorium, tatalaksana kasus, dan komunikasi
risiko dan pelibatan masyarakat juga memberikan masukan
dalam proses peninjauan ini. WHO mempresentasikan panduan
WHO untuk perencanaan operasional (Gambar 4); menekankan
pentingnya pemantauan dan evaluasi atas rencana
penanggulangan operasional; dan menekankan pentingnya
keberlanjutan pemberian layanan kesehatan esensial meskipun
terdapat peningkatan permintaan untuk perawatan bagi orang-
orang yang terinfeksi COVID-19. (Tangke 2016)
Ayu, Ira Wati. Handayani, Rini. Dan Sangadji, Namira W. Sosialisasi Surveilans Dalam Menghadapi Covid-19
Gelombang ke-2. Program studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Esa Unggul.
Posisi Ditjen IKP dalam Keanggotaan Gugus
Gugus tugas memiliki tugas: Unsur dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
a. Menetapkan dan melaksanakan ditetapkan sebagai anggota dari Gugus Tugas adalah
rencana operasinasional percepatan Dirjen IKP. Mengacu pada Keputusan Ketua Gugus Tugas
penanganan Covid-19 Percepatan COVID-19 No.16 Tahun 2020 tentang Uraian
b. Mengkoordinasikan dan Tugas, Struktur Organisasi, Sekretariat, dan Tata Kerja
mengendalikan pelaksanaan kegiatan Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona
percepatan Covid-19 Virus Disease 2019 (COVID-19),Direktur Jenderal
c. Melakukan pengawasan pelaksanaan Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) ditugaskan
percepatan penanganan Covid-19 menangani bidang Komunikasi Publik, bersama Deputi
d. Mengerahkan sumber daya untuk Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi -
pelaksanaan kegiatan percepatan KSP, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi
penanganan Covid-19 Kebencanaan – BNPB, Kepala Pusat Komunikasi Publik –
e. Melaporkan pelaksanaan percepatan Kementerian Kesehatan, dan Staf Ahli Bidang Reformasi
penanganan Covid-19 kepada Birokrasi dan Regulasi – Kementerian Pariwisata dan
presiden dan pengarah. Ekonomi Kreatif.
KELOMPOK 13
NUR ANNISA AL WALY RAMADHANA
(14120200083)
OUTLINE
Ayu, Ira Wati. Handayani, Rini. Dan Sangadji, Namira W. Sosialisasi Surveilans Dalam Menghadapi Covid-19
Gelombang ke-2. Program studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Esa Unggul.
Lanjutan.......
sosialisasi Post-test
Sosialisasi dilakukan Setelah sosialisasi
dengan penyampaian surveilans dilakukan
materi sosialisasi. kemudian pengukuran
pengetahuan dilakukan
Sosialisasi ini dilakukan
dengan menanyakan 5
dengan menggunakan
pertanyaan. Post-test
media powerpoint dilakukan dengan aplikasi
Google Form
Ayu Et All, 2020. Strategi Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Publik Pemerintah Terkait Penanggulangan
Covid-19
Diseminasi berbasis media penyiaran
1. Layanan streaming konferensi pers melalui 2. Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
program
dan Talk Show
Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) adalah kanal atau medium untuk
mempertemukan media dengan narasumber pemerintah. Tujuan FMB Penayangan Iklan Layanan Masyarakat dan
9 adalah untuk mengarusutamakan kebijakan dan program pemerintah
agar dapat terdiseminasikan secara masif melalui media massa. Tak Show di media penyiaran (televisi dan
Dengan cara tersebut, pemahaman dan dukungan masyarakat radio) yang dilakukan selama periode
terhadap kebijakan dan program pemerintah diharapkan akan Maret s/d Juli 2020 .
meningkat. Selama periode Januari - Juni 2020 FMB9 telah melakukan
4 kali kegiatan konfrensi pers/diskusi terkait penanganan Covid-19.
Kegiatan tersebut mampu menjangkau 20.017.500 orang melalui
berbagai media yang ikut hadir dan memberitakan kegiatan ini.
Drs. Ismail Cawidu, M.Si, DKK 2020. Strategi Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Publik Pemerintah Terkait
Penanggulangan Covid-19
Diseminasi berbasis media lini bawah
Diseminasi informasi publik penanganan COVID-19 juga
dilakukan melalui media lini bawah yang mencakup media
luar ruang di area-area publik. Berikut uraiannya :
1. Penayangan billboard (Out of Home) pada 8 bandara
sebanyak 1.050 spot dan Giant banner di Lingkungan
Kementerian Kominfo.
2. Pemasangan Baliho mengenai pencegahan
penyebaran Covid-19 pada 12 kota prioritas
3. Standing banner pada rumah sakit, stasiun MRT dan 49
stasiun di Jabodetabek
4. Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di Bus
Transjabodetabek (PPD) sebanyak selama 1 bulan
Drs. Ismail Cawidu, M.Si, DKK 2020. Strategi Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Publik Pemerintah Terkait
Penanggulangan Covid-19
Diseminasi berbasis media baru
Pendidikan Forum
Akun
karakter Webinar Adaptasi Pemimpin
Jangkauan konten Indonesiabaik.id
pancasila Kebiasaan baru Redaksi
tiktok
Forum diskusi daring
01 02 03 04 05
Drs. Ismail Cawidu, M.Si, DKK 2020. Strategi Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Publik Pemerintah Terkait
Penanggulangan Covid-19
Lanjutan.....
Gambar Tangkapan Layar Chatbot WhatsApp COVID-19 per 14 April 2020. Sumber: Chatbot WhatsApp COVID-
19.GO.ID (2020)
TERIMA KASIH