Anda di halaman 1dari 34

Surveilans

kesehatan masyarakat
"Menganalisis Standar dan Pelaksanaan SE pada Penyakit
Tertentu (Corona Virus-19) menurut WHO Berdasarkan Data
dari Lapangan"

Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. drg. H.Masriadi, S. K. M., S.Pd.I., S.Kg., M. Kes., MH

Kelompok 12 & 13
Zahratul Aini Asnawi (14120200077)
Nur Annisa Al Waly Ramadhana (14120200083)
KELOMPOK 12
Zahratul Aini Asnawi
(14120200077)
LATAR BELAKANG
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat.
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia.

Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah


zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak
(civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan
yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum
diketahui.
OUTLINE

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN SE COVID-19


Surveilans Epidemiologi adalah
Pengamatan terus menerus terhadap
perkembangan kasus dan kematian melalui
analisis dan intervensi epidemiologi yang
terstandar dengan tujuan untuk membatasi
penyebaran penyakit, sebagai bahan bagi
SURVEILANS pemerintah daerah, otoritas kesehatan
masyarakat dan Rumah Sakit untuk
EPIDEMIOLOGI mengelola risiko COVID-19, hingga
memungkinkan kegiatan ekonomi dan
sosial untuk dilanjutkan senormal mungkin.
Surveilans juga dibutuhkan untuk
memantau tren jangka panjang penularan
COVID-19 dan perubahan virus.

Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
TUJUAN
Memberikan informasi
Melakukan deteksi dini epidemiologi (evidence)
kasus, tes laboratorium, sebagai acuan
isolasi dan pengelolaan kesiapsiasiagaan dan
suspek respon
penanggulangan.
Melakukan evaluasi
Identifikasi dan terhadap dampak
pengawasan karantina pandemi pada sistem
kontak erat pelayanan kesehatan
dan masyarakat.

mendeteksi dan
Memantau tren
melakukan containment
epidemiologi jangka
pada komunitas dan
panjang
populasi rentan

Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Definisi Operasional Kasus Covid-19 Secara Epidemiologi Sebagai Berikut:
1. KASUS KONFIRMASI
adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19
yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR dengan
gejala (Symptomatic) ataupun tanpa gejala (Asymptomatic) covid-19

2. KASUS SUSPEK, sesorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan
transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.
c. Pasien dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN
tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Lanjutan......
3. KASUS PROBABLE
adalah kasus meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 tetapi
tidak/belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR, atau seseorang dengan
gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dengan kondisi berat/kritis tetapi tidak
dapat dilakukan pemeriksaan Rt PCR dengan alasan apapun.

4. KONTAK ERAT, adalah seseorang yang melakukan kontak langsung dengan


kasus probable atau konfirmasi 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala. Riwayat kontak erat antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam
radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi
tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko
lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
LANJUTAN........
5. PELAKU PERJALANAN

adalah: Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam


negeri (domestik) maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.

6. KEMATIAN COVID-19
untuk kepentingan surveilans adalah kematian yang terjadi pada kasus konfirmasi dan
probable COVID-19 harus dilaporkan dan dicatat sebagai variable yang berbeda
Seluruh definisi tersebut penting untuk dipahami oleh seorang epidemiolog Kesehatan di
puskesmas untuk melakukan manajemen kasus dan response terhadap semua kasus yang
ada. Kasus bukan hanya kasus konfirmasi yang telah dipastikan dengan pemeriksaan Swab,
tetapi termasuk Suspek dan Probable. (Bozio et al. 2021)

Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Gambar disamping, menjelaskan secara singkat
perjalanan surveilans epidemiologi berdasarkan
kriteria kasus dan apa yang harus dilakukan
berdasarkan definisi kasus, kasus konfirmasi
secepatnya dilakukan isolasi, kontak erat di
karantina, seluruh suspek dipastikan statusnya
melalui pemeriksaan laboratorium.
 
Kontak erat, suspek dan pelaku perjalanan dengan hasil
pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari
berturut-turut dengan selang waktu >24 jam atau
telah menjalani karantina selama 14 hari statusnya
dikeluarkan (Discarded) dari kasus dan diberikan
surat keterangan bukan kasus Covid-19 atau telah
menjalani karantina/isolasi mandiri selama 14 hari.
Bagan 4: Kasus, kontak erat dan pelaku perjalanan pada
surveilans epidemiologi Covid19

Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Surveilans epidemiologi dibagi atas:

1 1. Surveilans Aktif melalui Community base


surveillance (surveilans berbasis masyarakat)
dan event base surveillance (surveilans berbasis
kejadian Covid19)
2. Surveilans Pasif melalui Surveilans di
Fasyankes (berbasis data kunjungan kasus) dan
Laboratory base surveillance untuk parameter
khas pada penderita covid-19, misalnya:
Pemeriksaan Leucocyt (sel darah putih)
menunjukkan tanda leukopenia atau
leukositosis. (Barbuddhe et al. 2020)

Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
Kegiatan surveilans epideimologi dibagi atas:

2 1. Kegiatan Surveilans berdasarkan skenario transmisi


2. Kegiatan surveilans berdasarkan Kasus
Tabel dibawah ini menjelaskan kegiatan surveilans
epidemiologi berdasarkan tingkat penularan di wilayah
(Tabel 2), contoh utama event base surveilans adalah rumor
dari masyarakat, pemantauan kegiatan yang melibatkan
banyak orang, misalnya: Pesta Perkawinan, Kampanye
politik, Demonstrasi masyarakat dll. Seorang petugas
surveilans harus dapat memetakan dengan cepat risiko
yang akan terjadi terhadap transmisi Covid-19 sekaligus
menjaga kedisiplinan terhadap protokol Kesehatan yang
berlaku bersama aparat keamanan. (Pane and
Windyaningsih 2020)

Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
rangkuman kegiatan yang dilakukan dalam surveilans
epidemiologi

01 02
Data Base Surveillance Lab Base Surveillance
a. Melakukan analisis data ILI, ISPA, a. Surveilans data parameter spesifik
pneumonia, melalui SKDR untuk Covid-19
b. Melakukan analisis data SARI di Rumah b. Pemeriksaan RT-PCR untuk suspek dan
Sakit. sampling pada kasus yang terdeteksi
c. Melalukan analisis data kematian melalui surveilans sentinel ILI, SARI,
pneumonia dan ARDS dan Pneumonia.
d. Melalukan analisis data klaster kasus dan c. Sero Survei pada populasi khusus
kematian Covid-19 d. Seluruh data dilakukan analisis secara
e. Melakukan pemantauan indikator berkala untuk melihat perubahan
epidemiologi dan surveilans kesehatan situasi terkait dengan perubahan
masyarakat. (Kibry et al. 2021) parameter laboratorium yang mungkin
terjadi.
Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
rangkuman kegiatan yang dilakukan dalam surveilans
epidemiologi

03 04
Community dan Event Base Surveillance Kegiatan surveilans epidemiologi
a. Identifikasi event yang diduga a. Penemuan kasus
memiliki risiko terhadap transmisi b. Penyelidikan epidemiologi dan
Covid-19 contact tracing
b. Pengawasan/surveilans protokol c. Isolasi dan karantina
kesehatan d. Analisis data kasus
c. Rapid assessment risiko transmisi e. Assessment perkembangan
d. Identifikasi kelompok berisiko transmisi
e. Rumor verification

Sumber: Pane, Masdalina. Windyaningsih, Cicilia (2020). Pedoman Teknis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
dalam Pengendalian pandemi Covid-19.
● Pada tanggal 27 Mei, WHO, United Nations
Children’s Fund (UNICEF), US Centers for
Perencanaan Disease Control and Prevention (US CDC), dan
Bank Dunia berpartisipasi dalam rapat
surveilans kelompok teknis untuk penanggulangan
COVID-19, yang diadakan oleh Kementerian
epidemiologi Kesehatan (Kemenkes) untuk membahas
kesiapsiagaan rumah sakit dalam
covid-19 mengantisipasi gelombang kedua COVID-19
dan skenario kenormalan baru.

Ayu, Ira Wati. Handayani, Rini. Dan Sangadji, Namira W. Sosialisasi Surveilans Dalam Menghadapi Covid-19
Gelombang ke-2. Program studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Esa Unggul.
Pada tanggal 28 Mei hingga 10 Juni, WHO mendukung
Kemenkes dalam pelaksanaan peninjauan rencana
penanggulangan provinsi untuk seluruh provinsi melalui
konferensi video interaktif yang memfasilitasi diskusi antara
pemerintah pusat dan provinsi. Seluruh provinsi yang
berpartisipasi mempresentasikan rencana penanggulangan
mereka dan melaporkan praktik-praktik terbaik, inovasi-inovasi
dan tantangan-tantangan dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan COVID-19. WHO, Kemenkes dan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan
masukan untuk memperbaiki rencana-rencana penanggulangan
berdasarkan konteks provinsi. Petugas-petugas teknis WHO dari
tim surveilans, laboratorium, tatalaksana kasus, dan komunikasi
risiko dan pelibatan masyarakat juga memberikan masukan
dalam proses peninjauan ini. WHO mempresentasikan panduan
WHO untuk perencanaan operasional (Gambar 4); menekankan
pentingnya pemantauan dan evaluasi atas rencana
penanggulangan operasional; dan menekankan pentingnya
keberlanjutan pemberian layanan kesehatan esensial meskipun
terdapat peningkatan permintaan untuk perawatan bagi orang-
orang yang terinfeksi COVID-19. (Tangke 2016)

Gambar 4: Dr. E. Wulandari dari WHO mempresentasikan perencanaan operasional melalui


konferensi video pada sesi peninjauan rencana penanggulangan provinsi, 8 Juni 2020. Kredit: WHO
WHO mendukung Kemenkes Pada tanggal 1 Juni, WHO
dalam menyusun panduan berpartisipasi dalam rapat
dan protokol-protokol untuk virtual pelibatan masyarakat
dalam penerapan kenormalan
industri pangan dalam baru di tempat kerja. WHO
menyambut kenormalan mempresentasikan panduannya
baru. Pada tanggal 28 Mei, mengenai pertimbangan
20 peserta dari WHO, pertimbangan untuk langkah
Kemenkes, Perhimpunan langkah kesehatan masyarakat
Hotel dan Restoran dan sosial di tempat kerja
Indonesia, Lembaga dalam konteks COVID-19.
Peserta rapat virtual lainnya
Sertifikasi Profesi Jaminan termasuk dari International
Mutu dan Keamanan Labour Organization (ILO),
Pangan menghadiri rapat gugus tugas COVID-19 daerah
virtual untuk meninjau dan dari Kabupaten Magelang,
memberikan masukan Kabupaten Bantul, dan Kota
dalam panduan dan Bukittinggi, lembaga-lembaga
protokol-protokol tersebut. PBB, organisasi masyarakat,
desa-desa pariwisata berbasis
(WHO Indonesia 2020) komunitas, dan industri jasa.
Arah dan kebijakan penanggulangan COVID-19 oleh Pemerintah dan kaitannya
dengan komunikasi publik secara umum dapat dilihat dari 3 (tiga) poin berikut
ini:

Regulasi yang bersifat Posisi Ditjen IKP dalam Arah Kebijakan


rasional keanggotaan sebagai Pemerintah Indonesia;
Gugus Tugas,
Ketiga bagian tersebut juga merupakan bagian penting dalam percepatan penanganan COVID-
19. Dalam hal ini, Ditjen IKP secara bersama-sama, dengan anggota satuan tugas lainnya, melakukan
aktivitas komunikasi publik guna menginformasikan kepada publik aktivitas penanggulangan COVID-
19 yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh Pemerintah.

Ayu, Ira Wati. Handayani, Rini. Dan Sangadji, Namira W. Sosialisasi Surveilans Dalam Menghadapi Covid-19
Gelombang ke-2. Program studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Esa Unggul.
Posisi Ditjen IKP dalam Keanggotaan Gugus

Gugus tugas memiliki tugas: Unsur dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
a. Menetapkan dan melaksanakan ditetapkan sebagai anggota dari Gugus Tugas adalah
rencana operasinasional percepatan Dirjen IKP. Mengacu pada Keputusan Ketua Gugus Tugas
penanganan Covid-19 Percepatan COVID-19 No.16 Tahun 2020 tentang Uraian
b. Mengkoordinasikan dan Tugas, Struktur Organisasi, Sekretariat, dan Tata Kerja
mengendalikan pelaksanaan kegiatan Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona
percepatan Covid-19 Virus Disease 2019 (COVID-19),Direktur Jenderal
c. Melakukan pengawasan pelaksanaan Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) ditugaskan
percepatan penanganan Covid-19 menangani bidang Komunikasi Publik, bersama Deputi
d. Mengerahkan sumber daya untuk Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi -
pelaksanaan kegiatan percepatan KSP, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi
penanganan Covid-19 Kebencanaan – BNPB, Kepala Pusat Komunikasi Publik –
e. Melaporkan pelaksanaan percepatan Kementerian Kesehatan, dan Staf Ahli Bidang Reformasi
penanganan Covid-19 kepada Birokrasi dan Regulasi – Kementerian Pariwisata dan
presiden dan pengarah. Ekonomi Kreatif.
KELOMPOK 13
NUR ANNISA AL WALY RAMADHANA
(14120200083)
OUTLINE

PELAKSANAAN SE COVID-19 DISEMINASI SE COVID-19


Kegiatan sosialisasi ini akan dilaksanakan secara
Pelaksanaan daring melalui aplikasi Google meet. Kegiatan ini
akan dilakukan pada bulan Juni 2020. Adapun
surveilans sasaran dari kegiatan ini yaitu mahasiswa dan
praktisi kesehatan masyarakat. Kegiatan
epidemiologi sosialisasi akan dilakukan dengan empat (4)
tahapan, yaitu sosialisasi, diskusi dan tanya
covid-19 jawab, post-test dan evaluasi.(Tangke 2016)

Ayu, Ira Wati. Handayani, Rini. Dan Sangadji, Namira W. Sosialisasi Surveilans Dalam Menghadapi Covid-19
Gelombang ke-2. Program studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Esa Unggul.
Lanjutan.......
sosialisasi Post-test
Sosialisasi dilakukan Setelah sosialisasi
dengan penyampaian surveilans dilakukan
materi sosialisasi. kemudian pengukuran
pengetahuan dilakukan
Sosialisasi ini dilakukan
dengan menanyakan 5
dengan menggunakan
pertanyaan. Post-test
media powerpoint dilakukan dengan aplikasi
Google Form

Diskusi dan tanya


evaluasi
jawab Evaluasi kegiatan dilakukan dengan meminta
Diskusi dan tanya jawab ini dilakukan
feedback terhadap kegiatan pengabdian
untuk merespon pemahaman
kepada masyarakat. Evaluasi ini juga
mahasiswa dan praktisi kesehatan
dilakukan dengan pengisian aplikasi Google
masyarakat mengenai materi yang
Form bersamaan dengan absensi kegiatan
disampaikan
sosialisasi.
Ayu, Ira Wati. Handayani, Rini. Dan Sangadji, Namira W. Sosialisasi Surveilans Dalam Menghadapi Covid-19
Prinsipnya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di masyarakat dilakukan
dengan:
1. Pencegahan penularan pada individu 2. Perlindungan kesehatan pada
a. Membersihkan tangan secara teratur dengan masyarakat
menggunakan sabun dan air mengalir selama
1) Upaya pencegahan (prevent), dengan
40-60 detik
melakukan kegiatan promosi kesehatan
b. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker
(promote) dan kegiatan perlindungan
yang menutupi hidung dan mulut
(protect).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang
lain 2) Upaya penemuan kasus (detect), deteksi
d. Membatasi diri terhadap interaksi/kontak dini untuk antisipasi penyebaran covid-19
dengan orang lain dan melakukan pemantauan kondisi
e. Segera mandi dan berganti pakaian saat tiba di kesehatan
rumah setelah bepergian
f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan 3) Unsur penanganan secara cepat dan efektif
menerapkan pola hidup sehat (respond), pembatasan fisik dan
g. Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar pembatasan sosial harus diterapkan oleh
tetap terkontrol setiap individu. Penerapan etika batuk dan
h. Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial bersin, isolasi mandiri, pelaksanaan
i. Apabila sakit menerapkan etika batuk dan tindakan karantina terhadap populasi
bersin berisiko
j. Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dgn
melaksanakan protokol kesehatan.
Penerapan etika bersin dan isolasi mandiri/perawatan
batuk dirumah
1. Jika memiliki gejala batuk bersin, Tindakan ini dapat dilakukan pada
pakailah masker medis. Gunakan pasien dalam pengawasan, orang dalam
masker dengan tepat, tidak membuka pemantauan dan kontak erat yang
tutup masker dan tidak menyentuh bergejala dengan tetap memperhatikan
permukaan masker. Bila tanpa sengaja kemungkinan terjadinya perburukan.
menyentuh segera cuci tangan dengan Beberapa alasan pasien dirawat di
sabun dan air mengalir atau rumah yaitu perawatan rawat inap tidak
menggunakan pembersih tangan tersedia atau tidak aman. Pertimbangan
berbasis alkohol. tersebut harus memperhatikan kondisi
2. Jika tidak memiliki masker, saat batuk klinis dan keamanan lingkungan pasien.
dan bersin gunakan tisu lalu langsung Pertimbangan lokasi dapat dilakukan di
buang tisu ke tempat sampah tertutup rumah, fasilitas umum, atau alat angkut
dan segera cuci tangan dengan sabun dengan mempertimbangkan kondisi dan
dan air mengalir atau menggunakan situasi setempat. Perlu dilakukan
pembersih tangan berbasis alkohol. informed consent sebagaimana formulir
3. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan terlampir terhadap pasien yang
bersin tutupi dengan lengan atas melakukan perawatan rumah. (Kirby et
bagian dalam. al. 2021)
Dilaksanakan dalam 4 tahapan dengan mempertimbangkan ketersediaan, waktu kedatangan dan
Tahapan pelaksanaan vaksinasi COVID 19 dilaksanakan sebagai berikut:
Tahap 3 dengan waktu
Tahap 1 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret
pelaksanaan Januari-April 2021 2022
Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap 1  Sasaran vaksinasi COVID-19
adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga tahap 3 adalah masyarakat
kesehatan, tenaga penunjang serta rentan dari aspek
mahasiswa yang sedang menjalani geospasial, sosial, dan ekonomi.
pendidikan profesi kedokteran yang
bekerja pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.

Tahap 2 dengan waktu Tahap 4 dengan waktu


pelaksanaan Januari-April pelaksanaan April 2021-Maret
2021 2022
Petugas pelayanan publik yaitu Tentara Nasional
Sasaran vaksinasi tahap 4 adalah
Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, aparat masyarakat dan pelaku perekonomian
hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang lainnya dengan pendekatan kluster sesuai
meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal, dengan ketersediaan vaksin.
perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan
daerah air minum, dan kelompok usia lanjut (≥60 thn)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021). Frequently Asked Question. GERMAS.


Pelaksanaan sosialisasi juga tidak terlepas
dengan penggunaan media dalam penyampaian materi.
Media yang digunakan dalam sosialisasi ini yaitu
powerpoint. Media merupakan perantara yang
digunakan dalam penyampaian pesan dan informasi
Diseminasi (komunikasi) antara komunikator dengan komunikan
(Gejir et al., 2017).
surveilans Asyar (2011) dalam (Gejir et al., 2017)
menyebutkan juga bahwa media komunikasi ada empat
epidemiologi (4) yaitu media visual, media audio, media audio visual
dan multimedia. Presentasi dengan powerpoint
covid-19 termasuk dalam media multimedia. Hasil abdimas yang
dipublikasi oleh (Ayu et al., 2020) menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan pengetahuan remaja setelah
dilakukan penyuluhan berkaitan kesehatan reproduksi
dengan menggunakan media powerpoint.
 

Ayu Et All, 2020. Strategi Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Publik Pemerintah Terkait Penanggulangan
Covid-19
Diseminasi berbasis media penyiaran

1. Layanan streaming konferensi pers melalui 2. Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
program
dan Talk Show
Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) adalah kanal atau medium untuk
mempertemukan media dengan narasumber pemerintah. Tujuan FMB Penayangan Iklan Layanan Masyarakat dan
9 adalah untuk mengarusutamakan kebijakan dan program pemerintah
agar dapat terdiseminasikan secara masif melalui media massa. Tak Show di media penyiaran (televisi dan
Dengan cara tersebut, pemahaman dan dukungan masyarakat radio) yang dilakukan selama periode
terhadap kebijakan dan program pemerintah diharapkan akan Maret s/d Juli 2020 .
meningkat. Selama periode Januari - Juni 2020 FMB9 telah melakukan
4 kali kegiatan konfrensi pers/diskusi terkait penanganan Covid-19.
Kegiatan tersebut mampu menjangkau 20.017.500 orang melalui
berbagai media yang ikut hadir dan memberitakan kegiatan ini.

Drs. Ismail Cawidu, M.Si, DKK 2020. Strategi Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Publik Pemerintah Terkait
Penanggulangan Covid-19
Diseminasi berbasis media lini bawah
Diseminasi informasi publik penanganan COVID-19 juga
dilakukan melalui media lini bawah yang mencakup media
luar ruang di area-area publik. Berikut uraiannya :
1. Penayangan billboard (Out of Home) pada 8 bandara
sebanyak 1.050 spot dan Giant banner di Lingkungan
Kementerian Kominfo.
2. Pemasangan Baliho mengenai pencegahan
penyebaran Covid-19 pada 12 kota prioritas
3. Standing banner pada rumah sakit, stasiun MRT dan 49
stasiun di Jabodetabek
4. Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di Bus
Transjabodetabek (PPD) sebanyak selama 1 bulan

Drs. Ismail Cawidu, M.Si, DKK 2020. Strategi Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Publik Pemerintah Terkait
Penanggulangan Covid-19
Diseminasi berbasis media baru
Pendidikan Forum
Akun
karakter Webinar Adaptasi Pemimpin
Jangkauan konten Indonesiabaik.id
pancasila Kebiasaan baru Redaksi
tiktok
Forum diskusi daring

01 02 03 04 05

Placement Banner Digital di Jaringan


Media Online Nasional Komik komunikasi Situs Kelembagaan
dengan total Exposure 18 juta www.infopublik.id
orang.

Drs. Ismail Cawidu, M.Si, DKK 2020. Strategi Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Publik Pemerintah Terkait
Penanggulangan Covid-19
Lanjutan.....

Komunikasi publik pemerintah melalui media Akun jejaring covid-19


digital situs web covid-19
Sesuai yang disematkan dalam situs web, pemerintah melalui
Sejak 29 Januari 2020, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tim gugus tugas tidak membuatkan akun jejaring sosial khusus
sebenarnya sudah meluncurkan kanal informasi khusus COVID-19 untuk menyampaikan informasi teraktual COVID-19. Akun yang
berjudul Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus. Kanal
digunakan menginduk pada akun resmi BNPB di Facebook,
ini diintegrasikan pada situs web resmi Kemenkes.Sementara itu, situs
Instagram, dan Twitter. Ketiga akun ini memang secara
web resmi COVID-19 yang dikelola pemerintah sendiri baru diluncurkan
berurutan menempati tiga posisi berurutan sebagai situs
pada 18 Maret 2020 dan dikelola Tim Gugus Tugas Penanganan jejaring sosial yang paling banyak diakses di Indonesia setelah
COVID-19—setelah mendapat kritikan banyak pihak atas terlambatnya
situs berbagi video YouTube dan aplikasi pesan WhatsApp di
kanal informasi publik yang dapat dirujuk.60 Situs web ini diharapkan
urutan satu dan dua. Masing-masing dengan persentase
dapat menjadi sumber informasi satu pintu terkait penanganan COVID-
penggunaan sebesar 82%, 79%, dan 56% (We Are Social, 2020)
19 di Indonesia (Arifin, 2020). Akses situs web bahkan sudah mulai
digratiskan pemerintah sejak 23 Maret 2020 (Librianty, 2020).
Laman kanal Kemenkes COVID-19: www.kemkes.go.id/article
 
view/20012900002/Kesiapsiagaan-menghadapi-Infeksi-Novel-Coronavirus.html Laman kanal situs web Infeksi Emerging Kemenkes:
covid19.kemkes.go.id
Akun Chatbot WhatsApp COVID-19

Sejak 20 Maret 2020 chatbot


dapat diakses oleh masyarakat
dengan mengirim pesan ke nomor
081133399000 atau mengklik
tautan yang disediakan.
Dalam waktu satu jam
setelah dibuka, tercatat 2,6 juta
Selain itu, Facebook juga memberikan kebijakan eksklusif kepada
Indonesia dan Singapura untuk nantinya dapat mengirimkan
pesan terkirim (Pertiwi, 2020b)
WhatsApp blast terkait COVID 19 (Kemenkominfo, 2020; Pratama,
2020). Informasi yang diberikan dalam chatbot ini diperbarui
pemerintah dengan konten-konten yang relevan. Misalnya saja,
perubahan pesan (dicetak miring oleh penulis) yang ditampilkan
pada tabel berikut (redaksi sesuai tampilan di WhatsApp):

Gambar Tangkapan Layar Chatbot WhatsApp COVID-19 per 14 April 2020. Sumber: Chatbot WhatsApp COVID-
19.GO.ID (2020)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai