Anda di halaman 1dari 41

dr.

Widhy Yudistira Nalapraya,SpP


Pulmonologi dan kedokteran respirasi
Universitas Islam Bandung dan RSUD Al-Ihsan

PNEUMONIA CORONA VIRUS DISEASE-19


PENDAHULUAN
 Corona Virus (CoV) merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan dan berat
 2 jenis CoV yang diketahui menyebabkan gejala berat : Middle
East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV)

Pedoman kesiapsiagaan n-CoV Indonesia kemenkes 2020


 Corona virus disease-19 (COVID-19) merupakan
penyakit yang diakibatkan oleh SARS corona virus 2
• Coronavirus merupakan virus RNA strain
tunggal positif
• Berkapsul dan tidak bersegmen
• Memiliki struktur mirip dengan mahkota maka
itu disebut “corona”
• Protein S atau spike protein merupakan salah
satu protein antigen utama virus, berperan
dalam penempelan dan masuknya virus
kedalam sel host (interaksi protein S dengan
reseptornya di sel inang).

Pedoman kesiapsiagaan n-CoV Indonesia kemenkes 2020


EPIDEMIOLOGI 19/11/20
INDONESIA 19 NOVEMBER 2020
GEJALA
 Masa inkubasi 2 hingga 14 hari setelah terpajan virus
 Demam 88%
 Fatigue 38%
 Batuk kering 67%
 Myalgia 14.9%
 Sesak napas 18.7%
 Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
distres pernapasan akut, gagal ginjal bahkan kematian.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus disease (covid-19) revisi ke-4. Direktorat jenderal pencegahan dan
pengendalian penyakit; Maret 2020. p. 12-4.
 Gejala lain :
•Headache
•Sore throat
•Rhinorrhea
•Diare
@ anosmia

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus disease (covid-19) revisi ke-4. Direktorat jenderal pencegahan dan
pengendalian penyakit; Maret 2020. p. 12-4.
• Gejala ringan 81% pasien
• Gejala berat ( Hipoxemia, >50% Paru pada gambaran radiologis 24
sampai 48 jam) 14%
• Penyakit kritis (Gagal napas, syok, multi-organ dysfunction
syndrome) mengenai 5%
• secara keseluruhan case fatality rate 2.3 to 5%

International pulmonologist consensust, 2020


TRANSMISI

Benda
Droplet Aerosol
Terkontaminasi

Feses Uteroplasenta

International pulmonologist consensust,2020


PATOGENESIS

Risitano et al., 2020. Complement as a target in COVID-19 ? Nature


KLASIFIKASI KASUS
1. Kasus Suspek 2. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/
Seseorang yang memiliki salah satu dari
meninggal dengan gambaran klinis yang
kriteria berikut:
meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Akut (ISPA) DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah 3. Kasus Konfirmasi
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal. Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA virus COVID-19 yang dibuktikan dengan
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
konfirmasi/probable COVID-19. a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
yang membutuhkan perawatan di rumah Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman
sakit DAN tidak ada penyebab lain pencegahan dan pengendalian coronavirus disease (covid-19)
berdasarkan gambaran klinis yang revisi ke-5. Direktorat jenderal pencegahan dan pengendalian
meyakinkan. penyakit; Juni 2020.
KLASIFIKASI KASUS
 4. Kontak Erat d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya
 Orang yang memiliki riwayat kontak kontak berdasarkan penilaian risiko lokal
dengan kasus probable atau konfirmasi yang ditetapkan oleh tim penyelidikan
COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud epidemiologi
epidemiologi setempat.
setempat.
antara lain:
a.
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus  Pada kasus probable atau konfirmasi yang
probable atau kasus konfirmasi dalam radius bergejala (simptomatik), untuk menemukan kontak
1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum
atau lebih. kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
b.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus timbul gejala.
probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan
berpegangan tangan,
tangan, dan
dan lain-lain).
lain-lain). 
 Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala
c.
c. Orang yang memberikan perawatan langsung (asimptomatik),
(asimptomatik), untuk
untuk menemukan
menemukan kontak
kontak erat
erat
terhadap kasus probable atau konfirmasi periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14
tanpa
tanpa menggunakan
menggunakan APD
APD yang
yang sesuai
sesuai standar.
standar. hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus
konfirmasi.
konfirmasi.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan
pengendalian coronavirus disease (covid-19) revisi ke-5. Direktorat
jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit; Juni 2020.
DIAGNOSIS PENCITRAAN
 Foto toraks
Gambaran tersering konsolidasi bilateral paru/ lobar/ multi-lobar
 CT toraks

Stage awal (hari 0-4 dari gejala  ground glass opacities (GGO) dengan penyebaran
subpleura dan umumnya di lobus bawah. Beberapa pasien dengan gambaran normal.
Stage Progressive (hari 5-8 dari gejala), Perburukan dari GGO yang menyebar kedua paru
dan multilobus, gambaran crazy-paving dan konsolidasi dengan airbronkogram.
Stage Puncak (Hari 9-13 dari gejala)  Konsolidasi memada temuan lainnya yaitu residual
parenchymal bands.
Stage Absorption (>14 hari dari gejala), GGO mulai menghilang.

International pulmonologist consensust, 2020


DIAGNOSIS PENCITRAAN

Foto toraks pasien hari ke 7 dari gejala

Burhan.E,Prasenohadi,Rogayah.R,Isbaniah.F, Reisa.T,Dharmawan,I.Indones J Intern Med. 2020.


 27 kasus (90%) kasus terdapat kelainan foto toraks, 60% gambaran
foto toraks berat. Gambaran konsolidasi 53,3% dan ground glass
opasiti 33,3%.

Muhammad Hafiz, Aziza Ghanie Icksan,Annisa Dian Harlivasari, Rizky Aulia, Febrina Susanti, Lourisa Eldinia. Clinical,
Radiological Features and Outcome of COVID-19 patients in a Secondary Hospital in Jakarta, Indonesia. 2020
Muhammad Hafiz, Aziza Ghanie Icksan,Annisa Dian Harlivasari, Rizky Aulia, Febrina Susanti, Lourisa Eldinia. Clinical,
Radiological Features and Outcome of COVID-19 patients in a Secondary Hospital in Jakarta, Indonesia. 2020
Muhammad Hafiz, Aziza Ghanie Icksan,Annisa Dian Harlivasari, Rizky Aulia, Febrina Susanti, Lourisa Eldinia. Clinical,
Radiological Features and Outcome of COVID-19 patients in a Secondary Hospital in Jakarta, Indonesia. 2020
DIAGNOSIS PENCITRAAN

Foto toraks pasien hari ke 7 dari gejala

Burhan.E,Prasenohadi,Rogayah.R,Isbaniah.F, Reisa.T,Dharmawan,I.Indones J Intern Med. 2020.


DIAGNOSIS PENCITRAAN

CT toraks pasien hari ke 7 dari gejala

Burhan.E,Prasenohadi,Rogayah.R,Isbaniah.F, Reisa.T,Dharmawan,I.Indones J Intern Med. 2020.


DIAGNOSIS LABORATORIUM
 Pemeriksaan laboratorium limfofenia 70% pasien, Peningkatan
Laju endap darah (70%), CRP (76,6%) dan LDH (40%).

Muhammad Hafiz, Aziza Ghanie Icksan,Annisa Dian Harlivasari, Rizky Aulia, Febrina Susanti, Lourisa Eldinia. Clinical,
Radiological Features and Outcome of COVID-19 patients in a Secondary Hospital in Jakarta, Indonesia. 2020
TATALAKSANA
 Apakah sudah ada terapi definitif?
• Belum ada obat pilihan
• Oxygen support
• Oxygen saturasi dijaga >90%
• Terapi cairan konservatif
• Berikan antibiotik empiris (Berdasarkan panduan manajemen
CAP)/ anti-viral (Oseltamivir)
• High dependency / ICU care when needed

International pulmonologist consensust,2020


EVMS Critical Care COVID-19 Management Protocol 08-01-2020 | evms.edu/covidcare
ANTIVIRUS MASIH DALAM PENELITIAN

 REMDESIVIR
• Memiliki efektivitas yang baik pada in-vitro terhadap SARS-CoV-2
• Belum ada publikasi Uji klinis fase 3
• Mekanisme kerja  Menghentikan transkripsi virus RNA
• Efek samping hepatotoksik
• Dosis: Dewasa: 200mg IV pada hari 1(loading dose) diikuti 100mg IV
selama 9 hari
• Anak: < 40 kg: 5 mg/kg IV pada hari 1, then 2.5 mg/kg IV per 24 jam

International pulmonologist consensust,2020


 Lopinavir/Ritonavir
• secara in vitro dapat menurunkan 50% replikasis  MERS Corona virus
• Efikasi belum terbukti
• Dosis: dewasa: 400/100mg PO /12 jam
• anak: (dihitung dosis lopinavir): Oral solution
• < 15kg: 12mg/kg/12 jam
• 15-40kg: 10mg/kg/12 jam
• >40kg: 400mg/12 jam
• tablet
• ≥15-25kg: 200mg/12 jam
• ≥25-35kg: 300mg / 12 jam
• >35kg: 400mg / 12 jam

International pulmonologist consensust,2020


 Ribavirin
• Inhibitor Polimerase RNA
• Penelitian baik pada MERS
• Risiko tinggi toksisitas
• Penyesuaian dosis ginjal
• Risiko anemia hemolitik
• Boxed warning for hemolytic anemia
• Belum ada studi padaSARS CoV2
• Dosis (Oral): 2 grams loading dose, dilanjutkan 3x600mg
International pulmonologist consensust,2020
 Oseltamivir
• Inhibitor enzim neuromidase di influenza
• Neuromidase tidak terdapat di SARS CoV2
• Belum ada penelitian  COVID-19
• Gejala klinis COVID-19 mirip dengan influenza
 • Lebih baik diberikan daripada perburukan gejala akibat
influenza
 • Dosis: 2x150mg untuk 5 hari

International pulmonologist consensust,2020


 CHLOROQUINE/HYDROXYCHLOROQUINE
• Mekanisme mencegah replikasi virus
• Tidak memerlukan penyesuaian dosis ginjal dan hepar
• efek samping pemanjangan QT
 • Dosis (Adult) : 2x400mg PO hari 1 , selanjutnya 2x200mg
selama 4 hari
• Anak: 6.5mg/kg/dosis/12 jam hari pertama, selanjutnya
3.25mg/kg/dosis/12 jam selama 4 hari (dosis maksimal yaitu dosis
dewasa)
International pulmonologist consensust,2020
 TOCILIZUMAB (optional)
• IL-6 inhibitor
• Menurunkan badai citokin yang terjadi pada COVID-19
• Laporan efektifitas tocilizumab banyak dari case series di itali
dan China.
• Efek samping: Peningkatan enzim liver, peningkatan risiko
reaktivasi infeksi respirasi lainnya.
• Dosis: 4-8 mg/kg (maksimal 400mg) IV sehari 1 kali

International pulmonologist consensust,2020


 ASCORBIC ACID
• Ascorbic acid menurunkan risiko mortalitas pada penelitian
CITRIS-ALI.
• Memiliki manfaat pada penelitian hewan coba dengan infeksi virus
corona (Atherton 1978).
• Dosis IV vitamin C dosis sedang (contoh: 4 x1.5 grams IV +
2x200 mg thiamine IV). Dosis ini aman namun belum ada penelitian
yang membuktikan efektivitasnya terhapat pneumonia virus

International pulmonologist consensust,2020


Hasil penelitian
kematian 28 hari
Vitamin C vs plasebo:
29,8% : 46,3% nilai
P=0,03
PERAN VITAMIN D3 DALAM SISTEM IMUN
PERAN ZINC DALAM SISTEM IMUN
ANTIINFLAMASI
Deksametason dapat
menurunkan risiko
kematian 1/3 total
keseluruhan pasien
yang terpasang
ventilator
Mesenkimal stem cell sekretom dapat
menyeimbangkan efek antiinflamasi
dan efek pro inflamasi
LAPORAN KASUS
 Seorang laki-laki usia 57 tahun
 KU sesak napas 3 hari SMRS
 Demam naik turun, Batuk kering
 Riwayat kontak : 1 minggu SMRS menguburkan pasien PDP
dengan protokol standar
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Keluhan Utama: Sesak napas
1 april keluhan sesak napas 3 april sesak napas memberat 8 april 2020
Saturasi 90% o2 15 LPM NRM Saturasi 95% dengan HFNC Konfirmasi
Terapi : Fio2 60% COVID 19
Azitromisin 1x500 mg Terapi :
Levofloxacin 1x750 mg Meropenem 3x1 gram 5 mei 2020
Oseltamivir 2x75 Levofloxacin 1x750 mg Pulang dengan
Klorokuin 2x500 mg Oseltamivir 2x75 hasil swab 2x
Isoprinosin 100 mg/kgbb/hari dibagi 4 negatif
Vit C 1x1000
Vit D3 2x1000
Metilprednisolon 2x62,5 mg
Heparin 2x5000 unit
Terapi COVID-19 terbaik yaitu tidak terkena COVID-

Anda mungkin juga menyukai